• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemaketan pengadaan langsung dan e purch

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemaketan pengadaan langsung dan e purch"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan karunia, hidayah dan inayah-Nya sehingga Buku Tanya Jawab Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah ini dapat disusun. Buku Tanya jawab ini disusun dari topik konsultasi pilihan yang dilaksanakan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

Dalam penyusunan buku ini kami menyadari masih terdapat kekurangan-kekurangan di sana-sini, baik dari sisi materi yang dipilih, maupun tampilan fisik termasuk lay out. Hal ini terjadi karena keterbatasan yang kami miliki. Dengan demikian kritik, saran dan masukan yang berharga, demi kesempurnaan tulisan di masa yang akan datang sangat kami harapkan.

Akhir kata, semoga karya sederhana ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kita semua, terutama stakeholder pengadaan barang/jasa pemerintah.

Jakarta, Desember 2014

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PEMAKETAN

1. Pemaketan pengadaan barang/jasa pemerintah 2

2. Contoh-contoh pemaketan 5

3. Kegiatan: pengadaan alat kesehatan dan alat

penunjang kesehatan 8

4. Menyatukan paket 9

5. Dapatkah pemaketan pekerjaan yang nilainya untuk

pelelangan diubah menjadi pengadaan langsung 10 6. Pemaketan untuk pekerjaan di beberapa desa 11 7. Pemaketan dan klasifikasi bidang 13 8. Pemecahan paket pengadaan tidak selalu dilarang 14 9. Pemaketan pengadaan rumah layak huni 16 10. Pengadaan dengan pengadaan langsung atau

dilakukan dengan pelelangan? 17 11. Pemaketan untuk pengadaan pekerjaan konstruksi 18 12. Pemaketan pekerjaan konstruksi untuk satu lokasi 20 13. Pemaketan untuk alat kesehatan dengan katalog LKPP 21 14. Pemaketan di satu kode rekening untuk pengadaan

obat dan alat kesehatan 23 15. Pengadaan para sopir dengan pengadaan langsung

(3)

16. Pemecahan paket dapat dilakukan berdasar prinsip

efektif dan efisien 25

17. Strategi pemaketan akan mengurangi beban kerja ULP 26 18. Pemaketan pekerjaan pananganan sampah 26 19. Pemaketan pengadaan aplikasi 27 20. Satu kode rekening untuk banyak kontrak pengadaan

obat 27

21. Pemaketan pengadaan buku untuk bahan pustaka 29 22. Pemaketan berdasarkan prinsip efektif dan efisien 30 23. Pemaketan pekerjaan konsultan 31 24. Pemaketan berdasar kompetensi penyedia dan lokasi 32 25. Pemaketan untuk konstruksi di banyak lokasi 33 26. Pelelangan gagal karena tidak ada peserta, dapat

terjadi karena kesalahan pemaketan 33 27. Pemaketan untuk pengadaan obat dan alat kesehatan 35 28. Pemaketan untuk berbagai lokasi 35 29. Pemeliharaan kendaraan dinas 36 30. Pemaketan pemeliharaan beberapa gedung 37 31. Pemaketan pengadaan langsung atau pelelangan 39

32. Pemaketan di RUP 39

33. Kegiatan swakelola 40

34. Paket pengadaan melalui penyedia 43

BAB II PENGADAAN LANGSUNG

1. Perbedaan pengadaan langsung dengan penunjukan

langsung 46

2. Bagaimana proses pengadaan langsung barang? 47 3. Bagaimana proses pengadaan langsung jasa

konsultansi? 48

4. Bagaimana proses pengadaan langsung pekerjaan

(4)

5. Untuk nilai pemaketan anggaran diatas Rp. 200 jt (atau s/d Rp 50 jt untuk konsultan), bila hps dapat dibuat dibawah itu, bisakah dilakukan dengan

pengadaan langsung? 49

6. Tanda bukti perjanjian dalam pengadaan langsung 52 7. Pengadaan langsung di bawah 50 juta apakah semua

dengan bukti kuitansi saja? 52 8. Pelaksanaan pengadaan langsung dengan bukti

pembelian 53

9. Pelaksanaan pengadaan langsung dengan kuitansi 55 10. Pelaksanaan pengadaan langsung dengan Surat

Perintah Kerja (SPK) 56

11. Apakah diperbolehkan mencantumkan merek pada

dokumen untuk pengadaan langsung? 57 12. Ada satu item barang yang harganya melebihi harga

satuan pada HPS namun secara keseluruhan tidak

melebihi total HPS 58

13. Pengadaan bibit kambing tetapi di dalam perencanaan terpisah pengalokasian di mata anggaran atau rekening anggarannya, masing-masing dengan pagu dibawah rp. 200.000.000,- namun apabila dijumlahkan maka

pagunya lebih dari rp. 200.000.000,- 58 14. Pengadaan hotel dengan nilai di bawah rp 200 juta,

pengadaan langsung atau penunjukan langsung? 59 15. Pengadaan langsung dengan PT/CV atau bisa

dengan toko/perorangan? 59 16. Persyaratan memenuhi ketentuan pajak 3 bulan

terakhir untuk pembelian yang menggunakan kwitansi 60 17. Pengadaan langsung ke hanya satu penyedia secara

terus menerus 60

18. Pengadaan langsung Rp. 170 juta untuk atk, apakah

dapat dipecah-pecah? 60

19. Evaluasi penawaran pengadaan langsung 61 20. Jaminan penawaran dan jaminan pelaksanaan dalam

(5)

21. Mekanisme pembayaran pada pengadaan langsung 62 22. Dalam perpres no 70 tahun 2012 disebutkan bahwa

pengadaan langsung adalah proses pengadaan jasa konsultansi yang merupakan kebutuhan operasional

k/l/d/i dan/atau bernilai Rp. 50 juta 66

BAB III PENGADAAN KENDARAAN BERMOTOR DARI E-CATALOGUE LKPP SECARA E-PURCHASING

1. Pengadaan sepeda motor 68

2. Pengadaan mobil ambulance 69 3. Update harga e-catalogue lkpp mengenai kendaraan

(april 2014) 69

4. Bila harga e-catalogue kendaraan di awal januari 2014

belum tersedia 70

8. Pengadaan langsung kendaraan pemerintah 72 9. Pengadaan ambulance sebagai csr dari BUMD 73 10. Pengadaan kendaraan yang tidak ada di e-catalogue 73

11. Pengadaan sepeda motor 74

12. Sepeda motor di e-catalogue lkpp tidak ada 75 13. Pengadaan karoseri dan e-purchasing 75 14. Pengadaan kendaraan sampah untuk banyak

kelurahan 76

15. Keuntungan adanya e-catalogue dan e-purchasing 77 16. Di e-catalogue inaproc untuk pengadaan kendaraan

hanya chassis saja 78

(6)

18. Harga untuk kendaraan belum ada di e-catalogue 79 19. Hasil pengadaan kendaraan dirubah warna catnya 80 20. Dokumen pengadaan kendaraan secara e-purchasing 80 21. Dealer ada di daerah lain (e-purchasing) 81 22. Harga di e-catalogue lebih tinggi dari dana anggaran

yang tersedia 82

23. Spesifikasi e-catalogue tidak lengkap? 83

24. Pengadaan sepeda motor penyedianya adalah dealer 83

BAB IV PENGADAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN DARI E-CATALOGUE LKPP SECARA E-PURCHASING

25. Pengadaan alat kesehatan 86 26. Katalog obat, persediaan penyedia tidak ada 87

27. Pengadaan-pengadaan di rumah sakit 88 28. Pemaketan di satu kode rekening untuk pengadaan

obat dan alat kesehatan 91

29. Bila harga e-catalogue obat di awal januari 2014 belum

tersedia 92

30. Stok di e-catalogue tidak dapat dipesan lagi 93

31. Tidak ada negosiasi dalam pengadaan obat secara

e-purchasing 94

32. Cara pengadaan alat kesehatan puskesmas 94

33. Pemaketan untuk alat kesehatan dengan e-catalogue

LKPP 95

(7)

40. Kontrak obat secara e-purchasing yang tidak bisa

dipenuhi 101

41. Satu kode rekening untuk banyak kontrak pengadaan

obat 102

42. Pengadaan obat secara e-purchasing 104

BAB V PENGADAAN DENGAN E-CATALOGUE LKPP SECARA E-PURCHASING

43. Auditor tentang pph untuk e-catalogue 106

44. E-catalogue sebagai salah satu sumber spesifikasi

untuk pengadaan barang dan jasa pemerintah 107

45. Pengadaan di e-catalogue lkpp, haruskah yang

termurah? 110

46. Pengadaan alat berat 111

47. Tidak ada di e-catalogue lkpp maka penunjukan

langsung atau pelelangan 112

48. E-purchasing lkpp sama dengan penunjukan langsung? 114

49. Pengadaan langsung karena di e-catalogue tidak ada 114

50. Pengadaan lelang karena di e-catalogue tidak ada 115

51. Penyedia di e-catalogue berbeda lokasi 115

52. Penetapan spesifikasi dan penetapan metode

pemilihan penyedia 116

53. Proses lelang kemudian muncul e-catalogue LKPP 116

54. Kontrak payung 117

55. Perbedaan pengadaan dengan penunjukan langsung

dan pengadaan secara e-purchasing 118

56. Pengadaan e-catalogue/e-purchasing tidak harus

barang/jasa yang murah 120

57. Pengadaan dengan e-catalogue melaui e-purchasing 121

58. Harga perikatan dengan pengadaan langsung atau

pelelangan melebihi harga e-catalogue 122

(8)

60. Spesifikasi yang diperlukan berbeda dengan yang ada

di katalog 124

61. Pengadaan alat berat 124

62. Harga di catalog inaproc (info per 20 mei 2013) 125

63. Masa berlaku harga katalog 126

64. Pengadaan alat berat secara e-purchasing 126 65. Harga katalog lkpp melebihi anggaran yang tersedia 126

66. Pengadaan jasa di katalog 127

67. Pengadaan buku sd dengan catalog lkpp senilai Rp.

904 miliar 128

68. Bagaimana usul kontrak payung ke catalog LKPP 128

69. Bagaimana menjadi perusahaan (penyedia) e-catalog

internet 128

70. Pengadaan barang/jasa pemerintah dengan

e-purchasing. Sebuah paradigma baru 130

71. Jaminan pelaksanaan dalam e-purchasing 138

72. Bila aplikasi e-purchasing tidak berfungsi 140

(9)
(10)

BAB I PEMAKETAN

1. PEMAKETAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

Pemaketan adalah mengelompokkan pekerjaan yang sejenis untuk keberhasilan dalam mencapai out put pekerjaan berdasarkan prinsip-prinsip pengadaan antara lain prinsip efektif dan efisien.

Berdasarkan pasal 24 Perpres 54/2010 sebagaimana perubahan kedua Perpres 70/2012, Pemakaten dilakukan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran ketika menyusun Rencana Umum Pengadaan (RUP).

Dalam pasal 24 sebagai berikut:

1. PA melakukan pemaketan Barang/Jasa dalam Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa kegiatan dan anggaran K/L/D/I.

2. Pemaketan dilakukan dengan menetapkan sebanyak-banyaknya paket usaha untuk Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil tanpa mengabaikan prinsip efisiensi, persaingan sehat, kesatuan sistem dan kualitas kemampuan teknis.

3. Dalam melakukan pemaketan Barang/Jasa, PA dilarang: a. menyatukan atau memusatkan beberapa kegiatan yang

tersebar di beberapa lokasi/daerah yang menurut sifat pekerjaan dan tingkat efisiensinya seharusnya dilakukan di beberapa lokasi/daerah masing-masing;

(11)

besaran nilainya seharusnya dilakukan oleh Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil;

c. memecah Pengadaan Barang/Jasa menjadi beberapa paket dengan maksud menghindari pelelangan; dan/atau d. menentukan kriteria, persyaratan atau prosedur

pengadaan yang diskriminatif dan/atau dengan pertimbangan yang tidak obyektif.

Dalam pasal 11, PPK dapat mengusulkan perubahan paket kepada PA/KPA.

Adapun cara pemaketan dalam pengadaan barangjasa pemerintah, bila kita memiliki dokumen anggaran yaitu DPA/DIPA maka langkah pemaketan sebagai berikut:

1. Langkah Pertama

Kegiatan-kegiatan yang ada dalam DPA/DIPA dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dengan:

a. Swakelola, atau b. Penyedia

Apabila pekerjaan dilakukan dengan swakelola, berdasarkan pasal 29 perpres 54/2010 dan perpres 70/2012, Pengadaan Barang/Jasa oleh K/L/D/I selaku Penanggung Jawab Anggaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. pengadaan bahan/barang, Jasa Lainnya, peralatan/suku cadang dan tenaga ahli dilakukan oleh ULP/Pejabat Pengadaan;

(12)

2. Langkah kedua

Kegiatan-kegiatan tersebut yang melalui penyedia

dipecah lagi, lalu dikelompokkan berdasarkan jenis pengadaannya, yaitu :

a. barang

b. pekerjaan konstruksi c. jasa konsultansi d. jasa lainnya

3. Langkah ketiga

Jenis-jenis pengadaan tersebut dipecah lagi dan dikelompokkan ke dalam ruang lingkup kompetensi penyedia (Dikelompokkan kepada bidang/subbidang penyedia).

Contoh untuk pengadaan barang ada beberapa kompetensi sebagai berikut:

Pengadaan Alat tulis kantor (ATK), AC (pendingin ruangan) dan Motor Roda Dua.

Berdasarkan contoh di atas ada 3 kompetensi penyedia, berarti ada tiga penyedia yang berbeda yang kita perlukan berdasarkan kompetensi penyedia.

Ada penyedia ATK, yang tentunya bukan penyedia AC sehingga diperlukan penyedia AC, demikian juga diperlukan penyedia sepeda motor (dealer).

(13)

Berdasarkan ruang lingkup kompetensi, penyedia dikelompokkan kembali berdasar nilai anggarannya ke dalam metode pengadaannya. Contoh pengadaan ATK bila nilainya di atas Rp. 200 juta dilakukan dengan pelelangan

sederhana, namun bila dibawah Rp. 200 juta dilakukan dengan

pengadaan langsung.

Untuk paket pengadaan yang memenuhi syarat khusus dan tertentu sebagaimana disebut dalam pasal 38/pasal 44 maka dilakukan dengan penunjukan langsung, atau jika barang/jasanya terdapat di katalog dilakukan dengan e-purchasing.

2. CONTOH-CONTOH PEMAKETAN

1. Dalam Dokumen Anggaran (DPA) APBD, pembangunan Mushollah di 13 sekolah SMP/SMA masing–masing Rp. 220 juta. Untuk pekerjaan konstruksi Rp. 130 juta, pengadaan konsultan perencana dan pengawas masing-masing Rp. 5 juta dan pengadaan barang masing-masing Rp. 80 juta.

2. Dalam dokumen anggaran sebagai berikut:

a. buku-buku perpustakaan dengan dana dari APBD Propinsi senilai Rp. 140 juta

b. pengadaan meja kursi untuk perpustakaan dengan dana dari APBD Kab, senilai Rp. 80 juta

(14)

Bagaimana kami melakukan pemaketannya?

1. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pasal 24 ayat (1), Pengguna Anggaran (PA) melakukan pemaketan Barang/Jasa dalam Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa kegiatan dan anggaran K/L/D/I. Pemaketan dilakukan dengan menetapkan sebanyak-banyaknya paket usaha untuk Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil tanpa mengabaikan prinsip efisiensi, persaingan sehat, kesatuan sistem dan kualitas kemampuan teknis (Pasal 24 ayat (2)). Dalam melakukan pemaketan Barang/Jasa, PA dilarang:

a. menyatukan atau memusatkan beberapa kegiatan yang tersebar di beberapa lokasi/daerah yang menurut sifat pekerjaan dan tingkat efisiensinya seharusnya dilakukan di beberapa lokasi/daerah masing-masing;

b. menyatukan beberapa paket pengadaan yang menurut sifat dan jenis pekerjaannya bisa dipisahkan dan/atau besaran nilainya seharusnya dilakukan oleh Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil;

c. memecah Pengadaan Barang/Jasa menjadi beberapa paket dengan maksud menghindari pelelangan;

(15)

mudah. Pembangunan ruang ibadah sebaiknya digabungkan dalam satu paket atau beberapa paket berdasarkan sebaran lokasi (lokasi yang berdekatan digabungkan). Dalam hal nilai pengadaannya berdasarkan pemaketan tersebut, nilainya di atas Rp. 200 juta, maka dapat dilakukan dengan pelelangan, untuk kompetisi yang terbuka dan sehat. Apabila berdasarkan pemaketan, nilai pengadaannya maksimal Rp. 200 juta, maka dapat dilakukan melalui pengadaan langsung dengan negosiasi kewajaran harga.

3. Adapun untuk pekerjaan konsultan, dapat dipaketkan menjadi satu paket sesuai beban kerjanya. Misal paket untuk konsultan perencana dan paket untuk konsultan pengawas. Demikian juga untuk pengadaan barang dapat dipaketkan menjadi satu pengadaan.

4. Dalam hal sumber dana berbeda, misalnya dari APBN dan APBD, untuk PPK dengan satu orang yang sama dan ruang lingkup pekerjaan dengan kompetensi penyedia yang sama, pelaksanaan pengadaan barang/jasa tetap dapat dilaksanakan dalam satu kontrak dengan menyebutkan asal anggaran.

(16)

5. Sedangkan untuk pembangunan pagar dan pengerasan halaman, mengingat dalam ruang lingkup kompetensi penyedia yang sama yaitu penyedia konstruksi maka agar disatukan dalam satu paket.

3. KEGIATAN: PENGADAAN ALAT KESEHATAN DAN ALAT PENUNJANG KESEHATAN

Terdiri dari 5 Pekerjaan dengan kode rekening pekerjaan masing – masing:

1. Pengadaan Alat Kedokteran Mata, pagu Rp. 1.000.000.000,00 (sudah Kontrak)

2. Pengadaan Alat Kedokteran Gigi, pagu Rp. 200.000.000,00 3. Pengadaan Alat Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Pagu Rp.

200.000.000,00

4. Pengadaan Alat Fisiotherapy, Pagu Rp. 200.000.000,00 5. Pengadaan Alat Farmasi, Pagu Rp. 200.000.000,00

Direncanakan, akan dilaksanakan pengadaan alat untuk pekerjaan no 2 sd. No.5 dengan cara Pengadaan Langsung untuk masing masing Paket di atas, sehingga akan ada 4 Pengadaan Langsung.

Pertanyaan:

Apakah pemaketan tersebut, yang akan dilakukan masing-masing secara pengadaan langsung sudah tepat?

Tanggapan:

(17)

 Dalam melakukan pemaketan, PA/KPA menyelenggrakan survey terlebih dahulu kepada para penyedia, terutama jenis produk-produk yang dijual, apakah heterogen atau homogen karena ini berhubungan dengan kompetensi penyedia.

 Ketika sudah dilakukan survey, maka kita dapat memutuskan apakah sebaiknya dilelang atau pengadaan langsung.

 terkait dengan karakteristik alat kesehatan tersebut, apakah dalam praktek bisnisnya dapat dipenuhi oleh satu kompetensi penyedia, bila ya maka pemaketan dilakukan dalam satu paket. Bila tidak, maka pemaketan pengadaan dilakukan sesuai dengan kompetensi penyedia.

 berdasarkan hasil pemaketan, bila nilai paket di atas Rp 200 juta dan tidak tersedia di katalog LKPP maka dilakukan dengan pelelangan.

4. MENYATUKAN PAKET

Apakah Paket Pekerjaan Pengadaan dengan nilai HPS Rp. 2,4 M dapat digabung dengan paket Pemasangan (Trafo) dengan nilai HPS Rp. 1 milyar? Hal ini dimaksudkan untuk efisiensi dalam pelelangan dan pekerjaan, karena keduanya harus memiliki SLO (Sertifikat Layak Operasi), jika dibuat paket terpisah maka dikhawatirkan biaya SLO akan menjadi lebih besar.

(18)

 ayat (2), Pemaketan dilakukan dengan menetapkan sebanyak-banyaknya paket usaha untuk Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil tanpa mengabaikan prinsip efisiensi, persaingan sehat, kesatuan sistem dan kualitas kemampuan teknis.

 ayat (3) huruf b, Dalam melakukan pemaketan Barang/Jasa, PA dilarang menyatukan beberapa paket pengadaan yang menurut sifat dan jenis pekerjaannya bisa dipisahkan dan/atau besaran nilainya seharusnya dilakukan oleh Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil

Berdasarkan hal tersebut di atas, bilamana sifat dan jenis pekerjaannya yang dimaksud sama atau dalam satu kesatuan tanggung jawab dari satu penyedia, maka dapat disatukan dalam satu paket pelelangan.

5. DAPATKAH PEMAKETAN PEKERJAAN YANG NILAINYA UNTUK PELELANGAN DIUBAH MENJADI PENGADAAN LANGSUNG

Pembuatan Keramba Jaring Apung (KJA) dan Rumah Jaga dengan pagu Rp. 266 juta, Pertanyaannya, apakah boleh paket ini diadakan dengan metode Pengadaan Langsung?

Dapat disampaikan bahwa paket tersebut di dalamnya tidak tersedia dana untuk pembuatan gambarnya, dan pekerjaan ini diarahkan untuk menjadi percontohan kepada masyarakat pembuatan KJA yang sesuai dengan SNI.

(19)

Agar dianalisa kemampuan penyedianya, diperlukan survey

data primer penyedia, kecuali bila kita sudah punya data sekunder penyedia beserta kompetensinya yang mungkin dapat dilihat dari

history pekerjaannya.

Agar ditanyakan di bagian perencanaan/keuangan bahwa apakah untuk mencapai out put, dari dana tersebut diperbolehkan adanya perencanaan/pengawasan, tim teknis, biaya administrasi dan honor.

Kemudian dilakukan pemaketan pekerjaan terhadap pembuatan jaring apung dan rumah jaga, apakah satu kompetensi penyedia atau berbeda kompetensinya.

Dalam hal setelah pemaketan, nilai masing-masing paket dibawah Rp. 200 juta maka dilakukan pengadaan langsung dengan negosiasi kewajaran harga.

6. PEMAKETAN UNTUK PEKERJAAN DI BEBERAPA DESA

Berdasarkan Perpres 70 Tahun 2012 Pasal 24 Ayat 3 Point c, bahwa PA dilarang memecah Pengadaan Barang/Jasa menjadi beberapa paket dengan maksud menghindari pelelangan.

Pertanyaan:

(20)

Contoh:

a. Pembangunan Kolam ikan Desa Subur Rp.175.000.000,00

b. Pembangunan Kolam ikan Desa Suka Makmur

Rp.175.000.000,00

c. Pembangunan Kolam ikan Desa Sukajadi Rp.175.000.000,00 d. Pembangunan Kolam ikan Desa Sukakreasi Rp.175.000.000,00

Jawaban:

Bedakan fungsi pos penganggaran dengan kebutuhan akan pengadaan barang/jasa. Jika di dalam 1 rekening ada beberapa paket, hal itu tidak menjadi masalah.

Jika setelah dilakukan pengkajian pekerjaan dengan memperhatikan prinsip efektif dan efisien, lebih baik dikerjakan pada masing-masing lokasi, maka dapat dilakukan pemecahan paket berdasarkan lokasi atau kelompok lokasi yang berdekatan.

Pasal 24 Ayat 3 Point a

Dalam melakukan pemaketan Barang/Jasa, PA dilarang:

Menyatukan atau memusatkan beberapa kegiatan yang tersebar di beberapa lokasi/daerah yang menurut sifat pekerjaan dan tingkat efisiensinya seharusnya dilakukan di beberapa lokasi/daerah masing-masing.

7. PEMAKETAN DAN KLASIFIKASI BIDANG

(21)

peralatan pelatihan pemagangan dalam negeri berbasis pengguna (Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov.).

Adapun jenis bahan dan peralatan pelatihan terkait dengan jurusan pelatihan yakni: komputer, fotografi, akuntansi, sekretaris, otomotif, perhotelan, design grafis, tata kecantikan rambut, tata rias pengantin dan pelatihan menjahit.

Dalam menyusun dokumen lelang, kami kesulitan untuk mencari kategorisasi jenis usaha untuk tata kecantikan rambut, tata rias pengantin dan menjahit. Sedangkan yang lainnya masuk dalam kategori : elektrikal, mekanikal, peralatan komputer, dan ATK.

Mohon pencerahan, jenis bidang apa kira-kira yang bisa kami syaratkan untuk bahan dan peralatan tiga bidang/jurusan pelatihan sebagaimana yang disebutkan.

Tanggapan:

Pemaketan dilakukan berdasarkan kompetensi penyedianya.

Hasil pemaketan dilakukan dengan pelelangan/pengadaan langsung sesuai nilai paketnya.

Dalam hal dilakukan dengan pengadaan langsung, dapat dilakukan oleh toko atau penyedianya secara langsung tanpa melalui perantara.

(22)

8 PEMECAHAN PAKET PENGADAAN TIDAK SELALU DILARANG

Pengadaan meja kursi senilai Rp.360 juta

a. Meja Kursi Jati senilai Rp.190 juta

b. Meja Kursi pabrikan senilai Rp.170 juta

Apakah pengadaan dibuat dalam satu paket, mengingat ada dalam satu kode rekening atau satu DPA (Dokumen Anggaran)?

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Pasal 24 ayat (3) huruf b, dalam melakukan pemaketan Barang/Jasa, PA dilarang menyatukan beberapa paket pengadaan yang menurut sifat dan jenis pekerjaannya bisa dipisahkan dan/atau besaran nilainya seharusnya dilakukan oleh Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil;

Kita agar dapat menganaliasa, kebutuhan akan kursi pabrikan yang sifatnya sudah given dari pabrik dengan kebutuhan kursi kayu jati yang mungkin membutuhkan kompetensi penyedia yang berbeda dengan kursi pabrikan. Perbedaan tersebut mungkin dikarenakan untuk kursi kayu jati membutuhkan keahlian dan desain khusus.

(23)

lokasi penerima/pengguna barang yang cukup signifikan, atau karena perbedaan waktu pemakaian barang/jasa tersebut

Mengacu pada ketentuan tersebut di atas, bilamana sifat dan jenis pekerjaan untuk pengadaan meubelair dari jati membutuhkan desain khusus yang berbeda dengan meubelair pabrikan, maka proses pemilihan penyedia dilakukan dengan paket yang terpisah.

Berdasarkan nilai pemaketan, bila nilai masing-masing dibawah Rp. 200 juta maka dilakukan dengan pengadaan langsung dengan negosiasi harga.

Adapun yang dilarang memecah paket adalah bila paket tersebut termasuk dalam kategori yang dilelangkan misal pengadaan meja kursi kayu jati Rp. 360 juta, dipecah menjadi dua paket sehingga tidak dilelang. Akan tetapi, bila pengadaan meja kursi dengan nilai Rp. 360 juta dipecah menjadi dua paket, sebagaimana disebutkan di atas, kemudian pengadaan atas dua paket tersebut tetap dilelangkan, maka hal tersebut diperbolehkan.

Ketidaktepatan dalam pemaketan, bukanlah suatu hal yang bersifat tindak pidana korupsi, hal tersebut hanya akan mengakibatkan inefisiensi (kemungkinan potensi kerugian negara), belum kerugian negara secara nyata.

(24)

9. PEMAKETAN PENGADAAN RUMAH LAYAK HUNI

Pemerintah Kota X akan melakukan pekerjaan perbaikan rumah sebanyak 81 rumah dengan lokasi yang tersebar, senilai Rp. 245 juta.

Bagaimana pemaketan pengadaannya? Apakah dilakukan dengan penyedia atau dapat dilakukan secara swakelola oleh kelompok masyarakat?

Tanggapan:

Saudara dapat melihat kembali KAK-nya, jika termasuk ke dalam pekerjaan yang sederhana mungkin dapat dipertimbangkan untuk diberikan kepada kelompok masyarakat. Selanjutnya silahkan cek kompetensi kelompok masyarakat tersebut. Apabila dibandingkan dengan kebutuhan yang ada di KAK kelompok masyarakat tersebut dinilai tidak mampu, maka proses pengadaannya lebih baik dilakukan melalui penyedia.

Dalam hal dilakukan oleh masyarakat sendiri, maka disalurkan bantuan dana ke masyarakat yang dinilai layak untuk dibantu dan ada rekomendasi dari pihak terkait.

Dalam hal berupa bantuan barang, maka pengadaan barang dilakukan dengan pelelangan untuk nilai pengadaan di atas Rp. 200 juta.

(25)

Selanjutnya setelah dilakukan pemaketan, bila lokasi tersebar dan berjauhan agar dikelompokkan berdasar prinsip efektif dan efisien.

Dalam hal setelah pemaketan, untuk paket pengadaan yang nilainya dibawah Rp. 200 juta, dilakukan dengan pengadaan langsung. Pengadaan langsung agar dilakukan dengan negosiasi kewajaran harga, karena dalam pengadaan langsung tidak ada kompetisi.

10. PENGADAAN DENGAN PENGADAAN LANGSUNG ATAU DILAKUKAN DENGAN PELELANGAN?

Apakah metode pengadaan langsung dapat kami lakukan untuk pengadaan berikut?

a. Pengadaan Meubelair, 1 paket Rp. 69.200.000,- kode 2129.053 011 53

b. Pengadaan komputer MA, 22 unit Rp. 120.000.000,- kode 2129.053 011 53

c. Pengadaan perangkat jaringan internet, 2 set Rp. 15 jt,- kode 2129.996.053 011 53

d. Pengadaan Komputer/PC/LCD, 10 unit Rp. 8 jt,- kode 2129.996.053 011 53

e. Pengadaan Multimedia Proyektor/OHP, 2 unit Rp.10 jt,- kode 2129.996.053 011 53

(26)

Tanggapan:

Agar dilakukan pemaketan pekerjaan berdasar jenis pengadaannya yaitu pengadaan barang, konstruksi, jasa lainnya atau konsultansi.

Selanjutnya misal untuk pengadaan barang dikelompokkan berdasar kompetensi penyedia. Misal paket untuk penyedia mebeler, paket untuk pengadan komputer dsb.

Berikutnya untuk paket pengadaan mebeler apabila nilainya s.d. Rp. 200 juta dapat dilakukan dengan pengadaan langsung, sedangkan apabila nilainya di atas Rp. 200 juta maka dilakukan dengan pelelangan.

11. PEMAKETAN UNTUK PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

Dalam Kegiatan Pengadaan Renovasi Bangunan di Rumah Sakit, Dinas Kesehatan Provinsi, kami beritahukan beberapa hal sebagai berikut:

Pada Rekening 5.2.2.21 Belanja Jasa Konsultansi terdapat 2 rincian pekerjaan, yaitu :

a. 5.2.2.21.06 Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan dengan pagu Rp. 44.000.000,-

(27)

Pada Rekening 5.2.3.26 Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan terdapat 3 rincian pekerjaan yaitu:

a. 5.2.3.26.01 Belanja Modal Pengadaan konstruksi/Pembelian gedung kantor, uraian paket pekerjaan kantor TU dengan pagu Rp. 190.000.000,-

b. 5.2.3.26.04 Belanja Modal Pengadaan konstruksi/Pembelian gedung gudang, uraian paket pekerjaan gudang bangsal dengan pagu Rp. 120.000.000,-

c. 5.2.3.26.16 Belanja Modal Pengadaan konstruksi bangunan rawat inap, uraian paket pekerjaan ruang Perina dan ICU dengan pagu Rp. 195.000.000,-

Sehubungan dengan hal tersebut disampaikan pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah Jasa konsultansi untuk 3 jenis pekerjaan tersebut dapat disatukan?

2. Apa Metode pengadaan yang paling tepat untuk dilakukan bagi masing-masing paket pekerjaan mengingat pelaksanaannya untuk keperluan kantor, gudang dan rawat inap?

Jika pekerjaan ada dalam satu lokasi, maka dilakukan pemaketan, sehingga ada tiga paket yaitu:

a. konsultan perencanaan senilai Rp. 44 juta dengan pengadaan langsung

(28)

c. jasa konstruksi senilai Rp. 505 juta dengan pelelangan sederhana

Selanjutnya PPK silahkan membuat HPS, spesifikasi, dan draft kontrak. Kemudian pokja ULP melakukan pelelangan jasa konstruksi dan pejabat pengadaan melakukan pengadaan langsung jasa konsultan.

12. PEMAKETAN PEKERJAAN KONSTRUKSI UNTUK SATU LOKASI

1. Pekerjaan : Rehabilitasi Sedang/Berat Rumah Dinas

HPS : Rp. 185.000.000,-

No. Rekening : xxxxxxxxxxxxxxxx

Klasifikasi : Bidang Arsitektur/Bangunan - Bangunan Non Perumahan Lainnya (21005)

2. Pekerjaan : Conblok Halaman Kantor

HPS : Rp. 160.000.000,-

No. Rekening : yyyyyyyyyyyyyy

Klasifikasi : Bidang Sipil/Jalan Raya, Jalan Lingkungan (22001)

Apakah sebaiknya dilakukan pemecahan paket sehingga dapat dilakukan dengan pengadaan langsung atau boleh kedua paket tersebut menjadi satu paket, meskipun dengan kode rekening dan klasifikasi bidang yang berbeda?

(29)

dibawah Rp 2.5 Milyar, tidak diperlukan subbidang) maka dilakukan dengan satu pemaketan yang dibuat dalam satu kontrak, meskipun dari rekening yang berbeda.

Di kontrak dapat disebut dua rekening anggaran tersebut untuk pembebanan anggaran.

13. PEMAKETAN UNTUK ALAT KESEHATAN DENGAN KATALOG LKPP

Apakah Rumah Sakit hanya boleh mengadakan alat kesehatan (alkes) yg ada di e-katalog. Bila demikian bagaimana cara pemaketan dan pelaksaannya mengingat tidak seluruhnya alkes sudah ada di e-katalog, sedangkan dokumen anggaran sudah ditetapkan.

Apa boleh dilaksanakan secara pengadaan langsung pekerjaan pengadaan barang dgn pagu dibawah 200Jt, namun barang tersebut bersifat menambah aset KLDI, dan bukan operasional rutin KLDI sesuai Pasal 39 Pepres 70 tahun 2012

Misal ada satu kode akun pengadaan alkes senilai Rp. 1 miliar untuk 3 alat, dengan ada dua alat di catalog LKPP dan satu alat tidak ada dicatalog LKPP.

(30)

Pengadaan yang ada dicatalog dilakukan secara Epurchasing dengan negosiasi kewajaran harga. Sedangkan yang tidak ada dilakukan dengan Pengadaan Langsung. Pengadaan langsung memang diutamakan terhadap barang yang tidak menambah aset, namun demikian terhadap sisa dana tersebut yaitu sebesar Rp. 180 dapat dilakukan dengan pengadaan langsung.

Selanjutnya, untuk pengadaan alkes yang belum ada di catalog (e-purchasing) dilakukan dengan pengadaan langsung untuk nilai sampai Rp. 200 juta, dan proses lelang apabila nilai paket di atas Rp. 200 juta.

Jadi di satu akun rekening dokumen anggaran bisa terdapat banyak kontrak/SPK (contoh ini ada dua kontrak dan satu SPK).

14. PEMAKETAN DI SATU KODE REKENING UNTUK PENGADAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN

Pada kegiatan pengadaaan sarana dan prasarana puskesmas paket pekerjaan belanja modal pengadaan alat-alat kedokteran umum sebesar Rp. 1.800.000.000. Pada saat perencanaan, semua item barang yang terdapat dalam satu anggaran tersebut belum ada di e-katalog, saat akan diadakan proses pemilihan penyedia ternyata e-katalognya sudah ada.

(31)

Dapatkah paket pekerjaan yang terdiri dari beberapa bentuk perikatan/perjanjian dengan penyedia sesuai dengan jumlah transaksi, dilakukan untuk satu kode rekening anggaran, tanpa harus merubah dokumen anggaran?

Pengadaan yang dilakukan melalui pelelangan ketika katalog LKPP belum tersedia, dan sekarang tersedia, maka pengadaan tersebut tetap dapat diteruskan. Harga yang terbentuk dari proses pelelangan bisa melebihi dari harga katalog, dengan catatan harga HPS telah dibuat sesuai dengan prosedur.

Dalam satu kode rekening anggaran (akun) dapat dilakukan banyak pemaketan sehingga akan banyak kontrak dengan berbagai penyedia.

Dalam hal untuk satu kode rekening (akun) dengan satu penyedia dapat dilakukan dengan satu kontrak, walaupun transaksinya banyak.

15. PENGADAAN PARA SOPIR DENGAN PENGADAAN LANGSUNG ATAU PELELANGAN UNTUK ANGGARAN YANG BESAR?

(32)

20 orang x 12 bulan x Rp. 2.500.000,- = Rp. 600.000.000,-

Ditinjau dari anggaran yang dialokasikan, apakah upah/gaji ini diproses melalui Lelang Sederhana atau dapat dibayarkan langsung setiap bulannya kepada yang bersangkutan?

Pengadaan tersebut dilakukan dengan pemaketan berdasarkan prinsip efektif dan efisiein yaitu pemaketan kepada penyedia badan usaha atau akan dilakukan kepada masing-masing sopir.

Bila diadakan dengan penyedia badan usaha maka dilakukan dengan pelelangan sederhana.

Namun bila kepada masing-masing sopir dapat dilakukan dengan pengadaan langsung mengingat nilai paket masing-masing sopir dibawah Rp. 200 juta.

Pengadaan langsung ke masing-masing sopir dilakukan dengan memperhatikan kompetensi antara lain kesehatan dan memiliki SIM.

Perikatan dengan masing-masing sopir dilakukan dengan kontrak harga satuan/SPK harga satuan dengan memperhatikan upah minimum provinsi.

(33)

16. PEMECAHAN PAKET DAPAT DILAKUKAN BERDASAR PRINSIP EFEKTIF DAN EFISIEN

Pada pengadaan papan sosialisasi suatu Pemerintah provinsi di jalan Raya di tiga kota senilai total Rp. 300 juta.

Bagaimana pemaketannya?

Pemaketan dilakukan berdasar prinsip efektif dan efisien,

Dalam Perpres 70 tahun 2012 pada pasal 24 ayat 3a.

Dalam melakukan pemaketan Barang/Jasa, PA dilarang:

menyatukan atau memusatkan beberapa kegiatan yang tersebar di beberapa lokasi/daerah yang menurut sifat pekerjaan dan tingkat efisiensinya seharusnya dilakukan di beberapa lokasi/daerah masing-masing.

Apabila lebih efisien dengan dilakukan pengadaan di masing-masing kota maka dapat dibuat dalam 3 paket, selanjutnya setelah pemaketan mengingat nilainya per masing-masing paket hanya Rp. 100 juta maka dapat dilakukan pengadaan langsung dengan negosiasi kewajaran harga.

17. STRATEGI PEMAKETAN AKAN MENGURANGI BEBAN KERJA ULP

(34)

Jumlah yang dilelangkan bisa hanya menjadi separuh atau sepertiga dari jumlah paket yang selama ini dilelangkan, jumlah yang sangat banyak

Termasuk pengkajian terhadap jumlah anggota pokja yang cukup 3 orang saja, akan membuat sumber daya manusia di ULP menjadi efisien atau tidak perlu banyak personil.

18. PEMAKETAN PEKERJAAN PANANGANAN SAMPAH

Pada anggaran kami ada Rp. 8 miliar untuk kegiatan penanganan sampah untuk 4 kecamatan. Bagaimana cara pengadaannya?

Dilakukan pemaketan pekerjaan, meskipun bisa dibuat dalam satu paket, kami menyarankan untuk dibuat menjadi 4 paket.

Dengan banyaknya paket, akan menumbuhkembangkan usaha pengelolaan sampah.

Dengan pemecahan paket, akan mengurangi

ketergantungan pemda kepada satu penyedia.

Apakah hal tersebut akan dinilai memecah paket?

Suatu paket yang dilelangkan dapat dipecah-pecah ke banyak paket, asal tetap dilelang.

(35)

harus dimiliki, metodologi pekerjaan, tempat pembuangan akhir dsb.

19. PEMAKETAN PENGADAAN APLIKASI

Kami akan melakukan kegiatan pengadaan barang dan aplikasi sistem yang terdiri dari:

1. Pembelian PC, UPS dan LAN Pembelian aplikasi program

2. Bagaimana cara pemaketan pengadaannya?

Bila untuk pengadaan PC, UPS, LAN dan aplikasi program termasuk dalam satu ruang lingkup kompetensi penyedia, maka dipaketkan dalam satu paket pengadaan.

Namun bila penyedia yang bisa melakukan pengadaan tersebut dalam kompetensi yang berbeda-beda, maka pengadaan dipaketkan berdasarkan kelompok kompetensi penyedia.

20. SATU KODE REKENING UNTUK BANYAK KONTRAK PENGADAAN OBAT

(36)

Pada kegiatan pengadaan obat rumah sakit, di DPA terdapat dalam satu kode rekening antara obat generik dan non generik. Sehubungan dengan penerapan E-katalog, pengadaan obat generik dibuat dalam paket terpisah. Apakah hal tersebut dibenarkan?

Obat generik yang tidak termasuk ada di E-Katalog, untuk pengadaannya apakah digabungkan dengan lelang obat non generik atau melalui penunjukan langsung?

Terjadi permasalahan pada saat pencairan anggaran untuk penyedia barang (obat generik) di Bagian Keuangan, karena banyaknya SPK atau kontrak. Mohon penjelasan terkait dengan tata cara dan prosedur pencairan anggaran.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pasal 110 ayat (4), K/L/D/I melakukan E-purchasing terhadap barang/jasa yang sudah dimuat dalam sistem katalog elektronik. Sedangkan berdasar pasal 1 ayat (41) E-purchasing adalah tata cara pembelian Barang/Jasa melalui sistem katalog elektronik.

(37)

Selanjutnya dalam 1 (satu) kode rekening dapat dilakukan dengan banyak transaksi atau banyak Kontrak, pada keuangan daerah hal tersebut sering tidak biasa namun seharusnya bisa

dilakukan, sebelum melakukan pengadaan dan untuk pencairan anggaran silahkan Saudara berkoordinasi dengan bagian keuangan.

21. PEMAKETAN PENGADAAN BUKU UNTUK BAHAN PUSTAKA

Bagaimana jenis pengadaan buku untuk bahan pustaka? Jika buku yang akan diadakan terdiri dari berbagai jenis judul buku dengan nilai diatas 200 juta, dari pengarang dan penerbit yang berbeda? apakah dapat dilelangkan sekaligus atau dapat ditunjuk langsung dari penerbit masing-masing buku? bagaimana dengan pelelangan itemized? apakah dimungkinkan?

Berdasarkan pengalaman apabila dilelangkan sekaligus, sering kali ada masalah karena penerbit mencabut dukungannya pada rekanan terpilih.

Agar dilakukan pemaketan, sebagai berikut :

1. paket buku dari pengarang dan penerbit yang bebas

diperjualbelikan, untuk paket ini agar dilelangkan bila nilai setelah pemaketan di atas Rp. 200 juta. Pelelangan dapat juga menggunakan pelelangan itemize.

2. paket-paket yang dilakukan dengan penunjukan langsung,

(38)

3. Dengan dilakukan sesuai poin 1 dan 2 maka dengan

demikian tidak diperlukan adanya surat dukungan.

4. Dalam hal ada yang dilakukan dengan penunjukan langsung

maka agar dilakukan dengan klarifikasi dan negosiasi harga.

22. PEMAKETAN BERDASARKAN PRINSIP EFEKTIF DAN EFISIEN

Apakah untuk pengadaan Formulir dan Sampul Pemilu Presiden 2014 dapat digabung menjadi satu paket? Mengingat klasifikasi penyedia yang dibutuhkan adalah perusahaan percetakan dan waktunya sudah terbatas. Meskipun demikian, metode pengerjaannya agak berbeda (formulir cukup dicetak saja sementara untuk sampul perlu dibentuk dan dilem). Apabila dikerjakan oleh satu penyedia, penyelesaian pekerjaan akan terlambat sementara waktu sudah sangat terbatas.

Mengacu kepada prinsip efektif dan efisien, apabila pekerjaan dapat dilakukan oleh satu kompetensi penyedia maka dapat dibuat dalam satu paket. Tapi apabila penyatuan paket dinilai akan berisiko dengan beban pekerjaan, sehingga kemungkinan kegagalan akan besar, maka dapat dijadikan dua paket.

23. PEMAKETAN PEKERJAAN KONSULTAN

(39)

penyusunan DED dan RAB sekolah-sekolah yang akan dibangun yang tersebar di 7 kecamatan, dan setiap sekolah masing-masing memiliki desain bangunan yang berbeda satu sama lain.

Pertanyaan:

Bagaimana mekanisme pemilihan penyedia jasa konsultansinya, apakah pemilihannya dilakukan per sekolah dan disesuaikan dengan kondisi sekolah (dilakukan pemecahan paket) atau dilelang sekaligus dalam satu paket?

Apabila pekerjaan konsultansi ada dalam kompetensi satu profesi konsultan yang sama, misalnya konsultan perencana, maka pekerjaan dapat dibuat dalam satu paket meskipun wilayahnya berbeda.

Apabila beban satu penyedia dinilai terlalu besar untuk menangani satu paket, berdasarkan efektivitasnya dapat dibuat paket baru.

24. PEMAKETAN BERDASAR KOMPETENSI PENYEDIA DAN LOKASI

Pertanyaan;

Kegiatan Renovasi Sedang/Berat Gedung Kantor, dengan DPA senilai Rp.350 juta, yang terdiri dari pekerjaan:

(40)

2. Conblok halaman kantor (bidang sipil) dengan nilai Rp.160 juta dengan kode rekening masing-masing berbeda.

Apakah metode yang paling tepat untuk pemilihan penyedia barang/jasa pada pekerjaan tersebut?

Apakah melalui metode Pengadaan Langsung dengan masing-masing pekerjaan oleh Pejabat Pengadaan atau dengan metode pemilihan langsung oleh ULP dengan menggabungkan kedua pekerjaan tersebut?

Tanggapan:

Mengingat kompetensi penyedia adalah sama dan lokasinya sama maka dijadikan satu paket dan dilakukan dengan pemilihan langsung.

25. PEMAKETAN UNTUK KONSTRUKSI DI BANYAK LOKASI

Di Kabupaten Z ada paket lelang Rumah Layak Huni Sebanyak 180 Unit (tersebar di 12 Kecamatan), masing-masing rumah bernilai Rp. 44 juta/unit dan tiap kecamatan tidak sama pembagiannya, ada yang 15 unit, 10 unit dan 5 unit.

Pertanyaan:

Bagaimana proses pengadaan barang/jasa terhadap paket ini? Apakah dilelang secara keseluruhan atau dipisah untuk masing-masing kecamatan?

(41)

Sesuai dengan pasal 24 ayat (3) Perpres 54 mengenai pemaketan, apabila dilaksanakan oleh kelompok masyarakat maka dilaksanakan secara swakelola. Dalam hal dilaksanakan oleh penyedia, agar dinilai pemaketannya bersama inspektorat, apakah lebih efektif dan efisien berdasarkan lokasinya bila dilakukan dalam satu paket, atau lebih dari satu paket.

26. PELELANGAN GAGAL KARENA TIDAK ADA PESERTA, DAPAT TERJADI KARENA KESALAHAN PEMAKETAN

Dalam pelelangan yang tidak ada peserta, maka dapat dilakukan sebagai berikut:

1. diulang

2. Penunjukan langsung 3. dilakukan secara swakelola 4. dialihkan untuk kegiatan lain saja.

Dalam hal akan diulang, sebelum diulang agar dievaluasi terlebih dahulu kenapa gagal. Apakah HPSnya terlalu kecil? Adakah persyaratan yang tidak tepat sehingga tidak bisa dipenuhi oleh para penyedia? Atau adakah kesalahan lain seperti kesalahan pemaketan dan sebagainya.

Setelah dilakukan evaluasi dan Dokumen Pengadaan diperbaiki, selanjutnya dilakukan pelelangan kembali.

(42)

Kemungkinan lain yang dapat terjadi adalah, kegiatan tersebut kurang menguntungkan dilaksanakan oleh penyedia. Berdasarkan prinsip efektif mungkin paket pekerjaan tersebut lebih baik dilaksanakan sendiri secara swakelola.

Jika tidak ada penyedia yang berminat dan tidak bisa dilaksanakan secara swakelola, Anggaran untuk paket pekerjaan tersebut dapat dialihkan untuk kegiatan lain dengan terlebih dahulu melakukan revisi anggaran.

27. PEMAKETAN UNTUK PENGADAAN OBAT DAN ALAT KESEHATAN

Pada pengadaan obat, reagen dan alat kesehatan (alkes), apakah dapat dijadikan satu paket dalam pelelangan?

Pelelangan dilakukan untuk mendapatkan penyedia sebenarnya atau kepada penyedia yang memiliki kompetensi.

Berdasarkan kualifikasi penyedia atau kompetensi penyedia, dilihat dari aspek perijinannya maka penyedia reagen dan alat kesehatan menggunakan ijin PAK (penyalur alat kesehatan), sedangkan penyedia obat menggunakan ijin PBF (Pedagang Besar Farmasi).

Selanjutnya pelelangan dibuat dalam dua paket yaitu:

Paket 1 : Pengadaan obat

(43)

28. PEMAKETAN UNTUK BERBAGAI LOKASI

Pada T.A 2014 Kab. Y mendapat dana bantuan berupa Pembangunan Ruang Tempat Ibadah dengan rincian:

 ruang tempat ibadah SD = 5 ruang, bernilai @ Rp 150 jt dan peralatan @ Rp. 30jt.

 ruang tempat ibadah SMP = 9 ruang bernilai @ Rp 175 jt dan peralatan @ Rp. 40jt.

 ruang tempat ibadah SMA = 3 ruang bernilai @ Rp 190 jt dan peralatan @ Rp. 60jt.

Apakah diperbolehkan menyatukan paket Pekerjaan KONSTRUKSI menjadi satu PAKET untuk 17 sekolah, dan untuk pengadaan peralatan apakah dibenarkan kami jadikan satu paket, karena berbentuk barang?

Untuk pengadaan konstruksi, mengingat lokasi yang berbeda-beda agar dinilai berdasarkan prinsip efisien dan efektif, apakah lebih baik disatukan paket konstruksinya atau dipecah-pecah. Sedangkan untuk pengadaan barang lebih baik disatukan, karena hanya tinggal mengirim barang ke berbagai evaluasi.

29. PEMELIHARAAN KENDARAAN DINAS

Pada DPA TA 2014 senilai Rp. 800 juta untuk pemeliharaan 5 kendaraan roda 6:

(44)

Untuk kegiatan pemeliharaan kendaraan bermotor roda 6, di DPA TA 2014, agar dilakukan identifikasi kebutuhan, berdasarkan identifikasi kebutuhan tersebut dibuatkan pemaketan.

Untuk pemeliharaan kendaraan yang telah pasti kerusakan atau perbaikannya dan memerlukan suku cadang tertentu agar pengadaannya dilakukan dengan penunjukan langsung kepada pabrikan atau agen resmi yang ditunjuk oleh pabrikan.

Untuk pemeliharaan yang telah pasti kerusakannya dan dapat dikerjakan oleh banyak penyedia bila nilainya di atas Rp. 200 juta agar dilakukan dengan pelelangan dengan penyedia bengkel.

Untuk pemeliharaan atau kerusakan yang tidak dapat diidentifikasi dan kerusakannya sewaktu-waktu dan harus segera diselesaikan agar tidak mengganggu operasional pelayanan maka dapat dilakukan dengan pengadaan langsung.

Dalam hal penyusunan HPS, PPK mencari data yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan Pasal 66 ayat (7) serta memperhatikan harga pasar atau kewajaran biaya pada dealer atau bengkel setempat.

(45)

pemeriksaan/pengujian, membuat dan menandatangani Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan. Setelah Penyedia melakukan perbaikan terhadap kendaraan tersebut, maka perlu dilakukan pemeriksaan hasil pekerjaan oleh PPHP.

30. PEMAKETAN PEMELIHARAAN BEBERAPA GEDUNG

Dinas Pendidikan Kab. X akan melaksanakan suatu perbaikan/renovasi/pemeliharaan beberapa gedung yang menjadi salah satu tugas Satuan Kerja kami. adapun kondisi yang ada sebagai berikut:

1. volume kerusakan tidak bisa diprediksi (perbaikan atas permintaan pemakai gedung);

2. waktu dimulainya pekerjaan tidak bisa kami prediksi (waktu perbaikan atas permintaan pemakai gedung);

3. kerusakan terjadi di beberapa gedung dan berlainan lokasi/tempat;

Pertanyaan:

1. Apakah perbaikan/renovasi tersebut harus dalam satu kontrak (pembayaran sesuai dengan jenis pekerjaan yang sudah dilakukan)?

2. Jenis kontrak yang kami gunakan (lump sum ataukah unit price?

(46)

1. Agar dilakukan identifikasi kerusakan di berbagai lokasi, kemudian dibuatkan paket pemeliharaan untuk pelelangan bila nilainya lebih dari 200 juta.

2. Pemaketan berdasar prinsip efisien dan efektif berdasar pengelompokan lokasi.

3. Untuk kerusakan yang belum ada, yang nantinya ada, agar pelayanan instansi tidak terganggu serta mencegah kerusakan lebih lanjut agar dilakukan dengan pengadaan langsung.

4. Kontrak dilakukan berdasar pemaketannya.

5. Disarankan agar menggunakan kontrak harga satuan.

31. PEMAKETAN PENGADAAN LANGSUNG ATAU PELELANGAN

Di Kabupaten X, Paket Konstruksi dengan nilai dibawah Rp.200.000.000,- ada sekitar 30 paket, bagaimana cara Pengadaannya? Apakah dilakukan 1 orang pejabat pengadaan atau dapat dilakukan oleh ULP?

Jenis pengadaan apa yang tepat dilakukan, pengadaan langsung atau Penunjukan langsung? Selanjutnya disampaikan bahwa kondisi ini bukan keadaan darurat.

(47)

32. PEMAKETAN di RUP

1. Pemaketan adalah penyusunan/penetapan kegiatan pekerjaan yang akan dilaksanakan baik melalui penyedia maupun dengan swakelola oleh Pengguna Anggaran (PA).

2. PA melakukan pemaketan Barang/Jasa dalam Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa kegiatan dan anggaran K/L/D/I.

3. Pemaketan dilakukan dengan menetapkan sebanyak-banyaknya paket usaha untuk Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil tanpa mengabaikan prinsip efisiensi, persaingan sehat, kesatuan sistem dan kualitas kemampuan teknis.

4. Dalam melakukan pemaketan Barang/Jasa, PA dilarang:

a. menyatukan atau memusatkan beberapa kegiatan yang tersebar di beberapa lokasi/daerah yang menurut sifat pekerjaan dan tingkat efisiensinya seharusnya dilakukan di beberapa lokasi/daerah masing-masing;

b. menyatukan beberapa paket pengadaan yang menurut sifat dan jenis pekerjaannya bisa dipisahkan dan/atau besaran nilainya seharusnya dilakukan oleh Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta koperasi kecil;

(48)

d. menentukan kriteria, persyaratan atau prosedur pengadaan yang diskriminatif dan/atau dengan pertimbangan yang tidak obyektif.

33. KEGIATAN SWAKELOLA

Swakelola adalah Pengadaan Barang/Jasa dimana pekerjaannya direncanakan, dikerjakan dan/atau diawasi sendiri oleh K/L/D/I sebagai penanggung jawab anggaran, instansi pemerintah lain dan/atau kelompok masyarakat. Kegiatan Swakelola yang diumumkan pada bagian Swakelola di SiRUP merupakan kelompok kegiatan yang dapat terdiri dari (sebagian atau semua item di bawah ini):

a. honor tim; b. belanja ATK;

c. belanja bahan komputer; d. konsumsi rapat;

e. biaya perjalanan dinas; f. sewa hotel;

g. biaya operasional kendaraan dinas;

h. biaya langganan dan daya (listrik, air, dan telepon).

Contoh:

(49)

ratus ribu rupiah). Rincian biaya dan uraian kegiatannya sebagai berikut:

a. honor Tim = Rp.85.000.000,00 (Delapan puluh lima juta rupiah);

b. belanja ATK = Rp.21.500.000,00 (Dua puluh satu juta lima ratus ribu rupiah);

c. belanja bahan komputer = Rp.32.500.000,00 (Tiga puluh dua juta lima ratus ribu rupiah);

d. konsumsi rapat = Rp.17.800.000,00 (Tujuh belas juta delapan ratus ribu rupiah);

e. Pembelian Lemari Arsip = Rp.185.000.000,00 (Seratus delapan puluh lima juta rupiah);

f. Perjalanan dinas dalam negeri = Rp.235.000.000,00 (Dua ratus tiga puluh lima juta rupiah);

g. Biaya operasional kendaraan dinas = Rp.300.000.000,00 (Tiga ratus juta rupiah).

Contoh kegiatan dalam DPA tersebut di atas dapat dipecah menjadi dua, yaitu, yang dilaksanakan secara Swakelola dan melalui Penyedia.

1. Kegiatan Swakelola dengan Judul: Operasional dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor, total pagu kegiatan sebesar Rp. 691.800.000,00 (Enam ratus Sembilan puluh satu juta delapan ratus ribu rupiah).

2. Rincian biaya dan uraian kegiatannya:

a. honor Tim = Rp. 85.000.000,00 (Delapan puluh lima juta rupiah);

(50)

c. belanja bahan komputer = Rp. 32.500.000,00 (Tiga puluh dua juta lima ratus ribu rupiah);

d. konsumsi rapat = Rp. 17.800.000,00 (Tujuh belas juta delapan ratus ribu rupiah);

e. Perjalanan dinas dalam negeri = Rp. 235.000.000,00 (Dua ratus tiga puluh lima juta rupiah);

f. Biaya operasional kendaraan dinas = Rp. 300.000.000,00 (Tiga ratus juta rupiah).

3. Melalui Penyedia:

Judul Kegiatan : Operasional dan Peningkatan Sarana dan Prasarana Kantor

Nama Paket : Pembelian Lemari Arsip

Total pagu : Rp185.000.000,00 (Seratus delapan puluh lima juta rupiah).

Dapat dilihat disini, kegiatan-kegiatan yang pertanggungjawaban perikatannya berupa nota/kuitansi digabungkan sebagai item swakelola, sedangkan yang berupa SPK dimasukkan sebagai item tersendiri sebagai kegiatan yang dilakukan melalui penyedia.

34. PAKET PENGADAAN MELALUI PENYEDIA

a. Paket kegiatan yang membutuhkan penyedia dalam pelaksanaannya diumumkan pada bagian Penyedia.

(51)

c. Paket konsultansi yang diumumkan di bagian penyedia adalah dengan nilai pagu setiap paketnya di atas Rp. 10 juta.

d. Termasuk paket pengadaan Barang, Konstruksi dan Jasa Lainnya yang menggunakan SPK walaupun nilainya dibawah Rp. 50 Juta.

e. Paket-paket pekerjaan untuk sewa hotel dengan nilai sampai dengan Rp. 50 cukup digabungkan dalam Kegiatan Swakelola. Sedangkan untuk paket sewa hotel dengan nilai diatas Rp. 50 juta dikeluarkan dari Kegiatan Swakelola dan diumumkan pada bagian penyedia.

Contoh paket pekerjaan yang diumumkan pada bagian Penyedia:

1 Judul Kegiatan: Peningkatan Lingkungan dan Bangunan Kantor

Nama Paket Pekerjaan: Pembangunan saluran drainase kantor.

Total pagu anggaran: Rp. 35.000.000,00;

(pelaksanaan paket pekerjaan ini menggunakan SPK).

2 Judul Kegiatan: Operasional rutin kantor

Nama Paket Pekerjaan: Pengadaan ATK rutin kantor Total pagu anggaran Rp. 150.000.000,00;

(pelaksanaan paket pekerjaan ini menggunakan SPK dan metoda Pengadaan Langsung).

(52)

Nama Paket Pekerjaan: Pembangunan Jalan Lingkungan Sesi I, Total pagu anggaran Rp. 2.150.000.000,00 (Dua miliar seratur lima puluh juta rupiah);

(53)
(54)

BAB II PENGADAAN LANGSUNG

1. PERBEDAAN PENGADAAN LANGSUNG DENGAN PENUNJUKAN LANGSUNG

Penunjukan Langsung adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa dengan cara menunjuk langsung 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa.

Penunjukan langsung dapat dilakukan karena :

a) ada alasan khusus dan tertentu sebagaimana disebutkan dalam pasal 38 dan pasal 44 Perpres 54/2010;

b) setelah pelelangan/seleksi ulang yang lulus kualifikasi di prakualifikasi hanya satu penyedia;

c) yang memasukkan dokumen penawaran dalam

pelelangan/seleksi ulang hanya satu penyedia;

d) berdasarkan pasal 84 ayat 6 Perpres 70/2010; setelah pelelangan ulang/seleksi ulang, hasilnya gagal maka dapat dilakukan penunjukan langsung berdasarkan persetujuan PA.

Penunjukan langsung tidak dibatasi oleh nilai, berapapun nilainya asalkan memenuhi empat kriteria tersebut maka dapat dilakukan dengan penunjukan langsung.

Sedangkan Pengadaan Langsung adalah Pengadaan Barang/Jasa langsung kepada Penyedia Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan/ Seleksi/Penunjukan Langsung.

Pengadaan langsung dibatasi dengan nilai sebagaimana:

(55)

berdasarkan Perpres 84 Tahun 2012, dapat bernilai paling tinggi Rp 1 Milyar.

b. Pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai paling tinggi Rp50.000.000

2. BAGAIMANA PROSES PENGADAAN LANGSUNG BARANG?

Proses Pengadaan Langsung Barang dilakukan sebagai berikut: a. Pejabat Pengadaan mencari informasi barang dan harga

melalui media elektronik maupun non-elektronik;

b. Pejabat Pengadaan membandingkan harga dan kualitas paling sedikit dari 2 (dua) sumber informasi yang berbeda; c. Pejabat Pengadaan melakukan klarifikasi dan negosiasi

teknis untuk mendapatkan harga yang wajar serta dapat dipertanggungjawabkan, (bila diperlukan);

d. Pejabat Pengadaan melakukan transaksi;

e. Pejabat Pengadaan mendapatkan bukti transaksi dengan ketentuan:

1) untuk Pengadaan Langsung yang bernilai sampai dengan Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) berupa bukti pembelian;

2) untuk Pengadaan Langsung yang bernilai sampai dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) berupa kuitansi; dan

3) untuk Pengadaan Langsung yang bernilai sampai dengan Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) berupa Surat Perintah Kerja (SPK).

3. BAGAIMANA PROSES PENGADAAN LANGSUNG JASA KONSULTANSI?

(56)

a. merupakan kebutuhan operasional K/L/D/I; dan/atau

b. bernilai paling tinggi Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Pengadaan Langsung Konsultansi meliputi paling kurang tahapan sebagai berikut:

a. survei harga pasar untuk memilih calon Penyedia Jasa Konsultansi. Mengenai biaya personil dapat melihat dalam tabel INKINDO, sedangkan untuk konsultan konstruksi dapat melihat pada Peraturan Menteri PU ( SE Menteri PU No. 3 tahun 2013);

b. membandingkan harga penawaran dengan nilai biaya langsung personil; dan

c. klarifikasi teknis dan negosiasi biaya.

4. BAGAIMANA PROSES PENGADAAN LANGSUNG PEKERJAAN KONSTRUKSI/KONSULTANSI/JASA LAINNYA?

Proses Pengadaan Langsung Pekerjaan Konstruksi/ Konsultansi/Jasa Lainnya dilakukan sebagai berikut:

a. Pejabat Pengadaan mencari informasi terkait Pekerjaan Konstruksi dan harga melalui media elektronik maupun non-elektronik;

b. Pejabat Pengadaan membandingkan harga dan kualitas paling sedikit dari 2 (dua) sumber informasi yang berbeda;

c. Pejabat Pengadaan mengundang calon penyedia yang diyakini mampu;

(57)

e. penyedia yang diundang menyampaikan penawaran administrasi, teknis dan harga secara langsung sesuai jadwal yang telah ditentukan dalam undangan;

f. Pejabat Pengadaan membuka, mengevaluasi, melakukan klarifikasi teknis dan negosiasi harga untuk mendapatkan harga yang wajar;

g. negosiasi dilakukan berdasarkan HPS;

h. Pejabat Pengadaan membuat Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung.

i. Pejabat Pengadaan menyampaikan berita acara kepada PPK; j. PPK melakukan perjanjian dan mendapatkan bukti perjanjian

dengan ketentuan:

1) untuk Pengadaan Langsung yang bernilai sampai dengan Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) berupa kuitansi; atau

2) untuk Pengadaan Langsung yang bernilai sampai dengan Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) berupa Surat Perintah Kerja (SPK).

5. UNTUK NILAI PEMAKETAN ANGGARAN DIATAS RP. 200 JT (ATAU S/D RP 50 JT UNTUK KONSULTAN), BILA HPS DAPAT DIBUAT DIBAWAH ITU, BISAKAH DILAKUKAN DENGAN PENGADAAN LANGSUNG?

(58)

Misal nilai paket untuk pengadaan meja kursi senilai Rp. 230 juta, yang harus dilakukan dengan pelelangan sederhana ketika dibuat HPSnya menjadi Rp. 190 juta maka dapat dilakukan dengan pengadaan langsung, asal outputnya tercapai.

Atau untuk pengadaan komputer senilai Rp. 225 juta yang harus dilakukan dengan metode pengadaan pelelangan sederhana, kemudian dilakukan pembuatan HPS menjadi Rp. 196 juta, menjadi dapat dilakukan dengan pengadaan langsung, asal outputnya tercapai.

Jadi apakah nilai paket itu nilai pagu anggaran atau nilai HPS? Nilai paket adalah nilai pagu anggaran, kemudian ketika dibuat HPSnya nilai paket menjadi nilai HPS. Pemikiran ini didasarkan kepada prinsip efektif dan efisien.

Dengan demikian bila kita mempunyai dana anggaran suatu paket senilai Rp. 215 juta untuk pengadaan ATK (alat tulis kantor) misalnya ketika bisa dibuat HPSnya dibuat dibawah Rp. 200 juta, misal menjadi Rp. 197 juta maka dapat dilakukan dengan pengadaan langsung, asal out put (keluaran) yang dituju oleh kegiatan tersebut dapat tercapai.

Yang tegas dilarang adalah memecah paket untuk menghindari pelelangan/seleksi. Contoh ada anggaran pengadaan komputer senilai Rp. 234 juta, dipecah jadi dua paket sehingga menjadi Paket I Rp. 170 juta dan Paket II Rp, 64 juta, sehingga masing-masing menjadi pengadaan langsung (yang demikian dilarang).

(59)

HPS senilai dibawah Rp. 50 juta maka dapat dilakukan dengan pengadaan langsung.

Apakah boleh dilaksanakan dengan pengadaan langsung tanpa lelang pekerjaan jasa konsultasi dengan nilai Pagu anggaran Rp 60 juta sedangkan HPS Rp 49 juta ?

a) Perencanaan pemilihan penyedia dan pembuatan HPS dilakukan oleh PPK.

b) Berdasarkan Perpres 70 Tahun 2012 jo. Perpres 54 Tahun 2010 Pasal 45 Ayat (1) disebutkan bahwa Pengadaan Langsung dapat dilakukan terhadap Pengadaan Jasa Konsultansi yang memiliki karakteristik merupakan kebutuhan operasional K/L/D/I dan/atau bernilai paling tinggi Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah);

c) Mengacu ketentuan tersebut untuk pekerjaan dengan nilai HPS Rp. 49 juta dapat dilakukan Pengadaan Langsung.

Untuk nilai-nilai paket yang dilakukan dengan pelelangan sederhana/seleksi sederhana ketika bisa dilakukan dengan HPS untuk nilai pengadaan langsung maka akan terjadi penghematan anggaran, asalkan out put dari kegiatan tercapai. Namun agar diperhatikan pula mengenai kualitas atau mutu dari pengadaan tersebut.

Dalam Perpres 70/2012 jo Perpres 54/2010 Pasal 24 ayat 3c:

Dilarang memecah Pengadaan Barang/Jasa menjadi beberapa paket dengan maksud menghindari pelelangan; dan/atau

Pasal 39 ayat 4

(60)

Pasal 45 ayat 3

PA/KPA dilarang menggunakan metode Pengadaan Langsung sebagai alasan untuk memecah paket pengadaan menjadi beberapa paket dengan maksud untuk menghindari Seleksi.

6. TANDA BUKTI PERJANJIAN DALAM PENGADAAN LANGSUNG

7. PENGADAAN LANGSUNG DI BAWAH 50 JUTA APAKAH SEMUA DENGAN BUKTI KUITANSI SAJA?

Beberapa bukti perjanjian dalam pengadaan langsung yaitu bukti pembelian, kuitansi, dan SPK. Untuk nilai dibawah Rp.50 juta dapat menggunakan bukti perjanjian berupa kuitansi.

Namun demikian, tidak semua jenis pengadaan menggunakan kuitansi, karena ada hak dan kewajiban dari para pihak yang harus diungkapkan atau hak dan kewajiban tidak cukup ditulis di kuitansi. Contohnya untuk pengadaan konsultan jasa untuk membuat web suatu instansi yang senilai Rp. 9 juta,

(61)

karena harus diungkapkan hak dan kewajiban maka dibuatkan SPK.

8. PELAKSANAAN PENGADAAN LANGSUNG DENGAN BUKTI PEMBELIAN

Pengadaan barang/jasa dengan nilai sampai dengan Rp 10 juta rupiah dibuktikan dengan bukti pembelian. Bukti pembelian a.l. seperti nota pembelian, bukti pembayaran tol, pembayaran melalui slip ATM, tiket/karcis pembayaran parkir, bukti pembayaran listrik/telepon, struk belanja di pasar swalayan, dan sejenisnya.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) meminta kepada pejabat pengadaan untuk melakukan pengadaan langsung. Pejabat pengadaan melakukan pengadaan langsung dan/atau menerima bukti pembelian/pengadaan dari para pejabat/pegawai yang melakukan transaksi (bernilai) kecil-kecil yang harganya sudah pasti dan tidak bisa dinegosiasikan. Bukti tersebut oleh pejabat pengadaan diteliti dan disampaikan kepada PPK sebagai pertanggungjawaban proses pengadaan langsung. PPK memberi persetujuan atas bukti pembelian untuk dapat digunakan sebagai dokumen transaksi pengeluaran. Persetujuan PPK dapat berbentuk paraf atau tanda tangan. Mengenai perikatan dalam bukti pembelian lebih sering digunakan untuk Pengadaan Barang/Jasa Lainnya

(62)

kewajiban antar para pihak maka dapat dibuatkan Surat Perintah Kerja (SPK).

Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) menerima dan meneliti barang dan jasa yang diterima. Bila barang/jasa dapat diterima maka PPHP membubuhkan paraf atau tanda tangan. PPHP dapat menuliskan di bukti pembelian "barang/jasa diterima dengan baik dan cukup".

Dalam pengadaan langsung perlu diperhatikan apakah suatu pengadaan pembayarannya dapat dilakukan melalui pembayaran dengan uang persediaan (UP) atau pembayaran langsung ke rekening penyedia (LS) termasuk mengenai pengenaan pajaknya (mengenai hal ini silahkan dikonfirmasikan dengan/ke biro/bagian/badan/dinas keuangan).

Pengadaan langsung dengan bukti pembelian. Perlu dikoordinasikan terlebih dahulu dengan bagian keuangan, agar tidak terjadi kesalahpahaman sehingga tidak ada permasalahan dengan pertanggungjawaban pembayaran.

9. PELAKSANAAN PENGADAAN LANGSUNG DENGAN KUITANSI

Tahapan proses pelaksanaan pengadaan langsung dengan kuitansi dan keterlibatan para pihak adalah sebagai berikut :

a. PPK membuat spesifikasi teknis, HPS (untuk nilai di atas/lebih dari Rp. 10 juta) dan draft SPK bila diperlukan, kemudian diberikan kepada pejabat pengadaan.

b. Pejabat Pengadaan mencari 2 (dua) sumber informasi harga.

(63)

d. Pejabat Pengadaan dapat melakukan klarifikasi dan negosiasi harga.

e. Pejabat Pengadaan memperoleh bukti kuitansi. f. Barang/jasa diserahkan oleh Penyedia.

g. PPHP (Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan) memeriksa dan menerima barang/jasa, kemudian membubuhkan tandatangan di kuitansi dengan pernyataan barang/jasa diterima dengan baik dan cukup. Bila di kuitansi tidak cukup memuat mengenai item-item barang/jasa maka dapat dibuat dokumen tersendiri berupa nota/bukti penerimaan barang/jasa kemudian dapat ditulis dan ditanda-tangani pernyataan barang/jasa diterima dengan baik dan cukup.

h. Kuitansi dan dokumen lain yang telah didukung oleh tanda tangan PPHP diberikan kepada PPK untuk dasar penerbitan permintaan pembayaran.

i. Untuk pekerjaan yang tidak dapat menggambarkan hak dan kewajiban antar para pihak dengan kuitansi walaupun nilainya di bawah/kurang dari sampai dengan Rp. 50 juta maka agar dibuatkan SPK.

Demikian gambaran sederhana proses pengadaan langsung dengan kuitansi, namun untuk yang biasa menggunakan bukti pengadaan dengan hanya SPK, agar dikoordinasikan dengan bagian keuangan mengenai prosedur pembayaran yang berkaitan dengan kuitansi.

10. PELAKSANAAN PENGADAAN LANGSUNG DENGAN SURAT PERINTAH KERJA (SPK)

(64)

a) PPK membuat Rencana Pelaksanaan Pengadaan (RPP) yang memuat spesifikasi, HPS dan draft SPK, kemudian diberikan ke pejabat pengadaan.

b) Berdasarkan RPP yang diterima, Pejabat Pengadaan mencari 2 (dua) sumber informasi harga.

c) Pejabat Pengadaan mendatangi 1 (satu) penyedia atau mengundang 1 (satu) penyedia untuk menyampaikan penawaran. Pejabat pengadaan dapat memberi penjelasan mengenai barang/jasa yang akan diadakan.

d) Pejabat Pengadaan melakukan klarifikasi dan negosiasi harga

e) Pejabat Pengadaan melakukan transaksi dengan SPK. SPK tersebut untuk ditandatangani oleh penyedia.

f) Pejabat Pengadaan melakukan pengumuman penyedia yang ditunjuk di papan pengumuman dan di website Pemda (untuk K/L di website K/L).

g) SPK yang telah ditandatangani penyedia diberikan ke PPK. h) Barang/jasa diserahkan oleh Penyedia.

i) PPHP memeriksa barang/jasa dari penyedia, bila barang/jasa dapat diterima maka dibuatkan berita acara serah terima sebagai dasar pembayaran oleh PPK.

j) PPHP menerima dan meneliti barang dan jasa yang diterima. Bila barang/jasa dapat diterima dapat membubuhkan paraf atau memberikan tanda tangan di kuitansi/bukti pengiriman. PPHP dapat menuliskan di kuitansi/bukti pengiriman yang merupakan bagian dari dokumen SPK "barang/jasa diterima dengan baik dan cukup".

Referensi

Dokumen terkait

untuk menjadi responden penelitian saya tentang “Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Dalam Memilih Asuransi Syariah di Kota Medan”?. Saya

1) Gedung yang dibangun berikut fasilitas harus sesuai dengan kebutuhan Pemerintah Daerah sesuai dengan tugas dan fungsi. 2) Pemerintah Daerah memiliki tanah yang belum

[r]

Tab ini untuk mendata semua sarana dan prasarana yang ada pada satuan pendidikan, dimulai dari ruangan apa saja yang dimiliki kemudian diperinci sampai kepada

Apa yang berperan saat anda terkesan melihat sebuah rancangan atau … secara instinktif (naluriah) anda menilai apa rancangan tersebut baik atau tidak atau … ketika anda mengagumi

maka Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kota Subulussalam Tahun Anggaran 2016 telah menetapkan sebagai PEMENANG PENGADAAN LANGSUNG PEKERJAAN JASA

In composing this paper, the writer uses the Library Research by reading some books that is relevant to this title or as a source to get information that can support this title

maka Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kota Subulussalam Tahun Anggaran 2016 telah menetapkan sebagai PEMENANG PENGADAAN LANGSUNG PEKERJAAN JASA