KONSTRUKSI BATANG DAN
Konstruksi batang adalah suatu konstruksi yang terdiri atas satu atau lebih batang yang dapat menerima gaya normal, gaya lintang, dan momen lentur.
Konstruksi rangka batang terdiri dari suatu sistem yang
Pengetahuan Dasar
Konstruksi rangka batang terdiri dari suatu sistem yang hanya dapat menerima gaya normal (tekan atau tarik).
Batang/balok
:
adalah suatu bagian bangunan yang biasanya
menerima beban pada garis sumbunya dan mengalami lendutan oleh momen lentur.
Pengetahuan Dasar
lendutan oleh momen lentur.
Balok biasanya terletak horizontal, walaupun sering juga didapati balok tunggal yang miring (misalnya
Pada umumnya panjang batang > tinggi dan lebar balok (
4b dan 4h )
Untuk menentukan reaksi tumpuan pada konstruksi batang, maka dapat digunakan 3 syarat keseimbangan
Pengetahuan Dasar
batang, maka dapat digunakan 3 syarat keseimbangan
Menurut banyaknya dan bentuk tumpuan , maka konstruksi batang dapat dibagi menjadi :
1. Balok Tunggal (dengan satu tumpuan sendi dan satu
tumpuan rol, statis tertentu)
2. Konsole (konstruksi batang yang terjepit di satu ujungnya
dan bebas pada ujung lainnya, statis tertentu)
Pengetahuan Dasar
dan bebas pada ujung lainnya, statis tertentu)
3. Balok Terjepit (salah satu ujungnya terjepit sedang ujung
lainnya dapat saja tumpuan rol atau tumpuan jepit, statis tidak tertentu).
4. Balok terusan (satu batang ditumpu oleh tiga atau lebih
tumpuan, statis tidak tertentu)
5. Balok Rusuk Gerber (hanya jika dipasang engsel dalam
DIAGRAM GAYA
Diagram gaya terdiri dari:
Diagram gaya normal
Diagram gaya geser/lintang Diagram momen lentur
Kegunaan dari diagram gaya tersebut untuk melihat pengaruh gaya-gaya dalam terhadap batang yang
Gaya dalam
Pada keseimbangan, harus diperhatikan bahwa konstruksi seluruhnya harus seimbang.
Perhatikan sebuah benda, yang dibebani oleh gaya P1, P2, dan P3 yang bertumpu pada tumpuan A dan B dalam keseimbangan dan dibagi oleh garis s-s menjadi 2 bagian, yaitu bagian I dan II.
P P
P1 P2
s R
i
Jika ditinjau bagian I, maka bagian ini akan seimbang jika kita memasang suatu gaya atau resultante Ridari semua gaya luar bagian II (beban dan tumpuan).
Jika kita perhatikan bagian II, kita akan mendapat resultante Ri juga oleh bagian I karena syarat keseimbangan benda.
P1
A B
RA,V
RA,H
P2
P3
s
s
RB
RA,H
A R
A,V
s
B P3
s
s
RB
Gaya dalam
Pada umumnya reaksi Ri kita tentukan pada titik berat potongan s-s yang
sembarang. Nilai Ridapat ditentukan secara analitis, sebagai berikut :
Bagian Ri yang vertikal (ordinat) sebelah kiri atau sebelah kanan dari suatu potongan s-s yang sembarang kita tentukan sebagai gaya lintang (Q)
P1 P2
P3 s
Q
Momen lentur (M) menjadi jumlah semua momen yang timbul sebelah kiri atau sebelah kanan dari suatu potongan s-s yang sembarang terhadap titik berat dan benda atau konstruksi pada potongan s-s itu.
A
B
RA,V RA,H
P3
s RB
N Q
M
Bagian Ri yang horizontal (absis) sebelah kiri atau sebelah kanan dari
Perjanjian tanda
a b
A
B
l P
Gaya lintang Q A
A
B
B
L+ L+
L‒ L‒
Momen lentur (M) Reaksi tumpuan
N+
A tarik
+
N
-A tekan
-Gaya normal N
Gaya lintang Q
+M
B +M
- M
Perjanjian tanda :
reaksi tumpuan
P
Reaksi tumpuan menjadi positif (+) jika tumpuan itu ditekan, dan negatif (-) sebaliknya
a b
A B
Perjanjian tanda :
gaya lintang
Gaya lintang L menjadi positif (+) jika arah potensi pergerakan gesekan searah jarum jam , dan negatif (-) sebaliknya
L
A
A
B
B
L
L−
Perjanjian tanda : gaya normal
N+
tarik +
gaya normal N menjadi positif (+) sebagai gaya tarik dan menjadi negatif (-) sebaliknya.
A
+
N−
A
tekan
Perjanjian tanda : momen
momen lentur (M) menjadi positif (+) jikalau ada gaya tarik pada sisi bawah dan menjadi negatif (-) sebaliknya, atau
momen lentur (M) menjadi positif (+) jika momen itu sebelah kiri dari suatu potongan akan memutar dalam arah jarum jam, dan menjadi negatif (-) sebaliknya.
+M +M
Pada balok tunggal dengan satu gaya, kita asumsikan bahwa batang tersebut tidak mempunyai berat sendiri.
Pada balok tunggal dengan satu gaya P sembarang yang bekerja pada titik tangkap 1 menurut gambar di bawah kita dapat mencari reaksi tumpuan sebagai berikut :
BALOK TUNGGAL : dengan satu gaya
P
A B
RA RB
=
= −
= ∑
= − = − = − = − =
= − −
=
A B
Pertanyaan 1:
Reaksi perletakan di A dan B ?
Jawab :
Diketahui :
Konstruksi balok tunggal dengan beban P di tengah bentang.
A B
RA=P/2 R
B=P/2
P
Pertanyaan 2 :
Gambar diagram gaya dalam sepanjang balok !
Jawab :
Tujuan : mencari persamaan bidang gaya dalam pada balok sepanjang bentangnya, dengan cara di bawah ini.
1. Tetapkan titik ujung batang yang dapat ditetapkan sebagai acuan (A atau B). P
Mx
Kondisi 1 : 0 < x < l/2
Soal 3
ditetapkan sebagai acuan (A atau B). 2. Tetapkan jarak bebas potongan balok
terhadap titik acuan (misal x) sejajar sumbu balok.
3. Tinjauan jarak x akan dipengaruhi oleh perbedaan kondisi perubahan beban atau perubahan bentuk yang ada sebanjang balok.
4. Pada setiap potongan dalam jarak x dari titik acuan hitung reaksi gaya dalam yang muncul sebagai reaksi yang membuat freebody
terpotong dalam keadaan seimbang.
5. Tinjau kondisi 1 : 0 < x < l/2
Diagr. GAYA NORMAL
Soal 3
6. Gambar persamaan di atas pada sumbu sejajar
balok .
Diagr. GAYA NORMAL
Diagr. GAYA LINTANG
Diagr. MOMEN P 4
7. Tinjau kondisi 2 : /2 < x <
Diagr. GAYA NORMAL
A B
8. Gambar persamaan di atas pada sumbu sejajar
balok .
+ − =
Diagr. GAYA LINTANG
−
Pertanyaan 1:
Reaksi perletakan di A ?
Jawab :
=
∑
Diketahui :
Konstruksi balok tunggal dengan beban P pada bentang AB
Pertanyaan 2 :
Gambar diagram gaya dalam sepanjang balok !
Jawab :
Tujuan : mencari persamaan garis dalam pada balok sepanjang bentangnya, dengan cara di bawah ini.
Gambar diagram gaya dalam
Diagr. GAYA NORMAL
Diagr. GAYA LINTANG
Diagr. MOMEN
Balok Tunggal dengan Beban Merata
Diagram Gaya Asumsi q = 2,5 ton/m dan
l = 4 m Reaksi Perletakan : ∑ H = 0
Diagram Gaya Lintang
Diagram Momen Diagram Gaya Normal
Sepanjang panjang batang kondisi pembebanan sama. Maka, untuk x = 0 sampai l= 4m berlaku : Qx= RA, – q . x = 5 – 2,5 . x
Nx= 0 t
Mx = RA,. x – q .x. (x/2) = 5 . x – 1,25. x2
Mencari diagram gaya
B
A S
1 q = 1 t/m
VA HA
MA
S2
VB
RC P = 3 t
C
450
Soal 6
Cari reaksi perletakan di A, B, dan C
Gambarkan diagram gaya dalam L, N, M sepanjang batang
S1 dan S2adalah sendi
A. Reaksi Perletakan, lanjutan :
Soal 6
∑MA= 0 → – MA– VS1. 3 + (q.3).(½.3)= 0
M = –³⁄₂. 3 + (1.3).(½.3)
3 m
A
q = 1 t/m
VA HA
MA
HS1
VS1
½.3)
MA= –³⁄₂. 3 + (1.3).(½.3)
MA= 0 tm
∑V= 0 → VA+ VS1 ‒q.3 = 0
VA+³⁄₂³⁄₂³⁄₂³⁄₂ ‒ 3 = 0
VA= ³⁄₂= ³⁄₂= ³⁄₂= ³⁄₂ton
∑H= 0 → HA ‒ HS1= 0
HA ‒ ³⁄₂³⁄₂³⁄₂³⁄₂ = 0
B. Persamaan Bidang Gaya Dalam Soal 6
Diagram gaya NORMAL
‒³⁄₂t
Diagram gaya LINTANG
‒³⁄₂ t
³⁄₂ t
0tm ⁹⁄₈⁹⁄₈⁹⁄₈⁹⁄₈tm 0 tm
B. Persamaan Bidang Gaya Dalam, lanjutan
Diagram gaya NORMAL
Diagram gaya LINTANG
‒³⁄₂ t
³⁄₂ t
0tm ⁹⁄₈⁹⁄₈⁹⁄₈⁹⁄₈tm 0 tm
Diagram MOMEN
‒³⁄₂t
B. Persamaan Bidang Gaya Dalam, lanjutan
Diagram gaya NORMAL
Diagram gaya LINTANG
‒³⁄₂ t
³⁄₂ t
0tm ⁹⁄₈⁹⁄₈⁹⁄₈⁹⁄₈tm 0 tm
Diagram MOMEN
B. Persamaan Bidang Gaya Dalam, lanjutan
Diagram gaya NORMAL
Diagram gaya LINTANG
‒³⁄₂ t
³⁄₂ t
0tm ⁹⁄₈⁹⁄₈⁹⁄₈⁹⁄₈tm 0 tm
Diagram MOMEN
B. Persamaan Bidang Gaya Dalam, lanjutan
Diagram gaya NORMAL
Diagram gaya LINTANG
‒³⁄₂ t
³⁄₂ t
0tm ⁹⁄₈⁹⁄₈⁹⁄₈⁹⁄₈tm 0 tm
Diagram MOMEN