KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmat-Nyalah maka penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Landasan Normatif dan Filosofis Akhlaq Manusia”, yang menurut penulis dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari Hadist Maudhu lebih mendalam.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang penulis buat kurang tepat.
Dengan ini penulis mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Semarang, 15 Desember 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Makalah ini dibuat semata untuk membahas tentang landasan-landasan akhlaq yang ada, disini akan di bahas berbagi macam landasan dasar akhlaq manusia dan tidak lupa kajian akhlaq juga di bahas pada makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Agar pembahasan tepat dan benar sesuai yang diinginkan oleh penulis, maka penulis membatasi masalah yaitu sebagai berikut.
1. Bagaiman kajian akhlaq dalam lintasan sejarah? 2. Bagaimana kedudukan akhlaq dalam ajaran islam?
BAB II
PEMBAHASAN
A. KAJIAN AKHLAQ DALAM LINTASAN SEJARAH
Dari yang sudah dijelaskan, pengertian dari ilmu akhlaq adalah ilmu yang membahas kecenderungan dalam diri manusia, hasrat-hasratnya dan berbagai ragam potensi yang mengarahkan manusia dalam kebaikan. 1
Dalam sejarah tentang akhlaq tasawuf, banyak sekali pembahasan-pembahasan yang menyangkut tentang akhaq manusia, baik dari masyarakat islam terdahulu ataupun dari bangsa-bangsa yang bukan dari masyarakat islam. Berikut berbagai pembahsan yang telah penulis rangkum:
1. Ilmu akhlaq diluar agama islam a. Pada Bangsa Yunani
Pertumbuhan dan perkembangan ilmu akhlaq pada bangsa yunani mulai terjadi setelah munculnya kelompok yang dinamakan phistiscian, yaitu yang pengertianya adalah orang-orang yang bijaksana, yang muncul sekitar abad 500-450 SM. Dasar yang di gunakan dalam pikiran phistician tersebut adalah pemikiran tentang filsafat manusia atau pemikiran tentang manusia. Dari sini bisa dilihat bahwa ilmu akhlaq pada saat itu yang mereka bangun atau perkenalkan adalah lebih bersifat filosofis, yakni filsafat yang mempelajari kajian secara mendalam terhadap apa-apa yang ada dalam diri manusia seperti kejiwaan yang ada pada diri manusia (anthroposentris), adan mengesankan bahwa akhlaq adalah sesuatu yang pasti ada dalam diri dan kepribadian manusia. Adapun berbagai tokoh-tokoh fisafat pada saat itu:
1. Socrates 2. Plato 3. Aristoteles 4. Epicurus
5. Dan lain sebagainya. 2 b. Pada agama Nasrani
Agama Nasrani tersiar pada akhir abad ke-3 masehi, dan agama ini berhasil mempengaruhi berbagai pandangan akhlaq tersebut dalam kitab Taurat dan Injil. Dalam agama ini di jelaskan yakni Tuhan adalah sumber akhlaq atau akhlaq itu berpusat pada Tuhan (Teo-centi), Tuhanlah yang menentukan patokan-patokan akhlaq yang harus di pelihara dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.3
c. Akhlaq pada Bangsa Romawi
Kehidupan bangsa eropa pada waktu itu di kuasai oleh gereja, dimana gereja berusaha untuk memerangi filsafat yunani yang menentang penyiaran ilmu dan kebudayaan kuno. Yang pihak gereja mempercayai bahwa kenyataan Hakikat telah diterima oleh wahyu dan apa yang telah diperintahkan oleh wahyu adalah benar adanya. Namun sebagian kalangan dari gereja ada yang mempergunakan pemikiran Plato, Aristoteles, dan Stoic untuk memperkuat ajaran gereja, dan mencocokanya dengan akal. Jadi perkembangan akhlaq pada masa itu adalah perpaduan antara ajaran Yunani dan Nasrani. 4
d. Aklhaq pada Bangsa Arab
Perkembangan akhlaq pada bangsa yang pada masa jahiliyah, bangsa arab tidak memiliki ahli fisafat, tapi mereka mempunyai ahli syair yang syair-syairnya mengajarkan/memerintah tentang bagaimana berbuat kebaikan.5
2. Ilmu Akhlaq Pada Agama Islam
Disini ilmu akhlaq menemukan bentuknya yang sempurna, yakni pada ajaran islam dengan titik pangkalnya dalah Tuhan dan akal manusia. Pada ajaran islam intiya adalah mengajak kepada kebaikan dan percaya bahwa Tuhan adalah Pencipta, Pemilik, Pemelihara, Pelindung, Pemberi Rahmat, Pengasih dan Penyayang kepada seluruh mahlukNya. Selain itu agama islam juga mengandung jalan hidup manusia yang paling sempurna dan memuat ajaran yang menuntun kepada kebahagiaan dan kesejahteraan, yang semuanya terkandung dan terangkum dalam Al-Quran yang diturunkan Allah SWT dan ajaran Sunnah yang berasal dari Nabi Muhammad SAW. 6
Firman Allah:
...
3 Nata Abudin, akhlaq tasawuf, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012), hal. 64-65
4 Nata Abudin, akhlaq tasawuf, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012), hal. 66
5 Nata Abudin, akhlaq tasawuf, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2012), hal. 66-67
“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih Lurus”
B. KEDUDUKAN AKHLAQ DALAM ISLAM
Untuk mengetahui kedudukan akhlaq dalam Islam, maka perlu diuraikan bahwa ada tiga macam sendi Islam, yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya sehingga kualitas seorang muslim selalu dapat diukur dengan pelaksanaannya terhadap ketiga macam sendi tersebut, yang mencakup:
1. Masalah Aqidah; yang meliputi keenam macam rukun Iman, dengan kewajiban beriman kepada Allah, Malaikat-MalaikatNya, hari akhiratNya dan Qadar baik dan buruk yang telah ditentukanNya.
2. Masalah syari’ah yang meliputi pengabdian hamba terhadap TuhanNya,yang dapat dilihat pada rukun Islam yang lima. Dan mua’amalah juga termasuk masalah syari’ah.
3. Masalah Ihsan; yang meliputi hubungan baik terhadap seluruh Allah SWT terhadap sesama manusia serta terhadap seluruh makhluk di dunia ini.
Akhlaq sebagai salah satu ajaran inti dalam Islam mendapat perhatian sangat besar. Akhlaq merupakan sisi yang mempengaruhi penilaian seorang di mata Allah. Masyarakat Islam tidak boleh rusak tatanannya, sebagaimana halnya umat-umat terdahulu, maka Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlaq mulia, sebagai suatu ajaran dalam Islam yang bermaksud untuk memperbaiki kepribadian manusia. Akhlaq mulia selalu melengkapi sendi keimanan untuk menuju kepada kesempurnaan kepribadian manusia.7
Akhaq mempunyai kedudukan yang paling penting dan istimewa dalam agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari penjelasan berikut ini:
2. Akhlaq merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam.
3. Akhlaq yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nanti pada hari kiamat.
4. Rasulullah SAW menjadikan baik burukny akhlaq seseorang sebagai ukuran kualitas imannya.
5. Islam menjadikan akhlaq yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadah kepada Allah SWT.
6. Nabi Muhammad SAW selalu berdo’a agar Allah SWT membaikkan Akhlaq beliau.
7. Di dalam Al-Qur’an banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan akhlaq.8
Perhatian islam dalam pembinaan akhlaq sangat besar, berpacu pada penjelasan diatas akhlaq sebagai bagian yang tidak dapat terpisah dari agama. Akhlaq yang baik yang menggambarkan kebaikan dalam tingkah laku, dan orang yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaqnya.
C. LANDASAN NORMATIF, FILOSOFIS, DAN METODOLOGIS
1. Landasan Normatif
Bagi umat islam, Allah SWT. Adalah sumber utama yang di rujuk untuk di jadikan landaan bertingkah laku. Jika Allah SWT Sebagai landasan normatif dalam berakhlak, pada hakikatnya akhlak manusia adalah cermin dari akhlak penciptanya.
Al-Quran sebagai landasan Normatif
Wahyu adalah kalam Allah SWT. Kepada malaikat agar menjalankan perintahnya untuk di sampaikan kepada para nabi dan orang yang terpilih dan beriman sebagaimana terdapat dalam surat Al-Anfal ayat 12 yang artinya sebagai berikut:
“(ingatlah), ketika tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat, ‘sesungguhnya, aku bersama kamu, maka ingatlah (pendirian) orang-orang yang telah beriman, ‘kelak akan ku berikan rasa takut ke dalam hati orang kafir, maka pukulah di atas leher mereka dan pukulah tiap ujung jari mereka.” (Q.S. Al-Anfal:12)
Di dalam Al-qur’an terdapat ribuan ayat qauliyah yang membicarakan semua masalah, dalam berbagai kondisi, dan kisah-kisah yang dapat di jadikan pelajaran bagi kehidupan manusia pada masa depan. Modal dasar keyakinan atas Al-Qur’an adalah keimanan, sebagai fondasi akhlak.9
As-Sunnah sebagai landasan Normatif
Membicarakan As-Sunnah juga membicarakan sejarah lahirnya As-Sunnah yan diketahui melalui Al-Hadis atau Al-Khabar. Ada perbedaan definisi dari As-Sunnah, Al-Hadis, dan Al-Khabar, meskipun di kalangan ulama hadis, ada yang menyamakannya. As-Sunnah adalah bagian dari doktrin kenabian dan kerasulan yang membentuk “model prilaku system social” yang berkaitan dengan keyakinan manusia terhadap ajaran ajaran allah SWT.
Menurut pendapat yang dominan sunnah adalah praktik aktual yang telah lama ditegakkan dari satu generasi sehingga memperoleh status normatif manjadi ”sunnah”. Menurut istilah, As-Sunnah adalah segala yang di nukilkan dari Nabi Muhammad SAW, berupa perkataan, perbuatan, taqrir, pengajaran, sifat, kelakuan, perjalanan hidup, sebelum dan setelah Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul.10
2. Landasan Filosofis
Filosofis diambil dari kata filsafat yang berarti ilmu pengetahuan tentang cara berfikir kritis, pengetahuan tentang kritis yang radikal. Filsafat juga merupakan kebebasan berpikir manusia tanpa batas dengan mengacu pada hukum keraguan atas segala hal.
3. Landasan Metodologis
Yakni landasan yang berpacu pada metode-metode yang akan di gunakan untuk mempelajari akhlaq manusia. Contohnya adalah metode deskriptif, yakni metode yang
mempelajari kaidah-kaidah sosial yang berlaku dalam pembentukan akhlak manusia dimasyarakat, yaitu berusaha mencatat, melukiskan, menguraikan, dan melaporkan buah pikiran, sikap, tindak dan perilaku masyarakat dengan berbagai gejala sosial yang berkembang kaitannya dengan hukum yang berlaku.
Kesimpulan
Dari yang sudah dijelaskan, pengertian dari ilmu akhlaq adalah ilmu yang membahas kecenderungan dalam diri manusia, hasrat-hasratnya dan berbagai ragam potensi yang mengarahkan manusia dalam kebaikan. Dalam sejarah tentang akhlaq tasawuf, banyak sekali pembahasan-pembahasan yang menyangkut tentang akhaq manusia, baik dari masyarakat islam terdahulu ataupun dari bangsa-bangsa yang bukan dari masyarakat islam.
1. Diluar agama islam meliputi bangasa Yunani, Nasrani, Romawi, dan Bangsa Arab 2. Pada agama Islam itu sendiri
3. Pada Zaman baru
Dan dasar-dasar dari pemikiran ilmu Akhlaq yang meliputi 1. Landasan Normatif
2. Landasan Filosofis 3. Landasan Metodologis
DAFRTAR PUSTAKA