34 EFEKTIFITAS PIJAT BAYI TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN BAYI UMUR 3 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS IBRAHIM ADJI KECAMATAN BATUNUNGGAL KOTA BANDUNG
TAHUN 2014
Noviyanti1, Sastri Nufaisa2
ABSTRAK
Pijat bayi adalah pemijatan yang dilakukan dengan usapan-usapan halus pada permukaan kulit bayi, dilakukan dengan menggunakan tangan yang bertujuan untuk menghasilkan efek terhadap syaraf, otot, sistem pernafasan serta sirkulasi darah dan limpha. Pijat bayi mampu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi dengan cara merangsang peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan insulin. Puskesmas Ibrahim Adji yang merupakan puskesmas dengan jumlah kelahiran bayi yang cukup banyak ternyata masih ada balita yang mengalami masalah gizi sebanyak 74 bayi (Dinkes Kota Bandung, 2013). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk efektifitas pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi umur 3 bulan di wilayah kerja Puskesmas Ibrahim Adji Kecamatan Batununggal Kota Bandung tahun 2014. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pre eksperimen dengan rancangan one group pre and post test without control. Populasi penelitian ini adalah bayi umur 3 bulan yang berada di wilayah Puskesmas Ibrahim Adji sebanyak 26 bayi. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 16 bayi. Pengambilan sampel yaitu secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan langsung berat badan bayi dan selanjutnya dianalisis secara univariat (distribusi frekuensi) dan bivariate dengan analisis non parametrik wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan p-value sebesar 0,0001 < 0,05 dimana gain atau peningkatan rata-rata berat badan bayi sebelum dan setelah pijat bayi diberikan 8 kali pemijatan selama satu bulan dengan masing-masing pemijatan selama 15 menit sebanyak 759,38 gram. Dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata pijat bayi efektif meningkatkan berat badan bayi umur 3 bulan di wilayah kerja Puskesmas Ibrahim Adji Kecamatan Batununggal Kota Bandung
Kata Kunci : Efektifitas, Pijat Bayi Kepustakaan : 20 (2005-2013)
35
A. PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis perkembangan
seseorang. Pada masa ini bayi sangat peka terhadap lingkungan, selain itu masa
bayi berlangsung sangat singkat dan tidak dapat diulang kembali (Departemen
Kesehatan, 2009). Bayi adalah individu yang lemah dan memerlukan proses
adaptasi. Kesulitan proses adaptasi akan menyebabkan bayi mengalami penurunan
berat badan, keterlambatan perkembangan, perilaku yang tidak teratur bahkan bisa
sampai meninggal dunia (Mansur, 2009).
Salah satu bentuk stimulasi yang selama ini dilakukan oleh masyarakat
adalah dengan pijat bayi (Prasetyono, 2013). Menurut Roesli dalam Prasetyono
2013, pijat bayi adalah terapi sentuh tertua dan terpopuler yang dikenal manusia.
Pijat bayi telah lama dilakukan hampir di seluruh dunia, termasuk di Indonesia,
dan diwariskan secara turun temurun.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, para pakar
telah membuktikan bahwa terapi sentuh dan pijat menghasilkan perubahan
psikologi yang menguntungkan berupa peningkatan pertumbuhan, peningkatan
daya tahan tubuh, dan kecerdasan emosi yang lebih baik (Roesli, 2001 dalam
Prasetyono, 2013).
Pijat bayi juga meningkatkan daya serap nutrisi ke tubuh bayi lebih baik
dan lebih menenangkan sistem saraf sehingga dapat mengurangi alergi. Pijat bayi
dapat meningkatkan hubungan kekeluargaan bayi dengan orang tuanya. Bayi akan
merasa aman dan nyaman dengan kedua orang tuanya (Prasetyono, 2013).
Pijat bayi sebaiknya dilakukan saat berusia diatas 1 bulan, mengingat kulit
bayi belum terbentuk sempurna. Selain itu secara emosi dan mental pun, bayi
sudah lebih stabil (Aminati, 2013). Pada usia 3 bulan keatas, bayi mampu
menerima rangsangan dan sentuhan dengan tekanan sebagaimana pijat bayi pada
umumnya. Semakin bertambah usia, kekuatan otot pun semakin meningkat. Pada
rentang usia ini, perkembangan saraf sangat pesat sehingga pemijatan diharapkan
membantu pematangan saraf bayi (Subakti, 2008). Kenaikan berat badan bayi
yang paling pesat yaitu pada saat 3 bulan pertama semenjak kelahirannya yaitu
36 Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan dengan wawancara di wilayah kerja Puskesmas Ibrahim Adji didapatkan bahwa dari 10 orang ibu post partum primigravida maupun multigravida dengan status kelahiran bayi normal, didapatkan 7 orang atau (70%) belum mengetahui dengan jelas tentang pengaruh positif pijat bayi bagi ibu maupun bayinya, serta belum mengetahui tentang cara melakukan pijat bayi yang baik dan benar sesuai dengan pedoman pijat bayi. Mereka meyakini bahwa pijat membawa banyak manfaat untuk bayi antara lain mengurangi rewel pada bayi, membuat bayi tidur lebih nyenyak, bahwa setiap bayi harus dipijat karena akan membawa banyak manfaat pada bayi tetapi gambaran yang lebih jelas tentang manfaat pijat bayi tersebut tidak dapat dijelaskan dengan pasti. Oleh karena itu dilakukan melakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Ibrahim Adji Kecamatan Batununggal Kota Bandung tentang “Efektifitas Pijat Bayi Terhadap Kenaikan Berat Badan Bayi Umur 3 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Ibrahim Adji Kecamatan Batununggal Kota Bandung Tahun 2014”.
2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi umur 3 bulan di wilayah kerja Puskesmas Ibrahim Adji Kecamatan Batununggal Kota Bandung Tahun 2014. Sedangkan tujuan khusus yaitu pertama mengetahui gambaran berat badan bayi umur 3 bulan sebelum diberikan pijat bayi, kedua mengetahui gambaran berat badan bayi umur 3 bulan setelah diberikan pijat bayi, ketiga mengetahui efektifitas pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi umur 3 bulan
B. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
37 2. Populasi dan Sampel
Populasi yang akan digunakan pada penelitian ini adalah bayi yang berada
di wilayah kerja Puskesmas Ibrahim Adji Kecamatan Batununggal dengan umur 3
bulan periode Juni 2014 yang berjumlah 26 bayi. Teknik sampel yang digunakan
pada penelitian ini adalah Non Probability Sampling yaitu dengan teknik
Purposive Sampling yaitu suatu metode pemilihan sampel yang dilakukan
berdasarkan maksud dan tujuan yang ditentukan oleh peneliti (Dharma, 2011).
Pada penelitian ini jumlah sampel yang didapatkan adalah 16 responden. Adapun
yang menjadi kriteria inklusi dan eksklusi
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Ibrahim Adji
Kecamatan Batununggal Kota Bandung. Adapun waktu penelitian dilaksanakan
bulan Juni 2014
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa
tahap diantaranya: Pengkodean data (data coding), Pemindahan data ke komputer
(data entering), Pembersihan data (data cleaning), Penyajian data (data output),
Penganalisaan data (data analyzing)
5. Pengolahan dan Analisis Data
Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian dan menghasilkan distribusi frekuensi dan
peresentase pada setiap variabel. Analisis bivariat adalah metode statistik yang
digunakan oleh peneliti untuk mengetahui gambaran berat badan bayi sebelum
dan setelah dilakukan pemijatan, serta untuk mengetahui apakah ada pengaruh
pijat bayi terhadap kenaikan berat badan bayi. Perubahan berat badan bayi diamati
dengan melihat perbedaan berat badan bayi sebelum dan sesudah dilakukan
pemijatan. Analisa data dengan menggunakan uji T dependen, dengan derajat
kepercayaan 95%. Sebelum dilakukan uji T terlebih dahulu harus dipenuhi
syarat-syarat dari uji T yaitu sebaran data harus normal dan jika data yang dihasilkan
38 dahulu. Kemudian setelah data hasil transformasi mempunyai sebaran data yang
normal maka dilakukan uji T berpasangan. Namun jika data tetap tidak
berdistribusi normal maka peneliti akan menggunakan uji wilcoxon.
C. HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan mengenai “Efektifitas pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi umur 3 bulan di wilayah kerja Puskesmas Ibrahim Adji Kecamatan Batununggal Kota Bandung Tahun 2014”.
Analisis Univariat
a. Gambaran berat badan bayi umur 3 bulan sebelum diberikan pemijatan
Tabel 4.1 Gambaran berat badan bayi umur 3 bulan sebelum diberikan pijat bayi
Kategori Berat Badan Sebelum Pijat Bayi
F %
Normal (4,6-8,0 kg) 16 100.0
Total 16 100.0
Sumber : Data Primer, 2014
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, berat badan bayi umur 3 bulan sebelum diberikan pijat bayi adalah seluruh responden yang berjumlah 16 bayi (100.0%) berada dalam kategori normal.
b. Gambaran berat badan bayi umur 3 bulan setelah diberikan pemijatan Tabel 4.2 Gambaran berat badan bayi umur 3 bulan setelah diberikan
pijat bayi
Kategori Berat Badan Setelah Pijat Bayi
F %
Normal (4,6-8,0 kg) 16 100.0
Total 16 100.0
Sumber : Data Primer, 2014
Berdasarkan tabel 4.2, berat badan bayi umur 3 bulan setelah diberikan pijat bayi yaitu seluruh responden yang berjumlah 16 bayi (100.0%) berada dalam kategori normal.
Analisis Bivariat
39 normal, maka dapat digunakan uji t berpasangan, tetapi jika data yang digunakan tidak berdistribusi normal dapat digunakan analisis non parametrik wilcoxon. Hasil uji normalitas data dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data
Variabel
Hasil Uji Normalitas
Sebelum diberi Pijat Bayi Setelah diberi Pijat Bayi p-value Distribusi p-value Distribusi Berat badan bayi umur
3 bulan 0,035 Tidak Normal 0,021 Tidak Normal
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa p-value yang diperoleh dari
variabel berat badan bayi umur 3 bulan baik sebelum diberi pijat bayi maupun
setelah diberi pijat bayi < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data yang
digunakan memiliki data berdistribusi tidak normal, sehingga analisis data
yang dipakai menggunakan uji wilcoxon.
Kemudian dilakukan analisis perbandingan dengan +6menggunakan uji
wilcoxon, namun terlebih dahulu dilakukan analisis deskriptif untuk melihat
gambaran variabel. Analisis deskriptif dalam penelitian ini menggunakan
rata-rata dan standar deviasi untuk berat badan bayi umur 3 bulan dengan hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.4
Rata-Rata Berat Badan Bayi Umur 3 Bulan Sebelum dan Sesudah Diberi Pijat Bayi
Variabel
Rata-rata berat badan bayi umur 3 bulan Sebelum diberi Pijat Bayi Setelah diberi Pijat Bayi
Mean SD Mean SD
Berat badan bayi umur
3 bulan 5984,38 872,49 6743,75 939,30
Dari tabel dan gambar di atas, terlihat bahwa nilai rata-rata berat badan
bayi umur 3 bulan sebelum diberi pijat bayi sebesar (5984,38), nilai ini lebih
rendah jika dibandingkan dengan nilai rata-rata setelah diberi pijat bayi sebesar
(6743,75). Hal ini menunjukan bahwa pemberian pijat bayi dapat menaikkan
40 Pengujian Hipotesis Berat Badan Bayi Umur 3 Bulan Sebelum dan Sesudah Diberi Pijat Bayi
Untuk mengetahui apakah terdapat kenaikan yang bermakna pada berat badan bayi umur 3 bulan dapat diketahui dari hasil pengujian hipotesis dengan rumusan sebagai berikut:
Tidak terdapat perbedaan yang bermakna (signifikan) antara berat badan bayi umur 3 bulan sebelum dan setelah diberi pijat bayi.
Terdapat perbedaan yang bermakna (signifikan) antara berat badan bayi umur 3 bulan sebelum dan setelah diberi pijat bayi.
Taraf signifikansi (α) : 0,05 dengan kriteria pengujian sebagai berikut: - tolak Ho jika p-value < 0,05
- terima Ho jika p-value > 0,05
Hasil pengujian statistik di atas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.5
Uji Perbandingan Sistolik Sebelum dan Setelah Pijat Bayi
Perbandingan berat badan
bayi umur 3 bulan N Gain p-value Kesimpulan
Sebelum dan sesudah
diberi pijat bayi 16 759,38 0,0001 Ho ditolak
Keterangan:
Nilai-p < 0,05 : Signifikan
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa p-value adalah sebesar 0,0001. Sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa Ho ditolak. Artinya, terdapat perbedaan yang bermakna (signifikan) antara berat badan bayi umur 3 bulan sebelum dan setelah diberi pijat bayi.
D. PEMBAHASAN
Gambaran Berat Badan Bayi Umur 3 Bulan Sebelum Dilakukan Pijat Bayi Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh berat badan bayi umur 3 bulan sebelum diberikan pijat bayi yaitu seluruh responden yang berjumlah 16 bayi (100.0%) berada dalam kategori normal dengan rata-rata berat badan 5984,38 gram.
Dari data yang ada seluruh bayi berat badannya normal, hal ini dikarenakan
asupan ASI yang cukup saat menyusui dan sistem pencernaan yang baik pada
41 untuk memberi nutrisi yang baik bagi dirinya sendiri sebagai ibu menyusui dan
juga perhatiian yang besar terhadap nutrisi bagi bayinya.
Kecepatan pertumbuhan pada bayi berhubungan dengan basal
metabolisme rate Pertumbuhan bayi tertinggi yaitu pada bayi baru lahir, hal ini
berkaitan dengan proporsi bertambahnya ukuran tubuh. Laju metabolisme
menentukan kebutuhan kalori bayi. Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi
oleh sejumlah faktor, salah satu diantaranya adalah nutrisi yang tidak hanya pada
pasca natal tetapi juga pada saat pra dan perinatal (Hidayat, 2005).
Bayi cukup bulan biasanya akan memiliki berat badan dua kali berat badan lahir
pada usia 4 sampai 5 bulan dan tiga kali lipat pada usia 1 tahun. Kebanyakan bayi
baru lahir akan kehilangan 5% sampai 10% berat badannya selama beberapa hari
pertama kehidupannya karena urine, tinja, dan cairian diekskresi melalui
paru-paru dan karena asupan bayi sedikit. Bayi cukup bulan akan memperoleh berat
badannya seperti semula dalam waktu 10 hari (Nursalam, 2008).
Proses tumbuh kembang terjadi secara sinkron pada setiap individu. Kedua proses ini merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling terkait, yaitu faktor genetik/keturunan, lingkungan bio-fisiko-psikososial dan perilaku (Aminati, 2013). Pertumbuhan dan perkembangan bersifat individual dan unik sehingga memberikan hasil akhir yang berbeda serta ciri tersendiri pada setiap anak. Penilaian terhadap pertumbuhan seorang anak dapat dinilai melalui pertambahan berat dan tinggi badan sampai anak berusia 2 tahun masih dapat digunakan penilaian melalui lingkar kepala yang biasanya dibandingkan dengan usia anak. Beberapa cara penilaian melalui pemeriksaan fisik atau klinikal, pemeriksaan antopometri (membandingkan tinggi badan terhadap umur, berat badan terhadap umur, lingkaran kepala terhadap umur, lingkar lengan terhadap umur), contohnya KMS (kartu menuju sehat) yang membandingkan berat badan terhadap umur, pemeriksaan radiologis, laboratorium dan analisa diet (Aminati, 2013).
Gambaran Berat Badan Bayi Umur 3 Bulan Setelah Dilakukan Pijat Bayi
Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh berat badan bayi umur 3 bulan sebelum
diberikan pijat bayi yaitu seluruh responden yang berjumlah 16 bayi (100.0%)
berada dalam kategori normal dengan rata-rata berat badan 6743,75 gram. Dari
data yang ada seluruh bayi berat badannya normal dan juga mengalami
peningkatan. Hal ini disebabkan oleh adanya stimulasi dari luar yaitu pijat bayi
42 saraf vagus (saraf parasimpatis) akan merangsang lambung untuk mengeluarkan
hormone gastrin.
Sesuai dengan teori bahwa pijat bayi bermanfaat untuk membuat bayi
semakin tenang, mengurangi nyeri, meningkatkan efektivitas istirahat (tidur) bayi,
mengurangi stres dan tekanan, memperbaiki konsentrasi bayi, meningkatkan
produksi ASI, membantu meringankan ketidaknyamanan dalam pencernaan dan
tekanan emosi, merangsang pembentukan tulang dan mengurangi resorpsi tulang,
memacu perkembangan otak dan sistem saraf, meningkatkan berat badan,
meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan, menstimulasi aktivitas nervus
vagus untuk perbaikan pernapasan, memperkuat sistem kekebalan tubuh,
mengajari bayi sejak dini tentang bagian tubuh, meningkatkan aliran oksigen dan
nutrisi menuju sel, meningkatkan kepercayaan diri ibu, memudahkan orang tua “mengenali” bayinya serta hiburan menyenangkan keluarga (Subakti, 2008). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh bayi yang berjumlah 16 bayi
mengalami peningkatan berat badan yang signifikan setelah dilakukan pemijatan.
Efektifitas Pijat Bayi dengan Peningkatan Berat Badan
Berdasarkan analisis pada tabel 4.5 dari 16 responden (100%) bayi umur 3
bulan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Ibrahim Adji Kecamatan
Batununggal Kota Bandung Tahun 2014 yang dipijat mengalami perubahan berat
badan antara sebelum dan setelah diberikan pijat bayi dengan gain sebesar 759,38.
Hal tersebut menunjukan bahwa peningkatan berat badan pada bayi yang dipijat
mengalami kenaikan secara signifikan dan membuktikan bahwa pijat bayi dapat
mempengaruhi peningkatan berat badan bayi.
43 insulin, asam hidroklorida, pepsinogen, enzim pancreas, mucus, peningkatan aliran empedu, hati dan merangsang motilitas lambung. Hormon gastrin juga mempermudah relaksasi reseptif lambung (relaksasi sementara) sehingga lambung dapat menambah volumenya dengan sangat mudah tanpa peningkatan tekanan. Pengeluaran insulin akan mempermudah untuk memetabolisme glukosa. Sekresi asam hidroklorida, pepsinogen, enzim pancreas, peningkatan aliran empedu hati akan mempermudah pencernaan makanan. Saat makanan sampai pada duodenum maka akan merangsang pengeluaran cholesistokinin, hal ini akan merangsang motilitas usus. Sehingga dengan adanya peningkatan motilitas lambung dan usus akan mempermudah pencampuran, pendorongan makanan, dan oenyerapan nutrisi menjadi lebih baik.
Insulin Like Growth Factor merupakan somatomedin yang mempunyai
cara kerja hampir sama dengan insulin. Fungsinya sebagai growth promoting
factor yang berperan pada pertumbuhan atau mediator growth hormone. Insulin
Like Growth Factor mempunyai efek mitogenik terhadap chondrocyte, osteoblast
dan jaringan lainnya. Insulin Like Growth Factor diproduksi oleh hepar.
Pemijatan juga dapat meningkatkan gerak peristaltik. Gerak peristaltik menurut Thibadeau dan Patton dalam bukunya “Anatomy and Phisiology” adalah semacam gelombang dan kontraksi teratur saluran menuju lambung yang
menggerakkan bahan makanan agar dapat berproses dalam saluran pencernaan.
Jadi, jelas sudah bahwa pijat bayi membantu proses pencernaan (Subakti, 2008).
Hasil penelitian Prof. T. Field & Scafidi (1986 & 1990) menunjukkan
bahwa pada 20 bayi prematur (berat badan 1.280 dan 1.176 gram), yang dipijat
3x15 menit selama 10 hari, mengalami kenaikan berat badan perhari 20%-47%
lebih banyak dari yang tidak dipijat. Penelitian cukup dilakukan pada bayi yang
berusia 1-3 bulan, yang dipijat 15 menit, 2 kali seminggu selama 6 minggu
didapatkan kenaikan berat badan yang lebih dari biasanya (Riksani, 2013).
Beberapa penelitian juga menyatakan bahwa aktivitas vagus berhbungan dengan
peningkatan pertumbuhan bayi. Aktivitas vagus pada akhirnya akan merangsang
motilitas gastric dan usus sehingga membantu absrbsi makanan di usus.
Peningkatan motilitas gastric akan membuat bayi sering lapar, hal ini merupakan
media untuk peningkatan berat badan.
44 bahan makanan agar dapat berproses dalam saluran pencernaan. Jadi, jelas sudah
bahwa pijat bayi membantu proses pencernaan (Subakti, 2008).
E. KESIMPULAN
Gambaran berat badan bayi umur 3 bulan sebelum diberikan pijat bayi di wilayah kerja Puskesmas Ibrahim Adji Kecamatan Batununggal Kota Bandung Tahun 2014 adalah sebanyak 16 responden (100%) berat badan bayi berada dalam kategori normal dengan rata-rata berat badan bayi 5984,38 gram.
Gambaran berat badan bayi umur 3 bulan setelah diberikan pijat bayi di wilayah kerja Puskesmas Ibrahim Adji Kecamatan Batununggal Kota Bandung Tahun 2014 adalah seluruh responden (100%) berat badan bayi berada dalam kategori normal dengan rata-rata berat badan bayi 6743,75 gram.
45 DAFTAR PUSTAKA
Adriana, Dian. 2011. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta : Salemba Medika
Aminnati, Dini. 2013. Pijat dan Senam untuk Bayi dan Balita. Ypgyakarta : Brilliant Books
Depkes. 2009. Buku Acuan Kesehatan Bayi Baru Lahir. Jakarta
Dewi, Siska. 2013. Pijat dan Asupan Gizi Tepat. Yogyakarta : Pustaka Baru Press Dharma, Kelana Kusama. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta : CV. Trans Info Media
Hidayat, Aziz Alimul. 2012. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika
Kendarti, Finta Isti. 2010. Pengaruh Pemijatan Terhadap Kenaikan Berat Badan
dan Lama Tidur Bayi Usia 1 Sampai 3 Bulan. Tesis. Bandung. Universitas
Padjadjaran
Maharani, Sabrina. 2012. Pijat dan Senam Sehat untuk Bayi. Yogyakarta : Kata Hati
Naurah, Lee. 2009. Cara Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan. Yogyakarta : CV Solusi Distribusi
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba Medika Prasetyono. 2013. Buku Pintar Pijat Bayi. Yogyakarta : Buku Biru
Riksani, Ria. 2013. Cara Mudah dan Aman Pijat Bayi. Jakarta : Dunia Sehat Rizema, Sikatava. 2012. Panduan Riset Keperawatan dan Penulisan Ilmiah. Yogyakarta : D-Medika
Roesli, Utami. 2008. Pedoman Pijat Bayi. Jakarta : PT Trubus Agriwidya