Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang.
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana
dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat
yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah
distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk
fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang
Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam
RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga
dapat mewujudkan tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan
antara lingkungan alam dan lingkungan buatan,
keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan
memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan
dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
3.1. RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL (RTRWN)
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan
Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk :
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional,
d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan
antarwilayah provinsi, serta keserasian antarsektor,
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi, f. Penataan ruang kawasan
strategis nasional, dan
f. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam
RPI2-JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kriteria:
R
R
E
E
N
N
C
C
A
A
N
N
A
A
T
T
A
A
T
T
A
A
R
R
U
U
A
A
N
N
G
G
W
W
I
I
L
L
A
A
Y
Y
A
A
H
H
S
1. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama
kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional,
2. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau
3. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama
transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.
b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kriteria:
1. Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua
kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN,
2. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan
industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten,
dan/atau
3. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi
yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.
c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Kriteria:
1. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan
negara tetangga,
2. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang
menghubungkan dengan negara tetangga,
3. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang
menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau
4. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat
mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.
d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan:
1. Pertahanan dan keamanan,
a) diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan
negara berdasarkan geostrategi nasional,
b) diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah pembuangan
amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba
c) merupakan wilayah kedaulatan Negara termasuk pulau-pulau kecil terluar
yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas.
2. Pertumbuhan ekonomi,
a) memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,
b) memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi
nasional,
c) memiliki potensi ekspor,
d) didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi,
e) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,
f) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam
rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional,
g) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam
rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau
h) ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
3. Sosial dan budaya
a) merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya
nasional,
b) merupakan prioritas peningkatan kualitas social dan budaya serta jati diri
bangsa,
c) merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan
dilestarikan,
d) merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional,
e) memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau
f) memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional.
4. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
a) diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu
b) pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis
nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir
c) memiliki sumber daya alam strategis nasional
d) berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa
f) berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
5. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
a) merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,
b) merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang
c) ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir
punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau
dilestarikan,
d) memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun
berpeluang menimbulkan kerugian negara,
e) memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro
f) menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup
g) rawan bencana alam nasional
h) sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak
luas terhadap kelangsungan kehidupan.
Tabel 3.1.
Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Nasional (PKN dan Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 Tentang RTRWN
NO
PROVINSI
PKN
PKW
(1)
(2)
(3)
(4)
1
Nanggroe
Aceh
Darussalam
Lhokseumawe
Sabang,
Banda
Aceh,
Takengon, Meulaboh
2
Sumatera Utara
Kawasan Perkotaan
Medan-Binjai-Deli-Serdang-Karo
(Mebidangro)
Tebingtinggi, Sidikalang,
Pematang Siantar, Balige,
Rantau Prapat, Kisaran,
Gunung Balige, Padang
Sidempuan, Sibolga
3
Sumatera Barat
Padang
Pariaman,
Sawahlunto,
Muarasiberut, Bukittinggi,
Solok
4
Riau
Pekanbaru, Dumai
Bangkinang,
Teluk
Kuantan, Bengkalis, Bagan
Siapiapi,
Tembilahan,
Rengat, Pangkalan Kerinci,
Pasir Pangarayan, Siak Sri
Indrapura
NO
PROVINSI
PKN
PKW
(1)
(2)
(3)
(4)
Daik Lingga, Dabo-Pulau
Singkep, Tanjung Balai
Karimun
6
Jambi
Jambi
Kuala
Tungkal,
Sarolangun, Muarabungo,
Muara Bulian
7
Sumatera Selatan
Palembang
Muara Enim, Kayuagung,
Baturaja,
Prabumulih,
Lubuk Linggau, Sekayu,
Lahat
8
Bengkulu
Bengkulu, Manna,
Muko-Muko, Curup
9
Bangka Belitung
Pangkal Pinang, Muntok,
Tanjung Pandan, Manggar
10
Lampung
Bandar Lampung
Metro, Kalianda, Liwa,
Menggala, Kotabumi, Kota
Agung
11
DKI
Jakarta-Jawa
Barat-Banten
Kawasan
Perkotaan
Jabodetabek
12
Banten
Serang, Cilegon
Pandeglang,
Rangkas
Bitung
13
Jawa Barat
Kawasan
Perkotaan
Bandung Raya, Cirebon
Sukabumi,
Cikampek-Cikopo,
Pelabuhanratu,
Indramayu,
Kadipaten,
Tasikmalaya, Pangandaran
14
Jawa Tengah
Surakarta,
Kawasan
Perkotaan
Semarang-
Kendal-Demak-Ungaran-Purwodadi (Kedungsepur),
Cilacap
Boyolali, Klaten, Salatiga,
Tegal, Pekalongan, Kudus,
Cepu,
Magelang,
Wonosobo,
Kebumen,
Purwokerto
15
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
Yogyakarta
Bantul, Sleman
16
Jawa Timur
Kawasan
Perkotaan
(Gerbangkertosusila)Malang
Probolinggo,
Tuban,
Kediri,
Madiun,
Banyuwangi,
Jember,
Blitar,
Pamekasan,
Bojonegoro, Pacitan
17
Bali
Kawasan
Perkotaan
NO
PROVINSI
PKN
PKW
(1)
(2)
(3)
(4)
Tabanan (Sarbagita)
18
Nusa
Tenggara
Barat
Mataram
Praya,
raya,
Sumbawa
Besar
19
Nusa
Tenggara
Timur
Kupang
Soe, Kefamenanu, Ende,
Maumere,
Waingapu,
Ruteng, Labuan Bajo
20
Kalimantan Barat
Pontianak
Mempawah, Singkawang,
Sambas,
Ketapang,
Putussibau,
Entikong,
Sanggau, Sintang
21
Kalimantan Tengah Palangkaraya
Kuala Kapuas, Pangkalan
Bun, Buntok, Muarateweh,
Sampit
22
Kalimantan Selatan
Banjarmasin
Amuntai,
Martapura,
Marabahan, Kotabaru
23
Kalimantan Timur
Kawasan
Perkotaan
Balikpapan-Tenggarong-Samarinda-Bontang,
Tarakan
Tanjung Redeb, Sangata,
Nunukan, Tanjung Selor,
Malinau,
Tanlumbis,
Tanah Grogot, Sendawar
24
Gorontalo
Gorontalo
Isimu, Kuandang, Tilamuta
25
Sulawesi Utara
Kawasan
Perkotaan
Manado-Bitung
Tomohon,
Tondano,
Kotamobagu
26
Sulawesi Tenggah
Palu
Poso,
Luwuk,
Buol,
Kolonedale,
Tolitoli,
Donggala
27
Sulawesi Selatan
Kawasan
Perkotaan
Makassar-Sungguminahasa-Takalar-Maros
(Maminasata)
Pangkajene,
Jeneponto,
Palopo,
Watampone,
Bulukumba,
Barru,
Parepare
28 Sulawesi Barat
Mamuju,
Majene,
Pasangkayu
29
Sulawesi Tenggara
Kendari
Unaaha, Lasolo, Bau-Bau,
Raha, Kolaka
30
Maluku
Ambon
Masohi,
Werinama,
Kairatu,
Tual,
Namlea,
Wahai, Bula
NO
PROVINSI
PKN
PKW
(1)
(2)
(3)
(4)
32
Papua Barat
Sorong
Fak-Fak,
Manokwari,
Ayamaru
33
Papua
Jayapura, Timika
Biak,
Nabire,
Muting,
Bade, Merauke, Sarmi,
Arso, Wamena
Tabel 3.2.
Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Berdasarkan PP
Nomor 26 Tahun 2008 Tentang RTRWN
NO PUSAT KEGIATAN STRATEGIS
NASIONAL
STATUS PROVINSI
(1) (2) (3) (4)
1 Kota Sabang I/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap I)
Namggroe Aceh Darussalam
2 Kota Dumai I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan Fungsi (Tahap I)
Riau
3 Kota Batam I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan Fungsi (Tahap I)
Kep. Riau
4 Ranai (Ibukota Kab. Natuna)
I/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap I)
Kep. Riau
5 Atambua (Ibukota Kab. Belu)
I/A/1 :
Pengembangan/Peningkatan Fungsi (Tahap I)
Nusa Tenggara Timur
6 Kalabahi (Ibukota Kab. Alor)
II/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap II)
Nusa Tenggara Timur
7 Kefamenanu (Ibukota Kab. Timor Tenggah Utara)
I/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap I)
Nusa Tenggara Timur
8 Paloh-Aruk (Kab. Sambas)
I/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap I)
Kalimantan Barat
9 Jagoi Babang )Kab. Bengkayang)
I/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap I)
Kalimantan Barat
10 Nangabadau (Kab. Kapuas Hulu)
I/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap I)
Kalimantan Barat
11 Entikong (Kab. Sanggau)
I/A/1 :
Pengembangan/Peningkatan Fungsi (Tahap I)
Kalimantan Barat
12 Jasa (Kab. Sintang) II/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap II)
NO PUSAT KEGIATAN STRATEGIS
NASIONAL
STATUS PROVINSI
(1) (2) (3) (4)
13 Nunukan (Ibukota Kabupaten Nunukan)
I/A/1 :
Pengembangan/Peningkatan Fungsi
Kalimantan Timur
14 Simanggaris
(Kabupaten Nunukan
I/A/2 :
Pengembangan/Peningkatan Fungsi (Tahap I)
Kalimantan Timur
15 Long Midang (Kabupaten Nunukan)
I/A/2 :
Pengembangan/Peningkatan Fungsi (Tahap I)
Kalimantan Timur
16 Long Pahangai (Kabupaten Kutai Barat)
II/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap II)
Kalimantan Timur
17 Long Nawan (Kabupaten Malinau)
II/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap II)
Kalimantan Timur
18 Melonguane (Ibukota Kabupaten Talaud)
I/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap I)
Sulawesi Utara
19 Tahuna (Ibukota Kabupaten Kep. Sangihe)
I/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap I)
Sulawesi Utara
20 Saumlaki (Kabupaten Maluku Tenggara Barat)
I/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap I)
Maluku
21 Ilwaki (Kabupaten Maluku Barat Daya)
II/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap II)
Maluku
22 Dobo (Kabupaten Kepulauan Aru)
II/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap II)
Maluku
23 Daruba (Kabupaten Pulau Morotai)
I/A/2 : Pengembangan Baru (Tahap I)
Maluku Utara
24 Kota Jayapura I/A/1 : Pengembangan/Peningkatan Fungsi (Tahap I)
Papua
25 Kota Tanah Merah (Ibukota Kabupaten Tanah Merah)
I/A/1 :
Pengembangan/Peningkatan Fungsi (Tahap I)
Papua
26 Kota Merauke (Ibukota Kabupaten Merauke)
I/A/1 :
Pengembangan/Peningkatan Fungsi (Tahap I)
Tabel 3.3.
Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun
2008 Tentang RTRWN
NO KAWASAN
STRATEGIS NASIONAL
SUDUT KEPENTINGAN
KOTA/KABUPATEN PROVINSI STATUS
HUKUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kawasan industry
Lhokseumawe
Ekonomi Kota Lhokseumawe Nanggroe
Aceh Darussalam
2 Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang
Ekonomi Kota Sabang Nanggroe
Aceh Darussalam
3 Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu Banda Aceh Darussalam
Ekonomi Kota Banda Aceh Naggroe
Aceh Darussalam
4 Kawasan Ekosistem
Leuser
Lingkungan Hidup 13 Kabupaten (Aceh Barat,
Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Aceh
Selatan, Ace Singkil, Subulussalam,Aceh Tenggara,
Gayo Lues,
Aceh Tengah Bener Meriah Aceh Utara,
Aceh Timur, dan Aceh
Perbatasan LauRI termasuk 2 pulau kecil terlua
(Pulau Rondo daBerhala) dengannegara India / Thailand /
Malaysia
Pertahanan dan Keamanan
Kota Sabang Nanggroe
Aceh
Perkotaan Meda– Binjai
– Deli
Serdang – Karo (Mebidangro)
Ekonomi Kota Medan,
Binjai, Deli Serdang, Karo
Sumatera Utara
Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo
Simalungun, Kab. Toba, Kab. Pakpak Barat
8 Kawasan Stasiun
Pengamat
Kab. Agam Sumatera
Barat
9 Kawasan Hutan
Lindung Bukit Batabuh
Lingkungan Hidup
Kab. Kuantan Singingi dan Kab. Indragiri Hulu
Riau
10 Kawasan Hutan
Lindung Mahato
Lingkungan
Perbatasan Laut RI termasuk 20 pulau kecil terluar (Pulau Sentut, Tokong Malang Biru, Damar, Mangkai, Tokong Nanas, Tokong Belayar, Tokong Boro, Semiun, Sebetul, Sekatung, Senua, Subi Kecil, Kepala,Batu Mandi, Iyu
Kecil, Karimun Kecil, Nipa, Pelampong, Batu Berhanti, dan Nongsa) dengan negara Malaysia /Vietnam /
Kab. Bintan, Kab. Natuna, Kab. Kep. Anambas, Kab. Karimun, Kota Batam
Kepulauan Riau
12 Kawasan Batam,
Bintan, dan Karimun
Ekonomi Kab. Bintan,
Kab. Natuna, Kab. Karimun, Kota Batam
Kepulauan Riau
Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun
13 Kawasan
Lingkungan
HidupTaman Nasional Kerinci Seblat
Lingkungan Hidup
Kab. Kerinci, Kota Padang, Kab. Lubuk Linggau, Kab. Rejang
Nasional Berbak
Nasional Bukit Tigapuluh
Hidup Hulu, Kab.
Indragiri Hilir, Kab. Tanjung
Jabung Barat,Kab. Tebo
Riau
16 Kawasan Taman
Nasional Bukit Duabelas
17 Kawasan Selat Sunda Ekonomi Kota Serang,
Kota Bandar Lampung
Lampung dan Banten
Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembang an Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda 18 Kawasan Instalasi
Lingkungan dan Cuaca
Kota Jakarta Pusat
DKI Jakarta
19 Kawasan Fasilitas
Pengolahan Data dan Satelit
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
DKI Jakarta
20 Kawasan
Perkotaan
Jabodetabek Punjur termasuk
Kepulauan Seribu
Ekonomi Kota Jakarta (Utara,
Selatan, Barat, Timur, Pusat), Kota Bogor, Kab. Bogor, Selatan, Kota Bekasi, Kab. Bekasi, Kab. Cianjur
DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat
Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan
Ekonomi Kota Bandung,
Kab. Bandung
Jawa Barat
22 Kawasan Fasilitas Uji Terbang Roket Pamengpeuk
23 Kawasan Stasiun
Pamengpeuk Teknologi Tinggi
24 Kawasan Stasiun
Pengamat Dirgantara
Tanjung Sari
Penggunaan
Jawa Barat
25 Kawasan Stasiun
Telecomand
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
Jawa Barat
26 Kawasan Stasiun
Bumi Penerima Satelit Mikro
Penggunaan
Jawa Barat
27 Kawasan
Pangandaran – Kalipuncang – Segara Anakan – Nusakambangan (Pacangsanak)
Lingkungan Hidup
Kab. Pangancaran, Kab. Ciamis, Kab. Cilacap
Jawa Barat dan Jawa Tengah
28 Kawasan
Perkotaan Kendal
– Demak – Ungaran –
Salatiga – Semarang - Purwodadi
(Kedung Sepur)
Ekonomi Kab. Kendal,
Kab. Demak, Kab. Semarang, Kota Salatiga, Kota Semarang,
Borobudur dan Sekitarnya
Kab. Klaten, Kab. Sleman
Jawa Tengah
31 Kawasan Taman
Nasional Gunung Merapi
Lingkungan Hidup
Kab. Sleman, Kota Yogyakarta, Kab. Klaten, Kab. Boyolali, Kab.
Magelang
Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta
32 Kawasan
Perkotaan Gresik
– Bangkalan – Mojokerto – Surabaya – Sidoarjo
– Lamongan (Gerbangkertosusi la)
Ekonomi Kab. Gresik,
Kab.
Kab. Sidoarjo,Kab. Lamongan
Jawa Timur
33 Kawasan Stasiun
Pengamat
Penggunaan Sumberdaya
Dirgantara
Nasional Ujung Kulon Kab. Badung, Kab. Gianyar, Kab. Tabanan
Bali Perpres
No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan
36 Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu Bima
Nasional Komodo
Lingkungan
Lingkungan Hidup
Kab. Lombok Utara, Kab. Lombok Tengah, Kab. Lombok Timur
Nusa Tenggara Barat
39 Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu Mbay
Ekonomi Kab. Ngada Nusa
Tenggara Timur
40 Kawasan
Perbatasan Darat RI dengan negara Timor Leste
Pertahanan dan Keamanan
Kab. Kupang, Kab. Timor Tengah Utara, Kab. Belu
Nusa Tenggara Timur
41 Kawasan
Perbatasan Laut RI termasuk 5 pulau kecil terluar (Pulau Alor, Batek, Dana, Ndana, dan Mangudu) dengan negara Timor Leste/Australia
Pertahanan dan Keamanan
Kab. Kupang, Kab. Timor Tengah Utara, Kab. Belu Ekonomi Terpadu Khatulistiwa
Ekonomi Kab. Sanggau Kalimantan
Barat
43 Kawasan Stasiun
44 Kawasan Taman Nasional Betung Kerihun
Lingkungan Hidup
Kab. Kapuas Hulu
Kalimantan Barat
45 Kawasan
Perbatasan Darat RI dan Jantung Kalimantan (Heart of Borneo)
Pertahanan dan Keamanan
Kab. Sambas, Kab. Kapuas Hulu, Kab. Ekonomi Terpadu Daerah Aliran Sungai Kahayan Kapuas dan Barito
Ekonomi Kota
Palangkaraya, Kab. Pulang Pisau, Kab. Kapuas, Kab. Barito Selatan
Kalimantan Tengah
47 Kawasan Taman
Nasional Tanjung Putting
Lingkungan Hidup
Kab. Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan
Kalimantan Tengah
48 Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu Batulicin
Ekonomi Kab.
Kotabaru, Ekonomi Terpadu Samarinda, Sanga-Sanga, Muara Jawa, dan Balikpapan
Ekonomi Kota
Samarinda, Kab. Kutai
Kalimantan Timur
50 Kawasan
Perbatasan Laut RI termasuk 18 pulau kecil terluar (Pulau Sebatik, Gosong Makasar, Maratua, Sambit, Lingian, Salando, Dolangan, Bangkit, Mantewaru, Makalehi, Kawalusu, Kawio, Marore, Batu Bawaikang, Miangas, Marampit, Intata, dan Kakarutan) dengan Negara Malaysia dan
Philipina
Pertahanan dan Keamanan
Kab. Nunukan, Kab. Berau, Kab. Tolitoli, Kab. Boolang Mongondow Utara, Kab. Kep. Sitaro, Kab. Kep. Sangihe, Kab. Sangihe Talaud, Kab. Kep. Talaud
Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara)
51 Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu Manado – Bitung
Ekonomi Kota Manado,
Kota Bitung
Sulawesi Utara
Konservasi dan Wisata Daerah Aliran Sungai Tondano
Hidup Minahasa,Kab
. Minahasa Utara, Kota Tomohon, Kota Manado
Utara
53 Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu Batui
Ekonomi Kab. Banggai Sulawesi
Tengah
54 Kawasan Poso
dan Sekitarnya
Sosial Budaya Kab. Poso Sulawesi
Tengah
55 Kawasan Kritis
Lingkungan Balingara
LingkunganHidup Kab. Tojo
Una-Una
Sulawesi Tengah
56 Kawasan Kritis
Lingkungan Buol Lambunu
Ekonomi Kota
Makassar, Kab. Maros,
Kab. Gowa, Kab. Takalar
Sulawesi Selatan
Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Ekonomi Terpadu Parepare
Ekonomi Kota ParePare,
Kab.
Barru
Sulawesi Selatan
59 Kawasan Toraja
dan Sekitarnya
Sosial Budaya Kab. Tana
Toraja, Kab. Toraja Utara
Sulawesi Selatan
60 Kawasan Stasiun
Bumi Sumber Alam Parepare
Penggunaan Sumberdaya Alam dan Teknologi Tinggi
Kota ParePare Sulawesi
Selatan
61 Kawasan Soroakodan
Sekitarnya
Sosial Budaya Kab. Luwu Sulawesi
Selatan
62 Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu Buton, Kolaka, dan Kendari
Ekonomi Kab. Buton,
Kab. Kolaka, Kota Kendari
Sulawesi Tenggara
63 Kawasan Taman
Nasional Rawa
Lingkungan Hidup
Kota Kendari, Kab. Kolaka,
Aopa - Watumohai dan Rawa Tinondo
Kab. Buton,
64 Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu Seram
Ekonomi Pulau Seram
Kab. Maluku Tengah
Maluku
65 Kawasan Laut Banda Sosial Budaya Kab. Maluku Tengah Maluku
66 Kawasan
Perbatasan Laut RI termasuk 20 pulau kecil terluar (Pulau Ararkula, Karaweira, Panambulai, Kultubai Utara, Kultubai Selatan, Karang, Enu, Batu Goyang, Larat, Asutubun, Selaru, Batarkusu, Masela,
Miatimiarang, Leti, Kisar, Wetar, Liran, Kolepon, dan Laag) dengan negara Timor Leste/Australia
Pertahanan dan Keamanan
Prov. Maluku: Kab. Maluku tenggara, Kota Tual, Kab. Kep. Aru, Kab. Maluku Tenggara Barat, Kab. Maluku Barat Daya, Prov. Papua: Kab. Merauke
Maluku dan Papua
67 Kawasan
Perbatasan Laut RI termasuk 8 pulau kecil terluar (Pulau Jiew, Budd, Fani, Miossu, Fanildo, Bras, Bepondi, dan Liki) dengan negara Palau Kab. Sorong, Kab. Biak Numfor, Kab. Jayapura Hayati Raja Ampat
Lingkungan Ekonomi Terpadu Biak
Ekonomi Kab. Biak
Numfor
Papua
70 Kawasan Stasiun
Bumi Satelit Cuaca dan
71 Kawasan Stasiun
Telemetry Tracking and Command Wahana Peluncur Satelit
73 Kawasan Taman Nasional Lorentz
Lingkungan Hidup
Kab. Mimika, Kab. Asmat, Kab. Nduga, Kab. Yahukimo, Kab. Jayawijaya, Kab. Lanny Jaya, Kab. Puncak Jaya, Kab. Puncak, Kab. Paniai
Papua
74 Kawasan
Konservasi Keanekaragaman Hayati Teluk Bintuni
Lingkungan Hidup
Kab. Tel. Bintuni Papua
75 Kawasan
Perbatasan Darat RI dengan negara Papua Nugini
Pertahanan dan Keamanan
Kota Jayapura, Kab. Keerom, Kab. Pegunungan Bintang, Kab. Boven Digoel, Kab. Merauke
Papua
76 Kawasan
Perbatasan Negara termasuk 19 pulau kecil terluar (Pulau Simeulucut, Salaut Besar, Raya, Rusa, Benggala, Simuk, Wunga, Sibarubaru, Sinyaunyau, Enggano, Mega, Batu Kecil, Deli, Manuk, Nusa Kambangan, Barung, Sekel, Panehan, dan Sophialouisa) yang berhadapan dengan laut lepas
Pertahanan dan Keamanan
Prov. NAD: Kab. Simelue, Kab. Aceh
Barat, Kab.Aceh Besar, Prov Sumut:Kab. Nias, Prov Sumbar:Kab. Kep. Mentawai,Prov.Bengkulu: Kab. Bengkulu Utara, Prov.Lampung: Kab. Tanggamus, Prov. Banten: Kab. Pandeglang, Prov. Jabar: Kab. Tasikmalaya, Prov. Jateng: Kab. Cilacap, Prov. Jatim: Kab. Jember, Kab. Trenggalek, Prov. NTB: Kab. Lombok Barat
Nanggroe Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat
Ket : *)Penentuan Kabupaten/kota yang menjadi wilayah deliniasi KSN masih dapat berubah sebelum Perpres RTRW KSN ditetapkan
3.2. RTRW KAWASAN STRATEGIS NASIONAL (KSN)
Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN dalam penyusunan
RPI2-JM Cipta Karya Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
a. Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN.
b. Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa:
1. Ekonomi
2. Lingkungan Hidup
4. Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi Tinggi
5. Pertahanan dan Keamanan
c. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:
1. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti
pengembangan RTH.
2. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti
pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan
drainase
3. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur
ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini adalah sebagai
berikut:
a. Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan Jakarta, Bogor,
Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur;
b. Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan;
c. Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Makassar, Maros, Sungguminasa, Takalar;
d. Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan
Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo;
e. Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan
Infrastruktur Selat Sunda;
f. Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Batam, Bintan,
dan Karimun.
3.3. ARAHAN RTRW PULAU
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan
operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus diperhatikan dari RTR Pulau
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup
arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan
pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan
RTH.
b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan
wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.
c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk
bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air
limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.
Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah:
a. Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi;
b. Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan;
c. Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Sumatera;
d. Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Pulau Jawa-Bali.
3.4. ARAHAN RTRW PROVINSI
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan melalui Peraturan
Daerah Provinsi, dan beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi
untuk penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:
1. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti
pengembangan RTH.
2. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti
pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, dan
drainase
b. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk
bidang Cipta Karya.
Hingga saat ini, RTRW Provinsi yang telah memiliki Perda adalah sebagai
a. Perda No. 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali;
b. Perda No. 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten;
c. Perda No. 2 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bengkulu;
d. Perda No. 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta;
e. Perda No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta;
f. Perda No. 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo;
g. Perda 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat;
h. Perda No. 6 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa
Tengah;
i. Perda No. 5 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa
Timur;
j. Perda No. 1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Lampung;
k. Perda No. 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa
Tenggara Barat;
l. Perda No. 1 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa
Tenggara Timur;
m. Perda No. 9 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi
Selatan;
n. Perda No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera
Barat.
3.5. ARAHAN RTRW KABUPATEN/KOTA
Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Adapun
arahan dalam RTRW Kabupaten/Kota yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari sudut
kepentingan:
2. Ekonomi
3. Lingkungan hidup
4. Sosial budaya
5. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi
b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang mencakup:
1. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti
pengembangan RTH.
2. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan seperti
pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase,
RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.
c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang Cipta Karya yang
harus diperhatikan mencakup ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan
lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.
d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang