• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Fungsi Tato Dalam Proses Intera

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Fungsi Tato Dalam Proses Intera"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

DI KALANGAN MUSISI METAL DI KOTA MALANG

Amalia Purnasari Rahman

0710023113

Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang fenomena tato pada musisi beraliran metal. Banyak musisi metal yang menggunakan tato pada tubuh mereka, baik musisi luar negeri maupun dalam negeri. Padahal tato di Indonesia sendiri masih dianggap sebagai sesuatu hal yang tabu serta menimbulkan pro-kontra. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk meneliti serta menganalisis fungsi tato dalam proses interaksi sosial pada kalangan musisi metal Kota Malang.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Lokasi penelitian diadakan di Kota Malang. Informan dalam penelitian ini ditentukan dengan cara purposive sampling. Informan terdiri dari lima orang informan utama dan tiga orang informan pendukung. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi (Riyanto, 2007). Keabsahan data diperiksa dengan cara triangulasi sumber.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tato dalam proses interaksi sosial pada kalangan musisi metal Kota Malang digunakan sebagai bentuk adaptasi diri, upaya mendapatkan popularitas, bentuk solidaritas pada sesama anggota grup band, lalu bentuk penyampaian jati diri sebagai salah satu anggota grup band beraliran metal.

Kata-kata Kunci: Tato, Musisi Metal, Kota Malang

ABSTRACT

This study discussed the phenomenon of tattoos among metal musicians. There so many metal musicians who use tattoos on their bodies, both overseas and domestic musicians. Though tattoos in Indonesia still regarded as something taboo and raises the pro and contra. This has prompted researchers to examine and analyze the function of tattoos in the process of social interaction among metal musicians in Malang.

(2)

data analysis techniques such as data reduction, data presentation, conclusion/verification (Riyanto, 2007). Data validity is examinated by resources triangulation.

These results indicate that tattoo in the process of social interaction among metal musicians in Malang used as a form of self-adaptation, efforts to gain popularity, as solidarity with his fellow band members, then the form of self presentation to be one of metal group band member.

Keywords:Tattoo, Metal Musicians, Malang City

1. Pendahuluan

Tato merupakan bagian dari body painting yang merupakan suatu produk dari kegiatan menggambar pada kulit tubuh dengan menggunakan alat sejenis jarum ataupun benda-benda yang dipertajam lalu dihias dengan pigmen warna-warni , (Olong, 2006).

Tato dianggap sebagai kegiatan seni karena di dalamnya terdapat kegiatan menggambar pola atau desain tato dengan berbagai bentuk yang diinginkan pemakainya serta pewarnaan yang sesuai dengan pola-pola gambar yang sudah digambar di tubuh. Tato dapat dikategorikan sebagai entitas seni karena selain merupakan wujud kasat mata berupa artefak yang dapat dilihat, dirasakan juga menyangkut nilai-nilai estetis, sederhana, bahagia, emosional, hingga individual dan subjektif (Sumardjo, 2000).

Pada awalnya tato hadir sebagai suatu nilai, kepercayaan, simbol, ritual, dan

berbeda di tiap daerah penyebarannya (Olong, 2006). Di Suku Mentawai, tato dianggap sebagai ritual yang sakral. Suku Dayak memaknai tato disana menganggap bahwa tato merupakan sebuah simbol yang menunjukkan keahlian khusus. Di Cina, pada masa zaman Dinasti Ming (kurang lebih 350 tahun yang lalu), wanita dari Suku

Drungmembuat tato di wajah dan pantatnya sebagai tanda bagi keturunan yang baik. Di Indian, tato digunakan untuk mempercantik (tujuan estetika) dan menunjukkan status sosial(http://www.facekom.info/2012/06/sej arah-tattoo.html).

Jika awalnya orang melakukan eksploitasi tubuh, dengan menambah atau mengurangi sesuatu untuk tujuan yang lebih khusus (misalkan untuk identitas pada suatu budaya tertentu), maka yang terjadi saat ini eksploitasi tubuh seperti tato, piercing, dan

(3)

mulai banyak digemari berbagai kalangan, seperti yang bisa kita lihat di realita saat ini, mulai dari artis, atlit olahraga, musisi dan

public figure lainnya beberapa menggunakan seni rajah tersebut di bagian tubuhnya. Salah satu realita saat ini adalah tato yang digunakan oleh musisi metal. Musik metal/ heavy metal merupakan salah satu aliran musik yang muncul sekitar akhir abad 60-an, berkembang pesat di Inggris dan Amerika dan banyak dipengaruhi oleh

musik Blues dan Rock

(http://audials.com/en/genres/heavy_ metal.html).

Hal yang menarik dari musisi beraliran metal, adalah atribut yang mereka gunakan yaitu nuansa warna hitam dan aksesoris pendukung seperti pakaian bernuasa hitam,

piercing (tindik) dan tato (Munzir, 2009). Beberapa band musik beraliran metal, salah satu personel band atau lebih, memiliki tato di bagian tubuhnya yang terlihat bahkan di tempat tertutup dan sengaja diperlihatkan pada penontonnya.

Tato menghiasi tubuh para musisi metal tentu terdapat makna dan sesuatu yang disampaikan kepada orang lain yang melihatnya, tergantung motivasi perorangan yang memiliki tato tersebut. Menjadi berbeda bila yang melihat orang lain. Banyaknya musisi beraliran metal yang

menggunakan tato di sekujur tubuh mereka, secara tidak langsung bisa menciptakan suatu image bahwa musisi beraliran metal identik dengan tato.

Tato merupakan jenis atribut yang menempel pada tubuh dan memiliki sebuah simbol yang menciptakan suatu makna yang terkandung di dalamnya. Tato dimaknai berbeda-beda bagi penggunanya, tergantung pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya masing-masing. Peneliti tertarik untuk meneliti tato yang digunakan oleh para musisi beraliran metal karena tato termasuk dalam fenomena sosial yang menarik untuk dianalisis dan dipahami, apa fungsi tato dalam interaksi sosial yang mereka (para musisi metal) lakukan di dalam lingkungan mereka.

2. Tinjauan Pustaka Kajian Tato

(4)

tubuh. Dalam bahasa Jawa, tato mempunyai makna yang nyaris sama meskipun berbeda, yakni dari kata catu yang juga memiliki kesejajaran makna luka atau bekas luka , yang menjadi sebuah tanda tertentu dengan kulit lainnya baik di tubuhnya sendiri maupun perbedaan tanda dengan tubuh milik orang lain.

Ketika manusia menambah dan mengurangi bagian tubuhnya (penampilan fisiknya) dengan aksesoris apapun, atau dalam hal ini tato, pasti ada sebuah tujuan atau keinginan menyampaikan sesuatu di dalamnya. Tato merupakan suatu simbol. Menurut Geertz, simbol adalah sebagai ajang/tempat/wahana yang memuat sesuatu nilai bermakna (meaning). Dari berbagai simbol tersebut, kebudayaan dapat mempengaruhi cara-cara berpikir individu ataupun komunal dalam perilakunya (Olong, 2006).

Tato dibuat dengan maksud/motivasi dan tujuan tertentu, hal ini menyebabkan tato dapat mengkomunikasikan beragam makna yang ingin ditunjukan tergantung oleh si pemakainya. Sehingga tato tidak hanya sekedar gambar tanpa makna yang melekat di tubuh. Dilihat dari segi gambar desain saja, sudah menunjukkan apa yang coba disampaikan oleh penggunanya kepada orang lain.

Kajian Musik Metal

Musik metal (heavy metal) merupakan salah satu aliran musik yang muncul sekitar akhir abad 60-an, berkembang pesat di Inggris dan Amerika dan banyak dipengaruhi oleh musik Blues dan Rock. Lalu pada tahun 70-an, metal memperoleh popularitas dari kemunculanNew Wave British Heavy Metal(NWBHM). Musik metal di awal era 2000-an sampai saat ini, memiliki perbedaan yang cukup besar, dalam artian bahwa metal berkembang menjadi berbagai macam aliran. Sebagaimana diketahui para pelopor musik metal, penikmat musik metal disuguhi berbagai macam jenis metal dengan tempo yang harmonis dan dinamis. Beberapa aliran itu adalahNu Metal, Metalcore, thrash metal, melodic death metal, and hardcore punk,, dan sebagainya (http://audials.com /en/genres/heavy_metal.html).

Terdapat beberapa atribut yang sering ditemui pada hampir semua musisi beraliran metal yaitu nuansa warna hitam yang mendominasi (seperti baju, jaket, celana, dan lain-lain), piercing atau tindik yang menempel di beberapa bagian tubuh dan tato yang menghiasi bagian tubuh para musisi beraliran metal tersebut.

(5)

terms, the metal subculture has defined itself by various uses of clothing and other accessories to show either allegiance to metal in general or to a particular subgenre of metal For black and death metal fans, less and understated were better, and simply anything black, a band shirt, or black T-shirt was acceptable. Tattoos and piercings also became more popular during the nineties, and as bandanas became less and less popular (except for balding lead singers). Ketika ide mengenai heavy metal

dan fashion sedikit kontradiktif, subkultur metal telah mendefinisikan dirinya dengan penggunaan berbagai macam baju dan aksesoris untuk menunjukkan kesetiaan kepada metal secara umum atau untuk beberapa subgenre metal Pada black dan

death metal, sedikit dan lebih sederhana lebih baik, dan segala sesuatu bernuansa hitam, kaos berlogo band atau kaos hitam sangat diterima. Tato dan tindik juga menjadi sangat populer pada tahun 90-an, dan bandana menjadi kurang populer (kecuali untuk penyanyi utama yang gundul) (Phillips and Cogan, 2009).

Tidak heran begitu banyak musisi aliran metal yang menghiasi bagian tubuhnya dengan tato, sangat menarik bahwa tato pun bisa menambah kesan pada penampilan mereka. Sehingga tato dan

musik menjadi salah satu media untuk menyampaikan apa yang ingin disampaikan oleh para penggunanya, dalam hal ini musisi beraliran metal.

Coordinated Manage Meaning (Manajemen Makna Terkoordinasi)

Manajemen makna terkoordinasi atau CMM (Coordinated Management of Meaning) berfokus pada diri dan hubungan dengan orang lain, serta mengkaji bagaimana seorang individu memberikan makna pada sebuah pesan. Terdapat beberapa asumsi dalam CMM, antara lain: manusia hidup dalam komunikasi, manusia saling menciptakan realitas sosial, transaksi informasi tergantung kepada makna pribadi dan interpersonal. (West dan Turner, 2008).

Teori ini diterapkan sebagai penunjang oleh peneliti untuk melihat bagaimana makna pesan (melalui tato) nantinya bisa dipahami dari kedua belah pihak dalam proses interaksi sosial. Sehingga peneliti bisa menemukan fungsi tato yang digunakan oleh musisi metal, dengan melihat bagaimana makna tato yang timbul dari hasil interaksi musisi metal tersebut dengan lingkungannya.

Teori Motivasi

(6)

yang mendasar sampai kebutuhan yang kompleks atau paling tinggi tingkatannya. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan dapat mempengaruhi perilaku seseorang, dimana hanya kebutuhan yang belum terpuaskan yang dapat menggerakkan perilaku. Maslow menyebutkan dalam hierarchy of needs

(hirarki kebutuhan) dikatakan bahwa, setiap manusia memiliki hirarki kebutuhan dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Jika kebutuhan yang paling rendah telah terpenuhi, maka akan muncul kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan di tingkat yang lebih tinggi.

Tato merupakan suatu kegiatan yang secara sengaja dilakukan oleh manusia dalam pembuatannya, tentu saja ada makna yang ingin disampaikan melalui gambar-gambar yang dipahat permanen pada tubuh mereka. Berbicara mengenai fungsi tato, untuk apa tato digunakan, muncul pula pertanyaan apa yang mendorong para pengguna tato memutuskan untuk membuatnya.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini dipilih dengan teknik purposive sampling dengan

menentukan kriteria di awal (Kriyantono, 2007).

Informan penelitian terpilih 5 orang sebagai informan utama dengan kriteria masih tergabung sebagai musisi metal/ anggota grup band metal di Kota Malang, berdomisili Kota Malang, memiliki tato dan memahami fungsi tato yang mereka miliki. Selain itu peneliti menambahkan 3 informan lagi sebagai informan pendukung, dengan kriteria, antara lain: informan masih memiliki kaitan dengan topik penelitian berdasarkan profesi dan minat mereka, domisili Kota Malang.

Analisis data, peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif (Riyanto, 2007), dimana tahap-tahapnya sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi data diawali dengan menerangkan, memilih hal-hal yang yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting terhadap isi dari data yang didapatkan dari lapangan, sehingga data yang telah direduksi dapat memberikan gambaran lebih tajam.

2. Penyajian Data

(7)

dapat menarik kesimpulan dari data yang dikumpulkan di lapangan.

3. Penarikan kesimpulan dan Verifikasi Pada tahap akhir, kesimpulan harus diverifikasi atau dilakukan pengecekan kembali dengan catatan yang dibuat oleh peneliti

4. Hasil dan Pembahasan

Tato yang dimiliki setiap orang akan berbeda fungsi penggunaannya, tergantung tujuan, motivasi dan pesan yang coba disampaikan melalui desain gambar dan letak tato tersebut. Pesan yang tercipta melalui gambar tato tentunya akan dipengaruhi intepretasi masing-masing orang. Intepretasi setiap orang terbentuk dari lingkungan ia berada, masa lalu, pemahamannya terhadap dunia luar, dan lain sebagainya. Begitu pula pada musisi metal Kota Malang, dengan kesan yang melekat antara tato dan musisi metal, peneliti mencoba untuk menjabarkan dan menganalisis beberapa fungsi tato pada beberapa informan yang telah terpilih. Berikut beberapa fungsi tato yang berhasil dihimpun oleh peneliti di lapangan:

a. Tato sebagai Bentuk Adaptasi Diri di Kalangan Musisi Metal Kota Malang Tato merupakan sebuah seni rajah tubuh yang dibuat oleh seorang tato artis (seniman

(8)

FR (30 tahun) merasakan dengan memiliki tato ia memiliki sesuatu yang dapat membuatnya nyaman berada di lingkup band dan kalangan musisi metal lainnya.

Menurut Anderson, penampilan fisik seseorang akan menimbulkan reaksi dan mewarnai persepsi orang lain (Faturakhman, 2000). Tato pada informan AS, ID dan FR mereka gunakan sebagai bentuk adaptasi di kalangan musisi metal agar dapat diterima, disegani di dalam lingkungannya tersebut. Setiap lingkungan memiliki aturan tersendiri yang tercipta dengan sendirinya, hal itu juga berlaku dengan kalangan musisi metal, dimana penggunaan serta pemaknaan tato yang awalnya berangkat dari intepretasi

makna personal berdasarkan pengalaman mereka masing-masing berkaitan dengan tato tersebut.

Menurut West dan Turner (2008), saat kita menciptakan dunia sosial kita, kita menggunakan berbagai aturan untuk mengonstruksi dan mengkoordinasi makna. Begitulah yang terjadi kepada beberapa informan bahwa ketika menciptkan dunia sosial mereka di kalangan tersebut, maka mereka akan menggunakan aturan-aturan yang berlaku untuk membangun dan mengatur makna, salah satunya penggunaan tato, yang mereka yakini memberikan kemudahan untuk berinteraksi di kalangan mereka berada saat ini.

b. Tato sebagai Upaya Meraih Popularitas di Kalangan Musisi Metal Kota Malang

Tato yang dimiliki secara langsung maupun memberikan pengaruh, kepada orang yang menggunakan tersebut. Beberapa orang mungkin sudah memiliki gambaran bagaimana nanti dampak yang mereka dapatkan melalui tato tersebut, namun terkadang respon yang timbul bahkan di luar perkiraan orang yang menggunakan tato.

AS (25 tahun), ketika dia berada di lingkup komunitas atau grup bandnya, ia Sumber: Dok. Peneliti (dicantumkan dengan ijin)

(9)

menjadi sorotan karena tato yang dimilikinya. Dan ID (23 tahun) mengungkapkan bahwa tatonya membuatnya mudah diingat oleh rekan-rekan sesama musisi metal, menjadi pusat perhatian dari sesama musisi bahkan para penggemar mereka, tato memberikan nilai lebih kepada musisi tersebut, seperti popularitas dan semakin dikenal di kalangan musisi metal.

Ditambahkan pula oleh NP (26 tahun), bahwa beberapa grup band memang menjadikan seorang vokalis sebagai seorang frontman dan biasanya untuk memperkuat posisi mereka, tato dijadikan sebagai pendukung penampilannya di grup band yang mereka naungi

Menurut Olong (2006), tubuh menjadi sebuah proyek besar bagi pemiliknya karena ia (tubuh) terus-menerus dibongkar-bongkar, didialektikan, dikonstruksi dan didekonstruksi, dieksplorasi secara besar-besaran, didandani, disakiti, ditambahi, dikurangi atau didisplinkan untuk mencapai gaya tertentu dan menciptakan rasa individualitas tertentu. Tato yang diletakan pada tubuh masing-masing informan memiliki tujuan serta pencapaian gaya tertentu seperti untuk mendapatkan popularitas di lingkungan dimana mereka berada.

c. Tato sebagai Bentuk Solidaritas pada Sesama Anggota Grup Band

Lingkungan yang menjadi tempat bernaung seseorang, secara langsung maupun tidak langsung akan menciptakan suatu keterikatan antara individu-individu di dalamnya. Rasa nyaman yang tercipta akibat interaksi individu dengan lingkungannya, membuat individu tersebut akan memberikan sesuatu untuk mempertahankan keadaan tersebut tetap solid. Interaksi yang lebih erat tentu membutuhkan sebuah keterikatan antar individunya. Terkadang keterikatan tersebut diwakilkan oleh sebuah simbol, dan salah satu simbol tersebut bisa berupa tato. Menurut Mulyana (2005) disebutkan bahwa simbol atau lambang adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu yang lain, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang.

Sumber : Dok. Peneliti (Dicantumkan dengan Ijin)

Gambar 2. Tato Gambar Tengkorak sebagai Bentuk Keterikatan dengan Teman-temannya di Grup Band Miliknya

menjadi sorotan karena tato yang dimilikinya. Dan ID (23 tahun) mengungkapkan bahwa tatonya membuatnya mudah diingat oleh rekan-rekan sesama musisi metal, menjadi pusat perhatian dari sesama musisi bahkan para penggemar mereka, tato memberikan nilai lebih kepada musisi tersebut, seperti popularitas dan semakin dikenal di kalangan musisi metal.

Ditambahkan pula oleh NP (26 tahun), bahwa beberapa grup band memang menjadikan seorang vokalis sebagai seorang frontman dan biasanya untuk memperkuat posisi mereka, tato dijadikan sebagai pendukung penampilannya di grup band yang mereka naungi

Menurut Olong (2006), tubuh menjadi sebuah proyek besar bagi pemiliknya karena ia (tubuh) terus-menerus dibongkar-bongkar, didialektikan, dikonstruksi dan didekonstruksi, dieksplorasi secara besar-besaran, didandani, disakiti, ditambahi, dikurangi atau didisplinkan untuk mencapai gaya tertentu dan menciptakan rasa individualitas tertentu. Tato yang diletakan pada tubuh masing-masing informan memiliki tujuan serta pencapaian gaya tertentu seperti untuk mendapatkan popularitas di lingkungan dimana mereka berada.

c. Tato sebagai Bentuk Solidaritas pada Sesama Anggota Grup Band

Lingkungan yang menjadi tempat bernaung seseorang, secara langsung maupun tidak langsung akan menciptakan suatu keterikatan antara individu-individu di dalamnya. Rasa nyaman yang tercipta akibat interaksi individu dengan lingkungannya, membuat individu tersebut akan memberikan sesuatu untuk mempertahankan keadaan tersebut tetap solid. Interaksi yang lebih erat tentu membutuhkan sebuah keterikatan antar individunya. Terkadang keterikatan tersebut diwakilkan oleh sebuah simbol, dan salah satu simbol tersebut bisa berupa tato. Menurut Mulyana (2005) disebutkan bahwa simbol atau lambang adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu yang lain, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang.

Sumber : Dok. Peneliti (Dicantumkan dengan Ijin)

Gambar 2. Tato Gambar Tengkorak sebagai Bentuk Keterikatan dengan Teman-temannya di Grup Band Miliknya

menjadi sorotan karena tato yang dimilikinya. Dan ID (23 tahun) mengungkapkan bahwa tatonya membuatnya mudah diingat oleh rekan-rekan sesama musisi metal, menjadi pusat perhatian dari sesama musisi bahkan para penggemar mereka, tato memberikan nilai lebih kepada musisi tersebut, seperti popularitas dan semakin dikenal di kalangan musisi metal.

Ditambahkan pula oleh NP (26 tahun), bahwa beberapa grup band memang menjadikan seorang vokalis sebagai seorang frontman dan biasanya untuk memperkuat posisi mereka, tato dijadikan sebagai pendukung penampilannya di grup band yang mereka naungi

Menurut Olong (2006), tubuh menjadi sebuah proyek besar bagi pemiliknya karena ia (tubuh) terus-menerus dibongkar-bongkar, didialektikan, dikonstruksi dan didekonstruksi, dieksplorasi secara besar-besaran, didandani, disakiti, ditambahi, dikurangi atau didisplinkan untuk mencapai gaya tertentu dan menciptakan rasa individualitas tertentu. Tato yang diletakan pada tubuh masing-masing informan memiliki tujuan serta pencapaian gaya tertentu seperti untuk mendapatkan popularitas di lingkungan dimana mereka berada.

c. Tato sebagai Bentuk Solidaritas pada Sesama Anggota Grup Band

Lingkungan yang menjadi tempat bernaung seseorang, secara langsung maupun tidak langsung akan menciptakan suatu keterikatan antara individu-individu di dalamnya. Rasa nyaman yang tercipta akibat interaksi individu dengan lingkungannya, membuat individu tersebut akan memberikan sesuatu untuk mempertahankan keadaan tersebut tetap solid. Interaksi yang lebih erat tentu membutuhkan sebuah keterikatan antar individunya. Terkadang keterikatan tersebut diwakilkan oleh sebuah simbol, dan salah satu simbol tersebut bisa berupa tato. Menurut Mulyana (2005) disebutkan bahwa simbol atau lambang adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu yang lain, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang.

Sumber : Dok. Peneliti (Dicantumkan dengan Ijin)

(10)

Kesan dark dan menyeramkan menjadi sebuah ciri khas musik metal, gambar tengkorak milik AS (25 tahun) tersebut sangat mewakilinya untuk menunjukan loyalitas pada bandnya. Tato dipilih menjadi suatu sarana untuk menunjukan loyalitas karena sifatnya yang permanen di tubuh, tidak dapat di hapus kecuali dengan teknologi canggih seperti laser, sehingga menyebabkan tato menjadi wujud yang tepat untuk menunjukan loyalitas terhadap sesuatu.

Tato merupakan karya seni yang bermuatan simbol. Pemaknaan terhadap simbol merupakan bagian integral dan interaksi dari berbagai pola pikiran dan tindakan komunikasi yang kemudian menjadikan kesepakatan (Gumilar, 2008).

Simbol sederhana seperti angka dan bintang pun memiliki arti bagi FR (30 tahun), berdasarkan perjalanan dan perjuangan karirnya di band, mendorongnya untuk membuat tato yang melambangkan bentuk solidaritasnya pada band dan teman-temannya.

Menurut Cusman dan Whiting (dalam West dan Turner, 2008), ketika dua orang sepakat mengenai intepretasi satu sama lain, mereka dikatakan telah mencapai makna interpersonal. Dan makna interpersonal harus sering dinegosiasikan sehingga aturan-aturan makna tersebut bergeser dari penggunaan lingkup pribadi menjadi penggunaan standar . Seperti pada penggunaan tato sebagai bentuk solidaritas di dalam grup band, yang awalnya berangkat dari satu orang yang memaknainya seperti itu, kemudian dimaknai bersama dengan rekan-rekan satu grup band sebagai bentuk solidaritas bersama.

Menurut Gitosudarmo dan Sudita (1997), setiap manusia memiliki kebutuhan sosial seperti persahabatan, afiliasi, dan interaksi yang lebih erat. Begitu pula dengan para musisi metal, sebagai manusi biasa yang membutuhkan interaksi yang lebih erat, menjadikan tao sebagai bentuk bentuk solidaritas pada sesama anggota grup band, Sumber : Dok. Peneliti (Dicantumkan dengan Ijin)

Gambar 3. Simbol Angka Enam, Bilangan Romawi Delapan, dan Bintang Milik FR sebagai Bentuk Loyalitasnya pada Grup Bandnya Kesan dark dan menyeramkan menjadi sebuah ciri khas musik metal, gambar tengkorak milik AS (25 tahun) tersebut sangat mewakilinya untuk menunjukan loyalitas pada bandnya. Tato dipilih menjadi suatu sarana untuk menunjukan loyalitas karena sifatnya yang permanen di tubuh, tidak dapat di hapus kecuali dengan teknologi canggih seperti laser, sehingga menyebabkan tato menjadi wujud yang tepat untuk menunjukan loyalitas terhadap sesuatu.

Tato merupakan karya seni yang bermuatan simbol. Pemaknaan terhadap simbol merupakan bagian integral dan interaksi dari berbagai pola pikiran dan tindakan komunikasi yang kemudian menjadikan kesepakatan (Gumilar, 2008).

Simbol sederhana seperti angka dan bintang pun memiliki arti bagi FR (30 tahun), berdasarkan perjalanan dan perjuangan karirnya di band, mendorongnya untuk membuat tato yang melambangkan bentuk solidaritasnya pada band dan teman-temannya.

Menurut Cusman dan Whiting (dalam West dan Turner, 2008), ketika dua orang sepakat mengenai intepretasi satu sama lain, mereka dikatakan telah mencapai makna interpersonal. Dan makna interpersonal harus sering dinegosiasikan sehingga aturan-aturan makna tersebut bergeser dari penggunaan lingkup pribadi menjadi penggunaan standar . Seperti pada penggunaan tato sebagai bentuk solidaritas di dalam grup band, yang awalnya berangkat dari satu orang yang memaknainya seperti itu, kemudian dimaknai bersama dengan rekan-rekan satu grup band sebagai bentuk solidaritas bersama.

Menurut Gitosudarmo dan Sudita (1997), setiap manusia memiliki kebutuhan sosial seperti persahabatan, afiliasi, dan interaksi yang lebih erat. Begitu pula dengan para musisi metal, sebagai manusi biasa yang membutuhkan interaksi yang lebih erat, menjadikan tao sebagai bentuk bentuk solidaritas pada sesama anggota grup band, Sumber : Dok. Peneliti (Dicantumkan dengan Ijin)

Gambar 3. Simbol Angka Enam, Bilangan Romawi Delapan, dan Bintang Milik FR sebagai Bentuk Loyalitasnya pada Grup Bandnya Kesan dark dan menyeramkan menjadi sebuah ciri khas musik metal, gambar tengkorak milik AS (25 tahun) tersebut sangat mewakilinya untuk menunjukan loyalitas pada bandnya. Tato dipilih menjadi suatu sarana untuk menunjukan loyalitas karena sifatnya yang permanen di tubuh, tidak dapat di hapus kecuali dengan teknologi canggih seperti laser, sehingga menyebabkan tato menjadi wujud yang tepat untuk menunjukan loyalitas terhadap sesuatu.

Tato merupakan karya seni yang bermuatan simbol. Pemaknaan terhadap simbol merupakan bagian integral dan interaksi dari berbagai pola pikiran dan tindakan komunikasi yang kemudian menjadikan kesepakatan (Gumilar, 2008).

Simbol sederhana seperti angka dan bintang pun memiliki arti bagi FR (30 tahun), berdasarkan perjalanan dan perjuangan karirnya di band, mendorongnya untuk membuat tato yang melambangkan bentuk solidaritasnya pada band dan teman-temannya.

Menurut Cusman dan Whiting (dalam West dan Turner, 2008), ketika dua orang sepakat mengenai intepretasi satu sama lain, mereka dikatakan telah mencapai makna interpersonal. Dan makna interpersonal harus sering dinegosiasikan sehingga aturan-aturan makna tersebut bergeser dari penggunaan lingkup pribadi menjadi penggunaan standar . Seperti pada penggunaan tato sebagai bentuk solidaritas di dalam grup band, yang awalnya berangkat dari satu orang yang memaknainya seperti itu, kemudian dimaknai bersama dengan rekan-rekan satu grup band sebagai bentuk solidaritas bersama.

Menurut Gitosudarmo dan Sudita (1997), setiap manusia memiliki kebutuhan sosial seperti persahabatan, afiliasi, dan interaksi yang lebih erat. Begitu pula dengan para musisi metal, sebagai manusi biasa yang membutuhkan interaksi yang lebih erat, menjadikan tao sebagai bentuk bentuk solidaritas pada sesama anggota grup band, Sumber : Dok. Peneliti (Dicantumkan dengan Ijin)

(11)

untuk menumbuhkan rasa kebersamaan satu sama lain dan mempertahankan eksistensi grup band.

d. Tato sebagai Penyampaian Jati Diri sebagai Salah Satu Anggota Grup Band Beraliran Metal

Segala sesuatu yang ada di tubuh kita, pasti akan mevisualisasikan bagaimana diri kita di hadapan orang lain. Banyak langkah ditempuh manusia untuk sekedar menunjukan bahwa dirinya memiliki keunikan dan lain daripada yang lain, salah satunya dengan menggunakan tato di tubunya. Gambar tato yang dimiliki setiap orang pasti memiliki filosofi yang mewakili apa yang menjadi perwujudan diri mereka, seperti berbentuk figur yang dimiliki oleh FR (30 tahun).

Tato milik FR (30 tahun) bergambar panglima perang tersebut dibuat untuk menunjukan ketangguhan yang dimiliki oleh FR, dengan diletakan tato tersebut di bagian depan seluruh tubuhnya semakin menguatkan kesan maskulin dari dirinya. Tubuh adalah bagian yang melekat pada diri kita, sekaligus penyedia ruang-ruang tak terbatas untuk memamerkan segala jenis bentuk identitas diri, keinginan jiwa, hingga idealisme pemikiran (Olong, 2006).

Penggunaan tato sebagai bentuk identitas diri akan menjadi hak pribadi masing-masing orang yang menggunakannya. Menurut FR (30 tahun) mengenai tatonya tersebut, bahwa ketangguhan adalah bagian penting dari menjadi seorang musisi metal, sesuai dengan ciri musik metal yang identik dengan sesuatu yang keras.

Di dalam kajian komunikasi nonverbal, DeVito (2007) mengutip Burgoon, Buller dan Woodall, bahwa terdapat beberapa fungsi spesifik yang ada pada komunikasi nonverbal salah satunya yaitu expressing

(mengekspresikan). Tato yang merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal, mengekspresikan apa yang coba disampaikan kepada orang lain yang melihat tatonya.

Sumber : Dok. Peneliti (Dicantumkan dengan Ijin)

Gambar 4. Tato FR dengan Gambar Panglima Perang dari Daratan Cina,Kwan Tong

untuk menumbuhkan rasa kebersamaan satu sama lain dan mempertahankan eksistensi grup band.

d. Tato sebagai Penyampaian Jati Diri sebagai Salah Satu Anggota Grup Band Beraliran Metal

Segala sesuatu yang ada di tubuh kita, pasti akan mevisualisasikan bagaimana diri kita di hadapan orang lain. Banyak langkah ditempuh manusia untuk sekedar menunjukan bahwa dirinya memiliki keunikan dan lain daripada yang lain, salah satunya dengan menggunakan tato di tubunya. Gambar tato yang dimiliki setiap orang pasti memiliki filosofi yang mewakili apa yang menjadi perwujudan diri mereka, seperti berbentuk figur yang dimiliki oleh FR (30 tahun).

Tato milik FR (30 tahun) bergambar panglima perang tersebut dibuat untuk menunjukan ketangguhan yang dimiliki oleh FR, dengan diletakan tato tersebut di bagian depan seluruh tubuhnya semakin menguatkan kesan maskulin dari dirinya. Tubuh adalah bagian yang melekat pada diri kita, sekaligus penyedia ruang-ruang tak terbatas untuk memamerkan segala jenis bentuk identitas diri, keinginan jiwa, hingga idealisme pemikiran (Olong, 2006).

Penggunaan tato sebagai bentuk identitas diri akan menjadi hak pribadi masing-masing orang yang menggunakannya. Menurut FR (30 tahun) mengenai tatonya tersebut, bahwa ketangguhan adalah bagian penting dari menjadi seorang musisi metal, sesuai dengan ciri musik metal yang identik dengan sesuatu yang keras.

Di dalam kajian komunikasi nonverbal, DeVito (2007) mengutip Burgoon, Buller dan Woodall, bahwa terdapat beberapa fungsi spesifik yang ada pada komunikasi nonverbal salah satunya yaitu expressing

(mengekspresikan). Tato yang merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal, mengekspresikan apa yang coba disampaikan kepada orang lain yang melihat tatonya.

Sumber : Dok. Peneliti (Dicantumkan dengan Ijin)

Gambar 4. Tato FR dengan Gambar Panglima Perang dari Daratan Cina,Kwan Tong

untuk menumbuhkan rasa kebersamaan satu sama lain dan mempertahankan eksistensi grup band.

d. Tato sebagai Penyampaian Jati Diri sebagai Salah Satu Anggota Grup Band Beraliran Metal

Segala sesuatu yang ada di tubuh kita, pasti akan mevisualisasikan bagaimana diri kita di hadapan orang lain. Banyak langkah ditempuh manusia untuk sekedar menunjukan bahwa dirinya memiliki keunikan dan lain daripada yang lain, salah satunya dengan menggunakan tato di tubunya. Gambar tato yang dimiliki setiap orang pasti memiliki filosofi yang mewakili apa yang menjadi perwujudan diri mereka, seperti berbentuk figur yang dimiliki oleh FR (30 tahun).

Tato milik FR (30 tahun) bergambar panglima perang tersebut dibuat untuk menunjukan ketangguhan yang dimiliki oleh FR, dengan diletakan tato tersebut di bagian depan seluruh tubuhnya semakin menguatkan kesan maskulin dari dirinya. Tubuh adalah bagian yang melekat pada diri kita, sekaligus penyedia ruang-ruang tak terbatas untuk memamerkan segala jenis bentuk identitas diri, keinginan jiwa, hingga idealisme pemikiran (Olong, 2006).

Penggunaan tato sebagai bentuk identitas diri akan menjadi hak pribadi masing-masing orang yang menggunakannya. Menurut FR (30 tahun) mengenai tatonya tersebut, bahwa ketangguhan adalah bagian penting dari menjadi seorang musisi metal, sesuai dengan ciri musik metal yang identik dengan sesuatu yang keras.

Di dalam kajian komunikasi nonverbal, DeVito (2007) mengutip Burgoon, Buller dan Woodall, bahwa terdapat beberapa fungsi spesifik yang ada pada komunikasi nonverbal salah satunya yaitu expressing

(mengekspresikan). Tato yang merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal, mengekspresikan apa yang coba disampaikan kepada orang lain yang melihat tatonya.

Sumber : Dok. Peneliti (Dicantumkan dengan Ijin)

(12)

Profesi seseorang sedikit banyak akan mempengaruhi mindset seseorang dalam berperilaku dan bagaimana ia membawa dirinya di lingkungan sekitarnya. Tentu saja pembawaan dirinya di lingkungannya akan menimbulkan sebuah respon balik dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Menurut KY (21 tahun), menyatakan bahwa tato sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan musisi metal Tato menjadi hal yang lumrah di kalangan musisi metal tidak serta merta terjadi begitu saja, melainkan hasil interaksi yang terjadi di kalangan musisi metal tersebut.

Ketika seseorang berinteraksi di dalam lingkungan tertentu setiap individu yang terlibat pasti memiliki intepretasi personal yang bisa jadi berbeda dengan individu lainnya. Interaksi sosial memungkinkan terjadinya pertukaran intepretasi para individu yang terlibat didalamnya. Menurut West dan Turner (2008) ketika bertemu dengan orang lain, seseorang harus berusaha menangani tidak hanya pesan-pesan yang dikirim kepadanya melainkan juga pesan-pesan yang mereka kirimkan kepada orang lain tersebut.

AS (25 tahun) mengungkapkan bahwa tato yang dimiliki para musisi metal memiliki karakteristik yang khas seperti desain gambar tengkorak, setan atau hal-hal

yang berkaitan dengan dunia bawah tanah (underground).

Olong menyatakan bahwa penempatan dan pemilihan desain tato pada tubuh mengungkapkan ketertarikan, nilai yang dianut, hingga tingkah laku (Olong, 2006). Desain tato menjadi salah satu unsur penting di dalam tujuan pembuatan tato. Pemilihan desain tertentu akan mengungkapkan apa yang ingin ditunjukan individu bertato tersebut.

Ketika seorang mengungkapkan jati dirinya melalui tato yang dimiliki tentu akan menimbulkan respon-respon di lingkungan sekitarnya. Seperti yang diungkapkan Olong (2006), bahwa dengan berbagai makna dan atribut yang disandang tubuh (tato), akan terjadi respon-respon sosial. Dengan demikian, tubuh juga akan mempengaruhi dan mewarnai berbagai kesempatan dalam

Sumber : Dok. Peneliti (Dicantumkan dengan Ijin)

Gambar 5. Tato Gambar Setan Milik Informan AS

Profesi seseorang sedikit banyak akan mempengaruhi mindset seseorang dalam berperilaku dan bagaimana ia membawa dirinya di lingkungan sekitarnya. Tentu saja pembawaan dirinya di lingkungannya akan menimbulkan sebuah respon balik dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Menurut KY (21 tahun), menyatakan bahwa tato sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan musisi metal Tato menjadi hal yang lumrah di kalangan musisi metal tidak serta merta terjadi begitu saja, melainkan hasil interaksi yang terjadi di kalangan musisi metal tersebut.

Ketika seseorang berinteraksi di dalam lingkungan tertentu setiap individu yang terlibat pasti memiliki intepretasi personal yang bisa jadi berbeda dengan individu lainnya. Interaksi sosial memungkinkan terjadinya pertukaran intepretasi para individu yang terlibat didalamnya. Menurut West dan Turner (2008) ketika bertemu dengan orang lain, seseorang harus berusaha menangani tidak hanya pesan-pesan yang dikirim kepadanya melainkan juga pesan-pesan yang mereka kirimkan kepada orang lain tersebut.

AS (25 tahun) mengungkapkan bahwa tato yang dimiliki para musisi metal memiliki karakteristik yang khas seperti desain gambar tengkorak, setan atau hal-hal

yang berkaitan dengan dunia bawah tanah (underground).

Olong menyatakan bahwa penempatan dan pemilihan desain tato pada tubuh mengungkapkan ketertarikan, nilai yang dianut, hingga tingkah laku (Olong, 2006). Desain tato menjadi salah satu unsur penting di dalam tujuan pembuatan tato. Pemilihan desain tertentu akan mengungkapkan apa yang ingin ditunjukan individu bertato tersebut.

Ketika seorang mengungkapkan jati dirinya melalui tato yang dimiliki tentu akan menimbulkan respon-respon di lingkungan sekitarnya. Seperti yang diungkapkan Olong (2006), bahwa dengan berbagai makna dan atribut yang disandang tubuh (tato), akan terjadi respon-respon sosial. Dengan demikian, tubuh juga akan mempengaruhi dan mewarnai berbagai kesempatan dalam

Sumber : Dok. Peneliti (Dicantumkan dengan Ijin)

Gambar 5. Tato Gambar Setan Milik Informan AS

Profesi seseorang sedikit banyak akan mempengaruhi mindset seseorang dalam berperilaku dan bagaimana ia membawa dirinya di lingkungan sekitarnya. Tentu saja pembawaan dirinya di lingkungannya akan menimbulkan sebuah respon balik dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Menurut KY (21 tahun), menyatakan bahwa tato sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan musisi metal Tato menjadi hal yang lumrah di kalangan musisi metal tidak serta merta terjadi begitu saja, melainkan hasil interaksi yang terjadi di kalangan musisi metal tersebut.

Ketika seseorang berinteraksi di dalam lingkungan tertentu setiap individu yang terlibat pasti memiliki intepretasi personal yang bisa jadi berbeda dengan individu lainnya. Interaksi sosial memungkinkan terjadinya pertukaran intepretasi para individu yang terlibat didalamnya. Menurut West dan Turner (2008) ketika bertemu dengan orang lain, seseorang harus berusaha menangani tidak hanya pesan-pesan yang dikirim kepadanya melainkan juga pesan-pesan yang mereka kirimkan kepada orang lain tersebut.

AS (25 tahun) mengungkapkan bahwa tato yang dimiliki para musisi metal memiliki karakteristik yang khas seperti desain gambar tengkorak, setan atau hal-hal

yang berkaitan dengan dunia bawah tanah (underground).

Olong menyatakan bahwa penempatan dan pemilihan desain tato pada tubuh mengungkapkan ketertarikan, nilai yang dianut, hingga tingkah laku (Olong, 2006). Desain tato menjadi salah satu unsur penting di dalam tujuan pembuatan tato. Pemilihan desain tertentu akan mengungkapkan apa yang ingin ditunjukan individu bertato tersebut.

Ketika seorang mengungkapkan jati dirinya melalui tato yang dimiliki tentu akan menimbulkan respon-respon di lingkungan sekitarnya. Seperti yang diungkapkan Olong (2006), bahwa dengan berbagai makna dan atribut yang disandang tubuh (tato), akan terjadi respon-respon sosial. Dengan demikian, tubuh juga akan mempengaruhi dan mewarnai berbagai kesempatan dalam

Sumber : Dok. Peneliti (Dicantumkan dengan Ijin)

(13)

hidup kita dan yang terjadi kemudian tubuh tidak hanya menjadi simbol utama diri, tetapi penentu diri yang utama.

Menurut Cronen dan Pearce, manusia mengidentifikasikan diri mereka dengan kelompok tertentu dalam kebudayaan tertentu (dalam West dan Turner, 2008). Ketika mereka masuk ke lingkungan/ kelompok tertentu, dan berinteraksi dengan membawa makna pribadinya, ketika proses interaksi terjadi akan ada pertukaran makna di dalam lingkungan/ kelompok tersebut untuk mencapai makna interpersonal, yaitu kesepakatan mengenai interpretasi satu sama lain. Begitu pula yang terjadi pada tato, dimana interaksi yang terjadi diantara para musisi metal menciptakan sebuah kesepakatan bersama bahwa tato berfungsi sebagai pengungkapan jati diri sebagai bagian dari anggota grup band musik metal agar terlihat unik, berbeda dengan orang lain serta menunjukan totalitas sebagai seorang musisi metal Kota Malang.

5. Simpulan

Penggunaan tato di kalangan musisi metal Kota Malang memiliki fungsi-fungsi di dalam proses interaksi sosial yang mereka lakukan di lingkungannya tersebut. Tato menjadi sarana untuk proses adaptasi diri mereka agar bisa diterima dengan baik dan

disegani di kalangan mereka. Kemudian tato mereka gunakan pula sebagai langkah mendapatkan popularitas di kalangan mereka, fungsi ini juga berkaitan dengan penyampaian jati diri mereka dalam menunjukan diri mereka sebagai seorang musisi metal. Disamping itu tato juga menjadi sarana bagi mereka dalam menumbuhkan rasa solidaritas untuk mempertahankan eksitensi grup band mereka di kalangan musisi metal Kota Malang.

Daftar Pustaka

DeVito, Joseph. 2007. The Interpersonal Communication Book 6th Edition.

USA: Pearson Education.

Faturakhman, Mokh Ronny. 2000. Pola Komunikasi Verbal dan Nonverbal Anak Jalanan di Alun-alun Kota Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Ilmu Komunkasi Universitas Padjadjaran.

Gitosudarmo, Indriyo dan I Nyoman Sudita. 1997. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Gumilar, Gumgum. 2008. Mediator.Makna Komunikasi Simbolik di Kalangan Pengguna Tato di Bandung. Vol.1-No.1. Juni 2008.

Kriyantono, Rahmat. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Marianto, M. Dwi dan Barry, S.2000. Tato.

(14)

Mulyana, Dedy. 2005. Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Munzir, Muhammad Fiqri. 2009. Metal (Studi Deskriptif Band-band Metal di Kota Medan). Skripsi. Medan: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi. Universitas Sumatera Utara.

Olong, Hatib Abdul Kadir. 2006. Tato. Yogyakarta : LKiS Pelangi Aksara. Philips, William and Cogan, Brian. 2009.

Encyclopedia of Heavy Metal Music. Westport: Greenwood.

Riyanto, Yatim. Metodologi Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Sumardjo, Jakob. 2000. Filsafat Seni. Bandung: ITB.

West, Richard and Lynn H. Turner. 2008.

Introducing Communication Theory: Analysis and Application. Jakarta: Salemba Humanika.

Wood, Julia T. 2008. Communication Mosaics: A Introduction To The Field of Communication. California: Thomson Wadsworth.

Website

http://audials.com/en/genres/heavy_

metal.html diakses pada tanggal 24 Juni 2013, pukul 10.26 WIB

Gambar

Gambar 1. Tato Milik Informan ID sebagai
Gambar 2. Tato Gambar Tengkorak sebagaiGambar 2. Tato Gambar Tengkorak sebagaiGambar 2
Gambar 3. Simbol Angka Enam, BilanganSumber : Dok. Peneliti (Dicantumkan dengan Ijin)Sumber : Dok
Gambar 5. Tato Gambar Setan MilikGambar 5. Tato Gambar Setan MilikGambar 5. Tato Gambar Setan Milik

Referensi

Dokumen terkait

Pada masyarakat yang mengembangkan nilai solidaritas, penghormatan diberikan kepada individu atau golongan yang mampu menghargai pihak lain sebagai sederajad dan membantu

Seperti pada penelitian ini mengangkat tema potensi gelatin domba yang bertujuan untuk mengetahui kualitas viskositas dan kekuatan gel gelatin kulit domba yang

Tujuan dari penggunaan produk LKS berbasis model discovery learn- ing pada materi sistem koloid adalah sebagai media dalam proses pembel- ajaran yang dapat

Argumentasi di atas, dikuatkan oleh pandangan Strauss and Carbin dalam Sukidin (2003:1) yang menandaskan bahwa penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan

Hasil penelitian menyatakan ada hubungan riwayat anemia dengan kejadian KEK pada ibu hamil di Puskesmas Jetis II Bantul Yogyakarta, berdasarkan Uji Chi Square didapat

Hasil: Hasil uji hipotesis I menggunakan Paired Sample t-test diperoleh nilai p<0,05 (p = 0,000) yang berarti pemberian perlakuan sit-up exercise dapat

This research was aimed at knowing a compatibility between course book entitled “Bahasa Inggris” as used in Grade XI of senior high school and vocational school

sudah menjalani operasi katarak di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang periode Januari 2017 – April 2018. Sampel pada penelitian ini berjumlah 31 orang. Hasil penelitian