COST ACCOUNTING
MATERI-11
PENENTUAN HARGA
POKOK PRODUK BERSAMA
DAN SAMPINGAN
PRODUK SAMPINGAN (BY-PRODUCT)
Produk sampingan adalah
suatu produk dengan nilai
total yang relatif kecil dan
dihasilkan secara simultan
atau bersamaan dengan
produk lain yang nilai
totalnya lebih besar yang
Asal mula produk sampingan bervariasi,
contoh:
1. Dihasilkan dari pembersihan produk
utama, seperti gas dan tar dari
produksi arang.
2. Dari sisa atau sampah, seperti serbuk
gergaji di tempat penggergajian kayu.
3. Dari proses persiapan bahan baku
Produk
sampingan
dapat
diklasifkasikan
menjadi
dua
kelompok menurut kondisi dapat
dipasarkannya produk tersebut pada
titik pisah batas:
1. Yang dijual dalam bentuk asalnya
tanpa diproses lebih lanjut.
2. Yang membutuhkan proses lebih
lanjut agar dapat dijual.
Titik pisah batas (split-of point):
titik dimana produk sampingan. produk gabungan dan produk utama dapat dipisahkan sebagai unit-unit individual.
PRODUK GABUNGAN (JOINT PRODUCT)
Produk gabungan adalah
suatu produk yang dihasilkan
secara simultan melalui suatu
proses atau serentetan proses
umum, dimana setiap produk
yang dihasilkan dari proses
tersebut memiliki lebih dari
Contoh dari produk gabungan:
Industri
pengemasan
daging
berbagai jenis potongan daging dan
beberapa produk sampingan dihasilkan
dari satu hewan potong dengan satu
total biaya
Derivasi bensin menghasilkan produksi
nafta,
kerosin
dan
minyak
bakar
terdistilasi.
Industri yang harus memilah bahan
BIAYA GABUNGAN (JOINT
COST)
- Biaya gabungan adalah biaya yang muncul dari produksi yang simultan atas berbagai produk dalam proses yang sama.
-Biaya gabungan terjadi sebelum titik
pisah batas.
- Biaya gabungan terjadi dalam bentuk
satu jumlah total biaya yang tidak dapat dibagi untuk semua produk yang dihasilkan.
-Biaya gabungan memerlukan alokasi
Metode perhitungan biaya produk
sampingan
Ada 2 kategori untuk menghitung biaya produk
sampingan:
1. Biaya produksi gabungan tidak dialokasikan ke produk
sampingan.
a. Metode 1 : dibedakan berdasarkan perlakuannya terhadap
pendapatan kotor dari produk sampingan
b. Metode 2 : dibedakan berdasarkan perlakuannya terhadap
pendapatan bersih dari produk sampingan
2. Sebagian biaya gabungan dialokasikan ke produk
sampingan tersebut.
a. Metode 3 : Metode biaya penggantian (replacement cost method). b. Metode 4 : Metode nilai pasar ( market value method) atau metode
pembatalan atau pembalikan biaya ( reversal cost method)
Ada 2 kategori untuk menghitung biaya produk
sampingan:
1. Biaya produksi gabungan tidak dialokasikan ke produk
sampingan.
a. Metode 1 : dibedakan berdasarkan perlakuannya terhadap
pendapatan kotor dari produk sampingan
b. Metode 2 : dibedakan berdasarkan perlakuannya terhadap
pendapatan bersih dari produk sampingan
2. Sebagian biaya gabungan dialokasikan ke produk
sampingan tersebut.
a. Metode 3 : Metode biaya penggantian (replacement cost method). b. Metode 4 : Metode nilai pasar ( market value method) atau metode
Metode 1 : Pengakuan Pendapatan Kotor
Dalam metode 1, pendapatan kotor dari
penjualan produk sampingan
ditampilkan dalam laporan laba rugi
sebagai salah satu dari kategori ini:
a.
Pendapatan lain-lain
b.
Tambahan pendapatan penjualan
c.
Pengurang harga pokok penjualan dari
produk utama
d.
Pengurang biaya produksi produk utama.
Dalam metode 1, pendapatan kotor dari
penjualan produk sampingan
ditampilkan dalam laporan laba rugi
sebagai salah satu dari kategori ini:
a.Pendapatan lain-lain
b.
Tambahan pendapatan penjualan
c.
Pengurang harga pokok penjualan dari
produk utama
Metode 1a: Pendapatan kotor penjualan produk
sampingan sebagai pendapatan lain-lain
Contoh sbb, dengan asumsi pendapatan kotor
dari penjualan produk sampingan adalah sebesar
$1.500:
Penjualan (produk utama: 10.000 unit @ $2) $ 20,000 Harga Pokok Penjualan:
Persediaan awal (1.000 unit @$1,50) $ 1,500 Total biaya produksi (11.000 unit @$1,50) $ 16,500 Tersedia untuk dijual $ 18,000 Dikurang: Persediaan akhir (2.000 unit @$1,50) $ 3,000
Harga Pokok Penjualan: $ 15,000
Laba kotor $ 5,000
Beban pemasaran dan administrasi $ 2,000 Laba operasi $ 3,000
Pendapatan lain-lain: penjualan produk sampingan $ 1,500
Metode 1b: Pendapatan kotor penjualan produk
sampingan sebagai tambahan pendapatan
penjualan
Penjualan:
Produk utama (10.000 unit @ $2) $ 20,000
Produk sampingan $ 1,500
Pendapatan Penjualan $ 21,500
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan awal (1.000 unit @$1,50) $ 1,500
Total biaya produksi (11.000 unit @$1,50) $ 16,500
Tersedia untuk dijual $ 18,000
Dikurang: Persediaan akhir (2.000 unit @$1,50) $ 3,000
Harga Pokok Penjualan: $ 15,000
Laba kotor $ 6,500
Beban pemasaran dan administrasi $ 2,000
Metode 1c : Pendapatan kotor penjualan
produk sampingan sebagai pengurang HPP
dari produk utama
Penjualan (produk utama: 10.000 unit @ $2) $ 20,000
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan awal (1.000 unit @$1,50) $ 1,500
Total biaya produksi (11.000 unit @$1,50) $ 16,500
Tersedia untuk dijual $ 18,000
Dikurang: Persediaan akhir (2.000 unit @$1,50) $ 3,000
Harga Pokok Penjualan: $ 15,000
Dikurang : pendapatan penjualan produk sampingan $ 1,500
HPP setelah dikurang penjualan produk sampingan $ 13,500
Laba kotor $ 6,500
Beban pemasaran dan administrasi $ 2,000
Metode 1d: pendapatan kotor dari penjualan
produk sampingan sebagai pengurang biaya
produksi produk utama
Penjualan (produk utama: 10.000 unit @ $2) $ 20,000
Harga Pokok Penjualan:
Persediaan awal (1.000 unit @$1,35) $ 1,350
Total biaya produksi (11.000 unit @$1,50) $ 16,500
Dikurang: pendapatan dari penjualan produk sampingan $ 1,500
Biaya produksi bersih $ 15,000
Tersedia untuk dijual (12.000 unit @ $ 1,3625 (16.350/12.000)) $ 16,350
Dikurang: Persediaan akhir (2.000 unit @$1,3625 ) $ 2,725
Harga Pokok Penjualan: $ 13,625
Laba kotor $ 6,375
Beban pemasaran dan administrasi $ 2,000
METODE 2: PENGAKUAN PENDAPATAN
BERSIH
Metode pendapatan bersih (net revenue method):
membebankan biaya yang terjadi setelah titik pisah batas (yaitu biaya untuk memproses maupun memasarkan produk sampingan) ke pendapatan produk sampingan.
Beberapa perusahaan memiliki akun ‘Produk Sampingan’,
dimana semua biaya yang terjadi setelah titik pisah batas di debit ke akun ini, sementara pendapatan yang diperoleh dikreditkan ke akun tersebut.
Saldo dari produk sampingan ditampilkan di laporan laba
rugi dengan mengikuti salah satu cara yang dijelaskan dalam metode 1.
Metode pendapatan bersih (net revenue method):
membebankan biaya yang terjadi setelah titik pisah batas (yaitu biaya untuk memproses maupun memasarkan produk sampingan) ke pendapatan produk sampingan.
Beberapa perusahaan memiliki akun ‘Produk Sampingan’,
dimana semua biaya yang terjadi setelah titik pisah batas di debit ke akun ini, sementara pendapatan yang diperoleh dikreditkan ke akun tersebut.
Saldo dari produk sampingan ditampilkan di laporan laba
METODE 3: METODE BIAYA PENGGANTIAN
Metode biaya penggantian (replacement cost method)
biasanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang produk sampingannya digunakan oleh perusahaan itu sendiri.
Adanya produk sampingan menghilangkan kebutuhan
untuk membeli bahan baku yang serupa dari pemasok.
Biaya produksi produk utama yang menghasilkan
produk sampingan dikredit, dan debitnya diposting ke departemen yang menggunakan produk sampingan tersebut.
Jumlah yang diposting oleh ayat jurnal tersebut
merupakan biaya pembelian atau biaya penggantiannya.
Metode biaya penggantian (replacement cost method)
biasanya digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang produk sampingannya digunakan oleh perusahaan itu sendiri.
Adanya produk sampingan menghilangkan kebutuhan
untuk membeli bahan baku yang serupa dari pemasok.
Biaya produksi produk utama yang menghasilkan
produk sampingan dikredit, dan debitnya diposting ke departemen yang menggunakan produk sampingan tersebut.
Jumlah yang diposting oleh ayat jurnal tersebut
METODE 4: METODE HARGA PASAR
(PEMBATALAN BIAYA)
Metode ini mengurangi biaya produksi dari
produk utama, bukan dengan pendapatan
aktual yang diterima, melainkan dengan
estimasi nilai produk sampingan pada saat
dijual.
Akun produk sampingan dibebankan dengan
nilai estimasi ini, dan biaya produksi dari
produk utama dikredit.
Tambahan biaya bahan baku, tenaga kerja atau
overhead pabrik yang terjadi setelah titik pisah
batas dibebankan ke produk sampingan.
Metode ini mengurangi biaya produksi dari
produk utama, bukan dengan pendapatan
aktual yang diterima, melainkan dengan
estimasi nilai produk sampingan pada saat
dijual.
Akun produk sampingan dibebankan dengan
nilai estimasi ini, dan biaya produksi dari
produk utama dikredit.
Tambahan biaya bahan baku, tenaga kerja atau
Nilai estimasi dari produk sampingan pada titik
pisah batas dapat dihitung dengan beberapa
alternatif:
1. Mengestimasikan laba kotor dan biaya produksi
setelah titik pisah batas dari produk sampingan, lalu mengurangkannya dari harga pasar fnalnya.
2. Jika produk sampingan memiliki nilai pasar pada
titik pisah batas, maka akun produk sampingan dibebankan dengan nilai pasar tersebut lalu dikurangi dengan estimasi laba kotor. Lawannya dikreditkan ke biaya produksi produk utama.
Nilai estimasi dari produk sampingan pada titik
pisah batas dapat dihitung dengan beberapa
alternatif:
1. Mengestimasikan laba kotor dan biaya produksi
setelah titik pisah batas dari produk sampingan, lalu mengurangkannya dari harga pasar fnalnya.
2. Jika produk sampingan memiliki nilai pasar pada
Contoh metode harga pasar dalam
menghitung biaya produk utama dan
produk sampingan
Estimasi biaya produksi setelah titik pisah batas:Bahan baku $ 1.000
Tenaga kerja $ 1.200 Overhead pabrik $ 300
2.500 $ Estimasi nilai produk sampingan dititik pisah batas yang akan
dikreditkan ke produk utama $ 4.250 $ 4.250 Biaya bersih dari produk utama $ 155.750
Ditambah biaya produksi aktual setelah titik pisah batas $ 2.300
Total $ 6.550
Total jumlah unit 40.000 5.000 Biaya per unit (biaya produksi/jumlah unit) $ 3,89 $ 1,31
METODE PERHITUNGAN BIAYA
PRODUK GABUNGAN
Biaya produk gabungan (terjadi sebelum titik
pisah batas), dapat dialokasikan ke produk
gabungan menggunakan salah satu dari metode
berikut:
1. Metode harga pasar, berdasarkan harga pasar
relatif dari produk individual.
2. Metode biaya rata-rata per unit.
3. Metode rata-rata tertimbang, berdasarkan pada
faktor pembobotan yang telah ditentukan sebelumnya.
4. Metode unit kuantitatif, berdasarkan pada ukuran
fsik unit seperti berat, ukuran linear atau volume.
Biaya produk gabungan (terjadi sebelum titik
pisah batas), dapat dialokasikan ke produk
gabungan menggunakan salah satu dari metode
berikut:
1. Metode harga pasar, berdasarkan harga pasar
relatif dari produk individual.
2. Metode biaya rata-rata per unit.
3. Metode rata-rata tertimbang, berdasarkan pada
faktor pembobotan yang telah ditentukan sebelumnya.
4. Metode unit kuantitatif, berdasarkan pada ukuran
METODE HARGA PASAR
PRODUK GABUNGAN YANG DAPAT DIJUAL PADA TITIK
PISAH BATAS.
Metode ini menggunakan total harga pasar dari setiap
produk, yaitu jumlah unit yang diproduksi dikalikan dengan harga jual per unit.
Contoh:
Asumsikan produk gabungan A, B, C, D diproduksi dengan biaya gabungan sebesar $120.000. Kuantitas yang diproduksi adalah : A= 20.000 unit, B=15.000 unit, C=10.000 unit dan D=15.000 unit. Produk A dijual seharga $0,25 ; B seharga $3 ; C seharga $3,50 dan D seharga $5. Harga ini merupakan harga pasar dari produk tersebut pada titik pisah batas. Diasumsikan produk-produk tersebut dapat dijual pada titik tersebut.
PRODUK GABUNGAN YANG DAPAT DIJUAL PADA TITIK
PISAH BATAS.
Metode ini menggunakan total harga pasar dari setiap
produk, yaitu jumlah unit yang diproduksi dikalikan dengan harga jual per unit.
Contoh:
Alokasi biaya gabungan dihitung sebagai
(no.1 x no.2) (Harga pasar per produk : total
harga pasar) x 100% ($120.000 x no.4)
Pada metode harga pasar dengan asumsi bahwa unit dijual tanpa pemrosesan lebih lanjut, maka setiap produk gabungan akan menghasilkan persentase laba kotor yang sama.
Contoh (dengan asumsi tidak ada persediaan awal):
Total A B C D Unit:
Penjualan 52,000 18,000 12,000 8,000 14,000 Persediaan akhir 8,000 2,000 3,000 2,000 1,000 Total produksi 60,000 20,000 15,000 10,000 15,000
$:
138,500
$ $ 4,500 $ 36,000 $ 28,000 $ 70,000
Biaya produksi $ 120,000 $ 3,750 $ 33,750 $ 26,250 $ 56,250
16,125
$ $ 375 $ 6,750 $ 5,250 $ 3,750
Harga Pokok Penjualan $ 103,875 $ 3,375 $ 27,000 $ 21,000 $ 52,500 Laba kotor (Penjualan - HPP) $ 34,625 $ 1,125 $ 9,000 $ 7,000 $ 17,500
Persentase laba kotor 25% 25% 25% 25% 25%
Penjualan (unit terjual x harga pasar per unit pada titik pisah batas)
Produk gabungan yang tidak dapat dijual pada titik
pisah batas.
Produk yang tidak dapat dijual di titik pisah batas memerlukan pemrosesan tambahan sebelum dapat dijual.
Untuk itu dasar untuk mengalokasikan biaya gabungan adalah harga pasar hipotetis pada titik pisah batas.
Harga Pasar Hipotetis =
Harga Pasar Final – biaya pemrosesan tambahan.
Beban pemasaran & beban administratif yang dapat ditelusuri langsung ke produk tertentu serta estimasi untuk laba juga harus dikurangi jika jumlahnya berbeda secara proporsional untuk produk gabungan yang berbeda.
Produk gabungan yang tidak dapat dijual pada titik
pisah batas.
Produk yang tidak dapat dijual di titik pisah batas memerlukan pemrosesan tambahan sebelum dapat dijual.
Untuk itu dasar untuk mengalokasikan biaya gabungan adalah harga pasar hipotetis pada titik pisah batas.
Harga Pasar Hipotetis =
Harga Pasar Final – biaya pemrosesan tambahan.
Contoh : asumsi berikut ini ditambahkan ke contoh sebelumnya: produk : total harga pasar hipotetis) x biaya produksi
Laporan laba kotor berikut ini menggunakan jumlah unit terjual yang sama dengan yang digunakan di contoh sebelumnya, tetapi harga jual telah dinaikkan sebagai akibat dari adanya pemrosesan tambahan:
Total A B C D
Unit:
Penjualan 52,000 18,000 12,000 8,000 14,000 Persediaan akhir 8,000 2,000 3,000 2,000 1,000 Total produksi 60,000 20,000 15,000 10,000 15,000 $:
217,000
$ $ 9,000 $ 60,000 $ 36,000 $ 112,000
Harga Pokok Produksi:
Biaya produksi gabungan $ 120,000 $ 4,800 $ 39,000 $ 21,000 $ 55,200 Biaya pemrosesan tambahan $ 50,000 $ 2,000 $ 10,000 $ 10,000 $ 28,000
Total biaya produksi $ 170,000 $ 6,800 $ 49,000 $ 31,000 $ 83,200
22,227
$ $ 680 $ 9,800 $ 6,200 $ 5,547
Harga Pokok Penjualan $ 147,773 $ 6,120 $ 39,200 $ 24,800 $ 77,653
Laba kotor (Penjualan - HPP) $ 69,227 $ 2,880 $ 20,800 $ 11,200 $ 34,347
Persentase laba kotor 32% 32% 35% 31% 31%
Penjualan (unit terjual x harga pasar final per unit )
Metode biaya rata-rata per unit
Metode biaya rata-rata per unit
( average unit cost method) adalah
metode yang mengalokasikan biaya
gabungan ke produk gabungan
sedemikian rupa sehingga setiap produk
menerima alokasi biaya gabungan per
unit dalam jumlah yang sama, yang
disebut sebagai biaya rata-rata per unit.
Biaya rata-rata per unit =
Total biaya produksi gabungan
Total jumlah unit yang diproduksi
Metode biaya rata-rata per unit
( average unit cost method) adalah
metode yang mengalokasikan biaya
gabungan ke produk gabungan
sedemikian rupa sehingga setiap produk
menerima alokasi biaya gabungan per
unit dalam jumlah yang sama, yang
disebut sebagai biaya rata-rata per unit.
Biaya rata-rata per unit =
Total biaya produksi gabungan
Dari contoh sebelumnya:
Biaya rata-rata per unit = total biaya produksi gabungan = $ 120.000 = $2 per unit
Total jumlah unit yang diproduksi = 60.000 Biaya rata-rata per unit = total biaya produksi gabungan = $ 120.000 = $2 per unit
Total jumlah unit yang diproduksi = 60.000
Produk Unit Produksi Pembagian biaya produksi gabungan
(unit produksi x biaya rata-rata per unit)
A 20,000 $ 40,000 B 15,000 $ 30,000 C 10,000 $ 20,000 D 15,000 $ 30,000
60,000
METODE RATA-RATA
TERTIMBANG
Metode rata-rata tertimbang menggunakan faktor pembobotan
yang diberikan ke setiap unit sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya gabungan.
Dasar alokasi =
Barang jadi dari semua jenis x faktor pembobotan
Faktor pembobotan dapat didasarkan pada atribut seperti ukuran
unit, tingkat kesulitan, waktu yang diperlukan untuk memproduksi unit tsb, perbedaan dalam jenis tenaga kerja yang digunakan, perbedaan jumlah bahan baku yang digunakan.
Contoh: asumsi faktor pembobotan yang dibebankan keempat produk
:
Produk A = 3 poin Produk B = 12 poin Produk C = 13.5 poin Produk D = 15 poin
Metode rata-rata tertimbang menggunakan faktor pembobotan
yang diberikan ke setiap unit sebagai dasar untuk mengalokasikan biaya gabungan.
Dasar alokasi =
Barang jadi dari semua jenis x faktor pembobotan
Faktor pembobotan dapat didasarkan pada atribut seperti ukuran
unit, tingkat kesulitan, waktu yang diperlukan untuk memproduksi unit tsb, perbedaan dalam jenis tenaga kerja yang digunakan, perbedaan jumlah bahan baku yang digunakan.
Contoh: asumsi faktor pembobotan yang dibebankan keempat produk
:
Menggunakan data dari contoh sebelumnya,
alokasi biaya gabungan dengan metode rata-rata
tertimbang adalah seperti berikut:
1 2 3 4 5
Produk Unit Produksi Poin Rata-rata
tertimbang Biaya per unit
Pembagian biaya produksi gabungan
(no.1 x no.2) (total biaya produksi gabungan : total
rata-rata tertimbang) (no.3 x no.4)
A 20,000 3 60,000 0.20 $ 12,000
B 15,000 12 180,000 0.20 $ 36,000
C 10,000 13.5 135,000 0.20 $ 27,000
D 15,000 15 225,000 0.20 $ 45,000
600,000
$ 120,000
METODE UNIT KUANTITATIF
Metode unit kuantitatif (quantitative unit method):
adalah metode yang mengalokasikan biaya gabungan berdasarkan satuan pengukuran yang sama, misalnya galon, ton, atau meter persegi.
Jika produk gabungan tidak bisa diukur dalam satuan
ukuran yang sama, maka ukuran tersebut harus dikonversikan ke satuan yang sama. Misal ketika arang diproduksi, batubara,benzol,amonia sulfat dan gas juga ikut diproduksi dan masing-masing diukur dalam satuan yang berbeda.
Contoh berikut ini menggunakan metode unit kuntitatif
dengan menggunakan berat sebagai dasar alokasi biaya gabungan dengan asumsi biaya batubara adalah sebesar $40 per ton.
Metode unit kuantitatif (quantitative unit method):
adalah metode yang mengalokasikan biaya gabungan berdasarkan satuan pengukuran yang sama, misalnya galon, ton, atau meter persegi.
Jika produk gabungan tidak bisa diukur dalam satuan
ukuran yang sama, maka ukuran tersebut harus dikonversikan ke satuan yang sama. Misal ketika arang diproduksi, batubara,benzol,amonia sulfat dan gas juga ikut diproduksi dan masing-masing diukur dalam satuan yang berbeda.
Contoh berikut ini menggunakan metode unit kuntitatif
1 2 3 4
Biaya per produk per ton batubara
((no.1 : (total berat produk-berat
limbah))x berat limbah (no.1+no.2)
(no.3 : total bobot setelah revisi) x biaya per ton batubara