• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja Di Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja Di Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DALAM UPAYA

PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

PADA REMAJA DI DESA SEULEUKAT

KECAMATAN BAKONGAN TIMUR

KABUPATEN ACEH SELATAN

SKRIPSI

Oleh

NOVA SAFRIANA 111121015

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

(2)
(3)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengetahuan dan sikap keluarga dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja di Desa Seuleukat

Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan”.

Shalawat beriring salam tidak lupa pula penulis panjatkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan sebagaimana yang kita rasakan pada saat sekarang ini.

(4)

Eka Wahyuni, SKep. Ns, selaku penguji I dan Ibu Roxana Devi Tumanggor, SKep. Ns, M.Nurs selaku penguji II yang sudah banyak memberi masukan untuk perbaikan skripsi ini, dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan 1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Bapak Iwan Rusdi, SKp, MNS selaku Ketua Departemen Keperawatan Jiwa dan Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Dewan Dosen beserta staf Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Teman-teman Sejawat angkatan 2011 yang selalu memberikan bantuan, motivasi, partisipasi, dan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini dimasa yang akan datang. Akhirnya kepada Allah SWT penulis berserah diri semoga kita selalu dalam lindungan serta limpahan rahmat-Nya dengan kerendahan hati penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.

Medan, Februari 2013

(5)

DAFTAR ISI

1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 11

2. Konsep Sikap ... 12

2.7 Pembentukan dan Perubahan Sikap ... 17

(6)

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN ... 35

1. Kerangka Konseptual ... 35

2. Definisi Operasional ... 37

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 38

1. Desain Penelitian ... 38

2. Populasi dan Sampel ... 38

2.1 Populasi ... 38

2.2 Sampel ... 38

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39

4. Pertimbangan Etik ... 39

5. Instrumen Penelitian ... 40

6. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 40

7. Pengumpulan Data ... 41

8. Analisa Data ... 42

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 43

1. Hasil ... 43

1.1Data demografi ... 43

1.2Pengetahuan ... 45

1.3Sikap ... 45

2. Pembahasan ... 46

2.1Pengetahuan ... 46

2.2 Sikap ... 49

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

1. Kesimpulan ... 51

(7)

DAFTAR LAMPIRAN 1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden 2. Kuesioner Penelitian

3. Surat Survey Awal

4. Surat selesai pengambilan data awal dari Keuchik Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh selatan

5. Surat izin penelitian dari Fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara

6. Surat izin penelitian dari Keuchik Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh selatan

7. Permohonan uji validitas 8. Surat uji validitas

9. Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data 10.Hasil Uji Reliabilitas

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1

Tabel 5.1

Tabel 5.2

Tabel 5.3

Definisi operasional variabel penelitian pengetahuan dan sikap keluarga dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja di Desa Seuleukat Kecamartan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan

Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden di Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan tahun (n=62)

Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan Keluarga dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja di Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan (n=62)

Distribusi Frekuensi dan Persentase Sikap Keluarga dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja di Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan (n=62)

37

43

45

(9)

Judul : Dan Sikap Keluarga Dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja Di Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan

Peneliti : Nova Safriana

NIM : 111121015

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Tahun : 2013

ABSTRAK

Pengetahuan adalah hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap keluarga dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja di Desa Seuleukat, Kecamatan Bakongan Timur, Kabupaten Aceh Selatan. Penelitian ini di lakukan di Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan, selama bulan Agustus sampai bulan September 2012 dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Cara pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik total sampling dengan jumlah sampel 62 responden. Hasil penelitian menggambarkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan baik yaitu 49 orang (79,0%), berpengetahuan cukup yaitu 11 orang (17,7%), dan berpengetahuan kurang hanya 2 orang (3,2%). Sedangkan untuk sikap, yang memiliki sikap positif yaitu 59 orang (95,2%) dan yang memiliki sikap negatif hanya 3 orang (4,8%). Sehingga disarankan untuk peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi remaja memakai narkoba.

(10)

Judul : Dan Sikap Keluarga Dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Pada Remaja Di Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan

Peneliti : Nova Safriana

NIM : 111121015

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Tahun : 2013

ABSTRAK

Pengetahuan adalah hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap keluarga dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja di Desa Seuleukat, Kecamatan Bakongan Timur, Kabupaten Aceh Selatan. Penelitian ini di lakukan di Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan, selama bulan Agustus sampai bulan September 2012 dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Cara pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik total sampling dengan jumlah sampel 62 responden. Hasil penelitian menggambarkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan baik yaitu 49 orang (79,0%), berpengetahuan cukup yaitu 11 orang (17,7%), dan berpengetahuan kurang hanya 2 orang (3,2%). Sedangkan untuk sikap, yang memiliki sikap positif yaitu 59 orang (95,2%) dan yang memiliki sikap negatif hanya 3 orang (4,8%). Sehingga disarankan untuk peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi remaja memakai narkoba.

(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Meliono, 2007). Budiningsih (2005) juga mendefinisikan pengetahuan sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru.

(12)

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih dengan keterikatan aturan dan emosional, dan individu yang mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998 dalam Suprajitno, 2004). Menurut UU Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Pengertian-pengertian tersebut mempunyai persamaan bahwa dalam keluarga terdapat ikatan perkawinan dan hubungan darah yang tinggal bersama dalam satu atap (serumah) dengan peran masing-masing serta keterikatan emosional.

(13)

berlebihan karena hal ini akan menyebabkan perasaan tidak suka pada anak sehingga menghambat komunikasi (Joewana,2004).

NAPZA adalah singkatan dari Narkotik, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. Sebenarnya semua zat tersebut termasuk zat psikoaktif, yaitu zat-zat yang bekerja terutama pada otak sehingga menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, pikiran, persepsi dan kesadaran orang yang mengkonsumsi (Joewana,2004).

Saat ini, penggunaan NAPZA di dunia telah berada pada tingkat yang mengkhawatirkan. Penyalahgunaan narkoba pada tingkat remaja telah terjadi sejak lama di berbagai negara. Misalnya di Inggris, dalam sebuah survei yang dilakukan pada tahun 1994 menunjukkan bahwa 65% siswa SMP (secondary school) pernah mengkonsumsi obat secara ilegal. Survei tahun 1999 di Mesir

memperoleh informasi bahwa kelompok terbesar pengguna zat psikoaktif adalah kelompok usia 15-25 tahun (Joewana, 2004).

(14)

berusia kurang dari 15 tahun hanya 173 orang, jenis narkoba yang dikonsumsi beragam, mulai yang paling murah, ganja, kemudian morfin dan berlanjut ke jenis lainnya seperti putaw, ekstasi, dan obat penenang (Praswato, 2006).

Peningkatan penyalahgunaan narkoba di Indonesia tersebut menimbulkan dampak buruk baik dari aspek sosial dan ekonomi. Kerugian sosial-ekonomi penyalahgunaan narkoba dalam tahun 2004 diperkirakan 23,6 triliun, dengan perkiraan jumlah penyalahguna 2,9 juta sampai 3,6 juta orang atau setara 1,5 % penduduk Indonesia (BNN & Puslitkes VI, 2005 Dalam Praswato 2006).

Tahun 2008 pernah dilakukan Survei Surveilans Perilaku Beresiko Tertular HIV, oleh Dinas Kesehatan Provinsi Aceh hasilnya menunjukkan bahwa 0,2% remaja pernah menggunakan NAPZA suntik. Seperti kita ketahui bahwa penggunaan NAPZA suntik sering dilakukan secara bersama-sama dengan jarum yang sama. Perilaku remaja tersebut telah banyak dilakukan di beberapa kota besar di Indonesia. Medan adalah kota terdekat dengan Provinsi Aceh yang telah mengalaminya. Hasil survei pada remaja yang pernah mencoba NAPZA, ditemukan bahwa jenis-jenis NAPZA yang pernah dicoba adalah ganja, shabu-shabu, ekstasi dan pil koplo. Ini menunjukkan bahwa jenis NAPZA tersebut juga beredar di wilayah Aceh dan dapat diakses oleh remaja.

(15)

tajam menjadi 600 kasus. Anehnya pemakai narkoba tidak saja kaum laki-laki, ternyata juga kaum perempuan (Wanti, 2010).

Menurut data yang diperoleh dari Badan Narkotika Nasional Provinsi Aceh tahun 2012, jumlah pemakai narkoba dari berbagai jenis dan sedang menjalani rehabilitasi dan yang dikenakan wajib lapor selama tahun 2010 sebanyak 22 orang dengan 10 orang diantaranya remaja, tahun 2011 sebanyak 51 orang dengan 18 orang diantaranya remaja, dan tahun 2012 sampai dengan bulan Maret terdata 12 orang dengan 5 orang diantaranya adalah remaja. Diantara pemakai tersebut memiliki riwayat pemakaian lebih dari 1 jenis narkoba. Adapun jenis-jenis narkoba yang beredar di Aceh yaitu ganja, shabu, ekstasi, alkohol, benzodiazepine, amphetamin, metamphetamin, putaw, THC, morphin, dan lem.

Situasi yang sangat mengkhawatirkan adalah bahwa sebagian besar remaja yang pernah memakai NAPZA telah melakukannya ketika masih tergolong anak-anak. Dari pelajar yang pernah memakai NAPZA, sekitar hampir setengah remaja melakukannya pertama kali ketika mereka masih duduk di bangku SLTP (Joewana,2004).

Salah satu jenis narkotika alami adalah ganja, Ganja adalah tanaman perdu dengan daun menyerupai daun singkong yang tepinya bergerigi dan berbulu halus. Tumbuhan ini banyak tumbuh di beberapa daerah di Indonesia, seperti Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan pulau Jawa (Partodiharjo, 2010).

(16)

ini. Ganja memerlukan karakter tanah dan faktor geografis tertentu, seperti di Cina, Thailand dan Aceh. Hingga saat ini Aceh adalah surga bagi tanaman ganja, tanaman ini tersebar di seluruh hutan-hutan lebat di Aceh, bahkan diisukan menjadi ladang ganja terbesar di Asia Tenggara selain Thailand. Kondisi geografisnya yang mendukung, tanah yang subur, hujan yang teratur, dan posisi pegunungan dengan iklim yang tidak berubah-ubah, membuat ganja mampu tumbuh subur. Di hutan-hutan Aceh tersebar hampir ribuan hektar ladang ganja. Dari kabupaten Bireun, Aceh Besar, Aceh Tengah, Aceh Utara pedalaman dan Aceh Tenggara serta Wilayah lainnya. Kualitas Ganja Aceh terkenal baik di pasaran nasional maupun internasional. Rimbunnya pepohonan ganja ini bukan hanya karena daerah ini tidak terjangkau oleh manusia. Ada sebagian masyarakat berpendapat bahwa ganja sebenarnya tidak ditanam atau sengaja dipelihara sebagaimana tumbuhan padi atau palawija lainnya, karena ganja di Aceh bagaikan rumput yang tumbuh subur tanpa harus disemai, disiangi dan diberi pupuk. Biji ganja yang kering saat pecah akan membelah jatuh ke tanah menjadi tumbuhan baru dan tanah Aceh menerimanya. Awalnya bagi masyarakat hanya sebagai tanaman pembunuh hama, bumbu dapur sebagai pelengkap kelezatan makanan dan obat-obatan. Disebabkan harganya yang lebih dari menjual emas, maka mulailah ganja menjadi komoditi eksklusif yang menggiurkan walaupun dengan resiko yang sangat tinggi.

(17)

pengetahuan dan sikap keluarga terhadap narkoba. Tentu saja ini mempengaruhi pembinaan yang diberikan oleh keluarga terhadap remaja, sehingga dikhawatirkan akan menjadi titik awal untuk menggunakan narkoba jenis lainnya.

Sehubungan dengan fakta-fakta diatas, maka peneliti perlu melakukan suatu penelitian tentang “Pengetahuan dan Sikap Keluarga dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja di Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan”.

2. Pertanyaan Penelitian

2.1.Bagaimana pengetahuan keluarga dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja di Desa Seuleukat, Kecamatan Bakongan Timur, Kabupaten Aceh Selatan?

2.2.Bagaimana sikap keluarga dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja di Desa Seuleukat, Kecamatan Bakongan Timur, Kabupaten Aceh Selatan?

3. Tujuan Penelitian

3.1.Untuk mengetahui tingkat pengetahuan keluarga dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja di Desa Seuleukat, Kecamatan Bakongan Timur, Kabupaten Aceh Selatan.

(18)

4. Manfaat Penelitian

4.1.Bagi praktik keperawatan

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan untuk peningkatan asuhan keperawatan keluarga dalam upaya mencegah penyalahgunaan narkoba pada remaja.

4.2.Bagi pendidikan keperawatan

Diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan bagi pendidikan keperawatan sehingga dapat meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan.

4.3.Bagi penelitian keperawatan

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan dan referensi bagi peneliti selanjutnya, khususnya penelitian dibidang keperawatan.

4.4.Bagi keluarga

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Pengetahuan 1.1. Definisi

Pengetahuan adalah hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007). Penelitian Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2007) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu: Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek), Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul, Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, Trial dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus, Adoption dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

1.2. Tingkat Pengetahuan

(20)

a. Tahu (know)

Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami (comprehension)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Menerapkan (application)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

(21)

dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti: dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau materi. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

1.3.Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Pengalaman

Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah di peroleh dapat memperluas pengetahuan seseorang. b. Tingkat pendidikan

(22)

yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya rendah.

c. Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif.

d. Fasilitas

Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya: radio, televisi, majalah, koran, dan buku. e. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas informasi.

f. Sosial budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap terhadap sesuatu.

2. Konsep Sikap 2.1. Definisi

(23)

Notoatmodjo (2007) sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sedangkan menurut Sunaryo (2004) sikap adalah kecenderungan bertindak dari individu, berupa respon tertutup terhadap stimulus ataupun objek tertentu.

2.2. Struktur Sikap

Menurut Azwar Saifuddin (1995) dalam Sunaryo (2004) sikap memiliki tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yang ketiganya saling menunjang, yaitu komponen kognitif, afektif, dan konatif.

a. Komponen kognitif (cognitive)

Dapat disebut juga komponen perseptual, yang berisi kepercayaaan individu. Kepercayaan tersebut berhubungan dengan hal-hal bagaimana individu mempersepsikan terhadap objek sikap, dengan apa yang dilihat dan diketahui (pengetahuan), pandangan, keyakinan, pikiran, pengalaman pribadi, kebutuhan emosional, dan informasi dari orang lain.

b. Komponen afektif (komponen emosional)

Komponen ini menunjuk pada dimensi emosional subjektif individu, terhadap objek sikap, baik yang positif (rasa senang) maupun negatif (rasa tidak senang).

c. Komponen konatif

(24)

2.3. Fungsi Sikap

Menurut Attkinson, R.L dalam Sunaryo 2004 Sikap memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi Instrumental

Fungsi sikap ini dikaitkan dengan alasan praktis atau manfaat, dan menggambarkan keadaan keinginan.

b. Fungsi pertahanan ego

Sikap ini diambil individu dalam rangka melindungi diri dari kecemasan atau ancaman harga dirinya.

c. Fungsi nilai ekspresi

Sikap ini mengekspresikan nilai yang ada dalam diri individu. Sistem nilai apa yang ada pada diri individu, dapat dilihat dari sikap yang diambil oleh individu yang bersangkutan terhadap nilai tertentu.

d. Fungsi pengetahuan

Sikap ini membantu individu untuk memahami dunia, yang membawa keteraturan terhadap bermacam-macam informasi yang perlu diasimilasikan dalam kehidupan sehari-hari.

e. Fungsi penyesuaian sosial

(25)

Sedangkan menurut Katz, 1960 dalam Maramis, (2006) fungsi sikap antara lain:

a. Fungsi penyesuaian: suatu sikap dapat dipertahankan karena mempunyai nilai menolong yang berguna, memungkinkan individu untuk mengurangi hukuman dan menambah ganjaran bila berhadapan dengan orang-orang disekitarnya. Fungsi ini berhubungan dengan teori proses belajar.

b. Fungsi pembelaan ego: fungsi ini berhubungan dengan teori Freud. Disini sikap itu “membela” individu terhadap informasi yang tidak menyenangkan atau yang mengancam, kalau tidak ia harus menghadapinya.

c. Fungsi ekspresi nilai: beberapa sikap dipegang seseorang karena mewujudkan nilai-nilai pokok dan konsep diri.

d. Fungsi pengetahuan: kita harus dapat memahami dan mengatur dunia sekitar kita.

2.4. Tingkatan Sikap

Menurut Notoatmodjo (1997) dalam Sunaryo (2004) sikap memiliki 4 tingkat, dari yang terendah hingga yang tertinggi, yaitu:

a. Menerima (receiving)

Pada tingkat ini, individu ingin dan memperhatikan rangsangan (stimulus) yang diberikan.

b. Merespon (responding)

(26)

c. Menghargai (valuing)

Pada tingkat ini, sikap individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Pada tingkat ini, sikap individu akan bertanggung jawab dan siap menanggung segala resiko atas segala sesuatu yang telah dipilihnya.

2.5. Determinan Sikap

Menurut Walgito (2001) dalam Sunaryo (2004) ada 4 hal penting yang menjadi determinan (faktor penentu) sikap individu, yaitu:

a. Faktor fisiologis

Faktor yang penting adalah umur dan kesehatan, yang menentukan sikap individu.

b. Faktor pengalaman langsung terhadap objek sikap

Pengalaman langsung yang dialami individu terhadap objek sikap, berpengaruh terhadap sikap individu terhadap objek sikap tersebut.

c. Faktor kerangka acuan

Kerangka acuan yang tidak sesuai dengan sikap objek, akan menimbulkan sikap yang negatif terhadap objek sikap tersebut.

d. Faktor komunikasi sosial

(27)

2.6. Ciri-ciri sikap

Menurut Sunaryo (2004), ciri-ciri sikap yaitu:

a. Sikap tidak dibawa sejak lahir, tetapi dipelajari (learnability) dan dibentuk berdasarkan pengalaman dan latihan sepanjang perkembangan individu dalam hubungan dengan objek.

b. Sikap dapat berubah-ubah dalam situasi yang memenuhi syarat untuk itu sehingga dapat dipelajari.

c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan dengan objek sikap. d. Sikap dapat tertuju pada satu objek ataupun dapat tertuju pada sekumpulan/

banyak objek.

e. Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar.

f. Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi sehingga membedakan dengan pengetahuan.

2.7. Pembentukan dan perubahan sikap

Menurut Sarwono (2000) dalam Sunaryo (2004) ada beberapa cara untuk membentuk atau mengubah sikap individu, yaitu:

a. Adopsi

Adopsi adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap melalui kejadian yang terjadi berulang dan terus-menerus sehingga lama kelamaan secara bertahap hal tersebut akan diserap oleh individu, dan akan memengaruhi pembentukan serta perubahan terhadap sikap individu.

(28)

b. Diferensiasi

Diferensiasi adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap karena sudah dimilikinya pengetahuan, pengalaman, intelegensi, dan bertambahnya umur.

c. Integrasi

Integrasi adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap yang terjadi secara tahap demi tahap, diawali dari macam-macam pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan objek sikap tertentu sehingga pada akhirnya akan terbentuk sikap terhadap objek tersebut.

d. Trauma

Trauma adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap melalui suatu kejadian secara tiba-tiba dan mengejutkan sehingga meninggalkan kesan mendalam dalam diri individu tersebut. Kejadian tersebut akan membentuk atau mengubah sikap individu terhadap kejadian sejenis.

e. Generalisasi

Generalisasi adalah suatu cara pembentukan dan perubahan sikap karena pengalaman traumatik pada diri individu terhadap hal tertentu, dapat menimbulkan sikap negatif terhadap semua hal yang sejenis atau sebaliknya.

3. Konsep Keluarga 3.1. Definisi

(29)

adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga. Reisner (1980) juga mendefinisikan keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek, nenek. Sedangkan menurut BKKBN (1992), keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri atau suami-istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.

3.2. Tipe keluarga

Menurut Setyowati dan Murwani (2008) ada beberapa tipe keluarga, antara lain:

1. Tipe keluarga tradisional

a) Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri, dan anak (kandung atau angkat).

b) Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya: kakek, nenek, keponakan, paman, bibi.

c) Keluarga “Dyad”, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa anak.

(30)

e) “Single Adult”, yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau kuliah).

2. Tipe keluarga non tradisional

a) The unmarriedteenege mather

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.

b) The stepparent family

Keluarga dengan orang tua tiri.

c) Commune family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama: sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anak bersama.

d) The non marital heterosexual cohibitant family

Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa pernikahan.

e) Gay and lesbian family

(31)

f) Cohibing couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertantu.

g) Group marriage family

Beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk seksual dan memperbesarkan anaknya.

h) Group network family

Keluarga inti yang dibatasi set aturan atau nilai-nilai, hidup bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan, dan tanggung jawab membesarkan anaknya.

i) Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.

j) Homeless family

(32)

k) Gang

Sebuah bentuk keluarga yang dekstruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupan.

3.3. Fungsi keluarga

Secara umum fungsi keluarga (Friedman 1998 dalam Suprajitno 2004) adalah sebagai berikut:

a. Fungsi Afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.

b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socialization and social placement function) adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak

untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

c. Fungsi reproduksi (the reproductive function) adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

(33)

e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan (the health care function), yaitu fungsi untuk mempertahan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.

Namun, dengan berubahnya pola hidup agraris menjadi industrialisasi, fungsi keluarga dikembangkan menjadi:

a. Fungsi ekonomi, yaitu keluarga diharapkan menjadi keluarga yang produktif yang mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya keluarga.

b. Fungsi mendapatkan status sosial, yaitu keluarga yang dapat dilihat dan dikategorikan strata sosialnya oleh keluarga lain yang berada di sekitarnya. c. Fungsi pendidikan, yaitu keluarga yang mempunyai peran dan tanggung jawab

yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi kehidupan dewasa.

d. Fungsi sosialisasi bagi anaknya, yaitu orang tua atau keluarga diharapkan mampu menciptakan kehidupan sosial yang mirip dengan luar rumah.

e. Fungsi pemenuhan kesehatan, yaitu keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kesehatan yang primer dalam rangka melindungi dan pencegahan terhadap penyakit yang mungkin dialami keluarga.

f. Fungsi religius, yaitu keluarga merupakan tempat belajar tentang agama dan mengamalkan ajaran keagamaan.

(34)

h. Fungsi reproduksi, bukan hanya mengembangkan keturunan, tetapi juga merupakan tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal (menyeluruh), diantaranya: seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak, dan yang lain.

i. Fungsi afeksi, yaitu keluarga merupakan tempat yang utama untuk pemenuhan kebutuhan psikososial sebelum anggota keluarga berada di luar rumah.

4. Narkoba

4.1 Definisi Narkoba

Menurut Partodiharjo (2010) narkoba adalah kepanjangan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya. Atau sering dikenal dengan sebutan NAPZA yang kepanjangannya adalah narkotika, psikotropika, zat adiktif lainnya. Sedangkan menurut Praswato (2006), kata narkotika berasal dari bahasa Yunani (Narkoun) yang berarti membuat lumpuh atau mati rasa. Menurut Undang-undang

R.I No.22/1997, narkoba (narkotika dan obat-obatan berbahaya) adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik buatan maupun semi buatan yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan atau kecanduan.

4.2. Jenis-jenis Narkoba

(35)

1. Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun bukan sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran atau hilangnya rasa. Berdasarkan undang-undang No. 22 tahun 1997, jenis narkotika dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu narkotika golongan I, golongan II, dan golongan III.

a. Narkotika golongan I

Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan apapun, kecuali untuk penelitian atau ilmu pengetahuan. Contohnya adalah ganja, heroin, kokain, morfin, opium, dan lain-lain. b. Narkotika golongan II

Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah petidin dan turunannya, benzetidin, betametadol, dan lain-lain.

c. Narkotika golongan III

Narkotika golongan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah kodein dan turunannya.

(36)

a. Narkotika Alami

Narkotika alami adalah narkotika yang zat adiktifnya diambil dari tumbuh-tumbuhan (alam). Contohnya: ganja, hasis, koka, opium.

b. Narkotika semisintetis

Narkotika semisintetis adalah narkotika alami yang diolah dan diambil zat aktifnya (intisarinya) agar memiliki khasiat yang lebih kuat sehingga dapat dimamfaatkan untuk kepentingan kedokteran. Contohnya: Morfin, Kodein, Heroin, Kokain.

c. Narkotika sintetis

Narkotika sintetis adalah narkotika palsu yang dibuat dari bahan kimia. narkotika ini digunakan untuk pembiusan dan pengobatan bagi orang yang menderita ketergantungan narkoba (substitusi). Contohnya: Petidin, methadon, naltrexon.

2. Psikotropika

(37)

a. Golongan I adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan sedang diteliti khasiatnya. Contohnya adalah MDMA, Ekstasi, LSD, STP.

b. Golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah amfetamin, metamfetamin, metakualon, dan sebagainya.

c. Golongan III adalah psikotropika dengan daya adiktif sedang serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah lumibal, buprenorsina, fleenitrazepam, dan sebagainya.

d. Golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah nitrazepam, diazepam, dan lain-lain.

Berdasarkan ilmu farmakologi, psikotropika dikelompokkan ke dalam 3 golongan: depresan, stimulan, dan halusinogen.

a. Kelompok depresan/penekan saraf/penenang/obat tidur

Contohnya adalah valium, rohipnol, mogadon, dan lain-lain. Jika diminum, obat ini memberikan rasa tenang, mengantuk, tentram, damai. Obat ini juga menghilangkan rasa takut dan gelisah.

(38)

Halusinogen adalah obat, zat, tanaman, makanan, atau minuman yang dapat menimbulkan khayalan.

3. Bahan adiktif lainnya

Golongan adiktif Lainnya adalah zat-zat selain narkotika dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan. Contohnya: rokok, kelompok alkohol dan minuman lainnya yang memabukkandan menimbulkan ketagihan, thinner dan zat-zat lain, seperti lem kayu, penghapus cair, aseton, cat, bensin, yang bila dihisap, dihirup, dan dicium dapat memabukkan.

4.3. Ciri-ciri umum pengguna narkoba

Menurut Partodiharjo (2010) ciri-ciri umum pengguna narkoba adalah sebagai berikut:

1. Tahapan pemakaian

a. Tahap awal : coba-coba

(39)

b. Tahap kedua: pemula

Setelah tahap eksperimen atau coba-coba, lalu meningkat menjadi terbiasa. Anak mulai memakai narkoba secara insidentil. Ia memakai narkoba karna sudah merasakan kenikmatannya. Pada tahap ini akan muncul gejala psikologis: sikap anak menjadi tertutup, banyak hal yang tadinya terbuka kini jadi rahasia. Jiwanya resah, gelisah, kurang tenang, dan lebih sensitif. Pada fisik: tidak tampak perubahan yang nyata, gejala pemakaian berbeda-beda sesuai dengan jenis narkoba yang dipakai.

c. Tahap ketiga adalah tahap berkala

(40)

d. Tahap keempat adalah tahap tetap (madat)

Setelah menjadi pemakai narkoba secara berkala, pemakai narkoba akan dituntut oleh tubuhnya sendiri untuk semkin sering memakai narkoba dengan dosis yang semakin tinggi pula. Bila tidak, ia akan mengalami penderitaan (sakaw). Pada tahap ini, pemakai tidak dapat lagi lepas dari narkoba. Tanda psikis: sulit bergaul dengan teman baru, ekslusif, tertutup, sensitif, mudah tersinggung, egois, mau menang sendiri, malas, sering bangun siang, lebih menyukai hidup dimalam hari. Tanda fisik: biasanya kurus dan lemah (loyo).

2. Multiple drugs

Pemakai narkoba tahap 3 dan 4 sudah tergolong pemakai tetap lanjut. Pemakai ini tergolong “senior” di kalangan mereka. Pemakai senior biasanya tidak mengkonsumsi 1 jenis narkoba. Ia dapat memakai 2, 3, 4, atau 5 macam narkoba sekaligus secara bergantian atau bersamaan.

3. Kewaspadaan orang tua

Orang tua perlu mewaspai adanya tanda awal pemakaian narkoba oleh anaknya dengan memerhatikan hal-hal sebagai berikut:

(41)

b. Waspada terhadap narkoba yang dikonsumsi , orang tua perlu mewaspadai adanya narkoba di kamar anaknya, di tas, lemari, di kantong baju atau di kendaraan (motor/mobil). Bentuk narkoba yang perlu diwaspadai ,antara lain : pil atau kapsul berbentuk atau berwarna apa pun, bubuk berwarna putih atau berwarna apa pun, daun kering apa pun, rokok, cairan pelarut penghapus cair.

c. Terhadap peralatan, orang tua juga perlu mewaspadai adanya alat-alat yang mungkin dipakai unntuk mengonsumsi narkoba, seperti : gelas dengan pengaduk/sendok, alat suntik, kertas timah, korek api, selang kecil/sedotan limun, corong, lampu kecil/lilin.

4. Perubahan sikap dan perilaku

a. Jarang mau makan bersama dengan keluarga. Suka makan menyendiri. b. Jarang mengikuti kegiatan keluarga, punya agenda kegiatan sendiri.

c. Melupakan tanggung jawab dirumah, tidak merasa ikut bertanggung jawab atas kesejahteraan keluarga.

d. Bila dimarahi orang tua semakin membangkang, mudah emosional. e. Sering menginap di rumah teman.

f. Mulai malas beribadah padahal biasanya rajin.

g. Bicaranya banyak basa-basi, formalitas, miskin makna. h. Gemar memasang musik keras-keras.

i. Sensitif, mudah tersinggung, dan mudah marah.

(42)

k. Sering kedapatan mencuri barang-barang berharga di rumah. l. Sering batuk-batuk atau pilek.

m. Sering ingkar janji dengan berbagai alasan. n. Kebiasaan merokok yang semakin meningkat.

4.4. Upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba

Menurut Partodiharjo (2010), upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba antara lain:

a. Promotif (Pembinaan)

Disebut juga program preemtif atau program pembinaan. Program ini ditujukan kepada masyarakat yang belum memakai narkoba, atau bahkan belum mengenal narkoba. Prinsipnya adalah dengan meningkatkan peranan atau kegiatan agar kelompok ini secara nyata lebih sejahtera sehingga tidak pernah berpikir untuk memperoleh kebahagiaan semu dengan memakai narkoba.

b. Preventif (Pencegahan)

Disebut juga program pencegahan. Program ini ditujukan kepada masyarakat sehat yang belum mengenal narkoba agar mengetahui seluk beluk narkoba sehingga tidak tertarik untuk menyalahgunakan.

c. Kuratif (Pengobatan)

(43)

penyakit sebagai akibat dari penggunaan narkoba, sekaligus menghentikan pemakaian narkoba.

d. Rehabilitatif ( Pemulihan)

Rehabilitasi adalah upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang ditujukan kepada pemakai narkoba yang sudah menjalani program kuratif. Tujuannya agar tidak memakai lagi dan bebas dari penyakit ikutan yang disebabkan oleh bekas pemakaian narkoba.

e. Represif (Penindakan)

Program represif adalah program penindakan terhadap produsen, bandar, pengedar, dan pemakai berdasarkan hukum.

5. Konsep Remaja 5.1 Definisi

(44)

tahun, yang sesuai dengan saat lulus sekolah menengah, dan menurut WHO, remaja bila anak telah mencapai umur 10 – 18 tahun.

5.2. Tugas perkembangan remaja a. Kebebasan dan ketergantungan

Pada masa remaja sering terjadi adanya kesenjangan dan konflik antara remaja dengan orang tuanya. Pada saat ini ikatan emosional menjadi berkurang dan remaja sangat membutuhkan kebebasan emosional dari orang tua, misalnya hal memilih teman atau pun melakukan aktifitas. Sifat remaja yang ingin memperoleh kebebasan emosional dan sementara orang tua yang masih ingin melindungi anaknya dapat menimbulkan konflik diantara mereka.

b. Pembentukan identitas diri

Proses pembentukan identitas diri adalah merupakan proses yang panjang dan kompleks, yang membutuhkan kontinuitas dari masa lalu, sekarang dan masa yang akan datang dari kehidupan individu, dan hal ini akan membentuk kerangka berfikir untuk mengorganisasikan dan mengintegrasikan perilaku kedalam berbagai bidang kehidupan.

c. Tugas perkembangan masa remaja

(45)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. Kerangka Konseptual

(46)

Skema.1 Kerangka konseptual penelitian pengetahuan dan sikap keluarga Dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja di Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan

Keterangan:

: Variabel yang di teliti Narkoba:

1. Pengertian 2. Jenis-jenis

3. Ciri-ciri umum pengguna

4. Upaya

penanggulangan penyalahgunaan.

Sikap: - Positif - negatif Pengetahuan:

(47)

2. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi operasional variabel penelitian pengetahuan dan sikap keluarga dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja di Desa Seuleukat Kecamartan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan

(48)

BAB 4

METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran pengetahuan dan sikap keluarga dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja di Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan.

2. Populasi dan Sampel 2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010). Data dari Kepala Desa Seuleukat tahun 2012, Populasi pada penelitian ini adalah keluarga dengan anak remaja yang berada di Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan yang berjumlah 72 Keluarga.

2.2. Sampel

(49)

3. Lokasi dan waktu penelitan

Penelitian ini dilakukan di Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan, pemilihan lokasi tersebut didasarkan karena Aceh merupakan penghasil ganja terbesar di Asia Tenggara selain Thailand. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai bulan september 2012.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan kepala desa Seuleukat. Selanjutnya peneliti memperkenalkan diri serta menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada responden. Jika responden bersedia, maka terlebih dahulu harus menandatangani lembar persetujuan (informed consent). Bila responden tidak bersedia menandatangani lembar persetujuan, maka responden dapat memberikan persetujuan secara verbal (lisan). Selama proses penelitian, peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya sebagai responden.

(50)

5. Instrumen Penelitian

Menurut Hidayat (2009) dan peneliti modifikasi dari sumber kepustakaan sesuai dengan kerangka konseptual. maka, kuesioner dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kuesioner Data demografi responden berupa umur, alamat, kode responden, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan hubungan dengan remaja, dan jumlah remaja dalam keluarga.

2. Kuesioner pengetahuan keluarga dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja di Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan, yang terdiri dari 20 pertanyaan positif dengan memakai skala Guttman yaitu dengan memberi jawaban berupa checklist pada jawaban YA atau TIDAK. Apabila skor benar nilai 1 dan apabila skor salah nilainya 0. Dengan hasil ukur baik 14-20, cukup 7-13, kurang 0-6. 3. Kuesioner sikap keluarga dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba

pada remaja di Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan, yang terdiri dari 10 pernyataan positif menggunakan skala Likert. Dengan skor nilai: sangat setuju 4, setuju 3, tidak setuju 2, sangat tidak setuju 1. Dengan hasil ukur positif 25-40, negatif 10-24.

6. Uji Validitas dan Reliabilitas

(51)

memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah Instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variable yang diteliti secara tepat, sedangkan Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut baik (Arikunto, 2010). Uji validitas dilakukan dengan konsultasi pada ahli dan uji reliabilitas pada instrumen penelitian ini dilakukan pada 10 keluarga yang sesuai dengan kriteria sampel di Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur dengan menggunakan uji Cronbach alpha. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika reliabilitasnya diatas 0,70 (Polit & Hugler, 1999). Pada reliabilitas instrumen penelitian ini pada variabel pengetahuan didapatkan hasil 0,808 dan untuk variabel sikap didapatkan hasil 0,837.

7. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada responden. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Mengajukan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian pada pendidikan

(program studi ilmu keperawatan Universitas Sumatera Utara). 2. Mengirim surat izin penelitian dari Fakultas ke tempat penelitian

3. Setelah mendapatkan persetujuan dari Kepala Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan. Peneliti menjelaskan tentang prosedur, manfaat penelitian dan cara pengisian kuesioner.

(52)

5. Setelah mendapat persetujuan responden, pengumpulan data dimulai.

6. Peneliti memberikan instrument penelitian berupa kuesioner kepada responden yang terdiri dari kuesioner pengetahuan dan sikap.

8. Analisa Data

(53)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil

Bab ini akan menguraikan tentang hasil penelitian melalui pengumpulan data yang dilakukan selama bulan Agustus sampai bulan September 2012. Penyajian hasil analisa data dalam penelitian ini akan meliputi data demografi, pengetahuan dan sikap keluarga dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja di Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan.

1.1 Data Demografi

Berdasarkan hasil penelitian, data demografi meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan remaja, jumlah remaja dalam keluarga. Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden di Desa Seuleukat

Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan (n=62) Data Demografi Frekuensi (n) Persentase (%)

(54)

Tabel 5.1 Lanjutan Data Demografi Frekuensi (n) Persentase (%)

2.Jenis Kelamin

(55)

56-60 tahun yaitu 1 orang atau 1,6%. Berdasarkan jenis kelamin, terlihat bahwa responden laki-laki sebanyak 33 orang atau 53,2% dan perempuan 29 orang atau 46,8%. Tingkat pendidikan menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SMP yaitu 18 orang atau 29,0% dan sebagian kecil berpendidikan tidak tamat SD yaitu 2 orang atau 3,2%. Sedangkan dari jenis pekerjaan, sebagian besar responden adalah petani yaitu 20 orang atau 32,3%, dan paling sedikit adalah nelayan yaitu 2 orang atau 3,2%.

1.2Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian, pengetahuan responden dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan Keluarga Dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja di Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten AcehSelatan (n=62)

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (n=62) Persentase (%) Baik

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan baik yaitu 49 orang atau 79,0%, berpengetahuan cukup yaitu 11 orang atau 17,7%, dan berpengetahuan kurang hanya 2 orang atau 3,2%.

1.3 Sikap

(56)

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Sikap Keluarga Dalam UpayPencegahan Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja di Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan (n=62)

Sikap Frekuensi (n=62) Persentase (%) Positif

Negatif

59 3

95,2 4,8

Jumlah 62 100

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap positif yaitu 59 orang atau 95,2% dan yang memiliki sikap negatif hanya 3 orang atau 4,8%.

2. Pembahasan 2.1 Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian, pengetahuan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan baik yaitu 49 orang (79,0%), berpengetahuan cukup yaitu 11 orang (17,7%), dan berpengetahuan kurang hanya 2 orang (3,2%).

(57)

sebagian besar responden memperoleh informasi lebih banyak melalui media majalah/Koran dan televisi dibandingkan dengan penyuluhan ataupun seminar. Kita ketahui bahwa terbatasnya kolom pada majalah maupun Koran dan terbatasnya durasi penayangan informasi pada televisi menyebabkan informasi tentang NAZA tidak dapat diberikan secara lengkap hal ini terlihat dari informasi pengetahuan orang tua murid terhadap NAZA yang memang separuh-separuh dan tidak dapat mengetahui secara keseluruhan dan dipengaruhi juga oleh kondisi masyarakat yang tidak homogen sehingga sosialisasi antara sesama kurang menyebabkan proses pertukaran informasi juga kurang.

(58)

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena berdasarkan hasil penelitian ternyata perilaku yang didasarkan pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Teori Rogers (1974) dalam Notoatmodjo (2007) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu: Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek), Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul, Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya, Trial dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus, Adoption dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: pengalaman, tingkat pendidikan, keyakinan, fasilitas, penghasilan dan sosial budaya.

(59)

tamat SD serta didukung tersedianya fasilitas seperti Televisi, Koran, dan buku yang memudahkan keluarga mendapatkan berbagai informasi mengenai narkoba.

2.2 Sikap

Berdasarkan hasil penelitian, sikap responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap positif yaitu 59 orang (95,2%) dan yang memiliki sikap negatif hanya 3 orang (4,8%). Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Oktaviana (2012), yang meneliti tentang Pengetahuan dan sikap keluarga tentang pencegahan kejadian jatuh pada lansia di kelurahan Pahlawan Binjai dan menemukan 100% responden memiliki sikap positif. Dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ambarita, Marni, dan Romeo yang meneliti tentang Pengaruh pengetahuan dan sikap terhadap perilaku merokok pada remaja di SMA Negeri 3 Kupang tahun 2009 dan menemukan 93% responden memiliki sikap yang positif dan 7% memiliki sikap yang negatif.

(60)

Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek, dan sikap terhadap objek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Orang mempunyai sikap positif terhadap suatu objek yang bernilai dalam pandangannya, dan ia akan bersikap negatif terhadap objek yang dianggap tidak bernilai atau merugikan. Sikap ini kemudian akan mendorong ke arah sejumlah perbuatan yang satu sama lainnya berhubungan . hal yang menjadi objek sikap bermacam-macam. Sekalipun demikian, orang hanya dapat mempunyai sikap terhadap hal-hal yang diketahuinya. harus ada sekedar informasi pada seseorang untuk dapat bersikap terhadap suatu objek. Informasi merupakan kondisi pertama untuk suatu sikap. Bila berdasarkan informasi itu timbul perasaan positif atau negatif terhadap objek dan menimbulkan kecenderungan untuk bertingkah laku tertentu, terjadilah sikap.

(61)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan dapat disimpulkan:

a. Pengetahuan keluarga dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja dalam katagori baik yaitu 79,0%, cukup 17,7%, dan kurang 3,2%.

b. Sikap keluarga dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja dalam katagori positif yaitu 95,2% dan negatif 4,8%.

2. Saran

2.1 Praktik keperawatan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat pengetahuan keluarga dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja dalam katagori baik dan sikap dalam katagori positif. Oleh karena itu petugas kesehatan diharapkan agar dapat melakukan penyuluhan di lingkungan sekolah,untuk meningkatkan pengetahuan langsung kepada remajanya.

2.2 Pendidikan keperawatan

(62)

dapat melakukan upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja sedini mungkin, dan tetap bersikap positif terhadap upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba.

2.3 Penelitian keperawatan

Hasil penelitian ini hanya menggambarkan pengetahuan keluarga dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan dalam katagori baik dan sikap keluarga dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba di Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan dalam katagori positif. Namun masih banyak remaja yang menggunakan narkoba sehingga disarankan untuk peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi remaja memakai narkoba.

2.4 Keluarga

Disarankan kepada keluarga agar dapat mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan yang telah ada dan tetap bersikap positif

(63)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, I. N, Marni, Romeo, P. (2009). Pengaruh Pengetahuan dan Sikap terhadap Perilaku Merokok pada Remaja di SMA Negeri 3 Kupang Tahun 2009. diakses tanggal 19 Januari 2013 dari isjd.pdii.lipi.go.id

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Budiningsih, Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Hidayat, A. Alimul. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis

Data. Jakarta: Salemba Medika

Joewana, Satya. (2004). Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif: Penyalahgunaan Napza/Narkoba. Edisi 2, Jakarta: EGC

Maramis, Willy F. (2006). Ilmu Perilaku Dalam Pelayanan Kesehatan. Jakarta: EGC.

Maria. (2006). Pengetahuan Orangtua Tentang Pendidikan Seks pada Remaja di Kelurahan Padang Bulan Selayang 1 Kec. Medan Selayang. Skripsi. Universitas Sumatera Utara : Fakultas keperawatan.

Meliono, Irmayanti, dkk .(2007). MPKT Modul. Jakarta: FKUI

Nasution, Y & Pambudi, E. S. (2003). Tingkat Pengetahuan Orang Tua Murid SLTP Tentang Narkotika, Alkohol dan Zat Adiktif Lainnya di Kotamadya Depok 2002. diakses tanggal 19 Januari 2013 dari

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta

(64)

Partodiharjo, Subagyo. (2010). Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya. Jakarta : Erlangga

Polit, D. F & Hungler, B.P. (1999). Nursing Research: Methods, Appraisal, and Utilization. Philadelpia. Linpincott Raven.

Praswato, Giri. (2006). Mencegah Terjerumus Narkoba. Tangerang: Visimedia Setyowati, dkk. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jogyakarta: Mitra

Cendikia

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto

Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Praktik. Jakarta: EGC

Dinas Kesehatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. (2008). Laporan Survei Surveilans Perilaku Berisiko Tertular HIV Di Provinsi Nanggro Aceh Darussalam. diakses tanggal 14 April 2012 dari

(65)

Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI DESA SEULEUKAT KECAMATAN BAKONGAN TIMUR KABUPATEN

ACEH SELATAN

Saya yang bernama Nova Safriana Nim 111121015 adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara jalur B. Saat ini saya sedang melakukan penelitian, penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut dan agar tercapainya tujuan dari penelitian ini, saya selaku peneliti mengharapkan partisipasi saudara sebagai responden dalam penelitian ini. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas saudara. Informasi yang saya dapatkan dari saudara hanya akan digunakan dalam penelitian ini dan sebagai bukti shahih dalam penelitian.

Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela. Apabila saudara tidak menginginkan menjadi responden dalam penelitian saya, saudara berhak menolak dan tidak ikut serta dalam penelitian ini. Apabila saudara bersedia menjadi responden dalam penelitian saya, maka saudara dipersilahkan menandatangani formulir dibawah ini.

Peneliti Tanda Tangan : (Nova safriana) Tanggal :

(66)

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI DESA SEULEUKAT KECAMATAN BAKONGAN TIMUR KABUPATEN

ACEH SELATAN TAHUN 2012

No : I. Kuesioner data demografi

Umur :

II. Kuesioner Pengetahuan

Isilah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan jawaban berupa tanda checklist pada kolom Ya atau Tidak.

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Narkoba adalah narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya.

2 Narkoba ada yang berasal dari alam dan ada yang buatan.

3 Ganja mempunyai daya ketergantungan yang sangat tinggi.

4 Ganja adalah salah satu jenis narkoba.

(67)

7 Narkoba dapat menyebabkan ketergantungan.

8 Ciri-ciri pemakai ganja yaitu nafsu makan meningkat, mata merah, lemah, kurang konsentrasi, merasa senang dan bahagia.

9 Ganja dapat menyebabkan perubahan fisik, sikap dan perilaku.

10 Rokok dan alkohol adalah jenis zat adiktif lainnya. 11 Tahapan penggunaan narkoba adalah coba-coba,

pemula, berkala, dan tahap tetap.

12 Tahap awal pemakaian narkoba dimulai dengan coba-coba.

13 Usia yang rentan terhadap penyalahgunaan narkoba adalah usia remaja.

14 Kewaspadaan yang perlu dilakukan orang tua yaitu kewaspadaan terhadap manusianya, narkoba yang dikonsumsi, dan peralatan.

15 Upaya penanggulangan penyalahgunaan narkoba antara lain : pembinaan, pencegahan, pengobatan, pemulihan dan penindakan.

16 Pembinaan dan pencegahan ditujukan pada masyarakat yang belum memakai narkoba. 17 Program pengobatan ditujukan kepada pemakai

narkoba

18 Program pemulihan adalah upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang ditujukan kepada pemakai yang sudah menjalani pengobatan.

19 Program penindakan adalah program yang ditujukan kepada bandar, pengedar, dan pemakai narkoba berdasarkan hukum.

20 Ciri-ciri pemakai narkoba: jarang mengikuti kegiatan keluarga, prestasi turun, sensitif dan mudah

(68)

III. Kuesioner Sikap

Isilah pernyataan dibawah ini dengan memberikan jawaban berupa tanda checklist pada kolom Sangat setuju, setuju, tidak setuju, atau Sangat tidak setuju.

No. Pernyataan Sangat

setuju Setuju 1 Narkoba berbahaya jika

disalahgunakan.

2 Narkoba mempunyai efek yang tidak baik.

3 Narkotika jenis apapun akan berbahaya jika disalahgunakan. 4 Penyalahgunaan narkoba merupakan

masalah yang serius.

5 Upaya pencegahan dengan program pembinaan sangat baik dilakukan pada remaja.

6 Tidak mengonsumsi narkoba membuat tubuh sehat.

7 Narkoba dapat membahayakan tubuh dan jiwa.

8 Penyalahgunaan narkoba pada remaja harus dicegah.

9 Keluarga sebaiknya tahu informasi tentang narkoba.

10 Keluarga sebaiknya berperan aktif dalam upaya pencegahan

(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)

Reliability Pengetahuan

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

(78)

Frequencies

Statistics KATEGORI PENGETAHUAN

KATEGORI SIKAP

N Valid 62 62

Missing 0 0

Frequency Table

KATEGORI PENGETAHUAN Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 49 79,0 79,0 79,0

Cukup 11 17,7 17,7 96,8

Kurang 2 3,2 3,2 100,0

Total 62 100,0 100,0

KATEGORI SIKAP Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative Percent

Valid Positif 59 95,2 95,2 95,2

Negatif 3 4,8 4,8 100,0

(79)

Frequencies

Statistics

KATAGORI

UMUR

JENIS

KELAMIN PENDIDIKAN PEKERJAAN

HUBUNGAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Laki-laki 33 53,2 53,2 53,2

Perempuan 29 46,8 46,8 100,0

Total 62 100,0 100,0

PENDIDIKAN

(80)

PEKERJAAN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid PNS 6 9,7 9,7 9,7

Petani 20 32,3 32,3 41,9

Wiraswasta 11 17,7 17,7 59,7

IRT 16 25,8 25,8 85,5

Mahasiswa 3 4,8 4,8 90,3

Nelayan 2 3,2 3,2 93,5

Tidak bekerja 4 6,5 6,5 100,0

Total 62 100,0 100,0

HUBUNGAN DENGAN REMAJA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Orang Tua 42 67,7 67,7 67,7

abang-kakak 15 24,2 24,2 91,9

paman-bibi 5 8,1 8,1 100,0

Total 62 100,0 100,0

JUMLAH REMAJA DALAM KELUARGA

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Satu Orang 53 85,5 85,5 85,5

Dua Orang 9 14,5 14,5 100,0

(81)

Frequencies Kuesioner Pengetahuan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 17 27,4 27,4 27,4

1 45 72,6 72,6 100,0

Total 62 100,0 100,0

P2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 9 14,5 14,5 14,5

1 53 85,5 85,5 100,0

Total 62 100,0 100,0

P3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 6 9,7 9,7 9,7

1 56 90,3 90,3 100,0

(82)

P4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 3 4,8 4,8 4,8

1 59 95,2 95,2 100,0

Total 62 100,0 100,0

P5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 10 16,1 16,1 16,1

1 52 83,9 83,9 100,0

Total 62 100,0 100,0

P6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 4 6,5 6,5 6,5

1 58 93,5 93,5 100,0

Total 62 100,0 100,0

P7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 9 14,5 14,5 14,5

1 53 85,5 85,5 100,0

Total 62 100,0 100,0

P8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 4 6,5 6,5 6,5

1 58 93,5 93,5 100,0

(83)

P9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 7 11,3 11,3 11,3

1 55 88,7 88,7 100,0

Total 62 100,0 100,0

P10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 16 25,8 25,8 25,8

1 46 74,2 74,2 100,0

Total 62 100,0 100,0

P11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 14 22,6 22,6 22,6

1 48 77,4 77,4 100,0

Total 62 100,0 100,0

P12

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 5 8,1 8,1 8,1

1 57 91,9 91,9 100,0

Total 62 100,0 100,0

P13

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 4 6,5 6,5 6,5

1 58 93,5 93,5 100,0

(84)

P14

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 21 33,9 33,9 33,9

1 41 66,1 66,1 100,0

Total 62 100,0 100,0

P15

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 11 17,7 17,7 17,7

1 51 82,3 82,3 100,0

Total 62 100,0 100,0

P16

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 15 24,2 24,2 24,2

1 47 75,8 75,8 100,0

Total 62 100,0 100,0

P17

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 7 11,3 11,3 11,3

1 55 88,7 88,7 100,0

Total 62 100,0 100,0

P18

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 14 22,6 22,6 22,6

1 48 77,4 77,4 100,0

(85)

P19

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 9 14,5 14,5 14,5

1 53 85,5 85,5 100,0

Total 62 100,0 100,0

P20

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 0 4 6,5 6,5 6,5

1 58 93,5 93,5 100,0

Total 62 100,0 100,0

Frequencies Kuesioner Sikap

Statistics

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10

N Valid 62 62 62 62 62 62 62 62 62 62

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

S1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 1 1,6 1,6 1,6

2 2 3,2 3,2 4,8

3 23 37,1 37,1 41,9

4 36 58,1 58,1 100,0

(86)

S2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Gambar

Tabel 3.1  Definisi operasional variabel penelitian pengetahuan dan sikap  keluarga   dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja di Desa Seuleukat Kecamartan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden di Desa Seuleukat    Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten Aceh Selatan (n=62)
Tabel 5.1 Lanjutan
Tabel 5.2  Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengetahuan Keluarga  Dalam Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja di Desa Seuleukat Kecamatan Bakongan Timur Kabupaten AcehSelatan (n=62)
+2

Referensi

Dokumen terkait

POLA KOMUNIKASI ISLAM PENYULUH DALAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN BAHAYA PENYALAHGUNAAN NARKOBA. DI KALANGAN REMAJA

Di Lampung terdapat Badan Narkotika Nasional Provinsi Lampung dengan tugas melakukan upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba

Hasil pengukuran tingkat pengetahuan responden tentang pencegahan penyalahgunaan narkoba dan perilaku seks bebas menunjukan bahwa sebelum diberikan penyuluhan

Untuk mengatasi dan pencegahan penanggulangan penyalahgunaan narkoba, memang dibutuhkan kebersamaan dalam menangkal bahaya narkoba khusunya bagi kaum remaja di era sekarang,

secara tahap demi tahap, diawali dari macam-macam pengetahuan dan pengalaman yang berhubungan dengan objek sikap tertentu sehingga pada akhirnya akan terbentuk sikap terhadap

Nilai uji p value < 0,05 mengindikasikan adanya perbedaan yang signifikan antara sikap pencegahan penyalahgunaan narkoba pada remaja kelas VIII di SMP Ma’arif

SIMPULAN Bentuk kerjasama yang dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan narkoba dikalangan remaja ialah joint-venture, yaitu: pemerintah bekerjasama dengan pihak sekolah dan masyarakat

Upaya pencegahan yang kami lakukan adalah dengan melakukan komunikasi dengan memberi informasi mengenai penyalahgunaan narkoba kepada masyarakat yang dalam hal ini adalah siswa/I SD