• Tidak ada hasil yang ditemukan

HPI 3 Recent site activity teeffendi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HPI 3 Recent site activity teeffendi"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Subjek Hukum pidana internasional

Di dalam disiplin ilmu hukum, subjek hukum

selalu menjadi bagian yang penting untuk

dibahas dan dijabarkan, hal ini dikarenakan,

(3)

Subjek Hukum pidana internasional

Sebagai sebuah disiplin hukum yang merupakan

gabungan dari dua disiplin hukum yang telah

ada, yaitu hukum pidana dan hukum

internasional, maka sedikit banyak subjek

(4)

Tujuan mempelajari Subjek Hukum

pidana internasional

Tujuan utama mempelajari subjek hukum

dalam hukum pidana internasional ini

adalah untuk mengetahui dan menjawab

pertanyaan mengenai, siapa sajakah yang

dapat dipertanggung jawabkan dalam

(5)

Subjek Hukum pidana internasional

Pertanyaan besarnya adalah, siapakah subjek hukum pidana internasional?

1. Menurut International Law Commission (ILC/ Komisi Hukum Internasional) dan Statuta Roma 1998,

subjek hukum pidana internasional adalah individu atau orang perseorangan.

2. Dalam sudut pandang tanggung jawab negara, dan di luar yurisdiksi materiil Statuta Roma 1998, belum ada kesamaan pendapat mengenai pihak-pihak

(6)

Individu

Individu sebagai subjek hukum pidana internasional

dapat dilihat salah satunya dalam Piagam London

1945.

Pasal 6 Piagam London:

Leaders, organizers, instigators and accomplices

participating in the formulation or execution of a

common plan or conspiracy to commit any of the

foregoing crimes

are responsible for all acts

(7)

Negara

Dalam konflik bersenjata yang berskala internasional, baik

melibatkan dua negara maupun lebih dalam bersengketa tidak menutup kemungkinan terjadinya pelanggaran aturan-aturan perang. Pelanggaran tersebut tentunya dilakukan oleh individu-individu baik atas nama negara (pemerintah) maupun atas nama pribadi (bukan karena perintah dari otoritas yang lebih tinggi). Negara tidak bertanggungjawab dalam hal terjadi tindak pidana internasional. Pertanggungjawaban negara diselesaikan

(8)

Badan Hukum Swasta

Badan-badan hukum swasta, baik swasta nasional

maupun swasta transnasional atau multinasional dapat menjadi subjek hukum pidana nasional, dan dengan

demikian tentunya dapat menjadi subjek hukum pidana internasional, hanya saja dalam ruang lingkup yang lebih terbatas dibandingkan dengan individu.

Contoh dalam hal terjadinya tindak pidana lingkungan yang berskala internasional.

(9)
(10)

Pertanggungjawaban Pidana

Sistem pertanggungjawaban pidana modern pada pokoknya menganut ajaran dualistis, yaitu pemidanaan harus

memenuhi syarat adanya actus reus dan mens rea.

Actus reus yaitu suatu perbuatan harus dibuktikan adanya suatu kesalahan dan atau adanya pemenuhan rumusan tindak pidana,

Mens rea adalah pertanggungjawaban yang dapat

dilakukan setelah pelaku tindak pidana memenuhi syarat

actus reus.

(11)

Pertanggungjawaban Individu

Prinsip pertanggungjawaban yang dianut dalam

tindak pidana internasional adalah prinsip

pertanggungajawaban individual atau

perseorangan. Pertanggungjawaban individual

(

individual responsibility

) merupakan prinsip

yang diikuti sejak diperkenalkan dalam Peradilan

Nuremberg.

(12)

Pertanggungjawaban Individu

(lanjutan)

Prinsip pertanggungjawaban individual ini diadopsi oleh ILC sebagai prinsip dasar hukum pidana internasional

yang menyatakan, any person who commits an act which constitutes a crime under international law is responsible therefore and liable to punishment .

Prinsip ini dianggap sebagai perkembangan yang sangat penting di dalam hukum internasional, karena dengan

begitu, individu dalam batas tertentu bisa menjadi subjek hukum internasional.

(13)

Pertanggungjawaban Komando

Pertanggungjawaban pidana komando berkaitan dengan salah satu bentuk tindak pidana, yaitu tindak pidana

omissions atau dalam teori hukum pidana disebut sebagai

comissions by omissions.

Omissions dapat dikatakan tidak melakukan sesuatu, walaupun ia mungkin ingin melakukan sesuatu, namun tidak terdapat pergerakan otot. Omissions merupakan tidak adanya pergerakan tubuh yang secara harfiah diartikan tidak melakukan pergerakan apa-apa.

(14)

Pertanggungjawaban Komando

(lanjutan)

Pertanggungjawaban komando mensyaratkan adanya keadaan-keadaan tertentu sehingga seorang komandan atau seseorang yang memiliki kedudukan/ pangkat

lebih tinggi dimungkinkan dikenakan

pertanggungjawaban pidana, syarat tersebut adalah jika dia gagal untuk mencegah atau menghukum

(15)

Pertanggungjawaban Komando

(lanjutan)

Terdapat 3 aspek penting yang harus dipenuhi untuk

menentukan seorang perwira atau komandan harus bertanggung jawab atas tindakan kejahatan bawahannya:

1. Ada hubungan atasan-bawahan dalam kasus terjadinya tindakan kejahatan yang telah dilakukan. Ini ditunjukkan dengan bukti-bukti yang jelas, saksi, dokumen, dsb;

2. Atasan mengetahui atau diduga patut mengetahui adanya tindakan kejahatan yang dilakukan oleh bawahan;

3. Komandan atau atasan gagal untuk mencegah atau

(16)

Non Impunity

Sebelum mempelajari prinsip non impunity, ada baiknya jika dijelaskan terlebih dahulu perbedaan antara imunitas dan impunitas.

Imunitas adalah kekebalan hukum yang dimiliki oleh

(17)

Non Impunity

(lanjutan)

Tujuan utama prinsip ini adalah agar setiap atasan, baik sipil atau militer wajib bertanggungjawab terhadap

setiap kejahatan yang dilakukan oleh bawahannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka tidak boleh

adanya imunitas terhadap setiap orang yang dipandang wajib dan sangat bertanggungjawab atas kejahatan

tersebut terlepas dari asal usul atau status sosial atau kepangkatannya

(18)

Daftar Referensi

1. Arie Siswanto, Yurisdiksi Material Mahkamah Kejahatan Internasional, 2005

2. George P. Fletcher, Basic Concepts of Criminal Law, 1998

3. I Wayan Parthiana, Hukum Pidana Internasional, 2006 4. Oemar Seno Adji dan Indriyanto Seno Adji, Peradilan

Bebas & Contempt of Court, 2007

5. Romli Atmasasmita, Pengantar Hukum Pidana Internasional, 2006

Referensi

Dokumen terkait

• Mereka yang melaksanakan perang secara melawan hukum bertanggungjawab atas akibat-akibat yang terjadi dan..

Di dalam mempelajari ilmu hukum terdapat ilmu bantu untuk dapat mempelajari hukum secara utuh, diantaranya adalah sejarah hukum, sosiologi hukum dan perbandingan hukum. Dengan

• Ketiga, kesalahan dalam arti adanya pengecualian atau perihal lain yang mengakibatkan perbuatan tersebut tidak dapat dipersalahkan terhadap pelaku perbuatan (alasan pembenar

[r]

• Hampir bersamaan dengan itu, di Jepang juga dibuat sebuah lembaga yang serupa yang disebut Peradilan Tokyo ( International Military Tribunal for the Far East/ Tokyo Trial )...

• Di dalam suatu wilayah negara atau di atas kapal laut atau pesawat terbang yang didaftarkan di negara tersebut, dan negara tersebut adalah negara pihak dalam Statuta Roma 1998

[r]

Perkembangan pesat tentang masalah perang di dalam sejarah hukum internasional terjadi pada abad 16 – 18 ketika penulis-penulis terkenal seperti Alberto Gentili (Italia),