• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan Sosial dan Budaya Massa (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Perubahan Sosial dan Budaya Massa (1)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Perubahan Sosial dan Budaya Massa

Halaman sampul

( Tulisan ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi Komunikasi yang Dibimbing oleh Dyna Herlina M. Sc )

Disusun Oleh :

14419144004 RIZQI QURROTA AYUNI

14419144008 QUR'ANI PUSPA DEWI

14419144011 NUR RAHMAT GUNAWAN

14419144016 IMAM NUR PRASETYA

14419144024 DESY NURJANAH

14419144027 FAKHRI UZAIR

14419144037 YASYFI KUNSUHUVAN ADI

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sosiologi Komunikasi di Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta.Pada kesempatan yang berbahagia ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, antara lain:

1. Ibu Dyna Herlina M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Sosiologi Komunikasi yang telah membimbing kami dalam perkuliahan mata kuliah tersebut;

2. Kedua orangtua yang selalu mendoakan dan memberi dukungan kepada kami;

3. Teman-teman yang selalu bekerja sama dan saling berbagi untuk penyelesaikan makalah ini;

4. Semua pihak yang membantu terselesaikannya penyusunan makalah ini.

Semoga budi baik beliau mendapat kebarokahan dari Tuhan Yang Maha Esa.Dengan terselesaikannya makalah ini,kami berharap supaya makalah ini nantinya dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 22 Maret 2015

(3)

DAFTAR ISI

Halaman sampul...1

KATA PENGANTAR...2

DAFTAR ISI...3

BAB I...4

PENDAHULUAN...4

BAB II...5

PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA MASSA...5

A. Perubahan Sosial...5

Perubahan Pada Pola Pikir Masyarakat...5

Perubahan Pada Perilaku Masyarakat...6

Perubahan Budaya Materi...7

Tahapan Trasnsisi Sosiologis...7

B. BUDAYA MASSA...9

C. BUDAYA POPULER...12

D. Hubungan Budaya Massa Dengan Budaya Populer...13

BAB III...14

A. Kesimpulan...14

B. Penutup...15

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

Seiring berjalannya waktu, di dalam kehidupan sehari-sehari ada banyaknya perubahan yang terjadi di masyarakat. Baik perubahan sosial maupun perubahan kebudayaan. Budaya tersebut seakan telah mengalami metamorfosa yang awalnya bersifat budaya tradisional berubah menjadi budaya modern (budaya massa – budaya popular).

Perubahan sosial terjadi ketika ada kesediaan anggota masyarakat untuk meninggalkan unsur – unsur budaya dan sistem sosial lama dan mulai beralih menggunakan unsur – unsur budayadan sistem sosial yang baru. Perubahan sosial dipandang sebagai konsep yang serbamencakup seluruh kehidupan masyarakat baik pada tingkat individual, kelompok,masyarakat, negara, dan dunia yang mengalami perubahan.

(5)

BAB II

PERUBAHAN SOSIAL DAN BUDAYA MASSA

A. Perubahan Sosial

Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial, dimana semua tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial yang baru.

Seiring berjalannya waktu, di dalam kehidupan sehari-sehari ada banyaknya perubahan yang terjadi di masyarakat. Baik perubahan sosial maupun perubahan kebudayaan. Budaya tersebut seakan telah mengalami metamorfosa yang awalnya bersifat budaya tradisional berubah menjadi budaya modern (budaya massa – budaya popular).

Pada dasarnya, perubahan-perubahan sosial, terjadi karena beberapa alasan: rasa tidak puas masyarakat terhadap keadaan yang ada; kesadaran akan kekurangan-kekurangan yang ada dalam lingkungannya; ada usaha masyarakat untuk beradaptasi dengan keadaan baru yang ditimbulkan oleh perkembangan dalam masyarakat; tingkat kebutuhan yang makin bertambah; dan sikap terbuka masyarakat terhadap hal-hal baru.

Perubahan Pada Pola Pikir Masyarakat

(6)

Dalam perubahan pola pikir, budaya massa memiliki peran yang sangat penting. Masyarakat dewasa ini cenderung lebih pragmatis dan instan dengan mengesampingkan ideali-idealis yang ada atau ambigu dalam pilihan-pilihan hidup mereka. Suap , merupakan imbas dari perubahan pola pikir masyarakat dimana mereka ingin serba cepat, tanpa melalui proses-proses yang ada. Bahkan kini hampir semua birokrasi yang ada, terdapat celah untuk suap-menyuap. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa pragmatis dan instan juga membawa dampak positif bagi masyarakat seperti halnya dengan penggunaan telekomunikasi yang memang pada jaman ini dibutuhkan informasi yang serba cepat.

Perubahan Pada Perilaku Masyarakat

Perubahan perilaku masyarakat menyangkut persoalan perubahan sistem-sistem sosial, dimana masyarakat meninggalkan sistem sosial lama dan menjalankan sistem sosial baru, seperti perubahan perilaku pengukuran kinerja suatu lembaga atau instansi. Pada sistem lama, ukuran-ukuran inerja hanya dilihat dari dari aspek output tanpa harus mengukur sampai dimana output dan proses itu dicapai. Namun, pada sistem sosial yang baru sebuah lembaga atau instansi diukur sampai pada tingkat kinerja output dan proses itu, yaitu dengan menggunakan standar sertifikasi seperti BAN-PT dan ISO.

Sikap hedonis merupakan dampak lain dari budaya massa dan budaya popular. Gaya hidup hedonis adalah suatu pola hidup yang mencari kesenangan seperti, banyak menghabiskan waktu diluar rumah, lebih banyak bermain, senang membeli barang-barang yang berharga mahal. Perilaku hedonisme saat ini sudah sangat melekat pada sebagian masyarakat Indonesia terutama masyarakat yang tinggal dikota-kota besar. Dimana perilaku hidup seperti ini bersifat negatif karena hanya mementingkan kenikmatan, kesenangan dan kepuasaan yang semuanya bersifat duniawi.

(7)

Negeri Ginseng itu. Pada akhirnya, budaya massa yang tercermin adalah, budaya masyarakat

yang hanya menjadi pengikuttren internasional.

Perubahan Budaya Materi

Perubahan budaya materi menyangkut perubahan artefak budaya yang digunakan oleh masyarakat, seperti model pakaian, karya fotografi, karya film, teknologi dan sebagainya yang terus berubah dari waktu ke waktu menyesuaikan kebutuhan masyarakat.

Derasnya perkembangan teknologi menciptakan budaya massa yang konsumtif. Produsen dan vendor berlomba-lomba membuat perangkat yang memudahkan mobilitas masyarakat. Dalam kurun enam bulan, khalayak sudah diperkenalkan dengan jenis perangkat baru, dengan inovasi dari perangkat sebelumnya. Seperti halnya restoran cepat saji, lewat media massa-lah produsen teknologi membentuk konsep megenai sebuah perangkat yang indentik dengan calon pembelinya. Hal tersebut juga terjadi pada budaya materi lain seperti fotografi, model pakaian, film, music dan sebagainya yang meluncur deras melalui media massa.

Tahapan Trasnsisi Sosiologis

Dimulai dengan fase primitive dimana manusia hidup secara terisolir dan berpindah-pindah menyesuaikan dengan alam dan sumber makanan yang tersedia. Pada fase ini manusia hidup dalam kelompok-kelompok kecil (band) dan terpisah dengan kelompok manusia lainnya.

Fase berikutnya adalah fase agrokultural. Pada fase ini manusia sudah bercocok tanam karena alam mulai tidak mampu memberikan dukungan terhadap manusia, selain itu juga karena jumlah populasi manusia yang mulai banyak. Mereka hidup secara berpindah-pindah pada skala waktu yang lebih lama.

(8)

Pada fase transisi , kehidupan desa sudah sangat maju, isolasi kehidupan hampir tidak ditemukan lagi dalam skala luas, transportasi sudah mulai lancar, penggunaan media informasi hampir merata. Secara geografis , masyarakat ini berada di pinggiran kota dengan pola hidup yang masih tradisional, termasuk pola pikir dan sistem sosial lama masih silih berganti digunakan dan mengalami penyesuaian pada hal-hal baru dan inovatif. Pada fase ini perilaku masyarakat sudah terlihat individualis.

Fase modern ditandai dengan kehidupan masyarakat sudah kosmopolitan dengan kehidupan individual yang sangat menonjol., profesionalisme di segala bidang dan penghargaan terhadap profesi menjadi kunci hubungan-hubungan sosial di masyarakat. Sekularisme menjadi sangat dominan serta sistem kehidupan yang sudah mekanik , kaku, dan hubungan-hubungannya didasarkan pada kepentingan masing-masing masyarakat. Pendidikan masyarakat modern relatif lebih tinggi dari masyarakat transisi. Secara demografis, masyarakat sosial tinggal di daerah kota.

Fase postmodern adalah sebuah fase perkembangan masyarakat yang pertama dikenal di Amerika Serikat pada akhir tahun 1980-an. Di Indonesia ciri masyarakat muncul sejak tahun 1990-an. Masyarakat postmodern adalah masyarakat modern dengan kelebihan-kelebihan tertentu dimana kelebihan-kelebihan-kelebihan-kelebihan itu menciptakan pola sikap dan perilaku serta pandangan mereka terhadap diri dan lingkungan sosial yang berbeda dari masyarakat modern atau masyarakat sebelum itu.

Berikut ini adalah sifat-sifat yang meonjol dari masyarakat postmodern :

(9)

b. Secara sosiologis mereka berada pada titik nadir. antara struktur dan agen, yaitu pada kondisi terntentu manusia postmodern patuh pada strukturnya, namun pada sisi lain ia mengekspresikan dirinya sebagai agen yang mereproduksi struktur atau paling tidak agen yang melepaskan. Berdasarkan hal tersebut, maka berdasarkan pengamatan orang luar sesungguhnya pribadi postmodern ialah pribadi yang ambivalensia atau mereka yang ambigu dalam pilihan-pilihan hidup mereka. Namun sesungguhnya pada pribadi-pribadi postmodern hal tersebut adalah pilihan-pilihan hidup yang demokratis dan ekspresi dari kebebasan pribadi orang-orang kosmopolitan.

c. Manusia postmodern lebih suka menghargai privasi, dan kegemaran mereka melebihi apa yang mereka anggap berharga dalam hidup mereka, dengan demikian kegemaran spesifik mereka menjadi aneh-aneh dan unik-unik.

d. Kehidupan pribadi yang bebas menyebabkan orang-orang postmodern menjadi sangat sekuler, memiliki pemahaman nilai-nilai sosial yang subjektif dan liberal sehingga cenderung terlihat sangat mobile pada seluruh komunitas masyarakat dan agama serta berbagai pandangan politik sekalipun

B. BUDAYA MASSA

Menurut Dennis McQuail (1994; 31), kata massa berdasarkan sejarah mempunyai dua makna, yaitu positif dan negatif. Makna negatifnya adalah berkaitan dengan kerumunan (mob), atau orang banyak yang tidak teratur, bebal, tidak memiliki budaya, kecakapan dan rasionalitas. Makna positif, yaitu massa memiliki arti kekuatan dan solidaritas di kalangan kelas pekerja biasa saat mencapai tujuan kolektif. Sedangkan menurut Burhan Bungin, massa merupakan kumpulan orang banyak yang mengabaikan keberadaan individualitas/kesadaran diri, tidak terorganisir, komposisi dan batas wilayah senantiasa berubah, heterogen, serta dapat dikooptasi untuk melakukan satu tindakan (Bungin, 2006).

Menurut Blumer (1939) dalam McQuail (2002:41, secara umum pengertian massa ditandai dengan:

1. Kurang memiliki kesadaran diri,

2. Kurang memiliki identitas diri,

(10)

4. Massa ditandai oleh kompisisi yang selalu berubah dan berada dalam batas wilayah yang selalu berubah pula,

5. Massa tidak bertindak dengan dirinya sendiri, tetapi dikooptaso untuk melakukan suatu tindakan, dan

6. Meski anggotanya heterogen, dan dari semua lapisan sosial, massa selalu bersikap sama dan berbuat sesuai dengan persepsi orang yang akan mengkooptasi mereka.

Budaya massa merupakan sebuah budaya yang lahir sebagai imbas perkembangan teknologi informasi. Dengan adanya teknologi yang semakin berkembang, ideologi budaya disalurkan melalui media massa dan perangkat pendukung lainnya. Dalam penyampaiannya , media massa berupaya menyesuaikan dengan khalayaknya yang heterogen dan berbagai sosio-ekonomi, cultural dan lainnya, pada akhirnya media massa dapat membentuk sedemikian rupa, sehingga mampu diterima oleh banyak orang. Di sisi lain, media juga sering kali menyajikan berita , film, dan informasi lain dari berbagai negara sebagai upaya media memberikan pilihan yang memuaskanbagi klayaknya.

Ciri-ciri dari budaya massa (Burhan Bungin,2009: 77-78) :

1. Nontradisional, yaitu umumnya komunikasi massa berkaitan erat dengan budaya popular, acara-acara infotainment atau hiburan.

2. Budaya massa juga bersifat merakyat, tersebar di basis massa sehingga tidak merucut di tingkat elite, namun apabila ada elite yang terlibat dalam proses ini maka itu bagian dari basis massa itu sendiri.

3. Budaya massa juga memproduksi seperti infotainment yang merupakan produk pemberitaan yang diperuntukan kepada massa secara meluas. Semua orang dapat memanfaatkannya sebagai hiburan umum.

(11)

5. Budaya massa yang diproduksi oleh media massa membutuhkan biaya cukup besar karena dana yang besar harus menghasilkan keuntungan untuk kontinuitas budaya massa itu sendiri. Oleh karena itu, budaya massa diproduksi secara komersial agar tidak saja menjadi jaminan keberlangsungan sebuah kegiatan budaya massa namun juga menghasilkan keuntungan bagi modal yang diinvestasikan pada kegiatan tersebut.

6. Budaya massa juga diproduksi secara eksklusif menggunakan simbo-simbol kelas sehingga terkesan diperuntukan kepada masyarakat modern yang homogen, terbatas, dan tertutup. Syarat utama dari eksklusifitas budaya massa ini adalah keterbukaan dan ketersediaan terlibat dalam perubahan budaya secara massal.

Media massa adalah institusi yang menghubungkan seluruh unsur masyarakat satu dengan lainnya dengan memulai produk media massa yang dihasilkan. Secara spesifik institusi media massa adalah:

1. Sebagai saluran produksi dan distribusi konten simbolis,

2. Sebagai institusi publik yang bekerja sesuai aturan yang ada,

3. Keikutsertaan baik sebagai pengirim atau penerima adalah sukarela,

4. Menggunakan standar profesional dan birokrasi, dan

5. Media sebagai perpaduan antara kebebasan dan kekuasaan.

Kehidupan masyarakat kota pada umumnya satu sama lain tidak saling mengenal dan nteraksi-interaksi mereka didasari oleh kepentingan dan kebutuhan, sehingga media massa telah menjadi salah satu kebutuhan dalam berinteraksi di dalam masyarakat perkotaan satu dengan yang lainya.

Dalam media massa membutuhkan persyaratan tertentu bagi penggunanya seperti:

(12)

2. Orang harus memiliki pesawat radio atau televisi, bila akan mengikuti siarannya, atau punya uang untuk beli karcis bila akan menonton film, dan

3. Kebiasaan memanfaatkan media ( media habit).

Dalam penyampaian berbagai produk tayangan, media massa berupaya menyesuaikan dengan khalayaknya yang heterogen. Produk media pun pada akhirnya dibentuk sedemikian rupa sehingga mampu diterima oleh banyak orang. Di sisi lain media juga sering kali

menyajikan berita, film, dan informasi lain dari berbagai negara sebagai upaya memberikan pilihan.

C. BUDAYA POPULER

Menurut William kata ”pop” diambil dari kata ”populer”. Terhadap istilah ini Williams memberikan empat makna yakni:

1. Banyak disukai orang;

2. Jenis kerja rendahan;

3. Karya yang dilakukan untuk menyenangkan orang; dan

4. Budaya yang memang dibuat oleh orang untuk dirinya sendiri.

Kemudian untuk mendefinisikan budaya pop kita perlu mengkombinasikan dua istilah yaitu ”budaya” dan ”populer”. Kebudayaan pop terutama adalah kebudayaan yang diproduksi secara komersial dan tidak ada alasan untuk berpikir bahwa tampaknya ia akan berubah di masa yang akan datang.

Sedangkan menurut Ray B. Brownie budaya populer adalah budaya yang ada di dunia ini, disekeliling mita yang meliputi sikap kita, perilaku, tindakan, makanan, pakaian, bangunan, jalan perjalanan, hiburan, olah raga, politik, aktivitas serta bentuk dan cara mengontrolnya. Misalnya HP, jaringan sosial dan lain-lain.

(13)

1. Tren, sebuah budaya yang menjadi trend dan diikuti atau disukai banyak orang berpotensi menjadi budaya populer;

2. Keseragaman bentuk, sebuah ciptaan manusia yang menjadi tren akhirnya diikuti oleh banyak penjiplak. Karya tersebut dapat menjadi pionir bagi karya-karya lain yang berciri sama;

3. Adaptabilitas, sebuah budaya populer mudah dinikmati dan diadopsi oleh khalayak, hal ini mengarah pada tren;

4. Durabilitas, sebuah budaya populer akan dilihat berdasarkan durabilitas menghadapi waktu, pionir budaya populer yang dapat mempertahankan dirinya bila pesaing yang kemudian muncul tidak dapat menyaingi keunikan dirinya, akan bertahan-seperti merek Coca-cola yang sudah ada berpuluh-puluh tahun; dan

5. Profitabilitas, dari sisi ekonomi, budaya populer berpotensi menghasilkan keuntungan yang besar bagi industri yang mendukungnya.

D. Hubungan Budaya Massa Dengan Budaya Populer

Pada umumnya budaya massa dipengaruhi oleh budaya popular. Kebudayaan popular banyak berkaitan dengan masalah keseharian yang dapat dinikmati oleh semua orang atau kalangan orang tertentu. Seperti fashion, model rumah, perawatan tubuh dan sebagainnya.

Dalam konteks masyarakat Indonesia, hampir semua hal yang mendukung keberlangsungan hidup manusia mengalami perkembangan dan inovasi. Dari waktu ke waktu, selalu ada hal yang diminati oleh masyarakat. Media massa membidik kaum muda dan kalangan menengah kebawah. Alasannya, kaum muda dan kelas sosial menengah kebawah memiliki animo tinggi terhadap perkembangan yang terjadi di sekitarnya. Mereka cukup aktif dalam memberikan respon, bahkan menciptakan inovasi kembali. Saat ini masyarakat kalangan manapun bisa hadir langsung di studio televisi, memberi komentar langsung lewat sosial media, dan lain-lain. Namun, dibalik itu semua, massa sebenarnya pasif, karena media telah membentuk imajinasi yang dapat menyetir pikiran khalayaknya.

(14)

dibawahnya. Namun dalam budaya popular ‘perangkat media massa’ seperti film, tv, buku televisi dan jurnalistik akan menuntun perkembangan budaya pada ‘erosi nilai budaya’.

Budaya popular yang berkembang menjadi budaya massa menyebabkan perubahan sosial pada pola pikir masyarakat, perubahan perilaku masyarakat dan perubahan budaya materi.

BAB III

A. Kesimpulan

Perubahan sosial adalah proses sosial yang dialami oleh anggota masyarakat serta semua unsur-unsur budaya dan sistem-sistem sosial. Dimana semua tingkat kehidupan masyarakat secara sukarela atau dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal meninggalkan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial lama kemudian menyesuaikan diri atau menggunakan pola-pola kehidupan, budaya, dan sistem sosial yang baru.

Seiring berjalannya waktu, di dalam kehidupan sehari-sehari ada banyaknya perubahan yang terjadi di masyarakat. Baik perubahan sosial maupun perubahan kebudayaan. Budaya tersebut seakan telah mengalami metamorfosa yang awalnya bersifat budaya tradisional berubah menjadi budaya modern (budaya massa – budaya popular).

(15)

Budaya massa baik yang bertujuan komersial maupun tidak, akan selalu menimbulkan pengaruh kepada khalayak. Pengaruh yang ditimbulkan bisa serempak, maupun bertahap. Misalnya, pengaruh tayangan hiburan di malam hari, membuat masyarakat meniru candaan yang kurang pantas, yang dilontarkan oleh pembawa acara. Bisa juga, masyarakat cenderung menjadi konsumeris, hedonis, menyukai hal praktis dan mengabaikan sebuah proses pembelajaran.

B. Penutup

(16)

DAFTAR PUSTAKA

 Burhan, Bungin. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi

Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media. 2007.

 http://kurniatri-s-fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail-60258 Essai%20Pengantar %20Kajian%20Budaya%20Urban%20-BUDAYA%20MASSA%20DAN %20BUDAYA

%20POPULER.htmlhttps://nesyachacha.wordpress.com/2014/05/18/sosiologi-komunikasi_makalah-budaya-massa-dan-budaya-populer/

http://sosbud.kompasiana.com/2014/12/10/implikasi-sosial-akibat-perubahan-dalam-masyarakat-696299.html

Referensi

Dokumen terkait

kolam olak 179 0.5595 Tidak ada korelasi Pintu 65 0.5679 Tidak ada korelasi Pilar 179 0.5995 Tidak ada korelasi Plat jembatan 179 0.5389 Tidak ada korelasi Berdasarkan data hasil

Bila Bapak/Ibu mempunyai usulan sub faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan dari faktor individu selain tolok ukur penilaian di atas, peneliti memohon kesediaan Bapak/Ibu

Komitmen Perguruan Tinggi terhadap keberlangsungan program hibah kompetisi ini dapat dilihat dari dukungan Perguruan Tinggi terhadap program pengembangan yang diusulkan termasuk

1) biokaasusta puhdistetaan vain viiden osakastilan liikennekaasukäyttöön menevä osuus, loput lämmön ja sähkön tuotantoon, sekä lämpöä että sähköä tuotetaan yli

Pada agroforestri fase awal laju asimilasi bersih paling tinggi, sedangkan laju pertumbuhan tanaman tertinggi pada agroforestri fase tengah dan terdapat beda

Penulisan coverline yang bagus (nama untuk kata-kata dalam cover, yang kadang-kadang disebut barkers atau screamers) adalah.. suatu ketrampilan individual. Diperlukan

Banyak yang mengkritik bahwa perdagangan bebas perdagangan bebas hanyalah untuk melindungi industri negara maju dan perusahaan besar serta peluang bagi hanyalah untuk