Penghapusan Sanksi Bunga
Atas Utang Pajak
Anda Dikenai Sanksi Bunga
Atas Utang Pajak?
Kementerian Keuangan RI
Direktorat Jenderal Pajak
Panduan ini bersifat informasi untuk memudahkan pemahaman masyarakat mengenai peraturan terkait.
Beberapa ketentuan dalam panduan ini dapat berubah mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku Tahun pencetakan leaflet 2015
Nomor: PJ.091/KUP/L/002/2015-01
Contoh tampilan e-Faktur:
Berapa lama proses penyelesaian ataspermohonan tersebut?
Dalam hal permohonan telah memenuhi ketentuan dan persyaratan yang ditentukan, Direktur Jenderal Pajak memberikan penghapusan sanksi bunga dengan menerbitkan Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi atau Surat Keputusan Penghapusan Sanksi Administrasi atas masing-masing STP yang diajukan permohonan, paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat permohonan diterima.
Bagaimana dengan proses penagihan pajak dalam hal pengajuan permohonan?
Dalam hal Anda mengajukan permohonan penghapusan, tindakan penagihan pajak atas STP yang diajukan permohonan ditangguhkan sampai dengan tanggal diterbitkannya Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi atau tanggal Surat Pengembalian Permohonan Penghapusan Sanksi Administrasi.
Manfaatkan Penghapusan Sanksi Pajak #PajakMilikBersama
Apabila Anda mempunyai Utang Pajak yang timbul sebelum tanggal 1 Januari 2015 dan Anda melunasi Utang Pajak tersebut sebelum tanggal 1 Januari 2016, Anda dapat memperoleh penghapusan sanksi bunga atas Utang Pajak.
Apa dasar hukumnya?
Apa yang dimaksud dengan Utang Pajak?
Utang Pajak adalah jumlah pajak yang tidak atau kurang dibayar pada saat jatuh tempo pelunasan sebagaimana tercantum dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, serta Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang masih harus dibayar bertambah.
Sanksi apa yang dikenai atas Utang Pajak yang tidak atau kurang dibayar?
Sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan.
Apakah ada ketentuan yang harus dipenuhi?
• permohonan dapat diajukan paling banyak 2 (dua) kali;
• permohonan yang kedua harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat keputusan yang pertama dikirim, kecuali dalam keadaan
force majeur. Yang menjadi dasar hukum penghapusan sanksi bunga atas
Utang Pajak:
a. Pasal 36 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (Undang-Undang KUP);
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.03/2015 tentang Penghapusan Sanksi Administrasi Bunga yang Terbit Berdasarkan Pasal 19 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009.
Bagaimana cara memperoleh penghapusan sanksi bunga atas Utang Pajak?
Untuk dapat memperoleh penghapusan sanksi bunga atas Utang Pajak, Anda harus menyampaikan surat permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak.
Ada. Permohonan penghapusan sanksi bunga harus memenuhi ketentuan:
a. Utang Pajak telah dilunasi oleh Wajib Pajak (WP); dan b. terdapat sisa sanksi bunga dalam Surat Tagihan Pajak (STP)
yang belum dibayar oleh WP.
Apa persyaratan yang harus dipenuhi?
Permohonan penghapusan sanksi bunga harus memenuhi persyaratan:
a. 1 (satu) permohonan untuk 1 (satu) STP, kecuali dalam hal atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding atau Putusan Peninjauan Kembali diterbitkan lebih dari 1 (satu) STP, maka 1 (satu) permohonan dapat diajukan untuk lebih dari 1 (satu) STP;
b. diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia;
c. melampirkan bukti pelunasan Utang Pajak berupa Surat Setoran Pajak (SSP) atau sarana administrasi lain yang dipersamakan dengan SSP;
d. disampaikan ke KPP tempat WP terdaftar; dan
e. ditandatangani oleh WP dan dalam hal surat permohonan ditandatangani bukan oleh WP, surat permohonan tersebut harus dilampiri dengan surat kuasa khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3) Undang-Undang KUP.