• Tidak ada hasil yang ditemukan

DETERMINAN PERILAKU KONSUMSI MINUMAN KERAS PADA REMAJA DI DESA TANGGUL KULON KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DETERMINAN PERILAKU KONSUMSI MINUMAN KERAS PADA REMAJA DI DESA TANGGUL KULON KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

DETERMINAN PERILAKU KONSUMSI MINUMAN KERAS PADA REMAJA DI DESA TANGGUL KULON KECAMATAN

TANGGUL KABUPATEN JEMBER

ALFI LAILI FITRIA 1212010002

Subject : determinan, minuman keras, perilaku, remaja

Descriptions :

Maraknya minuman keras (miras) yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di beberapa wilayah di Indonesia, kini semakin meresahkan dengan munculnya fenomena Miras oplosan yang telah merenggut banyak korban. Perilaku ini seringkali muncul pada masa remaja yang merupakan masa pencarian jati diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku konsumsi minuman keras pada remaja di Desa Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember tahun 2015.

Metode penelitian ini menggunakan rancang bangun deskriptif. Populasi penelitian ini adalah semua remaja yang mengkonsumsi minuman keras di Desa Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember dengan jumlah populasi 26 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah snowball sampling dengan key informan didapatkan sampel sejumlah 26 orang. Variabel penelitian ini adalah determinan perilaku konsumsi minuman keras pada remaja.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa determinan perilaku konsumsi minuman keras pada remaja di Desa Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember adalah reinforcing factor sebagian besar adalah negatif sebanyak 65,4%, enabling factor sebagian besar adalah mudah mendapatkan minuman keras sebanyak 65,4%, dan predisposing factor sebagian besar adalah negatif yaitu 53,8%. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat yaitu distribusi frekuensi.

Teman sebaya bisa menjadi kelompok yang memberikan pengaruh negatif terhadap anak remaja. Mereka mendorong kearah kualitas yang tidak diharapkan seperti minum-minuman keras atau kenakalan remaja lainnya terutama pada anak-anak yang kurang mendapatkan pengarahan dari orang tua. Diharapkan remaja untuk menghentikan konsumsi minuman keras karena sangat tidak baik bagi kesehatan, baik fisik maupun mental, meningkatkan pengetahuan religi, berusaha menciptakan kegiatan yang positif.

ABSTRACT

Alcohol abuse behavior is one of the abnormal behaviors in the form of alcohol abuse that is inappropriate. This behavior often appears in teenagers when they are alone. This study aims to determine the behavior determinants of alcohol consumption in teenagers in Tanggul Kulon village Tanggul Jember in 2015.

(2)

with a population of 26 people. The sampling technique used is snowball sampling with key informant obtained a sample of 26 people. The study variable is the determinant of alcohol consumption behavior in teenagers.

The result suggests that the determinant of behavior of alcohol consumption in teenagers in Tanggul Kulon village, Tanggul Jember is that the reinforcing factor is the behavior of peers which are mostly negative. Analysis of the data used is the analysis of univariate the frequency distribution.

Peers can be a group that had a negative impact on teenagers. They may lead to unexpected behaviors like drinking alcohols or other juvenile delinquency, especially in children lacking in parental guidance. It is expected that teenagers stop the consumption of alcohol because it is not good for health, both physically and mentally, increase religious knowledge, and try to participate in positive activities.

Keywords: determinant, alcoholism, adolescent, behavior

Constributor : 1. Budi Prasetyo, M.Kep.,Ns. : 2. Yudha LHK, Amd.Kep., S.Psi Date : 31 Juli 2015

Type Material : Laporan Penelitian Edentifier :

Right : Open Document Summary :

Latar Belakang

Maraknya minuman keras (miras) yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di beberapa wilayah di Indonesia, kini semakin meresahkan dengan munculnya fenomena Mirasoplosan yang telah merenggut banyak korban (Kemenkes RI, 2014).Perilaku penyalahgunaan alcohol merupakan salah satu perilaku abnormal yaitu berupa penggunaan alkohol yang tidak sesuai dengan sebagaimana mestinya.Perilaku ini seringkali muncul pada masa remaja yang merupakan masa pencarian jati diri. Padamasaini, individu terkadang melakukan sesuatu yang beresiko atau berdampak negatif, diantaranya perilaku penyalah gunaan alkohol (Hurlock, 2008). Hal ini sesuai dengan karakteristik remaja yang emosinya tidak stabil, cara berfikirnya bersifat kausalitas, dan terikat erat dengan kelompoknya (Santrock, 2012).

Sebagian besar pengguna narkoba dan alcohol adalah remaja yang terbagi dalam golongan umur. Dari data survey, pengguna alcohol remaja mulai dari usia 14-16 tahun (47,7%) , 17-20 tahun (51,1%), dan 21-24 tahun (31%). Laporan kesehatan World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa pada tahun 2010 terdapat 6,2% penduduk dunia yang berusia lebih dari atau sama dengan 15 tahun merupakan pengguna alkohol (WHO, 2014). Catatan Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan bahwa pengguna alkohol di Indonesia mulai tahun 2011-2013 terdapat68,98% (BNN, 2014).

(3)

saat ada acara seperti ulang tahun, pernikahan, dan lain-lain. Mereka mendapatkan minuman keras dari orang yang punya acara, terkadang juga membeli sendiri dengan cara patungan.

Pada masa remaja terjadi perkembangan yang pesat dari aspek biologik, psikologik, dan juga sosialnya. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya berbagai disharmonisasi yang membutuhkan penyeimbangan sehingga remaja dapat mencapai taraf perkembangan psikososial yang matang dana dekuat sesuai dengan tingkat usianya.Kondisi ini sangat bervariasi antar remaja dan menunjukkan perbedaan yang bersifat individual, sehingga setiap remaja diharapkan mampu menyesuaikan diri mereka dengan tuntutan lingkungannya (IDAI, 2013). Lingkungan sangat berperan besar dalam membentuk perilaku konsumsi alkohol pada remaja. Alasan penggunaan minuman keras diungkapkan oleh Fuhrmann (1990) dalam Pratama (2013) bahwa penyebab penyalahgunaan minuman keras, yaitu determinan sosial (termasuk di dalamnya pengaruh keluarga, afiliasi religius, pengaruh teman sebaya dan pengaruh sekolah) dan determinan personal (termasuk di dalamnya rendah diri, rasa ingin memberontak, dorongan untuk berpetualang, dorongan impulsif, rasa ingin bebas, dan kepercayaan diri yang rendah).

Dampak yang ditimbulkan dari alcoholism juga sangat kompleks, dari masalah kesehatan/fisik, kejiwaan/psikologi dan sosial.Gangguan kesehatan fisik yang ditimbulkan berupa kerusakan dalam hati, jantung pankreas, lambung dan otot. Pada pemakaian kronis minuman keras dapat terjadi pergeseran hati, peradangan pankreas dan peradagan lambung (Da Zulies 2009 dalam Riadi & Damayantie 2013). Dari sudut psikiatri penyalahgunaan alkohol (alkohol) dapat mengakibatkan gangguan mental organic akibat alcohol atau disebut juga sindrom otak organik, yang disebabkan oleh efek langsung dari alcohol tersebut terhadap susunan saraf pusat/otak yang akhirnya mempengaruhi terjadinya perubahan perilaku yang tidak terkontrol pada diri penderita (Hawari, 2006).

Orang tua sebagai orang terdekat dengan para remaja ini haruslah dapat memberikan perhatian yang lebih kepada anaknya yang sudah beranjak remaja.Pendidikan rohani dan kesehatan penting untuk diberikan pada remaja agar mereka dapat terhindar dari penyalahgunaan alkohol. Peran perawat adalah menyediakan program promosi, prevensi, dan proteksi terhadap perilaku berisiko seperti penyalahgunaan alkohol pada remaja di komunitas (Nies dalam Nurhayati, 2011). Berdasarkan masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang determinan perilaku konsumsi minuman keras pada remaja.

Metodologi

(4)

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa determinan perilaku konsumsi minuman keras pada remaja di Desa Tanggul Kulon adalah reinforcing factor yaitu sebagian besar negatif sebanyak17 orang (65,4%). Responden yang mengkonsumsi minuman keras tanpa ada dorongan dari teman karena responden mempunyai keinginan sendiri untuk mengkonsumsi minuman keras, juga disebabkan karena melihat contoh dari orang yang lebih tua, baik secara nyata dari orang-orang di sekitarnya maupun dari media massa terutama televisi dan internet. Selain itu, perilaku konsumsi minuman keras juga dipengaruhi olehadanya faktor yang lain.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa predisposing factor perilaku remaja mengkonsumsi minuman keras sebagian besar adalah negatif pengetahuan, keyakinan, dan sikap tentang minuman keras menjadi penyebab perilaku konsumsi minuman keras yaitu 14 orang (53,8%). Pengetahuan, sikap, keyakinan, yang keliru tentang minuman keras membuat responden tidak menyadari bahwa mengkonsumsi minuman keras ini adalah perbuatan yang tidak baik karena dapat menimbulkan dampak buruk pada kesehatan seperti kanker, dampak psikologis seperti kejahatan yang lain karena minum minuman keras dapat membuat orang mabuk dan kehilangan kesadaran, mereka dapat melakukan apa saja dalam keadaan tidak sadar seperti melakukan pencurian, penodongan, pemerkosaan, hingga pembunuhan. Keyakinan bahwa mereka dapat mengendalikan diri meskipun minum minuman keras membuat mereka terus mengkonsumsi minuman keras. Selain itu, predisposing factor juga meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, dan ekonomi.

Responden di Desa Tanggul Kulon sebagian besar sudah tidak sekolah yaitu 14 anak (53,8%). Responden yang tidak sekolah menyebabkan banyak waku untuk berbuat dan berfikir positif jadi terbuang, karena dengan bersekolah, anak remaja akan lebih dapat menghabiskan waktu di sekolah dan kegiatan-kegiatan yang lebih positif meskipun tidak selalu sekolah diisi dengan kegiatan positif, semua tergantung kepada masing-masing individu.

Responden di Desa Tanggul Kulon hampir setengahnya adalah remaja madya (16-18 tahun) yaitu 12 orang (46,2%). Responden seringkali menganggap bahwa masa remaja sebagai masa mencari identitas diri dan masa bersenang-senang sehingga cenderung berbuat semaunya tanpa memikirkan baik buruk dari tindakan yang mereka lakukan termasuk mengkonsumsi minuman keras.

Pendapatan orang tua responden di Desa Tanggul Kulon yaitu sebangian besar 18 orang (69,2%). Keluarga mempunyai peranan penting di dalam pendidikan dan pembentukan karakter anak. Dari sejak dilahirkan anak diasuh dalam keluarga, sehingga pertumbuhan dan perkembangan hidupnya tidak akan terlepas dari apa yang akan disediakan dan diberikan oleh keluarganya.

(5)

Responden yang mendapatkan kemudahan akses mendapatkan minuman keras membuat mereka lebih mudah untuk terjerumus ke dalam perilaku konsumsi minuman keras. Adanya dukungandari orang lain di sekitarnya sehingga tidak merasa bahwa mengkonsumsi minuman keras ini dilarang.Apabila di lingkungannya banyak orang tua yang mengkonsumsi minuman keras, maka akan banyak penjual minuman keras di daerah tersebut sehingga banyak remaja yang jadi ikut-ikutan mengkonsumsi minuman keras. Responden yang menyatakan sulit didapat disebabkan karena mereka tidak dapat setiap saat membeli minuman keras, mereka harus mengumpulkan uang terlebih dahulu, kemudian membelinya secara diam-diam agar tidak diketahui oleh orang tua. Kesulitan ini terlebih disebabkan karena adanya aturan dan norma masyarakat di lingkungan terdekat meraka tidak menerima adanya para pengkonsumsi minuman keras, terutama yang tinggalnya dekat dengan pondok pesantren

Simpulan

Determinan perilaku konsumsi minuman keras pada remaja di Desa Tanggul Kulon Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember adalah reinforcing factordimana sebagian besar adalah negatif artinya bahwa perilaku teman sebaya menjadi penyebab perilaku konsumsi minuman keras pada responden, enabling factor dimana sebagian besar adalah mudah mendapatkan minuman keras, dan predisposing factorsebagian besar adalah negatif artinya pengetahuan, keyakinan, sikap dan nilai tentang minuman keras menjadi penyebab perilaku konsumsi minuman keras pada responden.

Rekomendasi

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan untuk melakukan pengembangan penelitian sehubungan dengan faktor penyebab remaja mengkonsumsi minuman keras.

2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan

Diharapkan untukmeningkatkan kerjasama dengan instansi kesehatan dan tokoh agama serta tokoh masyarakat dalam hal memberikan penyuluhan tentang bahaya minuman keras dan dampaknya secara fisik, psikologis, dan lingkungan.

3. Bagi Responden

Diharapkan remaja untuk menghentikan konsumsi minuman keras karena sangat tidak baik bagi kesehatan, baik fisik maupun mental, meningkatkan pengetahuan religi, berusaha menciptakan kegiatan yang positif seperti karang taruna, bakti sosial, menggali kreativitas bagi mereka yang sudah tidak bersekolah dengan menciptakan karya sesuai kemampuan yang mereka miliki sehingga mengurangi waktu menganggur dan menghilangkan kegiatan negatif.

Alamat Correspondensi :

Alamat rumah : Jl.kenanga no.33 tanggul kulon kecamatan tanggul

kabupaten jember

Email : alfilaili94@gmail.com

Referensi

Dokumen terkait

Alasan-alasan yang mendasari bahwa bahasa Inggris tidak akan menggeser kecintaan bangsa Indonesia terhadap bahasa nasionalnya, atau mempengaruhi perkembangan

Private Sub Command1_Click() CommonDialog1.ShowOpen Picture1.Picture = LoadPicture(CommonDialog1.FileName) Picture3.Picture = Picture1.Picture Picture4.Picture = Picture1.Picture

Dalam melindungi konsumen susu, pemerintah dalam hal ini Dinas Peternakan, selalu mengadakan pengawasan peredaran susu, kesehatan sapi perah dan ternak perah, petugas yang

Semua aktivitas manusia pada prinsipnya harus mempunyai dasar karena tanpa dasar semua usaha yang dilakukan akan mudah diyakinkan. Pendidikan sebagai aktivitas

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat korelasi atau hubungan yang positif antara tingkat ekspresi TILs CD8 dengan kanker ovarium tipe epitel stadium lanjut yang

They have been used extensively to measure and monitor small traces of gases present in the environment such as ammonia, carbon monoxide, Carbon dioxide and

Keputusan Presiden RI Nomor 16M Tahun 2009 tentang Pengangkatan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta;.. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Kisi-kisi instrumen untuk mengukur kepercayaan anggota koperasi disajikan dalam bentuk tabel terdiri dari kisi-kisi konsep instrumen yang akan digunakan untuk mengukur