DISUSUN OLEH:
Nama
: Edi Nurmanto
Npm
: 1311021027
Jurusan
: Ekonomi Pembangunan
EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt. atas limpahan
rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah
ini tanpa suatu halangan yang berarti. Tidak lupa sholawat serta salam tetap
tercurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul Faktor Yang
Mempengaruhi Angka Kemiskinan di Indonesia ini adalah sebagai pemenuhan
tugas yang diberikan sebagai media pembelajaran di kelas untuk mengetahui
tingkat kemiskinan di indonesia.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik
selanjutnya. Dan semoga dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat
DAFTAR ISI
Halaman Judul... i
Kata Pengantar... ii
Daftar Isi... iii
BAB I PENDAHULUAN... 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Rumusan Masalah... 4
1.3 Tujuan Pembahasan... 4
1.4 Manfaat... 5
BAB II PEMBAHASAN... 2.1 Pengertian kemiskinan... 6
2.2 Teori dan Konsep Kemiskinan... 7
2.3 Indikator-indikator Kemiskinan... 11
2.4 Mengukur Kemiskinan... 12
2.5 Penyebab Kemiskinan... 13
BAB III ANALISIS... 3.1 Analisis Permasalahan... 15
BAB IV KESIMPULAN... 4.1 Kesimpulan... 16
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemiskinan dan pengangguran menjadi masalah yang penting saat ini di
Indonesia, sehingga menjadi suatu fokus perhatian bagi pemerintah Indonesia.
Masalah kemiskinan ini sangatlah kompleks dan bersifat multidimensional,
dimana berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya.
Kemiskinan terus menjadi masalah fenomenal di belahan dunia, khususnya
Indonesia yang merupakan Negara berkembang. Kemiskinan telah membuat
jutaan anak tidak bisa mengenyam pendidikan, kesulitan membiayai kesehatan,
kurangnya tabungan dan investasi, dan masalah lain yang menjurus ke arah
tindakan kekerasan dan kejahatan.
Kemiskinan yang terjadi dalam suatu negara memang perlu dilihat sebagai suatu
masalah yang sangat serius, karena saat ini kemiskinan, membuat banyak
masyarakat Indonesia mengalami kesusahan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Persoalan kemiskinan ini lebih dipicu karena masih banyaknya
masyarakat yang mengalami pengangguran dalam bekerja. Pengangguran yang
dialami sebagian masyarakat inilah yang membuat sulitnya dalam memenuhi
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan, 1998-2017
Jumlah Penduduk Miskin, Persentase Penduduk Miskin dan Garis Kemiskinan, 1998-2017
Tahun Jumlah Penduduk Miskin
(Juta Orang) Persentase Penduduk Miskin (Rp/Kapita/Bulan)Garis Kemiskinan Kota Desa Kota+
Desa Kota Desa Kota+Desa Kota Desa
1998 17,60 31,90 49,50 21,92 25,72 24,20 96959 72 780
1999 1
Sumber : BPS Indonesia 2017
Tabel 1.1 menggambarkan tingkat kemiskinan di indonesia berdasarkan jumlah
penduduk di desa dan dikota . dari tebel tersebut menjelaskan bahwa tingkat
tingginya tingkat pengangguran dan pendapatan perkapita yang kecil. Hal ini
menjadi perhatian pemerintah untuk mengatasi dan mengurangi tingkat
kemiskinan yang ada di indonesia.
Grafik 1.1, Grafik Penduduk Miskin Indonesia tahun 1998-2017 (Juta Orang).
0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00
Jumlah penduduk miskin indonesia (juta orang)
KOTA DESA KOTA + DESA
Grafik diatas lebih menjelaskan keadaan penduduk miskin di indonesia. Dari
keseluruhan total penduduk miskin berdasarkan kota dan desa memperlihatkan
keadaan yang fluktuatif dari tahun 1998-2017.
Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yaitu:
1. Kemiskinan alamiah. Kemiskinan alamiah terjadi akibat sumber daya alam
yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah, dan bencana alam.
2. Kemiskinan buatan. Kemiskinan ini terjadi karena lembaga-lembaga yang ada
sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia hingga mereka tetap
miskin.
3. Disebabkan oleh orang itu sendiri seperti kemalasan, kebodohan, dll
Bila faktor penyebab kemiskinan tersebut dihubungkan dengan masalah mutu
pangan, kesehatan, dan pendidikan maka dapat disimpulkan beberapa faktor
penyebab kemiskinan antara lain:
1. Kurang tersedianya sarana yang dapat dipakai keluarga miskin secara layak
misalnya puskesmas, sekolah, tanah yang dapat dikelola untuk bertani.
2. Kurangnya dukungan pemerintah sehingga keluarga miskin tidak dapat
menjalani dan mendapatkan haknya atas pendidikan dan kesehatan yang layak
dikarenakan biaya yang tinggi
3. Rendahnya minat masyarakat miskin untuk berjuang mencapai haknya karena
mereka kurang mendapat pengetahuan mengenai pentingnya memliki
pendidikan tinggi dan kesehatan yang baik.
4. Kurangnya dukungan pemerintah dalam memberikan keahlian agar
masyarakat miskin dapat bekerja dan mendapatkan penghasilan yang layak.
5. Wilayah Indonesia yang sangat luas sehingga sulit bagi pemerintah untuk
menjangkau seluruh wilayah dengan perhatian yang sama. Hal ini
menyebabkan terjadi perbedaan masalah kesehatan, mutu pangan dan
pendidikan antara wilayah perkotaan dengan wilayah yang tertinggal jauh dari
perkotaan.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang:
2. Bagaimana cara mengukur tingkat kemiskinan?
3. Faktor apa saja yang menyebabkan kemiskinan di indonesia?
1.3 Tujuan Pembahasan
Tujuan makalah ini adalah:
1. Mengetahui definisi kemiskinan
2. Mengetahui cara mengukur tingkat kemiskinan
3. Mengetahui faktor penyebab kemiskinan diindonesia
1.4 Manfaat
1. Sebagai sarana pembelajaran dalam menambah wawasan dan sebagai sumber
informasi untuk penulisan makalah selanjutnya
2. Sebagai sumber informasi untuk pemerintah dan upaya pemerintah dalam
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan
kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh
kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini
secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi
moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang
telah mapan.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan
barang-barang dan pelayanan dasar.
2. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam
masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial
biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
3. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi
bagian-bagian politik danekonomi di seluruh dunia.
2.2 Teori dan Konsep Kemiskinan
Makna kemiskinan menurut Suparlan (2004:315) kemiskinan sebagai suatu
standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan pada
sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang
rendah ini secara langsung nampak pengaruhnya terhadap tingkat keadaan
kesehatan, kehidupan moral dan rasa harga diri mereka yang tergolong sebagai
orang miskin.
Menurut Ritonga (2003:1) memberikan definisi bahwa kemiskinan adalah kondisi
kehidupan yang serba kekurangan yang dialami seorang atau rumah tangga
sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan minimal atau yang layak bagi
kehidupannya. Kebutuhan dasar minimal yang dimaksud adalah yang berkaitan
diperlukan oleh penduduk atau rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya secara layak.
Konsepsi kemiskinan yang bersifat multidimensional ini kiranya lebih tepat juga
digunakan sebagai pisau analisis dalam mendefinisikan kemiskinan dan
merumuskan kebijakan penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Adapun
dimensi kemiskinan menurut Edi Suharto (2005:133) menyangkut beberapa
aspek-aspek sebagai berikut :
Dimensi kemiskinan terdiri dari beberapa aspek
1. Aspek ekonomi
Secara ekonomi, kemiskinan dapat di definisikan sebagai kekurangan sumberdaya
yang dapat di gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan
kesejahteraan sekelompok orang.
2. Aspek Politik
Kemiskinan dapat dilihat dari tingkat akses terhadap kekuasaan (power).
Kekuasaan dalam pengertiaan ini mencakup tatanan system politik yang dapat
menentukan kemampuan sekelompok orang dalam menjangkau dan menggunakan
sumberdaya.
3. Aspek sosial-psikologis
Kemiskinan secara sosial-psikologis menunjukkan pada kekurangan jaringan dan
struktur sosial yang mendukung dalam mendapatkan kesempatan-kesempatan
peningkatan produktivitas.
Tabel 2.1 Paradigma Edi Suharto
Landasan Teoritis Individual Struktural
Kemiskinan Kelemahan dan pilihan pilihan individu; lemahnya pengaturan pendapatan;
sebuah pemahaman yakni persoalan dan masalah kemiskinan sesungguhnya selalu
adanya keterkaitan dengan kerentanan dan juga ketidakberdayaan. Dan berbicara
mengenai kerentanan yang ada pada orang miskin, biasanya disebabkan karena
orang miskin dihadapkan dengan kondisi yang lemah, tidak mempunyai daya
kemampuan yang cukup dibanyak bidang dan berbagai bidang, dan kemudian
secara ekonomi dibarengi oleh kemiskinan pada tingkat pendidikan, sedikit
ilmu/pengetahuan/wawasan, tidak memiliki keberdayaan, dan serta tidak memiliki
kekuasaan. Lemahnya sistem pertahanan ekonomi yang kemudian telah
mempengaruhi atas ketahanan pada banyak bidang.
Selain konsep Kemiskinan menurut beberapa ahli, Konsep kemiskinan menurut
BPS antara lain:
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan
dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran.
Jadi Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran
perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan.
b. Garis Kemiskinan (GK)
Konsep:
1.
Garis Kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari Garis KemiskinanMakanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penduduk
yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah Garis
Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin.
2.
Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhanminimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita
perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis
komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran,
kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll)
3.
Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untukperumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan
dasar non makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis
komoditi di pedesaan.
Konsep
Head Count Index (HCI-P0), adalah persentase penduduk yang berada dibawah
Garis Kemiskinan (GK).
d.
Indeks Kedalaman KemiskinanKonsep :
Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1), merupakan ukuran
rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis
kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran
pesuduk dari garis kemiskinan.
e. Indeks Keparahan Kemiskinan
Konsep :
Indeks Keparahan Kemiskinan (Proverty Severity Index-P2) memberikan
gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin
tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk
miskin.
2.3 Indikator-indikator Kemiskinan
Untuk menuju solusi kemiskinan penting bagi kita untuk menelusuri secara detail
indikator-indikator kemiskinan tersebut. Adapun indikator-indikator kemiskinan
1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan dan
papan).
2. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan,
pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).
3. Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk
pendidikan dan keluarga).
4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.
5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya alam.
6. Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.
7. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang
berkesinambungan.
8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.
9. Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar, wanita
korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan
terpencil).
2.4Mengukur kemiskinan
Kemiskinan bisa dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu miskin absolut dan
miskin relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang
konsisten, tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat atau negara.
Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari populasi yang
makan di bawah jumlah yang cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kira
Definisi kemiskinan absolut menurut Bank Dunia dapat diartikan, hidup dengan
pendapatan di bawah USD $1 per hari. Sementara kemiskinan menengah untuk
pendapatan di bawah $2 per hari.
Dengan batasan ini, maka Bank Dunia memperkiraan pada 2001 sebanyak 1,1
miliar orang di dunia mengonsumsi kurang dari $1 per hari dan 2,7 miliar orang di
dunia mengonsumsi kurang dari $2 per hari.
Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam kemiskinan ekstrem
telah turun dari 28 persen pada 1990 menjadi 21 persen pada 2001. Melihat pada
periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup di bawah garis
kemiskinan $1 dolar per hari telah berkurang separuh. Tetapi, nilai dari $1 juga
mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.
Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia berkembang, ada bukti
tentang kehadiran kemiskinan di setiap negara. Di negara-negara maju, kondisi ini
menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah
pinggiran kota serta daerah kumuh yang miskin.
Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau
kelompok orang-orang miskin. Jika dilihat dari pengertian ini, keseluruhan negara
kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma tersebut,
negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara-negara berkembang.
Pengukuran kemiskinan biasanya dikaitkan dengan konsep kemiskinan mutlak
dan dilihat dari sisi ekonomi dengan menggunakan indikator kesejahteraan.
(1) mendefinisikan indikator kesejahteraan yang digunakan, (2) membangun
standar minimum dari indikator kesejahteraan, dimana standar minimum ini
sering dikenal sebagai garis kemiskinan (GK), dan (3) membuat ringkasan
statistik.
2.5Faktor-faktor apa yang menjadi pemicu munculnya kemiskinan di Indonesia ?
Beberapa faktor penyebab terjadinya kemiskinan adalah :
1. Disebabkan oleh orang itu sendiri seperti kemalasan, kebodohan, dll
2. faktor stuktural ini begitu besar mengambil peranàn Faktor Struktural
dalam penciptaan kemiskinan, karena meliputi semua orang yang ada di
dalamnya. Faktor ini berada di luar diri individu sehingga dalam banyak hal
tidak bisa dikendalikan oleh individu tersebut, tetapi sangat mempengaruhi
individu tersebut.
Selain itu juga terdapat beberapa penyebab utama dari timbulnya kemiskinan
Penyebab utama dari timbulnya kemiskinan ini adalah :
1. Terbatasnya kecukupan dan mutu pangan.
2. Terbatasnya akses serta rendahnya mutu layanan kesehatan, pendidikan, dan
sempitnya lapangan pekerjaan.
3. Kurangnya pengawasan serta perlindungan terhadap asset usaha.
4. Kurangnya penyesuaian terhadap gaji upah yang tidak sesuai dengan
pekerjaan yang dilakukan seseorang.
5. Memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumberdaya alam.
6. Besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan
7. Tata kelola pemerintahan yang buruk yang menyebabkan inefisiensi dan
inefektivitas dalam pelayanan publik, meluasnya korupsi dan rendahnya
BAB III ANALISIS
3.1 Analisis Permasalahan
Kemiskinan di indonesia terjadi disebabkan oleh beberapa faktor seperti
terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, rendahnya layanan kesehatan,
pendidikan dan sempitnya lapangan pekerjaan di indonesia. Selain itu juga
pertumbuhan penduduk yang tinggi dan kurangnya penyediaan lapangan kerja
mengakibatkan pengangguran yang tinggi dan menimbulkan angka kemiskinan
yang bertambah.
Sesuai tabel 1.1 jumlah penduduk miskin di kota dan desa lebih besar penduduk
miskin di desa. Dari tahun 1998 – 2017 rata –rata persentase penduduk miskin di
kota sebesar 11,69 sedangkan didesa sebesar 18,79 % penduduk miskin. Faktor
ekonomi yang menyebabkan terjadinya kemiskinan baik didalam pendapatan
perkapita yang rendah didalam kota dan desa. Pendapatan perkapita di kota pada
tahun 2017 mencapai Rp. 385.621 dan pendapatan perkapita di desa sebesar
Rp.361.496. (BPS Indonesia 2017).
Untuk mengurangi angka kemiskinan di kota dan didesa, perlunya upaya
pemerintah untuk bertindak dalam mengatasi permasalahan tentang kemiskinan di
indonesia. Sudah berbagai cara pemerintah mengatasi kemiskinan yang ada di
indonesia tetapi semua kembali lagi kepada penduduk untuk memerangi yang
namanya kemiskinan. Kesiapan individupun perlu untuk mengandili dalam
BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada pembahasan kali ini adalah Kemiskinan merupakan keadaan
dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Sedangkan dalam mengukur kemiskinan di suatu negara Kemiskinan bisa
dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu miskin absolut dan miskin relatif.
.penyebab terjadinya kemiskinan antara lain
1. Terbatasnya kecukupan dan mutu pangan.
2. Terbatasnya akses serta rendahnya mutu layanan kesehatan, pendidikan, dan
sempitnya lapangan pekerjaan.
3. Kurangnya pengawasan serta perlindungan terhadap asset usaha.
4. Kurangnya penyesuaian terhadap gaji upah yang tidak sesuai dengan
pekerjaan yang dilakukan seseorang.
5. Memburuknya kondisi lingkungan hidup dan sumberdaya alam.
6. Besarnya beban kependudukan yang disebabkan oleh besarnya tanggungan
keluarga.
7. Tata kelola pemerintahan yang buruk yang menyebabkan inefisiensi dan
inefektivitas dalam pelayanan publik, meluasnya korupsi dan rendahnya
8.
9.
10. DAFTAR PUSTAKA 11.
12. Suharto, Edi .2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian S trategis Pembangunan Kesejahteraan social dan Pekerjaan Sosial, Cet .3.
13. Bandung: PT Rafika Aditama.
14.
15.Suharto, Eko Ph.D.( 2009), “ Kemiskinan & Perlindungan Sosial di Indonesia,
16. Menggagas Model Jaminan Sosial Universal Bidang Kesehatan”,:
Bandung 17.
18. Edi Suharto. Phd. Konsep Kemiskinan dan Strategi Penanggulangannya. 19.
20. Sukirno Sadono, Ekonomi Pembangunan, Depok, Lembaga penerbit fakultas 21. ekonomi universitas Indonesia,1978
22. BPS Indonesia, 2017.
23. https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/23#subjekViewTab1|