G
Ir. LATAR MUH. ARIF, MSc
11
/1
9/
20
ET
1. PERSAMAAN VENTILASI PENGENCERAN UDARA
2. MENGHTUNG KOSENTRASI KONTAMINAN / Contaminant Concentration Build Up
3. NILAI AMBANG BATAS/MIIXTURES- DILUTION
4. VENTILASI PENGENCERAN UDARA UNTUK LEDAKAN BAHAYA KEBAKARAN DAN LEDAKAN
11
Umumnya digunakan untuk mengontrol uap dari cairan organik
dengan NAB
100 ppm ,atau bds
Keterbatasan untuk sistim ventilasi pengenceran udara
adalah:
Jumlah kontaminan yang dihasilkan tidak terlalu besar,
dengan laju aliran udara yang diperlukan untuk pengenceran
tidak praktis.
Pekerja harus berada pada jarak yang tepat dari sumber
kontaminan , dan harus dalam konsentrasi yang cukup
rendah sehingga pekerja tidak akan memiliki eksposur yang
melebihi NAB yang ditetapkan.
Toksisitas kontaminan harus rendah.
11
Rate of accumulation = Rate of generation – Rate of removal
dimana :
V = volume ruang
G = generation rate
Q’ = efektif volumetric, flow rate
C = kosentrasi gas atau uap
t = waktu
Tingkat akumulasi = tingkat generatioan - tingkat penghapusan
ET
dC = 0, maka --- G.dt = Q’.C.dt, dari persamaan integrasi dapat ditulis,
¿
∫
Untuk kosentrasi (C) konstan, dan generation rate (G), dideferensialkan sebagai berikut ,
G(t2 - t1) = Q’.C (t2 - t1)
K - Faktor keamanan lihat gambar
Dalam hal apapun, penggunaan rumus di atas membutuhkan pengetahuan yang cukup tepat nilai-nilai dan K yang harus digunakan,
Q’
=
...
4.3
dimana ,
Q’ = efektif laju alir, cfm
11/19/2018
ETAPRIMA SAFETY ENGINEERING, M.ARIEFF.L
Q’
=
... 4.3
dimana ,
Q’ = efektif laju alir, cfm
Q = aktual vintilation rate, cfm
K = faktor keamanan (K = 1- 10)
Kosenderasi K faktor, memiliki makna sbb ;
1. Angka faktor K antara 1 s/d10 (gambar, 4.1)
2. Toxit solvent ;
Rendah
:
TLV > 500 ppm
Sedang
:
TLV 100 = 500 ppm
ET
Faktor keamanan - K, di mana dan memiliki makna :
1. Sebuah nilai K antara 1 dan 10 (gambar, 4.1) harus dipilih sebagai fungsi dari kemanjuran campuran udara di ruang yang diberikan, dari toksisitas pelarut (semakin kecil, semakin besar nilai K akan), dan setiap keadaan lain yang dianggap relevan oleh (ACGIH), antara lain, mengutip lamanya proses, siklus dari operasi dan lokasi yang biasa para pekerja sehubungan dengan sumber-sumber emisi polutan, jumlah sumber-sumber dan lokasi mereka di ruang diberikan, musiman perubahan jumlah ventilasi alami dan pengurangan diantisipasi dalam keberhasilan fungsional dari peralatan ventilasi sebagai kriteria menentukan lain.
2. Jumlah polutan yang dihasilkan mungkin cukup sering diperkirakan dengan jumlah bahan tertentu yang dikonsumsi dalam proses yang menghasilkan polutan. Jadi, dalam kasus pelarut, jumlah yang digunakan akan menjadi indikasi yang baik dari jumlah maksimum yang dapat ditemukan di lingkungan.
3. Toxit solvent ;
Rendah : TLV > 500 ppm, atau bds
Sedang : TLV 100 = 500 ppm, atau bds
ET
rekomendasi teknis seperti nilai-nilai ambang batas (NAB) , (TLV- ACGIH), yang merekomendasikan bahwa tingkat ventilasi dihitung dengan rumus
Konsentrasi gas atau uap pada kondisi mapan dapat dinyatakan oleh persamaan material,
Q’ =
dimana ;
G = generation rate BJ = berat jenis
ER = tingkat emisi,liter/menit BM = berat melekul
Masalah -1 :
Metil Clorofom menguap dari tangki pada tingkat 1,5 per 60 menit. Temukan aliran udara ; (i) Q’ efektif aliran udara dan (ii) aktual
ventilation rate Q yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat pemaparan di bawah TLV/NAB?.
Solus
i:
NAB (Metil Clorofom) = 350 bds,(NAB, Pernennakertrans No.PER.13/MEN/X/2011
BJ = 1,32 , BM = 133,4
K - diasumsikan ( K = 5)
Mengingat: - ER = 1,5/60 liter /menit
ET
Metil Klorida menguap dari tangki pada tingkat 0,24 cfm. Tentukan besarnya aliran udara (Q ) yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat pemaparan di bawah 50 bds.
bds= bagian dalam sejuta (bagian uap atau gas perjuta volume dari udara yang terkontaminan)
Q’ = efektif laju alir, dalam cfm
Q = aktual vintilation rate, dalam cfm K = faktor keamanan (K = 1- 10) BJ = berat jenis
ER = tingkat emisi, dalam liter/menit BM = berat melekul
ET Untuk Metil Klorida, no.Gas ; Metil Klorida (74-87-3)
Dampak, gannguan sistim saraf pusat, kerusakan di hati dan ginjal, kerusakan di saluran tentis,efek teratogenik
ET waktu, dalam menit, t2 = waktu akhir, dalam menit) terjadi perubahan kosentasi C1 ke C2 ( C2 = akhir konsentrasi dalam ppm , C1= awal konsentrasi dalam ppm) dihitung secara deferensial sebagai berikut :
�� �−�′�
=
�� �
Mengatur kembali persyaratan dan diintegrasikan dari waktu t1 ke t2 dan kosentrasi C1 ke C2 ,
didapatkan persamaan dibawah ini :
ET
Untukmengitung selang waktu t2 – t1, atau t, dilihat persamaan 4.7
∆
�=
−
�
�
′[
��
(
�
−
�
′�
2�
−
�
′�
1)
]
… … … …
.4 .7
Untuk C 1= 0, persamaan 4.7,menjadi persamaan 4.8
∆
�=
−
�
�
′
[
��
(
�
−
�
′
�
2ET
C2, adalah penumpukan konsentrasi dalam ppm atau parts/106 (misalnya jika ppm y,
gunakan y/106)
Untu nilai-nilai faktor K, digunakan persamaan,
Δt = K * (V / Q) * ln [G / {G – (Q / K) * C
2}] ...4.10.a
�
=
�
∗
�
ET
Konsentrasi awal adalah nol di ruang volume 4.500 m
3.. Sebuah sumber
toluena dioperasikan selama setengah jam dengan laju aliran udara 1,0
cfm. Temukan laju alir sehingga konsentrasi tidak melebihi NAB= 50 bds.
Gunakan rasio pencampuran K= 4.
Penyelesaian ,
Untuk awal konsentrasi awal nol, selama setengah jam atau 30 menit, dihitung sebagai berikut ,
Δt = K * (V / Q) * ln [G / {G – (Q / K) * C 2 }]
Dimana
K - adalah faktor untuk pencampuran tidak lengkap, V - adalah volume dalam kaki ³atau ft³,
Q - adalah laju alir aktual dalam cfm, G - adalah tingkat generasi dalam cfm
C2 - adalah penumpukan konsentrasi dalam ppm atau parts/10 6 (misalnya
ET
Tingkat generasi (G), dihitung dengan persamaan ;
G = (403 * 10
6* BJ * ER) / (BM * C
11
4.4.
Rate Purging/Pembersihan
(lihat
bgr-4.3)
Untuk kasus ini,
�=�.
(
��)
.��(
��12
)
C 1 dan C 2 adalah awal dan akhir konsentrasi
K = 2,
V = 750 ft ³, --- 750 ft3 = 212, 325 m3)
Q = 500 cfm,
C 1 = 2500 ppm, C 2 = 150 ppm.
= 8,44 menit
K = 2,
V = 200 m³ = 7.062,93 ft ³, Q = 500 cfm,
C 1 = 2500 bds, C 2 = 150 bds.
N
C = observed atmospheric concentration
TLV = corresponding threshold limit
Apabila terdapat lebih dari satu bahan kimia berbahaya yang bereaksi terhadap sistim atau organ yang sama, di suatu lingkungan kerja, maka kombinasi pengaruhnya perlu diperhatikan, efek gabungan mereka dikenal sebagai efek aditif harus diberikan pertimbangan utama.
Nilai Ambang Batas (NAB) ampuran dari bahan kimia tersebut, dapat diketahui dengan menghitung dari jumlah perbandingan diantara kadar Nilai Ambang Batas (NAB) masing- masing dengan rumus- rumus sebagai berikut
(C
1/NAB
1) + (C
2/NAB
2) +… (C
n/NAB
n)
= ... ...4.13
ET
Keadaan umum, (Permennakertrans Nomor PER.13/MEN/X/2011 TAHUN 2011, tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Kimia di Tempat Kerja)
(C
1/NAB
1) + (C
2/NAB
2) +……… (C
n/NAB
n) > 1
Contoh 1.a
Udara mengandung 400 bds Aseton (NAB=750 bds), 150 bds Butil asetat sekunder (NAB=200 bds), dan 100 bds Metil etil keton (NAB=200 bds).
(C1/NAB1) + (C2/NAB2) +……… (Cn/NABn) > 1 = (400/750) + (150/200) + (100/200)
= 0,53 + 0,75 + 0,5 = 1,78 =(> 1, maka terlampaui)
ET komposisi bahan-bahan kimia diudara dianggap sama degan komposisi campuran diketahui dalam % (persen) berat, sdangkan NAB campuran dinyatakan dalam milligram per meter kubik (mg/m3)
NAB
campuran= [{1/ (fa/NAB
a) + (fb/NAB
b) + ……..(fn/NAB
n)}]
Contoh 1.b
Zat cair mengandung 50 % heptan (NAB= 400 bds atau 1640 mg/m3), 30 % metil
kloroform (NAB=350 bds atau 1910 mg/m3), 20 % perkloroetelin (NAB= 25 bds
ET
ET
4.6. VENTILASI PENGENCERAN UDARA UNTUK
BAHAYA KEBAKARAN DAN LEDAKAN
ER = tingkat emisi dalam liter / menit, BM = adalah berat molekul,
LEL = (lower explosive limit) adalah batas ledakan lebih rendah dalam %,
B = adalah konstan, B=1 untuk upto suhu 250 F, B=0,7 untuk F.> suhu 250F
Sf = safety faktor adalah 10
ET
Hitung pengenceran ventilasi untuk ledakan bahaya
kebakaran 350 F, selama 60 menit, untuk 2 liter
E
4.7. Heat Balance and Exchange/
pertukaran panas
C and R are positive if delta s increases in heat
Data required:
Measurement of metabolic heat production Air temperature
Air water vapor pressure Wind velocity
ET
C = convective heat exchange, Btu/h Va = air velocity, fpm
ta = air temperature, F
tsk = mean weighted skin temperature, usually assumed to be
95 F
C = 0.65V
a
0.6
(t
ET
R = radiant heat exchange , Btu/hr
t
w= mean radiant temperature, F
t
sk= mean weighted skin
temperature(usually 95 F)
ET
E = evaporative heat loss, Btu/h
V
a= air velocity, fpm
ρ
a= water vapor pressure of ambient air,mm Hg
ρ
sk= water vapor pressure on the skin, (assumed to be
42 mm Hg at a 95 F skin temperature)
E = 2.4V
a
0.6
(ρ
sk
-
11
gangguan pada fungsi saraf pusat
Kurangnya berkeringat
Suhu rektal> 410C
Pengobatan
Menempatkan pasien di daerah teduh
Melepaskan pakaian luar
Pembasahan kulit
Meningkatkan pergerakan udara
Bantuan profesional
ET
Rumus yang digunakan untuk pengukuran dalam
gedung (Indoor)
Rumus yang digunakan dengan memperhatikan radiasi
sinar matahari (Outdoors), umumnya pengukuran
dilakukan diluar gedung
ISBB = 0.7 S
BA
+
0.3 S
G
ISBB = 0.7 S
BA
+ 0.2 S
G
+
ET
Volumetric flow diestimasikan dengan persamaan sebagai berikut
39
STUDI KASUS
1. Metil Klorida menguap dari tangki pada tingkat 0,24 cfm. Temukan aliran udara Q yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat pemaparan di bawah NAB- 200 bds.
Q '= (403 * 10 6 * SG * ER) / (MW * C)
2. Konsentrasi awal adalah nol di ruang volume 4.500 m 3.. Sebuah sumber toluena
dioperasikan selama setengah jam dengan laju 1,0 cfm. Temukan laju alir sehingga konsentrasi tidak melebihi 100 bds. Gunakan rasio pencampuran
Δt = K * (V / Q) * ln [G / {G – (Q / K) * C 2 }]
3. Cari waktu yang diperlukan untuk pembersihan aman memasuki ruang volume 750 ft 3 dengan konsentrasi kontaminan awal 2500 ppm. Laju ventilasi adalah 500 cfm.
Gunakan faktor pencampuran dari 2. Konsentrasi yang aman bagi kontaminan adalah 150 bds.
t = K * (V / Q) * ln (C 1 / C 2 )
4. Menghitung waktu dalam menit untuk mencapai keseimbangan konsentrasi dalam tes ruang 150 liter. Asumsikan tingkat pengiriman seragam dari 2,0 galon per menit dan pencampuran yang sempurna.
40
5. Pengiriman udara menghitung tingkat di LPM untuk mencapai keseimbangan galon kamar 200 dalam waktu 15 menit interval yang dikehendaki
pencampuran. Memanfaatkan 2,5 konstan non-seragam.
Q = K * (V / T
6. Jika 6 liter metanol yang tumpah, apa tingkat pengenceran dalam cfm
diperlukan untuk mengurangi tingkat pemaparan kepada NAB? Asumsikan K = 4, Sp.Gr. = 0.792, dan NAB = 220 bds.
41
DAFTAR PUSTAKA
1. NIOSH, Occupational Diseases - A Guide to their Recognition, in Publication No
77-181. 1977. 2,.
2. ACGIH, Industrial Ventilation a manual of recommended practice. 22 ed. 5,. ACGIH Industri Ventilasi manual praktek yang disarankan. 22 ed. ACGIH; 1995. ACGIH; 1995.
3. Kang SK, Lee MY, Kim TK, Lee JO, Ahn YS. 7,. Kang SK Lee MY, TK Kim, Lee JO, YS Ahn. Occupational exposure to benzene in South Korea. Chem Biol Interact. 2005:153–4.
4. Paik NW, Yoon CS, Zoh KE, Chung HM. 9, Paik. NW CS Yoon Zoh EK,, Chung HM. A study of component of thinners using in Korea. J Korean Soc Occup Environ Hyg. 1998; 8 :105–14.
5. Lee KS, Kwon HW, Han IS, Yu IJ, Lee YM. 10 KS. Lee, HW Kwon, Han IS, Yu IJ, YM Lee. A study on the reliability of material safety data sheets for paint thinner. J Korean Soc Occup Environ Hyg. 2003; 13 :261–72.
6. Aksoy M, Erdem S, Dincol G. Types of leukemia in chronic benzene poisoning: A
study in thirty-four patients. Acta Haematol. 1976; 55 :65–72.