• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci: Kualitas hidup, faktor sosiodemografi : umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan., EQ- 5D.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci: Kualitas hidup, faktor sosiodemografi : umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan., EQ- 5D."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI (UMUR, JENIS KELAMIN, TINGKAT PENDIDIKAN) DENGAN KUALITAS HIDUP PENDUDUK DI KELURAHAN KOLONGAN KECAMATAN TOMOHON TENGAH KOTA TOMOHON

Reza F. Tamatompol*, Sekplin A. S. Sekeon*, Afnal Asrifuddin* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK

Kualitas hidup yang baik ditemukan pada seseorang yang dapat menjalankan fungsi dan perannya dalam kehidupan sehari-hari dengan baik. Kualitas hidup menilai lima dimensi yaitu Kemampuan berjalan, perawatan diri, Kegiatan yang biasa dilakukan, rasa nyeri atau tidak nyaman dan rasa cemas atau depresi. Kota Tomohon merupakan kota yang memiliki kasus penyakit dan masalah kesehatan yang beberapa diantaranya merupakan yang tertinggi di Sulawesi Utara, seperti angka obesitas, hipertensi, dan cedera. Pravalensi gangguan mental emosional di Sulawesi Utara juga patut diperhatikan dimana kota Tomohon berada di posisi kedua terbanyak. Dengan beberapa aspek tersebut, sangat menarik untuk dilakukan penelitian tentang kualitas hidup di Kelurahan Kolongan Kecamatan Tomohon Tengah Kota Tomohon. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk umum. Sampel diambil secara purposive sampling dengan jumlah sampel 102 responden. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara, dengan kuesioner sosiodemografi dan EQ-5D-5L sebagai instrumen pengumpulan data. Uji chi square digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel dengan CI= 95% dan α=0,05. Terdapat hubungan antara umur (p= 0,026), dengan kualitas hidup penduduk Kelurahan Kolongan. Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin (p= 0,287) dan tingkat pendidikan (p=0,075) dengan kualitas hidup penduduk Kelurahan Kolongan. Faktor umur memegang peran penting terhadap nilai kualitas hidup, Sedangkan jenis kelamin dan tingkat pendidikan bukan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap nilai kualitas hidup.

Kata kunci: Kualitas hidup, faktor sosiodemografi : umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan., EQ-5D.

ABSTRACT

The ideal quality of life is found in someone who can perform their functions and roles in everyday life well. Quality of life assess five dimensions which are the ability to walk, self-care, habits, pain or discomfort and anxiety or depression. Tomohon is a city which owns several cases of illness and health problems, where some of them are the highest in North Sulawesi, this includes obesity rates, hypertension, and injuries. The prevalence of mental emotional disorders in North Sulawesi must be concerned because Tomohon is ranked as the second most. With such aspects, it is very interesting to do a research about quality of life in Kolongan Subdistrict, Tomohon Tengah District, Tomohon. This research was a quantitative research with cross-sectional research design, conducted in May-June 2017. The population in this research was the general population. The sample was taken by purposive sampling with the sample of 102 respondents. Data collection used in this research were interview method, with sociodemographic questionnaire and EQ-5D-5L as data collection instrument. Chi square test was used to analyze the relationship between variables with CI = 95% and α = 0,05. There was a relationship between age (p = 0,026), with the quality of life of Kolongan sub-district residents. There was no relationship between gender (p = 0,287) and education level (p = 0,075) with the quality of life of Kolongan sub-district residents. Age plays an important role on the quality of life value, while gender and education level was not the factors which affects the quality of life value.

(2)

2 PENDAHULUAN

Penilaian kualitas hidup yang

dikembangkan oleh EuroQoL Group (2013) menilai 5 dimensi yaitu Kemampuan berjalan, Perawatan diri, Kegiatan yang biasa dilakukan, rasa nyeri, dan Rasa cemas.

Di Indonesia proporsi penduduk yang melakukan aktivitas fisik “aktif” adalah 73,9 persen. Prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk Indonesia 1,7 per mil. Prevalensi cedera secara nasional adalah 8,2 persen. Proporsi disabilitas berdasarkan tingkat kesulitan menurut

komponennya menunjukan angka

kesulitan berjalan jauh dialami oleh 12 dari 100 penduduk Indonesia. Rerata skor penduduk Indonesia adalah 25,24. (Riskesdas, 2013).

Dalam Riskesdas (2007),

prevalensi obesitas sentral pada penduduk dewasa ≥ 15 tahun secara rerata di Sulawesi Utara sebesar 28 persen, tertinggi di Kota Tomohon sebesar 41,4 persen. Kota Tomohon juga menempati urutan pertama kejadian hipertensi di Sulawesi Utara sebesar 41,6 persen atau empat diantara sepuluh penduduk. Prevalensi gangguan mental emosional untuk Sulawesi utara sebesar 9

persen, dengan kota Tomohon

menempati urutan ke dua sebesar 17,3 persen. Kota Tomohon juga menempati urutan pertama untuk kasus cedera dengan proporsi 19,3 %.

Kondisi ini menggambarkan betapa seriusnya permasalahan kualitas hidup penduduk. Oleh karena itu penelitian ini dimaksudkan untuk dapat

mengetahui hubungan factor

sosiodemografi dengan kualitas hidup.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional study Waktu penelitian dimulai pada bulan Mei-Juli Tahun 2017 di Kelurahan Kolongan Kecamatan Tomohon Tengah Kota Tomohon. Teknik pengambilan

sampel menggunakan purposive

sampling dengan sampel 102. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner sosiodemografi dan kuesioner EQ-5D.

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Karakteristik Responden

Karakteristik Responden n (102) % Umur 17-25 Tahun 26-35 Tahun 36-45 Tahun 46-55 Tahun 56-65 Tahun > 65 Tahun Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi 12 15 21 29 16 9 11 25 55 11 11,8 14,7 20,6 28,4 15,7 8,8 10,8 24,5 53,9 10,8

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa responden yang terbanyak yaitu dari kategori umur 46-55 tahun yang

(3)

3 berjumlah 29 (28,4%) orang, dan jumlah responden terendah yaitu dari kategori umur > 65 tahun yaitu 9 (8,8%) orang. Untuk tingkat pendidikan responden yang lebih banyak yaitu pendidikan SMA yang berjumlah 55 (53,9%) orang, yang terendah yaitu pendidikan SD dan perguruan tinggi yang berjumlah masing-masing 11 (10,8%) orang.

Tabel 2. Analisis Univariat

Variabel n (102) % Kualitas Hidup Baik Kurang Umur Lansia Non Lansia Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Pendidikan Dasar Menengah Tinggi 68 34 9 93 31 71 36 55 11 66,7 33,3 8,8 91,2 30,4 69,6 35,3 53,9 10,8

Pada tabel 2 dijelaskan responden yang memiliki nilai kualitas hidup yang baik adalah 68 (66,7%) orang, dan nilai kualitas hidup yang kurang adalah 34 (33,3%) orang. Berdasarkan umur yang lebih banyak yaitu kategori non lansia yang berjumlah 93 (91,2%) orang dibandingkan dengan lansia yang berjumlah 9 (8,8%) orang. Hasil wawancara yang dilakukan kepada responden didapatkan jenis kelamin responden yang lebih banyak yaitu perempuan yang berjumlah 71 (69,4%) sedangkan laki-laki berjumlah 31 (30,4%) orang.

Dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan responden yang terbanyak yaitu pendidikan menengah atau SMA yang berjumlah 55 (53,9%) orang, dan jumlah responden terendah yaitu kategori pendidikan tinggi atau perguruan tinggi berjumlah 11 (10,8%) orang.

Tabel 3. Analisis Bivariat

Variabel

Kualitas Hidup

Total

p value

Kurang Baik Baik

N % n % n % Umur Lansia 6 5,9 3 2,9 9 8,8 0,026 0,287 0,075 Non Lansia Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Pendidikan Dasar Menengah Tinggi 28 8 26 17 15 2 27,5 7,8 25,6 16,7 14,7 1,9 65 23 45 19 40 9 63,7 22,54 4,1 18,6 39,2 8,8 93 9 93 36 55 11 91,2 30,3 69,7 36,3 53,9 10,7

(4)

4 Karakteristik Responden

Hasil penelitian yang telah dilakukan dengan, total responden yang didapat memiliki karekteristik umur yang berbeda-beda, yaitu dari kategori umur 46-55 tahun yang berjumlah 29 responden. Untuk tingkat pendidikan responden yang lebih banyak yaitu tingkat pendidikan SMA yang berjumlah 55 responden.

Hubungan Umur Dengan Kualitas Hidup

Hasil penelitian menunjukan hampir semua orang yang berusia tua atau sudah lanjut usia memiliki nilai kualitas hidup yang kurang. Dapat dilihat berdasarkan hasil uji chi square dengan nilai p yaitu 0,026 yang berarti nilai p < 0,05.

Adapun pula responden lanjut usia di Kelurahan Kolongan sudah memiliki latar belakang penyakit degenaratif, sehingga tentu sangat

berpengaruh dalam melaksanakan

aktivitas dan kesehatan mental. Hal ini juga dudukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh McCaffrey et al (2016) di Australia Selatan yang menunjukan bahwa adanya hubungan antara umur dengan kualitas hidup dengan nilai p yaitu 0,01 (p<0,05). Didukung juga dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Hamzah, R (2016) pada pasien gagal jantung di RS PKU Muhammadyah

Yogyakarta, dimana dari hasil

pengumpulan data ditemukan distribusi pasien yang berusia 46-64 tahun memiliki nilai kualitas hidup yang kuat dan hasil uji statistik juga menunjukan adanya hubungan antara umur dengan kualitas hidup dengan nilai p yaitu 0,001 (p<0,05).

Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kualitas Hidup

Hasil penelitian menunjukan bahwa responden terbanyak adalah responden berjenis kelamin perempuan dengan sebagian besarnya mememiliki nilai kualitas hidup yang baik. Begitu pula dengan yang berjenis kelamin laki-laki yang sebagian besarnya memiliki nilai kualitas hidup yang baik. Dengan demikian Jenis kelamin tidak memiliki hubungan terhadap peningkatan atau penurunan kualitas hidup.

Penelitian yang dilakukan oleh Arau´ jo et al (2014), didapatkan hasil yang berbeda dimana jenis kelamin memiliki hubungan dengan nilai kualitas hidup. Hasil uji stastistik menunjukan bahwa nilai p lebih kecil dibandingkan dengan nilai alfa (p= 0,031 < α=0,05). Hal ini bisa disebabkan karena pengukuran kualitas hidup dilakukan terhadap pasien atau yang sedang sakit, dan juga setiap negara memiliki pandangan yang berbeda terhadap kualitas hidup, dikarenakan karena

(5)

5 kondisi geografis dan budaya yang berbeda dengan negara yang lain.

Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Kualitas Hidup

Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan nilai kualitas hidup.

Menurut pengamatan peneliti, pengetahuan memiliki pengaruh yang kuat dalam meningkatkan kualitas hidup.

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hilka et al (2017), didapatkan hasil dimana tingkat pendidikan memiliki hubungan dengan nilai kualitas hidup. Penelitian ini menggunakan kuesioner EQ-5D yang memakai value set dari dua negara yaitu Inggris dan Zimbabwe dengan nilai uji stastistik yang sama, bahwa nilai p lebih kecil dibandingkan dengan nilai alfa (p= 0,015 < α=0,05) sehingga Ho ditolak.

KESIMPULAN

1. Terdapat hubungan antara umur dengan kualitas hidup pada penduduk Kelurahan Kolongan Kecamatan Tomohon Tengah Kota Tomohon.

2. Tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kualitas hidup di Kelurahan Kolongan Kecamatan Tomohon Tengah Kota Tomohon 3. Tidak terdapat hubungan antara

tingkat pendidikan dengan kualitas

hidup pada penduduk Kelurahan

Kolongan Kecamatan Tomohon

Tengah Kota Tomohon.

SARAN

Instansi kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit dan dinas kesehatan setempat diharapkan dapat memberikan perhatian lebih terhadap kualitas hidup. Pemerintah juga melakukan dukungan terhadap intansi kesehatan dan tentunya sangat diperlukan adanya dukungan, partisipasi dan rasa kesadaran dari

masyarakat akan pentingnya

pengetahuan dari beberapa faktor yang dapat meningkatkan nilai kualitas hidup yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arau´ jo, A. Dantas, D. Nascimento, G. Ribeiro, S. Chaves, K. Silva, V. Arau´ jo Jr, R. Souza, D. Medeiros, D. 2014. Quality of Life in Patients with Schizophrenia:The Impact of

Socio-economic Factors and

Adverse Effects of Atypical Antipsychotics Drugs. Brazil

Euro QOL Research Foundation

Disclaimer. 2017. European

Quality of life-5 Dimension (EQ-5D), EQ-5D-5L User Guide, Basic information on how to use EQ-5D-5L, Intrument. The Netherlands : Euro QOL Research Foundation. (Online),

(6)

6 ( http://www.euroqol.org/about-eq-5d.htmlv, Di akses pada tanggal 6 April 2017)

Hamzah, R. 2016. Hubungan Usia Dan Jenis Kelamin Dengan Kualitas Hidup Pada Penderita Jantung Di

RS PKU Muhammadyah

Yogyakarta. (Online),

(http://www.digilib.unisayogya.ac.i d./2256/, Di akses pada tanggal 6 April 2017)

Hilka, T. Rosenkranz, B.Sinanovic, E. Bennett, B. Schwenkglenks, M. 2017. Health related quality of life in South African patients with pulmonary tuberculosis

Kementrian Kesehatan. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan

Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Jakarta.

Kementrian Kesehatan. 2007. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian

dan Pengembangan Kesehatan

Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Jakarta.

Liu, K. He, L.Tang, X. Wang, J. Li, N. Wu, Y. Marshall, R. Li, J. Zhang, Z. Liu, J. Xu, H.Yu, L. and Hu, Y. 2010. Relationship between menopause and health-related quality of life in middle-aged Chinese women: a cross-sectional study. Beijing, China. BMC Women's Health 2014, 14:7

(online)

(http://www.biomedcentral.com/1 472-6874/14/7, diakses pada tangal 7 juni, 2017)

McCaffrey, N. Kaambwa, B. Currow, D.

Ratcliffe, J. 2016. Health-related

quality of life measured using the EQ-5D–5L: South Australian population norms. Australia. 41:133

Gambar

Tabel 3. Analisis Bivariat

Referensi

Dokumen terkait

Judul Tugas Akhir : Proyeksi pertumbuhan penduduk Kotamadya Pematangsiantar berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur pada tahun 2013. Telah melaksanakan test Implementasi

“Pengaruh tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin, agama dan suku terhadap penerimaan dan penolakan penggunaan alat kontrasepsi KB di Kelurahan Sidorejo Hilir”.. 1.2

Masyarakat memerlukan informasi kualitas fisik daging kerbau sehingga dilakukan pada umur dan jenis kelamin yang berbeda, hasil penelitian ini bermanfaat agar

PERSENTASE PENDUDUK 7-24 TAHUN MENURUT KECAMATAN,JENIS KELAMIN,DAN PARTISIPASI BERSEKOLAH (SUSEDA KAB. GARUT

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Faktor Risiko Umur, Jenis Kelamin, Kegemukan, dan Hipertensi dengan kejadian Diabetes Mellitus Tipe II di

2.5 Hubungan Antara Jenis Kelamin, Umur, Tingkat Pendidikan, Tingkat Upah Terhadap Kesempatan Kerja. 2.5.1 Hubungan Jenis Kelamin dengan

Hubungan jenis kelamin dengan kualitas hidup pada penderita gagal jantung di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, hasil penelitian ini menemukan bahwa adanya hubungan yang

Berdasarkan perbedaan jenis kelamin kadar AST dan ALT pada anjing Doberman jantan lebih tinggi daripada anjing Doberman betina (Mundim et al., 2007). Acuan data