• Tidak ada hasil yang ditemukan

REHABILITASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) TAMAN PANCASILA KARANGANYAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "REHABILITASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) TAMAN PANCASILA KARANGANYAR"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

REHABILITASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)

TAMAN PANCASILA KARANGANYAR

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program D-III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dikerjakan oleh :

MATSNA KHAMDAN MUKTAMIRIN

NIM : I 8708072

PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

REHABILITASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH)

TAMAN PANCASILA KARANGANYAR

TUGAS AKHIR

Dikerjakan oleh :

MATSNA KHAMDAN MUKTAMIRIN

NIM : I 8708072

Telah disetujui untuk dipertahankan Tim Penguji Pendadaran Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Diperiksa dan disetujui, Dosen Pembimbing

(3)

commit to user

vi   

Matsna Khamdan Muktamirin. 2011. Rehabilitasi Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Taman Pancasila Karanganyar . Tugas Akhir. Jurusan D-III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan. FT Universitas Sebelas Maret. Pembimbing Ir. Siti

Qomariyah, MSc.      

Keberadaan Ruang Terbuka Hijau di Taman Pancasila Karanganyar semakin tidak tarawat karena arus urbanisasi yang cukup tinggi. Jumlah penduduk yang setiap tahun terus meningkat menyebabkan tingginya tekanan terhadap pemanfaatan

ruang terbuka hijau. Hal tersebut ditandai dengan adanya alih fungsi lahan menjadi kawasan bisnis.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi eksisting Taman Pancasila Karanganyar, mendesain ulang ruang terbuka hijau yang nyaman dan menarik untuk dikunjungi masyarakat dan menyusun rencana biaya yang dikeluarkan

untuk rehabilitasi ruang terbuka hijau kawasan Taman Pancasila Karanganyar. Penelitian dilakukan dengan beberapa tahap yaitu tahap perencanaan, tahap survei, tahap analisis dan tahap kesimpulan.

Hasil studi RTH (Ruang Terbuka Hijau) taman Pancasila Karanganyar adalah luas

kawasan taman Pancasila Karanganyar 6844 m2 terdapat 214 batang pohon dengan kondisi yang sudah tua dan lapuk, 45 bangunan dengan kondisi yang kusam dan tidak berfungsi. Rehabilitasi di utamakan kepada arena bermain dan belajar bagi anak-anak serta tempat liburan keluarga dengan memadukan antara

gaya taman bunga, gaya minimalis dan gaya campursari dengan tema rekreatif dan edukatif. Rehabilitasi taman membutuhkan biaya sebesar Rp. 603,888,225.00

Kata Kunci : RTH, taman, rehabilitasi.

(4)

commit to user

vi   

Matsna Khamdan Muktamirin. 2011.Rehabilitation Area Green (RTH)

RegionsParks Karanganyar Pancasila. Final Project D-III Civil Engineering Urban Infrastructure. FT University Sebelas Maret. Supervising Ir. Siti Qomariyah, MSc.

The existence of Green Open Space in the Garden of Pancasila Karanganyar increasingly untreated because urbanization is quite high. The population of each year continues to increase resulting in high pressure on the utilization of space open green. It is characterized by land use becomes business district.

Observasion goal is to determine the existing condition of Pancasila Garden Karanganyar, redesigning the green open spaces are comfortable and attractive for visited the community and plan costs incurred for rehabilitation of green open spaces Parks Karanganyar Pancasila.Research carried out by several stages of planning stages, stage surveys, analysis phase and stage of conclusion.

The study result RTH (Green Open Space) is a vast park area Pancasila Karanganyar 6.844 m2 garden there are 214 trees eith a condition that is old and

weathered, 45 building with dull condition and not work. Rehabilitation in priority to playground and learning for children and a family vocation spot with ablend of style flower garden, a minimalist style and the style Mix with recreational and education themes. Rehabilitation of the park requires a fee of Rp. 603,888,225.00

Keywords: green space, parks, rehabilitation.

(5)

commit to user

ixv

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

2.1.2. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Perkotaan ... 4

2.1.3. Tujuan Penyelenggaraan Ruang Terbuka Hijau (RTH) .. 6

2.1.4. Manfaat Ruang Terbuka Hijau (RTH) ... 7

2.1.4.1. RTH Taman Rukun Warga Tetangga (RT) ... 7

2.1.4.2. RTH Taman Rukun Warga (RW) ... 8

(6)

commit to user

2.1.4.8. RTH Jalur Hijau, Pulau Jalan dan Median Jalan 14 2.1.4.9. RTH jalur Pejalan kaki ... 14

2.1.5. Fungsi RTH ... 14

2.2. Perencanaan dan rehabilitasi Desain Ruang Terbuka Hijau (RTH) ... 15

2.2.2.2. Penyempurnaan Perspektif ... 20

2.2.2.3. Penyempurnaan Warna dan Tekstur ... 20

2.2.3. Mengerjakan Konstruksi Taman ... 21

2.2.3.1. Penyempurnaan Drainase ... 21

2.2.3.2. Penyempurnaan Instalasi Air Listrik ... 22

2.2.3.3. Penyempurnaan Biopori ... 22

2.2.4. Menyempurnakan Elemen Estetika ... 22

(7)

commit to user

ixv

2.3. Pemeliharaan RTH ... 32

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Persiapan... 37

3.2. Lokasi Penelitian ... 37

3.3. Metode Penelitian ... 37

3.4. Perencanaan ... 37

3.5. Diagram Alir Penelitian Rehabilitasi ... 38

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Eksisting Taman Pancasila Karanganyar ... 39

4.2. Perencanaan Desain Ruang Terbuka Hijau (RTH) ... 51

4.2.1 Sasaran Penggunaan ... 51

4.2.2 Denah Lokasi ... 52

4.2.3 Konsep Perencanaan Desain RTH ... 53

4.2.3.1. Tema ... 53

4.2.3.2. Desain Konsep Rehabilitasi ... 53

4.2.3.3. Pengembangan Desain Konsep Rehabilitasi ... 53

4.3. Pengerjaan Konstruksi ... 54

4.3.1. Kantor Pengelola Taman ... 54

4.3.2. Drainase Taman ... 54

4.3.3. Jaringan Listrik dan Air ... 55

4.3.4. Penyempurnaan dan Pembuatan Jalan ... 57

(8)

commit to user

ixv

4.4.1.7. Toilet ... 66

4.4.1.8. Fasilitas Lain ... 67

4.5. Elemen Lunak ... 67

4.6. Rencana Anggaran Biaya ... 68

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 75

5.2. Saran ... 76

PENUTUP ... xv

DAFTAR PUSTAKA ... xvi

LAMPIRAN

(9)

commit to user

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kawasan perkotaan di Indonesia cenderung mengalami permasalahan yang tipikal, yaitu tingginya tingkat pertumbuhan penduduk. Hal ini terutama akibat arus urbanisasi sehingga menyebabkan pengelolaan ruang kota makin berat. Jumlah penduduk perkotaan yang tinggi dan terus meningkat dari waktu ke waktu tersebut akan memberikan implikasi pada tingginya tekanan terhadap pemanfaatan ruang kota, sehingga penataan ruang kawasan perkotaan perlu mendapat perhatian yang khusus terutama yang terkait dengan penyediaan kawasan hunian, fasilitas umum dan sosial serta ruang - ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan.

Salah satu penyebab terjadinya penurunan kualitas dan kuantitas lingkungan di perkotaan adalah karena pemanfaatan ruang terbuka hijau tidak optimal sebagai kawasan resap air yang dapat menyebabkan terjadinya banjir.

Kecenderungan yang terjadi pada pemukiman saat ini adalah mengembalikan pemukimannya menuju kearah keseimbangan antara ruang terbuka hijau dengan ruang terbangun atau ruang non-hijau sehingga dapat tercapai lingkungan pemukiman yang layak huni yaitu kondisi lingkungan pemukiman yang sehat dan

nyaman.

Keberadaan ruang terbuka hijau penting dalam mengendalikan dan memelihara integritas lingkungan. Kelestaian ruang terbuka hijau suatu wilayah perkotaan

harus disertai dengan ketersediaan dan seleksi tanaman yang sesuai dengan arah rencana dan rancangannya.

Berbagai fungsi yang terkait dengan keberadaannya (fungsi ekologi, sosial,

(10)

commit to user

Kondisi ruang terbuka hijau yang sudah ada pun saat ini tidak berguna secara maksimal, karena ketidak pedulian masyarakat dan pemerintah terhadap kondisi suatu kawasan hijau atau ruang terbuka hijau. Masyarakatpun juga tidak

memfungsikannya dengan baik.

Taman Pancasila Karanganyar merupakan salah satu taman kota yang berada di kota Karanganyar. Taman yang berada di tenganh kota Karanganyar ini tepatnya

berada di depan rumah dinas Bupati Karanganyar. Namun, sekarang taman ini tidak berfungsi sebagai paru-paru kota, melainkan menjadi tempat wisata kuliner di malam hari. Kondisi taman yang tidak baik mengakibatkan banjir di jalan-jalan sekitar. Area taman digunakan untuk berdagang sehingga tanaman gersang dan

rumput mati. Hal ini yang mendorong kami utuk mengadakan penelitian dan rehabilitasi Taman Pancasila Karanganyar.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaiman kondisi yang ada (eksisting) Taman Pancasila Karanganyar;

2. Bagaimana merehab/menata ruang terbuka hijau yang menarik dan nyaman

untuk dikunjungi masyarakat;

3. Berapa anggaran biaya yang dibutuhkan untuk merehab ruang terbuka hijau di

kawasan hijau taman Pancasila Karanganyar.

1.3. Batasan Masalah

Agar pembahasan dalam perehaban ini tidak terlalu melebar maka permasalahan yang dibahas dibatasi pada hal - hal sebagai berikut :

1. Lingkup studi adalah kawasan taman Pancasila Karanganyar sesuai site plan;

1.4. Tujuan Penelitian

(11)

1. Mengetahui kondisi yang ada (eksisting) Taman Pancasila Karanganyar;

2. Mendesain ulang ruang terbuka hijau yang nyaman dan menarik untuk dikunjungi masyarakat;

3. Mengetahui besar biaya yang dibutuhkan untuk rehabilitasi ruang terbuka hijau

(12)

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.

Tinjauan Pustaka

2.1.1. Pengertian Ruang Terbuka Hijau

Pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah :

1. Area memanjang/jalur dan/atau mengelompok yang penggunaannya lebih

bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. (UU No. 26 tahun 2007)

2. Ruang - ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk

area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur dimana di dalam penggunaannya lebih bersifat pengisian hijau tanaman atau tumbuh - tumbuhan secara alamiah ataupun budidaya tanaman seperti lahan pertanian, perkebunan, dan sebagainya. (Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988)

3. Dalam RTH pemanfaatannya lebih bersifat pengisian hijau tanaman atau

tumbuh - tumbuhan secara alamiah ataupun budidaya tanaman seperti lahan pertanian, pertamanan dan sebagainya.(Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988)

2.1.2. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Di Kawasan Perkotaan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008

tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan dapat dikelompokan menjadi beberapa bagian, antara lain :

1. Penyediaan RTH berdasarkan kebutuhan fungsi tertentu

Fungsi RTH pada kategori ini yaitu untuk perlindungan atau pengamanan,

sarana dan prasarana misalnya melindungi kelestarian sumber daya alam,

(13)

pengaman pejalan kaki atau membatasi perkembangan pengguna lahan agar fungsi utamanya tidak terganggu.

2. Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk

Fungsi RTH pada kategori ini untuk menentukan luas RTH berdasarkan jumlah penduduk dilakukan dengan mengalihkan antara jumlah penduduk yang dilayani dengan standar luas RTH perkapital sesuai peraturan yang berlaku.

Tabel 2.1. Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk

No. Unit

Kelurahan 9000 0,3

Dikelompokan

Kecamatan 24000 0,2

Dikelompokan dengan sekolah/ pusat

Kecamatan Pemakaman Disesuaikan 1,2 Tersebar

5. 480000 jiwa

Taman Kota 144000 0,3 Dipusat wilayah/ kota

Hutan Kota Disesuaikan 4,0 Di kawasan pinggiran

Untuk

Fungsi-Fungsi tertentu Disesuaikan 12,5

Disesuaikan dengan kebutuhan

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan

3. Penyediaan RTH Berdasarkan Luas Wilayah

Penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah pekotaan adalah sebagai berikut : a. Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan terdiri dari RTH Publik dan

RTH Privat;

b. Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang

(14)

commit to user

c. Apabila luas RTH baik publik maupun privat di kota yang bersangkutan

telah memiliki total luas lebih besar dari peraturan atau perundangan yang berlaku, memiliki proporsi tersebut harus tetap dipertahankan

keberadaannya..

Keterangan :

RTH = Ruang Terbuka Hijau KDB = Koefisien Daerah Terbangun (Sumber : PERMEN No : 5 Tahun 2008)

Gambar 2.1. Bagan Proporsi Kawasan Perkotaan

2.1.3. Tujuan Penyelenggaraan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008

tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan, tujuan diadakannya RTH antara lain :

(15)

1. Menjaga ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air;

2. Menciptakan aspek planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan

masyarakat;

3. Meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman

lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih.

2.1.4. Manfaat Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan

Perkotaan, manfaat RTH dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :

1. Manfaat langsung yaitu membentuk keindahan dan kenyamanan (teduh, segar,

sejuk) dan mendapatkan bahan - bahan untuk dijual (kayu, daun, bunga, buah);

2. Manfaat tidak langsung yaitu pembersih udara yang efektif, pemeliharaan akan

kelangsungan persediaan air tanah, pelestarian fungsi lingkungan beserta segala isi flora dan fauna yang ada.

Berdasar sumber dari website www.ruangterbukahijaudepok.wordpress.com. Yang diunduh pada tanggal 22 Juni 2011 pukul 18.35 WIB pemanfaatan RTH dapat dioptimalkan menjadi:

2.1.4.1. RTH Taman Rukun Warga Tetangga (RT)

Taman Rukun Tetangga (RT) dapat dimanfaatkan penduduk sebagai tempat

melakukan berbagai kegiatan sosial di lingkungan RT tersebut. Untuk mendukung aktifitas penduduk di lingkungan tersebut, fasilitas yang disediakan minimal bangku taman dan fasilitas mainan anak - anak. Selain itu bisa juga digunakan sebagai tempat untuk melakukan aktivitas sosial dengan menanam tanaman obat

(16)

commit to user

Gambar 2.2. Contoh 1 Taman Rukun Tetangga

2.1.4.2. RTH Taman Rukun Warga (RW)

RTH Taman Rukun Warga (RW) dapat dmanfaatkan untuk berbagai kegiatan remaja, kegiatan olahaga masyarakat, serta kegiatan sosial lainnya di lingkungan tersebut. Fasilitas yang disediakan berupa lapangan untuk berbagai kegiatan, baik olahraga maupun aktivitas lainnya. Beberapa unit bangku taman yang dipasang

secara berkelompok sebagai sarana berkomunikasi dan bersosialisasi antara warga, dan beberapa jenis bangunan permainan anak yang tahan dan aman untuk dipakai pula oleh anak remaja.

(17)

2.1.4.3. RTH Kelurahan

RTH kelurahan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan penduduk dalam satu kelurahan. Taman ini dibagi menjadi dua, yaitu taman aktif dan taman pasif.

Tabel 2.2. Contoh Kelengkapan Failitas pada Taman Kelurahan Jenis

Taman

Koef. Daerah

Hijau (KDH) Fasilitas Vegetasi

Aktif 70 - 80%

−Kursi - kursi taman.

−Minimal 25

−Sirkulasi jalur pejalan kaki lebar 1,5 - 2 m;

−WC umum;

−1 unit kios (jika diprlukan);

−Kursi - kursi taman.

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan

(18)

commit to user

Gambar 2.5. Contoh Taman Kelurahan (Rekreasi Pasif)

2.1.4.4. RTH Kecamatan

RTH kecamatan dapat dimanfaatkan oleh penduduk untuk melakukan berbagai aktivitas di dalam satu kecamatan.

Taman ini dapat berupa taman aktif dengan fasilitas utama lapangan olahraga, dengan jalur trek lari di seputarnya, atau dapat berupa taman pasif untuk kegiatan

yang lebih bersifat pasif, sehingga lebih didominasi oleh ruang hijau. Kelengkapan taman ini adalah sebagai berikut

Tabel 2.3. Contoh Kelengkapan Fasilitas pada Taman Kecamatan Jenis

Taman

Koef. Daerah

Hijau (KDH) Fasilitas Vegetasi

Aktif 70 - 80%

−Sirkulasi jalur pejalan kaki lebar 1,5 - 2 m;

−WC umum;

−Parker dan 1 unit kios (jika diprlukan);

−Kursi - kursi taman.

(19)

Gambar 2.6. Contoh Taman Kecamatan

2.1.4.5. RTH Taman Kota

RTH Taman kota dapat dimanfaatkan penduduk untuk melakukan berbagai kegiatan sosial pada satu kota atau bagian wilayah kota. Taman ini dapat berbentuk sebagai RTH (lapangan hijau), yang dilengkapi dengan fasilitas rekreasi, taman bermain (anak/balita), taman bunga, taman khusus (untuk lansia), fasilitas olah raga terbatas, dan kompleks olah raga dengan minimal RTH 30%.

(20)

commit to user

Tabel 2.4. Contoh Kelengkapan Fasilitas pada Taman Kota Koef. Daerah

Hijau (KDH) Fasilitas Vegetasi

70 - 80%

−Lapangan terbuka;

−Unit lapangan basket (14x26m);

−Unit lapangan volley (15x24m);

−Trek lari, lebar 7 m panjang 400 m;

−WC umum;

−Parker kendaraan termasuk unit kios (jika diperlukan);

−Panggung terbuka;

−Prasarana kolam retensi

−Kursi - kursi taman.

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan

(21)

2.1.4.6. Hutan Kota

Hutan kota dapat dimanfaatkan sebagai kawasan konservasi dan penyangga lingkungan kota (pelestarian, perlindungan dan pemanfaatan plasma nutfah, keanekaragaman hayati).

Hutan kota dapat juga dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas sosial masyarakat (secara terbatas, meliputi aktivitas pasif seperti duduk dan beristirahat dan atau membaca, atau aktivitas yang aktif seperti jogging, senam atau olahraga ringan

lainnya), wisata alam, rekreasi, penghasil produk hasil hutan, oksigen, ekonomi (buah-buahan, daun, sayur), wahana pendidikan dan penelitian. Fasilitas yang harus disediakan disesuaikan dengan aktivitas yang dilakukan seperti kursi taman, sirkulasi pejalan kaki/ jogging track.

Idealnya hutan kota merupakan ekosistem yang baik bagi ruang hidup satwa misalnya burung, yang mempunyai peranan penting antara lain mengontrol populasi serangga. Untuk itu diperlukan introduksi tanaman pengundang burung pada hutan kota.

Tabel 2.5. Kemampuan Hutan Dalam Mengendalikan Gelombang Pendek Dan Panjang

Respon Daun Gelombang Pendek (%) Gelombang Panjang (%)

Dipantulkan 10 -

Diserap 80 100

Dibiaskan - 10

Diteruskan 10 90

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan

2.1.4.7. Sabuk Hijau

Sabuk hijau berfungsi sebagai daerah penyangga atau perbatasan antara dua kota,

(22)

commit to user

2.1.4.8. RTH Jalur Hijau Jalan, Pulau Jalan dan Median Jalan

Taman pulau jalan maupun median jalan selain berfungsi sebagai RTH, juga dapat dimanfaatkan untuk fungsi lain seperti sebagai pembentuk arsitektur kota.

Jalur tanaman tepi jalan atau pulau jalan selain sebagai wilayah konservasi air, juga dapat dimanfaatkan untuk keindahan/estetika kota. Median jalan dapat dimanfaatkan sebagai penahan debu dan keindahan kota.

2.1.4.9. RTH Jalur Pejalan Kaki

RTH jalur pejalan kaki dapat dimanfaatkan sebagai:

1. Fasilitas untuk memungkinkan terjadinya interaksi sosial baik pasif maupun aktif serta memberi kesempatan untuk duduk dan melihat pejalan kaki lainnya;

2. Sebagai penyeimbang temperatur, kelembaban, tekstur bawah kaki, vegetasi, emisi kendaraan, vegetasi yang mengeluarkan bau, sampah yang bau dan terbengkalai, faktor audial (suara) dan faktor visual.

2.1.5. Fungsi RTH

Fungsi ruang terbuka hijau dalam ruang terbuka hijau pada perumahan dapat dibagi menjadi dua bagian, antara lain sebagai berikut :

1. Fungsi sosial

a. Tempat bermain dan berolahraga;

b. Tempat komunikasi sosial; c. Tempat peralihan dan menunggu; d. Tempat untuk mendapatkan udara segar;

e. Sarana penghubung antara satu tempat dengan tempat lainnya; f. Pembatas diatara masa bangunan;

g. Saranan penelitian dan pendidikan serta penyuluhan bagi masyarakat untuk

(23)

h. Sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan, keserasian, dan keindahan

lingkungan.

2. Fungsi ekologi a. Penyegar udara; b. Menyerap air hujan;

c. Mengendalikan banjir dan pengatur tata air; d. Pelembut arsitektur bangunan.

2.2 Perencanaan dan Rehabilitasi Desain Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Untuk membuat taman yang menarik diperlukan beberapa persiapan yang matang. Persiapan tersebut antara lain :

2.2.1. Menyempurnakan Gaya Taman

Taman pada perkotaan dapat ditata dengan berbagai gaya yang menarik untuk menarik perhatian konsumen. Gaya yang dapat ditampilkan antara lain :

2.2.1.1. Gaya Minimalis

Gaya ini merupakan gaya kontenporer yang dapat dijadikan pilihan. Taman gaya ini tidak dipenuhi aneka ragam jenis tanaman. Pilihan tanaman hanyalah sebagai elemen dekorasi, karena gaya ini lebih menitikberatkan pada kekuatan

perencanaan desain secara keseluruhan. Komposisi ruang pandang merupakan fokus dari gaya minimalis, yakni keselarasan segala unsur yang tercangkup di dalamnya. Dengan jenis tanaman yang seminimal mungkin, gaya minimalis sangat menonjolkan elemen lain seperti pemasangan paving block sebagai alas

(24)

commit to user

Sumber: www.lifestyle.co.id,10 Juli 2011,13.55

Gambar 2.8. Gaya Taman Minimalis

2.2.1.2. Gaya Campursari

Campursari artinya terdiri dari beragam jenis. Taman ini terdiri dari beragam jenis tanaman, mulai dari pohon pelindung, perdu tinggi, bahkan pohon buah, perdu rendah, pisang - pisangan, groundcover hingga tanaman merambat. Taman ini

(25)

Sumber: www.amiutami.multiply.co.id, 10 Juli 2011,13.57

Gambar 2.9. Gaya Taman Campursari

2.2.1.3. Gaya Taman Bunga

Semarak aneka bunga membuat taman jenis ini terasa hangat. Beragam tanaman

yang kaya warna dapat ditata dalam bidang - bidang yang berbeda sekaligus juga dengan pola yang beragam seperti bulat, persegi, atau oval. Gaya taman bunga ini lebih tepat bila diterapkan di lingkungan yang berudara sejuk dan mendapatkan sinar matahari penuh. Taman ini membutuhkan pergantian tanaman secara

berkala, karena tanaman berbunga cenderung berusia pendek, usianya berkisar antara 3 - 6 bulan.

Sumber: syiahali.wordpress.com,10 Juli 2011,13.55

(26)

commit to user

2.2.1.4. Gaya Apik Resik

Gaya taman ini terkesan bersih, rapi, hijau dan teratur. Setiap area dibatasi oleh tanaman perdu rendah dengan pembagian yang jelas. Taman jenis ini hampir tidak

menyertai tanaman bunga. Taman ini membutuhkan perawatan yang khusus agar tanaman tetap terjaga bentuknya. Tanaman yang cocok untuk gaya taman ini yaitu tanaman yang bersifat slow grown yakni yang pertumbuhannya lamban.

Sumber: inforumahdanbangunan.blogspot.com,10 Juli 2011, 13.56

Gambar 2.11. Taman Gaya Apik Resik

2.2.1.5. Gaya Mediterania

Taman yang diadaptasi dari daerah Laut Tengah ini memiliki karakteristik kasar dan kuat. Di daerah aslinya, banyak area yang dtutupi dengan pengerasan semen atau batu - batuan karena tanah disana tidak terlalu subur. Tanaman pun banyak

(27)

Sumber: TMNMediterania1.com,10 Juli 2011,13.55

Gambar 2.12. Taman Gaya Mediterania

2.2.1.6. Gaya Taman Sari

Gaya taman ini dipenuhi oleh kolam - kolam yang dihiasi tanaman air serta tanaman - tanaman air dalam pot. Bentuk taman sari cukup beragam, ada yang berbentuk kolam hias dengan aneka tanaman airnya, ada yang terdiri dari berbagai

gentong atau tempayan yang tersusun sedemikian rupa membentuk rawa - rawa mini, ada pula kolam kecil dengan air terjun mini atau pancuran, atau kolam lengkap dengan mata airnya. (Don WS, Threes Emire, Cherry Hadibroto, 2004)

Sumber : aryaksiwi.blogspot.com,10 Juli 2011,13.55

(28)

commit to user

2.2.2. Rehabilitasi Taman

Dalam membuat taman hal - hal yang perlu dilakukan untuk rehabilitasi taman antara lain :

2.2.2.1. Penyempurnaan denah

Dalam penyempurnaan denah, hal yang perlu diperhatikan adalah membentuk pola baru. Tahap pertama yang dilakukan untuk penyempurnaan denah adalah pengamatan pola. Ada beberapa jenis pola yang bisa diamati pada taman. Pola tersebut antara lain :

1. Pola geometris yaitu garis - garis pembangian bidang yang ditanami terlihat

tegas dan formal.

2. Pola geometris alami yaitu garis - garis bidang lebih luwes dengan lengkungan

dimana-mana.

3. Pola natural yaitu pola ini mengadaptasi lahan kebun yaitu mengikuti kontur

tanah yang ada dan besar kecilnya bidang yang tersedia.

2.2.2.2. Penyempurnaan Perspektif

Setelah memahami pola, merubah ruang taman menggunakan perspektif dari beberapa sudut pandang secara lengkap yang meliputi komposisi tinggi - rendah,

jenis dan warna tanaman serta aspek - aspek taman lain seperti pergola, gazebo, kolam air, dan aksesoris taman lainnya.

2.2.2.3. Penyempurnaan warna dan tekstur

Warna dari suatu tanaman dapat menimbulkan efek visual tergantung pada refleksi cahaya yang jatuh pada tanaman tersebut. Warna tanaman dapat menarik perhatian manusia, binatang dan mempengaruhi emosi yang melihatnya.

Efek Psikologi yang ditimbulkan oleh warna antara lain :

(29)

2. Warna lembut : memberi rasa tenang, sejuk dan kesan jauh. (Rustman

Hakim, 1993)

Sedangkan tekstur pada tanaman ditentukan oleh cabang batang, ranting, daun, tunas dan jarak pandang terhadap tanaman tersebut. Tekstur juga mempengaruhi pisikis dan fisik yang memandang.

Pemahaman warna menyangkut segi sifat, gradasi dan kombinasi. Pada dasarnya terdapat dua kelompok warna, yaitu warna - warna sejuk seperti hijau dan biru,

dan warna hanga seperti merah dan jingga. (Don WS, Threes Emire, Cherry Hadibroto, 2004.)

2.2.3. Mengerjakan konstruksi taman

Pekerjaan konstruksi taman terdiri dari :

2.2.3.1. Penyempurnaan Drainase

Drainase atau sistem penyerapan air merupakan salah satu pondasi yang penting

bagi pembuatan taman. Sistem dainase berfungsi sebagai tempat penyerapan air pada area lahan taman untuk membuat air mengalir ke bawah dan mencegah adanya penggenangan air di permukaan tanah. Drainase atau sistem penyerapan air yang berfungsi baik merupakan awal dari kesuburan tanaman - tanaman taman. Tanah yang selalu basah menyebabkan akar - akar tanaman cepat membusuk. Sedangkan tanah yang kering kurang memiliki unsur - unsur hara sehingga

tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik. Sebuah taman yang luas dapat dengan mudah diatur kelandaian atau kemiringan permukaan tanahnya untuk diarahkan ke satu sisi pembuangan. Dengan demikian, air penyiraman yang berlebih atau curah hujan yang sudah tidak mampu diserap tanah lagi akan segera mengalir ke saluran

pembuangan (got).

2.2.3.2. Penyempurnaan Instalasi Air dan Listrik

(30)

commit to user

penyiraman. Idealnya, pemasangan pipa - pipa air untuk penyiraman dilakukan dengan menanam pipa dalam tanah. Selain untuk penyiraman disediakan juga air bersih yang digunakan untuk cuci tangan yang di alirkan melalui kran-kran air

yang berada di seluruh sudut taman.

Pemasangan instalasi listrik pun mempunyai prinsip yang sama dengan

pemasangan instalasi air. Yang perlu diperhatikan adalah letak sambungan, kabel dan stop kontak yang harus ditempatkan pada tempat yang tidak bisa dijangkau dan mencolok sehingga terhindar dari anak-anak.

2.2.3.3. Penyempurnaan Pori Resapan

Biopori adalah lubang - lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai

aktifitas organisme didalamnya seperti cacing, perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah lainnya. Lubang - lubang yang terbentuk akan terisi udara dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah.

Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk mengatasi banjir dengan cara :

1. Meningkatkan daya resapan air

2. Mengubah sampah orgaik menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca

3. Memanfaatkan peran aktifvitas fauna tanah dan akar tanaman

4. Mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit

demam berdarah dan malaria.

2.2.4. Menyempurnakan Elemen Estetika Taman

Pada penyempurnaan lansekap didasarkan pada dua elemen. Elemen tersebut antara lain :

2.2.4.1. Elemen keras (hard material)

(31)

2.2.4.1.1 Gazebo

Kata gazebo berasal dari bahasa inggris yakni dari kata to gaze yang artinya memandang dengan takjub. Gazebo berfungsi sebagai tempat bersantai sambil

menikmati keindahan sebuah taman.

Ukuran gazebo berkisar + 2 x 2 m untuk menampung 4 - 5 orang. Gazebo bisa menggunakan lantai ubin, bata merah, sekedar plasteran semen yang dihias khusus dengan batu - batu kerikil, atau dapat juga dengan kayu. Tiang penyanggah bisa dipilih dari besi, kayu, atau bambu atau beton. Sedangkan

atapnya bisa berupa genteng, asbes, sirap, ijuk, daun kelapa kering, atau ilalang.

Sumber : www.gazebo.bambu.com,gambargazebo,12 Juli 2011/12.09

Gambar 2.14. Gazebo

2.2.4.1.2 Jalan Setapak

Jalan setapak dapat berupa deretan batu lempeng yang ditata menjadi batu loncatan dan dapat juga berupa jalan sempit yang ditaburi kerikil hias.

(32)

commit to user

menjadi satu elemen yang sangat menarik dan menambah keindahan taman. Jalan setapak dapat dibuat dari batako, bata merah, atau keramik dengan tekstur agak kasar.(Don WS, Threes Emire, Cherry Hadibroto, 2004).

Sumber : www.arbinawangsari.blog.com,Jalan.setapak.taman.12 Juli 2011 12.09

Gambar 2.15. Jalan Setapak

2.2.4.1.3 Pergola

Pergola berasal dari kata pergere (bahasa Itali) yang artinya berjalan atau melanjutkan, yang diwujudkan sebagai lorong panjang dan tembus pandang. (Don WS, Threes Emire, Cherry Hadibroto, 2004)

Pergola berfungsi sebagai peneduh pada taman sehingga menimbulkan kesan kokoh dari sebuah pintu gerbang atau pagar tembok. Pergola tidak selalu ditanami dirambati tanaman. Pergola yang dibuat dari besi dan diberi cat anti karat jauh

(33)

Sumber: degromiest.multiply.com;pergola:12 Juli 2011/12.10

Gambar 2.16. Pergola

2.2.4.1.4 Aksesoris Taman

Aksesoris pada taman terdiri dari :

1. Lampu Taman

Keindahan taman tidak hanya dapat dinikmati di siang hari. Selain berfungsi

sebagai penerang, efek cahaya lampu yang dirancang dengan baik akan menimbulkan nilai artistik. Lampu taman dapat dipilih dari bahan logam, fiberglass, atau kaca kedap air. Lampu taman diciptakan untuk menerangi sudut - sudut tertentu dari taman tersebut.

Sumber: Dokumentasi Pribadi:16 Juli 2011/10.00

(34)

commit to user

2. Kursi Taman

Kursi taman adalah salah satu aksesoris yang pentng untuk taman di perumahan, karena selain berfungsi sebagai penghias, kursi taman juga

berfungsi sebagai tempat untuk melepas lelah atau sekedar tempat untuk menikmati keindahan taman. Kursi taman biasanya terbuat dari kayu, besi, plastik atau bata berlapis semen.

Sumber: Dokumentasi Pribadi:16 Juli 2011/10.00

Gambar 2.18. Kursi Taman

3. Gerabah

Gerabah adalah salah satu aksesoris yang menarik untuk dijadikan sebagai penghias taman. Gerabah memiliki ukuran yang beragam dan bentuk yang

unik. Bahan dasanya terbuat dari tanah liat dan keramik. Grabah bisa digunakan untuk tempat lampu, air mancur atau sekedar hiasan biasa.

Sumber: Dokumentasi Pribadi:16 Juli 2011/10.00

(35)

4. Patung

Dalam hal ini patung tidak selalu harus identk dengan bentuk-bentuk figura (manusia/hewan), dari batu - batuan yang berukuan besar. Batu - batuan bulat

(batu paras atau batu kali), potongan batang kayu tua, ornament dari besi tempat, batu hias penutup dinding pagar tembok, batu tiruan dinding gunung batu/tiruan lembah sungai, tembikar, atau marmer dapat disertai dalam kelompok aksesoris untuk memperindah sebuah taman.

Sumber: Dokumentasi Pribadi:16 Juli 2011/10.00

Gambar 2.20. Patung

5. Kolam Hias

Pemuatan kolam dilakukan dengan menggali tanah sehingga setelah jadi kolam

(36)

commit to user

Sumber: Dokumentasi Pribadi:16 Juli 2011/10.00

Gambar 2.21. Kolam Hias

6. Bak sampah

Bak sampah adalah salah satu elemen yang penting dalam taman. Desain bak sampah yang menarik akan membuat taman menjadi lebih cantik. Untuk mempermudah dalam pengelolaan sampah, bak sampak bisa di desain berdasarkan jenisnya.

Sumber: Dokumentasi Pribadi:16 Juli 2011/10.00

(37)

2.2.4.2. Elemen lunak (soft material)

Elemen lunak yang dimaksud dalam perencanaan lansekap adalah tanaman. Pemilihan jenis tanaman dalam suatu perencanaan adalah suatu seni dan juga ilmu

pengetahuan. Seni, karena menyangkut elemen desain seperti warna, bentuk, tekstur dan kualitas yang berubah karena tanaman dipengaruhi iklim, usia, dan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan.

Pemilihan tanaman tergantung pada :

1. Fungsi tanaman yaitu disesuaikan dengan tujuan perencanaan;

2. Perletakan tanaman juaga disesuaikan dengan tujuan dan fungsi tanaman.

Kriteria pemilihan vegetasi untuk taman lingkungan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Peyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di Kawasan Perkotaan yaitu :

1. Tidak beracun, tidak berduri, dahan tidak mudah patah, perakaran tidak

mengganggu pondasi;

2. Tajuk cukup rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap;

3. Ketinggian tanaman bervariasi, warna hijau dengan variasi warna lain

seimbang;

4. Perawakan dan bentuk tajuk cukup indah; 5. Kecepatan tumbuh sedang;

6. Berupa habitat tanaman lokal atau musiman;

7. Jarak tanam setempat rapat sehingga menghasilkan keteduhan yang optimal;

8. Tahan terhadap hama penyakit tanaman; 9. Mampu menyerap udara yang tecemar;

10. Sedapat mungkin merupakan tanaman yang mengundang burung - burung.

Dalam kaitannya dengan perencanaan lansekap, tata hijau merupakan satu hal

pokok yang menjadi dasar dalam pembentukan ruang luar. Penataan dan perancangan tanaman mencangkup :

1. Habitus tanaman adalah tanaman yang dilihat dari segi botanis atau

(38)

commit to user

a. Pohon : batang berkayu, percabangan jauh dari tanah, berakar dalam, dan

tinggi diatas 3 m;

b. Perdu : batang berkayu, percabangan dekat dengan tanah, berakar dangkal

dan tinggi 1 - 3 m;

c. Semak : batang tidak berkayu, percabangan dekat dengan tanah, brakar

dangkal, dan tinggi 0,5 - 1 m;

d. Penutup tanah : batang tidak berkayu, berakar dangkal, tinggi 0,2 - 0,5 m; e. Rerumputan

2. Karakter tanaman dapat dilihat dari bentuk batang dan percabangan, bentuk tajuk, masa bunga,dan tekstur. Pemilihan jenis tanaman tergantung pada : a. Fungsi tanaman, sesuai dengan tujuan perencanaan;

b. Perletakan tanaan, sesuai dengan fungsi tanaman.

3. Fungsi tanaman tanaman tidak hanya mengandung/mempunyai nilai estetika

saja, tapi juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Berbagai fungsi tanaman dapat dikatagorkan sebagai berikut :

a. Kontrol pandangan (Visual Control)

Menahan silauan yang ditimbulkan oleh sianr matahari, lampu jalan, dan

sinar lampu kendaraan pada jalan raya, bangunan, atau pandangan terhadap ruang luar.

b. Pembatas fisik (Physical Barriers)

Tanaman dapat dipakai sebagai penghalang pergerakan manusia. Selain itu juga dapat berfungsi mengarahkan pergerakan.

c. Pengendali iklim (Climate Control)

Tenaman berfungsi sebagai pengendali iklim untuk kenyamanan manusia. Faktor iklim yang mempengaruhi kenyamanan manusia adalah suhu, radiasi sinar matahari, angin kelembapan, suara dan aroma.

d. Pencegah erosi (Erosion control)

(39)

muka tanah, penggalian tanah untuk danau buatan. Kondisi tanah menjadi rapuh dan mudah tererosi oleh karena pengaruh air hujan dan embusan angin yang kencang. Akar tanaman dapat mengikat tanah sehingga tanah

menjadi kokoh dan tahan terhadap pukulan air hujan serta tiupan angin. Selain itu, dapat pula berfungsi untuk menahan air hujan yang jatuh secara tidak langsung ke permukaan tanah.

e. Habitat satwa (Wildlife Habitats)

Tanaman sebagai sumber makanan bagi hewan serta tempat berlindung kehidupan. Hingga secara tidak langsung tanaman dapat membantu pelestarian kehidupan satwa.

f. Nilai estetis (Aesthetic Values)

Nilai estetika dari tanaman diperoleh dari perpaduan antara warna dan

bentuk fisik tanaman (Ir.Rusman Hakim, MT. IALI; Ir. Hardi Utomo, MS. IAI, 2004).

2.3. Pemeliharaan RTH

Membuat sesuatu yang indah bukanlah hal yang sulit, apalagi bila semua sarana dan prasarana terpenuhi. Namun untuk mempertahankannya merupakan hal yang

sangat sulit dan butuh bukan hanya kesabaran dan ketelatenan saja namun dibutuhkan keterampilan dan kreatifitas. Merawat RTH bukan hanya menyiram atau memangkas tanaman yang terdapat pada RTH saja, melainkan juga tentang bagaiman memelihara dan membuat RTH tetap mempunyai bentuk yang utuh sepeti saat pertama dibuat.

Pemeliharaan RTH dimaksudkan untuk menjaga dan merawat areal RTH dengan segala fasilitas yang ada didalamnya sehingga kondisinya tetap baik dan dapat dipertahankan sesuai dengan tujuan rencana atau desain semula. Manajemen dan

pelaksanaa pemeliharaan RTH dapat dilakukan biasanya ditangani oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota.

(40)

commit to user

yang baik. Tujuannya untuk mewujudkan RTH dengan persyaratan pemanfaatan area dan fasilitas secara optimal.

Pemeliharaan RTH merupakan kunci kebersihan suatu pembuatan RTH. Oleh karena itu, dalam mendesain RTH hendaknya yang mudah dibangun dan dirawat. Ada dua tipe pemeliharaan RTH yaitu pemeliharaan idea dan pemeliharaan fisik

yang keduanya saling berhubungan erat satu sama lain.

2.3.1. Pemeliharaan ideal

Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada ide dan tujuan desain awal. Oleh karena itu, pada periode tertentu perlu untuk dilakukan evaluasi agar kondisi RTH tetap sama dengan desain semula sehigga fungsi dan estetika

RTH tetap terjaga. Bila salah satu fungsi terganggu atau tidak terawat baik, maka secara ideal tanaman tersebut tidak cocok lagi seperti fungsi semula. Sebagai contoh pada RTH yang mempunyai pola simetris dan formal seperti pada taman perkantoran, secaa ideal harus diperhatikan. Bila pola tersebut berubah dan tidak simetris lagi, maka tidak lagi terkesan simetris dan formal.

Ada beberapa faktor yang mendukung berjalannya pemeliharaan ideal. Yang pertama adalah merencanakan dan merancang taman dengan pola yang sederhana sehingga memudahkan dilakukan pemeliharaan fisik. Yang kedua adalah dalam

penggunaan elemen taman yang baik elemen keras ataupun elemen lunak hendaknya menggunakan komponen yang tidak sulit dicari agar tidak sulit dalam penggantian dan perawatan.

Berikutnya adalah dalam pemilihan sistem struktur yang kuat dan awet serta pemilihan bahan perkerasan yang sesuai. Sebagai contoh, pada RTH kawasan taman Pancasila Karanganyar penggunaan paving block dari bahan yang mirip dengan batu candi. Pada RTH tersebut dapat membahayakan anak – anak karena

mudah berlumut sehingga licin, sehingga untuk faktor keamanan digunakan rumput sebagai bahan permukaan.

Keempat adalah bahwa pembuatan pola sirkulasi harus jelas dan rasional sehingga

(41)

Terakhir, perlengkapan RTH yang memadai meliputi penerangan lampu pada malam hari dan jaringan utilitas yang ada di bawah tanah (drainase, instalasi air dan listrik) agar direncanakan dengan baik sehingga tidak terjadi bongkar pasang

pada pemelihaaan taman.

2.3.2. Pemeliharaan fisik

Pemelihaaan fisik merupakan pemeliharaan yang dilakukan untuk mengimbangi pemeliharaan ideal. Pemeliharaan fisk meliputi pemeliharaan elemen keras dan elemen lunak. Secara umum, pemeliharaan elemen keras merupakan pemeliharaan

pencegahaan misalnya membersihkan lumut dan karat, perbaikan instansi dll.

Sedangkan pemeliharaan tanaman meliputi pembersihan akar, penyiangan,

pemangkasan, penyiaman, pemupukan, dan lain - lain. pada initinya pemeliharaan fisik tanaman meliputi pekerjaan menjaga keindahan, keasrian, dan keamanan taman.

1. Penyiraman

Tanaman butuh untuk disiram agar tanah tetap lembab sehingga akar - akar tanaman dapat melakukan fungsinya yaitu menyeap zat unsur hara dalam tanah.

Penyiraman dapat dikatakan sempurna apabila air terhisap tanah hingga kedalaman 30 - 40 cm. Secara alami, setelah penyiraman pasti dimbangi dengan adanya evaporasi atau penguapan air dalam tanah. Oleh karena itu, perlu diperhatikan waktu dan frekuensi penyiramannya. Penyiaman secara efektif dilakukan pada pagi dan sore hari.

Selain menjaga kelembaban tanah, penyiraman dibutuhkan tanaman untuk meluruhkan kotoan debu dan daun - daunnya. Dan jika taman memiliki aneka

(42)

commit to user

2. Pemangkasan tanaman

Tanaman taman perlu dipangkas secara berkala agar pertumbuhannya terkendali. Ada dua macam pemangkasan yang pada umumnya dilakukan oleh para pengelola

taman yaitu pengkas produksi dan pangkas pemeliharaan.

Pangkas produksi merupakan pemangkasan yang dilakukan untuk memacu pertumbuhan generative tanaman, yaitu agar tanaman lebih cepat berbunga dan

menghasilkan buah. Sedangkan pangkas pemeliharaan adalah pemangkasan yang dilakukan untuk mengendalikan pertumbuhan tanaman dan juga dapat membuat bentuk tanaman menjadi indah.

Tanaman juga perlu dipangkas agar tidak menjadi cepat besar atau rimbun, juga agar komposisi bentuk tanaman tidak berubah. Disamping itu, pada tanaman yang terlalu rimbun pasti ada bagian - bagian tertentu yang tidak memperoleh cukup

sinar matahari, sehingga akan memberi kesan lembab dan kemudian mengundang hama dan penyakit.

Untuk membuat bentuk tanaman yang indah dan menarik, perlu untuk

diperhatikan hal - hal berikut ini. Agar tanaman tidak cepat menjadi tinggi, diharapkan untuk memotong pucuk tunas muda yang tumbuh ke atas dengan gunting potong. Hal ini bertujuan untuk mengurangi dominasi aplikasi dan berguna bagi pembentukan cabang.

Memotong dahan atau cabang yang keras dengan gergaji tepat dipangkalnya. Hal ini bertujuan untuk menghindari tumbuhnya tunas baru di bagian sisa dahan yang dipotong. Selain itu luka atau bekas potongan sebaiknya segera untuk diberi lapisan disinfektan tanaman agar tidak terinfeksi oleh jamur, hama, virus dan

organisme pengganggu tanaman lainnya.

3. Pemupukan

(43)

untuk ditambah suatu zat atau senyawa yang dibutuhkan oleh tanaman, yaitu pupuk.

Pemupukan lewat daun lebih efektif bila disemprotkan melalui permukaan daun

bagian bawah. Karena pada permukaan daun bagian bawah, banyak terdapat stomata sehingga pupuk dapat diserap secara efektif oleh daun. Sedangkan pupuk tabur merupakan jenis pupuk yang diberikan lewat tanah. Biasanya jenis pupuk ini adalah jenis - jenis pupuk yang memiliki karakter reaksi yang lamban, misalnya

seperti urea, NPK, dan lain sebagainya.

Pada taman Pancasila Karanganyar direncanakan pembuatan pupuk kompos dan pupuk kandang, maka pupuk yang digunakan untuk tanaman yang ada di taman tersebut adalah pupuk kompos yang berasal dari sampah warga dan sampah dari RTH tersebut serta dari ternak masyarakat sekitar.

4. Penyiangan

Penyiangan bertujuan untuk menghilangkan tanaman - tanaman yang tidak diinginkan yang tumbuh disekitar tanaman utama, umumnya disebut gulma. Gulma atau rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman utama (tanaman hias) akan saling berkompetisi merebut nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman utama. Tidak hanya itu, dalam mendapatkan sinar matahari pun antara tanaman utama

dengan gulma akan saling berebut. Sebaliknya, penyaingan dilakukan secara berkala misalnya sebulan sekali. penyiangan bisa dilakukan secara manual dengan tangan atau menggunakan cangkul.

5. Perawatan terhadap gangguan hama

Meskipun tanaman sudah dirawat secara teratur, gangguan hama tanaman seperti ulat, kutu, bekicot, belalang dan lain - lain seringkali menyerbu, melahap daun,

(44)

commit to user

akar, dan lain sebagainya. Pembasmian tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan pestisida.

Selain oleh binatang, organisme penggangu tanaman juga dapat berasal dari golongan jamur, bakteri, atau virus. Untuk penanganan tanaman yang telah terserang, tidakan pertama dan paling aman adalah memangkas bagian - bagian

tanaman yang terkena. Bila perlu, membongkar tanaman tersebut dan menyingkirkannya dari tanaman - tanaman lain agar tidak menular. Untuk serangan akibat jamur, digunakan fungisida untuk membasminya. Herbisida untuk tanaman liar, dan bakterisida untuk serangan akibat bakteri.

Ada kalanya rayap dan nematode menjadi musuh utama bagi akar. Oleh karena itu, perlu untuk menggunakan Furadan yaitu pestisida yang digunakan untuk membasmi organisme pengganggu di dalam tanah. Penggunaan dosis pestisida harus diperhatikan, jangan sampai melebihi dosis karena bahan kimia yang

(45)

commit to user

37

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah : 1. Studi Pustaka;

2. Menentukan data yang diperlukan;

3. Mempersiapkan administrasi untuk memperoleh data yang diperlukan;

4. Menentukan institusi untuk memperoleh data yang ditentukan;

5. Melakukan penulisan proposal sebagai syarat memperoleh data dari instansi

terkait.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di kawasan taman Pancasila Karanganyar.

3.3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk meneliti kawasan taman Pancasila Karanganyar

adalah dengan metode literatur yaitu dengan cara membaca buku referensi yang berhubungan dengan tema tugas akhir, meminta data dari instansi yang bertanggung jawab dan melakukan pengamatan secara langsung di lapangan.

3.4. Perencanaan

Tahap perencanaan adalah meneliti kondisi yang ada (existing) di kawasan Taman

(46)

commit to user

3.5. Diagram Alir Penelitian Rehabilitasi

Dalam melakukan sebuah penelitian diperlukan suatu konsep yang matang agar penelitian tersebut dapat terlaksana dengan baik, tepat sasaran dan sesuai dengan

yang di butuhakan. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan diagram alir penelitian rehabilitasi. Diagram alir tersebut dapat dilihat dalam skema di bawah ini :

Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian Rehabilitasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kawasan Taman Pancasila Karanganyar

Studi Perpustakaan

Pengumpulan Data

Perencanaan Desain RTH

Perhitungan RAB

Pembahasan

Kesimpulan Mulai

(47)

commit to user

39

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN DESAIN

4.1. Kondisi Eksisting Taman Pancasila Karanganyar

Kondisi eksisting adalah kondisi sebenarnya yang ada di Taman Pancasila Karanganyar tersebut. Dari hasil data di lapangan maupun dari Dinas terkait diperoleh inventarisasi data sebagai berikut:

1. Luas Taman Pancasila Karanganyar

116 m x 59 m = 6.844 m2

2. Vegetasi terdiri dari:

Daftar vegetasi yang ada di Taman Pancasila Karanganyar adalh sebagai

berikut:

(48)

commit to user

3. Elemen Keras (bangunan)

Tabel 4.2. Daftar Elemen Keras (bangunan)

NO NAMA BARANG JUMLAH (unit)

1 Ayunan 2

2 Bola Dunia 1

3 Komedi Putar 1

4 Kolam Bola 2

5 Sangkar Burung 2

6 Gazebo 3

7 Lampu ganda 30

8 Monument Pancasila 1

9 Relief 1

10 Kursi Taman 2

Jumlah 45 Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kab. Karanganyar

4.1.1. Tanaman

Berdasar hasil survey dilapangan tanaman yang berada di taman Pancasila Karanganyar kurang subur, kurang perawatan dan penataan tanaman juga tidak teratur.. Kondisi tanaman dapat dilihat pada Gambar 4.1.

(49)

Dari gambar diatas dapat di jelaskan bahwa tanaman yang berada di taman Pancasila Karanganyar kurang enak di pandang, karena penataan yang tidak teratur dan rumput di sekitar kering dan tidak rata di semua taman. Untuk itu pada

tanaman yang berada di taman Pancasila itu perlu di rehab agar lebih indah.

4.1.2. Elemen keras (bangunan)

4.1.2.1. Ayunan

Ayunan adalah salah satu alat permainan yang terdapat di taman Pancasila Karanganyar, terdapat dua unit ayunan yang terletak di sebelah timur yaitu di

bagian pojok selatan dan tengah. Kondisi ayunan yang sudah keropos dan berkarat membuat anak-anak yang bermain merasa takut untuk menikmatinya. Warna cat yang sudah kusam dan kotor kurang menarik minat anak-anak untuk bermain ayunan tersebut. Untuk itu perlu diadakan perubahan pada ayunan tersebut.

Kondisi ayunan yang berada di taman Pancasila Karanganyar dapat di lihat pada Gambar 4.2.

(50)

commit to user

4.1.2.2. Bola dunia

Bola dunia merupakan salah satu alat permainan yang berada di taman Pancasila Karanganayar, kondisinya pun tidak jauh berbeda dari ayunan, warna cat sudah kusam dan berkarat. Kondisi yang kurang menarik kurang diminati anak-anak. Untuk menarik kembali minat anak-anak perlu di adakan rehab pada permainan

bola dunia. Kondisi permainan bola dunia dapat dilihat dalam Gambar 4.3.

Gambar 4.3. Kondisi Permainan Bola Dunia

4.1.2.3. Komedi putar

Komedi putar adalah alat permainan yang banyak diminati olah anak-anak, karena di taman Pancasila Karanganyar hanya ada satu komedi putar. Bentuk dan warna yang beraneka ragam menarik perahatian anak-anak, namun kondisi fisiknya sangat kotor dan kurang kokoh untuk dinaiki anak dengan berat lebih dari 20 kg

karena papan-papannya sudah mulai lapuk dan kerangkanya mulai keropos, sedangkan pada mobil-mobilannya warna cat kusam, bagian-bagiannya banyak yang lepas seperti roda, stir kemudi dan kaca spion. Untuk itu perlu untuk diadakan rehab di semua komponen dari komedi putar tersebut. Gambar kondisi

(51)

Gambar 4.4. Komedi Putar

4.1.2.4. Kolam bola

Kolam bola di taman ini juga memiliki kondisi yang sama dengan alat permainan yang lainnya. Kusam, reyot, kotor, berkarat dan kurang aman untuk anaak-anak. Alat permainan ini perlu direhab total agar lebih aman dan nyaman. Kondisi

kolam bola yang ada di Taman Pancasila dapat di lihat pada gambar 4.5.

Gambar 4.5. Kolam Bola

4.1.2.5. Sangkar burung

(52)

commit to user

langsung oleh pengelola taman. Lalat permainan ini di kenakan tiket masuk sebesar Rp. 1.000,00 untuk sekali naik untuk biaya pembelian bahan bakar diesel sebagai penggerak. Untuk itu pada alat permainan ini tidak perlu diadakan rehab.

Untuk mengetahui kondisi alat perminan sangkar burung dapat di lihat dalam Gambar 4.6.

Gambar 4.6. Sangkar Burung

4.1.2.6. Gazebo

Gazebo adalah tempat untuk duduk bersantai di taman. Di taman Pancasila Karanganyar hanya memiliki tiga buah gazebo yang hanya terletak di bagian

selatan. Gazebonya beratap menyerupai jamur dan kursi terbuat dari semen yang berjumlah empat buah. Atap yang keropos, berlubang cat mengelupas dan kusam mengurangi keindahan gazebo. Kursi gazebo yang yang kotor dan plesteran yang sudah mengelupas membuat pengunjung enggan untuk menempatinya. Untuk menambah keserasian taman perlu di rehab dan di tambah jumlahnya. Kondisi

(53)

Gambar 4.7. Kondisi Gezebo

4.1.2.7. Lampu ganda

Lampu merupakan elemen yang untuk menambah keeindahan taman, pad ataman pancasila karanganyar hanya terdapat satu jenis lampu, yaitu lampu ganda. Jumlahnya pun hanya 20 unit. Kondisinya sudah banyak yang rusak dan lampu tidak menyala lagi. 15 unit lampu yang masih menyala namun hanya satu lampu

saja, yang satu banyak yang tidak menyala. Untuk itu perlu diadakan penambahan dan rehab pada lampu taman. Kondisi lampu taman di taman Pancasila Karanganyar dapat di lihat pada Gambar 4.8.

(54)

commit to user

4.1.2.8. Monument pancasila

Berdasarkan himbauan dari dinas terkait monumen Pancasila yang terletak di bagian selatan tidak boleh di ubah-ubah bentuk maupun tempatnya karena monument itu jati diri dari taman Pancasila. Warna cat yang mulai kusam membuat kurang bagus, banyak tumbuh lumut, dan rumput-rumput liar, batu hias

idak tertata dengan rapit. Kolam disekeliling monument pun kering. Untuk itu perlu dilakukan rehab pada monument pancasila tersebut. Kondisi monument Pancasila tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.9.; 4.10.;4.11.

Gambar 4.9. Kondisi Monument Pancasila

(55)

Gambar 4.11. Kondisi Relief Dinding Monumen

Gambar 4.12. Kondisi Kolam Yang Melingkari Monumen

4.1.2.9. Relief

Relief batu digunakan sebagai pintu masuk taman Pancasila, relief batu ini dilengkapi dengan kolam hias dan air terjum mini dari puncak relief. Namun keadaan di lapangan kolam hias tidak lagi dirawat, air berwarana hijau dan kotor,

(56)

commit to user

terawat lagi. Untuk itu perlu diadakan rehab pada relief batu tersebut. Kondisi relief batu dapat dilihat pada Gambar 4.13. dan Gambar 4.14.

Gambar 4.13. Relief Batu

Gambar 4.14. Kondisi Kolam Hias di Taman Pancasila Karanganyar

4.1.2.10. Kursi Taman

Kursi taman merupakan eleman yang penting dalam suatu taman, di taman

(57)

bahkan hanya satu kursi saja. Warnanya sudah kusam dan banyak lumut yang mongering di semua bagian kursi. Untuk itu perlu adanya rehab pada kursi taman tersebut. Kondisi kursi taman dapat dilihat pada Gambar 4.15.

Gambar 4.15. kursi taman

4.1.2.11. Jalan

Jalan yang berada di taman Pancasila Karanganyar terbuat dari paving dan plat beton. Di bagian depan kondisi jalan masih bagus dan rapi, namun yang ada di dalam sudah banyak yang rusak seperti amblas, retak-retak dan pecah. Untuk jalan

yang terbuat dari plat beton perlu diadakan rehab. Jalan pada taman Pancasila dapat dilihat pada Gambar 4.16.

(58)

commit to user

4.1.2.12. Tempat Sampah

Tempat sampah merupakan elemen yang penting untuk menjaga kebersihan dan kerapian suatu tempat. Namun tempat sampah jarang di perhatukan, di taman pancasila karanganyar memiliki tempat sampah dengan tiga tong sampah dalam satu set yaitu untu sampah organic, non organic dan sampah plastic. Kebanyakan

pengunjung tidak memperhatikan tulisan itu asal buang saja. Banyak juga yang tong sampahnya tidak lengkap, hilang satu tong, bahkan ada yang hilang semua tinggal gantungannya saja. Untuk menunjang kebersihan dan kerapian taman perlu diadakan rehab pada tempat sampah. Kondisi tempat sampah dapat dilihat pada Gambar 4.17.

Gambar 4.17. Kondisi Tempat Sampah

4.1.2.13. Kondisi Sekitar

Kondisi disekitar taman pancasila sangat ruwet dan penuh pedagang kaki lima, banyaak pedagang yang menggunakan trotoar untuk mendirikan tendanya. Tidak

(59)

4.2. Perencanaan Desain Ruang Terbuka Hijau (RTH)

4.2.1. Sasaran Pengguna

Taman Pancasila Karanganyar merupakan ruang terbuka hijau (RTH) dengan luas

6.844 m2. Taman ini digunakan untuk tempat rekreasi keluarga, tetapi kondisinya kurang indah dan kurang menyenangkan. Sasaran pengguna ruang terbuka hijau tersebut berbeda-beda menurut konsep taman masing-masing, yaitu :

1. Sasaran penggunaannya umum (untuk segala usia) karena taman tersebut

memiliki konsep rekreasi yang tujuannya untuk tempat berkumpul warga sekitar yang ingin melepas kepenatan akibat stress dan untuk bersosialisasi. 2. Taman bermain anak dengan tujuan agar anak - anak tidak hanya dirumah

bermain game atau menonton TV saja, tetapi juga dapat belajar bersosialisasi dengan teman seusianya dengan bermain bersama – sama.

4.2.2. Denah Lokasi Taman pancasila Karanganyar

Lokasi taman Pancasila ini sangat strategis karena berada di tengah kota Karanganyar sehingga memudahkan masyarakat untuk mencapai lokasi ini. Lokasi tamn tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Adapun batas-batas lokasi taman tersebut adalah :

Sebelah utara : Jl. Lawu dan Rumah Dinas Bupati Karanganyar Sebelah selatan : Jl. Slamet Riyadi

(60)
(61)

4.2.3. Konsep Perencanaan Desain RTH Di Taman Pancasila Karanganyar

4.2.3.1. Tema

Dalam perencanaan rehabilitasi taman Pancasila Karanganyar ini dipilih konsep

taman dengan perpaduan antara tiga macam gaya taman yaitu gaya taman bunga, gaya minimalis dan gaya campursari tema dari taman ini adlah rekreatif dan edukatif. Tema arena bermain dan belajar bagi anak-anak di pilih dengan alasan kurangnya tempat bermain yang bernuansa alami di kota Karanganyar, dengan konsep taman yang menarik dan nyaman bagi anak-anak, taman tersebut akan

lebih diminati oleh para orang tua untuk mengajak anaknya berkunjung dan berlibur ke taman tersebut serta bisa untuk tempat belajar pengenalan pada rambu lalu lintas.

4.2.3.2. Desain Konsep Rehabilitasi

Setelah mendapatkan data dan mengetahui keadaan lokasi (eksisting), dilakukan

rehabilitasi pada elemen-elemen Taman Pancasila Karanganyar yang perlu untuk dilakukan rehabilitasi, dengan syarat bangunan air terjun di pintu masuk utama, patung monumen Pancasila dan dua pohon beringin besar yang berada di kawasan tersebut tidak boleh dirubah. Rancangan tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk gambar desain. Denah dan gambar sketsa dimulai dengan gambar sketsa

tangan yang kasar yang kemudian dituangkan menjadi gambar yang lebih baik dengan skala tertentu dengan menggunakan software AutoCad.

4.2.3.3. Pengembangan Desain Konsep Rehabilitasi

Pada tahap ini, ide - ide spesifik mulai dikembangkan. Ide - ide dan gagasan semakin diperhalus untuk mengintegritas kriteria – criteria dan fungsi estetika. Desain sudah berisi informasi yang spesifik seperti organisasi ruang, pola, bentuk,

(62)

commit to user

setiap pojokan taman dan satu taman mini di bagian tengah, untuk sarana edukasi dibuatlah taman lalu lintas yang berada di bagian tengah dari taman pancasila tersebut. Untuk mengetahui desain dari taman tersebut dapat di lihat pada

lampiran.

4.3. Pengerjaan Konstruksi Taman

Pekerjaan konstruksi taman antara lain terdiri dari penyempurnaan drainase, pemasangan instalasi air dan listrik, pembuatan jalan setapak dan permukaan, dan lain sebagainya. Semua pekerjaan tersebut sebaiknya dilakukan setelah bangunan

taman lain seperti gazebo, kolam, dan bak tanaman. Hal ini bertujuan untuk penyempurnaan dan keamanan bagi pengguna taman tersebut. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu untuk dilakukan dalam pengerjaan konstruksi taman :

4.3.1. Kantor Pengelola Taman

Pada taman Pancasila Karanganyar belum ada ruang atau kantor untuk pengelola

taman, untuk lebih meningkatkan pengawasan dan penjagaan taman perlu di buat kantor untuk pengelola taman. Kantor pengelola ini juga menyediakan toilet umum untuk para pengunjung. Dsain kantor pengelola taman dapat dilihat pada lampiran.

4.3.2. Drainase taman.

Kondisi tanah pada Taman Pancasila Karanganyar yang kering perlu dibuat

saluran drainase di dalam taman. Pada lokasi taman Pancasila Karanganyar, drainase yang digunakan adalah drainase terbuka dan tertutup. Drainase terbuka terletak di pinggir kanan dan kiri jalan setapak yang semua di tujukan kearah drainase yang berada di bawah trotoar,desain drainase terbuka seperti pada gambar 4.18. di bawah, sedangkan drainase tertutup terletak di bawah trotoar yang

(63)

beberapa tempat di areal taman. Hal ini dimaksudkan agar tidak merusak border pembatas.

Gambar 4.18. Desain Drainase Terbuka

4.3.3. Jaringan Air dan Listrik

Pada taman Pancasila akan direncanakan pemasangan pipa air dalam tanah yang lebih aman dan rapi terutama instalasi air yang menuju ke kolam hias. Pipa ditimbun di dalam tanah dengan menggunakan pipa paralon yang tebal dan kuat sehingga dapat mencegah terjadinya kebocoran juga penimbunan pipa paralon

lebih rapi dan pancuran yang berada di taman hias terkesan alami.

Pada taman Pancasila Karanganyar terdapat lampu taman yang banyak dan

(64)

commit to user

Jaringan kabel, stop kontak dan sakelar akan di letakkan pada kantor pengelola taman yang akan di letakkan pada pojok depan sebelah kiri untuk menhindari jangkauan anak - anak dan bahaya sengatan listrik yang mengalir. Selain itu

terhindar dari percikan air karena air dapat menyebabkan hubungan arus pendek terjadi. sehingga pada perencaan ini sakelar dan stopkontak

Instalasi listrik yang digunakan pada taman Pancasila Karanganyar adalah dengan menanam kabel dalam tanah, tembok dan tiang lampu. Tetapi untuk sambungan kabel di tempatkan di dalam tembok maupun tiang lampu Hal ini dilakukan karena penyambungan dalam tanah dapat menyebabkan kurang merekatnya daya sambung pada kabel yang diakibatkan oleh kelembaban tanah dan hal tersebut

sangat sulit diperbaiki karena harus membongkar taman. Sebelum menanam kabel proses penyambungan dilakukan dengan teliti dan benar-benar kuat dan penyambungan derekatkan dengan bantuan selotip yang kuat juga, sehingga bertahan lama dan tidak ada gangguan pada listrik. Pada lampu taman tidak

(65)

Gambar 4.19. Denah Kabel

4.3.4. Penyempurnaan dan Pembuatan jalan

Di kompleks taman Pancasila Karanganyar, perkerasan jalan yang sudah, dibuat

(66)

commit to user

mudah ditumbuhi lumut dan tidak licin, karena berada dalam lokasi terbuka sehingga licin jika terkena air hujan dan mudah berlumut.

4.3.5. Penyempurnaan biopori

Pada rehabilitasi taman yang ada di kompleks taman Pancasila Karanganyar, direncanakan pembuatan biopori, perencanaan biopori juga digunakan untuk

membuat pupuk kompos yang nantinya digunakan untuk pupuk tanaman yang ada di taman tersebut. Desain biopori dapat dilihat dalam Gambar 4.20.

Gambar 4.20. Desain Biopori

4.4. Elemen Estetika Taman

(67)

dan membuatnya indah. Sedangkan elemen lunak adalah materi hidup yaitu tanaman.

4.4.1. Elemen keras

Komponen taman pada kawasan taman Pancasila Karanganyar yang termasuk elemen keras antara lain adalah gazebo, kolam, tempat duduk, lampu penerangan,

alat permainan, grabah, monument pancasila, toilet.

Elemen kasar tersebut disesuaikan dengan tema taman tersebut yang berfungsi sebagai taman “rekreasi dan edukasi”. Sehingga dalam pengecatan dan

pewarnaannya menggunakan warna - warna alam seperti warna hijau, coklat, dan abu – abu serta pembuatan sarana untuk belajar. Tujuannya adalah untuk kenyamanan dan menarik pengunjung taman Pancasila.

Ada beberapa elemen keras yang ditampilkan dalam Kawasan taman Pancasila Karanganyar adalah sebagai berikut :

4.4.1.1. Gazebo

Gazebo yang terdapat di kawasan taman Pancasila Karanganyar berbentuk menyerupai jamur dan hanya terdapat tiga buah gazebo. Pada perencanaan desain

RTH di kawasan taman Pancasila Karanganyar, gazebo akan ditambah gazebo gaya panggung dengan atap kerucut dan limas dengan ukuran Gazebo taman tersebut adalah 2 m. Gazebo ini dibangun dari kayu cendana dengan tinggi tiang 2 m. tujuan dari pembangunan gazebo ini adalah untuk tempat melihat taman dan tempat beristirahat.

Seperti sebuah rumah, bangunan gazebo membutuhkan pondasi dan sloof yang memadai untuk memikul beban tiang kayu penyanggah dan atap sehingga dibuat pondasi dengan kedalaman 60 cm dengan rincian 30 cm didalam tanah dan 30 cm

(68)

commit to user

Gambar 4.21. Gazebo I Gambar 4.22. Gazebo II

4.4.1.2. Kolam

Kolam yang terdapat pada kawasan taman Pancasila Karanganyar adalah kolam ikan hias dengan konsep alami yaitu kolam dilengkapi dengan bangunan bebatuan yang menyerupai tebing dan terdapat air terjun. Namun kurangnya perawatan air terjun sudah tidak berfungsi dan air pada kolam sangat kotor.

Agar kolam pada kawasan taman Pancasila Karanganyar tetap terlihat bersih, dibuat sistem pembuangan air dengan membuat kolam desain kolam miring yang

mengarah ke satu titik yaitu kolam berukuran 1 x 1 m yang terdapat pada pojokan kolam utama. Kolam ini dilengkapi dengan pompa air. Pompa mengangkat air ke atas bangunan yang dilengkapi saringan. Sehingga air kolam terlihat bersih dan selalu mengalir. Juga dilakukan penyegaran pada tanaman yang berada di relief tersebut.

4.4.1.3. Kursi Taman

(69)

tersebut lebih kuat dari pada kursi yang terbuat dari plastik, lebih tinggi nilai seni sedangkan kealamian dari kursi yang terbuat dari semen ini terlihat dari bentuk yang menyerupai batng pohon. Kerusakan yang terjadi pada kursi kayu kombinasi

besi tersebut terjadi pelapukan pada kayu dan berkaratnya kaki-kaki besi. Namun pada awal pembuatan kayu dan besi di lapisi dengan cat, sehingga kerusakan terjadi dalam jangka waktu yang lama. Sedangkan pada kursi semen di buat satu meja dan empat kursi. Desain dibuat menyerupai batang dan akar kayu jati yang

memberi kesan alami pada taman tersebut. Desain baru kursi taman tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.23.; 4.24. dan 4.25.

(70)

commit to user

Gambar 4.24. Desain Kursi Kayu Kombinasi Besi

(71)

4.4.1.4. Grabah

Beragam bentuk gerabah atau gentong yang ditampilkan bukan hanya digunakan sebagai pot atau tempat tanaman saja. Pada taman ini belum ada gerabah untuk itu

di tambahkan gerabah yang digunakan sebagai tempat keran air untuk membersihkan tangan atau kaki dan sebagai air mancur. Rencana gerabah yang digunakan seperti pada gambar 4.26.

Gambar 4.26. Gerabah

4.4.1.5. Alat permainan

Perangkat permainan yang direncanakan di kawasan taman Pancasila Karanganyar antara lain terdiri dari bak pasir, multi play system, jungkat jungkit, bola dunia, ayunan, kolam bola, sangkar burung, prosotan dan ATV. Rehabilitasi alat permainan ini di lakukan secara seragam, karena kerusakannya pun semua hamper sama yaitu warna cat yang kusam dan keropos akibat karat. Rehabilitasi

hanya di lakukan pengecatan ulang dan penggantian bagianyang sudah keropos dengan besi yang baru. untuk menarik minat dari anak-anak ditambahkan wahana untuk bermain sekaligus untuk belajar yaitu alat permainan ATV, ATV merupakan mobil yang kecil pas untuk dinaiki anak-anak, ATV di taman

Gambar

Tabel 2.1. Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk
Gambar 2.1. Bagan Proporsi Kawasan Perkotaan
Gambar 2.2. Contoh 1 Taman Rukun Tetangga
Tabel 2.2. Contoh Kelengkapan Failitas pada Taman Kelurahan
+7

Referensi

Dokumen terkait

kecamatan siantar timur tentang tata cara penyampaian dan pelayanan kepada masyarakat dalam pengurusan EKTP9. mengikuti

Terapi Clien-Centered menempatkan tanggung jawab utama terhadap arah terapi pada klien, tujuan umunya ialah menjadi lebih terbuka pada pengalaman, mempercayai

D’un autre cote, je sais pertinemment qu’une société tout permis ne peut pas marcher et qu’elle peut mener facilement a un empirement de la société (et a ce jour elle n’est

Penelitian ini membahas tentang pengendalian pasif pada bluff body berupa silinder sirkular dengan metode penambahan bodi pengganggu pada masing – masing bagian upstream

Kearifan lokal yang telah ada dari masa lalu diuji dengan lingkungan yang ada saat ini, diharapkan perubahan pola tata ruang dan fungsi yang terjadi tidak mempengaruhi nilai

Menurut Rohimah (2012), pada pembuatan biskuit dengan penambahan tepung labu kuning dan ikan lele tingkat kesukaan panelis terhadap aroma hasil uji daya terima

Perhitungan perubahan garis pantai di Kabupaten Karawang menggunakan aplikasi DSAS dengan metode Net Shoreline Movement (NSM) yang mengukur jarak perubahan garis

Dalam rangka privatisasi yang ditargetkan dalam tahun 2002 dapat berhasil lebih baik, penulis merekomendasikan beberapa hal, pertama untuk menarik investor agar bersedia