• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kecenderungan Perkembangan sikap disiplin PKn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kecenderungan Perkembangan sikap disiplin PKn"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

WARGA GLOBAL BERBASIS ICT SEBAGAI SALAH SATU KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN PKN

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. Abdul Azis Wahab, M.A (Ed)

Oleh :

SILVIA RAHMELIA 1502874

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015

(2)

Puji dan syukur penulis panjatkan pada Allah SWT., karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, keluarga serta umatnya hingga akhir zaman.

Makalah berjudul “Warga Global Berbasis ICT sebagai Salah Satu Kecenderungan Perkembangan PKn” ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan pada Departemen Pendidikan Kewarganegaraan, Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sepenuhnya mencapai kesempurnaan, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan wawasan penulis yang masih perlu banyak belajar. Oleh karena itu jika terdapat kekurangan dan kesalahan penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan penulis dalam membuat karya tulis di waktu yang akan datang. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bandung, Oktober 2015

Penyusun

(3)

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Makalah

D. Manfaat Penulisan Makalah

BAB II PEMBAHASAN

A. Isu Global : Kecenderungan Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan B. Pendidikan Demokrasi sebagai Kecenderungan Global Pendidikan

Kewarganegaraan

C. Peran Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Menciptakan Warga Negara Global

BAB III PENUTUP... A. Kesimpulan...

B. Saran...

DAFTAR PUSTAKA...

(4)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan dunia yang amat cepat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berbanding lurus. Teori yang berkembang turut memperluas berbagai solusi atas permasalahan kewarganegaraan. Kehidupan bernegara yang kian dinamis menuntut warga negara untuk senantiasa menggali potensi agar berdikari dan menyegerakan untuk menyeimbangkan antara hak, kewajiban, dan tanggung jawab sebagai warga negara.

Salah satu elemen yang mampu memperkuat kualitas sumber daya manusia di era perubahan adalah kompetensi warga negara. Pengetahuan, keterampilan, dan karakter warga negara akan hak dan kewajibannya tidak cukup pada tataran aplikatif saat itu saja. Warga negara perlu untuk dipersiapkan menghadapi berbagai perubahan dalam kompetisi dunia internasional. Mempersiapkan warga negara dalam menghadapi era perubahan termasuk pergerakan globalisasi merupakan kecenderungan perkembangan disiplin ilmu Kewarganegaraan. Sebagaimana pendapat Wahab (2011: 184) yang mendukung pernyataan sebelumnya, yaitu

Apabila tekanan kewarganegaraan terdahulu terletak pada hak-hak warga negara, maka saat ini bukan hanya masalah hak melainkan masalah kewajiban, perhatian, loyalitas kepada lembaga. Tanggung jawab warga negara yang menjadi pusat kajian kewarganegaraan lebih meluas, bukan hanya dalam konteks lokal, melainkan kontkes internasional.

(5)

Mencermati warga negara yang tidak hanya hidup dalam lingkungan nasional, tetapi juga internasional, maka kecenderungan perkembangan PKn perlu dikaji lebih dalam dan dibahas secara spesifik baik dari segi kompetensi warga negara maupun konteks warga negara yang multidimensional. Khusus dalam pembahasan ini penulis akan mengkerucutkan kecenderungan perkembangan PKn pada pembentukan warga negara global di era ICT (Information Communication and Technology). Sebab seperti kita ketahui praktik-praktik kewarganegaraan yang ada tidak lagi konvensional, melainkan telah moving online atau beralih ke praktik kewarganegaraan dalam jaringan. Dengan demikian teori-teori PKn yang ada mau tidak mau harus mampu memayungi kecenderungan perkembangan PKn di era ICT.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, penulis mengidentifikasi permasalahan mengenai kecenderungan perkembangan PKn, diantaranya (1) kajian PKn belum mengembangkan teori dan praktik ke arah pembentukan warga negara global yang mandiri dan multidimensional; (2) PKn hanya sebatas pendidikan formal di persekolahan tanpa menghiraukan pembelajaran non-formal di masyarakat yang bercermin pada perkembangan dunia.

Identifikasi permasalahan akan dirumuskan dalam butir-butir pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana kecenderungan perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan yang terjadi dewasa ini?

2. Bagaimana kecenderungan global Pendidikan Kewarganegaraan terkait pendidikan demokrasi?

(6)

C. Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan yang diharapkan dapat tercapai dalam penyusunan pembahasan ini, ialah

1. Menginformasikan tentang kecenderungan perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan yang terjadi dewasa ini

2. Mengidentifikasi kecenderungan isu-isu global sebagai suatu perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan, termasuk di dalamnya tentang pendidikan demokrasi

3. Memperluas bahan kajian Pendidikan Kewarganegaraan ke arah pembentukan warga negara global melalui peran ICT/TIK

D. Manfaat Penulisan Makalah

Semoga penyusunan bahasan makalah terkait kecenderungan perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan ini dapat memperkaya khasanah keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri, serta dapat diimplementasikan secara tepat baik di dunia persekolahan maupun di masyarakat sebagai bagian dari format Pendidikan Kewarganegaraan non formal.

Terutama terkait perkembangan ICT yang berpengaruh terhadap Pendidikan Kewarganegaraan sebagai isu global dapat dimaknai secara mendalam dan diinternalisasikan sesuai dengan tujuan mempersiapkan warga negara global yang mandiri dan kompetitif.

BAB II PEMBAHASAN

(7)

Permasalahan global seperti halnya konflik antar negara, eksploitasi sumber daya alam, rendahnya kesadaran terhadap aturan hukum, rusaknya ekosistem, pencemaran lingkungan, dan sekian banyak permasalahan lain dalam perspektif global menuntut Pendidikan Kewarganegaraan bersinergi dengan disiplin ilmu lain dalam mengidentifikasi solusi permasalahan yang tepat.

Globalisasi berhubungan dengan tesis bahwa kita semua tinggal dalam satu dunia. (Anthony Giddens)

Globalisasi semakin meluas, semakin mendalam dan mempercepat keterhubungan di seluruh dunia dalam segala aspek kehidupan kontemporer, dari kultural hingga criminal, finansial hingga spiritual (David Held)

(dalam Kalidjernih, 2009: 39)

Globalisasi terindikasi berdampak pada identitas nasional. Salah satu karakteristiknya yang paling terlihat adalah hilangnya batas-batas negara karena akses informasi yang bisa menembus ruang dan waktu. Hal ini juga yang menyebabkan persepktif terhadap suatu peristiwa bisa menjadi isu global yang menjadi perhatian dunia.

Para pakar berargumen bahwa proses globalisasi telah memperlemah jati diri dan identitas dari suatu bangsa, terutama aspek kultural. Hal ini disebabkan pula oleh dinamika global yang memunculkan perubahan sistem global meliputi

1. Sistem politik 2. Sistem ekonomi 3. Sistem ekologi

4. Sistem teknologi (meliputi informasi, komunikasi, transportasi, pertanian) 5. Pengetahuan tentang dinamika global

6. Prosedur dan mekanisme sistem global

7. Transaksi dalam dan antar masyarakat, bangsa, wilayah 8. Saling keterkaitan dalam sisten global yang beraneka ragam 9. Adanya kesadaran terhadap planet bumi (Wahab 2011: 243)

Isu global merupakan isu internasional. Menepis isu-isu tersebut pendidikan harus mempersiapkan sistem pembelajaran yang mengakomodir perubahan-perubahan yang terjadi serta sebab-akibat yang ditimbulkannya. Kneip (dalam Wahab, 2011: 256) mengemukakan empat kategori pendidikan global yang dapat menjadi masukan untuk kurikulum, yaitu

(8)

2. Isu-isu pembangunan 3. Isu-isu lingkungan 4. Isu-isu hak asasi manusia

Sementara fitur-fitur utama globalisasi yang berkaitan erat dengan implikasi globalisasi terhadap kewarganegaraan terutama kecenderungan perkembangan PKn menurut Macuonis dan Plummer (dalam Kalidjernih, 2009: 43-46), ialah

 Mengubah batas-batas transaksi-transaksi ekonomi

 Komunikasi-komunikasi yang meluas ke dalam jaringan-jaringan global  Mengembangkan ‘kultur global’ yang baru dan tersebar luas

 Bentuk-bentuk yang baru dikembangkan dari sistem pemerintahan internasional

 Menciptakan tumbuhnya suatu kesadaran tentang dunia yang dimiliki bersama  Mengembangkan tumbuhnya suatu pengertian tentang resiko

 Mengarah pada munculnya “aktor-aktor transnasional global” yang berhubungan

 Hibridisasi yang muncul dari pencampuran kultur dan gaya hidup  Perbedaan dan lokal dapat juga direafirmasi melalui globalisasi

Dunia bergerak sebagai suatu rangkaian pandangan manusia yang kian berubah. Porses-proses global telah membuka ruang bagi warga negara di daerah-daerah terpencil untuk berpartisipasi dan mengeluarkan pendapat melalui teknologi yang ada. Hal tersebut tidaklah berlebihan mengingat Pendidikan Kewarganegaraan atau citizenship education berkontribusi terhadap perkembangan karakteristik warga negara yang diharapkan oleh negara. Disamping itu bertujuan memenuhi kebutuhan daya saing global, sehingga isu global akan menjadi konsep atau paradigma baru perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan.

B. Pendidikan Demokrasi sebagai Kecenderungan Global Pendidikan Kewarganegaraan

(9)

menyatakan bahwa hal-hal yang dianggap berpengaruh terhadap konsep Pendidikan Kewarganegaraan adalah 1) gagalnya konsep Pendidikan Kewarganegaraan di masa lalu; 2) terjadinya perubahan sistem politik; 3) perubahan atribut warga negara; 4) pengaruh kecenderungan global; dan 5) kecenderungan global Pendidikan Kewarganegaraan untuk demokrasi.

Sejak tahun 1980 Pendidikan Kewarganegaraan diwarnai oleh nilai-nilai demokrasi. Bahkan memasuki tahun 1990, teori dan praktek demokrasi dalam Pendidikan Kewarganegaraan menjadi tren yang dikategorikan sebagai kecenderungan global hampir di seluruh negara di dunia. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai wahana pendidikan demokrasi terus menerus berubah sering perkembangan penyelenggaraan negara. Maka dari itu pendidikan demokrasi termasuk kecenderungan perkembangan PKn. Karena sistem politik masa depan akan juga mempengaruhi perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan.

John J. Patrick (dalam Satriyo, 2013) menuliskan kecenderungan perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan secara global saat ini sebagai figur kajian sebagai:

1. Pendidikan Kewarganegaraan yang memiliki keterkaitan secara fungsional antara pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan dalam kehidupan bermasyarakat dalam masyarakat (civic skill) dan berkembangnya nilai-nilai kebajikan dalam masyarakat (civic virtue).

Pengetahuan kewarganegaraan yang dimaksud menyangkut prinsip-prinsip dan teori demokrasi, jalannya pemerintahan yang demokratis dan perilaku demokratis masyarakat serta perbandingan nilai demokrasi antar negara. Pemahaman ini kemudian akan mengarahkan peserta didik sebagai warga negara untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan warga negara, yang kemudian didukung oleh nilai kebajikan dalam masyarakat seperti saling menghargai, kepribadian, disiplin diri, toleransi, patriotisme dan tanggung jawab.

(10)

Pendidikan Kewarganegaraan menyangkut pemerintahan demokratis dan hak-kewajiban warga negara serta informasi tentang bentuk dan tugas lembaga politik. 3. Pola pembelajaran dalam Pendidikan Kewarganegaraan dikembangkan melalui upaya mengaplikasikan konsep-konsep utama dengan pendekatan analisis berbagai kasus yang berkembang dalam kehidupan bernegara.

4. Pengembangan keterampilan dan kemampuan peserta didik sebagai warga negara untuk aktif dalam membuat keputusan. Studi kasus dan legal isu (controversial issue) dijadikan pendekatan untuk mendorong dan melatih peserta didik sebagai warga negara agar mampu membuat keputusan.

5. Analisis perbandingan internasional tentang pemerintahan dan kewarganegaraan. Melalui analisis ini pola pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dikembangkan, agar peserta didik dapat mempelajari dan kemudian membandingkan demokrasi antar negara.

6. Pengembangan keterampilan partisipatoris dan kebajikan warga negara melalui kegiatan-kegiatan belajar. Pembelajaran kooperatif dalam kelompok kecil dapat mengarahkan siswa untuk memahami dan melaksanakan ketrampilan memimpin, resolusi konflik, kompromi, negosiasi, kritik membangun, toleransi, sivilisasi dan kepercayaan.

7. Penggunaan buku sumber dan pemanfaatan berbagai sumber di dalam proses belajar mengajar Pendidikan Kewarganegaraan.

8. Mempelajari secara aktif pengetahuan, ketrampilan dan kebajikan-kebajikan warga negara (civic virtue).

9. Menghubungkan antara isi dan proses dalam pembelajaran Kewarganegaraan dengan mensinergiskan pengetahuan, keterampilan dan kebajikan-kebajikan warga negara secara fungsional.

(11)

Dalam sistem persekolahan, siswa dituntut lebih kritis terhadap informasi dan isu-isu kewarganegaraan agar dapat belajar berpartisipasi dan bertindak secara efektif dalam pemecahan masalah di lingkungan sekitarnya. Kemudian karakteristik warga negara multidimensi (personal, sosial, temporal, spatial) juga menekankan pada Pendidikan Kewarganegaraan yang multivison, dimana warga negara dipersiapkan untuk kehidupan bernegara yang bebas dalam konteks hukum, persamaan hak, dan keadilan.

Uraian di atas, sekaligus menggambarkan bahwa di dalam Pendidikan Kewarganegaraan, permasalahan-permasalahan warga negara dalam sistem nilai demokrasi telah mengalami globalizing (mengglobal, meluas, dan universal). Hal ini berimplikasi di dalam pengembangan kajian isi Pendidikan Kewarganegaraan saat ini. Pada akhirnya Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya berorientasi dalam perspektif lokal dan nasional, namun harus menyesuaikan dengan perkembangan global yang tengah mengalir membawa nilai-nilai baru, seperti demokrasi dan civil society.

C. Peran Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Menciptakan Warga Negara Global

Jangkauan masyarakat dunia terhadap suatu informasi yang berasal dari negara lain dapat dikatakan sebagai globalisasi. Kecenderungn global sebagai kecenderungan perkembangan PKn digambarkan secara umum oleh Wahab (2006) meliputi “the global economy, technology and communication, and population and environment”. Diperkuat oleh pendapat Suriakusumah (2007), bahwa fenomena global salah satunya ditandai dengan “revolusi dalam sistem komunikasi”. Bertolak dari pendapat tersebut, maka relevanlah bila kecenderungan perkembangan PKn dipengaruhi sejumlah isu global termasuk didalamnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau dalam istilah inggris dinamakan ICT (Information and Communication Technology).

(12)

dan direkonstruksi dalam kajian Pendidikan Kewarganegaraan, ialah konsep demokrasi, HAM, multikultural, konflik, dan isu lingkungan. Bagaimana teknologi dapat memobilisasi netizen sehingga peduli terhadap isu-isu kewarganegaraan, sehingga pada akhirnya dapat menciptakan warga negara global.

Warga negara global, warga global, atau warga internasional yang dimaksud telah dibahas oleh Wahab (2011) bahwa “pengertian warga global dalam konteks ini lebih tepat apabila dimaknai dalam dimensi afektif, yakni warga negara yang memiliki semangat dan dorongan serta upaya untuk memiliki persepktif global”. Salah satu dari lima perspektif global yang dikemukakan Hanvey, ialah ‘pengetahuan dinamika global (Knowledge of Global Dynamics)’. Karakteristik warga global adalah harus mengetahui perkembangan dinamika global, termasuk ICT.

Warga negara harus cermat melihat karakteristik utama media baru dalam praktik kewarganegaraan. Baik dalam memobilisasi suatu komunitas dan pergerakan di masyarakat, maupun dalam improvisasi media pembelajaran atau sumber belajar di persekolahan. Perangkat ICT jelas mampu memperluas kemampuan seorang warga negara dalam mengetahui isu-isu global melalui akses internet. Seluruh sistem yang terhubung memberikan wawasan baru terhada pengetahuan kewarganegaraan yang dimilikinya. Bahkan Kalidjernih (2009: 51) telah membahasnya melalui tema ‘demokrasi digital’, yaitu

pergerakan sosial yang baru sebagian membentuk kembali politik-politik yang diorganisasi secara luas di dalam dan melalui jaringan-jaringan. Semakin banyak orang dapat mengkomunikasikan persoalan-persoalan yang menjadi perhatian mereka melalui news group, chat room, facebook, web links, dsb

Pembahasan mengenai sub materi ini akan diperkuat dengan landasan penelitian dari berbagai jurnal yang berhubungan dengan tema digital society, global citizen, ICT, dan sebagainya.

1. ICT and New Citizenship Practice (ICT dan Praktik Kewarganegaraan Baru)

(13)

Abstrak dalam jurnal ini menyatakan bahwa era baru ICT telah banyak merubah konten, praksis, dan persepsi media menjadi lebih dari sekedar fitur dan tampilan. Bagaimana perubahan ini dapat berimplikasi terhadap praktik kewarganegaraan merupakan inti pembahasan dari artikel ini. “.. ICTs do not necesarilly produce new citizens but that they do provided for new and important citizenship pratice (Hermes 2006:306)” TIK atau ICT tidak selalu menghasilkan warga negara baru, tetapi hal tersebut juga menyediakan praktik-praktik kewarganegaraan yang baru dan penting.

Terkait bahasan kecenderungan perkembangan PKn, artikel jurnal ini memberikan landasan dan dukungan terhadap asumsi perkembangan PKn yang akan mengarah pada konsep ICT sebagai media dalam praktik kewarganegaraan. Baik itu dilihat dari segi politik seperti halnya pemanfaatan ICT sebagai media kampanye, maupun fitur-firur ICT seperti halnya sosial media yang menjadi wadah kritik dan mobilisasi masa terhadap berbagai peristiwa jika dilihat dari segi demokrasi.

How processes of change as a result of new ICT’s impact on practices of ‘being citizen’ is the key question in this article. First, it focuse on news media and how the relationship between news, ‘the citizen’ and ordinary people has changed a consequence of new possibilities enabled by technological innovation. Second, the conceptualization of citizenship is discussed and broardened to include a wider range of media content ang genres in relation to what has been called ‘cultural citizenship’ (Hermes 2006:296)”

(14)

Sebagai contoh, pemanfaatan ICT oleh generasi muda tergambar dalam banyaknya komunitas-komunitas yang terbentuk dari sekedar komunikasi online. Lebih jauh lagi, mereka membuat suatu karya ataupun program dari komunitas yang mereka jalankan. Bahkan ada beberapa komunitas yang bergerak dalam bidang pemberdayaan, isu lingkunan, hak-hak asasi manusia, dan perdamaian. Kesukarelaan dalam keterlibatan warga negara muda tersebut diilhami oleh kemudahan dan perkembangan ICT yang ada pada masa nya. Fenomena ini kedepannya akan menjadi bagian dari kecenderungan perkembangan PKn, dimana individu (warga negara) dalam komunitas mampu memobilisasi dan membuat gerakan melalui kecanggihan teknologi dan isu-isu global yang ada disekitarnya.

2. ICT and Youths’ Civic Participation (ICT dan Partisipasi Generasi Muda)

Lin, Wan-Ying et al. (2010). Citizens:Youths’ Civic Uses of New Media in Five DigitalCities in East Asia. Journal if Adolescent Research Vol 25(6): page 839-857 (http://jar.sagepub.com/content/25/6/839) Survey yang dilakukan peneliti terhadap kaum muda antara usia 12 dan 17 tahun di Asia Timur, yaitu Hongkong, Seoul, Singapura, Taipei, dan Tokyo pada 2007 telah menunjukkan berubahnya aktivitas kewarganegaraan di kalangan generasi muda atau warga negara muda. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kecanggihan teknologi seperti handirnya internet dengan search engine yang mampu menjawab setiap pencarian, serta sosial media yang menyediakan online communities, telah membuat pemuda Asia berpartisipasi dengan cara yang modern atau non-konvensional. “In addition, our study suggest that young people seem to be finding other, non conventional ways to participate” (Lin, 2010: 852).

(15)

civic or political websites, such as charity, government, environtment, and human rights sites, or sites for improving conditions at school or work”. Dari hasil penelitian yang dilakukan Livingstone dan koleganya, bahwa kaum muda berpartisipasi dalam komponen yang termasuk dalam isu-isu global, diantaranya kegiatan amal, pemerintahan dan kebijakannya, hak asasi manusia, dan kondisi persekolahan atau pekerjaan di sekitar mereka.

Tidak hanya itu, “New ICT’s also facilitate civic deliberation and communication, which is essential for citizens to engage in public policy debate and then decision making process” (Lin, 2010: 841). Era baru ICT juga memfasilitasi pertimbangan yang mendalam tentang kewarganegaraan dan komunikasinya, yang mana hal mendasar dari keterlibatan warga negara adalah pada perdebatan kebijakan publik dan kemudian proses pengambilan keputusan. Bagian ini sangat berkaitan dengan partisipasi politik yang bertanggung jawab dari seorang warga negara. Keterlibatannya dalam pembuatan kebijakan dan juga komunikasi antar negara sudah merupakan indikator warga negara global dan multidimensional, dimana warga negara tidak hanya terbatas pada pertimbangan pelaksanaan hak dan kewajiban semata.

(16)

BAB III PENUTUP

A. Simpulan

1. Kecenderungan perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan dewasa ini dinilai berbanding lurus dengan dinamika global beserta isu-isu di dalamnya. Setiap permasalahan global yang ada akan menjadi penyebab berkembangnya disiplin ilmu kewarganegaraan. Teorinya akan semakin kaya dan luas, serta praktiknya akan melintasi batas-batas negara yang ada dalam artian mengarah pada perspektif global. Disamping itu perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan akan menuntut warga negara untuk berpikir secara multidimensional dan memandang isu serta fenomena yang ada sebagai tanggung jawab bersama seluruh warga negara di dunia. Adapun isu-isu global yang dimaksud seperti isu perdamaian, isu lingkungan, isu hak asasi manusia, dan sebagainya.

2. Kecenderungan global Pendidikan Kewarganegaraan masih berada pada ranah pendidikan demokrasi sebagai salah satu sejarah dalam perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan Indonesia. Hanya saja pendidikan demokrasi kaitannya dengan kecenderungan global perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan diikuti dengan perkembangan Pemerintahan Indonesia dan aktivitas Internasional yang dijalani. Sebagai upaya mewujudkan civil society atau masyarakat madani, maka pendidikan demokrasi dalam kerangka democratic citizen masih menjadi salah satu kecenderungan perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan hingga era reformasi sekarang ini.

(17)

antar generasi muda dalam suatu negara yang disebut sebagai online community atau masyarakat dalam jaringan. Kemudahan akses ICT akan memperkuat kemelekan warga negara akan suatu isu, sampai pada akhirnya ICT itu sendiri tidak dapat terlepas dari aktivitas kewarganegaraan (civic life)

B. Rekomendasi

1. Bagi Akademisi Pendidikan Kewarganegaraan

Alangkah baiknya jika isu-isu global ditelaah lebih lanjut sehingga menjadi kajian Pendidikan Kewarganegaraan secara utuh. Dengan demikian, warga negara mampu berkontribusi dalam perkembangan dunia global. Apalagi dengan perkembangan ICT yang ada di zaman sekarang, maka itu akan turut merubah dan mempermudah aktivitas pengembangan keilmuan Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Bagi Dunia Persekolahan

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Hamel, Anton Van. (2011). From Customer to Citizen ‘Digital Media and Youth Civic Engagement. Canada: Media Awareness Network

Kalidjernih. (2009). Puspa Ragam dan Isu Kewarganegaraan. Bandung: Aksara Press.

Satryo. (2013). Inovasi Pendidikan Kewarganegaraan dalam Perspektif Global.

[Online] Diakses dari

http://search.4shared.com/postDownload/ieZIAzoe/inovasi_pendidikan_kewa rganega.html

Suriakusumah. (2007). PKn dan Kemasyarakatan. Modul. Jakarta: Universitas Terbuka

Wahab, A.A. (2006). Pengembangan Konsep dan Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Baru Indonesia bagi Terbinanya Warganegara Multidimensional Indonesia. Dalam Budimansyah&Syaifullah (ed). Pendidikan Nilai Moral dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium PKn FPIPS UPI.

Wahab, A.A. dan Sapriya. (2011). Teori dan Landasan PKn. Bandung: Alfabeta.

Jurnal

Hermes, J. (2006). Citizenship in the Age of the Internet. European Jurnal of Communication. 21 (3), hlm. 295-308.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis melihat bahwa dalam proses pencapaian tujuan organisasi dari Badan Usaha Milik Desa Rahayu dari dua

SISTEM PERTAHANAN SEMESTA PERTAHANAN BERLAPIS (POSTUR) LAPIS NIRMILITER (RAKYAT) LAPIS MILITER (TNI) DOKTRIN HANNEG. SOSOK PERTAHANAN

Tengah Selatan Nomor 5) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 12 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan

m. penyusunan laporan realisasi anggaran Bidang Pengembangan Potensi dan Kemitraan; n. penyusunan laporan kinerja program Bidang Pengembangan Potensi dan Kemitraan; dan o.

Selain itu, tujuan dari penelitian ini adalah mengoptimasi perancangan dan analisis turbin angin tipe Darrieus sebagai teknologi alternatif untuk penerangan jalan

Penerapan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing berbasis Joyful Learning ( Interjoy ) diharapkan dapat mengembangkan KPS siswa karena berkaitan dengan

diciptakan oleh Pemerintah kota, BUMD kota, perusahaan swasta yang kantor usahanya dalam 1 (satu) Daerah. kota, organisasi

Apabila ada sanggahan mengenai proses pelelangan ini, maka dapat disampaikan sanggahan secara tertulis kepada :Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan