1
Prinsip Pengaliran
Combined system atau sistem tercampur (pd
awal perkembangan penyaluran air buangan)
Mengalirkan air limbah (black water atau
air limbah yang mengandung
padatan/tinja), dan juga air ‘run-off’ atau limpasan hujan secara bersama-sama
Separate system atau sistem terpisah
memisahkan penyaluran air limbah yang
3
Prinsip Pengaliran
Partially separate system
Memisahkan penyaluran air limbah dan air
hujan, namun pada beberapa bagian mencampurkan keduanya
Sistem interceptor
Merupakan sistem tercampur, tetapi pada
Prinsip Pengaliran
Separate system lebih banyak diterapkan
dengan pertimbangan:
Ukuran pipa/saluran Combined sewer
cukup besar karena menampung dan menyalurkan pula air limpasan hujan
Ketika musim kering/kemarau dapat terjadi
pengendapan, kecuali mempunyai gradien kecepatan yang cukup atau ada
pemompaan
Masuknya air limpasan hujan dalam jumlah
5
Jalur saluran panjang, maksimal waktu
perjalanan 18 jam
Aliran lancar, tidak terhenti atau
mengendap mencegah timbulnya bau dan gas
Kemiringan saluran mengikuti kemiringan
muka tanah dan mempunyai kecepatan ‘self cleansing velocity’ dan tidak merusak
saluran
Tertutup, untuk menjaga kontak dengan
udara, tanah ataupun air yang dapat membahayakan kesehatan
Sumber atau asal air limbah
Besarnya pemakaian kebutuhan air bersih
Kapasitas Pengaliran
Dalam perencanaan saluran atau pipa penyaluran, besarnya debit yang
diperhitungkan adalah debit air limbah pada
7
Kapasitas cukup, tidak terlalu besar
Dimensi pipa dapat menghasilkan kecepatan
self cleansing baik saat puncak ataupun minimum
Kecepatan aliran self cleansing pipa
berdiameter kecil sampai sedang berkisar pada 2 ½ fps (0,75 m/dt) pada kondisi half-full
Saat pipa berisi ¼ atau 1/5 dari total
kapasitas, kecepatannya 2 fps
Kecepatan aliran maksimum terjadi bila
berisi 0,8 dari kedalaman pipa
Debit maksimum terjadi pada 0,94
kedalaman pipa
Kecepatan terlalu besar/tinggi harus
dihindari, karena:
menyebabkan scouring
Bila kemiringan saluran curam/tinggi dan
hanya sedikit aliran yang ada, maka
kedalaman aliran menjadi sangat rendah sehingga tidak bisa menyalurkan padatan yang besar
9
Kecepatan aliran minimum = 0,6 m/dt
pada kondisi half full
–
full depth
Untuk mencegah mengendapnya bahan
organik, digunakan kecepatan rata-rata
0,3 m/dt
Untuk mencegah mengendapnya sand
and gravel, digunakan kecepatan
rata-rata 0,75 m/dt
Umumnya, maksimum kecepatan
rata-rata adalah 2,5
–
3 m/dt
Kecepatan aliran dalam pipa dipengaruhi
oleh kekasaran pipa yang dipergunakan
11
Kedalaman Aliran
Mempengaruhi kelancaran aliran
Dmin = db = 5 cm (untuk tinja Indonesia pada
pipa halus)
db = 7,5 cm untuk pipa kasar
Bila pada debit minimum kedalaman
berenang tidak dapat dicapai, maka saluran memerlukan penggelontoran
Pada awal penyaluran, kedalaman aliran =
Kedalaman Aliran
Saat debit puncak, kedalaman aliran tidak
boleh > 80% dari diameter pipa
Bila kedalaman aliran sudah mencapai 80%
dari diameter pipa, maka pipa harus
13
Kemiringan Aliran
Ditetapkan berdasarkan kontrol terhadap
adanya endapan atau kontrol H2S (diambil yang lebih besar)
Untuk menghindari timbulnya lendir akibat
bakteri sulfur karena adanya gas sulfur (kontrol sulfida) dan untuk menghindari endapan-endapan yang memerlukan gaya geser yang tidak merusak saluran
Kemiringan Aliran
Ukuran pipa () Slope (m/m)
(mm) (inc) n = 0,013 n = 0,015
200 8 0,0033 0,0044
250 10 0,0025 0,0033
300 12 0,0019 0,0026
375 15 0,0014 0,0019
450 18 0,0011 0,0015
525 21 0,0009 0,0012
600 24 0,0008 0,0010
675 27 0,0007 0,0009
750 30 0,0006 0,0008
15
Kontrol H
2S
Dilakukan
dengan
Kontrol H
2S
S = slope saluran
Z = Pameroy index,
makin besar Z, semakin besar kemungkinan terjadi lendir
Z = 10000 banyak lendir Z = 7500 memadai
Z = 5000 bersih sekali P = perimeter
W = lebar air dalam saluran EBOD = BOD(5,20o) . (1,07) T-20
17
Kontrol Endapan
Dilakukan dengan menggunakan
persamaan untuk mendapatkan kemiringan saluran
Kontrol Endapan
c = gaya geser kritis (kg/m2)
Nilai= (0,33 – 0,38) kg/m2 dianjurkan Rm = jari-jari hidrolis saat debit minimum
Rf = jari-jari hidrolis saat debit maksimum.