• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LAYER THICKNESS DAN ORIENTASI 3D PRINTING TERHADAP UJI TARIK MATERIAL ABS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LAYER THICKNESS DAN ORIENTASI 3D PRINTING TERHADAP UJI TARIK MATERIAL ABS"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

A. 219

PENGARUH LAYER THICKNESS DAN ORIENTASI 3D PRINTING TERHADAP UJI TARIK MATERIAL ABS

A.Kholil1*, F.Aufi2, E.A.Syaefudin2

1Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta 2Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta

Kampus A, Jl. Ramawangun Muka, Jakarta, 13220 *E-mail: ahmadkholil@unj.ac.id

Abstrak

3D printing merupakan salah satu proses additive manufacturing, dengan prinsip menkonversi desain digital tiga dimensi dari CAD (computer aided design) dan kemudian dicetak dengan menambahkan material lapis demi lapis sampai membentuk sebuah produk tiga dimensi berbentuk padat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapakah kekuatan tarik dari bahan yang digunakan pada printer 3D yaitu ABS (acrylonitrile butadiene styrene). Spesimen dicetak sesuai dengan standar ASTM D638 dengan variasi layer thickness 0.15 mm, 0.25 mm, dan 0.35 mm. Dan ketiga variasi spesimen tersebut dicetak menggunakan orientasi arah aksial dan lateral. Pengujian tarik dilakukan dengan menggunakan mesin uji Hounsfiled. Berdasarkan hasil penelitian dari 6 variasi pencetakan 3D printing, hasil yang paling optimal didapatkan oleh spesimen A0.25 dengan kekuatan tarik sebesar 21.56 MPa dan waktu pencetakan hanya selama 9.3 menit.

Kata Kunci: 3D printing; ABS; uji tarik; layer thickness; orientasi arah.

PENDAHULUAN

3D printing atau dikenal juga sebagai additive manufacturing adalah proses membuat objek 3D atau bentuk apapun dari model digital (Galeta, dkk., 2016). Dengan prinsipnya menggunakan additive manufacturing, 3D printing menkonversi desain digital tiga dimensi dari computer aided design (CAD) kemudian dikonversi ke dalam format .stl (stereolithography) agar dapat diterapkan pada software pencetak objek tiga dimensi dan kemudian dicetak menjadi sebuah produk tiga dimensi berbentuk padat.

Prosesnya adalah membuat objek tiga dimensi dengan memanfaatkan proses pelelehan filamen termoplastik yang diekstrusi dari sebuah nozzle yang digerakan oleh motor dan kemudian dicetak di atas platform yang bergerak naik dan turun. Objek dicetak dengan membentuk layer demi layer, setelah layer pertama terbentuk, platform bergerak turun ke

Prosiding Seminar Nasional NCIET Vol.1 (2020) A219-A226 1st National Conference of Industry, Engineering and Technology 2020,

(2)

A. 220

arah sumbu z dan kemudian nozzle bergerak lagi membentuk layer selanjutnya sampai layer terakhir sesuai dengan desain yang akan dicetak (Carneiro, dkk., 2015).

Ada beberapa referensi yang membahas tentang 3D printing. Penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan sifat mekanis hasil 3D printing dengan menyesuaikan orientasi atau bahan pencetakan komposisi. Dwiyanti, dkk (2019) melakukan pengujian dengan menggunakan variasi orientasi arah dan layer thickness sebanyak 6 variasi dengan orientasi arah aksial memiliki nilai yang lebih tinggi ketimbang orientasi arah lateral. Budiono (2015) menunjukkan dalam penelitiannya menunjukkan hasil terbaik didapat oleh spesimen yang dibuat dengan ketebalan layer 0.3 mm. Divyathej, dkk (2016) tentang analisa sifat mekanis 3D printing yang membandingkan antara hasil dari 3D printing dengan injection moulding. Hasil yang didapatkan yaitu variasi ketebalan layer nilai sifat mekaniknya dapat menyerupai nilai yang dibuat dengan injection moulding. Cai, dkk (2016) mempelajari pengaruh orientasi pencetakan terhadap kekuatan tarik spesimen 3D printing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orientasi 0 derajat memiliki nilai sifat mekanik tertinggi, ditunjukkan juga dengan young’s modulus dan ultimate strenght terbesar. Penelitian ini dibatasi pada ketebalan satu lapis.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan parameter pencetakan objek 3D printing terhadap uji tarik material ABS menggunakan arah pencetakan aksial dan lateral, serta penggunaan variasi layer thickness 0.15 mm, 0.25 mm, dan 0.35 mm.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, spesimen dicetak menggunakan material ABS. ABS merupakan material yang sering digunakan dalam 3D printing, karena mudah didapatkan dan harganya relatif murah. ABS tersusun dari beberapa monomer pembentuk, proporsinya dapat bervariasi antara 15%-35% acrylonitrile, 5%-30% butadiene, dan 40%-60% styrene (Sagias, dkk., 2018). Bentuk dan ukuran dari spesimen dibuat berdasarkan standar ASTM D638 tipe 4, yang dapat dilihat pada Gambar 1.

(3)

A. 221

Gambar 1. Standar ASTM D638-02 Tipe 4

Tabel 1. Variasi Parameter Pencetakan Objek

No Spesimen Orientasi arah Layer thickness (mm)

1. A0.15 Aksial 0.15 2. A0.25 Aksial 0.25 3. A0.35 Aksial 0.35 4. L0.15 Lateral 0.15 5. L0.25 Lateral 0.25 6. L0.35 Lateral 0.35

Orientasi arah dan layer thickness dalam pencetakan objek divariasikan. Setiap variasi yang ada terdapat 3 sampel. Variasi pencetakan spesimen dapat dilihat pada Tabel 1. Spesimen didesain dengan CAD software untuk pembuatan model tiga dimensinya lalu file dikonversi kedalam format .stl, agar dapat diterapkan pada software pencetak objek tiga dimensi UP Studio dan kemudian dicetak menjadi sebuah produk tiga dimensi. Printer akan melakukan pencetakan satu per satu dengan arah pencetakan sesuai dengan variasi parameter orientasi arah dan layer thickness. Orientasi arah dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2. Dan hasil pencetakan dengan keenam variasi dapat dilihat pada Gambar 3.

(4)

A. 222

Gambar 2. Orientasi Arah Aksial dan Lateral

Gambar 3. Spesimen

Pengujian tarik bertujuan untuk mengetahui nilai tegangan, regangan, dan modulus elastisitas suatu material dengan menarik spesimen sampai putus. Pengujian tarik ini menggunakan mesin uji tarik Hounsfield. Jumlah spesimen yang diuji berjumlah total 18 sampel, terdapat 3 sampel dari tiap variasi yang diuji untuk mendapatkan nilai rata-rata.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dari pengujian tarik dari keenam spesimen didapatkan nilai tegangan tarik, regangan tarik, dan modulus elastisitas yang dapat dilihat pada Gambar 4, 5, dan 6. Pada

(5)

A. 223

Gambar 4, dari pengujian tersebut didapat nilai tegangan tarik rata-rata terbesar yaitu terdapat pada spesimen aksial A0.25 dengan nilai sebesar 21.56 MPa dan pada spesimen lateral nilai terbessar terdapat pada spesimen L0.25 dengan nilai sebesar 20.78 MPa.

Gambar 4. Grafik Tegangan Tarik

Gambar 5. Grafik Regangan Tarik

Gambar 6. Grafik Modulus Elastisitas

21,11 21,56 21 18,57 20,78 19,27 0 5 10 15 20 25 0,15 0,25 0,35 Te gan gan ta rik (MPa) Layer thickness (mm) Aksial Lateral 11,4 11,0 11,7 8,6 11,5 9,8 0,0 5,0 10,0 15,0 0,15 0,25 0,35 Re gan gan t ar ik (% ) Layer thickness (mm) Aksial Lateral 186,88215,46 196,20185,51 179,65197,53 0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 0,15 0,25 0,35 Mo d u lu s elas tis ita s (MPa) Layer thickness (mm) Aksial Lateral

(6)

A. 224

Gambar 5 menunjukkan nilai regangan tarik rata-rata tertinggi dari spesimen orientasi aksial terdapat pada A0.35 dengan nilai 11.7% dan pada spesimen lateral nilai terbessar terdapat pada spesimen L0.25 dengan nilai sebesar 11.5%.

Pada Gambar 6, didapatkan nilai modulus elastisitas rata-rata tertinggi dari orientasi aksial terdapat pada spesimen A0.25 dengan nilai sebesar 196.20 MPa dan pada orientasi lateral nilai rata-rata modulus elastisitas tertinggi terdapat pada spesimen L0.15 dengan nilai sebesar 215.46 MPa.

Tabel 2. Karakteristik Filamen ABS Satuan Nilai

Tensile strenght (MPa) 27

Elongation (%) 3.5-50

Flexural modulus (MPa) 2100-7600

Density (g/cm3) 1.0-1.4

Melting point (oC) 220-260

Temperature range of usefulness (oC) -20-80 Sumber: 3dhubs.com

Seluruh nilai rata-rata dari tiap-tiap variasi belum ada yang mendekati nilai 27 MPa seperti pada Tabel 2. Hal ini dikarenakan parameter dalam pencetakan spesimen pada penelitian ini menggunakan infill 15%, membuat bagian dalam spesimen tidak terisi penuh seperti yang terlihat pada Gambar 7 dan menyebabkan berkurangnya kekuatan dari spesimen uji tarik ini.

Gambar 7. Infill 15%

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwiyanti, dkk (2019) nilai rata-rata tegangan tarik tertingginya mencapai 30.60 MPa pada orientasi aksial. Namun memiliki

(7)

A. 225

kesamaan dengan Rankouhi, dkk (2016) yaitu nilai tegangan tarik yang dihasilkan spesimen orientasi aksial nilainya lebih besar dibandingkan dengan spesimen orientasi lateral, hal ini disebabkan karena dalam proses pengujian tarik orientasi aksial lebih diuntungkan karna

layernya tersusun ke arah sumbu x, berbanding terbalik dengan arah lateral yang susunan layernya menumpuk ke arah sumbu z searah dengan arah pengujian tarik seperti pada

Gambar 8.

Gambar 8. Arah Pengujian Terhadap Susunan Layer

Dapat disimpulkan berdasarkan seluruh data yang didapat mulai dari nilai tegangan tarik, nilai regangan tarik, hingga nilai modulus elastisitas, bahwa orientasi arah objek sangat berpengaruh terhadap hasil pengujian. Hasil penelitian pada orientasi aksial dengan layer

thickness ketiganya menghasilkan nilai yang cukup mendekati standar karakteristik filamen

ABS. Lain hal pada orientasi lateral yang sangat tidak diuntungkan pada pengujian ini, pada hasil pengujiannya mempunyai nilai yang kurang memuaskan karena arah susunan layernya yang searah dengan sumbu z sama dengan arah pengujian tarik dan menyebabkan pada beberapa spesimen terdapat nilai yang kurang bagus, lebih rendah daripada nilai yang lainnya seperti contohnya pada salah satu sampel variasi L0.15 hasil pembuatan dan pengujiannya kurang memuaskan dan membuat nilai-nilai yang lainnya menjadi lebih rendah daripada sampel lainnya.

KESIMPULAN

Spesimen dengan parameter orientasi arah aksial memiliki nilai kekuatan tarik, regangan tarik, dan juga modulus elastisitas dari objek hasil cetak 3D printing yang lebih besar daripada spesimen dengan orientasi arah lateral. Penambahan ketebalan layer thickness dalam pengujian ini tidak terlalu terlihat jelas perbedaan dari nilai kekuatan tarik, regangan

(8)

A. 226

tarik, dan modulus elastisitas tiap variasinya, karena ada beberapa spesimen yang hasil pengujiannya kurang bagus dan nilainya lebih rendah daripada spesimen yang lain sehingga mempengaruhi nilai rata-rata tiap variasi. Dari seluruh variasi yang telah diuji, didapatkan spesimen A0.25 memiliki nilai kekuatan tarik rata-rata tertinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Budiono, H.S. (2015). Pengujian Kuat Tarik Terhadap Produk Hasil 3D Printing Dengan Variasi Ketebalan Layer 0.2 mm dan 0.3 mm yang Menggunakan Bahan ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene). [skripsi]. Surakarta: Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Cai, L., Byrd, P., Zhang, H., Schlarman, K., Zhang, Y., & Golub, M. (2016). effect of printing orientation on strength of 3D printed ABS plastics.

Carneiro, O.S., Silva, A.F., & Gomes, R. (2015). Fused deposition modeling with polypropylene. Materials and Design Journal, 83:768-776.

Divyathej, M. V., Varun, M., & Rajeev, P. (2016). Analysis of mechanical behavior of 3D printed. International Journal of Scientific & Engineering Research, 7:116-124.

Dwiyati, S.T., Kholil, A., Riyadi, R., & Putra, S.E. 2019. Influence of layer thickness and 3D printing direction on tensile properties of ABS material. Journal of Physics:

Conference Series, 1402(6):066014.

Galeta, T., Raos, P., Stojši, J., & Pakši, I. (2016). Influence of structure on mechanical properties of 3D printed objects. Procedia Engineering 149, 100-104. https://doi.org/10.1016/j.proeng.2016.06.644

Giang, K. PLA vs. ABS: What’s the Difference?. https://www.3dhubs.com/knowledge-base/pla-vs-abs-whats-difference. Diakses 17 September 2020.

Rankouhi, B., Javadpour, S., Delfanian, F., & Letcher, T. (2016). Failure analysis and mechanical characterization of 3D printed abs with respect to layer thickness and orientation. Journal of Failure Analysis and Prevention, https://doi.org/10.1007/s11668-016-0113-2.

Sagias, V. D., Giannakopoulos, K. I., & Stergiou, C. (2018). Mechanical properties of 3D printed polymer specimens. Procedia Structural Integrty 10, 85–90.

Gambar

Gambar 1. Standar ASTM D638-02 Tipe 4
Gambar 2. Orientasi Arah Aksial dan Lateral
Gambar  4,  dari  pengujian  tersebut  didapat  nilai  tegangan  tarik  rata-rata  terbesar  yaitu  terdapat  pada  spesimen  aksial  A0.25  dengan  nilai  sebesar  21.56  MPa  dan  pada  spesimen  lateral nilai terbessar terdapat pada spesimen L0.25 denga
Gambar 5 menunjukkan nilai regangan tarik rata-rata tertinggi dari spesimen orientasi  aksial  terdapat  pada  A0.35  dengan  nilai  11.7%  dan  pada  spesimen  lateral  nilai  terbessar  terdapat pada spesimen L0.25 dengan nilai sebesar 11.5%
+2

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan tersebut terlihat dari perbedaan kemampuan sebelum (pre test) dilakukan program IbM dan sesudah (post test) dilakukan program IbM. Kemampuan guru dalam hal media

Kami fokus untuk mencapai pola pertumbuhan yang positif agar dapat menjadi badan bisnis yang terdepan dan kompetitif dalam skala global sehingga dapat meraih

Provinsi Jawa Tengah memili sara penunjang untuk mendukung kegiatan perekonomian dan investasi, sehingga menyebabkan perekonomian menjadi baik yang ditunjukkan

Percobaan dilakukan dengan menggunakan sejumlah pesan berbeda dan pesan yang mirip namun dengan beberapa perubahan kecil. Hasil percobaan dapat dilihat pada tabel 2.

Halaman kedua adalah "BAB I PENDAHULUAN" yang terdiri dari Sejarah Perusahaan, Sekilas Perusahaan, Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan, Struktur Organisasi,

apabila kevakuman di dalam wadah tersebut terlalu besar, misalnya karena suhu pada waktu penutupan terlalu tinggi atau karena head space terlalu besar, maka pada suhu ruang,

“BIMTEK ini menunjang penerapan analisis jabatan berbasis Informasi Teknologi (IT), karena dalam BIMTEK ini mas, nantinya akan di berikan pengetahuan menganai pengimputan data

C50 dirancang khusus untuk hasil pencucian kelas satu, kebersihan yang higienis, dan pengeringan yang luar biasa: Dengan kinerja tangki pemanas standar 18 kW, dapat