• Tidak ada hasil yang ditemukan

14 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA 20 – 30 TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "14 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA 20 – 30 TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA 20

30 TAHUN TENTANG

DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI

Susilowati

Dosen Akper Pamenang Pare–Kediri

Kanker payudara adalah kanker yang terjadi pada payudara karena adanya pertumbuhan sel yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali membentuk suatu benjolan atau tumor yang bersifat ganas dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain (Nisman, 2010). Kanker payudara jarang menimbulkan rasa sakit, tanda–tanda yang biasa muncul berupa benjolan pada payudara. Upaya pencegahan kanker payudara salah satunya dengan SADARI. Saat ini sebagian besar wanita belum melakukan SADARI.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, populasinya wanita usia 20 – 30 tahun sebanyak 24 orang, sample penelitiannya sebanyak 20 orang diperoleh berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Dan alat ukur yang digunakan berupa kuisioner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan wanita nusia 20 – 30 tahun tentang deteksi dini kanker payudara dengan teknik SADARI di Dusun Berjel Desa Jantok Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan wanita usia 20 –30 tahun tentang deteksi dini kanker payudara dengan teknik SADARI yaitu kurang sebanyak 13 responden (65%), cukup 5 responden (25%) dan baik sebanyak 2 responden (10%).

Dari hasil tersebut, kurangnya pengetahuan tentang SADARI menyebabkan wanita tidak melakukan SADARI. Dengan penyuluhan tentang SADARI, diharapkan pengetahuan wanita menjadi bertambah sehingga wanita usia 20–30 tahun dapat rutin melakukan SADARI.

Kata kunci : Pengetahuan, Wanita usia 20–30 tahun, Kanker payudara, SADARI

Latar Belakang

Kanker payudara adalah kanker yang terjadi pada payudara karena adanya pertumbuhan sel yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali membentuk suatu benjolan atau tumor yang bersifat ganas dan dapat menyebar ke bagian tubuh lain (Nisman, 2010). Kanker payudara merupakan penyakit yang tersembunyi dan jarang menimbulkan rasa sakit atau nyeri, tanda – tanda yang biasa muncul yaitu berupa benjolan pada payudara (Nisman, 2010). Upaya pencegahan kanker payudara salah satunya dengan pemeriksaan secara mandiri atau bisa disebut SADARI, yang merupakan langkah awal bagi wanita mengenali tanda – tanda adanya kelainan pada payudara (Brunner dan Suddarth, 2002). Saat ini sebagian besar wanita belum melakukan SADARI (Sampepayung, 2010).

Di Indonesia kanker tertinggi yang diderita wanita adalah kanker payudara dengan angka kejadian 26 per 100.000 orang perempuan (0,026%). Menurut Dinkes Jatim, tahun 2009 untuk kanker payudara pasien rawat inap sebanyak 1.069 orang dan yang menjalani rawat

jalan 970 orang. (Dinkes Jatim, 2009). Studi pendahuluan di Dusun Berjel Desa Jantok Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri Tahun 2011 yang terkena kanker payudara pada kurun waktu 3 tahun terakhir sebanyak 1 orang. Sedangkan jumlah wanita usia 20 – 30 tahun adalah sebanyak 24 orang. Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 3 Oktober 2011 di Dusun Berjel Desa Jantok Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri Tahun 2011, dari hasil wawancara didapatkan dari 6 responden terdapat 3 responden memiliki pengetahuan kurang (50%), 1 responden memiliki pengetahuan cukup (16,7%), dan 2 responden memiliki pengetahuan baik (33,3%) tentang SADARI dan dari hasil wawancara dengan 8 responden didapatkan 6 responden (75%) belum melakukan SADARI dan 2 responden (25%) sudah melakukan SADARI.

(2)

mendeteksi kanker secara dini (Brunner dan Suddarth, 2002). Peran perawat sebagai konselor kesehatan masyarakat dalam upaya peningkatan derajat kesehatan dan pencegahan penyakit (Potter dan Perry, 2005). Dengan penyuluhan tersebut diharapkan dapat menambah peengetahuan wanita dari yang tidak tahu menjadi tahu tentang keganasan kanker payudara serta teknik pemeriksaan dengan cara SADARI (Brunner dan Suddarth, 2002). Sehingga diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat yang sebelumnya tidak pernah memeriksa payudaranya menjadi rutin untuk memeriksa payudara secara mandiri (Brunner dan Suddarth, 2002). Semakin cepatnya pendeteksian adanya kanker payudara maka dapat dilakukan penanganan yang tepat di rumah sakit (Sampepayung, 2011). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). Adapun pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan dan sosial budaya. (Wawan, 2010). Kurangnya pengetahuan tentang SADARI dan kesadaran tentang tumor di payudaara yang berbahaya menyebabkan wanita tidak melakukan SADARI sehingga menyebabkan wanita datang berobat pada stadium lanjut (Sampepayung, 2010).

Sejak Program Deteksi Dini Kanker Serviks dan Kanker payudara dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2008, sejumlah daerah telah mengembangkan program ini. Sampai dengan tahun 2010 kegiatan deteksi dini kanker payudara di bawah naungan Kementerian Kesehatan telah dilaksanakan di 68 kabupaten / kota pada 14 provinsi di 152 Puskesmas. Saat ini program deteksi dini telah dimasukkan ke dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010 - 2014. Sampai tahun 2011 Kementerian Kesehatan telah melaksanakan TOT (Training of the Trainers) bagi 17 provinsi, ini akan terus dikembangkan sehingga diharapkan pada 2014 pencegahan dan penanggulangan dapat dilaksanakan di seluruh propinsi (Menkes, 2011). Berdasarkan uraian tersebut, upaya untuk meningkatan pengetahuan tentang SADARI telah banyak dilakukan tetapi masih dijumpai wanita usia 20–30 tahun yang belum melakukan SADARI. Maka dari itu peneliti

tertarik untuk mengambil judul “Gambaran

pengetahuan pada wanita umur 20–30 tahun tentang deteksi dini kanker payudara dengan teknik SADARI

di Dusun Berjel Desa Jantok Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri Tahun 2012”.

Identifikasi Masalah

“ Bagaimana gambaran pengetahuan wanita usia

20 - 30 tahun tentang deteksi dini kanker payudara dengan teknik SADARI di Dusun Berjel Desa Jantok Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri Tahun

2012?”

Tujuan Penelitian

Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan pada wanita usia 20 – 30 tahun tentang deteksi dini kanker payudara dengan teknik SADARI di Dusun Berjel Desa Jantok Kecamatan Purwoasri Kabupaten

Kediri Tahun 2012”

Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan pada wanita dewasa muda usia 20

– 30 tahun tentang deteksi dini kanker payudara dengan teknik SADARI. Penelitian dilaksanakan di Dusun Berjel Desa Jantok Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri pada bulan Juni 2012. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh wanita usia 20–30 tahun di Dusun Berjel Desa Jantok Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri sebanyak 24 orang, dengan sample dalam penelitian ini berjumlah 20 orang. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria (inklusi dan eksklusi) yaitu dengan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling.

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner, dimana hasil yang didapat dianalisa melalui tahapan pemeriksaan data (editing), proses pemberian identitas data (coding), tabulating dan scoring. Analisis menggunakanprosentase.

Hasil Penelitian Data Umum

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 1: Distribusi Frekuensi Umur Responden di Dusun

(3)

No Usia Jumlah (%)

1 20 - 23 11 55

2 24 - 27 7 35

3 28 - 30 2 10

Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui frekuensi tertinggi responden adalah pada rentan usia 20–

23 tahun yaitu sebanyak 11 responden (55%) dan frekuensi terendah adalah pada rentan usia 28 –

30 tahun yaitu sebanyak 2 responden (10%) b. Karakteristik Responden Berdasarkan Status

Tabel 2 : Distribusi Frekuensi Status Responden di Dusun Berjel Desa Jantok Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri bulan Juni 2012

No Status Jumlah (%)

Berdasarkan tabel 2 diatas diketahui frekuensi tertinggi responden adalah status kawin yaitu sebanyak 13 responden (65%) dan sisanya belum kawin sebanyak 7 responden (35%).

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Tabel 3 : Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di

Dusun Berjel Desa Jantok Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri bulan Juni 2012

No Pekerjaan Jumlah %

1 Pelajar (Mahasiswa) 1 5

2 IRT 12 60

3 Swasta 7 35

Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui frekuensi tertinggi responden adalah yang pekrjaannya IRT yaitu 12 responden (60%) dan terendah Pelajar (Mahasiswa) yaitu 1 responden (5%).

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4 : Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden di Dusun Berjel Desa Jantok Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri bulan Juni 2012

No Pendidikan Jumlah %

1 SMP 9 45

2 SMA 10 50

3 Perguruan Tinggi 1 5

Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel 4 diatas diketahui frekuensi tertinggi responden adalah yang pendidikan terakhirnya SMP yaitu 10 responden (50%) dan terendah perguruan tinggi yaitu 1 responden (5%).

Data Khusus

Dalam bagian ini akan ditampilkan hasil data tentang pengetahuan wania usia 20–30 tahun tentang deteksi dini kanker payudara dengan teknik SADARI di Dusun Berjel Desa Jantok Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri Tahun 2012.

Tabel 5 : Distribusi Frekuensi pengetahuan wanita usia 20–30 Tahun di Dusun Berjel Desa Jantok Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri tentang Deteksi Dini

Kanker

Payudara dengan teknik SADARI bulan Juni 2012

No Kategori Jumlah %

1 Baik 2 10

2 Cukup 5 25

3 Kurang 13 65

Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel 4.4 diatas diketahui frekuensi tertinggi pengetahuan wanita usia 20 – 30 tahun tentang deteksi dini kanker payudara dengan teknik SADARI adalah kurang sebanyak 13 responden (65%), Cukup sebanyak 5 responden (25%) dan baik sebanyak 2 responden (10%).

Pembahasan

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa pengetahuan wanita usia 20–30 tahun tentang deteksi dini kanker payudara dengan teknik SADARI sebagian besar adalah kurang sebanyak 13 responden (65%), Cukup sebanyak 5 responden (25%) dan baik sebanyak 2 responden (10%) dari total 20 responden.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan seseorang dapat diketahui dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu Pengetahuan baik, cukup dan kurang(Arikunto, 2006). Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan diantaranya faktor internal yaitu pendidikan, pekerjaan, usia. Dan Faktor Eksternal yaitu lingkungan dan sosial budaya (Wawan, 2010).

(4)

teksik SADARI pada wanita usia 20 – 30 tahun di Dusun Berjel Desa Jantok Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri masih kurang. Menurut peneliti, kurangnya pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh faktor pendidikan, pekerjaan dan usia. Dari hasil penelitian didapatkan pendidikan terakhir responden terbanyak adalah SMP. Menurut Wawan (2010), pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi, sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Pendidikan responden yang masih rendah ini memungkinkan kurangnya sumber informasi yang didapat sehingga menyebabkan kurangnya pengetahuan yang dimiliki tentang deteksi dini kanker payudara dengan teknik SADARI . Kemungkinan juga karena pekerjaan responden yang sebagian besar IRT, dan menurut teori yang dikemukakan Wawan (2010) bahwa pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Hal ini menyebabkan ibu rumah tangga akan lebih banyak meluangkan waktunya untuk urusan rumah tangga sehingga informasi yang diperoleh menjadi terbatas dan pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara dengan teknik SADARI menjadi kurang baik. Hal ini juga kemungkinan karena usia terbanyak responden pada rentan 20– 23 tahun dan bila dikaitkan dengan teori Wawan (2010) bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Usia responden yang masih muda ini memungkinkan kurangnya pengalaman dan penerimaan terhadap informasi sehingga menyebabkan pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara dengan teknik SADARI pun menjadi kurang.

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Dusun Berjel Desa Jantok Kecamatan Purwoasri Kabupaten Kediri pada bulan juni 2012, maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan wanita usia 20–30 tahun tentang deteksi dini kanker payudara dengan teknik SADARI didapatkan dan 13 responden (65%) dengan kategori kurang, 5 responden (25%) dengan kategori cukup dan 2 responden (10%) memiliki pengetahuan dengan kategori baik

Saran

1. Bagi responden wanita usia 20–30 tahun

Dengan adanya hasil penelitian ini responden hendaknya lebih meningkatkan pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara dengan teknik SADARI dengan mengikuti pelatihan –

pelatihan ataupun dengan mendatangi sumber pelayanan kesehatan seperti posyandu atau polindes. Dan kemudian melakukan SADARI secara rutin setiap bulannya.

2. Bagi petugas kesehatan

Dengan adanya penelitian ini hendaknya dapat memberi masukan bagi petugas kesehatan agar meningkatkan pemberian informasi melalui penyuluhan – penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara dengan teknik SADARI bagi wanita usia 20 – 30 tahun yang dilakukan pada posyandu SADARI setiap 3 bulan sekali.

3. Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini dapat memberi masukan bagi institusi pendidikan Akademi Keperawatan Pamenang agar dalam pelaksanaan praktik komunitas, mahasiswa diharapkan dapat mengadakan penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara dengan teknik SADARI dalam kegiatannya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya. misalnya dengan memperbanyak sampel agar dapat lebih mewakili populasi dan tidak menggunakan sistem door to door (rumah ke rumah) untuk memudahkan dalam pengambilan data pada waktu dan tempat yang sama sehingga menjadi lebih efektif dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA

Aimul, Aziz H. (2003). Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika

Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Brunner dan Suddarth. (2002).Keperawatan Medikal

Bedah. Jakarta : EGC

Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur. (2011).Tercatat 160 RiBu Penderita Kanker. www. Pothwatch. Phm. Htm (download: 20 September 2011 Menkes. (2010). Jika Tidak Dikendalikan 26 Juta

Orang di Dunia Menderita Kanker.

(5)

Nisman, Wenni A. (2011). Lima Menit Kenali Payudara Anda. Yogyakarta : Andi

Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. (2003). Konsep Dan Penerapan

Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Potter dan Perry. (2005). Fundamental Keperawatan vol:1. Jakarta : EGC

Sampapayung, Daniel. (2010). Kanker Payudara Serang Perempuan Usia Muda. www. Unhas.ac.id. (download: 28 September 2011)

Tamsuri, Anas. (2006). Riset Keperawatan. Kediri : Pamenang Press

Wawan, A. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia.Yogjakarta: Nuha Medika Winkjosastro, Hanifa. (2005). Ilmu Kandungan.

Gambar

Tabel 3 : Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran histopatologi pankreas tikus hiperglikemia yang diinduksi aloksan dengan pemberian ekstrak etanol kulit batang

Stomata yang terletak pada epidermis bawah lebih banyak dibandingkan dengan epidermis atas, dengan begitu laju transpirasi air tidak cepat terjadi yang

PENGARUH DOSIS PUPUK NITROGEN TERHADAP KANDUNGAN SERAT KASAR DAN PROTEIN KASAR RUMPUT GAJAH MINI.. (Pennisetumpupureum cv. Mott) PADA USIA PEMOTONGAN

Pengembangan LKPD penyelesaian soal cerita matematika menggunakan model pembelajaran Bruner diharapkan nantinya akan mempermudah peserta didik dalam memahami materi

Ninik Widiyanti, Manajemen Koperasi (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), p.. ke dalam koperasi memang untuk memenuhi kebutuhan keuangan anggota saja”. Pengetahuan tentang koperasi bisa

10 İki veya daha fazla çifte bağ içeren yağ asitlerinin potasyum tuzlarıdır.Üretiminde keten tohumu, ayçiçeği, mısırözü gibi linoleik veya linoleik asit bakımından

Ia berpandangan bahwa jika suatu pengetahuan dapat diverifikasi di dalam realitas empiris, pengetahuan tersebut adalah pengetahuan yang valid dan tidak bermakna. 45