31 MARET 2013 DAN 31 MARET 2012 (TIDAK DIAUDIT) KECUALI LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Konsolidasian 1
Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 4
Laporan Arus Kas Konsolidasian 5
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 2d , 3 29.573.096.121 44.932.029.262 Investasi jangka pendek 2e , 4 23.204.950.000 7.835.000.000 Piutang Usaha - Pihak ketiga 2f , 5 13.854.055.516 16.472.501.171 Piutang lain-lain - Pihak ketiga 6 1.984.117.473 856.223.351
Persediaan 2g , 7 31.924.723.814 37.051.645.774
Biaya dibayar di muka 2h , 8 466.000.884 308.425.056 Pajak dibayar dimuka 18a 1.178.605.807
-Total Aset Lancar 102.185.549.615 107.455.824.614
ASET TIDAK LANCAR
Investasi pada entitas asosiasi 2e , 9 9.607.473.842 8.800.051.174 Properti Investasi 2i , 10 2.203.676.250 2.203.676.250 Aset Keuangan tidak lancar lainnya 11 25.211.323.318 23.342.617.208 Aset tetap 2j , 12 10.504.311.869 10.915.692.913 Aset pajak tangguhan 2o , 18d 17.223.408.898 22.713.062.288 Uang muka jaminan 4.540.000 4.540.000 Biaya eksplorasi ditangguhkan 29 44.481.329.520 9.200.880.112 Total Aset Tidak Lancar 109.236.063.697 77.180.519.945
TOTAL ASET 211.421.613.312 184.636.344.559
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini.
Direktur
Pontianak, 25 April 2013 S.E. & O.
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang usaha 13 8.334.909.450 7.915.877.697 Utang lain-lain 14 336.819.175 336.819.175 Utang dividen 15 1.200.911.690 1.200.911.690 Biaya yang masih harus dibayar 16 275.773.826 384.802.747 Pendapatan sewa diterima dimuka 92.907.000 92.907.000
17 122.877.000 122.877.000 Utang pajak 18b 1.668.536.022 2.451.817.019 Total liabilitas jangka pendek 12.032.734.163 12.506.012.328
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas imbalan pasca kerja 2n , 19 16.495.034.961 16.433.810.159 Total Liabilitas jangka panjang 16.495.034.961 16.433.810.159
TOTAL LIABILITAS 28.527.769.124 28.939.822.487
EKUITAS
Modal saham
Nilai nominal Rp 250 per saham Modal dasar 540.000.000 saham pada
31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 Modal ditempatkan dan disetor penuh
331.129.952
saham pada 31 Maret 2013 331.129.952
saham pada 31 Desember 2012 20 82.782.488.000 82.782.488.000 Agio Saham 21 93.450.650 93.450.650 Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi
dari efek yang tersedia untuk dijual 11 337.789.019 412.882.909 Saldo laba
Ditentukan penggunaannya 22 4.200.000.000 4.200.000.000 Belum ditentukan penggunaannya 76.525.435.234 58.863.099.622
Total ekuitas yang dapat diatribusikan kepada
Pemilik entitas induk 163.939.162.903 146.351.921.181
Kepentingan nonpengendali 23 18.954.681.285 9.344.600.891
Total Ekuitas 182.893.844.188 155.696.522.072
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 211.421.613.312 184.636.344.559
Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini.
Jaminan Sewa Kantor
Direktur S.E. & O.
Beban Pokok penjualan 2m 25 23.200.773.192 32.395.059.244
LABA BRUTO 6.079.875.201 10.948.022.317
Pendapatan lainnya 26 964.903.435 1.404.471.939
Beban usaha 27 (4.963.150.431) (4.365.707.532)
Beban lainnya 28 (11.135.881) (20.564.414)
Pemulihan beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas
beban eksplorasi & pengembangan 29 30.014.449.408 (3.260.802.265)
LABA USAHA 32.084.941.732 4.705.420.045
Beban pendanaan 30 - (19.527.053) Bagian laba (rugi) bersih dari entitas asosiasi 9 807.422.668 545.130.294
Laba sebelum pajak penghasilan 32.892.364.400 5.231.023.286
Penghasilan (beban) pajak penghasilan 2o 18c (5.985.214.328) (1.908.134.900)
LABA TAHUN BERJALAN 26.907.150.072 3.322.888.386
Pendapatan komprehensif lain
Keuntungan (kerugian) aktuarial atas program
pensiun manfaat pasti 487.021.246 -Pajak penghasilan terkait (121.755.312)
-365.265.934
-TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 27.272.416.006 3.322.888.386
Laba rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada :
Pemilik entitas induk 17.297.069.678 4.749.134.321 Kepentingan nonpengendali 9.610.080.394 (1.426.245.935)
26.907.150.072
3.322.888.386
Total laba rugi komprehensif tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada :
Pemilik entitas induk 17.662.335.612 4.749.134.321
Kepentingan nonpengendali 23 9.610.080.394 (1.426.245.935) 27.272.416.006
3.322.888.386
Laba per saham dasar 2p 31 52,24 14,34
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian ini.
Pontianak, 25 April 2013
S.E. & O. PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN
Catatan dan Disetor Agio Saham untuk dijual Penggunaannya Penggunaannya
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Saldo 01 Januari 2012 82.782.488.000 93.450.650 100.432.478 34.020.968.642 4.200.000.000 121.197.339.770 9.971.848.491 131.169.188.261 Cadangan Umum
Deviden Tunai
Laba komprehensif tahun berjalan 4.749.134.321 - - (1.426.245.935) (1.426.245.935) 82.782.488.000
93.450.650 100.432.478 38.770.102.963 4.200.000.000 121.197.339.770 8.545.602.556 129.742.942.326
Saldo 01 Januari 2013 82.782.488.000 93.450.650 412.882.909 58.863.099.622 4.200.000.000 146.351.921.181 9.344.600.891 155.696.522.072
Cadangan Umum
-Deviden Tunai
-(75.093.890)
-Laba komprehensif tahun berjalan - 17.662.335.612 9.610.080.394 9.610.080.394
Saldo 31 Maret 2012
Laba yang belum direalisasikan dari efek yang tersedia untuk dijual
Penerimaan kas dari pelanggan 34.778.494.549 54.918.240.586 Pembayaran kepada pemasok dan karyawan (26.497.489.754) (45.241.197.740) Kas yang dihasilkan operasi 8.281.004.795 9.677.042.846 Pembayaran pajak penghasilan (1.901.263.682) (1.513.570.351) Arus kas neto dari aktivitas operasi 6.379.741.113 8.163.472.495
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI:
Penerimaan bunga 729.689.156 878.715.941 Pencairan (Penempatan) investasi sementara (17.313.750.000) (5.000.000.000) Hasil penjualan aset tetap 12 - 300.000.000 Penambahan aset tetap 12 (31.425.944) (1.437.767.500) Penambahan aset tidak lancar (biaya eksplorasi ditangguhkan) (5.266.000.000) (3.255.705.700) Arus kas neto untuk aktivitas investasi (21.881.486.788) (8.514.757.259)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN:
Penambahan (pengurangan) hutang bank - 4.714.538.400 Arus kas neto untuk aktivitas pendanaan - 4.714.538.400
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS (15.501.745.675) 4.363.253.636 KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 44.932.029.262 44.487.214.905 Pengaruh perubahan kurs mata uang asing 142.812.534 198.181.233 KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 29.573.096.121 49.048.649.774
a. Pendirian dan Informasi Umum
Dewan Komisaris 31 Maret 2013 31 Desember 2012
Komisaris Utama Tn. Ng Tjie Koang Tn. Ng Tjie Koang Komisaris Tn. Budi Satria Sanusi Tn. Budi Satria Sanusi
Komisaris Independen Tn. Corneiles Tedjo E..,SE,MBA Tn. Corneiles Tedjo E..,SE,MBA
Direksi
Direktur Utama Tn. Siang Hadi Widjaja Tn. Siang Hadi Widjaja Direktur Tn. Ir. Winata Indradjaja Tn. Ir. Winata Indradjaja Direktur Tn. Ir. Honky Widjaja Tn. Ir. Honky Widjaja Direktur Tidak Terafiliasi Tn. Budiono Tn. Budiono
Komite Audit
Ketua Tn. Corneiles Tedjo E..,SE,MBA Tn. Corneiles Tedjo E..,SE,MBA Anggota Tn.Tjhin Khim Kiat, SE Tn.Tjhin Khim Kiat, SE
Tn. Drs. Halim Makopolo Tn. Drs. Halim Makopolo
Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata 114 orang per 31 Maret 2013 dan 113 orang per 31 Desember 2012.
Susunan pengurus Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 sebagai berikut:
Jumlah kompensasi yang diterima oleh Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan, untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 masing-masing sebesar Rp 3.020.215.899 dan Rp 11.151.378.758
PT Duta Pertiwi Nusantara (Perusahaan) didirikan berdasarkan akta No. 45 tanggal 18 Maret 1982 dari Jahja Irwan Sutjiono, S.H., notaris di Jakarta. Akta Pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-2-12-HT-01.04 th. 86 tanggal 4 Januari 1986. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan Akta No. 34 tanggal 11 Juni 2009 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, mengenai perubahan anggaran dasar untuk disesuaikan dengan Peraturan Bapepam-LK No. IX.J.1. tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Efek Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik sebagaimana dimuat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor : Kep-79/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah didaftarkan kepada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Direktorat Jendral Administrasi Hukum Umum dengan No. AHU-0002536.AH.01.09. Th 2010 tanggal 14 Januari 2010.
Perusahaan berdomisili di Pontianak, Kalimantan Barat. Kantor Pusat beralamat di Jl Tanjungpura No. 263 D, Pontianak 78122 sedangkan pabrik berlokasi di Jl. Adisucipto Km. 10,6 Desa Teluk Kapuas, Kec. Sei Raya, Kab. Kubu Raya, Pontianak 78391.
Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi industri lem, barang-barang kimia dan pertambangan. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tahun 1987. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam negeri.
b. Penawaran Umum Saham Perusahaan
c. Entitas Anak
Perusahaan memiliki saham Entitas anak, sebagai berikut :
Entitas Anak Domisili Jenis Usaha
PT. Intitirta Primasakti Jakarta Pertambangan
d. Penerbitan laporan keuangan
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Penyajian laporan keuangan konsolidasian
Persentase
Kepemilikan Jumlah aset (Rp)
60% 60% 49.069.603.686 22.705.230.094 Sampai dengan tanggal 31 Maret 2013, Entitas anak masih dalam tahap pengembangan. Rencana produksi komersial Entitas anak pada tahun 2011 ditunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Pada tanggal 18 Juni 1990 Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan dengan Surat No. SI-118/SHM/MK.10/1990, untuk menawarkan 2.270.000 sahamnya kepada masyarakat, dan pada tanggal 8 Agustus 1990 seluruh saham Perusahaan telah tercatat di PT. Bursa Efek Indonesia (d/h PT. Bursa Efek Jakarta).
Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) No. VIII.G.7 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik, yang terlampir dalam surat keputusan No. KEP-347/BL/2012.
Laporan keuangan konsolidasian tersebut disusun berdasarkan nilai historis
2013 2012 31 Maret 2013 31 Desember 2012
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian dan telah menyetujui untuk menerbitkan laporan keuangan konsolidasi Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2013, pada tanggal 25 April 2013
Untuk tujuan laporan arus kas, kas dan setara kas mencakup kas, bank dan investasi jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dan yang tidak dijadikan jaminan
Laporan keuangan konsolidasian disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (“ISAK”) yang berlaku efektif pada tahun 2012
Dalam tahun berjalan, Perusahaan dan Entitas Anak telah menerapkan semua standar baru dan revisi interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2012.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
a. Penyajian laporan keuangan konsolidasian (lanjutan)
PSAK /SFAS 10 (revisi/revised 2010) : : : : : : : : :
PSAK/SFAS 34 (revisi/revised 2010) : Kontrak Konstruksi PSAK/SFAS 36 (revisi/revised 2011) :
PSAK/SFAS 50 (revisi/revised 2010) : PSAK/SFAS 53 (revisi/revised 2010) : PSAK/SFAS 55 (revisi/revised 2011) : PSAK/SFAS 56 (revisi/revised 2010) :
PSAK/SFAS 60 :
PSAK/SFAS 61 :
PSAK/SFAS 62 :
PSAK/SFAS 63 :
PSAK/SFAS 64 :
ISAK/IFAS 13 :
:
: Perjanjian Jasa Konsesi :
ISAK/IFAS 19 :
ISAK/IFAS 20 :
ISAK/IFAS 22 :
ISAK/IFAS 23 : Sewa Operasi – Insentif
Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing PSAK/SFAS 13 (revisi/revised 2011)
Berikut ini standar baru dan standar revisi serta interpretasi yang diterapkan dalam laporan keuangan konsolidasian. Penerapan ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasian tetapi mempengaruhi akuntansi untuk transaksi masa depan:
Property Investasi PSAK/SFAS 16 (revisi/revised 2011) Aset tetap
PSAK/SFAS 18 (revisi/revised 2010) Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya PSAK/SFAS 24 (revisi/revised 2010) Imbalan Kerja
PSAK/SFAS 26 (revisi/revised 2011) Biaya Pinjaman
PSAK/SFAS 28 (revisi/revised 2011) Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian PSAK/SFAS 30 (revisi/revised 2011) Sewa
PSAK/SFAS 33 (revisi/revised 2011) Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan
Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa Instrumen Keuangan : Penyajian Pembayaran Berbasis Saham
Instrumen Keuangan Pengakuan dan Pengukuran Laba per Saham
Instrumen Keuangan : Pengungkapan
Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah
Kontrak Asuransi
Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral
Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri ISAK/IFAS 15 Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan
Interaksinya ISAK/IFAS 16
ISAK/IFAS 18 Bantuan Pemerintah – Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi
Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam SFAS 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
Pajak Penghasilan - Perubahan dalam Status Pajak Perusahaan atau Para Pemegang Saham
a. Penyajian laporan keuangan konsolidasian (lanjutan)
ISAK/IFAS 24 :
ISAK/IFAS 25 : Hak Atas Tanah
ISAK/IFAS 26 : Sewa Operasi – Insentif
ISAK/IFAS 21 : Perjanjian Kontrak Real Estat
PSAK/SFAS 38 (revisi/revised 2012) : Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali ISAK/IFAS 21 : Perjanjian Kontrak Real Estat
- PSAK / SFAS No. 11 :
- PSAK / IFAS No. 52 : Mata Uang Pelaporan
- ISAK / IFAS No. 4 : Alternatif Perlakuan yang Diizinkan atas Selisih Kurs
b. Prinsip konsolidasian
Sejak tanggal 1 Januari 2011
Sebelum tanggal 1 Januari 2011
Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan Konsolidasian , manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi terhadap laporan keuangan konsolidasian.
Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa
Standar dan interpretasi telah diterbitkan tetapi belum diterapkan
Ikatan Akuntansi Indonesia telah menerbitkan standar akuntansi yang mungkin mempunyai dampak terhadap laporan keuangan yang periode dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2013, sebagai berikut :
Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing
Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh Perusahaan dan Entitas Anak , kecuali dinyatakan lain.
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Entitas Anak seperti yang disebutkan pada Catatan 1b, dimana Perusahaan baik secara langsung atau tidak langsung, memiliki lebih dari 50% kepemilikan saham.
Semua saldo dan transaksi antar Perusahaan yang material, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, jika ada, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil operasi Perusahaan dan Entitas Anak sebagai satu kesatuan usaha.
Pencabutan standar akuntansi
Pencabutan standar dan interpretasi standar berikut yang penerapannya efektif untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2012 tidak berdampak material terhadap kinerja dan posisi keuangan Perusahaan :
Entitas Anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal perusahaan induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui Entitas Anak , lebih dari setengah kekuasaan suara perusahaan.
b. Prinsip konsolidasian (lanjutan)
c. Transaksi dan penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing
d. Kas dan setara kas
e. Investasi
Deposito berjangka
Investasi efek ekuitas yang nilai wajarnya tersedia
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya.
Deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari satu tahun dari tanggal neraca disajikan sebagai investasi jangka panjang dan dinyatakan sebesar nilai nominal.
Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan perusahaan yang dikendalikan oleh Perusahaan (dan Entitas Anak) yang disusun sampai dengan 31 Desember setiap tahunnya. Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dana operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Pengendalian juga dianggap ada apabila induk Perusahaan memiliki baik secara langsung maupun tidak langsung melalui Entitas Anak lebih dari 50% hak suara.
Pada saat akuisisi, aset dan liabilitas Entitas Anak diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama lima tahun.
Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi yang diakui pada tanggal transaksi, maka nilai wajar aset non-moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proporsional, sampai seluruh selisih tersebut tereliminasi. Sisa selisih lebih setelah penurunan nilai wajar aset dan liabilitas non moneter tersebut diakui sebagai goodwill negatif, dan diperlakukan sebagai pendapatan ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan menggunakan garis lurus selama 20 tahun
Hak pemegang saham minoritas dinyatakan sebesar bagian minoritas dari biaya perolehan historis aset bersih. Hak minoritas akan disesuaikan untuk bagian minoritas dari perubahan ekuitas. Kerugian yang menjadi bagian minoritas melebihi hak minoritas dialokasikan kepada bagian induk perusahaan.
Hasil akuisisi atau penjualan Entitas Anak selama tahun berjalan dari tanggal efektif akuisisi atau sampai dengan tanggal efektif penjualan termasuk dalam laporan laba rugi konsolidasi
Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan Entitas Anak agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Perusahaan.
Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan, dan beban dieliminasi pada saat proses konsolidasi.
e. Investasi (lanjutan)
Investasi pada entitas asosiasi
f. Piutang usaha
g. Persediaan
h. Biaya Dibayar Dimuka
i. Properti investasi
Piutang usaha disajikan dalam jumlah neto. Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk berdasarkan hasil penelaahan atas keadaan piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode first-in, first-out (FIFO).
Penyisihan persediaan usang ditentukan berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode.
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
Perusahaan menerapkan model nilai biaya atas akun pembelian properti investasi selama tahun berjalan. Properti investasi pada awalnya diukur sebesar biaya perolehan termasuk pengeluaran yang bisa langsung diatribusikan. Investasi dalam efek yang tersedia untuk dijual dinyatakan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui langsung dalam ekuitas sampai pada saat efek tersebut dijual atau telah terjadi penurunan nilai. Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas dibebankan dalam laba rugi tahun berjalan.
Untuk menghitung laba atau rugi yang direalisasi, biaya perolehan efek ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang.
Entitas asosiasi adalah suatu perusahaan dimana induk perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan, namun tidak mempunyai pengendalian atau pengendalian bersama, melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan operasional investee.
Investasi pada entitas asosiasi dicatat di neraca sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan perusahaan atas aset bersih entitas asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investee secara individu. Bagian perusahaan atas kerugian entitas asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi tidak diakui kecuali jika perusahaan mempunyai kewajiban melakukan pembayaran kewajiban entitas asosiasi yang dijaminnya, dalam hal demikian, tambahan kerugian diakui sebesar kewajiban atau pembayaran tersebut.
Goodwill dan goodwill negatif dari investasi pada entitas asosiasi diakui dan diamortisasi dengan cara yang sama dengan akuisisi dari entitas yang dikendalikan (Lihat kebijakan akuntansi mengenai prinsip konsolidasi).
Efek yang tersedia untuk dijual yang dimiliki sementara disajikan sebagai investasi sementara.
i. Properti investasi (lanjutan)
j. Aset tetap - pemilikan langsung
- Tanah
- Golongan bangunan dana prasarana
- Golongan bukan bangunan dan prasarana yang terdiri dari : Golongan II :
Golongan III :
Group II : 25% Group III : 10%
Properti investasi dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Setiap laba atau rugi yang berasal dari tidak diakuinya aset (perhitungan selisih antara hasil bersih pengurangan dan jumlah tercatat aset) termasuk dalam laporan laba rugi akhir tahun dimana akun tersebut dihentikan pengakuannya.
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”. Revisi PSAK No. 16 ini juga mengatur akuntansi tanah sehingga PSAK ini juga mencabut PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”. ISAK No. 25 yang juga berlaku efektif pada tanggal yang sama, memberikan pedoman lebih lanjut mengenai perlakuan beberapa hak atas tanah di Indonesia beserta biaya terkait.
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Golongan bangunan dan prasarana disusutkan dengan metode garis lurus (straight-line method) sebesar 5% per tahun dari biaya perolehan, sedangkan golongan bukan bangunan sesuai dengan golongannya disusutkan dengan metode saldo menurun ganda (double declining balance method), masing-masing dengan tarif per tahun sebagai berikut :
meliputi kendaraan/alat angkutan dan inventaris kantor dengan masa manfaat lebih dari 4 tahun dan tidak lebih dari 8 tahun.
meliputi mesin dan perlengkapan dengan masa manfaat lebih dari 8 tahun.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja dikapitalisasi.
Perusahaan dan Entitas Anak memilih model biaya dalam kebijakan akuntansi aset tetap dimana aset tetap dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan, aset tetap digolongkan menjadi :
Nilai residu, umur manfaat aset dan metode penyusutan ditelaah, dan jika perlu disesuaikan, pada setiap akhir periode pelaporan.
Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi pada tahun yang bersangkutan.
Apabila manfaat ekonomi suatu aset tetap tidak lagi sebesar jumlah tercatatnya, maka aset tersebut harus dinyatakan sebesar jumlah yang sepadan dengan nilai manfaat ekonomi yang tersisa. Penurunan nilai kegunaan aset tetap tersebut dilaporkan sebagai kerugian tahun berjalan.
j. Aset tetap - pemilikan langsung (lanjutan)
k. Beban eksplorasi ditangguhkan
l. Transaksi hubungan berelasi
suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan dan Entitas Anak atau induk; 3. suatu pihak adalah ventura bersama dimana Perusahaan dan Entitas Anak sebagai venture;
5. Suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dengan individu yang diuraikan dalam butir (a) atau (d); 4.
6. Suatu pihak adalah perusahaan yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa perusahaan, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir (d) atau (e); atau
Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penyelidikan umum, perijinan dan eksplorasi, geologi dan fisika Entitas Anak ditangguhkan dan akan diamortisasi mulai saat tambang umum yang bersangkutan mulai menghasilkan dengan menggunakan metode unit produksi berdasarkan estimasi cadangan batubara yang ada.
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian
Suatu pihak dianggap berelasi dengan Perusahaan dan Entitas anak jika:
1. Langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i) mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan Perusahaan dan Entitas anak ; (ii) memiliki kepentingan dalam Perusahaan dan Entitas anak yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan dan Entitas anak ; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan dan Entitas Anak ;
7. suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan dan Entitas Anak atau perusahaan lain yang berelasi dengan Perusahaan dan Entitas Anak .
Semua transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga, persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian.
2. suatu pihak yang berelasi dengan Perusahaan dan Entitas Anak ;
m. Pengakuan pendapatan dan beban
n. Imbalan Pasca Kerja
o. Pajak Penghasilan
Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi jumlah yang lebih besar diantara 10% dari nilai kini imbalan pasti dan 10% nilai wajar aset program diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan antara jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Pendapatan dari penjualan diakui pada saat barang diserahkan dan hak kepemilikan berpindah kepada pelanggan. Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis).
Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi hak.
Jumlah yang diakui sebagai imbalan pasti di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, biaya jasa lalu yang belum diakui dan nilai wajar aset program.
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Perusahaan dan Entitas Anak di Indonesia memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disishkan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan Entitas anak menerapkan PSAK No. 23 (revisi 2010), “Pendapatan”. PSAK revisi ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian.
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010) “Pajak Penghasilan”, yang menetapkan perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian. PSAK revisi ini juga mensyaratkan entitas untuk mencatat kekurangan/kelebihan pembayaran pajak penghasilan beserta bunga/denda, jika ada, sebagai bagian dari “Beban Pajak Kini” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
o. Pajak Penghasilan (lanjutan)
p. Laba bersih per saham
q. Informasi segmen
r. Penggunaan Estimasi
Segmen adalah bagian khusus dari Perusahaan dan Entitas Anak yang terlibat baik dalam menyediakan produk dan jasa (segmen usaha), maupun dalam menyediakan produk dan jasa dalam lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis), yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dari segmen lainnya.
Pendapatan, beban, hasil, aset dan liabilitas segmen termasuk item-item yang dapat diatribusikan langsung kepada suatu segmen serta hal-hal yang dapat dialokasikan dengan dasar yang sesuai kepada segmen tersebut. Segmen ditentukan sebelum saldo dan transaksi antar Perusahaan dan Entitas Anak dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitas dan pengungkapan aset dan liabilitas kontinjen pada tanggal laporan keuangan konsolidasian serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi.
Aset dan liabilitas yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak Perusahaan menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”. PSAK revisi ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis serta lingkungan ekonomi di mana perusahaan beroperasi.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan konsolidasian atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk perusahaan yang berbeda.
Sesuai dengan PSAK No. 56, "Laba per Saham", LPS dasar dihitung dengan membagi laba atau rugi bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa (laba bersih residual) dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam satu periode
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Grup menerapkan PSAK 46 (Revisi 2010), yang mensyaratkan Grup mencatat bunga dan denda untuk kekurangan/kelebihan pembayaran pajak penghasilan, jika ada, sebagai bagian dari “Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan - Periode Berjalan” dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak ("SKP") diakui sebagai pendapatan atau beban dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian periode berjalan, kecuali jika diajukan upaya penyelesaian selanjutnya. Jumlah tambahan pokok pajak dan denda yang ditetapkan dengan SKP ditangguhkan pembebanannya sepanjang memenuhi kriteria pengakuan aset.
s. Instrumen keuangan
s1. Aset keuangan Pengakuan awal
Pengukuran setelah pengakuan awal
Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: •
Aset keuangan dalam lingkup PSAK 55 (Revisi 2011) diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan tersedia untuk dijual, mana yang sesuai.
Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada pengakuan awal dan, jika diperbolehkan dan diperlukan, mengevaluasi kembali pengklasifikasian aset tersebut pada setiap akhir periode keuangan.
Aset keuangan pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya ditambah, dalam hal investasi yang tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
Aset keuangan Perusahaan dan Entitas Anak meliputi kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, investasi jangka pendek dan investasi pada entitas asosiasi.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif
Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan pengiriman aset dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar (perdagangan yang lazim) diakui pada tanggal perdagangan, yaitu tanggal Perusahaan dan Entitas Anak berkomitmen untuk membeli atau menjual aset tersebut.
PSAK 50 (Revisi 2010), berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut.
PSAK 55 (Revisi 2011) mengatur prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan items non-keuangan. PSAK ini, antara lain, menyediakan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 50 (revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.
s. Instrumen keuangan (lanjutan)
s1. Aset keuangan (lanjutan)
Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan)
•
•
•
Perusahaan memiliki investasi berikut yang diklasifikasikan sebagai AFS:
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan, yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) dengan menggunakan metode suku bunga efektif (effective interest rate). Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat pinjaman yang diberikan dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, demikian juga pada saat proses amortisasi.
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi termasuk aset keuangan untuk diperdagangkan dan aset keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif.
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Aset derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian dari perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi.
Aset keuangan tersedia untuk dijual [Available For Sale (“AFS”)]
Derivatif yang melekat pada kontrak utama dicatat sebagai derivatif yang terpisah apabila karakteristik dan risikonya tidak berkaitan erat dengan kontrak utama, dan kontrak utama tersebut tidak dinyatakan dengan nilai wajar. Derivatif melekat ini diukur dengan nilai wajar dengan laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi konsolidasian. Penilaian kembali hanya terjadi jika terdapat perubahan dalam ketentuan-ketentuan kontrak yang secara signifikan mengubah arus kas yang akan diperlukan.
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Pada saat itu, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas akan direklas ke laporan laba rugi sebagai penyesuaian reklasifikasi.
Aset keuangan AFS adalah aset keuangan non derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak diklasifikasikan dalam tiga kategori sebelumnya. Setelah pengukuran awal, aset keuangan AFS diukur dengan nilai wajar dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi diakui dalam ekuitas sampai investasi tersebut dihentikan pengakuannya.
Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lainnya, dan investasi jangka pendek Perusahaan dan Entitas Anak termasuk dalam kategori ini.
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo [Held-To-Maturity (“HTM”)]
Aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan diklasifikasikan sebagai HTM ketika Perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, investasi HTM diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode ini menggunakan suku bunga efektif yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur dari aset keuangan ke nilai tercatat bersih (net carrying amount) dari aset keuangan.
s. Instrumen keuangan (lanjutan)
s1. Aset keuangan (lanjutan)
Pengukuran setelah pengakuan awal (lanjutan)
-s2. Liabilitas keuangan Pengakuan awal
Pengukuran setelah pengakuan awal
Pengukuran liabilitas keuangan tergantung pada klasifikasinya sebagai berikut: •
•
s3. Saling hapus dari intrumen keuangan
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui Laporan laba rugi komprehensif termasuk liabilitas keuangan untuk diperdagangkan dan liabilitas keuangan yang ditetapkan pada saat pengakuan awal untuk diukur pada nilai wajar melalui Laporan laba rugi komprehensif.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan jika mereka diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Liabilitas derivatif juga diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan kecuali mereka ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai efektif.
Keuntungan atau kerugian atas liabilitas yang dimiliki untuk diperdagangkan diakui dalam Laporan laba rugi koonsolidasi
Pinjaman dan utang
Setelah pengakuan awal, pinjaman dan utang yang dikenakan bunga selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian pada saat liabilitas tersebut dihentikan pengakuannya serta melalui proses amortisasi.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam Laporan posisi keuangan konsolidasi jika, dan hanya jika, entitas saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan berniat untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
Investasi saham yang nilai wajarnya tidak tersedia dengan pemilikan modal kurang dari 20%, dan investasi jangka panjang lainnya. Investasi ini dinyatakan sebesar biaya perolehan.
Investasi saham ekuitas yang nilai wajarnya tersedia dengan pemilikan modal kurang dari 20% dan yang diklasifikasikan dalam kelompok AFS. Investasi ini dicatat sebesar nilai wajarnya.
Liabilitas keuangan dalam lingkup PSAK 55 (Revisi 2006) dapat dikategorikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui Laporan laba rugi komprehensif, pinjaman dan hutang, atau derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai dalam lindung nilai yang efektif, mana yang sesuai. Perusahaan dan Entitas Anak menentukan klasifikasi liabilitas keuangan mereka pada saat pengakuan awal.
Liabilitas keuangan diakui pada awalnya sebesar nilai wajar dan, dalam hal pinjaman dan utang, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.
s. Instrumen keuangan (lanjutan)
s4. Nilai wajar intrumen keuangan
s5. Biaya perolehan diamortisasi dari instrumen keuangan
s6. Penurunan nilai dari aset keuangan
•
Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan secara aktif di pasar keuangan yang terorganisasi ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga penawaran atau permintaan (bid or ask prices) di pasar aktif pada penutupan bisnis pada akhir periode pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak memiliki pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian mencakup penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak-pihak yang berkeinginan dan memahami (recent arm’s length market transactions); penggunaan nilai wajar terkini instrumen lain yang secara substansial sama; analisa arus kas yang didiskonto; atau model penilaian lain.
Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran pokok atau nilai yang tidak dapat ditagih. Perhitungan tersebut mempertimbangkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya transaksi dan biaya yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif.
Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan dan Entitas Anak pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika Perusahaan dan Entitas Anak menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka mereka memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Dalam mengevaluasi penurunan nilai secara kolektif, Perusahaan menggunakan model statistik dari tren historis atas probabilitas wanprestasi, waktu pemulihan kembali dan jumlah kerugian yang terjadi, yang disesuaikan dengan pertimbangan manajemen mengenai apakah kondisi ekonomi dan kredit terkini sedemikian rupa sehingga dapat mengakibatkan kerugian aktual yang jumlahnya akan lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah yang ditentukan oleh model historis. Tingkat wanprestasi, tingkat kerugian dan waktu yang diharapkan untuk pemulihan di masa datang akan diperbandingkan secara berkala terhadap hasil aktual untuk memastikan estimasi tersebut masih memadai.
Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui menyebabkan kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada Laporan laba rugi komprehensif.
Pada setiap akhir periode pelaporan Perusahaan dan Entitas Anak mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.
s. Instrumen keuangan (lanjutan)
s7. Penghentian pengakuan aset dan liabilitas keuangan
======= 000000 =======
Dalam transaksi dimana Perusahaan secara substansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Perusahaan menghentikan pengakuan aset tersebut jika Perusahaa tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan liabilitas yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer dimana pengendalian atas aset masih dimiliki, Perusahaan tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan berkelanjutan, yang ditentukan oleh besarnya perubahan nilai aset yang ditransfer.
Perusahaan menghapusbukukan saldo piutang pada saat Perusahaan menentukan bahwa aset tersebut tidak dapat ditagih lagi. Penerimaan atau pemulihan kembali atas aset keuangan yang telah dihapusbukukan diakui sebagai pendapatan lain-lain.
Aset keuangan
Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluwarsa, atau Perusahaan mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi dimana Perusahaan secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau liabilitas atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Perusahaan diakui sebagai aset atau kewajiban secara terpisah.
Liabilitas keuangan
Kas Rupiah Bank UOB Buana , Pontianak Bank OCBC NISP, Pontianak Bank UOB Buana , Jakarta Bank Windu, Jakarta
Bank OCBC NISP, Pontianak Bank CIMB Niaga , Pontianak Bank Ekonomi , Pontianak Bank Windu, Pontianak Bank UOB Buana , Jakarta
Deposito Berjangka :
Rupiah
Bank Windu, Pontianak Bank BII , Pontianak Bank BTPN, Jakarta
Tingkat bunga deposito Rupiah berjangka per tahun Tingkat bunga deposito US Dollar berjangka per tahun
Deposito
Bank BTPN, Jakarta Bank Windu, Pontianak Bank BII , Pontianak
Jumlah Deposito Rupiah
Deposito US Dollar 31 Desember 2012
Bank Windu, Pontianak
Jumlah Investasi Jangka Pendek
Tingkat bunga deposito Rupiah berjangka per tahun Tingkat bunga deposito US Dollar berjangka per tahun
PIUTANG USAHA PIHAK KETIGA
Pihak ketiga :
a. Rincian piutang usaha berdasarkan debitur: PT. Batasan
PT. Erna Djuliawati PT. Hutan Domas Raya PT. Hasil Deliberty PT. Partikalindo Lestari PT. Wana Bangun Agung PT. Sabak Indah
PT. Tunggal Yudi SP PT. Sari Bumi Kusuma PT. Indopan Panel Boards PT. Novopan Indotama PT. Harjhon Timber Limited PT. Gelora Citra Kimia Abadi PT. Hutrindo Prajen
CV. Surya Utama PT. Wahana Mas Mulia PT. Trinusa Armadhana jumlah
Penyisihan piutang ragu-ragu Piutang Usaha-Bersih
b. Rincian piutang usaha berdasarkan lokasi penjualan adalah sebagai berikut :
Pontianak
Penyisihan piutang ragu-ragu :
Rupiah USD Jumlah
Penyisihan piutang ragu-ragu : Piutang Usaha-Bersih
d. Rincian piutang usaha berdasarkan umur : (hari) adalah sebagai berikut:
Belum jatuh tempo
Penyisihan piutang ragu-ragu : Piutang Usaha-Bersih
e. Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu: Saldo awal
Penyisihan (pemulihan) tahun berjalan Saldo akhir
PIUTANG LAIN-LAIN PIHAK KETIGA
Karyawan Bunga deposito Dividen reksa dana
Penyisihan kerugian penurunan nilai
121.923.625 Dalam saldo piutang usaha tidak terdapat piutang usaha kepada pihak berelasi
1.821.086.000
856.223.351
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian penurunan nilai atas piutang adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut.
Rp
Sejak 1 Januari 2010, piutang usaha dievaluasi untuk penurunan nilai atas dasar seperti yang dijelaskan di catatan 2s6
Piutang usaha yang berumur sampai dengan 30 hari setelah tanggal jatuh tempo dikategorikan lancar, sehingga tidak dibentuk penyisihan. Adapun yang berumur lebih dari 150 hari lewat jatuh tempo, dibentuk penyisihan berdasarkan estimasi kemampuan bayar tiap-tiap debitur yang bersangkutan. Per 31 Desember 2011 dan 2010, terhadap debitur yang berumur lebih dari 150 hari lewat jatuh tempo, karena pertimbangan kemampuan bayarnya yang sangat diragukan, manajemen mengambil kebijakan untuk membentuk penyisihan 100% dari sisa nilai piutang yang belum tertagih. Namun, manajemen tetap berupaya terus melakukan penagihan terhadap sisa piutang tersebut.
31 Maret 2013
Selama periode laporan, tidak ada piutang usaha yang direstrukturisasi dan tidak ada piutang usaha yang dijadikan sebagai jaminan pinjaman perusahaan.
1.984.117.473
Barang jadi
Barang dalam proses Bahan baku dan pembantu Suku cadang
Jumlah
Cadangan penyisihan persediaan usang Jumlah
BIAYA DIBAYAR DIMUKA
terdiri dari : Asuransi
Sewa tanah dan ruang kantor Jasa profesional
Tenaga Kerja lain-lain
Jumlah
INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI
Investasi di PT. Chang Chun DPN Chemical Industry
Biaya Perolehan (1.500.000 lembar saham) Bagian laba (rugi) perusahaan asosiasi
Saldo awal Tahun berjalan Saldo akhir
Jumlah Investasi pada entitas Asosiasi
Tidak ada aset investasi pada entitas asosiasi yang dijaminkan kepada pihak ketiga.
6.493.873.882
Seluruh persediaan telah diasuransikan kepada PT Asuransi Buana Independen dan PT Asuransi Central Asia terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 4.666.132 pada 31 Maret 2013 dan 31 Maret 2012. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian yang dialami Perusahaan.
1.212.972.090
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap fisik dari persediaan, manajemen berkeyakinan bahwa tidak diperlukan pembentukan penyisihan penurunan atas nilai persediaan dan persediaan usang.
308.425.056
Asuransi merupakan premi asuransi gedung, bangunan,peralatan pabrik, kendaraan dan persediaan milik PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
Persediaan tidak dijaminkan kepada pihak ketiga.
Investasi Tanah
Tanah hak guna bangunan seluas 931 m2 berlokasi di kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Tanah hak guna bangunan seluas 94.750 m2 yang berlokasi di Desa Kampung Sungai Rengas Pontianak.
Tanah hak guna bangunan seluas 228 m2 berlokasi di kelurahan Kebon Jeruk, Kecamatan Kebon Jeruk Jakarta Barat
Jumlah Investasi Tanah
ASET KEUANGAN TIDAK LANCAR LAINNYA
Efek Ekuitas tersedia untuk dijual : Biaya perolehan :
Saham Bank OCBC NISP : sebanyak Lembar Saham PT. Berlian Laju Tanker : sebanyak Lembar Laba (rugi) yang belum direalisasi
Nilai Pasar Efek
Deposito Berjangka :
Rupiah:
Bank OCBC NISP, Pontianak
Dollar US:
Bank CIMB Niaga
jumlah 200.000 - 17.093.800.000 15.150.000.000 200.000 - 1.943.800.000
-US$
15.150.000.000
468.126.250
15.150.000.000
1.533.300.000
31 Desember 2012 US$
2.203.676.250
468.126.250
538.416.558
31 Maret 2013
2.203.676.250
202.250.000
230.551.619
258.682.259 452.899
452.899
31 Desember 2012 Rp
279.281.400
2.133
351.633
279.281.400
510.285.918
Rp
Nilai wajar atas dua kavling tanah yang berlokasi di Kelurahan Kebon Jeruk, Jakarta yaitu dengan luas 1.159 m² berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Pajak Bumi Bangunan (PBB) tahun 2012 ditetapkan sebesar Rp 5.905.105.000. Adapun tanah yang berlokasi di Desa Kampung Sungai Rengas, Pontianak belum dapat ditentukan nilai wajarnya mengingat transaksi jual-beli tanah yang serupa di sekitar lokasi tanah tersebut sangat jarang terjadi.
1.533.300.000
202.250.000
Perusahaan menetapkan kebijakan untuk menyajikan nilai properti investasi di laporan posisi keuangan konsolidasian dengan menggunakan model biaya.
31 Maret 2013
11
Hak atas tanah dimiliki berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan dengan masa berlaku yang akan berakhir antara tahun 2022 sampai 2027. Hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui.
Reksa dana Terproteksi
Bank Permata
DANAREKSA PROTEKSI V NISP PROTEKSI INCOME PLUS XI
BII
OSKN CPF16
Jumlah unit
Laba yang belum direalisasi Nilai pasar reksa dana
Obligasi - Rupiah
Subordinasi Berkelajutan I Bank Panin Thp 1 2012 Jumlah Aset tidak lancar lainnya
Tingkat bunga deposito Rupiah berjangka per tahun Tingkat bunga deposito US Dollar berjangka per tahun Suku bunga reksa dana Rupiah
Kupon Obligasi
Tidak ada penempatan deposito, reksa dana dan Obligasi pada pihak berelasi.
ASET TETAP
Rincian dan mutasi aset tetap per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut :
Biaya Perolehan : Kepemilikan Langsung : Hak atas tanah
Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Kendaraan & alat pengangkutan Inventaris kantor Sesuai dengan PSAK 50 (Revisi 2006), aset keuangan tersedia untuk dijual disajikan sebesar nilai wajarnya, dan keuntungan (kerugian) yang belum direalisasikan disajikan sebagai ekuitas.
Harga pasar saham Bank OCBC NISP dan PT. Berlian Laju Tanker masing-masing adalah sebesar Rp 1.450 dan Rp 196 per lembar pada 31 Maret 2013 dan Rp 1.530 dan Rp 196 pada 31 Desember 2012.
4% - 5% 4% - 5% 3,35%
Akumulasi penyusutan :
Bangunan dan prasarana Mesin dan perlengkapan Kendaraan & Alat pengangkutan Inventaris kantor Kendaraan & alat pengangkutan Inventaris kantor Kendaraan & Alat pengangkutan Inventaris kantor 3. Mobil Toyota Corrolla Great 4. Sepeda Motor Yamaha Vega
Beban Overhead Pabrik
Rincian penjualan aset tetap per 31 Desember 2012 sebagai berikut :
Rp
Beban penyusutan dialokasi sebagai berikut:
Rp
01 Januari 2013 Penambahan Pengurangan 31 Maret 2013
Aset dalam penyelesaiaan
UTANG USAHA PIHAK KETIGA
Pihak ketiga:
a. Rincian utang usaha berdasarkan kreditur utama: OCI Trading (Shanghai) Co.,Ltd
PT. Gautama Sinar Batuah
Sumitomo Corporation Asia Pte. Ltd PT. Wahana Mas Mulia
Lain-lain (masing-masing dibawah Rp 4 juta) Jumlah utang usaha
b. Rincian utang usaha berdasarkan jenis bahan yang dibeli adalah sebagai berikut :
Melamine Pupuk urea Phenol Caustic Soda
Bahan pembantu dan suku cadang Jumlah utang usaha
c. Rincian utang usaha menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut:
Rupiah USD
Jumlah utang usaha
d. Rincian utang usaha berdasarkan umur (hari) adalah sebagai berikut:
1 s.d 30 hari 31 s.d 60 hari Jumlah utang usaha
725.500,00
7.051.134.500 759.737,20
7.915.877.697
7.346.658.724
8.334.909.450
7.915.877.697
31 Maret 2013 31 Desember 2012
8.334.909.450
7.051.134.500
1.283.774.950
2.590.196.530
1.265.000.000
4.756.462.194 2.590.196.530
569.218.973
4.756.462.194
2.719.597.450
3.149.941.368 5.615.312.000
4.765.936.329 13
31 Maret 2013 31 Desember 2012
Rp Rp
550.000.000
8.334.909.450
7.915.877.697 18.774.950
18.774.950
19.218.973 1.265.000.000
8.334.909.450
7.915.877.697
550.000.000
Aset tetap tidak dijaminkan kepada pihak manapun.
PT Intitirta Primasakti (entitas anak) memiliki dua pelabuhan yang dapat dipergunakan sebagai prasarana bongkar muat batu bara yaitu yang terletak di Talang Duku dan di Muara Bulian. Aset dalam penyelesaian per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 terdiri dari harga perolehan beberapa sarana yang dibangun oleh PT Intitirta Primasakti di pelabuhan Talang Duku, Jambi seperti bunker penimbunan batu bara, bangunan ruang operator dan pondasi crushing plant.
Berdasarkan penilaian yang dilakukan manajemen PT Intitirta Primasakti, dinilai bahwa pengoperasian sarana yang terdapat di pelabuhan Talang Duku tersebut kurang ekonomis dalam menunjang kegiatan produksi batu bara pada masa mendatang. Oleh karena itu, terhadap nilai perolehan sarana tersebut dilakukan penyisihan penurunan nilai. Namun demikian, manajemen PT Intitirta Primasakti tetap berencana untuk memfungsikan kembali sarana-sarana tersebut di tahun-tahun mendatang sebagai pelabuhan penyangga terutama apabila daya dukung kapasitas yang terdapat di Muara Bulian ternyata tidak mencukupi.
Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Seluruh aset tetap kecuali tanah diasuransikan kepada PT. Asuransi Buana Independen dan PT. Asuransi Central Asia terhadap resiko kebakaran, pencurian dan resiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 5.163.800.000 dan US$ 4,045,668 pada 31 Maret 2013 dan Rp 7.448.615.000 dan US$ 4,045,668 pada 31 Desember 2012.
19.218.973
UTANG LAIN-LAIN
Pada Pihak ketiga:
a. Rincian menurut nama kreditur : PT. Arpeni Pratama Ocean Line PT. Pelabuhan Indonesia II, Jambi PT. Dwi Bina Prima
Lainnya
b. Rincian menurut jenis - Biaya pengangkutan - Sewa
Jumlah utang lain-lain
Utang lain-lain tersebut di atas tidak ada yang default.
UTANG DIVIDEN
BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR
terdiri dari : Premi asuransi Dana Astek
Biaya angkut pengiriman glue Biaya angkut pembelian bahan baku Biaya pengacara
Lain-lain (rincian dibawah Rp 5 juta) Jumlah
Dalam saldo utang usaha tersebut tidak terdapat utang usaha kepada pihak yang berelasi
Jangka waktu kredit yang timbul dari pembeli bahan baku utama dan pembantu, baik dari pemasok dalam maupun luar negeri berkisar antara 30 sampai 90 hari.
Tidak ada hedging atas utang usaha karena berdasarkan pertimbangan manajemen tidak ada risiko yang besar terhadap keuangan Perusahaan dimana aset dalam mata uang asing cukup untuk menutupi liabilitas dalam mata uang asing. Juga tidak ada restrukturisasi utang karena semua utang dapat dibayar tepat waktunya.
Perusahaan tidak memberikan jaminan atas utang usaha.
85.393.875
336.819.175
251.425.300
59.472.875
246.925.300
Rp
31.167.123
25.921.000
12.266.974
Rp 31 Desember 2012
310.716.050
166.919.935
15.767.525
336.819.175
19.700.000
336.819.175
31 Desember 2012
246.925.300
4.500.000
Rp
19.400.167
85.393.875
25.921.000
384.802.747
275.773.826
5.432.200
31 Maret 2013
336.819.175
251.425.300
Sejak tahun 1990, terdapat sejumlah dividen tunai yang belum diambil oleh pemegang saham yang berhak. Jumlah dividen yang belum diambil ini dicatat sebagai Utang Dividen sebesar Rp 1.200.911.690 per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012
37.386.199
5.520.400 36.300.000
4.500.000
Rp
59.472.875
31 Maret 2013
PERPAJAKAN
a. Pajak dibayar dimuka
Pajak Penghasilan badan Jumlah
b. Utang pajak
Pajak penghasilan badan (pasal 29) Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak Pertambahan Nilai, keluaran Pajak penghasilan : Pasal 21
Pasal 23 Pasal 25 Pajak Penghasilan Final (Pasal 15) Pajak Penghasilan Final (Pasal 4 ayat 2) Jumlah
c. Pajak penghasilan badan
Penghasilan (beban) pajak Perusahaan terdiri dari: Pajak Kini
Induk Perusahaan Entitas Anak
Jumlah
Penghasilan (beban) Pajak Tangguhan Induk Perusahaan
Entitas Anak Jumlah
Jumlah penghasilan (beban) pajak, bersih
Pajak kini
Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan (Laba) rugi sebelum pajak entitas anak
Laba sebelum pajak perusahaan
31 Maret 2012
597.630.382
Deposit per 31 Maret 2013 & 31 Desember 2012 sebesar Rp 122.877.000 merupakan deposit atas sewa gedung kantor di Sudirman Tower sesuai kontrak perjanjian nomor: 001/MS-LA/I/2011 kepada PT. Centralwatch Perkasa International.
Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum taksiran pajak penghasilan badan dengan taksiran penghasilan (rugi) kena pajak adalah sebagai berikut :
31 Maret 2013 31 Maret 2012
18
Perbedaan temporer :
Beban (pemulihan) penyisihan piutang ragu-ragu Beban imbalan pasca kerja
Penyusutan Jumlah
Perbedaan yang tidak dapat diperhitungkan menurut fiskal :
Representasi & Jamuan Sumbangan
Beban bunga pinjaman bank Kenikmatan karyawan
Bagian rugi (laba) entitas asosiasi
Pendapatan Bunga Deposito dan Jasa giro yang pajaknya bersifat final Dividen Reksa dana
Penghasilan sewa yang pajaknya bersifat final Jumlah
Beban pajak kini :
x Rp pada 31 Maret 2013
x Rp pada 31 Maret 2012
Dikurangi pembayaran pajak dimuka Pasal 22
Pasal 25
Utang pajak kini
(127.423.233)
-526.170.399
50.908.497
548.246.048
475.261.902
20.821.711
730.000
(112.032.000)
(689.013.240)
569.067.759
102.938.706
(592.980.219)
5.360.000
(545.130.294)
2.469.265.000
Rp Rp
47.904.506
617.316.250
(115.038.000)
(1.456.800.913)
19.527.053
(1.164.098.261)
79.388.501
(336.478.000)
112.291.714
(807.422.668)
2.039.677.500
Laba Kena Pajak 2.469.265.243 8.158.710.262
31 Maret 2013 31 Maret 2012
25%
548.303.749
Jumlah 617.316.250 2.039.677.500
Jumlah
(137.417.000)
25% 8.158.710.000
-Laba kena pajak dan pajak kurang bayar Perusahaan tahun fiskal 2012 sudah sesuai dengan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) yang disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak.
(1.459.444.057)
(1.353.956.751) (1.795.922.057)
(1.491.373.751) (1.178.605.807)
Rp Rp
d. Pajak Tangguhan
Aset (liabilitas) pajak tangguhan: Penyisihan piutang ragu-ragu
Liabilitas imbalan pasca kerja Penyusutan aset tetap
Aset pajak tangguhan perusahaan Aset pajak tangguhan entitas anak Aset pajak Tangguhan Konsolidasian
Aset (liabilitas) pajak tangguhan: Penyisihan piutang ragu-ragu
Liabilitas imbalan pasca kerja Penyusutan aset tetap
Aset pajak tangguhan perusahaan Aset pajak tangguhan entitas anak Aset pajak Tangguhan Konsolidasian
Laba (rugi) sebelum pajak perusahaan Rugi sebelum pajak entitas anak
Laba sebelum pajak perusahaan
Tarif pajak yang berlaku
x Rp pada 31 Maret 2013
x Rp pada 31 Maret 2012
131.542.600
-131.542.600
22.650.352.631
8.406.267.052
22.781.895.231
14.244.085.579
8.406.267.052 4.621.760.744
118.815.476 - 4.740.576.220 186.491.260
12.727.124 - 199.218.384 14.375.628.179
31 Maret 2012 Laporan Laba Rugi
9.435.833.575
- - 9.435.833.575
komprehensif prehensif lain
(5.367.898.078) (121.755.312) 17.223.408.898
Rp Rp Rp Rp
01 Januari 2012 Dibebankan ke Dibebankan ke
13.612.912.739
142.266.940 (121.755.312) 13.633.424.367
Pendapatan
kom-9.100.149.549
(5.510.165.018) 3.589.984.531 22.713.062.288
3.921.987.836
137.061.512 (121.755.312) 3.937.294.036 255.091.328
5.205.428 - 260.296.756 9.435.833.575
- - 9.435.833.575
Laporan Laba Rugi
Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan Perusahaan dan Entitas anak adalah sebagai berikut :
01 Januari 2013 Dibebankan ke
Rp
komprehensif
Dibebankan ke 31 Maret 2013 Pendapatan
kom-prehensif lain
Rp Rp Rp
32.892.364.400
5.231.023.286 (29.535.366.003)
3.565.614.838 3.356.998.397
8.796.638.124
Rp
Rekonsiliasi antara penghasilan (beban) pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut :
31 Maret 2013 31 Maret 2012 Rp
(3.356.998.000)
(839.249.500)
(2.199.159.500)
(8.796.638.000)
(839.249.500)
25%
Pengaruh pajak atas penghasilan (beban) yang tidak diperkenankan menurut fiskal: Representasi & Jamuan
Sumbangan
Beban bunga pinjaman bank Kenikmatan karyawan
Bagian rugi (laba) perusahaan asosiasi
Pendapatan Bunga Deposito dan Jasa giro yang pajaknya bersifat final Dividen Reksa dana
Penghasilan sewa yang pajaknya bersifat final Selisih pembulatan
Jumlah perbedaan Permanen
Beban Pajak Penghasilan Induk Perusahaan Penghasilan (beban) Pajak Entitas anak Penghasilan (beban) pajak
LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA
Biaya jasa kini Biaya bunga
(Keuntungan) kerugian aktuaria yang diakui Amortisasi biaya jasa lalu (non vested) Jumlah
Imbalan pasca kerja yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut: Nilai kini liabilitas imbalan pasti
Status pendanaan
Liabilitas masa lalu yang belum diakui (non vested) Keuntungan (kerugian) aktuaria yang belum diakui Liabilitas (aset) yang diakui di laporan posisi keuangan
Mutasi liabilitas bersih di laporan posisi keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut : Saldo awal
Pembayaran imbalan pada tahun berjalan Beban imbalan pada tahun berjalan Pendapatan komprehensif lain Jumlah liabilitas imbalan kerja
31.855.808
31 Maret 2013 31 Desember 2012
Perusahaan memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawannya sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
211.397.881
Beban imbalan paska kerja yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut :
.Tingkat diskonto
.Tingkat proyeksi kenaikan gaji .Tingkat mortalita
.Tingkat pengunduran diri
Nilai kini liabilitas
Nilai wajar aset program Defisit program
Penyesuaian pengalaman pada liabilitas program
MODAL SAHAM
PT. Dutapermana Makmur
RBC Dexia Investor Services Trust A/C Merril Lynch,Pierce,Fenner and Smith Siang Hadi Widjaja
RBC Dexia Investor Services Trust A/C Merril Lynch,Pierce,Fenner and Smith Siang Hadi Widjaja
Perhitungan imbalan paska kerja per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 mengacu pada laporan aktuaris independent PT. Dian Artha Tama masing-masing tanggal 10 April 2013 dan 21 Desember 2012.
10% Commissioner standar Ordinary 1980
5.634.575.750
9,90 Maret 2013 Desember 2012
Kepemilikan Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuaris adalah sebagai berikut :
6,5%
31 Desember 2012
Disetor 5,5%
Frekuensi penilaian dilakukan per triwulan. Sesuai dengan laporan aktuaris tersebut, seluruh biaya jasa lalu yang telah menjadi hak atau vested dibebankan pada tahun berjalan.
Jumlah Modal
Susunan Pemegang Saham per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 adalalah sebagai berikut :
0,00
Desember 2011
-
Desember 2009 Desember 2010