• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN BERAT LAHIR BAYI BERDASARKAN S

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERBEDAAN BERAT LAHIR BAYI BERDASARKAN S"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN BERAT LAHIR BAYI BERDASARKAN STATUS GIZI DAN STATUS ANEMIA IBU HAMILTRIMESTER III

(STUDI KASUS DI PUSKESMAS CIHIDEUNG KOTA TASIKMALAYA) Lilik Hidayanti, SKM., M.Si; Fitriyah Zulfa, SKM

ABSTRAK

Status gizi kurang pada ibu hamil (Kurang Energi Kronis=KEK) dapat meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah (BBLR). Hasil penelitian ditunjukkan bahwa ibu hamil yang menderita KEK mempunyai risiko sebesar 2,32 kali lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan ibu yang mempunyai status gizi normal. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan berat lahir bayi berdasarkan status gizi dan status anemia ibu hamil trimester tiga di puskesmas Cihideung Kota Tasikmalaya. Jenis penelitian ini adalah observasional research dengan menggunakan metode survey dan pendekatan yang dipakai adalah desain kohort prospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester tiga yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Cihideung Kota Tasikmalaya. Sampel diambil dengan kriteria inklusi ibu hamil yang tidak berisiko dengan jumlah 32 orang. Uji t independen digunakan untuk membuktikan adanya perbedaan berat lahir bayi berdasarkan status gizi dan status anemia karena berat badan bayi berdistribusi normal. Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata berat lahir bayi lebih tinggi pada responden yang non anemi dibandingkan dengan responden yang anemi. Hasil uji t-bebas juga menunjukkan ada perbedaan berat lahir bayi berdasarkan status anemi dengan nilai p 0,004. Rata-rata berat lahir bayi lebih tinggi pada responden yang non KEK dibandingkan dengan responden yang KEK. Hasil uji t-bebas juga menunjukkan ada perbedaan berat lahir bayi berdasarkan status gizi dengan nilai p 0,00. Disarankan perlu adanya pemantauan terhadap pemberian tablet Fe, ketaatan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe, sosialisasi cara-cara yang benar mengkonsumsi tablet Fe dan penyuluhan tentang bahan-bahan makanan yang banyak mengandung Fe jenis hem

Abstract

(2)

consume the tablet of Fe and counseling about food stuff which is not a lot containing Fe of type hem.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) harus dimulai sedini mungkin

yaitu sejak bayi masih berada dalam kandungan, dan kondisi ini sangat bergantung pada kesehatan

dan status gizi ibu pada saat hamil. Di Indonesi ibu hamil merupakan golongan rawan yang sangat

mudah terkena masalah gizi, terutama masalah gizi kurang. Anemia dialami oleh ibu hamil. Anemi

yang terjadi pada ibu hamil dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada saat proses persalinan

(seperti partus lama, perdarahan saat melahirkan, dan infeksi pada masa nifas). Dan pada janin

dapat menyebabkan terjadinya imaturitas, prematuritas, BBLR, malformasi dan malnutrisi.

Status gizi kurang (KEK) pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko melahirkan dengan

bayi berat badan yang rendah (BBLR). Kurang energy kronis (KEK) ditandai dengan nilai lingkar

rendah atas (LILA) kurang dari 23,5 cm. Dari hasil penelitian ditunjukkan bahwa ibu hamil yang

menderita KEK mempunyai risiko sebesar 2.32 kali lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR

dibandingkan ibu yang mempunyai status gizi normal. Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai

risiko mengalami kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester ketiga kehamilannya. Di

samping itu, ibu hamil yang KEK juga akan mengalami kesulitan persalinan dan apabila mampu

selamat akan melalui masa pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami

gangguan kesehatan.

Status gizi ibu hamil yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan janin yang optimal

didalam kandungan sehingga nanti apabila lahir dapat mencapai berat badan yang cukup atau

optimal. Bayi yang mempunyai berat lahir cukup akan lebih mudah untuk dapat menyesuikan diri

terhadap lingkungannya yang baru. Jumlah ibu hamil yang beresiko tinggi untuk melahirkan bayi

BBLR di Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya pada tahun 2003 mencapai 14% dari keseluruhan

ibu hamil dan jumlah bayi yang lahir dengan berat badan di bawah normal mencapai 4,57% pada

tahun yang sama.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya perbedaan berat lahir bayi

berdasarkan status gizi dan status anemia ibu hamil trimester tiga di Puskesmas Cihideung Kota

(3)

C. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan mulai Bulan Agustus sampai dengan Bulan Oktober.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Berat Lahir Bayi

1. Pengertian

Puffer dan Seranno dalam Alisyahbanna (2000), mengemukakan bahwa berat lahir bayi adalah

berat badan bayi yang ditimbang sesaat setelah dilahirkan. Berat lahir bayi dibedakan menjadi 3

golongan yaitu:

a. Bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram disebut sebagai bayi berat lahir rendah

(BBLR)

b. Bayi dengan berat lahir 2500-2999 gram , disebut sebagai bayi berat lahir kurang.pada

bayi-bayi ini masih menunjukkan risiko yang tinggi terjadinya kematiandan kesakitan akibat ISPA,

diare dan kadang-kadang dapat terjadi keterlambatan pertumbuhan.

c. Bayi dengan berat lahir 3000 gram, disebut bayi berat lahir baik. Pada bayi ini menunjukkan

angka kematian dan kesakitan yang paling rendah dibandingkan dengan kelompok yang lain.

2. Faktor-faktor penyebab BBLR

UNICEF, 1988 mengembangkan kerangkan konsep makro sebagai salah satu startegi untuk

menanggulangi masalah kurang gizi terutama pada ibu hamil yang dapat mengakibatkan

terjadinya Berat Bayi lahir Rendah (BBLR). Faktor risiko terjadinya BBLR menurut Kusharisupeni

& Achadi, 2000 ada 2 faktor yaitu faktor yang berhubungan dengan gizi dari faktor sosial.

a. Faktor-faktor yang berhubungan dengan gizi:

1) Berat badan pra hamil

2) Pertambahan berat badan selama kehamilan

3) Tinggi badan ibu hamil

4) Adanya infeksi pada masa kehamilan

5) Anemi pada ibu hamil

6) Paritas

7) Kekurangan zat gizi tertentu, seperti asam folat.

b. Faktor-faktor sosial

1) Perilaku kesehatan perorangan

(4)

3) ANC (Antenatal care)

3. Dampak terjadinya BBLR

Bayi yang lahir dengan berat badan yang rendah mempunyai risiko yang besar terhadap

kehidupannya di masa yang akan datang

Dampak terjadinya BBLR antara lain:

a. Dampak pada kecerdasan

b. Dampak pada pertumbuhan

c. Dampak pada imunitas

d. Dampak pada mortalitas

e. Dampak pada kerentanan terkena penyakit-penyakit degenerative

B. Status gizi

1. Pengertian status gizi

Menurut soekirman (2000), status gizi adalah suatu keadaan kesehatan yang diakibatkan

adanya hubungan yang tidak seimbang antara tubuh manusia, zat-zat gizi sebagai agen dan

lingkungan hidup manusia. Supriasa, 2002 mengemukakan bahwa status gizi adalah

kondisikesehatan seseorang yang disebabkan karena masukan makanan dan minuman yang

dikonsumsi sehari-hari. Sedangkan menurut Trisnawijaya, dkk (1995) status gizi ibu hamil adalah

keadaan kesehatan ibu hamil yang disebabkan karena ketidakseimbangan antara hoist, agen dan

environment.

Status gizi ibu hamil dipengaruhi oleh keadaan gizi ibu sebekum hamil, dan juga kemampuan

ibu untuk pertumbuhan janin yang optimal di dalam kandungan, sehingga pada saat dilahirkan

bayi akan mempunyai berat badan yang normal.

2. Akibat rendahnya status gizi pada ibu hamil

Berat lahir bayi salah satunya ditentukan oleh keadaan gizi ibu hamil yang dapat terlihat dari

ukuran tubuh ibu hamil yang berat badannya kecil dinatara ibu-ibu dengan tinggi badan yang

sama cenderung akan melahirkan bayi yang besar (Johana, 1990). Ibu hamil yang mempunyai

status gizi baik sebelum dan selama kehamilannya mempunyai peranan yang sangat penting

terhadap pertumbuhan janin yang berada di dalam kandungannya. Selain itu konsumsi makanan

ibu hamil pada trimester terakhir kehamilannya sangat mempengaruhi pertumbuhan janin dengan

cepat (Husaini dan Husaini, 1987).

Ibu hamil sangat rentan terkenan kekurangan energy danprotein padahal masukan enenrgi

(5)

mengalami kekurangan energy kronis (KEK) akan menyebabkan ukuran plasenta menjadi lebih

kecil dan suplai gizi dari ibu ke janin akan berkurang sehingga dapat terjadi retardasi

perkembangan janin intra uterin dan dapat mengakibatkan terjadinya BBLR

3. Penentuan Status Gizi Ibu Hamil

Penilaian status gizi yang dapat dilakukan pada ibu hamil adalah penilaian status gizi secara

antropometri (Gibson, 2005), dan ukuran antropometri yang dipakai adakah pengukuran LILA

(Lingkar Lengan Atas). Pengukuran dengan LILA dewasa ini menrupakan salahs atu cara

pengukuran status gizi yang banyak dgunakan karena pengukuran ini mudah dilakukan dan biaya

yang dikeluarkan juga cukup murah, serta hasil yang diperoleh cukup akurat. Pengukuran dengan

LILA ini dianjurkankarena lengan atas tidak begitu dipengaruhi oleh adanya lipatan-lipatankulit,

dan tidak dipengaruhi oleh adanya edema.

Tujuan pengukuran dengan LILA adalah untuk mengetahui risiko terjadinya KEK pada wanita

usia subur, baik ibu hamil atau calon ibu hamil sehingga dapat dijadikan penapisan terhadap risiko

terjadinya BBLR. Pengukuran LILA dilakukan dengan menggunakan pita LILA yang dikeluarkan oleh

Depkes dengan ambang batas 23,5 cm. apabila diketemukan hasil pengukuran di bawah 23,5 cm

atau berada dibagian merah daripita LILA maka dapat disimpulkan ibu hamil tersebut menderita

KEK, namun apabila berada di atas 23,5 cm atau di pita warna putih maka ibu hamil tersebut

masih dalam kategori normal.

C. Status anemia

1. Pengertian anemia

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin (Hb) berada di bawah nilai ambang

batas. Nilai ambang batas kadar Hb untuk ibu hamil adalah 11gr%. Terjadinya anemi pada ibu

hamil banyak disebabkan karena defisiensi zat besi yang dikarenaka adanya invansi maternal red

sel atau pengambilan sel darah merah oleh bayi yang berada dalam kandunga, rendahnya

konsumsi makanan yang bersumber fe karena pada ibu hamil sering terjadi morning sickness, dan

adanya infeksi-infeksi parasit seperti kecacingan dan malaria.

2. Akibat terjadinya anemi pada ibu hamil

Soekirman, 1995, mengemukakan bahwa ada hubungan antara kadar Hb pada ibu hamil dan

berat bayi yang akan dilahirkannya. Anemi pada ibu hamil akan menyebabkan gangguantransfer

zat gizi dari ibu ke janin dan gangguan oksigenasi. Hal ini jelas akan menimbulkan gangguan

pertumbuhan pada hasil konsepsi, sehingga sering terjadi abortus, persalinan premature, cacat

(6)

Cardiffe, 1990 menyatakan bahwa ibu hamil yang mempunyai kadar Hb kurang dari 10,4gr%

berisiko lebih besar untuk melahirkan bayi dengan berat badan rendah, premature dan tingginya

kematian perinatal dibandingkan dengan ibu hamil yang kadar Hb nya antara 10,4-13,2gr%

(Alisjashbana, 2000).

WHO, 1995 melaporkan bahwa ibu hamil yang menderita anemia akan melahirkan bayi

dengan berat badan yang rendah atau kurang dari 2000 gram. Begitu juga hasil penelitian Menon

dari India yang dikutip oleh Susilowati, dkk, 1997 yang menyatakan bahwa bayi yang lahir dengan

berat badan diatas 2400 gram dilahirkan dari ibu hamil yang kadar Hb nya di atas 10 gr%.

3. Penilaian status anemi pada ibu hamil

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi terjadinya anemia gizi besi adalah

dengan pemeriksaan kadar Hb. Ada banyak cara yang dapat digunakan untuk menentukan kadar

Hb antara lain melalui test Sahli dan sianmethemoglobin. Cara Sahli mempunyai keuntungan

murah dan mudah dilakukan namun nilai subyektivitasnya sangat tinggi dan pada saat ini

penggunaan metode Sahli untuk mengukur kadar Hb sudah tidak direkomendasikan lagi oleh

WHO. Cara sianmenthemoglobin mempunyai nilai subyektivitas yang rendah warna merah darah

untuk menentukan kadar HB dibaca oleh fotometer, dan sampai saat ini penggunaan metode

siantmethemoglobin masih direkomendasikan oleh WHO.

BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional

1. Status gizi adalah keadaan kesehatan ibu hamil trimester tiga yang diakibatkan karena masukan

makanan sehari-hari yang diukur dengan menggunakan pita LILA dengan ketelitian 0,1 cm.

2. Status anemia adalah keadaan kesehatan ibu hamil yang diukur berdasarkan kadar Hb-nya.

Kadar Hb dikur dengan menggunakan metode sianmethemoglobin

3. Berat Lahir Bayi adalah berat badan bayi yang diukur sesaat setelah bayi lahir, dengan satuan

gram

B. Hipotesis Penelitian

1. Ada perbedaan berat lahir bayi berdasarkan status gizi

2. Ada perbedaan berat lahir bayi berdasarkan status anemia.

C. Metode penelitian

Jenis penelitian ini adalah observasional research dengan menggunakan metode survey dan

(7)

(status gizi dan status anemia) diukur pada saat sekarang,sedangkan variabel terikat (berat lahir

bayi) diukur 3 bulan yang akan datang (Sastroasmoro, 2000).

D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil trimester tiga yang memeriksakan

kehamilannya di Puskesmas Cihideung Kota Tasikmalaya. Sampel diambil dengan kriteria inklusi ibu

hamil yang tidak berisiko, antara lain:

1. Ibu hamil berusia antara 20-35 tahun.

2. Tinggi badan ibu hamil > 140 cm

3. Paritas < 4 kali

4. ANC ≥ kali

Berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditetapkan maka jumlah sampel dalam penelitian

adalah 32 orang.

E. Prosedur Peneltian

1. Penentuan Status Anemia.

Penentuan status anemia dilakukan dengan pengukuran kadar hemoglobin dengan metode

cyanmethmoglobin. Pemeriksaan kadar Hb dilakukan di Laboratorium Kesehatan Daerah

kabupaten Tasikmalaya.

2. Penentuan Status Gizi

Penentuan status gizi ibu hamil dilakukan dengan menggunakan pengukuran pita LILA.

Pemeriksaan status gizi ibu dilakukan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Siliwangi

Tasikmalaya.

3. Penentuan Berat Lahir Bayi

Bayi yang baru lahir ditimbang berat badannya dengan menggunakan baby Scale merk Yamato

kenko by Japan dengan ketelitian 0,1 Kg.

F. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan computer program SPSS for Windows release

13.pada analisis univariat dilakukan pendeskripsian semua variabel yang diteliti dengan

menggunakan table distribusi frekuensi dan grafik. Uji t independen digunakan untuk membuktikan

adanya perbedaan berat lahir bayi berdasarkan status gizi dan status anemia karena data berat lahir

(8)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 20-25 tahun. Pendidikan sebagian besar

responden adalah tamat SMA dan hanya sebagian kecil saja dari responden yang bekerja. Status gizi

yang diukur dengan menggunakan LILA menunjukkan bahwa sebagian besar responden masuk katagori

non KEK, begitu juga dengan status anemi sebagian besar responden masuk non katagori non anemi.

(9)

Tabel 2 menunjukkan bahwa responden yang non KEK sebagian besar melahirkan bayi-bayi yang

masuk katagori non BBLR. Responden yang menderita anemi lebih banyak melahirkan bayi yang

BBLR dibandingkan melahirkan bayi yang non BBLR

C. Perbedaan berat lahir bayi berdasarkan status anemi

P : 0,004

Grafik 1 Perbedaan Berat Lahir Bayi Berdasarkan Status Anemi

Grafik 1 menunjukkan bahwa rata-rata berat lahir bayi lebih tinggi pada responden yang non anemi

dibandingkan dengan responden yang anemi. Hasil uji t bebas juga menunjukkan ada perbedaan

berat lahir bayi berdasarkan status anemi dengan nilai p 0,004. Hasil penelitian ini sesuai dengan

pendapat Kardjati, 1986 dan Yayah Husaini, 1987 yang mengemukakan bahwa keadaa gizi ibu pada

saat hamil mempunyai peranan yang sangat penting terhadap pertumbuhunan janin yang tidak

adekuat dapat berakibat buruk pada pertumbuhan janin yang dapat menyebabkan bayi lahir dengan

berat badan yang rendah.

(10)

D. Perbedaaan berat lahir bayi berdasarkan status gizi

P:0,00

Grafik 2 Perbedaan Berat Lahir Bayi Berdasarkan Status Gizi

Grafik 2 menunjukkan bawah rata-rata berat lahir bayi lebih tinggi pada responden yang non KEK

dibandingkan dengan responden yang KEK.hasil uji t-bebas juga menunjukkan ada perbedaan berat

lahir bayi berdasarkan status anemi dengan nilai p0,00. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

Setyawan, 1997 yang menyatakan bahwa ibu hamil yang menderita anemi berisiko 2 kali lebih tinggi

untuk melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Soekirman, 1995 menyatakan bahwa anemi pada

ibu hamil akan menyebabkan terjadinya gangguan transfer gizi dan oksigenasi sehingga dapat

menimbulkan gangguan pertumbuhan janin.

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

1. Ada perbedaaan berat lahir bayi berdasarkan status gizi

2. Ada perbedaan berat lahir bayi berdasarkan status anemi

B. Saran

1. Perlunya pemantauan terhadap pemberian tablet Fe dan ketaatan ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet Fe, serta sosialisasi cara-cara yang benar mengkonsumsi tablet Fe.

2. Perlunya penyuluhan tentang bahan-bahan makanan yang banyak mengandung Fe jenis

Hem.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Alisjahbana, 2000, Berat Bayi Lahir Rendah, Kriteria WHO dan Tatalaksana BBLR (Makalah). Disampaikan pada diskusi Pakar Gizi mengenai ASI, MP-ASI, Anthropometri dan BBLR, kerjasama Persagi, LIPI dan UNICEF

Almatsier, 2001, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Gramedia, Jakarta

Karyadi, dkk, 1990, Kecukupan Gizi yang Dianjurkan, Gramedia, Jakarta

Depkes RI, 1995, Pedoman Penggunaan Alat Ukur LILA pada WUS, Direktorat Bina Gizi Masyarakat,Jakarta

Hadisaputro, dkk, 1999, Penelitian Pemetaan Anemi Gizi dan Faktor-faktor Determinan pada Bumil dan Anak Balita di Jateng, Pusat Penelitian Kesehatan UNDIP bekerjasama dengan Kanwil Depkes Jateng

Hardinsyah, dkk, 2000, Review Status Gizi Ibu Hamil, Damapak BBLR dan Implikasinya pada Program Gizi dan Kesehatan (Kumpulan Makalah), Disampaikan pada Diskusi Pakar Gizi mengenai ASI, MP-ASI, Anthropometri, dan BBLR, Kerjasama Persagi, LIPI, dan UNICEF, Cipanas

Hartriyanti, 1996, Pemeriksaan Kehamilan sebagai Prediksi Kejadian BBLR, Info Pangan dan Gizi, Jakarta

Johana Ramawas, 1990, Pengaruh Gizi dan Diet Ibu Hamil Terhadap Tumbuh Kembang Janin, FK-UI, Jakarta

Kusharisupeni & Achadi, 2000, Determinan dan Prediktor Bayi Berat Lahir Rendah (Kumpulan Makalah). Disampaikan pada Diskusi Pakar Gizi mengenai ASI, MP-ASI, Anthropometri, dan BBLR, Kerjasama Persagi, LIPI, dan UNICEF, Cipanas

Saraswati, dkk, 1998. Risiko Ibu Hamil Kurang Energi Kronis dan Anemia Untuk Melahirkan Bayi dengan BBLR. Puslitbang Gizi, Jakarta

Soekirman, 1995. Dampak Pembangunan Terhadap Keadaan Gizi Masyarakat. Majalah Gizi Indonesia Vol 16 No 1-2. Jakarta

Setyawan, dkk, 1997. Pengaruh Ibu Hamil Trimester III terhadap Kejadian BBLR. Jurnal Epidemiologi Indonesia. Jakarta

Susilowati, dkk, 1980. Pemberian Makanan Tambahan pada Ibu Hamil (Makalah). Disampaikan pada Seminar sehari mengenai makanan ibu hamil dan menyusui. Jakarta

Yayah Husaini dan Husaini, 1987. Keadaan Gizi dan Kesehatan Ibu Hamil. Majalah Medika No 12. Jakarta

Gambar

Table 1. Karakteristik Responden *)
Grafik 1 Perbedaan Berat Lahir Bayi Berdasarkan Status Anemi
Grafik 2 Perbedaan Berat Lahir Bayi Berdasarkan Status Gizi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita dan motivasi belajar siswa antara siswa yang memperoleh pembelajaran

Kode sosial yang termasuk di dalamnya adalah kamera (camera), pencahayaan (lighting), perevisian (editing), musik (music), dan suara (sound). Kode-kode representasional

Pada sistem arsitektur para arsitek boleh jadi hanya akan merasa berkepentingan dengan proses perencanaan dan perancan- gan gedung namun pada kenyataannya mereka

Krisis dalam bencana adalah suatu kejadian, secara alami, maupun karena ulah manusia, terjadi secara mendadak atau berangsur-angsur, menimbulkan akibat yang merugikan,

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan penelitian ini dibatasi pada faktor – faktor yang mempengaruhi praktik manajemen laba yaitu ukuran

Musim pemijahan dan ukuran layak tangkap udang jerbung (Penaeus merguiensis) di perairan Dumai dan sekitarnya, Riau.. Andina Ramadhani Putri Pane * , Ali Suman Balai Riset

Dengan adanya program ini, akan memudahkan pengerjaan yang sebelumnya masih menggunakan sistem manual menjadi sistem komputerisasi, sehingga dapat memberikan

Salah satu yang melatar belakangi penggunaan wireless sebagai media untuk jaringan komputer adalah kemudahan, dan letak geografis yang tidak memungkinkan menggunakan kabel, karena