• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI DAN ILUSI GEOMETRIK DALAM DKV s

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERSEPSI DAN ILUSI GEOMETRIK DALAM DKV s"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI DAN ILUSI GEOMETRIK DALAM DKV

Definisi geometri yang berarti cabang matematika yang berkaitan dengan ruang, bentuk, ukuran, posisi relatif gambar dan ilusi yang berarti adalah pengamatan yang tidak sesuai dengan pengindraan sedangkan persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari serapan reseptor, maka ilusi geometrik dapat di artikan dalam sebuah ilusi optis dimana persepsi visual sang pengamat pada suatu objek tidak sama dengan atribut sebenarnya objek tersebut.

Teori , “Keberadaan ilusi – ilusi persepsi menunjukan bahwa apa yang kita serap (lewat organ - organ indera) tidak selalu sama dengan apa yang kita mengerti (di dalam pikiran kita) Cara kita merepresentasikan objek - objek bergantung sebagian kepada sudut pandang kita dalam memahami objek-objek” (http://www.ilmupsikologi.com)

1. PENDEKATAN-PENDEKATAN TERHADAP PERSEPSI OBJEK DAN BENTUK

Pendekatan – pendekatan Berpusat – Pengamatan versus Berpusat – Objek

Representasi berpusat pengamat, yaitu individu menumpuk pemahaman tentang cara-cara objek terlihat padanya. → mekanisme persepsi berpusat pada sudut pandang pengamat.

(2)

2. Pendekatan Gestalt

Pendekatan Gestalt bagi pembentukan persepsi didasarkan pada konsep bahwa keseluruhan berbeda dari jumlah total bagian-bagian individualnya.

Keseluruhan ≠ bagian + bagian

Persepsi melakukan lebih banyak lagi hal-hal bagi kita ketimbang sekedar mempertahankan kekonstanan ukuran dan bentuk kedalaman. Ia juga mengorganisasikan objek-objek kedalam sebuah susunan visual menjadi kelompok-kelompok yang koheren. Salah satu cara untuk memahami bagaimana pengorganisasian ini dilakukan adalah melalui pendekatan strukturalis terhadap psikologi. Tujuan Gestalt adalah menyoroti langsung proses-proses holistik yang lebih global yang terlibat di dalam pencerapan kita terhadap struktur di dalam lingkungan.

Menurut salah satu prinsip Gestalt yang disebut kaidah Pragnanz, kita cenderung mencerap susunan visual tertentu lewat pengorganisasian dengan cara paling sederhana, yaitu dari elemen-elemen yang terpisah menjadi sebuah bentuk yang stabil dan koheren. Oleh karena itulah, kita lantas tidak mengalami campur aduk pengindraan yang tidak terpahami dan tidak-terorganisir. Contoh, kita cenderung mencerap figur yang terfokus sehingga pengindraan lain luruh membentuk latar belakang bagi figur yang kita fokuskan.

3. Sistem – sistem pengenalan pola, terdapata dua sistem persepsi untuk mengenali pola :

1. Pengenalan bagian-bagian objek, contoh: memperhatikan bagian-bagian rumah, terdiri atas pintu, jendela, dinding, dll.

(3)

PENDEKATAN-PENDEKATAN TEORITIS TERHADAP PERSEPSI

Teori bawah-ke-atas:

Teori yang berbasis kepada data (basis-stimulus). Persepsi seseorang didasari oleh informasi yang diberikan oleh stimulus/objek.

1. Teori-teori cetakan: menurut teori ini, kita mengenali sebuah pola dengan cara membandingkan pola tersebut dengan seperangkat “cetakan” pola yang ada dipikiran kita. Contoh, saat kita membaca, kita sedang mencocokkan setiap huruf dengan cetakan huruf yang sudah ada dipikiran kita.

2. Teori-teori prototip: menurut teori ini, kita mengenali suatu objek berdasarkan representasi pola objek yang telah kita miliki. Misalnya kita dapat mengenali wajah seseorang berdasarkan representasi pola wajahnya yang telah kita miliki.

3. Teori-teori ciri: menurut teori ini, kita lebih berusaha mencocokkan ciri-ciri suatu pola dengan ciri-ciri-ciri-ciri yang tersimpan di dalam memori kita. Contohnya menurut teori ini kita dapat mengenali huruf R karena kita telah mencocokkan ciri-ciri pola huruf R yang muncul dengan yang tersimpan didalam memori kita.

(4)

faktor – faktor kepribadian yang khas. Diantaranya knowledge (pengetahuan), pengulangan stimulus, minat, penyakit individual, hobby, harapan (expectation), pengalaman (experience) dan lain-lain.

Ilusi Optis

Ilusi optis, kesalahan penangkapan visual yang digambarkan oleh otak berbeda dengan objek realitanya dibagi menjadi 2, yaitu ilusi yang bersifat fisiologis dan kognitif

- Ilusi optis yang bersifat fisiologis dimana efek ilusi terjadi karena otak mendapat rangsangan tertentu secara berlebihan.

- ilusi yang bersifat kognitif, dimana ilusi terjadi karena anggapan pikiran atau tanggapan dari proses visual yang diasumsikan secara tidak sadar oleh otak. Ilusi kognitif dapat terbagi-bagi lagi berdasarkan ilusi yang terjadi:

(5)

1. Distorting/geometrical–optical illusions/anamorphosis, ilusi yang terjadi yang bersifat distorsi suatu bentuk akibat penempatan, ukuran,sudut dari elemen geometris pembentuk visual tersebut

2. Paradox illusions, ilusi dari objek yang secara logika tidak masuk akal atau mustahil tapi bisa terlihat benar

3. Fictions, ilusi yang terjadi ketika kita melihat sebuah figur walaupun sebenarnya pada kenyataannya tidak ada.

Prinsip-prinsip Gestalt menjelaskan bagaimana kita sebenarnya mempersepsikan suatu objek. Pragnanz/Law of good figure, bahwa kita menangkap visual dengan mencintrakannya sebagai struktur yang sesederhana mungkin.

1.Similarity, bahwa objek-objek yang memiliki persamaan karakter akan terlihat sebagai satu kesatuan.

2.Continuation, bahwa persepsi garis lurus ataupun lengkung akan tetap terlihat sebagai satu kesatuan objek, walaupun garis tersebut saling menimpa satu sama lain.

3.Proximity atau nearness, bahwa objek-objek yang diletakkan berdekatan akan terlihat sebagai satu kesatuan.

4.Common fate, bahwa objek-objek yang bergerak dalam arah yang sama akan terlihat sebagai satu kesatuan.

5.Meaningfulness atau familiarity, bahwa objek-objek yang lazim akan lebih mudah dikenali walaupun tidak terlihat secara utuh karena kita mengenali maknanya di atas bentuknya.

Pemahaman prinsip-prinsip tersebut, ditambah dengan prinsip visual segregation/figure ground, serta pemahaman akan ukuran, pergerakan, dimensi atau kedalaman merupakan kunci dalam penciptaan suatu ilusi optis.

- Distorting/Geometrical–Optical Illusions/Anamorphosis

Merupakan distorsi dalam bentuk-bentuk geometris 2D. Ilusi optis ini mudah ditemukan dalam bentuk distorsi kedalaman, jarak, atau ukuran. Ilusi ini dijelaskan dalam penelitian-penelitian ilusi optis seperti pada café wall illusion, ditemukan pada tahun 1973 oleh Richard Gregory, yang memperlihatkan distorsi sudut pada garis pararel ketika antara garis pararel tersebut terdapat kotak hitam putih yang disusun sedemikian rupa, sehingga garis-garis pararel tersebut terlihat menjadi tidak pararel lagi.

Ilusi Muller-Lyer yang menyatakan ukuran suatu garis yang sama akan terlihat berbeda panjangnya ketika di ujung-ujung garis tersebut diberikan arah panah yang berbeda. Ilusi vertikal horizontal, menjelaskan bahwa mata kita akan cenderung menafsirkan garis vertikal lebih panjang dibandingkan dengan garis horizontal walaupun kenyataanya kedua garis tersebut memiliki ukuran panjang yang sama, hal ini bisa dilihat dari percobaan Roger Shepard pada gambar dua meja vertikal dan horizontal yang sama ukuran tapi terlihat jauh berbeda.

(6)

perspektif (garis menuju titik hilang), seperti lorong, rel kereta dan lain-lain bisa terlihat lebih besar atau panjang.

Distorsi dalam persepsi terhadap kedalaman terjadi akibat hilangnya atau mengganti petunjuk akan kedalaman tersebut. Dalam distorsi ini dapat kita bagi-bagi lagi berdasarkan tekniknya. Anamorfisme adalah distorsi perspektif, di mana untuk melihat perspektif sesungguhnya hanya bisa dilakukan melalui sudut tertentu.

Forced Perspective adalah distorsi perspektif, di mana batas antara depan dan belakang menjadi tidak jelas sehingga memungkinkan manipulasi-manipulasi persepsi akan ukuran. Contoh ilusi optis ini banyak ditemukan dalam karya fotografi.

Café wall illusion

Muller-Lyer illusion

Roger Shepard tables illusion

Ponzo illusion

Ponzo illusion Roger Shepard tables illusion

(7)

Fenomena Ames Room ditemukan oleh Adelbert Ames pada tahun 1934. Merupakan ruang di mana karena bentuknya, menciptakan ilusi optis terhadap ukuran objek di dalam ruang tersebut. Kunci dari ames room adalah bentuknya yang trapesium namun ketika dilihat melalui lubang pengamat menjadi ruang kotak biasa. Prinsip dari Ames Room banyak digunakan dalam industri film, seperti pada film Lord of The Ring, untuk mengambil adegan para hobbit dan sang penyihir dalam satu ruangan.

Fenomena Stereopsis adalah persepsi kedalaman yang didapat dikarenakan penglihatan binocular kita. Bahwa kita melihat menggunakan dua mata yang berbeda letaknya sehingga memiliki sudut pandang yang berbeda pula, namun informasi dari kedua mata kita tersebut kemudian disatukan dan memberi kita satu visual dengan persepsi bentuk tiga dimensi atau informasi kedalaman suatu objek. Dengan menggunakan prinsip ini lahirlah banyak bentuk karya 3 dimensi.

Forced perspective

Ames room phenomenon

(8)

- Paradox Illusion

Merupakan ilusi optis di mana mata kita melihat sesuatu yang bertentangan dengan logika itu, sesuatu yang mustahil, mengakibatkkan pertentangan dalam menerjemahkan suatu input visual. Biasanya melibatkan interpretasi kita dalam menerjemahkan gambar dua dimensi sebagai gambar tiga dimensi. Ilusi ini telah diterjemahkan oleh para ilmuan dalam bentuk visual seperti blivet, penrose triangle, penrose stairs. Karya yang cukup terkenal yang menggunakan prinsip ini seperti karya Waterfall oleh M.C Escher.

- Fiction

Contoh konkret dari fiction adalah mirage, yaitu suatu fenomena optis yang terjadi akibat pembelokan cahaya menghasilkan pantulan seperti cermin pada objek-objek yang jauh ataupun langit. Contoh paling mudah adalah ketika kita melihat jalan raya dalam kondisi cuaca panas yang mengeluarkan bayang-bayang seperti air atau Fatamorgana yang sering terjadi di gurun pasir.

Persepsi dalam ilusi geometrik

(9)

diterima mata, kemudian diproses oleh otak kita menyampaikan informasi yang berbeda dengan kenyataan sebenarnya. Hal ini bisa terjadi karena berbagai hal.

Kepekaan visual, matematik, persepsi dan kognisi yang akurat adalah salah satu kunci penting dalam penciptaan ilusi optis geometris. Sangat berhubungan dengan persepsi kita sendiri. Dalam mencerna bentuk ilusi dapat dijadikanya sebagai desain-desain yang menarik bagi orang. Geometri tidak harus menuruti apa yang telah ada sebelumnya, tetapi mewujudkan sebuah ruang yang bebas dimana kita dapat menjelajahinya. Seperti halnya desain kita harus berfikir kreatif dan bebas tanpa ada halangan. Dalam ilusi geometrik kita memainkan persepsi dan perspektif orang sesuai dengan kenyataan.

Persepsi Kedalaman (Depth Perception)

Persepsi kedalaman merupakan kemampuan indera penglihatan untuk mengindera ruang. Ruang berdimensi tiga, sedangkan penginderaan visual manusia hanya berdimensi dua. Oleh karena itu, penginderaan ruang merupakan penghayatan secara menyeluruh, bukan hanya penglihatan visual.

Ada beberapa patokan yang digunakan manusia dalam persepsi kedalaman, yaitu:

- Persepsi Atmosferik. Semakin jauh objek, semakin kabur.

- Persepsi Linear. Semakin jauh, garis-garis akan makin menyatu menjadi satu titik.

- Kualitas Permukaan. Berkurangnya ketajaman kualitas tekstur karena jarak makin jauh.

- Posisi Relatif. Objek yang jauh akan ditutupi atau kualitasnya menurun, karena bayangan objek-objek yang lebih dekat. Benda yang lebih dekat akan terletak di depan benda yang lebih jauh pada medan penglihatan kita.

- Sinar dan Bayangan. Bagian permukaan yang lebih jauh dari sumber cahaya akan lebih gelap dibanding yang lebih dekat.

- Patokan yang sudah dikenal. Benda yang sudah kita kenal ukurannya akan tampak lebih kecil jika dilihat dari kejauhan, juga dapat digunakan untuk membandingkan ukuran satu objek dengan objek lain pada jarak tertentu.

Ilusi

Ilusi merupakan kesalahan dalam persepsi, yaitu memperoleh kesan yang salah mengenai fakta objektif yang ditangkap oleh alat indera kita. Beberapa penyebab ilusi, antara lain:

(10)

- Kebiasaan. Rangsang yang disajikan sesuai dengan kebiasaan kita dalam mengenali rangsang akan dengan mudah menimbulkan ilusi. Bila otak biasa bekerja dengan penginderaan visual yang mengandalkan perspektif, maka akan terjadi ilusi.

Saat persepsi pada sebuah obyek tidak sejalan dengan karakter fisik sebuah obyek yang sebenarnya, kita mengalami ilusi. Beberapa ilusi disebabkan gangguan fisik dari rangsang sedangkan yang lain disebabkan kita salah mempersepsikan rangsang (Coren dan Girgus, 1978). Sebuah contoh dari ilusi fisik adalah membengkoknya tongkat jika diletakan dalam air. Ini dapat dijelaskan fakta bahwa air bertindak seperti sebuah prisma, membelokkan gelombang sinar sebelum wujud obyek sampai ke mata. Umumnya, ilusi seperti itu tidak mengejutkan karena contoh tersebut sering dialami dan mudah untuk dimengerti.

Persepsi ilusi terjadi ketika sebuah stimulus membawa petunjuk yang salah yang menyebabkan kita menciptakan persepsi stimulus tersebut tidak akurat atau tidak mungkin terjadi. Gregory (1983) mengenali empat tipe ilusi. Empat ilusi itu adalah distorsi (atau ilusi geometri), kebingungan (atau gambar yang dapat dibalik), gambar paradoxical-berlawanan dengan asas-asas (atau obyek yang mustahil) dan fiksi.

(11)

Tidak secara dramatis, kita dapat menjelaskan keterkejutan orang ketika pohon tinggi yang mereka robohkan secara aktual berubah menjadi lebih pendek dari pada yang mereka percayai. Ilusi vertikal-horisontal menggambarkan, kita mempunyai sebuah kecenderungan untuk melebih-lebihkan ukuran obyek vertikal. Jadi, sebuah pohon tampak lebih pendek ketika dipotong daripada saat pohon itu berdiri.

Kubus Necker

Pada ilusi ini, gambar mengalami depth reversal. Kubus dapat diamati dengan menyilangkan baik sisi belakang kubus atau sisi atas kubus ke arah bawah. Meski sistem persepsi menginterprestasikan ini sebagai garis 2-D digambar seperti obyek 3-D, kubus secara spontan me-reverse orientasi kedalamannya jika dilihat sekitar 30 detik.

E.G. Boring’s ‘Old/Young Women’

(12)

Jastrow Duck Rabbit

Kepala bebek/kelinci Jastrow’s (gambar c), obyek dapat diamati sebagai salah satu dari kepala seekor bebek dengan garis terputus di kiri atau sebagai seekor kelinci (moncong bebek menjadi telinga kelinci).

Menurut Hochberg (1970), hanya butuh beberapa detik untuk menyadari gambar disamping tidak mungkin karena kita membutuhkan waktu untuk secara penuh mempelajari gambar, mengorganisasi bagian-bagiannya ke dalam keseluruhan yang berarti. Ketika melihat sebuah gambar, mata kita bergerak dari satu tempat ke tempat pada rata-rata tiga perubahan per detik. Jadi, saat melihat sebuah gambar yang tidak mungkin, kita membutuhkan waktu (dan makin sulit gambar, makin lama waktu yang dibutuhkan) untuk mengenal dan mengamati bentuknya setelah sifat ketidakmungkinan dari gambar dapat diapresiasikan.

(13)

penciptanya hanya mengerjakan dengan dua dimensi. Karena ini juga rumit, kita membutuhkan waktu lebih lama untuk mengenal dan menyadari bahwa itu tidak mungkin.

Ilusi yang telah kita pertimbangkan sejauh ini

semuanya dengan sengaja diciptakan. Bagaimanapun, kita dikelilingi oleh ilusi di dalam kehidupan sehari-hari kita. Kegunaan dari petunjuk perspektif oleh penciptanya membimbing kita untuk menerima kedalaman dan kejauhan, yaitu, kita tambahkan sesuatu pada sebuah foto yang secara fisik tidak tampak. Kita juga menambahkan sesuatu pada citra yang diproyeksikan dalam layar televisi kita. Televisi memperkerjakan ilusi jenis lainnya, dinamakan movement-pergerakan.

Penerapan teori ilusi geometri pada DKV dan lapangan

Geometic – Technical Perception: Bagaimana kita mempersepsikan/melihat objek dari sisi objektif, kekauan, dan pengukuran untuk membuat sebuah desain yang memiliki suatu pesan dan ilusi bentuk geometris, dalam berbagai bentuk desain.

PENGARUH DALAM DUNIA DESIGN (DKV)

(14)

1. Lingkaran, oval dan elips

Bentuk tersebut cenderung memproyeksikan pesan emosional yang positif. Menggunakan lingkaran dalam sebuah logo dapat menyarankan masyarakat, persahabatan, cinta, hubungan dan kesatuan. Rings sendiri memiliki implikasi perkawainan dan kemitraan, yang menunjukkan stabilitas dan daya tahan. Sedangkan curves pada bidang apapun cenderung dipandang sebagai suatu gaya yang feminin di alam.

2. Lurus bermata seperti kotak

Bentuk logo yang seperti itu menunjukkan stabilitas dalam istilah yang lebih praktis dan juga dapat digunakan untuk menyiratkan keseimbangan. Garis lurus dan bentuk logo yang tepat juga memberikan kekuatan, profesionalisme dan efisiensi. Hal itu akan sangat berpengaruh besar, terutama jika mereka dikombinasikan dengan warna seperti biru dan abu – abu. Mengkombinasikan mereka dalam suatu keteraturan posisi atau warna lebih dinamis dapat mengatasi masalah ini dan menyulap sesuatu yang lebih menarik.

3. Segitiga

Segitiga memiliki hubungan yang baik dengan kekuasaan, ilmu pengetahuan, agama dan hukum. Ini cenderung dipandang sebagai atribut yang maskulin. Jadi, jika suatu perusahaan memiliki produk yang cenderung maskulin, akan sangat baik bila menggunakan logo yang berbentuk segitiga ini.

(15)

4. Bentuk Huruf

Implikasi dari bentuk juga meluas hingga ke jenis huruf yang dipilih. Dari sudut pandang tipografi, bentuk yang bergerigi itu mungkin muncul sebagai suatu rasa yang agresif atau dinamis. Disisi lain, bentuk yang seperti itu dinilai memiliki rasa yang lembut. Huruf yang bulat juga memberikan daya tarik yang fresh atau muda. Untuk curved tipografi dan skrip kursif cenderung lebih menarik bagi wanita. Sementara itu, huruf yang tebal memiliki nilai yang lebih maskulin dan juga cocok menggambarkan seorang laki - laki yang kuat.

Gambar

Gambar  dapat  diamati  sebagai  profil  wajah  seorang  perempuan  muda
gambar  disamping  tidak  mungkin  karena

Referensi

Dokumen terkait

Adalah Discount Rate yang digunakan untuk membuat Present Value of Cash Inflows sama dengan Initial Investment dari suatu proyek. The

Berbeda dengan sebagian besar penelitian sebelumnya terhadap perusahaan di Indonesia yang menggunakan metode pengklasifikasian siklus hidup perusahaan Anthony dan

LICORICE ROOT Spironolactone May increase loss WHO, 1999 of potassium Miller, 1998 Amiloride May increase loss WHO, 1999 Cardiac glyco- of

Pertumbuhan kontrak baru pada November 2018 tercatat signifikan dari capaian bulan sebelumnya senilai Rp5,7 triliun..

tahunan, selebaran berita, surat pembaca (di surat kabar, majalah) dan karangan di surat kabar. 27 Dengan dokumentasi, peneliti mencatat tentang sejarah Pondok

as the mechanisms of resolving conflicts in the form of conflict resolution models in the society which relies on the local 296. wisdom. This study found that the local

Mengingat air danau tersebut tidak hanya akan dinikmati oleh warga masyarakat disekitar danau tetapi juga masyarakat di daerah hilir dimana air danau mengalir melalui anak

otco* totapl Xcbih dapat ccnyotujul piklron Euoehkcno dn^an arGuaenfcaol bab»a ccpccak fcohorcatan (penchinoen) itu ou&tu ponccrtlan ueua ytnc caliputi ccruaats toco