• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMISKINA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEMISKINA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

DISUSUN OLEH:

Nama

: Edi Nurmanto

Npm

: 1311021027

Jurusan

: Ekonomi Pembangunan

EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt. atas limpahan

rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah

ini tanpa suatu halangan yang berarti. Tidak lupa sholawat serta salam tetap

tercurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul Faktor Yang

Mempengaruhi Angka Kemiskinan di Indonesia ini adalah sebagai pemenuhan

tugas yang diberikan sebagai media pembelajaran di kelas untuk mengetahui

tingkat kemiskinan di indonesia.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang

membangun sangat penulis harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik

selanjutnya. Dan semoga dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul... i

Kata Pengantar... ii

Daftar Isi... iii

BAB I PENDAHULUAN... 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah... 4

1.3 Tujuan Pembahasan... 4

1.4 Manfaat... 5

BAB II PEMBAHASAN... 2.1 Pengertian kemiskinan... 6

2.2 Teori dan Konsep Kemiskinan... 7

2.3 Indikator-indikator Kemiskinan... 11

2.4 Mengukur Kemiskinan... 12

2.5 Penyebab Kemiskinan... 13

BAB III ANALISIS... 3.1 Analisis Permasalahan... 15

BAB IV KESIMPULAN... 4.1 Kesimpulan... 16

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di

Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia.

Masalah kemiskinan ini sangatlah kompleks dan bersifat multidimensional,

dimana berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya.

Kemiskinan terus menjadi masalah fenomenal di belahan dunia, khususnya

Indonesia yang merupakan Negara berkembang. Kemiskinan telah membuat

jutaan anak tidak bisa mengenyam pendidikan, kesulitan membiayai kesehatan,

kurangnya tabungan dan investasi, dan masalah lain yang menjurus ke arah

tindakan kekerasan dan kejahatan.

Kemiskinan yang terjadi dalam suatu negara memang perlu dilihat sebagai suatu

masalah yang sangat serius, karena saat ini kemiskinan, membuat banyak

masyarakat Indonesia mengalami kesusahan dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya. Persoalan kemiskinan ini lebih dipicu karena masih banyaknya

masyarakat yang mengalami pengangguran dalam bekerja. Pengangguran yang

dialami sebagian masyarakat inilah yang membuat sulitnya dalam memenuhi

(5)

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan, 1998-2017

Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan, 1998-2017

Tahun Jumlah Penduduk Miskin

(Juta Orang) Persentase Penduduk Miskin (Rp/Kapita/Bulan)Garis Kemiskinan Kota Desa Kota+

Desa Kota Desa Kota+Desa Kota Desa

1998 17,60 31,90 49,50 21,92 25,72 24,20 96959 72 780

1999 1

Sumber : BPS Indonesia 2017

Tabel 1.1 menggambarkan tingkat kemiskinan di indonesia berdasarkan jumlah

penduduk di desa dan dikota . dari tebel tersebut menjelaskan bahwa tingkat

(6)

tingginya tingkat pengangguran dan pendapatan perkapita yang kecil. Hal ini

menjadi perhatian pemerintah untuk mengatasi dan mengurangi tingkat

kemiskinan yang ada di indonesia.

Grafik 1.1, Grafik Penduduk Miskin Indonesia tahun 1998-2017 (Juta Orang).

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00

Jumlah penduduk miskin indonesia (juta orang)

KOTA DESA KOTA + DESA

Grafik diatas lebih menjelaskan keadaan penduduk miskin di indonesia. Dari

keseluruhan total penduduk miskin berdasarkan kota dan desa memperlihatkan

keadaan yang fluktuatif dari tahun 1998-2017.

Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu:

1. Kemiskinan alamiah. Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam

yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah, dan bencana alam.

2. Kemiskinan buatan. Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada

(7)

sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia hingga mereka tetap

miskin.

3. Disebabkan oleh orang itu sendiri seperti kemalasan, kebodohan, dll

Bila faktor penyebab kemiskinan tersebut dihubungkan dengan masalah mutu

pangan, kesehatan, dan pendidikan maka dapat disimpulkan beberapa faktor

penyebab kemiskinan antara lain:

1. Kurang tersedianya sarana yang dapat dipakai keluarga miskin secara layak

misalnya puskesmas, sekolah, tanah yang dapat dikelola untuk bertani.

2. Kurangnya dukungan pemerintah sehingga keluarga miskin tidak dapat

menjalani dan mendapatkan haknya atas pendidikan dan kesehatan yang layak

dikarenakan biaya yang tinggi

3. Rendahnya minat masyarakat miskin untuk berjuang mencapai haknya karena

mereka kurang mendapat pengetahuan mengenai pentingnya memliki

pendidikan tinggi dan kesehatan yang baik.

4. Kurangnya dukungan pemerintah dalam memberikan keahlian agar

masyarakat miskin dapat bekerja dan mendapatkan penghasilan yang layak.

5. Wilayah Indonesia yang sangat luas sehingga sulit bagi pemerintah untuk

menjangkau seluruh wilayah dengan perhatian yang sama. Hal ini

menyebabkan terjadi perbedaan masalah kesehatan, mutu pangan dan

pendidikan antara wilayah perkotaan dengan wilayah yang tertinggal jauh dari

perkotaan.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang:

(8)

2. Bagaimana cara mengukur tingkat kemiskinan?

3. Faktor apa saja yang menyebabkan kemiskinan di indonesia?

1.3 Tujuan Pembahasan

Tujuan makalah ini adalah:

1. Mengetahui definisi kemiskinan

2. Mengetahui cara mengukur tingkat kemiskinan

3. Mengetahui faktor penyebab kemiskinan diindonesia

1.4 Manfaat

1. Sebagai sarana pembelajaran dalam menambah wawasan dan sebagai sumber

informasi untuk penulisan makalah selanjutnya

2. Sebagai sumber informasi untuk pemerintah dan upaya pemerintah dalam

(9)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi

kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan

kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh

kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.

Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini

secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi

moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang

telah mapan.

Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:

(10)

kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan

barang-barang dan pelayanan dasar.

2. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam

masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial

biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup

masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.

3. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi

bagian-bagian politik danekonomi di seluruh dunia.

2.2 Teori dan Konsep Kemiskinan

Makna kemiskinan menurut Suparlan (2004:315) kemiskinan sebagai suatu

standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan pada

sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang

rendah ini secara langsung nampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan

kesehatan, kehidupan moral dan rasa harga diri mereka yang tergolong sebagai

orang miskin.

Menurut Ritonga (2003:1) memberikan definisi bahwa kemiskinan adalah kondisi

kehidupan yang serba kekurangan yang dialami seorang atau rumah tangga

sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal atau yang layak bagi

kehidupannya. Kebutuhan dasar minimal yang dimaksud adalah yang berkaitan

(11)

diperlukan oleh penduduk atau rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya secara layak.

Konsepsi kemiskinan yang bersifat multidimensional ini kiranya lebih tepat juga

digunakan sebagai pisau analisis dalam mendefinisikan kemiskinan dan

merumuskan kebijakan penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Adapun

dimensi kemiskinan menurut Edi Suharto (2005:133) menyangkut beberapa

aspek-aspek sebagai berikut :

Dimensi kemiskinan terdiri dari beberapa aspek

1. Aspek ekonomi

Secara ekonomi, kemiskinan dapat di definisikan sebagai kekurangan sumberdaya

yang dapat di gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan

kesejahteraan sekelompok orang.

2. Aspek Politik

Kemiskinan dapat dilihat dari tingkat akses terhadap kekuasaan (power).

Kekuasaan dalam pengertiaan ini mencakup tatanan system politik yang dapat

menentukan kemampuan sekelompok orang dalam menjangkau dan menggunakan

sumberdaya.

3. Aspek sosial-psikologis

Kemiskinan secara sosial-psikologis menunjukkan pada kekurangan jaringan dan

struktur sosial yang mendukung dalam mendapatkan kesempatan-kesempatan

peningkatan produktivitas.

Tabel 2.1 Paradigma Edi Suharto

(12)

Landasan Teoritis Individual Struktural

Kemiskinan Kelemahan dan pilihan pilihan individu; lemahnya pengaturan pendapatan;

sebuah pemahaman yakni persoalan dan masalah kemiskinan sesungguhnya selalu

adanya keterkaitan dengan kerentanan dan juga ketidakberdayaan. Dan berbicara

mengenai kerentanan yang ada pada orang miskin, biasanya disebabkan karena

orang miskin dihadapkan dengan kondisi yang lemah, tidak mempunyai daya

kemampuan yang cukup dibanyak bidang dan berbagai bidang, dan kemudian

secara ekonomi dibarengi oleh kemiskinan pada tingkat pendidikan, sedikit

ilmu/pengetahuan/wawasan, tidak memiliki keberdayaan, dan serta tidak memiliki

kekuasaan. Lemahnya sistem pertahanan ekonomi yang kemudian telah

mempengaruhi atas ketahanan pada banyak bidang.

Selain konsep Kemiskinan menurut beberapa ahli, Konsep kemiskinan menurut

BPS antara lain:

(13)

Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi

kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan

dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi

kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.

Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran

perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan.

b. Garis Kemiskinan (GK)

Konsep:

1.

Garis Kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan

Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penduduk

yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah Garis

Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin.

2.

Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan

minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita

perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis

komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran,

kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll)

3.

Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk

perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan

dasar non makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis

komoditi di pedesaan.

(14)

Konsep

Head Count Index (HCI-P0), adalah persentase penduduk yang berada dibawah

Garis Kemiskinan (GK).

d.

Indeks Kedalaman Kemiskinan

Konsep :

Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1), merupakan ukuran

rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis

kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran

pesuduk dari garis kemiskinan.

e. Indeks Keparahan Kemiskinan

Konsep :

Indeks Keparahan Kemiskinan (Proverty Severity Index-P2) memberikan

gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin

tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk

miskin.

2.3 Indikator-indikator Kemiskinan

Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri secara detail

indikator-indikator kemiskinan tersebut. Adapun indikator-indikator kemiskinan

(15)

1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan dan

papan).

2. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan,

pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).

3. Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk

pendidikan dan keluarga).

4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.

5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya alam.

6. Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.

7. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang

berkesinambungan.

8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.

9. Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar, wanita

korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan

terpencil).

2.4Mengukur kemiskinan

Kemiskinan bisa dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu miskin absolut dan

miskin relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang

konsisten, tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat atau negara.

Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari populasi yang

makan di bawah jumlah yang cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kira

(16)

Definisi kemiskinan absolut menurut Bank Dunia dapat diartikan, hidup dengan

pendapatan di bawah USD $1 per hari. Sementara kemiskinan menengah untuk

pendapatan di bawah $2 per hari.

Dengan batasan ini, maka Bank Dunia memperkiraan pada 2001 sebanyak 1,1

miliar orang di dunia mengonsumsi kurang dari $1 per hari dan 2,7 miliar orang di

dunia mengonsumsi kurang dari $2 per hari.

Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam kemiskinan ekstrem

telah turun dari 28 persen pada 1990 menjadi 21 persen pada 2001. Melihat pada

periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup di bawah garis

kemiskinan $1 dolar per hari telah berkurang separuh. Tetapi, nilai dari $1 juga

mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.

Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia berkembang, ada bukti

tentang kehadiran kemiskinan di setiap negara. Di negara-negara maju, kondisi ini

menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah

pinggiran kota serta daerah kumuh yang miskin.

Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau

kelompok orang-orang miskin. Jika dilihat dari pengertian ini, keseluruhan negara

kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma tersebut,

negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara-negara berkembang.

Pengukuran kemiskinan biasanya dikaitkan dengan konsep kemiskinan mutlak

dan dilihat dari sisi ekonomi dengan menggunakan indikator kesejahteraan.

(17)

(1) mendefinisikan indikator kesejahteraan yang digunakan, (2) membangun

standar minimum dari indikator kesejahteraan, dimana standar minimum ini

sering dikenal sebagai garis kemiskinan (GK), dan (3) membuat ringkasan

statistik.

2.5Faktor-faktor apa yang menjadi pemicu munculnya kemiskinan di Indonesia ?

Beberapa faktor penyebab terjadinya kemiskinan adalah :

1. Disebabkan oleh orang itu sendiri seperti kemalasan, kebodohan, dll

2. faktor stuktural ini begitu besar mengambil peranàn Faktor Struktural

dalam penciptaan kemiskinan, karena meliputi semua orang yang ada di

dalamnya. Faktor ini berada di luar diri individu sehingga dalam banyak hal

tidak bisa dikendalikan oleh individu tersebut, tetapi sangat mempengaruhi

individu tersebut.

Selain itu juga terdapat beberapa penyebab utama dari timbulnya kemiskinan

Penyebab utama dari timbulnya kemiskinan ini adalah :

1. Terbatasnya kecukupan dan mutu pangan.

2. Terbatasnya akses serta rendahnya mutu layanan kesehatan, pendidikan, dan

sempitnya lapangan pekerjaan.

3. Kurangnya pengawasan serta perlindungan terhadap asset usaha.

4. Kurangnya penyesuaian terhadap gaji upah yang tidak sesuai dengan

pekerjaan yang dilakukan seseorang.

5. Memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumberdaya alam.

6. Besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan

(18)

7. Tata kelola pemerintahan yang buruk yang menyebabkan inefisiensi dan

inefektivitas dalam pelayanan publik, meluasnya korupsi dan rendahnya

(19)

BAB III ANALISIS

3.1 Analisis Permasalahan

Kemiskinan di indonesia terjadi disebabkan oleh beberapa faktor seperti

terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, rendahnya layanan kesehatan,

pendidikan dan sempitnya lapangan pekerjaan di indonesia. Selain itu juga

pertumbuhan penduduk yang tinggi dan kurangnya penyediaan lapangan kerja

mengakibatkan pengangguran yang tinggi dan menimbulkan angka kemiskinan

yang bertambah.

Sesuai tabel 1.1 jumlah penduduk miskin di kota dan desa lebih besar penduduk

miskin di desa. Dari tahun 1998 – 2017 rata –rata persentase penduduk miskin di

kota sebesar 11,69 sedangkan didesa sebesar 18,79 % penduduk miskin. Faktor

ekonomi yang menyebabkan terjadinya kemiskinan baik didalam pendapatan

perkapita yang rendah didalam kota dan desa. Pendapatan perkapita di kota pada

tahun 2017 mencapai Rp. 385.621 dan pendapatan perkapita di desa sebesar

Rp.361.496. (BPS Indonesia 2017).

Untuk mengurangi angka kemiskinan di kota dan didesa, perlunya upaya

pemerintah untuk bertindak dalam mengatasi permasalahan tentang kemiskinan di

indonesia. Sudah berbagai cara pemerintah mengatasi kemiskinan yang ada di

indonesia tetapi semua kembali lagi kepada penduduk untuk memerangi yang

namanya kemiskinan. Kesiapan individupun perlu untuk mengandili dalam

(20)

BAB IV KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan pada pembahasan kali ini adalah Kemiskinan merupakan keadaan

dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti

makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.

Sedangkan dalam mengukur kemiskinan di suatu negara Kemiskinan bisa

dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu miskin absolut dan miskin relatif.

.penyebab terjadinya kemiskinan antara lain

1. Terbatasnya kecukupan dan mutu pangan.

2. Terbatasnya akses serta rendahnya mutu layanan kesehatan, pendidikan, dan

sempitnya lapangan pekerjaan.

3. Kurangnya pengawasan serta perlindungan terhadap asset usaha.

4. Kurangnya penyesuaian terhadap gaji upah yang tidak sesuai dengan

pekerjaan yang dilakukan seseorang.

5. Memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumberdaya alam.

6. Besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan

keluarga.

7. Tata kelola pemerintahan yang buruk yang menyebabkan inefisiensi dan

inefektivitas dalam pelayanan publik, meluasnya korupsi dan rendahnya

(21)

8.

9.

10. DAFTAR PUSTAKA 11.

12. Suharto, Edi .2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian S trategis Pembangunan Kesejahteraan social dan Pekerjaan Sosial, Cet .3.

13. Bandung: PT Rafika Aditama.

14.

15.Suharto, Eko Ph.D.( 2009), “ Kemiskinan & Perlindungan Sosial di Indonesia,

16. Menggagas Model Jaminan Sosial Universal Bidang Kesehatan”,:

Bandung 17.

18. Edi Suharto. Phd. Konsep Kemiskinan dan Strategi Penanggulangannya. 19.

20. Sukirno Sadono, Ekonomi Pembangunan, Depok, Lembaga penerbit fakultas 21. ekonomi universitas Indonesia,1978

22. BPS Indonesia, 2017.

23. https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/23#subjekViewTab1|

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan, 1998-2017Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan,
Grafik 1.1, Grafik Penduduk Miskin Indonesia tahun 1998-2017 (Juta Orang).

Referensi

Dokumen terkait

Halo para pecinta coding, ini tutorial pertama yang saya tulis, saya awali dengan membuat program untuk menghitung poin klub sepak bola dengan C#, Berikut deskripsi program yang

Gambar 6 Graphic Pengujian Generasi Tabel 3 dapat dilihat jadwal pegawai Haga coffee shop untuk 1 minggu yang didapatkan dengan menggunakan parameter generasi

Ratio (DAR) yang memiliki pengaruh terhadap Return on Equity (ROE). Perusahaan manufaktur dipilih penulis sebagai obyek penelitian karena perusahaan manufaktur adalah jenis

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu dapat memberikan informasi kepada pihak BULOG Sub Divre Surabaya Selatan mengenai karakteristik dari beras non RASKIN

Sebelum PPL dilaksanakan, terlebih dahulu praktikan berkonsultasi dengan guru pembimbing yang telah ditunjuk oleh pihak sekolah mengenai pelaksanaan praktik

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan evaluasi penggunaan obat dalam waktu mencapai ANC recovery di antara produk filgrastim merek dagang

Membangun suatu perangkat lunak untuk mengidentifikasi karakter pada suatu file gambar yang berasal dari hardcopy dokumen atau dari sumber lainnya, dengan

(4) definitiveness, artinya perencanaan pendidikan harus mampu memastikan bahwa dengan data-data yang digunakan akan dapat memprediksi pencapaian tujuan pendidikan