Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh
Tahun 2012
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh
Tahun 2012
i
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, telah
tersusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2012
Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh. Selain dalam rangka menindaklanjuti
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor: 7 Tahun 1999 tentang Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), yang dituangkan dengan Surat
Edaran Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi
Negara Nomor : 29 Tahun 2010 tertanggal 31 Desember 2010 yang kemudian di
tindaklanjuti dengan surat Sekretaris Mahkamah Agung RI No :
676-1/SEK/KU.01/XII/2012 tanggal 20 Desember 2012 tentang penyampaian lakip tahun
2012 dan dokumen penetapan kinerja tahun 2013.
Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh merasa bertanggung jawab untuk
menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagaimana
tersebut diatas, sehingga program kerja dan capaian kinerja yang di tetapkan dapat
dilaksanankan dengan baik.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pengadilan
Tinggi/Tipikor Banda Aceh, selain memenuhi agenda reformasi birokrasi merupakan
suatu kewajiban pertanggungjawaban Akuntabilitas Lembaga, merupakan suatu
perwujudan tanggung jawab, transparansi dan menyangkut suatu bentuk
Akuntabilitas dari suatu lembaga, agenda reformasi birokrasi dilingkungan Lembaga
Peradilan, yang pada akhirnya dapat menciptakan pemerintah yang baik (good
governance). Sasaran pokoknya adalah penyelenggaraan Peradilan yang
professional, transparan, akuntabel, bersih dan bebas KKN, semangat pelayanan dan
pertanggung jawaban public, serta integritas pengabdian di bidang penegakan
ii
menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan akuntabilitas
ini pada dasarnya merupakan laporan pelaksanaan kegiatan dan sebagai acuan
dalam rencana kinerja yang akan diwujudkan pada setiap tahunnya. LAKIP tahun
2012 ini diharapkan lebih menggambarkan adanya transparansi dan akuntabilitas di
lingkungan Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh.
Pada akhirnya dengan tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dari Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh diucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang membantu tersusunnya LAKIP ini.
Banda Aceh, Januari 2013 KETUA PENGADILAN TINGGI/ TIPIKOR BANDA ACEH
iii
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ...iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Tugas dan Fungsi ... 2
C. Sistematika Penyajian ... 13
BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA A. Rencana Strategis ... 15
1. Visi dan Misi Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh ... 15
2. Tujuan dan Sasaran Strategis ... 18
B. Sumber Daya Manusia Yudisial dan Nonyudisial... 25
C. Matrik Sasaran Strategis Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh ... 28
D. Indikator Kinerja Utama Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh ... 32
E. Rencana Kinerja Tahunan Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh Tahun 2012... 35
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Pengukuran Kinerja ... 38
iv
A. Kesimpulan ... 43
B. Saran-saran ... 43
BAB V LAMPIRAN A. STRUKTUR ORGANISASI ... 54
B. RENCANA STRATEGIS 2010-2014 ... 55
C. RENCANA KERJA TAHUNAN 2013... 56
D. INDIKATOR KINERJA UTAMA ... 57
BAB I PENDAHU LUAN
A. Latar Belakang
Mahkamah Agung kini sedang melakukan pembaruan cetak biru (blue print) Mahkamah Agung untuk masa 25 tahun mendatang. Cetak Biru ini akan dicapai
melalui 5 rencana dan strategi hingga tahun 2030. Dalam kegiatan ini, Mahkamah
Agung akan merumuskan Visi dan Misi baru. Visi Mahkamah Agung yang kini telah
ditetapkan adalah terwujudnya badan peradilan yang agung. Dalam visi ini tergambar
arah pencapaian peradilan Indonesia yang modern, bertanggung jawab, kredibel.
Sedangkan Misi Mahkamah Agung adalah menjaga kemandirian badan peradilan,
memberikan pelayanan hukum, meningkatkan kualitas pimpinan badan peradilan dan
mewujudkan kredibilitas dan transparansi lembaga peradilan”
Sebagaimana ditegaskan dalam Cetak Biru (blue print) pembaruan Mahkamah Agung RI bahwa VISI Mahkamah Agung adalah “terwujudnya badan peradilan yang
agung”. Dalam visi ini tergambar arah pencapaian peradilan Indonesia yang modern,
bertanggung jawab, kredibel. Sedangkan Misi Mahkamah Agung adalah menjaga
kamandirian badan peradilan, memberikan pelayanan hukum, meningkatkan kualitas
pimpinan badan peradilan dan mewujudkan kredibilitas dan transparansi lembaga
peradilan.
Dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, maka Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda
Aceh merespon perkembangan dan perubahan dalam (pembaruan) agar dinamika
lembaga peradilan dapat memenuhi tuntutan peran institusional kekuasaan
kehakiman yang profesional, berintegritas dan bermartabat. Tuntutan ini menyangkut
perubahan pola pandang ,prilaku, dedikasi aparatur, kelengkapan sarana / prasarana
dan evaluasi.
Untuk mencapai visi, misi dan merespon perkembangan perubahan dan tuntutan
Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh tertuju kepada peningkatan kemampuan,
ketrampilan aparatur melalui penyelenggaraan Sosialisasi, workshop, seminar,
publikasi, diklat,bintek, peningkatan sarana dan prasarana, penunjang pelaksanaan
tugas, peningkatan pembinaan dan pengawasan internal.
B. Tugas dan Fungsi
Tugas :
Tugas Pokok dan Kewenangan Pengadilan tinggi.
Pengadilan Tinggi bertugas dan berwenang :
Pengadilan Tinggi sebagai badan yang melaksanakan dan kekuasaan kehakiman,
adalah merupakan Pengadilan negara tingkat banding di peradilan, dalam
melaksanakan tugasnya, terlepas dari pengaruh Pemerintah dan luar lain, serta
melakukan suatu pengawasan ditingkat seluruh satker yang berada di wilayah
Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh.
Fungsi
Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh sebagai lembaga peradilan di
tingkat banding di Wilayah Propinsi Aceh fungsi utama lembaga yaitu :
A. Fungsi Peradilan
1) Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh merupakan pengadilan tingkat Banding
di wilayah Propinsi Aceh bertugas membina keseragaman dalam penerapan
hukum melalui putusan Banding untuk menjaga agar semua hukum dan
undang-undang di seluruh wilayah Aceh diterapkan secara adil dan benar.
2) Disamping tugasnya sebagai Pengadilan tingkat Banding, Pengadilan
Tinggi/Tipikor Banda Aceh memeriksa dan memutus pada tingkat pertama.
B. Fungsi Pengawasan
1) Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh melakukan pengawasan terhadap
3
dilakukan pengadilan-pengadilan ditingkat pertama diselenggarakan dengan
seksama dan wajar dengan berpedoman pada azas peradilan yang sederhana,
cepat dan biaya ringan, tanpa mengurangi kebebasan dalam memeriksa
dan memutus perkara.
2) Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh juga melakukan pengawasan Terhadap
pekerjaan pengadilan dan tingkah laku para Hakim dan perbuatan Pejabat
pengadilan dalam menjalankan tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas
pokok Kehakiman, yakni dalam hal menerima, memeriksa, mengadili, dan
menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya, dan meminta keterangan
tentang hal-hal yang bersangkutan dengan teknis peradilan serta memberi
peringatan, teguran dan petunjuk yang diperluka n tanpa mengurangi kebebasan
Hakim-Hakim.
Adapun tugas dan fungsi bagan organisasi Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh
meliputi :
Tugas Ketua Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh
1. Mengkoordinir Manajemen Peradilan, meliputi :
Program Kerja, pelaksanaan/ pencapaian target, pengawasan/ pembinaan,
evaluasi kegiatan, pembagian tugas antara Ketua Pengadilan Tinggi/ Tipikor
dan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh.
2. Mengkoordinir Administrasi Perkara, meliputi :
Penerimaan perkara, penerimaan Permohonan banding, penerimaan
permohonan Kasasi, penerimaan permohonan Peninjauan kembali,
penerimaan permohonan Grasi/remisi, Keuangan perkara, Pemberkasan
perkara dan Kearsipan, Pelaporan.
4
Sistem pembagian perkara dan penentuan Majelis Hakim, ketepatan waktu
pemeriksaan dan penyelesaian perkara, minutasi perkara, pelaksanaan
putusan (eksekusi).
4. Mengkoordinir Administrasi Umum, meliputi :
Kepegawaian, Keuangan, Umum (inventaris, perpustakaan, tertib Persuratan,
tertib Perkantoran).
5. Mengkoordinir Kinerja Pelayanan Publik, meliputi :
Pengelolaan manajemen, mekanisme pengawasan, kepemimpinan, pembinaan
dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan kerohanian /
keagamaan, pemeliharaan / perawatan inventaris, ketertiban, kedisplinan,
ketaatan, kebersihan dan kerapian. Kecepatan dan ketepatan penanganan
perkara. Penanganan pengaduan masyarakat.
Tugas Wakil Ketua Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh
1. Mengkoordinir Pengawasan intern.
2. Menunjuk Hakim dalam perkara Perdata dan Pidana
3. Membantu / mewakili Ketua Pengadilan Tinggi/ Tipikor dalam pelaksanaan
tugas Ketua Pengadilan Tinggi/ Tipikor dalam bidang tugas Ketua
Pengadilan Tinggi/ Tipikor.
Tugas Hakim Tinggi
a. Perkara Perdata
1. Menerima berkas perkara dari kepaniteraan perdata untuk dipelajari dan
bermusyawarah dengan Majelis untuk menetapkan hari sidang.
2. Terlebih dahulu mengupayakan perdamaian diantara para pihak yang
berperkara melalui Mediasi.
3. Melakukan pemeriksaan perkara di Persidangan sesuai ketentuan Hukum
5
4. Menetapkan perlu tidaknya meletakkan Sita jaminan, memeriksa saksi Ahli
atau pemeriksaan setempat.
5. Bertanggung jawab atas perbuatan dan kebenaran berita acara persidangan
dan menandatanganinya sebelum sidang berikutnya.
6. Mengemukakan pendapat dalam musyawarah sebelum putusan.
7. Menyiapkan dan memaraf naskah putusan lengkap sebelum diucapkan
dipersidangan.
8. Memantau pelaksanaan administrasi perkara pasca putusan seperti
minutasi, pengiriman berkas dalam hal perkara banding / kasasi.
9. Mempelajari dan mendiskusikan secara berkala kepustakaan hukum yang
sedang berkambang, seperti hasil rakernas/rakerda maupun buku-buku yang
diterima dari Mahkamah Agung RI.
b. Perkara Pidana
1. Menerima berkas perkara dari Kepaniteraan untuk dipelajari dan
memusyawarahkan dengan Majelis guna menetapkan hari sidang.
2. Dalam hal terdakwa ditahan menetapkan perlu tidaknya mengeluarkan
penetapan penahanan lanjutan, menangguhkan penahanan atau merubah
jenis penahanannya.
3. Melaksanakan pemeriksaan perkara di persidangan sesuai dengan
ketentuan Hukum acara yang berlaku.
4. Bertanggung jawab atas perbuatan dan kebenaran berita acara persidangan
dan menandatanganinya sebelum sidang berikutnya.
5. Mengemukakan pendapat dalam musyawarah sebelum putusan.
6. Menyiapkan dan memaraf Naskah perkara putusan lengkap sebelum
diucapkan.
6
8. Memantau pelaksanaan Administrasi perkara pasca putusan seperti
minutasi, pengiriman berkas dalam hal perkara Banding.
9. Dalam hal terdakwanya anak-anak (peradilan anak) menghubungi BISPA
dan orang tua terdakwa agar menghadiri persidangan.
10. Secara berkala ikut serta dalam forum pertemuan antar Penegak Hukum
(Diljapol).
11. Mempelajari dan mendiskusikan secara berkala Kepustakaan Hukum yang
sedang berkala, seperti hasil Rakernas / Rakerda maupun buku-buku yang
diterima dari Mahkamah Agung RI.
c. Bidang Administrasi dan Pengawasan
Melakukan Pengawasan yang ditugaskan Ketua Pengadilan untuk mengamati
apakah tugas penyelenggaraan Administrasi perkara dan administrasi Umum
(sesuai tugas pengawasan bidang masing-masing) telah dilaksanakan sesuai
ketentuan yang berlaku dalam melaporkannya kepada pimpinan pengadilan.
Tugas Panitera/ Sekretaris
a. Bidang Teknis Peradilan
1. Bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, putusan, dokumen, akta,
buku daftar, biaya perkara, uang titipan pihak ketiga, surat-surat bukti dan
surat-surat lainnya yang disimpan dikepaniteraan.
2. Mengatur tugas Wakil Panitera, Panitera Muda dan Panitera Pengganti.
3. Menerima serta membuat daftar semua perkara, permohonan dan pendaftaran
badan hukum yang diterima di kepaniteraan.
4. Memantau pelaksanaan Program kerja, pelaksanaan dan laporan pertanggung
jawaban DIPA.
5. Mengevaluasi proses penyelesaian administrasi Perkara dan administrasi
7
6. Melakukan penunjukan Panitera Pengganti untuk mengikuti sidang.
7. Melaksanakan panggilan-panggilan, menyampaikan surat-surat exploit atas
perintah Ketua Pengadilan.
b. Bidang Administrasi Umum Peradilan
1. Mengatur tugas Wakil Sekretaris, para Kepala Urusan baik Umum,
Kepegawaian dan Keuangan.
2. Menyusun rencana kerja Panitera / Sekretaris Pengadilan Tinggi/ Tipikor.
3. Melakukan penilaian dan pengesahan penilaian pelaksanaan pekerjaan
bawahan.
4. Mengkoordinasikan pengelolaan Anggaran DIPA Pengadilan Tinggi/ Tipikor
sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku dan
mengkoordinasikan pengelolaan Anggaran Pembangunan.
5. Melakukan pengendalian Administrasi umum dalam lingkungan Pengadilan
Tinggi/ Tipikor.
6. Menguasai bagian Anggaran dan kewajiban, mengetahui semua penerimaan
dan pengeluaran yang berkaitan dengan APBN serta berkewajiban membuat
evaluasi dan pelaporan kepada Sekretaris Mahkamah Agung RI.
Tugas wakil Panitera
1. Membantu tugas Panitera /Sekrataris untuk secara langsung membina, meneliti
dan mengawasi pelaksanaan tugas administrasi perkara, antara lain Ketertiban
dalam mengisi buku register perkara, membuat laporan periodik dan lain-lain.
2. Melaksanakan tugas Panitera/ Sekretaris apabila Panitera/ Sekretaris
berhalangan.
3. Melaksanakan tugas yang didelegasikan kepadanya.
8
Tugas Wakil Sekretaris
1. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan Kepegawaian,
Keuangan serta Perlengkapan dan kerumahtanggaan dalam rangka
memberikan pelayanan administratif dan penyediaan service pendukung
kelancaran pelaksanaan Tupoksi dalam lingkungan Pengadilan Tinggi/ Tipikor
Banda Aceh berdasarkan Peraturan Perundang-undangan.
2. Mengkoordinasikan penyusunan Rencana Kegiatan Anggaran Kementerian dan
Lembaga (RKAKL) Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh dan seluruh Satker
dalam Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh.
3. Mengkoordinir pelaksanaan Laporan Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan
Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK
BMN).
4. Melaksanakan tugas dan fungsi sebagai Pejabat Pembuat Komitmen.
5. Melaksanakan tugas Kesekretariatan.
6. enyusun Rencana Kegiatan Tahunan Kesekretariatan dan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan Anggaran tahun berjalan.
7. Membantu pelaksanaan fungsi monitoring dan pengendaliaan pelaksanaan
Anggaran jajaran peradilan dalam wilayah hukum Pengadilan Tinggi/ Tipikor
Banda Aceh.
8. Melaksanakan pengawasan melekat (waskat) terhadap Sub Bagian Umum,
Keuangan dan Kepegawaian.
Tugas Panitera Muda Pidana
1. Melaksanakan administrasi perkara, mempersiapkan perkara, menyimpan
berkas perkara yang masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan
masalah perkara pidana.
9
3. Penyampaian berkas perkara dan surat-surat terkait dengan perkara kepada
majelis
4. Pelaksanaan pemberkasan perkara
5. Pengiriman berkas perkara ke pengadilan negeri
6. Penyerahan berkas perkara banding untuk diarsipkan
7. Pembuatan konsep-konsep laporan perkara pidana
8. Bertanggung jawab atas keseluruhan penyelesaian tugas kepaniteraan pidana.
Tugas Panitera Muda Perdata
1. Pelaksanaan registrasi perkara
2. Penyampaian berkas perkara dan surat-surat terkait dengan perkara kepada
majelis
3. Pelaksanaan pemberkasan perkara
4. Pengiriman berkas perkara kepada pengadilan negeri
5. Penyerahan berkas perkara banding untuk diarsipkan
6. Pelaksanaan administrasi keuangan perkara
7. Penyerahan penerimaan Negara Bukan Pajak ( PNBP ) kepada Bendahara
Penerima
8. Pembuatan konsep-konsep laporan perkara perdata
9. Bertanggung jawab seluruh pelaksanaan tugas Kepaniteraan perdata.
Tugas Panitera Muda Hukum
1. Pembuatan konsep-konsep laporan perkara pidana dan perdata;
2. Pengiriman laporan-laporan setiap awal bulan ke Mahkamah Agung RI;
3. Pembuatan Statistic perkara Pidana dan Perdata;
4. Menangani Surat Pengaduan;
5. Penyusunan dan pemeliharaan arsip perkara;
10
7. Mengkoordinir kearsipan berkas perkara;
8. Bertanggung jawab seluruh pelaksanaan tugas kepaniteraan Hukum.
Tugas Panitera Pengganti
Membantu Hakim dalam Hal :
1. Menerima berkas perkara pidana/perdata dari Hakim;
2. Mengetik Vonis Pidana/ Perdata, selanjutnya diserahkan kepada Hakim untuk
dikoreksi atau menandatangani;
3. Legalisir oleh Panitera/ Wakil Panitera;
4. Menyerahkan kepada Panitera Muda Pidana/ Perdata.
Tugas Sub Bagian Keuangan
1. Perencanaan Anggaran
- Membuat dan menyusun Usul RKA-KL dan Data dukung Pengadilan
Tinggi/ Tipikor Banda Aceh untuk disampaikan/ kirim ke Biro
Perencanaan Mahkamah Agung RI
- Menghimpun Backup Usul RKA-KL Pengadilan Negeri se Provinsi Aceh
untuk disampaikan/kirim ke Biro Perencanaan Mahkamah Agung RI
2. Administrasi Keuangan
- Membuat Surat Keputusan Pendelegasian Wewenang Ketua Pengadilan
Tinggi/ Tipikor Banda Aceh Tentang Penunjukan Ketua Pengadilan
Tingkat Pertama (Ketua Pengadilan Negeri) se Provinsi Aceh sebagai
Kuasa Pengguna Anggaran, setelah menerima SK dari Mahkamah
Agung RI
- Membuat Surat Keputusan Pendelegasian Wewenang Ketua Pengadilan
Tinggi Banda Aceh Tentang Penunjukan Panitera/ Sekretaris Pengadilan
Tinggi/ Tipikor Banda Aceh sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
11
- Membuat Surat Keputusan Panitera Sekretaris Pengadilan Tinggi/ Tipikor
Banda Aceh Tentang Penunjukan Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat
Pembuat/ Penandatangan SPM, Bendahara Pengeluaran, Bendahara
Penerimaan dan Staf Pengelolaan Keuangan serta Penunjukan Tenaga
Honorer (SATPAM, Supir, Clearning Servis dan Operor IT).
- Membuat dan menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM)
3. Pelaksanaan Anggaran DIPA
a. DIPA Badan Urusan Administrasi
• Belanja Gaji, kegitan meliputi : Membuat Gaji Induk, Gaji susulan,
Uang Makan, Uang Lembur, Gaji ke 13, Mengajukan usul Tunjangan
Kinerja (Remunerasi) dan Pertanggung Jawaban.
• Belanja Barang, kegiatan meliputi : Permintaan Uang Persediaan (UP),
Tambahan Uang Persediaan (TUP) dan SPM LS untuk Belanja Barang
Operasional dan Belanja Non Operasional
• Menyetoran Pajak Pelaksanaan Anggaran DIPA dan PNBP ke Kas
Negara
b. DIPA Direktoran Jenderal Badan Peradilan Umum
•
Pembinaan Penyelesaian Perkara
•
Aparatur yang mengikuti Bimbingan Teknis administrasi badilum.
4. Pelaksanaan Penatausahaan Keuangan :
- Melaksanakan tertib Administrasi Pembukuan Bendahara Pengeluaran
(Buku kas umum, Buku Pembantu Kas Tunai, Bank, Uang Persediaan, LS
Bendahara, Pajak, Uang Muka Perjalanan Dinas, Kas lainnya ( Tunjangan
Kenerja (Remunerasi) ) berdasarkan PMK No. 73/PMK.05/2008, PDP No.
47/PB/2009 dan Surat Ka BUA No. 08/BUA/I/2011.
- Melaksanakan tertib Administrasi Pembukuan Bendahara Penerima/ PNBP
12
Ketua Mahkamah Agung RI No. 33/WKMA.N.Y/IX/2008 dan SK Sekretaris
Mahkamah Agung RI No. 029/SEK/2010.
5. Pertanggungjawaban Laporan keuangan DIPA dan PNBP
Laporan Bulanan, Triwulan, Semister dan Tahunan pelaksanaan Dipa meliputi:
o Laporan Sistem Akutansi Pengguna Anggaran (SAKPA)
o Laporan Realisasi Anggaran Dipa
o Laporan Pertanggung Jawaban Bendahara Pengeluaran
o Laporan Bulanan dan Triwulan PNBP
o Laporan PP No.39 Tahun 2006 (Aplikasi Bappenas ) per Triwulan
o Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
o Laporan Monitoring dan Evaluasi ( Monev dan E-Monev)
o Laporan TEP (Tim Evaluasi Penyerapan Pelaksanaan Anggaran)
6. Pengawasan Anggaran
- Membuat Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Anggaran
- Berita Acara Pemeriksaan Kas Bendahara Pengeluaran.
- Menyiapkan bahan dan hasil monitoring pelaksanaan Anggaran jajaran
peradilan dalam Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Banda Aceh.
Tugas Sub Bagian Kepegawaian
1. Pelaksanaan tugas pengololaan file-file kepegawaian
2. pelaksanaan administrasi kenaikan pangkat,usulan jabatan,Mutasi,Pensiun
3. Membuat Rekapitulasi absensi Hakim dan Pegawai
4. Melaksanakan dan membuat laporan hasil sidang Baperjakat
5. Pelaksanaan Penerimaan Calon Hakim dan CPNS
6. Membuat Bezetting dan D.U.K.
7. Membuat penetapan/ keputusan Ketua Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh
8. Memasukkan ke buku register penetapan dan surat keputusan.
13
10. Melaksanakan Pelantikan Pejabat Fungsional/ Struktural.
Tugas Sub Bagian Umum
1. Administrasi tata persuratan
a. Pengololaan Surat masuk
b. Pengololaan Surat Keluar
2. Administrasi Perlengkapan
a. Pendataan Aset Barang Milik Negara
b. Pencatatan barang-barang Persediaan (ATK)
c. Pembuatan Laporan Aset ke Sub Bagian Keuangan
3. Administrasi Perencanaan
a. Menghimpun data kebutuhan ATK
b. Menyusun Rencana Kerja dan Program Kerja
4. Membuat laporan yang ada hubungannya dengan Sistem Informasi Manajemen
dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN) dan menjawab surat-surat.
C. Sistematika Penyajian
Pada dasarnya laporan akuntabilitas kinerja ini untuk mengkomunikasikan
pencapaian kinerja Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh dalam tahun 2012,
dengan bentuk sajian seperti berikut :
KATA PENGANTAR
EXECUTIVE SUMMARY (IKHTISAR EKSEKUTIF) DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN, menguraikan latar belakang, tugas dan fungsi, serta
sistematika penyajian.
BAB II : PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA, terdiri dari rencana strategis
2010-2014, rencana kinerja tahunan 2012, dan perjanjian kinerja yaitu dokumen
penetapan kinerja tahun 2012.
14
perbandingan antara target dan realisasi kinerja, dan analisis akuntabilitas kinerja
tentang pencapaian sasaran-sasaran organisasi dengan pengungkapan dan
penyajian dari hasil pengukuran kinerja.
BAB IV : PENUTUP, antara lain kesimpulan dan saran.
BAB V : LAMPIRAN, yaitu struktur organisasi, indikator kinerja utama, rencana kinerja
tahun 2013, dan matriks rencana strategis 2010-2014, serta SK Tim Penyusunan
15
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS 2010 – 2014
Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Tinggi merupakan gambaran atau
visionable dari kinerja dan rencana kerja kinerja lembaga Pengadilan
Tinggi/Tipikor Banda Aceh, yang lingkupnya dalam kurun waktu 5 tahunan
sehingga dengan Rencana Strategis (Renstra) tahun 2010-2014 merupakan
suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai sebagai sarana atau
proses untuk tercapainya Visi, Misi, Tujuan, Sasaran yang telah ditetapkan organisasi
yang dapat dijabarkan menjadi :
1. Visi dan Misi Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh
V i s i
Dengan sistem peradilan satu atap (one roof system) dari empat lingkungan Peradilan, maka Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh mempunyai Visi yang
sama dengan Mahkamah Agung RI yakni: “TERWUJUDNYA BADAN PERADILAN
YANG AGUNG”
Visi Badan Peradilan tersebut di atas, dirumuskan dengan merajuk pada
Pembukaan UUD 1945, terutama alinea kedua dan alinea keempat, sebagai tujuan
Negara Republik Indonesia.
Visi merupakan harapan dan cita-cita Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh
khususnya dan Mahkamah Agung pada umumnya. Untuk mewujudkan Visi
tersebut, maka perlu peningkatan Sumber Daya Manusia baik dari segi
kuantitas maupun kualitas. serta sarana dan prasarana pendukung yang memadai.
16
Untuk Visi dari suatu organisasi, maka perlu dijabarkan dalam bentuk Misi
yang harus dijalankan. Adapun Misi Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda
Aceh,sesuai dengan misi Mahkamah Agung Republik Indonesia yaitu:
1) Menjaga kemandirian badan peradilan;
2) Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan;
3) Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan;
4) Meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan.
Penjelasan keempat misi Badan Peradilan yang digagas, dalam rangka
memastikan “Terwujudnya Badan Peradilan Yang Agung” dua puluh lima tahun
mendatang, adalah sebagai berikut:
1) Menjaga Kemandirian Badan Peradilan
Syarat utama terselenggaranya suatu proses peradilan yang obyektif adalah
adanya kemadirian lembaga yang menyelenggarakan peradilan, yaitu kemandirian
badan peradilan sebagai sebuah lembaga (kemandirian instutional), serta
kemandirian hakim dalam menjalankan fungsinya (kemandirian
individual/fungsional). Kemandirian menjadi kata kunci dalam usaha melaksanakan
tugas pokok dan fungsi badan peradilan secara efektif.
Sebagai konsekuensi dari penyatuan atap, dimana badan peradilan telah mendapatkan
kewenangan atas urusan organisasi, administrasi dan finansial (konsep satu atap),
maka fungsi perencanaan, pelaksanaan, serta pengawasan organisasi, administrasi
dan finansial seluruh badan peradilan di Indonesia harus dijalankan secara baik.
Hal ini dimaksudkan agar tidak mengganggu pelaksanaan tugas kekuasaan kehakiman
yang diembannya. Hal penting lain yang perlu diperjuangkan adalah kemandirian
pengelolaan anggaran berbasis kinerja dan penyediaan sarana pendukung dalam
bentuk alokasi yang pasti dari APBN. Kebutuhan adanya kepastian ini untuk
memberikan jaminan penyelenggaraan pengadilan di seluruh Indonesia.
17
kemandirian hakim untuk memutus (kemandirian individual/fungsional) yang terkait
erat dengan tujuan penyelenggaraaan peradilan. Tujuan penyelenggaraan
peradilan yang dimaksud adalah untuk menjamin adanya pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil setiap manusia. Selain itu juga perlu
dibangun pemahaman dan kemampuan yang setara diantara hakim mengenai
masalah-masalah hukum yang berkembang.
2) Memberikan Pelayanan Hukum yang Berkeadilan kepada Pencari Keadilan.
Tugas badan peradilan adalah menyelenggarakan peradilan guna menegakkan
hukum dan keadilan. Oleh karenanya orientasi perbaikan yang dilakukan oleh MA
harus mempertimbangkan kepentingan pencari keadilan dalam memperoleh keadilan.
Dengan demikian adalah keharusan bagi setiap badan peradilan untuk
meningkatkan pelayanan publik dan memberikan jaminan proses peradilan yang
adil. Keadilan, bagi para pencari keadilan pada dasarnya merupakan suatu nilai
yang subyektif, karena adil menurut satu pihak belum tentu adil bagi pihak lain.
Penyelenggaraan peradilan atau penegakan hukum harus dipahami sebagai
sarana untuk menjamin adanya suatu proses yang adil, dalam rangka menghasilkan
putusan yang mempertimbangkan kepentingan (keadilan menurut) kedua belah
pihak.
Perbaikan yang dilakukan oleh MA, selain menyentuh aspek yudisial, yaitu
substansi putusan yang dapt dipertanggungjawabkan, juga akan meliputi
peningkatan pelayanan administratif sebagai penunjang berjalannya proses yang
adil. Sebagai contoh adalah adanya pengumuman jadwal sidang secara terbuka
dan pemberian salinan putusan, sebagai bentuk jaminan akses bagi pencari keadilan.
3) Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan Badan Peradilan
Kualitas kepemimpinan badan peradilan akan menentukan kualitas dan kecepatan
pergerakan perubahan badan peradilan. Dalam sistem satu atap, peran Pimpinan
18
merumuskan kebijakan-kebijakan non teknis (yudisial).
Terkait aspek yudisial, seorang pimpinan pengadilan bertanggungjawab untuk
menjaga adanya kesatuan hukum di pengadilan yang dipimpinnya. Untuk area
non-teknis, secara operasional, Pimpinan badan peradilan di bantu oleh
pelaksana urusan administrasi. Dengan kata lain Pimpinan badan peradilan harus
memiliki kompetensi yudisial dan non-yudisial.
Demi terlaksananya upaya-upaya tersebut, MA akan menitikbaratkan peningkatan
kualitas kepemimpinan badan peradilan dengan membangun dan mengembangkan
kompetensi teknis yudisial dan non-yudisial.
4) Meningkatkan kredibilitas dan Transparansi Badan Peradilan
Kredibilitas dan transparansi badan peradilan merupakan factor penting untuk
mengembalikan kepercayaan pencari keadilan kepada badan peradilan. Upaya
menjaga kredibilitas akan dilakukan dengan mengefektifkan system pembinaan,
pengawasan, serta publikasi putusan-putusan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Selain sebagai bentuk pertanggungjawaban public, adanya pengelolaan
organisasi yang terbuka, juga akan membangun kepercayaan pengemban kepentingan
di dalm badan peradilan itu sendiri. Melalui keterbukaan informasi dan
pelaporan internal, personil peradilan akan mendapatkan kejelasan mengenai
jenjang karir, kesempatan pengembangan diri dengan pendidikan dan pelatihan,
serta penghargaan ataupun hukuman yang mungkin mereka dapatkan.
Terlaksananya prinsip transparansi, pemberian perlakuan yang setara, serta
jaminan proses yang jujur dan adil, hanya dapat dicapai dengan usaha para
personil peradilan untuk bekerja secara professional dan menjaga integritasnya.
2. Tujuan Dan Sasaran Strategis
Tujuan Strategis
19
yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima)
tahun. Tujuan Strategis yang termuat di dalam rencana Strategis sebagai berikut :
1. Peningkatan penyelesaian perkara;
2. Peningkatan tertib administrasi perkara (pidana dan perdata);
3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia;
4. Peningkatan kualitas pengawasan;
5. Peningkatan akseptabilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to
justice)
Dengan diformulasikannya tujuan strategis, Pengadilan Tinggi / Tipikor Banda Aceh
akan dapat secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi
dalam memenuhi visi misinya untuk kurun waktu satu sampai lima tahun ke
depan dan memungkinkan untuk mengukur sejauh mana visi misi organisasi telah
dicapai mengingat tujuan strategis dirumuskan berdasarkan visi misi organisasi.
Sasaran Strategis
Lebih lanjut, tujuan tersebut dijabarkan melalui penetapan sasaran yang ingin
dicapai yaitu :
a. Tercapainya prosentase peningkatan tertib administrasi kesekretariatan dan
kepaniteraan;
b. Tercapainya prosentase peningkatan penyampaian laporan yang efektif dan
akurat
c. Tercapainya prosentase peningkatan penyelesaian perkara
d. Peningkatan terpenuhinya Inventaris dan Sarana Gedung PT. Banda Aceh, PN.
Simpang Tiga Redelong dan Pengadilan Tipikor.
e. Tercapainya prosentase sumber daya manusia yang profesional dalam
pelaksanaan tugas
f. Tercapainya prosentase peningkatan aksebilitas masyarakat terhadap peradilan
20
3. Program Utama dan Kegiatan Pokok Program Utama
Dalam menjalankan arah kebijakan sesuai visi dan misi Pengadilan Tinggi / Tipikor
Banda Aceh ditentukan oleh penyediaan anggaran dari tahun ke tahun melalui
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang terdiri dari 2 (dua) DIPA, yaitu
DIPA Badan Urusan Administrasi (BUA) dan DIPA Direktorat Jendral Badan
Peradilan Umum (Badilum). Pada Tahun Anggaran 2012 Pengadilan Tinggi/Tipikor
Banda Aceh menerima anggaran sebesar Rp. 13. 707.907.000,- (tiga belas
milyard tujuh ratus tujuh juta sembilan ratus tujuh ribu rupiah) dari DIPA Badan
Urusan Administrasi yang terdiri dari 3 (tiga) program yaitu :
1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Mahkamah Agung sebesar Rp. 4.
774.069.000,-2. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum sebesar Rp.
8.491.172.000,-3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung
sebesar Rp.
5.216.735.000,-Sedangkan untuk DIPA Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Pengadilan
Tinggi/Tipikor Banda Aceh menerima Anggaran sebesar Rp. 381.500.000,- (tiga
ratus delpan puluh satu juta lima ratus ribu rupiah) yang terdiri dari 2 (dua) program
kegiatan yaitu:
1. Program Pembinaan dan Penyelesaian Perkara sebesar Rp.
129.900.000,-2. Aparatur yang mengikuti Bimbingan Teknis Aministrasi Peradilan Umu sebesar
Rp. 251.
600.000,-Kegiatan Pokok
Dari Program Utama sebagaimana tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan
21
pelaksanaannya diuraikan dalam beberapa kegiatan pokok yang merupakan satu
kesatuan dari Tugas Pokok dan Fungsi Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh yaitu:
a. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Manajemen yang baik akan menentukan kualitas pelaksanaan tugas pokok dan
fungsi suatu lembaga. Demikian pula halnya dengan badan peradilan umum yang
melaksanakan tugas pokok pengadilan umum. Badan peradilan umum merupakan
ujung tombak dalam memberikan pelayanan yang bersifat teknis peradilan kepada
masyarakat pencari keadilan oleh karena itu dalam melaksanakan tugasnya tidak
dapat dipisahkan dengan unit lainnya.
Keberhasilan suatu lembaga dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya terletak
pada kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu peningkatan
kualitas dan kuantitas aparatur pengadilan sangat ditentukan dari bagaimana
lembaga tersebut mempersiapkan aparatnya dengan pendidikan dan pelatihan
yang mamadai. Pada sisi yang lain, pengembangan kapasitas lembaga juga
sangat dipengaruhi oleh hasil penelitian yang memadai untuk meningkatkan
kemampuan dalam melayani masyarakat. Hal ini sejalan dengan prioritas RPJMN
yaitu dalam rangka Peningkatan Profesionalisme Aparat Hukum serta Peningkatan
Pelayanan Hukum dan Bantuan Hukum kepada Masyarakat.
Sejalan dengan itu maka Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh selaku Pengadilan
Tingkat Banding secara aktif melakukan program pembinaan dan pengawasan serta
konsultasi/ koordinasi ke seluruh Pengadilan Tingkat Pertama yang berada dalam
wilayah hukumnya. Program pembinaan/ pengawasan dan konsultasi/ -koordinasi
dilaksanakan baik secara kunjungan langsung ke Satker ataupun dengan
mengadakan pertemuan pelatihan dan pembinaan, baik teknis maupun non teknis.
b. Program Peningkatan Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas
22
Peningkatan profesionalisme Aparat Hukum, Pelayanan hukum dan Bantuan hukum
kepada masyarakat tidak dapat dihitung hanya dari kinerja Hakim dalam memeriksa
dan memutus perkara. Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya, pengadilan
harus didukung oleh manajemen dan pelaksanaan Tugas Teknis lainnya
sehingga dapat mendukung kelancaran pelaksanaan Tugas Pokok Pengadilan.
Maka untuk itu perlu didukung dengan Program Peningkatan Dukungan Manajemen
dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya.
Program Peningkatan Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya meliputi Belanja Pegawai untuk kesejahteraan Apatur Pemerintahan, baik
berupa Gaji dan Tunjangan, Uang lembur, Uang Makan dan Belanja Barang berupa
tersedianya Kebutuhan Penyelenggaraan Operasional dan Pemeliharaan
Perkantoran berupa Pemeliharaan Gedung, Rumah Dinas, inventaris kantor,
Langganan daya dan jasa, Keperluan Pokok, Honor operasional satuan kerja,
Perjalanan Pembinaan/ Pengawasan dan Konsultasi/ Koordinasi, Perpustakaan,
serta Sewa Rumah dan Operasional Tipikor.
c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara
sarana prasarana dikelola berdasarkan sistem yang disebut dengan SABMN
adalah suatu sistem terpadu yang merupakan gabungan prosedur manual dan
komputerisasi dalam rangka menghasilkan data transaksi untuk mendukung
penyusunan neraca, disamping itu SIMAK-BMN juga didukung oleh Buku
Inventaris dan Laporan Barang Milik Negara (BMN) dan berbagai Kartu Kontrol
yang berguna untuk menunjang fungsi pengelolaan barang milik negara.
Dalam pelaksanaan akuntansi barang milik negara dibantu dengan perangkat
lunak (software) yang memungkinkan penyederhanaan dalam proses manual dan
23
Peningkatan sarana dan prasarana Aparatur Negara Mahkamah Agung
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana Mahkamah Agung
dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok Mahkamah Agung dan badan-badan
peradilan dibawahnya dalam menegakkan supremasi hukum dan keadilan.
Sarana dan prasarana baik terkait langsung dengan fungsi pengadilan maupun
untuk kebutuhan aparatur Mahkamah Agung. Khusus melaksanakan amanat
undang-undang No 46 tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi,
Mahkamah Agung memprioritaskan pembangunan gedung pengadilan tindak
pidana korupsi pada ibukota propinsi secara bertahap dan sarana pendukungnya
dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
d. Program Penyelesaian perkara
Proses penyelesaian perkara di Pengadilan pada prinsipnya melewati tiga
tingkatan, yaitu Tingkat pertama (Pengadilan Negeri) Tingkat Banding (Pengadilan
Tinggi) dan Tingkat Kasasi serta peninjauan kembali di Mahkamah Agung.
Dalam penyelesaian perkara tersebut secara garis besar terdapat dua proses
penting yang dilakukan, yang pertama proses administrasi perkara dan yang
kedua proses pemeriksaan perkara itu sendiri. Kedua proses tersebut hakekatnya
saling melengkapi satu sama lain. Tanpa administrasi perkara yang baik, para
hakim di pengadilan tentunya sulit untuk memeriksa perkara dengan maksimal.
Inilah yang terjadi di Pengadilan Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh.
Proses pemberkasan perkara mulai dari penerimaan, pencatatan, penyusunan
jadwal persidangan, penyerahan berkas perkara kepada para hakim, panitera
pengganti termasuk juga para pihak merupakan proses penting dalam
penyelesaian perkara di Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh.
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 14 Tahun 2005 tentang Kepaniteraan
Mahkamah Agung jo SK Ketua MA No. KMA/018/SK/III/2006 tentang Organisasi
24
bertugas untuk melaksanakan administrasi perkara yaitu pemberian dukungan di
bidang teknis dan administrasi yustisial kepada Majelis Hakim dalam memeriksa,
mengadili dan memutus perkara, serta melaksanakan administrasi penyelesaian
putusan.
Sedangkan berdasarkan Peraturan Presiden No. 13 Tahun 2005 tentang
Sekretariat Mahkamah Agung jo Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung RI No.
MA/SEK/07/SK/ III/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Mahkamah
Agung RI maka tugas dari Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum, Agama,
Tata Usaha Negara dan Militer adalah merumuskan dan melaksanakan kebijakan
serta standarisasi teknis di bidang pembinaan tenaga teknis, pembinaan
administrasi peradilan, pranata dan tata laksana perkara di lingkungan peradilan
terkait termasuk Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh.
Direktorat Jenderal Badan Peradilan pada prinsipnya berada di bawah koordinasi
Sekretariat Mahkamah Agung. Pasal 10 Undang-undang No. 4 tahun 2004 tentang
Kekuasaan Kehakiman telah menegaskan bahwa Kekuasaan kehakiman
dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada di
bawahnya termasuk Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh, dan oleh sebuah
Mahkamah Konstitusi. Badan Peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung
meliputi badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum, peradilan agama,
peradilan militer, dan peradilan tata usaha negara. Pengadilan Tinggi/ Tipikor
Banda Aceh termasuk kedalam Lingkungan Peradilan Umum.
Sebagai pengadilan Tinggi tingkat Banding , Pengadilan Pengadilan Tinggi/ Tipikor
Banda Aceh akan mencoba untuk menyajikan keadaan perkara di lingkup
Pengadilan Tinggi/ Tipikor se Provinsi Aceh periode saat ini.
e. Program Tertib Administrasi
Pengelolaan Administrasi yang dilakukan Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh
25
Administrasi Pengadilan Buku I dan Buku II. Adapun kebijakan yang diambil
selama tahun 2012 tentang administrasi masih sama dengan tahun sebelumnya
yaituONE DAY SERVICE. Dalam pengertian, surat-surat apapun dan administasi
putusan apapun yang ada di Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh haruslah
diselesaikan dalam satu hari.
B. SUMBER DAYA MANUSIA YUDISIAL DAN NON YUDISIAL
Sumber daya manusia diliat dari teknis yudisial pada terdiri dari Ketua, Wakil Ketua,
Hakim, Panitera, Wakil Panitera, Panitera Muda Hukum, Panitera Muda Pidana,
Panitera Perdata serta Panitera pengganti.
Bahwa, pada Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh untuk SDM Teknis Yudisial
dapat dilihat dalam Tabel dibawah ini :
KEADAAN HAKIM
PENGADILAN PENGADILAN TINGGI/ TIPIKOR BANDA ACEH TAHUN 2012
NO N A M A JABATAN KET
H. SUMANTRI, SH, MH
DR. H. SOEDARMADJI, SH. M.Hum
JOHNY SANTOSA, SH. MH.
MUH. SYAFRUDDIN ADAM, SH.
AMSAR YOENAGA, SH.
EDDY RISDIANTO, SH.
HARTADI, SH.
HIDAYAT HASYIM, SH.
WAHIDIN, SH, M.Hum
MUZAINI ACHMAD, SH. MH
26
KEADAAN KEPANITERAAN
PENGADILAN PENGADILAN TINGGI/ TIPIKOR BANDA ACEH TAHUN 2012
PENGADILAN TINGGI/ TIPIKOR BANDA ACEH TAHUN 2012
27
12.
13.
14.
SAYED MAHFUD, SH.
NUR AFIFAH, SH.
IWAN, SH.
PANITERA PENGGANTI
PANITERA PENGGANTI
PANITERA PENGGANTI
Sumber daya manusia diliat dari Non Teknis Yudisial terdiri dari Sekretaris, Wakil
Sekretaris, Sub Umum, Sub Kepegawaian dan Sub Keuangan.
Bahwa, pada Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh untuk SDM Non Teknis Yudisial
dapat dilihat dalam Tabel dibawah ini :
KEADAAN SDM KESEKTARIATAN
PENGADILAN TINGGI/ TIPIKOR BANDA ACEH TAHUN 2012
KEADAAN SDM KESEKTARIATAN SAMPAI DENGAN DESEMBER 2012
NO N A M A JABATAN KET
1 2 3 4
1
2.
3.
4.
RUSLI, SH.
MISBACH, SH.
Hj. HALIMAHTUSSAKDIAH, SE.
AMIRULLAH, SH.
WAKIL SEKRETARIS
KASUBBAG KEPEGAWAIAN
KASUB. BAG. KEUANGAN
28
C. MATRIK SASARAN STRATEGIS PENGADILAN TINGGI/TIPIKOR BANDA ACEH
No.
Tujuan
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target Kinerja
Ket
2010
2011
2012
2013
2014
1 Dengan Perencanaan yang matang dalam penyusunan RKA-KL akan dapat menghasilkan output dan Outcame , sehingga Dana Yang kebutuhan Belanja Gaji, Barang dan Modal
100% 100% 100% 100% 100%
2 Penertiban Administrasi Keuangan, Umum, Pidana, Perda ta dan Hukum.
80% 90% 100% 100% 100%
3 Tersajinya laporan Bulanan, Triwulan, Semister dan Tahunan yang akurat dan tepat waktu
Peningkatan Penyampaian Laporan yang efektif dan akurat
Persentase penyampain Laporan Keuangan, Kepegawaian, Umum, Pidana, Perdata dan Hukum sesuai dengan Jadwal yang ditentukan
29
ke Satker dalam Wilayah Hukum PT. Banda AcehTercapainya
Koordinasi/konsultasi dan Pem binaan/Pengawasan ke Tingkat Pusat dan Tingkat Pertama.
Persentase Terpenuhinya
Perjalanan Koordi nasi/Konsultasi ke Mahkamah Agung dan
Pembinan/Pengawasan ke Satker dalam Wilayah Hukum PT. Banda Aceh
100% 100% 100% 100% 100%
5 Peningkatan SDM Hakim/Pegawai yang Profesional dalam melaksanakan tugasnya melalui Sosialisasi dan Pelatihan Sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, Pelatihan IT, SAKIP, SAI Pembinaan ADM Keuangan, Kepegawaian, Perlengkapan dan Peltihan Yudisial Pendalaman Materi Hukum untuk Hakim dan Sosialisasi Pedoman Perilaku Hakim se Provinsi Aceh
100% 100% 100% 100% 100%
6 Berdirinya Gedung baru PN. Simpang Tiga Redelong dan Pengadilan Tipikor
Terwujudnya Gedung baru PN. Simpang Tiga Redelong dan Pengadilan Tipikor.
Persentase terlaksananya Pembangunan Gedung Kantor PN. Simpang Tiga Redelong dan Pengadilan Tipikor
30% 60% 80% 90% 100%
7 Tersedianya Inventaris dan Sarana Gedung PT.Banda Aceh, PN. Simpang Tiga redelong dan Pengadilan Tipikor
Peningkatan terpenuhinya Inventaris dan Sarana gedung PT. Banda Aceh, Pn. Simpang Tiga Redelong dan Pengadilan Tipikor.
Terpenuhinya Pengadaan Inventaris dan Sarana Gedung PT. Banda Aceh, PN. Simpang Tiga Redelong dan Pengadilan Tipikor.
30
Tunggakan Perkara Perdata100% 100% 100% 100% 100%
2. Persentase Jumlah Peningkatan Penyelesaian Putusan Per kara Perdata
100% 100% 100% 100% 100%
9 Penyelesaian Berkas
Pidana Umum dan Khusus di Pengadilan Tinggi Banda Aceh.
1. Persentase penyelesaian Berkas yang diajukan ke Pengadilan secara lengkap.
100% 100% 100% 100% 100%
2. Persentase Prosedure jumlah peyelesaian Perkara
100% 100% 100% 100% 100%
10 PeningkatanTertib Administrasi Perkara Pidana yang diterima dan di Register dalam Buku Induk yang diterima dan di Register dalam Buku Induk
100% 100% 100% 100% 100%
11 Terlaksananya Pidana dan Perdata yang diselesaikan tepat waktu
Persentase terlaksananya Pembinaan Peyelesaian Perkara Pidana danPerkara Perdata tepat waktu di Pengadilan Negeri dalam Wilayah Hukum
Pengadilan Tinggi Banda Aceh.
31
12 Tersedianya keperluan oprasional Persidangan tertib Adm Perkantoran di Kepaniteraan Hukum, Pidana dan Perdata.
Terpenuhinya keperluan operasional Persidangan Perkara Pidana dan Perkara Perdata.
Persentase tersedianya keperluan oprasional Persidangan tertib Adm Perkantoran di Kepaniteraan Hukum, Pidana dan Perdata.
32
D. INDIKATOR KERJA UTAMA
NO KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA UTAMA PENJELASAN PENANGGUNG
JAWAB
SUMBER DATA 1 Peningkatan
penyelesaian perkara
a. Prosentase perkara yang diselesaikan termasuk perkara yang mendapat perhatian/sorotan publik
b. Prosentase sisa perkara yang diselesaikan
a. Perbandingan antara perkara yang diminutasi dengan jumlah perkara yang diregister.
b. Perbandingan antara Sisa perkara yang diminutasi dengan jumlah sisa perkara (kriteria sisa perkara dan perkara yang selesai mengacu pada pola Bindalmin tentang jangka waktu penanganan putusan perkara yang sudah diminutasi dan dapat didownload di website Pengadilan
1-33
3. Peningkatan Kualitas SDM bidang Teknis
Prosentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial.
Perbandingan Jumlah SDM yang mengikuti Pembinaan
penyelesaian perkara, Pelatihan Yustisial Pendalaman Materi hukum untuk Hakim, Sosialisasi Pedoman Prilaku Hakim dan Pelatihan Teknologi Informasi Tk. I se-Provinsi Aceh
Prosentase terselenggaranya fungsi tukar menukar BMN Satker se-Provinsi Aceh
Perbandingan Persentase
Perjalanan Koordinasi/Konsultasi yang diperlukan dengan Dana yang tersedia dan
Pembinaan/Pengawasanyang dilaksanakan ke Satker dengan Dana yang tersedia
34
6. Terpenuhinya Kebutuhan Sarana dan Prasarana Teknis
Prosentase penyelesaian Pembangunan Gedung kantor PN Simpang Tiga Redelong Tahap III
Panitera/Sekretaris Pengadilan Tingkat Banding
Prosentase penyelesaian Rehabilitasi Rumah Negara Pengadilan Tinggi Banda Aceh
Prosentase penyelesaian Rehabilitasi Pagar Pengadilan Pengadilan Tinggi Banda Aceh
35
E. RENCANA KINERJA TAHUN 2012
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET
1. Meningkatnya penyelesaian perkara Prosentase perkara yang diselesaikan termasuk perkara-perkara yang menarik perhatian masyarakat
100%
Prosentase Penyelesaian Proses Administrasi Perkara
100%
Prosentase Penyediaan Bantuan Hukum untuk Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan
100%
2. Meningkatnya Aksesbilitas masyarakat atas putusan Perkara (access to justice)
Prosentase perkara yang sudah diputus yang dipublikasikan
100%
3. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia di bidang Teknis Prosentase tercapainya Perjalanan Pembinaan Penyelesaian Perkara di Satker dalam Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh Jumlah SDM yang mengikuti Pembinaan penyelesaian perkara, Pelatihan Yustisial
Pendalaman Materi hukum untuk Hakim, Sosialisasi Pedoman Prilaku Hakim dan Pelatihan Teknologi Informasi
100%
36
4. Terlaksananya Pembinaan/ Pengawasan dan Konsultasi/ Koordinasi Pengadilan Tk. Banding ke Pengadilan Tk. I se-Provinsi Aceh
Prosentase terselenggaranya perjalanan pembinaan/ pengawasan dan konsultasi/ koordinasi
Prosentase terselenggaranya Perjalanan
Penyusunan/ Pembahasan RKA-KL dan Monitoring Pelaksanaan Anggaran
Prosentase terselenggarannya Pembinaan dan konsultasi penyusunan Program dan anggaran Satker se-provinsi Aceh
Prosentase terselenggaranya Sosialisasi
Penghapusan/Alih fungsi tukar menukar BMN Satker se-Provinsi Aceh
100%
100%
100%
100%
5. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia di Bidang Non Teknis Peradilan se-Provinsi Aceh
Jumlah SDM yang mengikuti Pembinaan SIMAK BMN, Pembinaan Sistem Akuntasi Instansi
285 Orang
6. Terpenuhinya Kebutuhan Sarana dan Prasarana Teknis Prosentase penyelesaian Pembangunan Gedung kantor PN Simpang Tiga Redelong Tahap III
Prosentase penyelesaian Rehabilitasi Rumah Negara Pengadilan Tinggi Banda Aceh
Prosentase penyelesaian Rehabilitasi Pagar Pengadilan Pengadilan Tinggi Banda Aceh
Prosentase terlaksananya Pengadaan Perangkat Pengelola Data Komunikasi
100%
100%
100%
37
PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA PENGADILAN TINGGI/ TIPIKOR BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2012
PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012
Dalam rangka mewujudkan Manajemen Pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertandatangan di
bawah ini :
Nama : H. SAID SALEM, SH. MH.
Jabatan : Kuasa Pengguna Anggaran
Pada tahun 2012 ini berjanji akan mewujudkan Target Kinerja Tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka pencapaian Target Kinerja
Jangka Menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut
menjadi tanggung jawab kami.
Banda Aceh, Januari 2012 Kuasa Pengguna Anggaran Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh
38
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. PENGUKURAN KINERJA
Adapun pencapaian kinerja berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Pengadilan
Tinggi/ Tipikor Banda Aceh tahun 2012, adalah sebagai berikut :
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR TARGET REALISASI CAPAIAN
40
Prosentase terlaksananya Pengadaan
Perangkat Pengelola Data Komunikasi
100% 100% 100%
B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA
PENINGKATAN PENYELESAIAN PERKARA
Jumlah perkara yang saat ini ditangani oleh Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh baik
dari Perkara Pidana, Perkara Perdata Gugatan dan Perdata Permohonan dari sisa tahun
2011 sampai dengan bulan Desember 2012 adalah sebagai berikut :
1. PERKARA PIDANA PENGADILAN TINGGI /TIPIKOR BANDA ACEH
TAHUN 2012
NO B U L A N TAHUN 2012
SISA MASUK PUTUS SISA
1 Januari 34 16 25 25
2 Februari 25 18 10 33
3 Maret 33 16 15 34
4 April 34 12 21 25
5 M e i 25 11 23 13
6 Juni 13 23 7 29
7 Juli 29 18 22 25
8 Agustus 25 18 10 33
9 September 33 13 20 26
10 Oktober 26 30 19 37
11 November 37 13 19 31
12 Desember 31 16 15 32
Jumlah 204 206 32
Dari tabel di atas dapt dilihat bahwa sisa perkara pidana tahun 2011 sebanyak 34 (tiga
puluh empat) perkara. Perkara yang masuk pada tahun 2012 sebanyak 204 (dua ratus
empat) perkara. Perkara yang diputuskan dalam tahun 2012 sebanyak 206 (dua ratus
41
dua) perkara. Hal ini menunjukkan kinerja hakim hanya dapat memutuskan perkara lebih
sedikit dari perkara masuk pada tahun 2011.
2. PERKARA PERDATA PENGADILAN TINGGI/TIPIKOR BANDA ACEH
TAHUN 2012
NO B U L A N TAHUN 2012
SISA MASUK PUTUS SISA
1 Januari 65 7 7 65
2 Februari 65 5 22 48
3 Maret 48 13 10 51
4 April 51 4 17 38
5 M e i 38 14 24 28
6 Juni 28 9 4 33
7 Juli 33 5 13 25
8 Agustus 25 4 6 23
9 September 23 7 8 22
10 Oktober 22 9 5 26
11 November 26 12 3 35
12 Desember 35 8 4 39
Jumlah 65 97 123 39
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa perkara perdata yang belum putus dari tahun
2011 sebanyak 65 (enam puluh lima) perkara. Perkara yang masuk pada tahun 2012
sebanyak 97 (sembila puluh tujuh) perkara, dan perkara yang telah diputuskan pada
tahun 2011 sebanyak 123 (seratus dua puluh tiga) perkara . Sisa Perkara yang belum
putus pada tahun 2012 sebanyak 39 (tiga puluh sembilan) perkara. Hal ini menunjukkan
kinerja Hakim dalam memutuskan perkara lebih banyak dari perkara masuk pada tahun
42
MENINGKATNYA AKSESBILITAS MASYARAKAT ATAS PUTUSAN PERKARA
(ACCESS TO JUSTICE)
Sebagaimana kebijakan ONE DAY SERVICE, maka segala surat tentang perkara dan
yang berhubungan dengan instansi lain, dalam 1 (satu) hari surat tersebut sudah harus
didokumentasikan. Dan apabila diperlukan balasan, maka hari itu juga surat tersebut
harus sudah di balas. Demikian pula tentang perkara pada hari diputus, maka hari itu
juga putusan dan kutipan putusan sudah diberikan kepada para pihak.
Untuk memudahkan akses masyarakat memperoleh informasi, Pengadilan Tinggi/Tipikor
Banda Aceh mengunakan fasilitas Informasi Publik berupa Layar LCD touchscreen yang
dapat diakses oleh masyarakat secara langsung di kantor Pengadilan Tinggi/Tipikor
Banda Aceh maupun melalui website Pengadilan Tinggi/tipikor Banda Aceh dengan
alamatwww.pt-nad.go.id.
Berikut adalah tampilan Website Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh yang dapat
diakses publik untuk mengetahui informasi perkara maupun penyampaian pengaduan.
Tampilan direktori putusan perkara pidana pada website Pengadilan Tinggi/Tipikor
43
Tampilan direktori putusan perkara perdata pada website
Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh
Tampilan direktori putusan perkara tindak pidana korupsi pada website
44
Tampilan form pengaduan masyarakat melalui website
Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh
PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DI BIDANG TEKNIS
Indikator dari sasaran diatas adalah Prosentase tercapainya jumlah SDM yang
mengikuti Pembinaan penyelesaian perkara, Pelatihan Yustisial Pendalaman Materi
hukum untuk Hakim, Sosialisasi Pedoman Prilaku Hakim dan Pelatihan Teknologi
Informasi.
Pada tahun 2012 jumlah peserta untuk pelatihan yang dilaksanakan oleh Pengadilan
Tinggi/Tipikor Banda Aceh adah berjumlah 108 orang, dari seluruh peserta yang
mengikuti pelatihan untuk kegiatan Pelatihan Yustisial Pendalaman Materi hukum untuk
Hakim, Sosialisasi Pedoman Prilaku Hakim dan Pelatihan Teknologi Informasi, yang
dinyatakan tidak lulus hanya 2 orang peserta, dikarenakan ketidak hadiran peserta
tersebut. Dari jumlah tersebuta diatas persentase kelulusan terhadap semua peserta
yang mengikuti pelatihan adalah sebesar 98%.
TERLAKSANANYA PEMBINAAN/ PENGAWASAN DAN KONSULTASI/ KOORDINASI PENGADILAN TK. BANDING KE PENGADILAN TK. I SE-PROVINSI ACEH
45
1. Prosentase terselenggaranya perjalanan pembinaan/ pengawasan dan konsultasi/
koordinasi .
Pembinaan dan pengawasan di tahun 2012 yang dilaksanakan oleh Tim Pengawas
Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh ke seluruh Pengadilan Tingkat pertama se
provinsi aceh dapat dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan dengan
prosentase mencapai 100%
2. Prosentase terselenggaranya Perjalanan Penyusunan/ Pembahasan RKA-KL dan
Monitoring Pelaksanaan Anggaran .
Perjalalan Penyusunan /Pembahasan RKA-KL dan Monitoring Pelaksanaan
Anggaran se wilayah Propinsi aceh dapat delaksanakan dengan baik pada tahun
2012, untuk pembahasan RKA-KL Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh
mengundang seluruh satker yang jumlah 18 satker untuk membahas penyusunan
RKA-KL, sehingga seluruh satker dapat menyiapkan perencanaan anggaran dengan
baik untuk tahun anggaran berikutnya. Persentase yang dicapai untuk indikator
tersebuta adalah sebesar 100%
3. Prosentase terselenggarannya Pembinaan dan konsultasi penyusunan Program dan
anggaran Satker se-provinsi Aceh.
Sama halnya dengan Penyusunak RKA-KL, Pembinaan dan konsultasi penyusunan
Program dan anggaran Satker se-provinsi Aceh juga dapat dilaksanakan 100%,
sehingga semua satker yang berada di wilayah hukum Pengadilan Tinggi/Tipikor
Banda Aceh dapat menyusun program kegiatan sebagaimana yang hiharapkan.
PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DI BIDANG NON TEKNIS
Indikatornya adalah prosentase Jumlah SDM yang mengikuti Pembinaan SIMAK BMN,
46
Untuk jumlah peserta yang direncanakan bagi kedua kegiatan tersebut adalah sebanyak
285 orang yang terdiri dari 18 satker Pengadilan Negeri, 1 Satker Pengadilan Militer dan
1 Satker Pengadilan Tata Usaha Negara.
Sesuai dengan target eserta yang mengikuti Pembinaan SIMAK BMN, Pembinaan
Sistem Akuntasi Instansi berjumlag 285 orang, dengan begitu untuk indikator ini
prosentasenya dapat dicapai sebesar 100%.
TERPENUHINYA KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA TEKNIS
Indikator yang ingin di capai untuk sasaran tersebut adalah:
1. Prosentase penyelesaian Pembangunan Gedung kantor PN Simpang Tiga Redelong
Tahap III;
Untuk penyelesaian pembangunan tahap III gedung Pengadilan Negeri Simpang
Tiga Redelong telah disediakan anggaran dalam dipa 2012 sehingga pembangunan
gedunga dapat dilanjutkan sengan persentase fisik gedung mencapai 90%,
sedangkan untuk indikator sasaran dapat dilaksanakan 100%.
2. Prosentase penyelesaian Rehabilitasi Rumah Negara Pengadilan Tinggi/ Tipikor
Banda Aceh;
Pelaksanaan Rehabilitasi Rumah Negara Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh
dapat dilaksanakan sebesar 100%
3. Prosentase penyelesaian Rehabilitasi Pagar Pengadilan Pengadilan Tinggi Banda
Aceh;
Rehabilitasi Pagar Pengadilan Pengadilan Tinggi Banda Aceh dapat dilaksanakan
100%
4. Prosentase terlaksananya Pengadaan Perangkat Pengelola Data Komunikasi
Pengadaan Perangkat Pengelola Data Komunikasi dapat dilaksanakan 100% sesuai
47
C. ANALISIS KINERJA ANGGARAN
a. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Pencapaian Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum Pengadilan
Tinggi/Tipikor Banda Aceh berdasarkan Anggaran Dipa No. 0259.01.2.01/01/2012
tanggal 20 Desember 2011 dalam pengelolaan keuangan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel 3
PROGRAM PENINGKATAN MANAJEMEN PERADILAN UMUM PENGADILAN TINGGI/TIPIKOR BANDA ACEH TAHUN 2012
(Rp. 000)
Berkas Perkara Kasasi, PK dan Grasi pada Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Bandaing yang diselesaikan tepat waktu
129.900 126.148 97.11 3.752 3.89
003
Aparatur yang mengikuti Bimbingan Teknis Administrasi Peradilan Umum
251.600 219.741 87.34 31.858 12.66
J U M L A H 381.5000 345.889 90.67 35.610,4 9.33
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa anggaran Dipa pengelolaan Program Peningkatan
Manajemen Peradilan Umum untuk tahun 2012 sebesar Rp 381.500.000,- (tiga ratus
delapan puluh satu juta lima ratus ribu rupiah), Realisasi anggarannya sebesar Rp.
345.889.600,- (tiga ratus empat puluh lima juta delapan ratus delapan puluh sembilan
ribu enam ratus rupiah) dengan persentase realisasinya sebesar 90.67 %, Out Comenya
sudah memenuhi sasaran. Selanjutnya sisa Anggaran tahun 2012 untuk Program
Peningkatan Manajemen Peradilan Umum sebesar Rp. 35.610.400,- (tiga puluh lima
juta enam ratus sepuluh ribu empat ratus rupiah), tidak digunakan dan dikembalikan ke
48
b. Program Peningkatan Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya
Pengelolaan keuangan Belanja gaji, Honorarium dan Tunjangan dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
REALISASI PENGELOLAAN GAJI HONORARIUM DAN TUNJANGAN PEGAWAI PENGADILAN TINGGI/TIPIKOR BANDA ACEH TAHUN 2012
(Rp.000)
KODE URAIAN PAGU AWAL
PAGU REVISI
REALISASI ANGGARAN
SISA ANGGARAN Rp. (%) Rp. (%)
001
Pengelolaan Gaji,
Honorarium dan
Tunjangan
4.774.069 4.891.994 4.879.844 99.75 12.150. 0.25
J U M L A H 4.891.994 4.879.844. 99.75 12.150 0.25
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Pagu Anggaran Belanja Pegawai ( Pengelolaan
gaji, Honorarium dan Tunjangan pegawai ) semula untuk tahun 2012 sebesar Rp.
4.774.069.000,- (empat milyard tujuh ratus tujuh puluh empat juta enam puluh sembilan
ribu rupiah), pada per 31 Desember 2012 mengalami kekurangan sebesar Rp.
117.925.000,- untuk pembayaran gaji dan tunjangan dikarenakan adanya kenaikan
Tunjangan Hakim sesuai dengan PP No. 94 tahun 2012 tentang Hak Keuangan dan
Fasilitas Hakim yang berada di bawah Mahkamah Agung, dilaksanakan Revisi Pagu dari
Akun 52 ke Akun 51 sehingga menjadi Rp 4.891.994.00 (empat milyar delapan ratus
sembilan puluh satu juta sembilan ratus sembilan puluh empat ribu rupiah), dengan
realisasi Anggaran sebesar Rp. 4.879.844.000 ( empat milyar delapan ratus tujuh puluh
sembilan ribu delapan ratus empat puluh empat ribu rupiah), persentase realisasinya
49
Pengelolaan keuangan Penyelenggaraan Operasional Dan Pemeliharaan dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
REALISASI PENYELENGGARAAN OPERASIONAL DAN NON OPRASIONAL PENGADILAN TINGGI/TIPIKOR BANDA ACEH TAHUN 2012
(Rp. 000)
3.717.103 2.004.810 1.945.652,347 97.05 59.157.653 2.95
J U M L A H 2.004.810 1.945.652,347 97.05 59.157,653 2.95
Dari tabel diatas terlihat bahwa anggaran semula Belanja Operasional dan Non
Operasional untuk tahun 2012 sebesar Rp. 3.717.103.000,- (tiga milyard tujuh ratus
tujuh belas juta seratus tiga ribu rupiah) direvisi ke Akun 51 (belanja gaji) sehingga Pagu
Belanja Barang Operasional dan Non Opersional menjadi Rp. 2.004.810.000,- (dua
milyard empat juta delapan ratus sepuluh ribu rupiah) dengan realisasi Anggaran
sebesar Rp. 1.945.652.347,- (satu milyard sembilan ratus empat puluh lima juta enam
ratus lima puluh dua ribu tiga ratus empat puluh tujuh rupiah ) persentase realisasinya
sebesar 97.05 %. outcomenya sudah memenuhi sasaran/ kebutuhan Belanja
Operasional dan Non Oprerasional tersebut.
Selanjutnya sisa Anggaran tahun 2012 untuk Belanja Operasional, dan Non Operasional
sebesar Rp. 59.157.653,- (lima puluh sembilan juta seratus lima puluh tujuh enam ratus
lima puluh tiga rupiah ). Tidak digunakan dikembalikan Ke Kas Negara.
c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara Mahkamah Agung diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan Sarana dan Prasarana Mahkamah Agung dalam
mendukung pelaksanaan tugas pokok Mahkamah Agung dan badan-badan peradilan
50
Sarana dan prasarana baik terkait langsung dengan fungsi pengadilan maupun untuk
kebutuhan Aparatur Mahkamah Agung. Khusus melaksanakan amanat
Undang-undang No 46 tahun 2009 tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Mahkamah
Agung memprioritaskan Pembangunan Gedung Pengadilan Tindak Pidana Korupsi di
Ibukota Propinsi secara bertahap dan sarana pendukungnya dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2014.
Menindaklanjuti hal tersebut maka Pengadilan Tinggi/ Tipikor Banda Aceh selaku badan
peradilan di bawahnya melaksana Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Aparatur Mahkamah Agung berupa Pembangunan lanjutan Gedung Pengadilan
Simpang Tiga Redelong Tahap III, Pembangunan Gedung Pengadilan Tipikor Banda
Aceh Tahap I, Rehabilitasi Rumah Dinas Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh Type c
3 Unit, Rehabilitasi Pagar Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh dan Pengadaan
Perangkat Pengolah dan Komunikasi Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh.
Selanjutnya Kegiatan Belanja Modal Pengadilan Tinggi/Tipikor Banda Aceh Tahun
Anggaran 2012 dalam pengelolaan Kuangan Program Peningkatan sarana dan
prasarana Aparatur Mahkamah Agung dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
REALISASI PEMBANGUNAN/PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PENGADILAN TINGGI/TIPIKOR BANDA ACEH TAHUN 2012
(RP. 000)
5.173.275 5.068.037 97.97 105.238 2.03
996
Belanja Modal Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi
43.460 42.669 98.18 791 1.82
J U M L A H 5.216.735 5.110.706 97.97 106.029 2.03
Dari tabel tersebut diatas terlihat bahwa Pagu Anggaran Belanja Pembangunan/