• Tidak ada hasil yang ditemukan

s pgsd kelas 1203943 chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "s pgsd kelas 1203943 chapter1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Kreativitas yang dimiliki seseorang tentu berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dari individu itu sendiri. Kreativitas memiliki kaitan erat dengan berpikir kreatif, dimana hasil dari berpikir kreatif tersebut dapat digunakan sebagai solusi baru terkait permasalahan yang ada dalam kehidupan. Kemampuan berpikir kreatif ini sangat bermanfaat bagi siswa terutama pada saat menghadapi suatu permasalahan. Permasalahan yang dihadapi siswa pada saat pembelajaran dapat diatasi dengan menggunakan berbaga cara. Upaya tersebut dapat diaplikasikan pula oleh siswa pada saat menghadapi permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya.

Kemampuan berpikir kreatif siswa dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran melalui suatu model yang disebut dengan problem based learning (PBL). Model problem based learning (PBL) merupakan suatu model yang menitikberatkan pada masalah yang harus dipecahkan oleh siswa dengan

mengikuti langkah-langkah yang telah ditetapkan. Menurut Shoimin (2014, hlm. 129) menyatakan bahwa “model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah

autentik dari kehidupan aktual siswa, untuk merangsang kemampuan berpikir tingkat tinggi”.Berdasarkan pernyataan tersebut telah jelas bahwa melalui pemecahan masalah pembelajaran akan lebih bermakna serta siswa lebih aktif dalam mengembangakan berbagai solusi terkait permasalahan yang diberikan.Model pembelajaran problem based learning (PBL) dilaksanakan secara kontekstual. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Overton (Sujana, 2014, hlm.

132) bahwa “pembelajaran kontekstual dapat menggambarkan keadaan budaya

(2)

kreatif siswa untuk bisa menciptakan sebuah solusi yang paling tepat untuk permasalahan yang ada.

Berdasarkan wawancara dari beberapa guru, khususnya di Sumedang Utara ternyata kemampuan berpikir kreatif siswa kurang berkembang. Dari wawancara tersebut terdapat beberapa poin penting yang menyebabkan siswa kurang mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Terkadang beberapa siswa memiliki kesulitan dalam mencermati berbagai masalah yang diberikan oleh guru. Siswa selalu membutuhkan kode atau kata kunci dari guru dalam menghadapi hal tersebut. Selain itu, siswa cenderung memberikan jawaban yang sama dengan jawaban siswa yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa pemikiran siswa terhadap sesuatu kurang terbuka. Pembelajaran IPA dirasakan berat oleh siswa karena cenderung pada pemberian teori serta hafalan. Media yang selalu digunakan fokus pada buku sumber serta pembelajaran masih berpusat pada guru. Akibatnya siswa kurang mengembangkan kemampuan dan keterampilannya secara utuh. Hal tersebut dapat berpengaruh pada kemampuan berpikir siswa yang dapat berdampak pula pada suasana pembelajaran yang kurang kondusif.

Guru harus berupaya untuk membangkitkan semangat serta rasa ingin tahu siswa akan sesuatu. Upaya tersebut dapat dilakukan dalam prosespembelajaran yang diatur semenarik mungkin.Dalam pelaksanaanya, siswa harus menjadi tokoh

utama dalam pembelajaran. Maksudnya, pembelajaran yang berpusat pada siswa

(student center) sehingga siswa dapat terlibat secara langsung dalam

pembelajaran.Hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan keterampilan siswa, diantaranya memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dengan siswa lain dan mendorong siswa untuk mengembangkan sebuah alternatif untuk memecahakan suatu permasalahan agar pembelajaran lebih bermakna. DalamUndang-undangNomor 20Tahun 2003 Pasal 3 dijelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional, yaitu:

Pendidikannasionalbertujuanuntukmengembangkankemampuandanmembe

ntukwataksertaperadabanbangsa yang

bermartabatdalamrangkamencerdaskankehidupanbangsa,

(3)

Apabila dimaknaidenganbaik, makatujuanpendidikannasionaltersebutsalahsatunyaadalahmenginginkanwarganeg ara yang memiliki ilmu pengetahuan dan kreativitas sebagai bekal untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi dalam kehidupan. Melalui pendidikan dan kegiatan pembelajaran, potensi atau kemampuan tersebut dapat diperoleh dengan baik.Matapelajaranyang mampu mengantar siswa untuk menjadi individu yang berilmu dan kreatifadalahIlmu Pengetahuan Alam (IPA).Alasanmengapa mata pelajaranIPA mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi karena pada dasarnya IPA merupakan ilmu pengetahuan yang sistematis serta mampu menghubungkan gejala-gejala alam yang dilakukan dengan proses pengamatan. Konsep atau fakta yang ada dapat dibuktikan kebenarannya melalui pengamatan secara ilmiah yang artinya teori dengan fakta memiliki kesesuaian.

Dalam hal ini, kemampuan berpikir kreatif merupakan goals penelitianharusdapatterukurdenganjelasmelaluiinstrumen yang menyediakan permasalahan kehidupan sehari-hari. Materi yang dipilih harus memiliki keterkaitan dengan berbagai aktivitas manusia dengan lingkungan karena pada saat penelitian siswa akan dihadapkan pada suatu permasalahan yang terdapat di sekitar siswa, melakukan pengamatan, mengidentifikasi masalah, hingga

menemukan alternatif untuk memecahkan masalah. Denganberbagaipertimbangantertentu, penelitianinimemfokuskanmateripesawat sederhana yang terdapatpadakompetensidasar di kelas V. Alasandipilihnyamateritersebutadalahkarenasangateratdengankehidupanmanusia. Kegiatan pengamatan dan analisis permasalahan mudah dilakukan oleh siswa secara langsung, sehingga dapat mendorong siswa untuk berpikir kreatif. Dengan demikian untuk mengetahui perkembangan kemampuan berpikir kreatif siswa,

dilaksanakan sebuah penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Problem Based

Learning

(4)

B.Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkanlatarbelakangmasalah yang menjadiacuandalampenelitianini, dapatdirumuskanbeberapamasalahuntukdijawabpadabahasanselanjutnya.Adapunr umusanmasalahnyasebagaiberikut.

1. Apakahpembelajaranmenggunakan model problembased

learningdapatmeningkatkankemampuanberpikirkreatifsiswakelas V

sekolahdasarpadamateripesawatsederhana?

2. Apakahpembelajarankonvensionaldapatmeningkatkankemampuanberpikirkreat ifsiswakelas V sekolahdasarpadamateripesawatsederhana?

3. Apakahterdapatperbedaanpeningkatankemampuanberpikirkreatifsiswa yang mengikutipembelajaranmenggunakan model problem based

learningdengansiswa yang mengikutipembelajarankonvensional

padamateripesawatsederhana?

4. Bagaimanaresponsiswaterhadappembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran problem based learning?

5. Faktorapasaja yang mendukung proses pembelajaran IPA menggunakan model

problem based learning?

6. Faktorapa saja yang menghambat proses pembelajaran IPA menggunakan model problem based learning?

Dalampenelitianini, kemampuan berpikir

kreatifsiswadibatasiolehbeberapaindikator, yaitu berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinil, dan berpikir terperinci.Alasanmenggunakanindikator-indikatortersebutadalahberdasarkanusiaperkembangansiswa di sekolahdasar yang umumnyaberadapadatahapoperasionalkonkret,

sehinggamerekadianggapmampuuntukmencapainya.

Penelitianinidilakukanpadasiswasekolahdasarkelas V di KecamatanSumedang Utara KabupatenSumedangtahunajaran 2015/2016 semester genap.Pesawat sederhanadipilihdalampenelitiankarenamemilikialasan-alasantertentu,

yaitusebagaiberikut.

(5)

2.

Materidapatdikontekskandengankehidupansehari-hariuntukmenghasilkankebermaknaandalampembelajaran.

3. Materidisampaikan secarakontekstual dimana siswa mampu menghubungkan teori dan pengetahuan yang dimilikinya dengan kehidupan nyata.

4. Materidapatdenganluwesdikembangkan yang

disesuaikandengantuntutankurikulumdankontekslingkungansekitarsiswa.

C.Tujuan Penelitian

Melihatmasalah yang telahdirumuskansebelumya, tujuan yang hendakdicapaidalampenelitianeksperimeniniadalahsebagaiberikut.

1. Mengetahuipengaruhmodel pembelajaran problem based

learningterhadappeningkatankemampuanberpikir kreatifsiswakelas V

sekolahdasarpadamateripesawat sederhana. 2. Mengetahuipengaruhpembelajaran

konvensionalterhadappeningkatankemampuanberpikir kreatifsiswakelas V sekolahdasarpadamateripesawat sederhana.

3. Mengetahuiperbedaankemampuanberpikir kreatifsiswa yang

mengikutipembelajaran menggunakan model problem based learning dengan siswa yang mengikuti pembelajaranmenggunakankonvensional padamateripesawatsederhana.

4. Untukmengetahuiresponsiswaterhadappembelajaran IPA menggunakan model pembelajaranproblem based learning.

5. Mengetahui faktor yang mendukung proses pembelajaran IPA menggunakan model problem based learning.

6. Mengetahui faktor yang menghambat proses pembelajaran IPA menggunakan model problem based learning.

D.Manfaat Penelitian

Setiappenelitianapabiladilakukandengan optimal tentu memilikimanfaattersendirisebagaidampakdari proses yang dilaluibesertahasil yang dicapai. Adapunmanfaatdaripenelitianinidapatdirasakanolehpeneliti, guru, siswa, sekolah, danpeneliti lain. Berikutiniadalahuraianmanfaatdaritersebut.

(6)

Manfaatpenelitianbagipenelitiyaitu dapat mengetahui efektivitas model

problem based learning dalam kegiatan pembelajaran. Di samping itu,

penelitian yang dilakukan dapat membantu meningkatkan kemampuan dalam bidang akademik sehingga kualitas diri meningkat.

2. Bagi Guru

Bertambahnyawawasan guru mengenaikeefektifansebuahmodelpembelajaran.

Dampakpositiflainnyaadalah guru

akantermotivasiuntukmenjadiseorangpengajar yang lebih baik lagi dengan memahami serta mengembangkan model pembelajaran demi terciptanya suasana kelas yang kondusif.

3. BagiSiswa

Siswa yang terlibatdalampenelitianakanmengubahgayabelajarnyaagar lebih baik. Model pembelajaran problem based learning dapat mendorong siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar, karena pada dasarnya mereka dituntut untuk mengeluarkan gagasan dan mengidentifikasi suatu permasalahan walaupun darisudutpandang yang berbeda. Selain itu, siswa dapat menghubungkan antara pengetahuan yang diterimanya di dalam kelas dengan kehidupan nyata.

4. BagiSekolah

Diadakannya penelitian dapat memberikan nilai positif bagi sekolah serta mendorong sekolah untuk memiliki kualitas yang unggul dan daya saing tinggi. 5. BagiPeneliti Lain

Penelitilaindapatmenjadikanhasilpenelitiansebelumnyasebagaibahanreferensi khususnya mengenai model problem based learning terhadap kemampuanberpikir kreatif siswa.

E.Struktur Organisasi Skripsi

(7)

BAB II Landasan Teoretis berisi tentang penjabaran hakikat pembelajaran IPA, pembelajaran IPA di sekolah dasar, model pembelajaran yang digunakan termasuk kelebihan dan kekurangannya serta didukung dengan teori-teori belajar. Selain itu diuraikan mengenai kemampuan berpikir kreatif siswa yang menjadi

goals dalam penelitian. Kemampuan berpikir kreatif ini diterapkan pada materi

pesawat sederhana, karena materi tersebut memungkinkan siswa untuk melakukan pengamatan secara langsung serta mampu mengasah kemampuan berpikir kreatif siswa. Pada bab kedua diuraikan pula hasil penelitian relevan yang dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan penelitian. Hasil penelitian relevan tersebut dijadikan pula sebuah kerangka berpikir dari penelitian yang dilakukan. Melalui kerangka berpikir dapat disusun beberapa hipotesis penelitian.

BAB III Metode Penelitian menjelaskan beberapa poin, diantaranya metode dan desain penelitian, subjek penelitian, lokasi dan waktu penelitian, variabel dalam penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan teknik pengolahan dan analisis data. Pada intinya bagian ini menjelaskan tentang hal-hal yang dibutuhkan dalam penelitian hingga teknik pengolahan dan analisis data yang diperlukan dalam penelitian.

BAB IV menjelaskan mengenai hasil dari penelitian yang dilaksanakan. Data-data yang diperoleh masing-masing diolah dengan menggunakan

perhitungan tertentu.

Referensi

Dokumen terkait

The geometry of individual buildings in LOD1 and LOD2 may be represented in a multitude of valid forms within the same LOD. For instance, the top of a LOD1 building may represent

Pada transmisi RADAR sinyal diterima yang secara kenyataan adalah gelombang yang dipantulkan dari obyek, Sinyal polarisasi berbeda tergantung dengan tipe obyek, tanpa

kualifikasi terhadap hasil evaluasi penawaran yang telah Saudara-saudara

Komputer server pada kasus ini juga bertindak sebagai penggerak dan pemutar kamera dalam aplikasi, sedangkan komputer client hanya digunakan untuk menerima data posisi dan

Hal ini dapat terlihat dari hasil analisa koefisien korelasi yang positif sebesar 54.6 dan serta diperoleh juga nilai korelasi pengaruh biaya Iklan dan Kehumasan terhadap

Berdasarkan hasil analisa dan survei data yang dilakukan, diketahui bahwa tebal perkerasan yang dibutuhkan lebih besar dari hasil perencanaan proyek, dimana hasil analisa ini

Perilaku cuci tangan pakai sabun bukan merupakan perilaku yang biasa dilakukan sehari-hari oleh masyarakat pada umumnya. Rendahnya perilaku cuci.. tangan pakai sabun dan

Proyek Bank Jabar Depok merupakan proyek re-built gedung dari Bank Jabar, gedung yang akan baru dibangun ini memiliki 4 lantai, Dengan lama pengerjaan selama 270 hari atau sekitar