• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cost accounting materi-11 penentuan harga pokok produk bersama dan sampingan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Cost accounting materi-11 penentuan harga pokok produk bersama dan sampingan"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

COST ACCOUNTING

MATERI-11

PENENTUAN HARGA

POKOK PRODUK BERSAMA

DAN SAMPINGAN

(2)

PRODUK SAMPINGAN (BY-PRODUCT)

Produk sampingan adalah

suatu produk dengan nilai

total yang relatif kecil dan

dihasilkan secara simultan

atau bersamaan dengan

produk lain yang nilai

totalnya lebih besar yang

(3)

Asal mula produk sampingan bervariasi,

contoh:

1. Dihasilkan dari pembersihan produk

utama, seperti gas dan tar dari

produksi arang.

2. Dari sisa atau sampah, seperti serbuk

gergaji di tempat penggergajian kayu.

3. Dari proses persiapan bahan baku

(4)

Produk

sampingan

dapat

diklasifkasikan

menjadi

dua

kelompok menurut kondisi dapat

dipasarkannya produk tersebut pada

titik pisah batas:

1. Yang dijual dalam bentuk asalnya

tanpa diproses lebih lanjut.

2. Yang membutuhkan proses lebih

lanjut agar dapat dijual.

Titik pisah batas (split-of point):

titik dimana produk sampingan. produk gabungan dan produk utama dapat dipisahkan sebagai unit-unit individual.

(5)

PRODUK GABUNGAN (JOINT PRODUCT)

Produk gabungan adalah

suatu produk yang dihasilkan

secara simultan melalui suatu

proses atau serentetan proses

umum, dimana setiap produk

yang dihasilkan dari proses

tersebut memiliki lebih dari

(6)

Contoh dari produk gabungan:

Industri

pengemasan

daging

berbagai jenis potongan daging dan

beberapa produk sampingan dihasilkan

dari satu hewan potong dengan satu

total biaya

Derivasi bensin menghasilkan produksi

nafta,

kerosin

dan

minyak

bakar

terdistilasi.

Industri yang harus memilah bahan

(7)

BIAYA GABUNGAN (JOINT

COST)

- Biaya gabungan adalah biaya yang muncul dari produksi yang simultan atas berbagai produk dalam proses yang sama.

-Biaya gabungan terjadi sebelum titik

pisah batas.

- Biaya gabungan terjadi dalam bentuk

satu jumlah total biaya yang tidak dapat dibagi untuk semua produk yang dihasilkan.

-Biaya gabungan memerlukan alokasi

(8)

Metode perhitungan biaya produk

sampingan

 Ada 2 kategori untuk menghitung biaya produk

sampingan:

1. Biaya produksi gabungan tidak dialokasikan ke produk

sampingan.

a. Metode 1 : dibedakan berdasarkan perlakuannya terhadap

pendapatan kotor dari produk sampingan

b. Metode 2 : dibedakan berdasarkan perlakuannya terhadap

pendapatan bersih dari produk sampingan

2. Sebagian biaya gabungan dialokasikan ke produk

sampingan tersebut.

a. Metode 3 : Metode biaya penggantian (replacement cost method). b. Metode 4 : Metode nilai pasar ( market value method) atau metode

pembatalan atau pembalikan biaya ( reversal cost method)

 Ada 2 kategori untuk menghitung biaya produk

sampingan:

1. Biaya produksi gabungan tidak dialokasikan ke produk

sampingan.

a. Metode 1 : dibedakan berdasarkan perlakuannya terhadap

pendapatan kotor dari produk sampingan

b. Metode 2 : dibedakan berdasarkan perlakuannya terhadap

pendapatan bersih dari produk sampingan

2. Sebagian biaya gabungan dialokasikan ke produk

sampingan tersebut.

a. Metode 3 : Metode biaya penggantian (replacement cost method). b. Metode 4 : Metode nilai pasar ( market value method) atau metode

(9)

Metode 1 : Pengakuan Pendapatan Kotor

Dalam metode 1, pendapatan kotor dari

penjualan produk sampingan

ditampilkan dalam laporan laba rugi

sebagai salah satu dari kategori ini:

a.

Pendapatan lain-lain

b.

Tambahan pendapatan penjualan

c.

Pengurang harga pokok penjualan dari

produk utama

d.

Pengurang biaya produksi produk utama.

Dalam metode 1, pendapatan kotor dari

penjualan produk sampingan

ditampilkan dalam laporan laba rugi

sebagai salah satu dari kategori ini:

a.

Pendapatan lain-lain

b.

Tambahan pendapatan penjualan

c.

Pengurang harga pokok penjualan dari

produk utama

(10)

Metode 1a: Pendapatan kotor penjualan produk

sampingan sebagai pendapatan lain-lain

Contoh sbb, dengan asumsi pendapatan kotor

dari penjualan produk sampingan adalah sebesar

$1.500:

Penjualan (produk utama: 10.000 unit @ $2) $ 20,000 Harga Pokok Penjualan:

Persediaan awal (1.000 unit @$1,50) $ 1,500 Total biaya produksi (11.000 unit @$1,50) $ 16,500 Tersedia untuk dijual $ 18,000 Dikurang: Persediaan akhir (2.000 unit @$1,50) $ 3,000

Harga Pokok Penjualan: $ 15,000

Laba kotor $ 5,000

Beban pemasaran dan administrasi $ 2,000 Laba operasi $ 3,000

Pendapatan lain-lain: penjualan produk sampingan $ 1,500

(11)

Metode 1b: Pendapatan kotor penjualan produk

sampingan sebagai tambahan pendapatan

penjualan

Penjualan:

Produk utama (10.000 unit @ $2) $ 20,000

Produk sampingan $ 1,500

Pendapatan Penjualan $ 21,500

Harga Pokok Penjualan:

Persediaan awal (1.000 unit @$1,50) $ 1,500

Total biaya produksi (11.000 unit @$1,50) $ 16,500

Tersedia untuk dijual $ 18,000

Dikurang: Persediaan akhir (2.000 unit @$1,50) $ 3,000

Harga Pokok Penjualan: $ 15,000

Laba kotor $ 6,500

Beban pemasaran dan administrasi $ 2,000

(12)

Metode 1c : Pendapatan kotor penjualan

produk sampingan sebagai pengurang HPP

dari produk utama

Penjualan (produk utama: 10.000 unit @ $2) $ 20,000

Harga Pokok Penjualan:

Persediaan awal (1.000 unit @$1,50) $ 1,500

Total biaya produksi (11.000 unit @$1,50) $ 16,500

Tersedia untuk dijual $ 18,000

Dikurang: Persediaan akhir (2.000 unit @$1,50) $ 3,000

Harga Pokok Penjualan: $ 15,000

Dikurang : pendapatan penjualan produk sampingan $ 1,500

HPP setelah dikurang penjualan produk sampingan $ 13,500

Laba kotor $ 6,500

Beban pemasaran dan administrasi $ 2,000

(13)

Metode 1d: pendapatan kotor dari penjualan

produk sampingan sebagai pengurang biaya

produksi produk utama

Penjualan (produk utama: 10.000 unit @ $2) $ 20,000

Harga Pokok Penjualan:

Persediaan awal (1.000 unit @$1,35) $ 1,350

Total biaya produksi (11.000 unit @$1,50) $ 16,500

Dikurang: pendapatan dari penjualan produk sampingan $ 1,500

Biaya produksi bersih $ 15,000

Tersedia untuk dijual (12.000 unit @ $ 1,3625 (16.350/12.000)) $ 16,350

Dikurang: Persediaan akhir (2.000 unit @$1,3625 ) $ 2,725

Harga Pokok Penjualan: $ 13,625

Laba kotor $ 6,375

Beban pemasaran dan administrasi $ 2,000

(14)

METODE 2: PENGAKUAN PENDAPATAN

BERSIH

 Metode pendapatan bersih (net revenue method):

membebankan biaya yang terjadi setelah titik pisah batas (yaitu biaya untuk memproses maupun memasarkan produk sampingan) ke pendapatan produk sampingan.

 Beberapa perusahaan memiliki akun ‘Produk Sampingan’,

dimana semua biaya yang terjadi setelah titik pisah batas di debit ke akun ini, sementara pendapatan yang diperoleh dikreditkan ke akun tersebut.

 Saldo dari produk sampingan ditampilkan di laporan laba

rugi dengan mengikuti salah satu cara yang dijelaskan dalam metode 1.

 Metode pendapatan bersih (net revenue method):

membebankan biaya yang terjadi setelah titik pisah batas (yaitu biaya untuk memproses maupun memasarkan produk sampingan) ke pendapatan produk sampingan.

 Beberapa perusahaan memiliki akun ‘Produk Sampingan’,

dimana semua biaya yang terjadi setelah titik pisah batas di debit ke akun ini, sementara pendapatan yang diperoleh dikreditkan ke akun tersebut.

 Saldo dari produk sampingan ditampilkan di laporan laba

(15)

METODE 3: METODE BIAYA PENGGANTIAN

 Metode biaya penggantian (replacement cost method)

biasanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang produk sampingannya digunakan oleh perusahaan itu sendiri.

 Adanya produk sampingan menghilangkan kebutuhan

untuk membeli bahan baku yang serupa dari pemasok.

 Biaya produksi produk utama yang menghasilkan

produk sampingan dikredit, dan debitnya diposting ke departemen yang menggunakan produk sampingan tersebut.

 Jumlah yang diposting oleh ayat jurnal tersebut

merupakan biaya pembelian atau biaya penggantiannya.

 Metode biaya penggantian (replacement cost method)

biasanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang produk sampingannya digunakan oleh perusahaan itu sendiri.

 Adanya produk sampingan menghilangkan kebutuhan

untuk membeli bahan baku yang serupa dari pemasok.

 Biaya produksi produk utama yang menghasilkan

produk sampingan dikredit, dan debitnya diposting ke departemen yang menggunakan produk sampingan tersebut.

 Jumlah yang diposting oleh ayat jurnal tersebut

(16)

METODE 4: METODE HARGA PASAR

(PEMBATALAN BIAYA)

Metode ini mengurangi biaya produksi dari

produk utama, bukan dengan pendapatan

aktual yang diterima, melainkan dengan

estimasi nilai produk sampingan pada saat

dijual.

Akun produk sampingan dibebankan dengan

nilai estimasi ini, dan biaya produksi dari

produk utama dikredit.

Tambahan biaya bahan baku, tenaga kerja atau

overhead pabrik yang terjadi setelah titik pisah

batas dibebankan ke produk sampingan.

Metode ini mengurangi biaya produksi dari

produk utama, bukan dengan pendapatan

aktual yang diterima, melainkan dengan

estimasi nilai produk sampingan pada saat

dijual.

Akun produk sampingan dibebankan dengan

nilai estimasi ini, dan biaya produksi dari

produk utama dikredit.

Tambahan biaya bahan baku, tenaga kerja atau

(17)

Nilai estimasi dari produk sampingan pada titik

pisah batas dapat dihitung dengan beberapa

alternatif:

1. Mengestimasikan laba kotor dan biaya produksi

setelah titik pisah batas dari produk sampingan, lalu mengurangkannya dari harga pasar fnalnya.

2. Jika produk sampingan memiliki nilai pasar pada

titik pisah batas, maka akun produk sampingan dibebankan dengan nilai pasar tersebut lalu dikurangi dengan estimasi laba kotor. Lawannya dikreditkan ke biaya produksi produk utama.

Nilai estimasi dari produk sampingan pada titik

pisah batas dapat dihitung dengan beberapa

alternatif:

1. Mengestimasikan laba kotor dan biaya produksi

setelah titik pisah batas dari produk sampingan, lalu mengurangkannya dari harga pasar fnalnya.

2. Jika produk sampingan memiliki nilai pasar pada

(18)

Contoh metode harga pasar dalam

menghitung biaya produk utama dan

produk sampingan

Estimasi biaya produksi setelah titik pisah batas:

Bahan baku $ 1.000

Tenaga kerja $ 1.200 Overhead pabrik $ 300

2.500 $ Estimasi nilai produk sampingan dititik pisah batas yang akan

dikreditkan ke produk utama $ 4.250 $ 4.250 Biaya bersih dari produk utama $ 155.750

Ditambah biaya produksi aktual setelah titik pisah batas $ 2.300

Total $ 6.550

Total jumlah unit 40.000 5.000 Biaya per unit (biaya produksi/jumlah unit) $ 3,89 $ 1,31

(19)

METODE PERHITUNGAN BIAYA

PRODUK GABUNGAN

Biaya produk gabungan (terjadi sebelum titik

pisah batas), dapat dialokasikan ke produk

gabungan menggunakan salah satu dari metode

berikut:

1. Metode harga pasar, berdasarkan harga pasar

relatif dari produk individual.

2. Metode biaya rata-rata per unit.

3. Metode rata-rata tertimbang, berdasarkan pada

faktor pembobotan yang telah ditentukan sebelumnya.

4. Metode unit kuantitatif, berdasarkan pada ukuran

fsik unit seperti berat, ukuran linear atau volume.

Biaya produk gabungan (terjadi sebelum titik

pisah batas), dapat dialokasikan ke produk

gabungan menggunakan salah satu dari metode

berikut:

1. Metode harga pasar, berdasarkan harga pasar

relatif dari produk individual.

2. Metode biaya rata-rata per unit.

3. Metode rata-rata tertimbang, berdasarkan pada

faktor pembobotan yang telah ditentukan sebelumnya.

4. Metode unit kuantitatif, berdasarkan pada ukuran

(20)

METODE HARGA PASAR

 PRODUK GABUNGAN YANG DAPAT DIJUAL PADA TITIK

PISAH BATAS.

 Metode ini menggunakan total harga pasar dari setiap

produk, yaitu jumlah unit yang diproduksi dikalikan dengan harga jual per unit.

 Contoh:

Asumsikan produk gabungan A, B, C, D diproduksi dengan biaya gabungan sebesar $120.000. Kuantitas yang diproduksi adalah : A= 20.000 unit, B=15.000 unit, C=10.000 unit dan D=15.000 unit. Produk A dijual seharga $0,25 ; B seharga $3 ; C seharga $3,50 dan D seharga $5. Harga ini merupakan harga pasar dari produk tersebut pada titik pisah batas. Diasumsikan produk-produk tersebut dapat dijual pada titik tersebut.

 PRODUK GABUNGAN YANG DAPAT DIJUAL PADA TITIK

PISAH BATAS.

 Metode ini menggunakan total harga pasar dari setiap

produk, yaitu jumlah unit yang diproduksi dikalikan dengan harga jual per unit.

 Contoh:

(21)

Alokasi biaya gabungan dihitung sebagai

(no.1 x no.2) (Harga pasar per produk : total

harga pasar) x 100% ($120.000 x no.4)

(22)

Pada metode harga pasar dengan asumsi bahwa unit dijual tanpa pemrosesan lebih lanjut, maka setiap produk gabungan akan menghasilkan persentase laba kotor yang sama.

Contoh (dengan asumsi tidak ada persediaan awal):

Total A B C D Unit:

Penjualan 52,000 18,000 12,000 8,000 14,000 Persediaan akhir 8,000 2,000 3,000 2,000 1,000 Total produksi 60,000 20,000 15,000 10,000 15,000

$:

138,500

$ $ 4,500 $ 36,000 $ 28,000 $ 70,000

Biaya produksi $ 120,000 $ 3,750 $ 33,750 $ 26,250 $ 56,250

16,125

$ $ 375 $ 6,750 $ 5,250 $ 3,750

Harga Pokok Penjualan $ 103,875 $ 3,375 $ 27,000 $ 21,000 $ 52,500 Laba kotor (Penjualan - HPP) $ 34,625 $ 1,125 $ 9,000 $ 7,000 $ 17,500

Persentase laba kotor 25% 25% 25% 25% 25%

Penjualan (unit terjual x harga pasar per unit pada titik pisah batas)

(23)

 Produk gabungan yang tidak dapat dijual pada titik

pisah batas.

 Produk yang tidak dapat dijual di titik pisah batas memerlukan pemrosesan tambahan sebelum dapat dijual.

 Untuk itu dasar untuk mengalokasikan biaya gabungan adalah harga pasar hipotetis pada titik pisah batas.

 Harga Pasar Hipotetis =

Harga Pasar Final – biaya pemrosesan tambahan.

 Beban pemasaran & beban administratif yang dapat ditelusuri langsung ke produk tertentu serta estimasi untuk laba juga harus dikurangi jika jumlahnya berbeda secara proporsional untuk produk gabungan yang berbeda.

 Produk gabungan yang tidak dapat dijual pada titik

pisah batas.

 Produk yang tidak dapat dijual di titik pisah batas memerlukan pemrosesan tambahan sebelum dapat dijual.

 Untuk itu dasar untuk mengalokasikan biaya gabungan adalah harga pasar hipotetis pada titik pisah batas.

 Harga Pasar Hipotetis =

Harga Pasar Final – biaya pemrosesan tambahan.

(24)

Contoh : asumsi berikut ini ditambahkan ke contoh sebelumnya: produk : total harga pasar hipotetis) x biaya produksi

(25)

Laporan laba kotor berikut ini menggunakan jumlah unit terjual yang sama dengan yang digunakan di contoh sebelumnya, tetapi harga jual telah dinaikkan sebagai akibat dari adanya pemrosesan tambahan:

Total A B C D

Unit:

Penjualan 52,000 18,000 12,000 8,000 14,000 Persediaan akhir 8,000 2,000 3,000 2,000 1,000 Total produksi 60,000 20,000 15,000 10,000 15,000 $:

217,000

$ $ 9,000 $ 60,000 $ 36,000 $ 112,000

Harga Pokok Produksi:

Biaya produksi gabungan $ 120,000 $ 4,800 $ 39,000 $ 21,000 $ 55,200 Biaya pemrosesan tambahan $ 50,000 $ 2,000 $ 10,000 $ 10,000 $ 28,000

Total biaya produksi $ 170,000 $ 6,800 $ 49,000 $ 31,000 $ 83,200

22,227

$ $ 680 $ 9,800 $ 6,200 $ 5,547

Harga Pokok Penjualan $ 147,773 $ 6,120 $ 39,200 $ 24,800 $ 77,653

Laba kotor (Penjualan - HPP) $ 69,227 $ 2,880 $ 20,800 $ 11,200 $ 34,347

Persentase laba kotor 32% 32% 35% 31% 31%

Penjualan (unit terjual x harga pasar final per unit )

(26)

Metode biaya rata-rata per unit

Metode biaya rata-rata per unit

( average unit cost method) adalah

metode yang mengalokasikan biaya

gabungan ke produk gabungan

sedemikian rupa sehingga setiap produk

menerima alokasi biaya gabungan per

unit dalam jumlah yang sama, yang

disebut sebagai biaya rata-rata per unit.

Biaya rata-rata per unit =

Total biaya produksi gabungan

Total jumlah unit yang diproduksi

Metode biaya rata-rata per unit

( average unit cost method) adalah

metode yang mengalokasikan biaya

gabungan ke produk gabungan

sedemikian rupa sehingga setiap produk

menerima alokasi biaya gabungan per

unit dalam jumlah yang sama, yang

disebut sebagai biaya rata-rata per unit.

Biaya rata-rata per unit =

Total biaya produksi gabungan

(27)

Dari contoh sebelumnya:

Biaya rata-rata per unit = total biaya produksi gabungan = $ 120.000 = $2 per unit

Total jumlah unit yang diproduksi = 60.000 Biaya rata-rata per unit = total biaya produksi gabungan = $ 120.000 = $2 per unit

Total jumlah unit yang diproduksi = 60.000

Produk Unit Produksi Pembagian biaya produksi gabungan

(unit produksi x biaya rata-rata per unit)

A 20,000 $ 40,000 B 15,000 $ 30,000 C 10,000 $ 20,000 D 15,000 $ 30,000

60,000

(28)

METODE RATA-RATA

TERTIMBANG

 Metode rata-rata tertimbang menggunakan faktor pembobotan

yang diberikan ke setiap unit sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya gabungan.

 Dasar alokasi =

Barang jadi dari semua jenis x faktor pembobotan

 Faktor pembobotan dapat didasarkan pada atribut seperti ukuran

unit, tingkat kesulitan, waktu yang diperlukan untuk memproduksi unit tsb, perbedaan dalam jenis tenaga kerja yang digunakan, perbedaan jumlah bahan baku yang digunakan.

 Contoh: asumsi faktor pembobotan yang dibebankan keempat produk

:

Produk A = 3 poin Produk B = 12 poin Produk C = 13.5 poin Produk D = 15 poin

 Metode rata-rata tertimbang menggunakan faktor pembobotan

yang diberikan ke setiap unit sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya gabungan.

 Dasar alokasi =

Barang jadi dari semua jenis x faktor pembobotan

 Faktor pembobotan dapat didasarkan pada atribut seperti ukuran

unit, tingkat kesulitan, waktu yang diperlukan untuk memproduksi unit tsb, perbedaan dalam jenis tenaga kerja yang digunakan, perbedaan jumlah bahan baku yang digunakan.

 Contoh: asumsi faktor pembobotan yang dibebankan keempat produk

:

(29)

Menggunakan data dari contoh sebelumnya,

alokasi biaya gabungan dengan metode rata-rata

tertimbang adalah seperti berikut:

1 2 3 4 5

Produk Unit Produksi Poin Rata-rata

tertimbang Biaya per unit

Pembagian biaya produksi gabungan

(no.1 x no.2) (total biaya produksi gabungan : total

rata-rata tertimbang) (no.3 x no.4)

A 20,000 3 60,000 0.20 $ 12,000

B 15,000 12 180,000 0.20 $ 36,000

C 10,000 13.5 135,000 0.20 $ 27,000

D 15,000 15 225,000 0.20 $ 45,000

600,000

$ 120,000

(30)

METODE UNIT KUANTITATIF

 Metode unit kuantitatif (quantitative unit method):

adalah metode yang mengalokasikan biaya gabungan berdasarkan satuan pengukuran yang sama, misalnya galon, ton, atau meter persegi.

 Jika produk gabungan tidak bisa diukur dalam satuan

ukuran yang sama, maka ukuran tersebut harus dikonversikan ke satuan yang sama. Misal ketika arang diproduksi, batubara,benzol,amonia sulfat dan gas juga ikut diproduksi dan masing-masing diukur dalam satuan yang berbeda.

 Contoh berikut ini menggunakan metode unit kuntitatif

dengan menggunakan berat sebagai dasar alokasi biaya gabungan dengan asumsi biaya batubara adalah sebesar $40 per ton.

 Metode unit kuantitatif (quantitative unit method):

adalah metode yang mengalokasikan biaya gabungan berdasarkan satuan pengukuran yang sama, misalnya galon, ton, atau meter persegi.

 Jika produk gabungan tidak bisa diukur dalam satuan

ukuran yang sama, maka ukuran tersebut harus dikonversikan ke satuan yang sama. Misal ketika arang diproduksi, batubara,benzol,amonia sulfat dan gas juga ikut diproduksi dan masing-masing diukur dalam satuan yang berbeda.

 Contoh berikut ini menggunakan metode unit kuntitatif

(31)

1 2 3 4

Biaya per produk per ton batubara

((no.1 : (total berat produk-berat

limbah))x berat limbah (no.1+no.2)

(no.3 : total bobot setelah revisi) x biaya per ton batubara

Referensi

Dokumen terkait

Penyelidikan ini terdapat lima objektif kajian iaitu mengenal pasti tahap minat murid tingkatan empat dalam subjek PSV di zon Bangsar Kuala Lumpur, menganalisis persepsi murid

Artinya internet merupakan salah satu media yang dapat menjangkau kalangan dari semua lapisan masyarakat, penggunaannya yang luas memberikan sebuah peluang bagi organisasi

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Guru dengan Kepuasan Kerja.. Industrial Engineering Journal

Data rata-rata hasil observasi yang diperoleh dari 3 observer terkait penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC pada pembelajaran membaca pemahaman Bahasa

Berdasarkan hasil analisa, pembahasan dan evaluasi, maka diperoleh simpulan bahwa (1) aplikasi game “Laut ABC” menambah variasi aplikasi game edukatif tentang

Kepala Bagian Iklan: Ali Usodo Kepala Bagian Pemasaran: Monang Sitorus Wakil Kepala Bagian Iklan: Nenny Indriasari.. Telepon Pengaduan

Hati inilah yang oleh seorang sufi dari Thusi ini disebut sebagai “latifah rabbaniyah-ruhaniyah.” Bukankah dalam adab pagelaran wayang purwa adalah dalang yang diberi wewenang