• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BERPIKIR REFLEKTIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH OPEN ENDED PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) KELAS VIII DI MTs DARUSSALAM KADEMANGAN BLITAR TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS BERPIKIR REFLEKTIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH OPEN ENDED PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) KELAS VIII DI MTs DARUSSALAM KADEMANGAN BLITAR TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

109

Berdasarkan hasil tes dan wawancara keenam subjek, untuk mengetahui kemampuan berpikir reflektif siswa dalam memecahkan masalah open ended pada materi SPLDV, peneliti menggunakan indikator berpikir reflektif dari Surbeck, Han, dan Moyer yang meliputi tiga fase yaitu Reacting, Comparing, dan

Contemplating.72 Berikut adalah pembahasan hasil penelitian berpikir reflektif

dalam memecahkan masalah open ended.

A. Kemampuan berpikir reflektif siswa dari kategori tinggi

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, diketahui bahwa subjek S1 dan S2 telah memenuhi 3 fase pada soal nomor 1 dan 2 yaitu:

1) Fase Reacting

Untuk subjek S1 dan S2 mampu menyebutkan apa yang diketahui dalam soal, terbukti dari hasil wawancara: “Ada 2 persamaan yang

diketahui, yaitu dan . Dimana adalah bilangan

pertama dan adalah bilangan kedua.” Hal tersebut sesuai dengan

indikator berpikir reflektif fase Reacting yaitu siswa mampu menyebutkan apa yang diketahui (Lihat Tabel 2.1 Indikator Kemmpuan Berpikir Reflektif). Subjek juga mampu menyebutkan apa yang ditanyakan dalam soal, terbukti dari hasil wawancara : “Menanyakan tentang 2 bilangan

yang belum diketahui.” Hal tersebut sesuai dengan indikator berpikir

72

(2)

reflektif fase Reacting yaitu siswa mampu menyebutkan apa saja yang ditanyakan dalam soal (Lihat Tabel 2.1 Indikator Kemmpuan Berpikir Reflektif). Dalam hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, Subjek juga mampu menghubungkan antara yang ditanyakan dengan yang diketahui, terbukti dari kutipan wawancara : “Dengan menggunakan

metode substitusi. Yaitu, diubah menjadi .

Kemudian dari , nya diganti dengan menjadi

, . Dari

kemudian dimasukkan ke dalam , dan akan ketemu

nilai .” Hal tersebut sesuai dengan indikator berpikir reflektif fase

Reacting yaitu siswa mampu menyebutkan hubungan antara yang ditanya

dengan yang diketahui (Lihat Tabel 2.1 Indikator Kemmpuan Berpikir Reflektif).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yola Arietyan bahwa kemampuan berpikir reflektif dikatakan melalui tingkatan reacting jika memenuhi minimal tiga indikator.73 Oleh karena itu subjek telah memenuhi fase reacting karena telah melalui 3 indikator.

2) Fase Comparing

Dalam memenuhi fase Comparing , kedua subjek mampu mengaitkan permasalahan yang pernah diahadapi dengan permasalahan yang dihadapi sekarang. Terbukti dari hasil wawancara: “Sama-sama

mencari nilai dan .” Hal tersebut sesuai dengan indikator berpikir

73

(3)

reflektif fase Comparing yaitu siswa mampu mengaitkan masalah yang ditanyakan dengan masalah yang pernah dihadapi (Lihat Tabel 2.1 Indikator Berpikir Reflektif).

Fakta tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yola Arietyan bahwa kemampuan berpikir reflektif dikatakan melalui tingkatan

Comparing jika memenuhi minimal satu indikator.74 Oleh karena itu

subjek telah memenuhi fase Comparing karena telah melalui 1 indikator. 3) Fase Contemplating

Kemudian dalam memenuhi fase Contemplating, kedua subjek dapat membuat kesimpulan dengan benar. Terbukti dari hasil wawancara:

“Jadi, nilai kedua bilangan tersebut adalah 25 dan 18.” Hal tersebut

sesuai dengan indikator berpikir reflektif fase Contemplating yaitu siswa mampu membuat kesimpulan dengan benar (Lihat Tabel 2.1 Indikator Berpikir Reflektif). Subjek juga dapat memperbaiki permasalahan jika ada kesalahan, namun dalam mengerjakan kedua soal subjek tidak menemui adanya kesalahan yang terjadi. Terbukti dari hasil wawancra: “Tidak”. Hal tersebut sesuai dengan indikator berpikir reflektif fase

Contemplating yaitu mendeteksi kesalahan pada penentuan jawaban

(Lihat Tabel 2.1 Indikator Berpikir Reflektif).

Fakta tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yola Arietyan bahwa kemampuan berpikir reflektif dikatakan melalui tingkatan

(4)

Contemplating jika memenuhi minimal dua indikator.75 Oleh karena itu subjek telah memenuhi fase Contemplating karena telah melalui 2 indikator.

Dari uraian diatas fakta tersebut sesuai dengan penelitian terdahulu oleh Anies Fuady, dalam penelitiannya berisikan tentang proses berpikir reflektif yang tidak bergantung pada pengetahuan siswa semata, tetapi proses bagaimana memanfaatkan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Jika siswa dapat menemukan cara untuk memecahkan masalah yang dihadapi sehingga dapat mencapai tujuannya maka siswa tersebut termasuk pada tingkatan reflektif dengan kategori tinggi.76

Berdasarkan hasil wawancara tentang strategi siswa dalam memecahkan masalah, subjek S1 dan S2 dari kategori tinggi sudah sangat baik. Hal tersebut terbukti dari wawancara: “Strategi saya yaitu dengan cara memahami terlebih dahulu cara-cara pengerjaannya, setelah

memahami salah satu caranya kemudian saya menerapkan salah satu

cara atau metode tersebut, kemudian menyelesaikan soal tersebut”.

Hal tersebut sesuai dengan langkah memecahkan masalah yang dikemukakan oleh Polya yaitu, memahami masalah, merencanakan

75

Ibid., hal. 100 76

(5)

penyelesaian, menjalankan rencana, dan memeriksa kembali hasil pekerjaan.77

B. Kemampuan berpikir reflektif siswa dengan kategori sedang

Data yang diperoleh dari hasil tes dan wawancara terhadap 6 subjek menunjukkan bahwa ada 2 subjek yaitu S3 dan S4 dengan kategori sedang dengan tingkatan cukup reflektif pada aspek ini telah melalui 2 fase yaitu: 1) Fase Reacting

Untuk subjek S3 dan S4 mampu menyebutkan apa yang diketahui dalam soal, terbukti dari hasil wawancara: “Yang diketahui adalah

dan .” Hal tersebut sesuai dengan indikator berpikir

reflektif fase Reacting yaitu siswa mampu menyebutkan apa yang diketahui (Lihat Tabel 2.1 Indikator Kemmpuan Berpikir Reflektif). Subjek juga mampu menyebutkan apa yang ditanyakan dalam soal, terbukti dari hasil wawancara : “Menanyakan tentang nilai kedua

bilangan yang belum diketahui.” Hal tersebut sesuai dengan indikator

berpikir reflektif fase Reacting yaitu siswa mampu menyebutkan apa saja yang ditanyakan dalam soal (Lihat Tabel 2.1 Indikator Kemmpuan Berpikir Reflektif). Selain itu, subjek juga mampu menghubungkan antara yang ditanyakan dengan yang diketahui, terbukti dari kutipan wawancara : “Hubungannya adalah dengan 2 persamaan yang diketahui

bisa mencari nilai dan . Sedangkan cara penyelesaiannya dengan cara

77

(6)

mengeliminasi nilai dan akan ketemu nilai . Setelah itu

disubstitusi ke persamaan dan akan ketemu nilai

Hal tersebut sesuai dengan indikator berpikir reflektif fase Reacting yaitu siswa mampu menyebutkan hubungan antara yang ditanya dengan yang diketahui (Lihat Tabel 2.1 Indikator Kemmpuan Berpikir Reflektif). 2) Fase Comparing

Dalam memenuhi fase Comparing , kedua subjek mampu mengaitkan permasalahan yang pernah diahadapi dengan permasalahan yang dihadapi sekarang. Terbukti dari hasil wawancara: “Sama-sama

mencari harga sebuah barang”. Hal tersebut sesuai dengan indikator

berpikir reflektif fase Comparing yaitu siswa mampu mengaitkan masalah yang ditanyakan dengan masalah yang pernah dihadapi (Lihat Tabel 2.1 Indikator Berpikir Reflektif).

Fakta tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yola Arietyan bahwa kemampuan berpikir reflektif dikatakan melalui tingkatan

Comparing jika memenuhi minimal satu indikator.78

Berdasarkan hasil wawancara tentang strategi siswa dalam memecahkan masalah, subjek S3 dan S4 dari kategori sedang sudah cukup baik. Hal tersebut terbukti dari wawancara: “Dengan cara menuliskan terlebih dahulu apa yang diketahui dan yang ditanyakan kemudian

menyelesaikannya”.

78

(7)

Dari jawaban siswa tersebut, terlihat bahwa siswa masih belum bisa menjelaskan secara detail bagaimana langkah-langkah dalam menyelesaikannya. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Juliana, Darma Ekawati dan Fahrul Basri yaitu, terdapat kesalahan siswa diantaranya adalah dalam menginterpretasikan hal-hal yang diketahui maupun yang ditanyakan dari soal dan salah dalam menentukan hasil perhitungan.79

C. Kemampuan berpikir reflektif siswa dengan kategori rendah

Data yang diperoleh dari hasil tes dan wawancara terhadap 6 subjek menunjukkan bahwa ada 2 subjek yaitu S5 dan S6 dengan kategori rendah dengan tingkatan kurang reflektif pada aspek ini telah melalui 1 fase yaitu fase

reacting. Hal tersebut diketahui dari hasil wawancara: “Jumlah dua bilangan

cacah adalah 43 dan selisih kedua bilangan itu adalah 7”. Hal tersebut sesuai

dengan indikator berpikir reflektif fase Reacting yaitu siswa mampu menyebutkan apa yang diketahui (Lihat Tabel 2.1 Indikator Kemmpuan Berpikir Reflektif). Subjek juga mampu menyebutkan apa yang ditanyakan dalam soal, terbukti dari hasil wawancara : “Mencari kedua nilai bilangan

tersebut”. Hal tersebut sesuai dengan indikator berpikir reflektif fase Reacting

yaitu siswa mampu menyebutkan apa saja yang ditanyakan dalam soal (Lihat Tabel 2.1 Indikator Kemmpuan Berpikir Reflektif).

79

(8)

Fakta tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yola Arietyan, dimana siswa dikatakan kurang reflektif apabila memenuihi satu fase dalam berpikir reflektif, yaitu fase reacting saja.80

Berdasarkan hasil wawancara tentang strategi siswa dalam memecahkan masalah, subjek S5 dan S6 dari kategori rendah masih kurang baik. Hal tersebut terbukti dari wawancara: “Ya dengan cara mengerjakannnya dengan cara apa yang saya bisa”.

Dari jawaban siswa tersebut, terlihat bahwa siswa masih belum bisa menjelaskan secara detail bagaimana langkah-langkah dalam menyelesaikannya.

80

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Bagian audit yang paling terpengaruh oleh pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi pada siklus penjualan dan penagihan adalah saldo piutang, kas, beban piutang tidak

Nama Pekerjaan : Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Rehab Gedung Kantor DPRD Muara Enim3. Lokasi : Kabupaten

Masyarakat memiliki hak atas akses komputer, keahlian komputer, spesialis komputer dan pengambilan keputusan komputer. Hak atas akses komputer berarti walaupun

Merancang pengujian substantive transaksi penjualan dapat dilakukan ketika kondisi penjualan yang dicatat benar-benar terjadi, penjualan yang dicatat

JALAN JENDRAL AHMAD YANI, KOTA KENDARI, PROVINSI SULAWESI

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada wanita usia subur (WUS) dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di Wilayah Kerja Puskesmas Dara Juanti

Sejak zaman dahulu sampai saat ini, persoalan karakter dalam kehidupan merupakan hal yang penting, sebab suatu bangsa dapat hancur apabila karakter anak bangsanya tidak