• Tidak ada hasil yang ditemukan

tugas ekonomi barang publik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "tugas ekonomi barang publik"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1. Salah satu peran pemerintah melalui kebijakan publik yaitu, menyediakan barang publik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Paul A. Samuelson merupakan ekonom pertama yang mengembangkan teori barang publik mendefinisikan barang publik, atau yang ia sebut konsumsi kolektif , yaitu Barang yang semua menikmati kesamaan dalam arti bahwa konsumsi masing-masing individu semacam lead yang baik untuk tidak atau pengurangan konsumsi individu lain dari yang baik

Barang publik bersifat non-rivalrous dan tidak dapat dikecualikan. Non-persaingan berarti bahwa konsumsi baik oleh satu individu tidak mengurangi ketersediaan untuk dikonsumsi oleh orang lain, dan tak dapat dikecualikan berarti bahwa tidak ada yang dapat dikecualikan secara efektif dari menggunakan baik. Barang publik memiliki aspek nonexcludability yang berarti bahwa biaya menjaga dari memanfaatkan barang dan jasa adalah mahal. Barang publik masalah juga erat kaitannya dengan eksternalitas-eksternalitas kompleks multilateral yang biasanya disertai dengan free rider yang merupakan masalah yang terjadi pada barang dan jasa yang bersifat non-saingan dan tidak bisa dikecualikan.

Jadi, barang publik merupakan barang konsumsi bersama dimana semua masyarakat dapat mengkonsumsinya tanpa adanya suatu pengorbanan dan tanggung jawab secaar langsung akan kerusakan. Barang publik hanya dapat disediakan oleh pemerintah, dimana pemerintah tidak meminta kompensasi secara langsung kepada masyarakat yang mengkonsumsinya. Barang public memiliki sifat tidak ada persaingan dan tidak ada pengecualian. Non persaingan berati konsumsi oleh satu individu tidak mengurangi ketersediaan untuk dikonsumsi oleh orang lain, dan tak dapat dikecualikan berarti bahwa tidak ada yang dapat dikecualikan secara efektif menggunakan barang tersebut. Kebalikan dari barang publik adalah barang swasta, dimana terdapat pengecualian terhadap konsumsi barang tersebut. Penggunaan barang publik secara bersama-sama tersebut menimbulkan eksternalitas baik positif ataupun negatif.

(2)

efisiensi alokatif adalah semua manfaat lebih tentang memiliki kewajiban sambil menghasilkan relatif sedikit. Teori ini kurang lebih sama dengan hukum penawaran dan permintaan dan analisis permintaan dan penawaran.

Tingkat penyediaan efislen barang swasta ditentukan dengan cara membandingkan manfaat marginal dari tambahan sebuah unit dan biaya marginal untuk memproduksl unit itu. Efisiensi dlcapai jika manfaat marginal sarna dengan biaya marginal, MB = MC. Dengan kata lain, eflstenst dicapai jika manfaat setiap pertambahan satu unit barang yang dinikmati konsumen sama dengan biaya yang diperlukan untuk memproduksi dan menyediakan barang itu.

3. Peran Pemerintah Dalam penyediaan barang publik

(3)

Dengan volume Rp1.683 triliun, APBN 2013 setidaknya memiliki dua peran penting dalam peningkatan kesejahteraan rakyat. Pertama, dampak yang signifikan terhadap peningkatan permintaan agregat yang merupakan faktor penting pertumbuhan ekonomi dan pengaruhnya terhadap alokasi serta efisiensi sumberdaya perekonomian. Kedua, tersedianya dana untuk melaksanakan tiga fungsi ekonomi Pemerintah yang tidak dapat dilaksanakan oleh sektor swasta secara optimal, yaitu fungsi alokasi, fungsi distribusi, dan fungsi stabilisasi.

1. Fungsi Alokasi

Fungsi alokasi yaitu fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa publik, seperti pembangunan jalan raya, jembatan, penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon umum. Terkait dengan belanja Pemerintah Pusat, fungsi alokasi dilakukan antara lain melalui pendanaan pada berbagai program dan investasi produktif, seperti pendanaan pembangunan infrastruktur atau belanja barang dan jasa. Pada APBN 2013, anggaran belanja infrastruktur mencapai Rp201,3 triliun. Pembangunan infrastruktur diharapkan dapat meningkatkan keterhubungan antar-wilayah.

2. Fungsi Distribusi

Fungsi distribusi dilakukan melalui dukungan untuk pemberdayaan berbagai kelompok masyarakat yang berpenghasilannya rendah. Dalam APBN 2013, fungsi ini tercermin dalam bentuk: bantuan langsung seperti program keluarga harapan sebesar Rp2,8 triliun, program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) perdesaan dan perkotaan sebesar Rp9,7 triliun, serta perluasan kesempatan atas layanan dasar di bidang pendidikan dan kesehatan seperti bantuan operasional sekolah (BOS) sebesar Rp32,7 triliun dan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas) Rp8,1 triliun. Anggaran untuk fungsi alokasi dan distribusi yang tidak kalah pentingnya adalah untuk transfer ke daerah yang dalam tahun 2013 mencapai Rp528,6 triliun.

(4)

Fungsi stabilisasi dilakukan melalui penyediaan berbagai jenis subsidi, baik subsidi harga barang-barang kebutuhan pokok, maupun subsidi langsung ke obyek sasaran. Pada 2013, alokasi subsidi mencapai Rp317,2 triliun untuk membantu masyarakat memenuhi kebutuhan energi (BBM, gas, dan listrik), maupun memperluas kesempatan masyarakat atas komoditi lain berupa beras, pupuk, benih, dan lain-lain.

Pelaksanaan ketiga fungsi ekonomi tersebut secara sinergis berperan besar bagi perbaikan dan penguatan fundamental perekonomian, seperti mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, menjaga stabilitas ekonomi khususnya stabilitas harga, menciptakan dan memperluas lapangan kerja produktif untuk menurunkan tingkat pengangguran, serta memperbaiki distribusi pendapatan dalam mengurangi tingkat kemiskinan.

4. A. Solusi Swasta Terhadap Eksternalitas

(5)

pembahasan berikut kita akan menelaah solusi-solusi atau upaya-upaya yang dilakukan oleh pribadi atau swasta (private solutions) dalam mengatasi persoalan eksternalitas.

1. Jenis-jenis Solusi Swasta

Inefisiensi pasar akibat eksternalitas tidak perlu selalu harus atau bisa diatasi dengan penegakan atau peningkatan standar moral, atau ancaman penerapan sanksi sosial. Misalnya, mengapa orang-orang secara sadar tidak mau membuang sampah sembarangan? Peraturan resmi yang mengatur tentang sampah memang ada, namun di banyak tempat, peraturan semacam itu tidak dijalankan secara sungguh-sungguh. Kita tidak mau membuang sampah disembarang tempat juga bukan karena takut dengan peraturan-peraturan semacam itu, namun karena kita mengetahui atau menyadari bahwa tidaklah baik dan tidak patut sejak kita masih kanak-kanak, bahwa kita boleh melakukan sesuatu moral inilah yang kemudian membatasi perilaku dan tindakan kita, agar sedapat mungkin tidak merugikan orang lain. Dalam bahasa ekonomi, ajaran agama itu meminta kita untuk melakukan internalisasi eksternalitas.

Contoh lain solusi swasta, adalah derma atau amal yang seringkali sengaja diorganisasikan untuk mengatasi suatu eksternalitas. Contohnya adalah Sierra Club, sebuah organisasi sosial swasta yang sengaja dibentuk untuk turut melestarikan lingkungan hidup. Organisasi ini mengandalkan pemasukannya dari donasi pihak-pihak yang bersimpati atau iuran anggota. Hal ini sebagai contoh untuk eksternalitas negatif. Sedangkan untuk eksternalitas positif, kita mengetahui banyak perguruan tinggi yang membentuk yayasan yang menghimpun sumbangan dari para alumni, perusahaan, atau pihak-pihak lain, untuk kemudian disalurkan sebagai beasiswa.

(6)

dipelihara si peternak terlalul sedikit, maka proses penyerbukan tidak lancar. Eksternalitas ini dapat diinternalisasikan dengan cara penggabungan kedua usaha. Si petani membeli seluruh atau sebagian usaha peternakan lebah, atau sebaliknya si peternak membeli seluruh atau sebagian pohon apel. Jika kedua usaha itu disatukan, maka pengelolanya akan lebih mudah menentukan berapa banyak pohon apel yang harus ditanam, dan berapa ekor lebah yang harus dipelihara, demi membuahkan hasil yang maksimal. Dalam kenyataannya, niat untuk mengupayakan internalisasi eksternalisasi seperti itulah, yang merupakan penyebab mengapa banyak perusahaan yang menekuni lebih dari satu bidang/ jenis usaha sekaligus. Cara lain di pasar swasta dalam mengatasi eksternalitas adalah, penyusunan kontrak atau perjanjian di antara pihak-pihak yang menaruh kepentingan.

2. Teorema Coase

Ada sebuah pemikiran yang disebut teorema Coase (Coase therem) mengambil nama perumusnya, yakni ekonom Ronald Coase-yang menyatakan bahwa solusi swasta bisa sangat efektif seandainya memenuhi satu syarat. Syarat itu adalah pihak-pihak yang berkepentingan dapat melakukan negosiasi atau merundingkan langkah-langkah penanggulangan masalah eksternalitas yang ada diantara mereka, tanpa menimbulkan biaya khusus yang memberatkan alokasi sumber daya yang sudah ada. Menurut teorema Coase, hanya jika syarat itu terpenuhi, maka pihak swasta itu akan mampu mengatasi masalah eksternalitas dan meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya.

3. Penyebab Gagalnya Solusi Swasta

Logika teorema Coase memang meyakinkan, namun tidak selamanya sesuai dengan kenyataan yang ada. Dalam prakteknya, kita tahu bahwa pelaku-pelaku ekonomi swasta/pribadi seringkali gagal memperoleh pemecahan yang efisien, atas suatu masalah yang bersumber dari eksternalitas. Teorema Coase ternyata hanya berlaku, jika pihak-pihak yang berkepentingan tidak dihadapkan pada kendala untuk mencapai dan melaksanakan kesepakatan. Itu berarti, peluang kesepakatan memang selalu terbuka, namun hal itu tidak selalu bisa diwujudkan.

B. Kebijakan Publik Untuk Mengatasi Eksternalitas

1. Regulasi

(7)

melenyapkan eksternalitas. Seperti pemerintah dapat menindak pihak-pihak tertentu yang mencemari lingkungan dengan limbah produksinya.

2. Pajak Pigovian Dan Subsidi

Pajak Pigovian adalah pajak yang khusus diterapkan untuk mengoreksi dampak dari suatu eksternalitas negatif. Disebut pajak pigou karena ditemukan oleh ekonom yang bernama Arthur Pigou (1877-1959). Bentuk dari pajak tersebut adalah ketika ada dua pabrik yaitu pabrik baja dan pabrik kertas yang masing-masing membuang limbah 500 ton per tahun, maka hanya dua pilihan yang mereka lakukan. Pertama, Badan Perlindungan Lingkungan Hidup (EPA, Environmental Protection Agency) akan mewajibkan semau pabrik untuk mengurangi limbahnya hingga 300 ton per tahun atau yang kedua, mereka akan dikenai pajak sebesar $50,000 untuk setiap ton limbah yang dibuang oleh setiap pabrik.

(8)

Referensi.

Mangkoesoebroto, Guritno. 2010. Ekonomi Publik. Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta

Samuelson, Paul.A. dan William, D.Nordhaus .1993. Ekonomi. Edisi Ke Dua Belas,Jakarta : Erlangga.

Referensi

Dokumen terkait

Negosiasi sama-sama menang secara sederhana adalah “bisnis yang baik”. Ketika pihak-pihak yang berkepentingan di dalam suatu perjanjian merasa puas dengan hasilnya, mereka akan

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, pemerintah perlu mengambil langkah bijak seperti, melakukan rekoordinasi dan antisipasi bersama pihak-pihak terkait

Kon- sultan yang menggunakan gaya ini bekerja atas dasar keyakinan bahwa tingkat efektivitas yang semakin tinggi dapat diwujudkan apabila semua pihak yang berkepentingan

Merupakan satu diantara dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan analisis terhadap rasio keuangan perusahaan. Pihak yang berkepentingan

Karena banyaknya pihak yang berkepentingan dengan profesi akuntan publik, maka diharapkan dalam RUU ini juga mengakomodasi kepentingan pihak-pihak lainnya, oleh karena itu

Karena banyaknya pihak yang berkepentingan dengan profesi akuntan publik, maka diharapkan dalam RUU ini juga mengakomodasi kepentingan pihak-pihak lainnya, oleh karena itu

 Perwakilan pemerintah indonesia dalam berbagai forum bilateral, regional dan multilateral;  Pengembangan jejaring dan negosiasi dengan berbagai pihak, meliputi kalangan pemerintah,

Negosiasi dilakukan karena : • ada pihak yang berkepentingan • ada masalah • ada keinginan untuk bersepakat • menghindarkan persengketaan • menjaga kehormatan Beberapa strategi