• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KASUS HAK CIPTA lagu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS KASUS HAK CIPTA lagu "

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEROAN TERBATAS A. Pengertian

Menurut UU No.40 Tahun 2007 Pasal 1 Angka 1, Pengertian Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.

B. Dasar Hukum : UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas C. Organ

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Organ Perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang ini dan/atau anggaran dasar. (Pasal 1 (4) UU No.40 Tahun 2007).

2. Direksi

Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. (Pasal 1 (5) UU No.40 Tahun 2007).

3. Dewan Komisaris

Organ Perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada Direksi. (Pasal 1(6) UU No.40 Tahun 2007).

D. Hak,Kewajiban,Kewenangan Para Organ 1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

 Hak

Dalam forum RUPS, pemegang saham berhak memperoleh keterangan yang berkaitan dengan Perseroan dari Direksi dan/atau Dewan Komisaris, sepanjang berhubungan dengan mata acara rapat dan tidak bertentangan dengan kepentingan Perseroan.

 Kewajiban

RUPS tahunan wajib diadakan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku berakhir.

 Kewenangan

a. Memutuskan penyetoran saham dalam bentuk uang dan/atau dalam bentuk lainnya, misalnya dalam bentuk benda tidak bergerak. (Pasal 34)

b. Menyetujui dapat tidaknya pemegang saham dan kreditor lainnya yang mempunyai tagihan terhadap Perseroan menggunakan hak tagihnya sebagai kompensasi kewajiban penyetoran atas harga saham yang telah diambilnya. (Pasal 35) c. Menyetujui pembelian kembali saham yang telah dikeluarkan

(Pasal 38)

(2)

e. Memutuskan pengurangan modal perseroan (Pasal 44 ayat (1) f. Menyetujui rencana kerja yang diajukan oleh Direksi. (Pasal 64

ayat (3))

g. Memutuskan penggunaan laba bersih termasuk penentuan jumlah penyisihan untuk cadangan. (Pasal 71)

h. Mengatur tata cara pengambilan deviden yang telah dimasukkan ke cadangan khusus. (Pasal 73)

i. Memutuskan tentang penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan, pengajuan permohonan agar Perseroan dinyatakan pailit, perpanjangan waktu berdirinya, dan pembubaran perseroan. (Pasal 89 ayat (1)

j. Memutuskan pembagian tugas dan wewenang pengurusan di antara Direksi dalam hal Direksi terdiri atas 2 anggota Direksi atau lebih. (Pasal 92 ayat (5))

k. Mengangkat anggota Direksi. (Pasal 94 ayat (1))

l. Memutuskan ketentuan tentang besarnya gaji dan tunjangan anggota Direksi. (Pasal 96 ayat (1))

m.Memutuskan tentang kewenangan DIreksi untuk mewakili Perseroan dalam hal Direksi lebih dari 1 orang. (Pasal 98 ayat (3))

n. Menyetujui untuk mengalihkan kekayaan Perseroan, atau menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan, yang merupakan lebih dari 50% jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak. (Pasal 102 ayat (1))

o. Menyetujui untuk mengalihkan kekayaan Perseroan, atau menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan, yang merupakan lebih dari 50% jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak. (Pasal 102 ayat (1))

p. Menyetujui dapat atau tidaknya Direksi mengajukan permohonan pailit atas Perseroan kepada Pengadilan Niaga. (Pasal 104)

q. Memberhentikan anggota Direksi sewaktu-waktu dengan menyebutkan alasannya. (Pasal 105)

r. Mencabut atau menguatkan keputusan pemberhentian sementara anggota Direksi yang telah ditetapkan oleh Dewan Komisaris. (Pasal 106 ayat (6))

s. Mengangkat anggota Dewan Komisaris. (Pasal 111)

t. Menetapkan ketentuan tentang besarnya gaji atau honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan komisaris. (Pasal 113) u. Memutuskan dapat atau tidaknya Dewan Komisaris melakukan

tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu. (Pasal 118 ayat (1))

(3)

w.Memutuskan tentang pengambilalihan saham oleh badan hukum berbentuk Perseroan. (Pasal 125 ayat (4))

x. Memutuskan tentang penggabungan, peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan Perseroan. (Pasal 127 ayat (1)) y. Memutuskan tentang pembubaran Perseroan. (Pasal 142 ayat

(1)) 2. Direksi

Hak

Hak atas gaji dan tunjangan yang besarnya ditetapkan oleh keputusan RUPS.

Kewenangan

a. Menjalankan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. (Pasal 92 ayat (1))

b. Direksi bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan. (Pasal 97 ayat (1))

c. Direksi mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan. (Pasal 98 ayat (1))

Kewajiban

a. Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus, risalah RUPS, dan risalah rapat Direksi. (pasal 100 (1))

b. Membuat laporan tahunan dan dokumen keuangan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tentang Dokumen Perusahaan. (pasal 100 (1))

c. Memelihara seluruh daftar, risalah, dan dokumen keuangan Perseroan dan dokumen Perseroan lainnya. (Pasal 100 (1)) d. Anggota Direksi wajib melaporkan kepada Perseroan mengenai

saham yang dimiliki anggota Direksi yang bersangkutan dan/atau keluarganya dalam Perseroan dan Perseroan lain untuk selanjutnya dicatat dalam daftar khusus. (Pasal 101 ayat (1)) e. Direksi wajib meminta persetujuan RUPS untuk:

1. Mengalihkan kekayaan Perseroan;

2. Menjadikan jaminan utang kekayaan Perseroan, yang merupakan lebih dari 50% jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak. (Pasal 102 ayat (1))

f. Direksi dapat memberi kuasa tertulis kepada satu orang karyawan Perseroan atau lebih atau kepada orang lain untuk dan atas nama Perseroan melakukan perbuatan hukum tertentu sebagaimana yang diuraikan dalam surat kuasa. (Pasal 103) 3. Dewan Komisaris

Hak

(4)

Kewenangan

a. Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha, dan memberi nasihat kepada Direksi. (Pasal 108 ayat (1))

b. Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pengawasan Perseroan. (Pasal 114 ayat (1))

c. Dalam hal terjadi kepailitan karena kesalahan atau kelalaian Dewan Komisaris dalam hal melakukan pengawasan terhadap pengurusan yang dilaksanakan oleh Direksi dan kekayaan Perseroan tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban Perseroan akibat kepailitan tersebut, setiap anggota Dewan Komisaris secara tanggung renteng ikut bertanggung jawab dengan anggota Direksi atas kewajiban yang belum dilunasi. (Pasal 115 ayat (1))

Kewajiban

a. Membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya (pasal 116)

b. Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada Perseroan tersebut dan Perseroan lain (pasal 116)

c. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS. (Pasal 116)

E. CIRI KHAS

1. PT sebagai asosiasi modal

2. Kekayaan dan Utang Perseroan Terbatas adalah terpisah dari kekayaan dan utang pemegang saham.

3. Pemegang Saham bertanggungjawab secara terbatas dalam PT. Pertanggung jawaban dalam PT meliputi:

a. Bertanggung jawab hanya pada apa yang disetorkan atau tanggung jawab terbatas (limited liability).

b. Tidak bertanggung jawab atas kerugian perseroan (PT) melebihi nilai saham yang telah diambilnya.

c. Tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama perseroan.

4. Adanya pemisahan fungsi antara pemegang saham dan pengurus atau Direksi.

5. Memiliki Komisaris yang berfungsi sebagai Pengawas.

6. Kekuatan tertinggi pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). F. CARA BERAKHIRNYA

1. berdasarkan keputusan RUPS;

2. karena jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir

(5)

4. dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan niaga yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, harta pailit Perseroan tidak cukup untuk membayar biaya kepailitan

5. karena harta pailit Perseroan yang telah dinyatakan pailit berada dalam keadaan insolvensi sebagaimana diatur dalam undang-undang tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang; atau

6. karena dicabutnya izin usaha Perseroan sehingga mewajibkan Perseroan melakukan likuidasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (pasal 142 (1) UU No. 19 Tahun 2003).

G. KASUS

KASUS KEPAILITAN PT CIPTA TELEVISI PENDIDIKAN INDONESIA (TPI) DAN PERGANTIAN NAMA MENJADI MNCTV

.Kasus pailitnya Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) tentu telah menjadi catatan sejarah perkembangan televisi di tanah air. Stasiun televisi yang didirikan putri sulung Presiden Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana alias Mbak Tutut ini pertama kali mengudara pada 1 Januari 1991. Di awal mengudara, TPI hanya bersiaran selama 2 jam, yakni pukul 19.00-21.00 WIB. Studio siarannya pun masih nebeng, yakni di Studio 12 TVRI Senayan, Jakarta.

Secara bertahap, TPI mulai memanjangkan durasi tayangnya. Hingga pada akhir 1991, TPI sudah mengudara selama 8 jam sehari. Sejak awal, kinerja keuangan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh PT Cipta Lamtoro Gung Persada ini memang buruk. Termasuk ketika memutuskan keluar dari naungan TVRI dan menjadi stasiun televisi dangdut pada pertengangan 1990-an. Puncaknya, pada 2002 posisi utang TPI sudah mencapai Rp 1,634 triliun. Mbak Tutut pun kelimpungan. Ancaman pailit pun terjadi.

Di tengah kondisi tersebut, Mbak Tutut meminta bantuan kepada Henry Tanoesoedibjo (HT) untuk membayar sebagian utang-utang pribadinya. Sekadar info, saat itu HT menjabat sebagai Direktur Utama PT Bimantara Citra Tbk (BMTR) yang sekarang berubah nama menjadi PT Global Mediacom Tbk (BMTR). Bimantara Citra merupakan perusahaan kongsi antara Bambang Trihatmojo, adik Mbak Tutut dengan HT dan kawan-kawan.

Akhirnya BMTR sepakat untuk membayar sebagian utang mbak Tutut sebesar US$ 55 juta dengan kompensasi akan mendapat 75% saham TPI. Mbak Tutut setuju, HT pun senang usulan tersebut disepakati. Mereka pun diikat oleh sebuah Nota Kesepahaman. Dengan penandatanganan Nota Kesepahaman pada Februari 2003 tersebut, HT resmi menguasai saham mayoritas TPI.

(6)

Putusan kepailitan pada TPI tersebut, disinyalir terjadi, karena ada campur tangan Makelar Kasus (Markus). Betapa tidak, begitu mudahnya Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengabulkan. Menurut Direktur Utama TPI saat itu, Sang Nyoman, keberadaan makelar kasus dalam perkara ini disinyalir sangat kuat mengingat sejumlah fakta hukum yang diajukan ke persidangan tidak menjadi pertimbangan majelis hakim saat memutus perkara ini.

“Ada pihak yang disebut-sebut mendapat tugas pemberesan sengketa ini dan mengakui sebagai pengusaha batu bara berinisial RB,” ujar Nyoman.

Inisial RB ini pernah terungkap, ketika diadakan rapat pertemuan antara hakim pengawas, tim kurator, dan direksi TPI di Jakarta Pusat pada 4 November 2009. TPI pun kemudian melakukan kasasi untuk

permohonan peninjauan kembali kasus tersebut kepada Mahkamah Agung. Tepat pada 15 Desember 2009, dalam sidang yang dipimpin Ketua Majelis Hakim Abdul Kadir Moppong dengan hakim anggota Zaharuddin Utama dan M. Hatta Ali, memutuskan TPI tidak pailit.

Meski diputuskan tak pailit, citra TPI tetap dianggap “pailit”. Sejak 20 Oktober 2010, TPI berganti nama, logo, dan merek baru secara resmi, yakni MNCTV. Perubahan nama ini merupakan rebranding untuk kepentingan bisnis, sebagaimana layaknya Lativi di-rebranding menjadi tvOne. Meski program-program dangdut ala TPI masih dipertahankan, diharapkan dengan bergantinya nama, penjualan iklan semakin meningkat.

(7)

BUMN (BADAN USAHA MILIK NEGARA) A. Pengertian

Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.(Pasal 1 (1) UU No. 19 Tahun 2003).

B. Dasar Hukum : UU No. 19 Tahun 2003 Tentang BUMN

C. Organ : BUMN terdiri dari Persero (RUPS, Direksi, dan Komisaris) dan Perum (Menteri, Direksi, dan Dewan Pengawas). (UU No. 19 Tahun 2003) D. Hak,Kewajiban,Kewenangan Para Organ

PERSERO

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)Kewenangan

a) Menteri bertindak selaku RUPS dalam hal seluruh saham Persero dimiliki oleh negara dan bertindak selaku pemegang saham pada Persero dan perseroan terbatas dalam hal tidak seluruh sahamnya dimiliki oleh Negara (Pasal 14 (1) UU No. 19 Tahun 2003).

b) Menteri dapat memberikan kuasa dengan hak substitusi kepada perorangan atau badan hukum untuk mewakilinya dalam RUPS. (Pasal 14 (2) UU No.19 Tahun 2003)

c) Pihak yang menerima kuasa sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), wajib terlebih dahulu mendapat persetujuan Menteri untuk mengambil keputusan dalam RUPS mengenai :

a. perubahan jumlah modal; b. perubahan anggaran dasar; c. rencana penggunaan laba;

d. penggabungan, peleburan, pengambilalihan, pemisahan, serta pembubaran Persero;

e. investasi dan pembiayaan jangka panjang; f. kerja sama Persero;

g. pembentukan anak perusahaan atau penyertaan;

h. pengalihan aktiva. (Pasal 14 (3) UU No.19 Tahun 2003) 2. Direksi Persero

Kewajiban

(8)

b) Direksi wajib menyiapkan rancangan rencana jangka panjang yang merupakan rencana strategis yang memuat sasaran dan tujuan Persero yang hendak dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. (Pasal 21 (1) UU No.19 Tahun 2003)

c) Rancangan rencana jangka panjang yang telah ditandatangani bersama dengan Komisaris disampaikan kepada RUPS untuk mendapatkan pengesahan. (Pasal 21 (2) UU No.19 Tahun 2003) d) Direksi wajib menyiapkan rancangan rencana kerja dan anggaran

perusahaan yang merupakan penjabaran tahunan dari rencana jangka panjang. (Pasal 22 (1) UU No.19 Tahun 2003)

e) Direksi wajib menyampaikan rancangan rencana kerja dan anggaran perusahaan kepada RUPS untuk memperoleh pengesahan. (Pasal 22 (2) UU No.19 Tahun 2003)

f) Dalam waktu 5 (lima) bulan setelah tahun buku Persero ditutup, Direksi wajib menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS untuk memperoleh pengesahan. (Pasal 23 (1) UU No.19 Tahun 2003) g) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan Komisaris. (Pasal 23 (2) UU No.19 Tahun 2003)

h) Dalam hal ada anggota Direksi atau Komisaris tidak menandatangani laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), harus disebutkan alasannya secara tertulis. (Pasal 23 (3) UU No.19 Tahun 2003)

i) Direksi wajib memelihara risalah rapat dan menyelenggarakan pembukuan Persero. (Pasal 26 UU No.19 Tahun 2003)

3. KomisarisKewajiban

1. Komisaris bertugas mengawasi Direksi dalam menjalankan kepengurusan Persero serta memberikan nasihat kepada Direksi.

PERUM

1. Menteri

Kewenangan

a) Menteri memberikan persetujuan atas kebijakan pengembangan usaha Perum yang diusulkan oleh Direksi.

b) Ketentuan mengenai tata cara pemindahtanganan, pembebanan atas aktiva tetap Perum, serta penerimaan pinjaman jangka menengah/panjang dan pemberian pinjaman dalam bentuk dan cara apa pun, serta tidak menagih lagi dan menghapuskan dari pembukuan piutang dan persediaan barang oleh Perum diatur dengan Keputusan Menteri.

2. DireksiKewajiban

(9)

b) Direksi wajib menyiapkan rancangan rencana jangka panjang yang merupakan rencana strategis yang memuat sasaran dan tujuan Perum yang hendak dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. (Pasal 49 (1) UU No.19 Tahun 2003)

c) Rancangan rencana jangka panjang yang telah ditandatangani bersama dengan Dewan Pengawas disampaikan kepada Menteri untuk mendapatkan pengesahan. (Pasal 49 (2) UU No.19 Tahun 2003)

d) Direksi wajib menyiapkan rancangan rencana kerja dan anggaran perusahaan yang merupakan penjabaran tahunan dari rencana jangka panjang. (Pasal 50 (1) UU No.19 Tahun 2003) e) Direksi wajib menyampaikan rancangan rencana kerja dan

anggaran perusahaan kepada Menteri untuk memperoleh pengesahan. (Pasal 50 (2) UU No.19 Tahun 2003)

f) Dalam waktu 5 (lima) bulan setelah tahun buku Perum ditutup, Direksi wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Menteri untuk memperoleh pengesahan. (Pasal 51 (1) UU No.19 Tahun 2003)

g) Laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan Dewan Pengawas. (Pasal 51 (2) UU No.19 Tahun 2003)

h) Dalam hal ada anggota Direksi atau Dewan Pengawas tidak menandatangani laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) harus disebutkan alasannya secara tertulis. (Pasal 51 (3) UU No.19 Tahun 2003)

i) Direksi wajib memelihara risalah rapat dan menyelenggarakan pembukuan Perum. (Pasal 54 UU No.19 Tahun 2003)

3. Dewan PengawasKewajiban

Dewan Pengawas bertugas mengawasi Direksi dalam menjalankan kepengurusan Perum serta memberikan nasihat kepada Direksi. (Pasal 60 UU No.19 Tahun 2003)

Kewenangan

a. Dalam anggaran dasar dapat ditetapkan pemberian wewenang kepada Dewan Pengawas untuk memberikan persetujuan kepada Direksi dalam melakukan perbuatan hukum tertentu. (Pasal 61 (1) UU No.19 Tahun 2003)

b. Berdasarkan anggaran dasar atau Keputusan Menteri, Dewan Pengawas dapat melakukan tindakan pengurusan Perum dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu. (Pasal 61 (2) UU No.19 Tahun 2003)

E. CIRI KHAS

1. Penguasaan badan usaha dimiliki oleh pemerintah.

(10)

3. Kekuasaan penuh dalam menjalankan kegiatan usaha berada di tangan pemerintah.

4. Pemerintah berwenang menetapkan kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan usaha.

5. Semua risiko yang terjadi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pemerintah.

6.Untuk mengisi kas negara, karena merupakan salah satu sumber penghasilan negara.

7. Melayani kepentingan umum atau pelayanan kepada masyarakat. 8. Merupakan lembaga ekonomi yang tidak mempunyai tujuan utama

mencari keuntungan, tetapi dibenarkan untuk memupuk keuntungan. 9. Merupakan salah satu stabilisator perekonomian negara.

10. Dapat meningkatkan produktivitas, efektivitas, dan efisiensi serta terjaminnya prinsip-prinsip ekonomi.

11. Modal seluruhnya dimiliki oleh negara dari kekayaan negara yang dipisahkan.

12. Peranan pemerintah sebagai pemegang saham. Bila sahamnya dimiliki oleh masyarakat, besarnya tidak lebih dari 49%, sedangkan minimal 51% sahamnya dimiliki oleh negara.

13. Pinjaman pemerintah dalam bentuk obligasi. 14. Modal juga diperoleh dari bantuan luar negeri.

15. Bila memperoleh keuntungan, maka dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat.

16. Pinjaman kepada bank atau lembaga keuangan bukan bank F. CARA BERAKHIRNYA

a. Pembubaran BUMN ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. (Pasal 64 (1) UU No. 19 Tahun 2003)

b. Apabila tidak ditetapkan lain dalam Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), sisa hasil likuidasi atau pembubaran BUMN disetorkan langsung ke Kas Negara. (Pasal 64 (1) UU No. 19 Tahun 2003)

G. CONTOH KASUS

Percepat Penyelesaian Kasus Outsourcing di BUMN

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) bakal mempercepat penyelesaian kasus penggunaan tenaga alih daya atau outsourcing di BUMN. Menteri Muhaimin Iskandar mengatakan Kemenakertrans akan bekerjasama dengan Kementerian BUMN dan Komisi IX DPR untuk menyelesaikan masalah-masalah yang muncul.

Salah satu langkah yang akan dilakukan Kemenakertrans adalah memanggil kembali 13 direksi BUMN. Pemanggilan dilakukan tidak sekaligus. Tetapi pada intinya pertemuan dengan direksi BUMN akan digunakan untuk mencari akar masalah dan solusi pelaksanaan outsourcing di BUMN. Agar solusi bisa lebih kaya, Muhaimin berjanji melibatkan

(11)

"Kami terus upayakan percepatan penyelesaian kasus-kasus outsourcing yang terjadi di BUMN. Kami terus berkoordinasi dan bekerja sama dengan Kementerian BUMN dan Komisi IX DPR RI untuk mengatasi permasalahan outsourcing di BUMN ini," kata Muhaimin di depan anggota Komisi IX DPR RI di Jakarta, Senin (03/2).

Muhaimin berjanji untuk berkomitmen menyelesaikan masalah outsourcing di BUMN dan melaksanakan rekomendasi Panja Outsourcing. "Kami lanjutkan pemanggilan, klarifikasi, dan pembuatan nota pemeriksanaan terhadap kasus-kasus pelanggaran outsourcing yang terjadi di perusahaan BUMN dan di lingkungan perusahaan swasta lainnya," kata tuturnya.

Dari upaya yang telah dilakukan dalam menjalankan rekomendasi Panja Outsourcing Muhaimin mengatakan sedikitnya ada tiga tahap penyelesaian untuk 13 BUMN. Pertama, sebagian BUMN telah menyelesaikan beberapa masalah outsourcing dengan baik. Kedua, manajemen BUMN dan pekerja tidak menemukan titik temu penyelesaian sehingga masuk ke ranah pengadilan hubungan industrial. Ketiga, sebagian BUMN masih mencari solusi sebagai langkah terbaik menyelesaikan persoalan outsourcing. "Langkah yang dilakukan dengan cara memanggil dan melakukan klarifikasi untuk mencari solusi penyelesaian permasalahan

outsorcing," ujarnya.

Namun ia menegaskan tidak mudah menyelesaikan masalah, apalagi kalau BUMN diminta mengangkat seluruh pekerja alih daya menjadi pekerja tetap. “Perusahaan BUMN mengalami kesulitan mengangkat seluruh pekerja oursourcing pekerja tetap sesuai rekomendasi Panja." paparnya.

Tak ketinggalan Muhaimin mengatakan pemerintah terus melakukan pembinaan, sosialisasi, pendampingan kepada perusahaan outsourcing yang ada di BUMN dan swasta. Langkah itu ditempuh agar perusahaan outsourcing tidak melanggar aturan yang berlaku. Tapi ketika melakukan pelanggaran sebagaimana diatur dalam Permenakertrans Outsourcing, Muhaimin berjanji akan menindak tegas perusahaan outsourcing atau pengerah jasa pekerja (PPJP) yang bersangkutan.

Dari catatan Kemenakertrans, 13 BUMN yang tersangkut masalah outsourcing yaitu PT Petrokimia Gresik, PT Kertas Leces, PT Telkom Indonesia, PT PLN, PT Jamsostek, PT Pertamina, PT Garuda Indonesia dan PT Bank Rakyat Indonesia. Serta PT Bank Negara Indonesia, PT Askes, PT ASDP Ferry Indonesia, PT Krakatau Steel, dan PT Dirgantara Indonesia.

(12)

rekomendasi Panja Outsourcing. Dengan mempercepat penyelesaian kasus-kasus outsourcing di BUMN dan swasta. "Termasuk pembubaran Perusahaan Pengerah Jasa Pekerja (PPJP) di BUMN dan swasta yang

melanggar UU," tandas Ribka.

Menanggapi persoalan itu Sekjen Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI), Timboel Siregar, mengatakan masalah outsourcing di BUMN bisa diselesaikan bila ada kemauan politik dari Menteri BUMN dan pimpinan BUMN. Seharusnya DPR memberikan tekanan politik kepada Menteri BUMN.

Ia menilai selama ini Kemenakertrans dinilai tidak dapat bertindak tegas dalam pengawasan. Padahal, pengawas ketenagakerjaan punya peran besar untuk menegakkan hukum ketenagakerjaan, termasuk jika terjadi pelanggaran aturan outsourcing. "Faktanya pengawas ketenagakerjaan tidak bisa menegakkan hukum secara baik," urainya.

(13)

BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) A. Pengertian

Perusahaan Daerah ialah semua perusahaan yang didirikan berdasarkan Undang-Undang ini yang modalnya untuk seluruhnya atau untuk sebagian merupakan kekayaan daerah yang dipisahkan, kecuali jika ditentukan lain dengan atau berdasarkan Undang-Undang

B. Dasar Hukum

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1962 Tentang Perusahaan Daerah.

C. Organ

1. Direksi mewakili Perusahaan Daerah didalam dan diluar pengadilan. (Pasal 14 UU No. 5 Tahun 1962)

2. Tata-tertib Rapat Pemegang Saham/saham prioritet dan rapat umum pemegang saham (prioritet dan biasa) diatur dalam peraturan

pendirian Perusahaan Daerah. (Pasal 18 UU No. 5 Tahun 1962) D. Hak,Kewajiban,Kewenangan Para Pihak

1. Direksi

Hak Direksi : Direksi mewakili Perusahaan Daerah didalam dan diluar pengadilan. (Pasal 15 ayat 1)

Kewajiban Direksi : Direksi dapat menjerahkan kekuasaan mewakili tersebut pada ajat (1) kepada seorang anggota Direksi jang chusus ditundjuk untuk itu atau kepada seorang/beberapa orang pengawas Perusahaan Daerah tersebut, baik sendiri maupun bersama-sama, atau kepada orang/badan lain. (Pasal 15 ayat 2)  Wewenang Direksi

a. Ketentuan mengenai pembatasan kekuasaan Direksi diatur dalam peraturan pendirian Perusahaan Daerah. (Pasal 16)

b. Direksi berada dibawah pengawasan Kepala Daerah/pemegang saham/saham prioritet atau badan jang ditundjuknja. (Pasal 17)

2. Rapat Pemegang Saham  Kewajiban RPS

a. Keputusan dalam rapat pemegang saham/saham prioritet dan rapat umum pemegang saham (prioritet dan biasa) diambil dengan kata mufakat. (Pasal 18 ayat 1)

(14)

c. Kepala Daerah termaksud pada ajat (3) mengambil keputusan dengan memperhatikan pendapat-pendapat termaksud. (Pasal 18 ayat 4) E. Ciri Khas

1. Pemerintah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha.

2. Pemerintah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam pemodalan perusahaan.

3. Pemerintah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan kebijakan perusahaan.

4. Pengawasan dilakukan alat pelengkap negara yang berwenang. 5. Melayani kepentingan umum, selain mencari keuntungan.

6. Sebagai stabillisator perekonomian dalam rangka menyejahterakan rakyat.

7. Sebagai sumber pemasukan Negara.

8. Seluruh atau sebagian besar modalnya milik Negara.

9. Modalnya dapat berupa saham atau obligasi bagi perusahaan yang go public.

10. Dapat menghimpun dana dari pihak lain, baik berupa bank maupun nonbank.

11. Direksi bertanggung jawab penuh atas BUMN, dan mewakili BUMN di pengadilan.

F. CARA BERAKHIRNYA

1. Pembubaran Perusahaan Daerah dan penunjukan likwidaturnya ditetapkan dengan Peraturan Daerah dari Daerah yang mendirikan Perusahaan Daerah dan yang berlaku setelah mendapat pengesahan instansi atasan.

2. Semua kekayaan Perusahaan Daerah setelah diadakan likwidasi dibagi menurut perimbangan nilai nominal saham-saham.

3. Pertanggungan-jawab likwidasi oleh likwidasi dilakukan kepada Pemerintah Daerah yang mendirikan Perusahaan Daerah dan yang memberikan pembebasan tanggung-jawab tentang pekerjaan yang telah diselesaikannya.

4. Dalam hal likwidasi, Daerah termaksud pada ayat (1) bertanggung-jawab atas kerugian yang diderita oleh pihak ketiga apabila kerugian itu disebabkan oleh karena neraca dan perhitungan laba-rugi yang telah disahkan tidak menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya. (Pasal 29)

G. CONTOH KASUS

Kasus Suap Gas, KPK Dalami Peran BUMD Bangkalan

(15)

"Itulah yang sedang kami dalami," kata Wakil Ketua KPK Zulkarnain, saat memberikan keterangan di kantornya, Jakarta, Selasa (9/12).

Dia mengatakan, pendalaman penyidikan itu dilakukan agar dapat menyibak anatomi kasus secara utuh. Nantinya, pemetaan kasus bisa dipilah berdasarkan kapan, bagaimana, siapa, dan mengapa kasus itu berkembang. "5W-1H nya harus

jelas," ujar Zul.

Sebelumnya, telah beredar kabar PT Media Karya Sentosa dari pihak swasta melakukan kontrak jual beli gas fiktif dengan Pertamina Hulu Energi dan kontrak palsu dengan PD Sumber Daya, dalam membangun jaringan pipa gas di Bangkalan. Hal itu terkuak setelah KPK menangkap tangan bekas Bupati Bangkalan Fuad Amin, dalam dugaan suap alokasi gas di daerah yang sempat dipimpinnya.

Zul sendiri mengaku sudah lumrah mendapati adanya perusahaan bodong yang dijadikan sebagai tameng jual-beli atau transaksi fiktif. Modus itu dilihat KPK sebagai benteng usang untuk menyamarkan upaya tindak pidana korupsi.

"Dari perkara-perkara yang kami tangani, (modus) itu banyak terlhat. Dari kasus hambalang, misalnya, kan banyak PT yang sebetulnya tidak berintegrits bagus,

sebagian bahkan akal-akalan," kata Zul.

KPK sebelumnya telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus dugaan suap alokasi gas di Bangkalan. Mereka adalah Fuad sebagai pihak penerima, Direktur PT Media Karya Sentosa Antonius Bambang Djatmiko selaku pihak pemberi dan

Rauf sebagai perantara Fuad.

Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto mengatakan Fuad diduga menerima hadiah atau janji terkait jual beli gas alam untuk pembangkit listrik di Gresik dan

Gili Timur Bangkalan, Madura, Jawa Timur.

"Diduga dilakukan secara bersama-sama oleh tersangka dengan inisal ADB, sebagai pemberi, dan FAI sebagai penerima," ujar Bambang saat memberikan keterangan pers di kantornya, Jakarta, Selasa (2/12) lalu.

(16)

Referensi

Dokumen terkait

h. Ketidaksesuaian antara perasaan dan resiko sebenarnya. Pengemudi hanya menggunakan perasaan ketika melakukan suatu tugas, padahal apabila terjadi error dapat

Sebelum tindakan dilaksanakan terlebih dahulu diadakan evaluasi terhadap proses pembelajaran, informasi yang diperoleh sebagai data awal. Setelah dilakukan pemeriksaan

Berdasarkan persamaan regresi sederhana di atas dapat diketahui bahwa Koefisien regresi variabel training & development (X1) diperoleh nilai sebesar 0,366 dengan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) iklan memiliki pengaruh positif terhadap minat pembelian kembali pada Airyrooms, dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 4,295;

Dari Gambar 3, dapat diketahui bahwa jumlah hasil produksi ikan pora-pora di Danau Toba yang ditangkap dengan menggunakan alat tangkap doton lebih stabil..

Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan dan diikuti oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang

Persyaratan dan tata cara pendaftaran perpindahan penduduk WNI dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dilakukan dengan memperhatikan klasifikasi perpindahan

Tugas yang paling mulia dalam hidup manusia adalah semata- mata untuk beribadah kepada Allah. Jika tugas manusia dalam kehidupan ini demikian penting, pendidikan harus