• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan Warga Penerima Jamkesmas Pada Nagari Sicincin Dengan Metode Simple Additive Weighting

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penentuan Warga Penerima Jamkesmas Pada Nagari Sicincin Dengan Metode Simple Additive Weighting"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Penentuan Warga Penerima Jamkesmas Pada Nagari Sicincin Dengan

Metode Simple Additive Weighting

Nofri Yudi Arifin

STT Ibnu Sina; Jl. Tengku Umar-Lubuk Baja, 0778-425391 Program Studi Teknik Industri, STT IbnuSina, Batam email : nofri.yudi@stt-ibnusina.ac.id , nofriyudi29@gmail.com

Abstrak

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi terstruktur dan tak terstruktur. Sistem ini digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi semi terstruktur dan situasi yang tidak terstuktur, dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat. Sistem Pendukung Keputusan atau dikenal dengan SPK merupakan bagian dari sistem informasi yang berbasis komputer. Selain itu SPK merupakan sistem berbasis pengetahuan yang memiliki beberapa sub sistem, yaitu sub sistem pengelolaan data (database), sub sistem pengelolaan model (model base), dan sub sistem pengelolaan dialog (user interface).

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan, Decision Support System, Keywords :SPK, DSS. database, user interface

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jaminan kesehatan masyarakat (JAMKESMAS) merupakan program bantuan pemerintah dibidang kesehatan masyarakat. JAMKESMAS dikeluarkan pemerintah untuk membantu masyarakat miskin yang memerlukan layanan kesehatan yang tidak berbayar dengan demikian mendorong peningkatan kesehatan masyarakat yang tinggi. Dengan adanya bantuan kesehatan tersebut tidak ada kasus gizi buruk dan kasus lainya yang dialami masyarakat miskin. Program pemerintah sekarang ini penerimaannya tidak sesuai dengan kondisi dilapangan. Banyak masyarakat yang seharusnya mendapatkan bantuan tidak dapat bantuan.

Proses pemilihan Jamkesmas yang dilakukan selama ini masih memiliki beberapa kelemahan sehingga menimbulkan beberapa persoalan, diantaranya sebagai yaitu proses pengolahan data pemilihan peserta Jamkesmas yang memakan waktu lama. Hal ini dapat mempengaruhi terhadap proses penetapan didalam pemilihan peserta Jamkesmas. Kemudian memungkinkan terjadinya kesalahan dalam pemilihan peserta Jamkesmas atau Tidak tepatnya sasaran untuk masyarakat yang berhak menjadi peserta Jamkesmas.

1.2 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah

1. Dapat membantu mempercepat dan mempermudah serta mengurangi subjektifitas di dalam proses pengambilan keputusan penentuan peserta jamkesmas

2. Mampu meningkatkan kualitas Kantor Nagari Sicincin jika sistem dapat membantu mempermudah pengambilan keputusan penentuan peserta jamkesmas.

(2)

2. METODE PENELITIAN

2.1 Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem informasi interaksi yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian data. Sistem itudigunakan untuk membantu pengambilan keputusandalam situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidakterstruktur, dimana tak seorang pun tahu secara pastibagaimana keputusan seharusannya dibuat, (Hidayat, Muafiq, 2016).

Pada dasarnya Sistem Pendukung Keputusan ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi menejemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian rupa sehingga bersifat interaktif dengan pemakainya. Sifat interaktif ini dimaksudkan untuk memudahkan integrasi antara berbagai komponen dalam proses pengambilan keputusan seperti prosedur, kebijakan, teknik analisis, serta pengalaman dan wawasan manajerial guna membentuk suatu kerangka keputusan yang bersifat fleksibel

2.2 Metode Simple Additive Weighting (SAW)

Metode SAW dikenal juga dengan istilah metodepenjumlahan terbobot.Konsep dasar metode SAW adalahmencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja padasetiap alternatif dari semua atribut. Metode SAWmembutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X)ke suatu skala yang dapat memperbandingkan dengansemua rating alternatife yang ada (Hidayat, Baihaqi, 2016).

Metode SAW mengenal adanya 2 (dua) atribut yaitu kriteria keuntungan(benefit) dan kriteria biaya (cost) (Mardani, 2015).

Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Metode ini merupakan metode yang paling terkenal dan paling banyak digunakan dalam menghadapi situasi Multiple Attribute Decision Making (MADM). MADM itu sendiri merupakan suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu.

Metode SAW ini mengharuskan pembuatan keputusan menentukan bobot bagi setiap atribut. Skor total untuk alternatif diperoleh dengan menjumlahkan seluruh hasil perkalian antara rating (yang dapat dibandingkan lintas atribut) dan bobot tiap atribut. Rating tiap atribut haruslah bebas dimensi dalam arti telah melewati proses normalisasi matriks sebelumnya.

2.3 Langkah-langkah dari metode SAW

1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan yaitu : (C)

2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria.

3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria (C), kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R.

4. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R dengan vector bobot sehingga diperoleh nilai terbesar yang dipilih seagai alternatif terbaik (A) sebagai solusi (Kusumadewi, 2006).

Formula untuk melakukan normalisasi tersebut adalah :

rij =

𝑥𝑖𝑗

𝑚𝑎𝑥𝑖𝑥𝑖𝑗 jika j adalah atribut keuntungan benefit ... (2.1) 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑥𝑖𝑗

𝑥𝑖𝑗 jika j adalah atribut biaya cost Dimana :

rij = rating kinerja ternormalisasi

(3)

Xij = baris dan kolom dari matriks

Dengan rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj; i = 1,2,...m dan j = 1,2,...,n.

Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai : Vi = ∑𝑛𝑗=1𝑤𝑗𝑟𝑖𝑗 ... (2.2)

Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih Terpilih.

Dalam perhitungan SAW ini, komponen utamanya adalah struktur hirarki sebagai persepsi awal. Proses akan beranjut pada pembobotan kriteria yang akan mempengaruhi semua elemen berikutnya. Pada dasarnya,

Pada studi kasus kali ini, masalah yang akan dipecahkan dan tujuan adalah menentukan penerima bantuan jamkesmas pada Kantor Wali Nagari Sicincin. Dengan sistem ini, akan ditentukan keluarga yang berhak menerima bantuan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan Perbulan

2. Pekerjaan Kepala Rumah Tangga 3. Jumlah Tanggungan

4. Rumah

5. Pendidikan Terakhir Kepala Rumah Tangga

3.2 Menentukan Rating Kecocokan

Dari kriteria yang telah ditentukan dapat diberikan bobot kepentingan yang dinilai dari 1 sampai 5 terhadap setiap kriteria seperti yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1 Nilai Bobot Kepentingan

(4)

Bobot kepentingan dari setiap kriteria diberikan oleh pihak Kantor Wali Nagari Sicincin dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2 Nilai Bobot Kriteria

Kriteria Bobot Nilai

Pendapatan SangatPenting 5

Pekerjaan Penting 4

Jumlah Tanggungan Penting 4

Rumah Penting 4

Pendidikan Cukup Penting 3

Setelah nilai bobot kriteria ditentukan langkah selanjutnya menentukan matriks prioritas subkriteria berdasarkan kriteria penerimaan bantuan jamkesmas yang telah ditentukan oleh pihak Kantor Wali Nagari Sicincin dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3 Sub Kriteria Pendapatan Perbulan (SC1)

SC4 >= 4.100.000 1

4.000.000 > SC4 >= 3.100.000 2 3.000.000 > SC4 >= 2.100.000 3 2.000.000 > SC4 >=1.100.000 4

SC4 < =1.000.000 5

Tabel 4 Sub Kriteria Pekerjaan (SC2)

Pengangguran 5

Petani 4

Wirausaha 3

P.Swasta 2

PNS 1

Tabel 5 Sub Kriteria Jumlah Tanggungan (SC3)

1 Orang 1

2 Orang 2

3 Orang 3

4 Orang 4

>= 5 Orang 5

Tabel 6 Sub Kriteria Rumah (SC4)

Layak 2

(5)

Tabel 7 Sub Kriteria Pendidikan (SC5)

SD 5

SMP 4

SMA 3

D3 2

S1 1

Setelah dilakukan pemberian bobot terhadap masing-masing kriteria dan sub kriteria barulah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode SAW terhadap data keluarga yang diperoleh. Pada proses ini diambil 10 keluarga sebagai contoh dalam melakukan pro ses perhitungan menggunakan metode SAW seperti dapat dilihat pada tabel diatas.

Tabel 8 Kriteria Penentuan Jamkesmas

Pada proses ini data 10 keluarga dilakukan konversi nilai bobot ke dalam masing-masing kriteria seperti dapat dilihat pada tabel diatas.

(6)

3.3 Membuat Matrik Keputusan

Pada proses selanjutnya dilakukan pengidentifikasian vector bobot kepentingan W dan matrik keputusan X. Vektor bobot kepentingan W= [5,4,4,4,3], sedangkan matrik keputusan X dapat dilihat sebagai berikut:

a. Vektor bobot W = [5,4,4,4,3]

b. Matrix keputusan X berdasarkan kriteria bobot

(7)
(8)
(9)
(10)

3.4 Proses Perangkingan

Pada proses selanjutnya dilakukan perhitungan hasil dengan menentukan skor nilai bobot V. Hasil akhir dari percarian keluarga yang berhak mendapat jamkesmas adalah skor nilai bobot V yang paling tinggi. Formula untuk mencari hasil akhir bobot V adalah sebagai berikut :

Keterangan :

R = hasil normalisasi matrix X diatas W= bobot W yang telah ditentukan

Cara untuk mencari bobot V ini adalah dengan mengalikan antara R dengan W baris kali kolom.

Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :

(11)

Dari hasil perhitungan bobot V tadi, dapat disimpulkan bahwa kandidat yang memiliki skor nilai 17.35 adalah keluarga yang berhak menerima jamskesmas yaitu keluarga Syafri seperti dapat dilihat pada tabel diatas.

4. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dalam melakukan penentuan peserta jamkesmas berdasarkan hasil analisa dan pengujian adalah:

1. Dengan adanya Aplikasi sistem pendukung keputusan ini dapat memudahkan Kantor Wali Nagari dalam mengambil keputusan.

2. Dengan Penggunaan metode SAW dapat membantu dalam menentukan peserta yang berhak menerima bantuan jamkesmas pada Kantor Wali Nagari Sicincin

3. Dengan adanya Aplikasi sistem pendukung keputusan secara terkomputerisasi ini dapat membantu Kantor Wali Nagari Sicincin.

4. Dengan adanya Aplikasi sistem pendukung keputusan ini dapat membantu dalam penetapan pemilihan peserta Jamkesmas pada Kantor Wali Nagari Sicincin.

5. SARAN

Sistem pendukung keputusan ini masih membutuhkan beberapa pengembangan untuk menjadikannya lebih sempurna dan hasil yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Hidayati, Baihaqi. (2016). Pengaruh Akuntabilitas, Transparansi, sistem Pengendalian intern dan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas laporan Keuangan Daerah Di Kabupaten Bengkulu Tengah.

Mardani. 2015. Aspek Hukum LembagaKeuangan Syariah di Indonesia. Jakarta : PT Kharisma Putra Utama.

Kusumadewi S. et al. 2006. Fuzzzy Multi Attribute Decision Making (FUZZY MADM).Graha Ilmu, Yogyakarta.

Sanusi, S., Bora, M. A., & Anggraini, U. (2018). Analisa Sistem Antrian Pada Check-In Counter Di Maskapai Lion Air Bandara Hang Nadim Batam. JURNAL INDUSTRI

KREATIF (JIK), 2(1), 81-86.

Setyabudhi, A. L. (2017). Perumusan Strategi Bagi Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Untuk Meraih Keunggulan Bersaing Studi Kasus Di Batam. Jurnal Teknik Ibnu Sina JT-IBSI, 2(2).

Setyabudhi, A. L. (2017). Perancangan Sistem Informasi Pengolahan Data Absensi dan Pengambilan Surat Cuti Kerja Berbasis Web. JR: JURNAL RESPONSIVE

Teknik Informatika, 1(1).

(12)

Gambar

Tabel 1 Nilai Bobot Kepentingan
Tabel 5 Sub Kriteria Jumlah Tanggungan (SC3)
Tabel 7 Sub Kriteria Pendidikan (SC5)
Tabel 10 Penentuan Rangking

Referensi

Dokumen terkait

Hasil kajian ini mendapati bahawa tahap literasi kewangan dalam kalangan mahasiswa di UKM adalah berada pada tahap yang sederhana ataupun memuaskan memandangkan hanya

Untuk mengetahui apakah Return on Equity , Current Ratio, dan Debt to Equity Ratio secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham pada

Hal yang sama juga terjadi pada lava yang termuda dari Gunungapi Ruang yang menjadi semakin basa dan komposisi Na2O + K2O yang berbeda dengan lava tertua dan

Ahli waris kemudian menyerahkan ungkal tersebut kepada seorang Tuan Guru yang akan menjadi perwakilannya dalam membayarkan fidyah kepada penerima yang lainnya, seraya

Penjadwalan job shop, proses produksi dengan aliran job shop berarti proses produksi dengan pola aliran atau rute proses pada setiap mesin yang spesifik untuk setiap pekerjaan

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, Karena berkat rahmat dan nikmat - Nya, penulis dapat melaksanakan kerja praktik di DI PUSAT SUMBER DAYA MINERAL BATUBARA DAN PANAS BUMI

Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh hasil belajar biologi peserta didik yang dibelajarkan menggunakan pendekatan kontekstual bermedia ( powerpoint )

Arus lebih adalah arus yang timbul karena terjadinya gangguan / hubungan singkat pada system / peralatan yang diamankan. Beban lebih adalah beban / arus yang melebihi nilai