• Tidak ada hasil yang ditemukan

Psikologi Pendidikan dalam pembelajaran sastra (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Psikologi Pendidikan dalam pembelajaran sastra (2)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PENGARUH PERKEMBANGAN INDIVIDU DALAM BERBAGAI FAKTOR

Oleh : Kelompok : VI Kelas/Semester : I/1

Ni Luh Ade Rasvani 1711031132 / (14)

I Kadek Wisnu Nata 1711031094 / (12)

I Kadek Dwi Cahya Adi Kusuma 1711031199 / (20)

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA DENPASAR

(2)

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunianyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu meskipun terdapat kekurangan didalamnya.

Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai keberagaman dalam beragama. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna mengingat

(3)

DAFTAR ISI

Halaman Judul... i

Kata Pengantar... ii

Daftar Isi... iii

BAB. I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang...1

2. Rumusan Masalah... 2

3. Tujuan... 2

4. Manfaat... 2

BAB. II 1. Pengertian Perkembangan ... 4

2. Factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu... 4

3. Sifat-sifat individu pada masa tertentu ... 4

BAB. III PENUTUP 1. Kesimpulan... 10

2. Kritik dan Saran... 10

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perkembangan individu merupakan sebuah proses menuju perubahan di dalam diri seseorang yang akan terus berlanjut sampai akhir hayat diri seseorang. Proses menuju sebuah kedewasaan, pengetahuan yang terus bertambah hingga kemampuan diri seseorang dalam melakukan sesuatu merupakan sebuah proses perkembangan individu. Perkembangan itu sendiri adalah suatu tahap yang tidak akan pernah berhenti.

Perkembangan akan terjadi kepada setiap individu yang normal yaitu dalam artian sehat rohani dan jasmani. Perkembangan adalah perubahan fungsi yaitu, aspek-aspek psikis yang bersifat kualitatif. Perubahan pada diri individu yang dipengaruhi banyak hal, baik dari faktor internal maupun eksternal. Begitu banyak hal yang terjadi selama masa perkembangan, merupakan suatu dinamika yang pastinya ditentukan oleh berbagai faktor. Setiap perkembangan akan menemui fase fase yang unik menju sebuah proses perubahan. Penting untuk kita mengetahui factor factor yang mempengaruhi perkembangan setiap individu karena merupakan sebuah awal dalam mempengaruhi proses perubahan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah perkembangan itu ?

2. Factor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi perkembangan setiap individu ?

3. Bagaimanakah sifat-sifat individu pada masa-masa tertentu dalam perkembangan tersebut ?

1.3 Tujuan

Dapat mengemukakan dan menjelaskan factor yang mempengaruhi suatu perkembangan di dalam diri manusia.

1.4 Manfaat

(5)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perkembangan dilihat dari sudut para ahli

Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif, meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif atau fisik maupun kualitatif atau psikis, serta berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya. Setiap individu akan mengalami proses perkembangan yang berlangsung melalui tahapan-tahapan perkembangan secara berantai. Perkembangan adalah suatu perubahan menuju kearah yang lebih maju dan lebih dewasa.

Para ahli berpendapat bahwa perkembangan adalah suatu proses. Pendapat mengenai proses apa yang terjadi dalam setiap perkembangan digolongkan menjadi tiga golongan yakni:

 Aliran asosiasi

Para ahli yang mengikuti aliran asosiasi berpendapat bahwa pada hakikatnya perkembangan itu adalah proses asosiasi. Bagi para ahli yang mengikuti aliran ini yang primer adalah bagian-bagian, bagian-bagian ada terlebih dahulu sedangkan keseluruhan ada lebih kemudian. Bagian-bagian ini terikat menjadi terikat satu sama lain menjadi keseluruhan oleh asosiasi. Menurut John Locke berpendapat bahwa pada permulaannya jiwa anak itu adalah bersih semisal selembar kertas yang kemudian dikit demi sedikit terisi oleh pengalaman atau empiri.

 Psikologi Gestalt

Bagi para ahli yang mengikuti aliran gestalt, perkembangan itu adalah proses diferensiasi. Dimana proses yang pertama kali kita lihat adalah keseluruhannya dan selanjutnya bagian-bagiannya.

 Aliran Sosiologis

Para ahli yang mengikuti aliran sosiologis menganggap bahwa perkembangan adalah proses sosialisasi. Setiap tahap awal terjadi pra social yang kemudian dalam perkembangannya sedikit demi sedikit di sosialisasikan. Konsep yang saat ini dikenal yaitu konsep James Mark Baldwin dengan mengemukakan hipotesis tentang Circular Reaction. Dengan berpangkal kepada kesejajaran antara ontogenesis dan phylogenesis Baldwin menerangkan perkembangan sebagai proses sosialisasi dalam bentuk imitasi yang berlangsung dengan adaptasi dan seleksi. Adaptasi dan

2.2 Faktor yang mempengaruhi perkembangan individu menurut para ahli

(6)

paparan aliran-aliran berdasarkan pendapat para ahli tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan.

1. Aliran Nativisme

Nativisme (nativism) adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini bernama Arthur Sopenhauer (1788-1860) seorang filsuf Jerman. Menurut para ahli yang mengikuti aliran Natavisme seperti Descartes, Lombroso, Plato berpendapat, bahwa perkembangan individu itu semata-mata ditentukan oleh factor-faktor yang di bawa sejak lahir (natus artinya lahir), jadi perkembangan itu semata-mata hanya bergantung pada dasar. Aliran ini berkeyakinan bahwa berkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa. Dalam ilmu pendidikan, pandangan seperti ini disebut pesimisme pedagogis.

Para ahli biasanya mempertahankan konsepsi ini dengan menunjukan berbagai kesamaan atau kemiripan antara orang tua dengan anak-anaknya. Sebagai contoh, jika sepasang orang tua ahli musik, anak-anak yang mereka lahirkan akan menjadi pemusik pula. Memang benar kenyataan menunjukan adanya kesamaan atau kemiripan yang besar antara orang tua dengan anak-anaknya. Akan tetapi aliran ini diragukan oleh para ahli lainnya. Ini dikarenakan seseorang yang mempunyai keahlian tertentu yang sama dengan orang tuanya kemungkinan besar ditunjang oleh berbagai fasilitas-fasilitas yang dibiayai oleh orang tuanya sehingga mempunyai keahlian yang sama dengan orang tuanya. Salah satu contohnya yaitu sepasang suami-istri yang memiliki keistimewaan di bidang politik, tentu anaknya menjadi politikus pula. Namun, apabila lingkungan khususnya lingkungan pendidikannya tidak menunjang, misalnya karena memasuki sekolah pertanian, sudah tentu ia tak akan pernah menjadi politisi, tetapi menjadi petani.

Aliran nativisme sampai saat ini masih berpengaruh di kalangan beberapa ahli, tetapi sudah tidak semutlak dulu lagi. Di antara ahli yang dipandang sebagai nativisme ialah Noam A. Chomsky kelahiran 1928, bahwa perkembangan penguasaan bahasa pada manusia tidak dapat dijelaskan semata-mata oleh proses belajar, tetapi juga (yang lebih penting) oleh adanya biological predisposition (kecenderungan biologis) yang dibawa sejak lahir.

2. Aliran empirisme

(7)

sedangkan dasar dari keturunan orang tuanya tidak berpengaruh sama sekali. Disebut aliran empirisme yaitu berasal dari kata Empire yang berarti pengalaman. Tokoh aliran Empirisme adalah John Lock, filosof Inggris yang hidup pada tahun 1632-1704. Teorinya John Lock dikenal dengan Tabulae rasae (meja lilin), yang menyebutkan bahwa anak yang lahir ke dunia seperti kertas putih yang bersih. Kertas putih akanmempunyai corak dan tulisan yang digores oleh lingkungan. Faktor bawaan dariorangtua (faktor keturunan) tidak dipentingkan. Pengalaman diperoleh anak melalui hubungan dengan lingkungan (sosial, alam, dan budaya). Pengaruh empiris yang diperoleh dari lingkungan berpengaruh besar terhadap perkembangan anak. Menurut aliran ini, pendidik sebagai faktor luar memegang peranan sangat penting, sebab pendidik menyediakan lingkungan pendidikan bagi anak, dan anak akan menerima pendidikan se¬bagai pengalaman. Pengalaman tersebut akan membentuk tingkah laku, sikap, serta watak anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Dalam dunia pendidikan, pendapat empirisme dinamakan optimisme paedagogis, karena upaya pendidikan hasilnya sangat optimis dapat mempengaruhi.

3. Aliran konvergensi

Tokoh aliran Konvergensi adalah William Stem. la seorang tokoh pendidikan Jerman yang hidup tahun 1871-1939. Konvergensi berasal dari kata Convergative yang berarti penyatuan hasil atau kerja sama untuk mencapai suatu hasil.Aliran Konvergensi merupakan kompromi atau kombinasi dari aliran Nativisme dan Empirisme. Paham Konvergensi ini berpendapat bahwa di dalam perkembangan individu baik dasar atau pembawaan maupun lingkungan memiliki peranan yang sangat penting. Aliran ini berpendapat bahwa anak lahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, bakat sebagai kemungkinan telah ada pada masing-masing individu akan tetapi bakat yang sudah tersedia itu perlu menemukan lingkungan yang sesuai supaya dapat berkembang. Disamping bakat sebagai kemungkinan yang harus dijawab dengan lingkungan yang sesuai, perlu pula dipertimbangkan soal kematangan atau readiness. Bakat yang sudah ada sebagai kemungkinan jika mendapat pengaruh lingkungan yang serasi, belum tentu dapat berkembang terkecuali bakat itu memang sudah matang. Anak yang mempunyai pembawaan baik dan didukung oleh lingkungan pendidikan yang baik akan menjadi semakin baik. Sedangkan bakat yang dibawa sejak lahir tidak akan berkembang dengan baik tanpa dukungan lingkungan yang sesuai bagi perkembangan bakat itu sendiri. Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan perkembangan anak secara optimal jika tidak didukung oleh bakat baik yang dibawa anak.

(8)

meniru dan mendebgarkan dari kata-kata yang diucapkan kepadanya, bakat dan dorongan itu tidak akan berkembang jika tidak ada bantuan dari luar yang merangsangnya. Dengan demikian jika tidak ada bantuan suara-suara dari luar atau kata-kata yang di dengarnya tidak mungkin anak tesebut bisa bercakap-cakap.

2.3 Sifat-sifat individu pada masa tertentu

Anak didik selama masa perkembangannya mempunyai kehidupan yang tidak statis, melainkan dinamis dan pendidikan yang diberikan haruslah sesuai dengan keadaan kejiwaan anak didik pada masa tertentu dalam perkembangan anak. Perkembangan merupakan hal kontinu akan tetapi untuk lebih mudah memahaminya perkembangan dapat di gambarkan dalam bentuk fase atau periode. Pendapat para ahli mengenai periodisasi itu digolongkan menjadi tiga macam yakni periodisasi berdasarkan biologis, didaktis dan psikologis. Adapun beberapa pendapat menurut para ahli yaitu :

a. Periodesasi Biologis

Periodesasi biologis adalah pembagian masa perkembangan menjadi periode-periode tertentu, berdasarkan gejala berubahnya struktur fisik seseorang.

 Menurut Aristoteles

Ia membagi periode perkembangan seseorang menjadi tiga periode, yakni :

a) Umur 0-7 tahun, disebut fase anak kecil atau masa bermain. Fase ini diakhiri dengan pergantian gigi.

b) Umur 7-14 tahun, disebut fase anak sekolah atau masa belajar yang dimulai dari tumbuhnya gigi baru dan diakhiri ketika kelenjar kelamin mulai berfungsi. c) Umur 14-21 tahun, disebut fase remaja atau masa pubertas, yakni masa peralihan

antara kanak-kanak dan masa dewasa. Periode ini dimulai sejak berfungsinya kelenjar kelamin sampai seorang anak memasuki usia dewasa.

Pendapat ini dikategorikan kepada periodesasi yang berdasarkan pada biologis, karena Aristoteles menunjukkan bahwa, antara fase I dan fase II itu ditandai dengan adanya pergantian gigi, serta batas antara fase II dan fase III ditandai dengan mulai bekerjanya atau berfungsinya organ kelengkapan kelamin, contoh : mulai aktif kelenjar kelamin.

b. Periode Didaktis

Periode didaktis maksudnya adalah pembagian periode perkembangan atas dasar klasifikasi waktu, materi, dan cara pendidikan untuk anak-anak pada masa tertentu. Jelasnya periodesasi didaktis disusun dalam kaitan dengan usaha pendidikan.

 Menurut Johann Amos Comenius

Penulis buku didactica magna serta orbis pretus ini membagi perkembangan anak sebagai berikut :

(9)

b) Scola Vermacula ( Sekolah bahasa ibu) usia 6;0-12;0 tahun, mengembangkan pikiran, ingatan dan perasaannya di sekolah dengan menggunakan bahasa daerah ( bahasa ibu )

c) Sekolah Latina ( Sekolah Bahasa latin ) usia 2-18 tahun, masa mengembangkan potensinya terutama daya intelektualnya dengan bahasa asing.

d) Academia ( Akademik ) adalah media pendidikan yang tepat bagi anak usia 18-24 tahun.

c. Periodesasi Psikologis

Periodesasi Psikologis, maksudnya adalah pembagian masa perkembangan atas dasar keadaan dan ciri-ciri khas kejiwaan anak pada periode tertentu. Ada sejumlah ahli yang memprakarsai pembagian semacam ini, antara lain :

Menurut Charlotte Buhler, dalam buku Psikologis der Puberteitsjaran hasil karyanya, membagi perkembangan anak menjadi lima fase, yakni :

a) Fase I, umur 0-1 tahun, perkembangan sikap subjektif menuju objectif.

b) Fase II, umur 1-4 tahun, makin meluasnya hubungan dengan benda-benda sekitarnya, atau mengenal dunia secara subjectif.

c) Fase III, umur 4-8 tahun, masa memasukkan diri dalam masyarakat secara objectif, adanya hubungan diri dengan lingkungan sosial dan mulai menyadari akan kerja, tugas serta prestasi.

d) Fase IV, umur 8-13 tahun, munculnya minat kedunia objek sampai pada puncaknya, ia mulai memisahkan diri dari orang lain dan sekitarnya secara sadar. e) Fase V, umur 13-19 tahun, masa penemuan diri dan kematangan

(10)

BAB III PENUTUP

2.1 Kesimpulan

Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif, meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif atau fisik maupun kualitatif atau psikis, serta berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya. Setiap individu akan mengalami proses perkembangan yang berlangsung melalui tahapan-tahapan perkembangan secara berantai. Perkembangan adalah suatu perubahan menuju kearah yang lebih maju dan lebih dewasa. Dalam menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu terdapat beberapa kelompok pendapat yang berbeda menurut para ahli yakni : Aliran Natavisme, Aliran Empirisme dan Aliran Konvergensi. Anak didik selama masa perkembangannya mempunyai kehidupan yang tidak statis, melainkan dinamis dan pendidikan yang diberikan haruslah sesuai dengan keadaan kejiwaan anak didik pada masa tertentu dalam perkembangan anak. Perkembangan merupakan hal kontinu akan tetapi untuk lebih mudah memahaminya perkembangan dapat di gambarkan dalam bentuk fase atau periode. Pendapat para ahli mengenai periodisasi itu digolongkan menjadi tiga macam yakni periodisasi berdasarkan biologis, didaktis dan psikologis

2.2 Saran

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Suryabrata, Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

http://hariezfadhilah.blogspot.co.id/2013/12/periodesasi-perkembangan-beserta-fase.html

http://www.altundo.com/pendapat-para-ahli-faktor-faktor-mempengaruhi-perkembangan

Referensi

Dokumen terkait

The research aimed to describe politeness strategy of Request are employed by the characters in the film entitled “You’ve got mail” and describe the factors influence

Hasil dari kombinasi metode tersebut menunjukkan performa yang lebih baik daripada menggunakan kombinasi algoritma C4.5 dan PCA, serta algoritma C4.5 saja untuk kasus

Perkembangan Islam di Jawa tidak semudah yang ada di luar Jawa yang hanya berhadapan dengan budaya lokal yang masih bersahaja (animisme- dinamisme) dan tidak begitu banyak

Empat misi penting untuk melaksanakan tugas tersebut adalah: (1) identifikasi kemampuan sumber daya pertanian dan kebutuhan teknologi pertanian termasuk pemecahan masalah sosial

(2) Pengelolaan database kependudukan oleh satuan kerja perangkat daerah provinsi yang membidangi urusan kependudukan dan pencatatan sipil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40

20 08-09-2005 Seminar International Bahasa Arab; Penggunaan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Ikatan Pengajar Bahasa Arab Indonesia - Hotel

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2000 tentang Jenis Pajak Daerah yang Dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri oleh Wajib Pajak, serta Peraturan

Penelitian lain yang mendukung bahwa pembelajaran Experiential Learning berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis adalah penelitian Sari (2013) yang menyatakan bahwa