Tema 7: Ilmu-Ilmu Murni (Matematika, Fisika, Kimia dan Biologi)
HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR,
JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA
PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS
Oleh
Agung Prabowo
1), Nugroho Sapto Yudanto Yudasubrata
2), dan Agustini Tripena
3)1,2,3)
Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Jenderal Soedirman
Jl. Dr. Soeparno No. 61 Karangwangkal Purwokerto, 53123
Jawa Tengah, Indonesia.
e-mail:; agung.prabowo@unsoed.ac.id
1); agung_nghp@yahoo.com
1);
atosapto@gmail.com
2); tripena60@yahoo.co.id
3)ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk memeriksa ada tidaknya hubungan antara faktor-faktor jenis kelamin, umur, dan jenis pekerjaan penderita HIV/AIDS di Kabupaten Banyumas. Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder yang dikumpulkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Data yang digunakan adalah data jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Banyumas
sejakJanuari 2013 hingga Desember 2015. Pemeriksaan dengan uji independensi
Chi-Squaremenghasilkan kesimpulan adanyahubungan antara tiap dua faktor dari tiga faktor tersebut.
Kata Kunci: HIV/AIDS, jenis kelamin, jenis pekerjaan, kelompok umur.
ABSTRACT
This study was conducted to examine the presence or absence of relationship between sex factors, age, and type of work of HIV patients. The study was conducted using secondary data collected by Banyumas District Health Office. The data used is data of the number of HIV/AIDS sufferers in Banyumas Regency since January 2013 until December 2015.Examination with Chi-Square independence test resulted in the conclusion of the relationship between each two factors of the three factors.
Keywords: HIV / AIDS, gender, occupation, age group.
PENDAHULUAN
Saat ini, HIV/AIDS telah menjadisalah satu penyakit yang paling mengancam hidup
manusia. Epidemi virus HIV pertama sekali teridentifikasi pada tahun 1983. Penyakit ini telah
menyebar ke seluruh dunia. Saat ini, lebih dari 42 juta orang hidup dengan infeksi HIV/AIDS.
Angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh HIV terus bertambah setiap
tahunnya. Di seluruh dunia, HIV telah menginfeksi 50–60 juta orang dan lebih dari 22 juta orang
dewasa dan anak–anak telah meninggal karena penyakit ini. Setiap tahun,rata-ratatiga juta orang
meninggal karena penyakit ini (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015: 87).
Sekitar setengah dari 5 juta kasus baru setiap tahun terjadi pada dewasa muda usia 15 –
24 tahun (Abbas etal., 2007). Sebagai negara terbuka, menurut Hanum (2009), masalah HIV/AIDS
di Indonesia cukup mendapat perhatian mengingat kemungkinan masuknya AIDS cukup besar dan
sulit dihindari. Sampai Maret 2010 tercatat terjadi 20.564 kasus AIDS dengan 3.936 orang korban
meninggal dunia di Indonesia (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015: 87). Berdasarkan
data-data yang ada, jumlah tersebut diprediksikan bertambah seiring dengan banyaknya faktor dan
sarana penularan HIV/AIDS. Sementara itu, di Kabupaten Banyumas sendiri tercatat 706 penderita
HIV/AIDS hingga tahun 2015.
Mengacu pada latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seperti
apakah hubugan antara faktor umur, jenis kelamin, dan jenis pekerjaan penderita HIV/AIDS di
Kabupaten Banyumas. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah mengetahui ada tidaknya
hubungan antar faktor umur, jenis kelamin, dan jenis pekerjaan penderita HIV/AIDS di Kabupaten
Banyumas. Digunakan uji independensi chi-square untuk memeriksa hubungan antar faktor
tersebut.
Adapun batasan masalah untuk penelitian ini adalah (1) faktor-faktor yang diuji adalah
umur, jenis kelamin, dan jenis pekerjaan, dan (2) data penderita penyakit HIV/AIDS tidak
memperhatikan faktor kematian, migrasi penduduk kedalam, dan migrasi penduduk keluar.
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Banyumas. Data tersebut adalah jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten
Banyumas dari tahun 2013-2015.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Chi-Square
Uji chi-square (
2 ) digunakan untuk mengevaluasi atau memeriksa apakah terdapathubungan atau perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diselidiki atau hasil observasi (
f
o)dengan frekuensi yang diharapkan (
f
e) dari sampel.Pengujian hipotesis dengan uji
2 dilakukan melalui pembuatan tabel kontingensi.simultanmenurutdua kriteria yaitu b menyatakan banyaknya baris yang menunjukkanberbagai
peringkatdari suatukriteria klasifikasidan k menyatakan banyaknya kolom peringkat
kriteriakedua.Ukuran tabel kontigensi dinyatakan dengan bk dan hasil perkaliannya
menunjukkan jumlah selpada tabeltersebut.
Selanjutnya, dalam pengujian hipotesis, besarnya nilai
2yang diperoleh (disebut
hitung2) diperbandingkan dengan nilai
2 dari tabel (disebut
tabel2 ).Langkah-langkah pengujianhipotesis dengan metode uji
2adalah sebagai berikut:1. Membuat rumusan hipotesis dari permasalahan yang dihadapi:
𝐻
0: Tidak ada hubungan antara variabel 1 dan variabel 2𝐻
1: Ada hubungan antara variabel 1 dan variabel 22. Menentukan taraf signifikansi
Umumnya dipilih taraf signifikansi
= 0,05 dan derajat kebebasan
1
1
b
k
db
. Dengan demikian, nilai
tabel2 adalah
tabel2
2;db3. Menentukan daerah penolakan hipotesis
Jika
hitung2
tabel2 maka𝐻
0 ditolak. Sebaliknya,𝐻
0 diterima. AtauJika pvalue
maka𝐻
0 ditolak. Sebaliknya,𝐻
0 diterima.4. Mencari nilai
hitung2Rumus yang digunakan untuk menghitung
hitung2 adalah
e e hitung
f
f
f
0 22
(1)dengan
f
0: frekuensi yang observasi (frekuensi empiris)
f
e: frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis), dengan
T
f
f
f
e b k (2)
f
k : jumlah frekuensi pada kolom
f
b : jumlah frekuensi pada barisKarakteristik Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Banyumas selama tiga tahun, sejak Januari 2013 hingga Desember 2015. Sebaran data untuk tiap
bulan didaftarkan pada tabel 1.
Tabel 1 Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Banyumas dari Januari 2013 hingga Desember 2015
Data-data yang dikumpulkan dapat diklasifikan menurut kriteria (faktor) jenis kelamin,
umur penderita HIV/AIDS dan jenis pekerjaan. Dengan membuat tabel kontingensi dan melakukan
uji hipotesa dengan uji chi-square dapat diketahui apakah terdapat hubungan antar dua atau ketiga
faktor tersebut.
Uji Independensi antara Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Hipotesis nol
H
0 untuk uji independensi antara variabel jenis kelamin dan umur padapenderita HIV/AIDS di Kabupaten Banyumas adalah “tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan
kelompok umur penderita HIV/AIDS di Kabupaten Banyumas”. Tabel kontingensi untuk uji ini
diberikan pada tabel 2. Data-data pada masing-masing sel di tabel 2 menyatakan frekuensi
observasi atau frekuensi empiris (
f
0).Tabel 2 Tabel kontingensi menyatakan frekuensi observasi untuk variabel Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
0-10 11-20 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 Total
L 17 8 148 140 80 20 2 415
P 18 12 128 89 28 14 2 291
Total 35 20 276 229 108 34 4 706
Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah terbesar penderita HIV/AIDS adalah usia pada
kategori dewasa muda, antara 21-40 tahun. Pencermatam secara serius perlu dilakukan dengan
terjadinya peningkatan luar biasa dari kelimpok umur 11-20 ke kelompok umur 21-30. Peningkatan
sebesar 14 kali lipat merupakan kejadian luar biasa untuk kelompok umur ini. Pada kelompok umur
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Total
2013 13 8 13 23 16 22 14 18 17 19 22 28 213
2014 18 26 26 14 16 20 15 21 21 20 20 25 242
2015 16 13 22 25 30 19 18 16 28 21 15 28 251
berikutnya (31-40) juga terindikasi masih sangat tingginya jumlah penderita HIV/AIDS.
Pengurangan jumlah penderita HIV/AIDS yang cukup signifikan terjadi pada kelompok umur
41-50 dan 51-60. Mungkin, pada kelompok umur ini terjadi banyak kematian dan sangat sedikitnya
tambahan penderita sehingga jumlah penderita HIV/AIDS menurun tajam. Data dari tabel 2 juga
menyatakan lebih banyak pria yang menderita penyakit ini dengan rasio sekitar 1,5 kalinya jumlah
penderita wanita.
Pengujian untuk memeriksa ada tidaknya hubungan antara faktor kelompok umur dengan
jenis kelamin dilakukan dengan memilih taraf signifikansi
= 0,05 dan derajat kebebasan
1
1
6
b
k
db
. Untuk taraf signifiknasi dan derajat kebebasan tersebut, diperoleh nilaichi-square tabel sebesar 2 12592
6
Nilai chi-square hitung diperoleh dengan terlebih dahulu menentukan nilai frekuensi teoritis
(frekuensi harapan) yang dihitung dengan persamaan (2). Nilai frekuensi harapan (
f
e) untuk setiapkolom diberikan pada tabel 3.
Tabel 3 Tabel kontingensi menyatakan frekuensi harapan untuk variabel Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
0-10 11-20 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70 Total
L 20,57 11,76 162,24 134,61 63,48 19,99 2,35 415
P 14,43 8,24 113,76 94,39 44,52 14,01 1,65 291
Total 35 20 276 229 108 34 4 706
Dengan menggunakan persamaan (1), nilai chi-square dapat dihitung. Tabel 4 menyatakan rasio
antara selisih kuadrat dari frekuensi observasi dengan frekuensi harapan dibandingkan dengan
frekuensi harapan.
Tabel 4 Rasio antara selisih kudarat frekuensi observasi dengan frekuensi harapan terhadap frekuensi harapan untuk variabel Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
0-10 11-20 21-30 31-40 41-50 51-60 61-70
L 0,62 1,20 1,25 0,22 4,30 0,00001 0,05
P 0,89 1,71 1,78 0,31 6,13 0,00001 0,07
Berdasarkan hasil pada tabel 4, dapat dihitung nilai chi-square hitungnya, sebesar
hipotesis nol. Dengan demikian,
H
0 ditolak yang artinya terdapat hubungan antara jenis kelamindan umur penderita HIV/AIDS di KabupatenBanyumas.
Uji Independensi antara Jenis Kelamin dan Jenis Pekerjaan
Pengujian untuk menetukan ada tidaknya hubungan antara jenis kelamin dengan jenis
pekerjaan dilakukan dengan cara serupa seperti pada pengujian sebelumnya. Hipotesis nol
H
0untuk uji independensi antara variabel jenis kelamin dan pekerjaanpada penderita HIV/AIDS di
Kabupaten Banyumas adalah “tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan jenis pekerjaan
penderita HIV/AIDS di Kabupaten Banyumas”. Tabel kontingensi untuk uji ini diberikan pada
tabel 5.
Tabel 5 Tabel kontingensi menyatakan frekuensi observasi untuk variabel Jenis Kelamin dan Jenis Pekerjaan Tidak
Bekerja Buruh
Karya
Wan
Wira
swasta PNS PSK
Pelajar/
Mhsw Total
L 76 82 170 57 19 8 3 415
P 160 13 59 16 2 41 0 291
Total 236 95 229 73 21 49 3 706
Tabel 5 menunjukkan banyaknya karyawan dan buruh yang menjadi pengidap
HIV/AIDS. Fenomena ini sangat menarik dan perlu penelitian lanjutan atas kejadian ini. Data-data
pada masing-masing sel di Tabel 5 menyatakan frekuensi observasi atau frekuensi empiris (
f
0).Dengan menggunakan persamaan (2) dapat dihitung nilai frekuensi harapan (
f
e) untuksetiap kolom. Hasilnya diberikan pada tabel 6.
Tabel 6 Tabel kontingensi menyatakan frekuensi harapan untuk variabel Jenis Kelamin dan Jenis Pekerjaan
Selanjutnya, dengan menggunakan persamaan (1), nilai chi-square dapat dihitung. Tabel
7 menyatakan rasio antara selisih kuadrat dari frekuensi observasi dengan frekuensi harapan
dibandingkan dengan frekuensi harapan. Tidak
Bekerja Buruh
Karya
Wan
Wira
swasta PNS PSK
Pelajar/
Mhsw Total
L 138,73 55,84 134,61 42,91 12,34 28,80 1,76 415
P 97,27 39,16 94,39 30,09 8,66 20,20 1,24 291
Tabel 7 Rasio antara selisih kudarat frekuensi observasi dengan frekuensi harapan terhadap frekuensi harapan untuk variabel Jenis Kelamin dan Jenis Pekerjaan
Tidak
Berdasarkan hasil pada tabel 7, dapat dihitung nilai chi-square hitungnya, sebesar
59
menerima hipotesis nol. Dengan demikian,
H
0 ditolak yang artinya terdapat hubungan antara jeniskelamin dan jenis pekerjaan penderita HIV/AIDS di KabupatenBanyumas.
Uji Independensi antara Kelompok Umur dan Jenis Pekerjaan
Pengujian untuk menetukan ada tidaknya hubungan antara kelompok umur dengan jenis
pekerjaan dilakukan dengan cara serupa seperti pada pengujian sebelumnya. Hipotesis nol
H
0untuk uji independensi antara variabelkelompok dan jenis pekerjaanpada penderita HIV/AIDS di
Kabupaten Banyumas adalah “tidak ada hubungan antara kelompok umur dan jenis pekerjaan
penderita HIV/AIDS di Kabupaten Banyumas”. Tabel kontingensi untuk uji ini diberikan pada
tabel 8. Data-data pada masing-masing sel di tabel 8 menyatakan frekuensi observasi atau frekuensi
empiris (
f
0). Tabel 8 menunjukkan banyaknya karyawan dan buruh yang menjadi pengidapHIV/AIDS pada kelompok umur 21-30 dan 31-40. Fenomena ini perlu mendapat penyimakan dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, terkait banyaknya pengidap HIV/AIDS pada karyawan
dan mereka yang tidak bekerja untuk kelompok umur dewasa muda (21-40 tahun).
Tabel 8 Tabel kontingensi menyatakan frekuensi observasi untuk variabel Umur dan Jenis Pekerjaan
Total 236 95 229 73 21 49 3 706
Dengan menggunakan persamaan (2) dapat dihitung nilai frekuensi harapan (
f
e) untuksetiap kolom. Hasilnya diberikan pada tabel 9.
Tabel 9 Tabel kontingensi menyatakan frekuensi harapan untuk variabel Umur dan Jenis Pekerjaan
Tidak
menyatakan rasio antara selisih kuadrat dari frekuensi observasi dengan frekuensi harapan
dibandingkan dengan frekuensi harapan.
Tabel 10 Rasio antara selisih kudarat frekuensi observasi dengan frekuensi harapan terhadap frekuensi harapan untuk variabel Umur dan Jenis Pekerjaan
Tidak
Berdasarkan hasil pada tabel 10, dapat dihitung nilai chi-square hitungnya, sebesar
menerima hipotesis nol. Dengan demikian,
H
0 ditolak yang artinya terdapat hubungan antarakelompok umur dan jenis pekerjaan penderita HIV/AIDS di KabupatenBanyumas.
KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan uji independensi chi-square terhadap faktor jenis kelamin,
kelompok umur penderita, dan jenis pekerjaan penderita HIV/AIDS di Kabupaten Banyumas
diperoleh kesimpulan adanya hubungan antara tiap dua faktor dari tiga faktor tersebut.
Penderita HIV/AIDS di Kabupaten Banyumas pada masa mendatang lebih berpotensi terjadi
pada kategori-kategori umur, jenis kelamin, dan jenis pekerjaan tertentu yaitu kategori laki-laki
berumur 21-40 (dewasa muda) dan bekerja sebagai karyawan dan tanpa pekerjaan. Hasil penelitian
ini mendukung pendapat Abbas et al. (2007).
Selanjutnya, dapat ditarik inferensi jumlah penderita HIV/AIDS pada kelompok umur
dewasa muda untuk mereka yang tidak bekerja lebih didominasi oleh penderita wanita. Sedangkan
untuk jumlah penderita HIV/AIDS pada kelompok umur dewasa muda untuk mereka yang bekerja
sebagai karyawan lebih didominasi oleh penderita pria.
UCAPAN TERIMA KASIH
Publikasi artikel ini dapat dilakukan atas dukungan dana dari hibah penelitian Riset
Institusi UNSOED Tahun Anggaran 2017, Nomor Kept. 1247 / UN23.14 / PN.01.00 / 2017.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, A.K., A.H. Linchtman, and S. Pillai. 2007. Congenital and Acquired Immunodeficiences. Cellular and Molecular Immunology. 6nd Ed. Elsevier Saunders.
Hanum, S. Y. M. 2009. Hubungan Kadar CD4 dengan Infeksi Jamur Superfisialis pada Penderita
HIV di RSUP H. Adam Malik Medan. Tugas Akhir. Universitas Negeri Medan.Medan:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Profil Kementerian Kesehatan Republik