• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sistem Transportasi Umum Te

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengembangan Sistem Transportasi Umum Te"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan Sistem Transportasi Umum Terpadu di Area Transit-Oriented Development (TOD) Jakarta

(Sessario Bayu Mangkara-1606860464)

Peranan transportasi merupakan elemen yang sangat penting dalam menunjang aktivitas

perubahan struktur kawasan metropolitan yang cenderung mengarah pada pembentukan struktur ruang dengan banyak pusat, terutama di sepanjang jalan penghubung pusat-pusat aktivitas di kawasan metropolitan dan lintas wilayah administratif (Winarso, 2006). Kondisi tersebut

dikuatkan dengan fenomena urban sprawl yang dicirikan dengan perkembangan kawasan dengan kepadatan yang rendah serta gejala perubahan lahan di kantong-kantong kota sekitar kota utama. Fenomena ini membuat besar jarak dan lama waktu yang ditempuh dari tempat tinggal ke tempat kerja atau tempat aktivitas lainnya.

Tuntutan terhadap mobilitas yang tinggi pada kawasan metropolitan, tidak diimbangi dengan pelayanan sistem transportasi yang baik dengan konsep transportasi berkelanjutan sehingga menyebabkan transportasi pada kawasan metropolitan tersebut menimbulkan eksternalitas negatif seperti tidak efisien, tidak merata, dan tidak ramah lingkungan. Fenomena yang muncul terkait ketidakseimbangan hal tersebut antara lain kecenderungan membengkaknya jumlah kepemilikan dan perjalanan kendaraan pribadi yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan infrastruktur jaringan jalan mengakibatkan kemacetan, tundaan, pemborosan energi dan biaya, dan pencemaran udara dan suara (kebisingan). Lalu diperparah dengan keberadaan transportasi umum yang tidak memadai dan jauh dari kesan efisien karena masih memiliki kapasitas yang rendah sehingga mengakibatkan pemborosan biaya dan sumber daya energi yang berlebih. Sedangkan keberadaan transportasi umum yang bersifat massal ini merupakan hal penting untuk skala kawasan metropolitan dengan mobilitas penduduknya yang tinggi (Tamim, 2006).

Transportasi berkelanjutan didefinisikan sebagai suatu sistem transportasi yang penggunaan bahan bakar, emisi kendaraan, tingkat keamanan, kemacetan, serta akses sosial dan ekonominya tidak akan menimbulkan dampak negatif yang tidak dapat diantisipasi oleh generasi yang akan datang (Richardson, 2000). Transportasi berkelanjutan merupakan refleksi dari konsep pembangunan yang berkelanjutan dalam sektor transportasi. Ada beberapa faktor pemicu perlunya strategi transportasi berkelanjutan dalam pembangunan sistem transportasi, yaitu: a. kebijakan pemerintah masih berorientasi pada pengembangan jaringan jalan yang pro terhadap penggunaan kendaraan bermotor pribadi; b. kurangnya kajian transportasi yang komprehensif; c. pertumbuhan cepat dalam era ekonomi global lebih menuntut pelayanan transportasi yang lebih beragam baik kualitas maupun kuantitas; dan d. kekhawatiran akan mengancam penurunan kualitas lingkungan.

(2)

Aksesibilitas Bagi Siapa Saja

Tujuan utama tersedianya sistem transportasi adalah menyediakan aksesibilitas (kemudahan) bagi setiap pengguna (manusia), barang, dan jasa secara adil, seimbang, dengan biaya rendah, dan mempunyai dampak negatif yang kecil. Kebijakan transportasi tidak harus selalu melihat faktor mobilitas (kemudahan untuk bergerak) sebagai tujuan akhir dengan selalu mengusahakan semakin banyak kendaraan yang bergerak dengan kecepatan yang lebih tinggi. Perencanaan aksesibilitas bertujuan untuk menjamin bahwa setiap tempat tujuan tetap mudah dicapai dengan segala jenis moda transportasi yang tersedia terutama kendaraan tidak bermotor, transportasi umum, dan transportasi informal (becak, mobil omprengan, dan lain-lain).

Keadilan Sosial Bagi Siapa Saja

Sering terjadi dimanapun bahwa transportasi selalu tidak diprioritaskan bagi golongan masyarakat berpendapatan rendah. Transportasi selalu mempunyai dampak negatif bagi masyarakat yang hidup dalam kemiskinan, orang cacat, wanita, anak-anak, manula, dan bagi masyarakat yang tidak mempunyai tempat tinggal. Kebijakan keadilan sosial seharusnya memberikan prioritas bagi tersedianya transportasi umum, pejalan kaki, dan kendaraan tidak bermotor yang mudah dijangkau bagi siapapun dan berdampak kecil.

Keberlanjutan Lingkungan (Ecological Sustainability)

Lingkungan lokal di suatu pemukiman banyak yang rusak akibat jumlah kendaraan bermotor yang terlalu banyak. Dampak lokal sektor transportasi tersebut adalah polusi udara dan suara (kebisingan), yang banyak ditemukan di kota-kota besar di Indonesia. Terbukti bahwa tempat-tempat yang mempunyai sistem transportasi yang mempunyai dampak kecil terhadap lingkungan adalah tempat-tempat yang penggunaan kendaraan pribadinya rendah dan penggunaan kendaraan umum, pejalan kaki, dan bersepeda yang tinggi.

Kesehatan dan Keselamatan

Transportasi berdampak besar terhadap kesehatan dan keselamatan. Kendaraan bermotor mempunyai kontribusi sebesar 70% polusi udara di banyak tempat di kota-kota besar dunia. Lebih dari 500.000 orang terbunuh setiap tahunnya, disebabkan kecelakaan kendaraan dan lebih dari 50 juta orang terluka parah di seluruh dunia. Di negara yang sedang berkembang, lebih dari 60% korban kecelakaan adalah pejalan kaki dan pengguna jalan yang lainnya. Perjalanan lebih aman dilakukan di tempat-tempat yang menyediakan fasilitas transportasi umum, pejalan kaki, dan pengendara sepeda.

Partisipasi Publik dan Transparansi

(3)

berdampak negatif bagi komunitas. Konsep perencanaan transportasi tradisional menyerahkan proses perencanaan hanya kepada para pakar. Akan tetapi, pada saat ini semakin banyak pihak yang menyatakan bahwa proses perencanaan transportasi harus dilakukan secara terbuka dengan melibatkan semua pihak yang terkait (seluruh stakeholders terkait).

Ekonomis dan Murah

Terlalu banyak ditemukan perencanaan transportasi yang berujung pada mega proyek yang sangat mahal. Sebaliknya, kebijakan transportasi yang berkelanjutan seharusnya berujung pada proyek yang berbiaya murah dan sekaligus membatasi penggunaan moda transportasi yang pembangunannya membutuhkan biaya yang sangat mahal (mobil pribadi). Dengan membatasi kendaraan pribadi dan kendaraan bermotor lainnya serta mencoba menghambat pertumbuhannya, maka kota-kota akan dapat terhindar dari keharusan membangun jaringan jalan yang mahal dan mempromosikan penggunaan transportasi umum, pejalan kaki, dan sepeda.

Informasi dan Analisis

Untuk melakukan aksi perubahan, komunitas harus mengerti hal-hal yang berkaitan dengan prioritas yang harus dilakukan sehingga tidak terjadi kesalahan. Mereka harus dapat berargumentasi dengan usulan kebijakan-kebijakan yang diajukan oleh pemerintah. Proposal-proposal yang akan merugikan masyarakat dapat dihindari dengan cara mempelajari kesalahan dan keberhasilan negara-negara lain dalam penanganan sistem transportasi perkotaannya.

Advokasi

Advokasi sangat diperlukan karena pemerintah hanya akan mendengar keinginan investor besar yang mempunyai kepentingan tertentu. Advokasi untuk masyarakat yang berekonomi rendah melalui LSM sangat dibutuhkan. Kemampuan beradvokasi mutlak diperlukan dalam sistem transportasi berkelanjutan.

Peningkatan Kapasitas

Dirasakan perlu terbentuknya komitmen bersama antar pengambil keputusan untuk merubah paradigma perencanaan untuk mengganti mobilitas kendaraan pribadi ke transportasi umum. Organisasi masyarakat harus disiapkan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menyampaikan haknya berbicara tentang isu transportasi, mengerti isu mendasar, dan tahu bagaimana langkah yang harus dilakukan selanjutnya.

Jejaring

(4)

Sistem Transportasi Umum Perkotaan Terpadu

Sistem transportasi umum perkotaan terpadu adalah konsep menghubungkan semua jenis transportasi umum dalam satu sistem dimana dapat diakses dalam satu kartu, terkoneksi, dan menjangkau tujuan terluar. Sistem ini bertujuan untuk mencapai efisiensi waktu perpindahan ke moda transportasi, mengurangi kepadatan di satu titik transit, dan memaksimalkan waktu tempuh. Adapun beberapa jenis moda transportasi umum yang dapat dikoneksikan yaitu bis, mikro bis, KRL Jabotabek, sistem Mass Rapid Transit (MRT), dan taksi merupakan suatu kebijakan yang dapat memecahkan masalah kemacetan lalu lintas. Dalam perencanaan sistem transportasi umum perkotaan terpadu diperlukan adanya suatu studi perencanaan yang menyeluruh dan suatu sistem koordinasi interaktif yang baik antar departemen dengan instansi terkait sehingga diharapkan pelaksanaan pembangunannya akan mempunyai dampak positif terhadap penataan tata ruang perkotaan (Tamim, 2007).

Waktu tempuh adalah merupakan salah satu faktor yang paling utama yang harus sangat diperhatikan dalam transportasi. Hal ini disebabkan karena waktu tempuh adalah merupakan suatu daya tarik utama dalam pemilihan moda transportasi yang akan digunakan oleh suatu perjalanan (manusia ataupun barang). Jelas bertambahnya waktu tempuh pada suatu moda transportasi akan menurunkan jumlah penggunaan moda transportasi tersebut dan dengan sendirinya pula akan menurunkan tingkat pendapatannya. Akibat yang lebih jauh lagi adalah berkurangnya kepercayaan masyarakat akan kemampuan moda transportasi tersebut, sehingga jika terdapat suatu alternatif moda transportasi lainnya yang lebih baik, maka masyarakat konsumen akan lebih senang beralih dan memilih moda transportasi lain tersebut. Fenomena ojek online menjadi tantangan baru dalam memaksimalkan sinergi moda transportasi umum, hal ini karena ojek online dapat mengganti moda transportasi umum karena menjadi salah satu solusi dalam mencapai waktu tempuh yang cepat.

Untuk suatu perjalanan yang memerlukan beberapa moda transportasi (multi-modal transportasi), faktor lain yang lebih menentukan (selain waktu tempuh) adalah biaya transit (biaya perpindahan barang atau penumpang). Untuk menekan biaya transportasi baik untuk pergerakan penumpang dan/atau barang dalam suatu sistem transportasi antar moda yang terpadu, hal yang perlu diperhatikan adalah suatu usaha untuk menghemat biaya transit atau biaya perpindahan barang dan/atau penumpang dari suatu moda ke moda transportasi lainnya. Untuk itu diperlukan usaha-usaha pembangunan fasilitas-fasilitas sarana dan prasarana pada tempat perpindahan barang dan/atau penumpang dari suatu moda ke moda transportasi lainnya agar dapat berlangsung dengan cepat, aman, murah, dan nyaman sehingga biaya transit yang diperlukan dapat ditekan seminimal mungkin (Tamim, 2007).

(5)

yang baik yang meliputi jaringn jalan kereta api, bis antar dan dalam kota, dan lain-lain. (Tamim, 2007).

Transit-Oriented Development (TOD) di Jakarta sudah dikembangkan di beberapa wilayah diantaranya yaitu Manggarai, Sudirman, Cawang, dan lain-lain. Pengembangan TOD yang sedang berlangsung adalah konsep perencanaan terminal antar moda yang sudah dijelaskan sebelumnya. Kebutuhan dibuatnya TOD yaitu untuk menjawab ketidakteraturan jadwal dan waktu tempuh yang tidak pasti. Sehingga ke depan TOD menjadi agenda utama pemerintah kota untuk menyediakan sarana prasarana termasuk teknologi informasi di dalamnya.

Dengan adanya sistem transportasi umum perkotaan terpadu yang didukung dengan fasilitas TOD, ini dapat meningkatkan produktivitas di Jakarta dan pertumbuhan ekonomi yang bertumbuh secara signifikan.

Daftar Pustaka

Richardson, H.W, Cang-He C. Bae & Murtaza Baxamusa. (2000). Compact Cities in Developing Countries: Assesment and Implications. Dalam Mike Jenks & Rod Burgess (Eds) Compact Cities : SustainableUrban Forms for Developing Countries.London: Spon Press.

Tamim, Ofyar Z. (2006). Menuju Terciptanya Sistem Transportasi Berkelanjutan di Kota Bandung. Prosiding Seminar Sehari “Sustainable Transportation” pada tanggal 3 Februari 2007. Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Bandung.

Tamim, Ofyar Z. (2007). Menuju Terciptanya Sistem Transportasi Berkelanjutan di Kota-Kota Besar di Indonesia. Jurnal Transportasi Vol. 7 No. 2, 87-104.

Referensi

Dokumen terkait

Restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat disebagian atau seluruh bangunan yang permanen dilengkapi dengan peralatanan dan

· Bahwa saksi SAMSUL BAHRI pada hari Rabu 4 November 2015 sekitar jam 20.00 WIB mengajak saksi IDHAM CHALID untuk bertemu saksi BAHTIAR di Pasar Pagi Jodoh Batam

Tryout Kimia PMK Persiapan PKK/PKTB Siswa 1. Akhir Perkuliahan Semster Ganjil

Selanjutnya penjelasan pasal 34 tersebut menyatakan : “Bahwa lembaga pengawasan jasa keuangan yang nantinya akan dibentuk, akan melaksanakan pengawasan seluruh sektor jasa

Sekolah Menengah Teknik Sepang untuk Kategori Sekolah Menengah Kuala Lumpur, 2 November 2011   – Sebelas projek karya seni mesra alam menggunakan bahan-bahan kitar

Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Hardiningsih & Oktaviani (2012) yang menggunakan free cash flow, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, struktur

The lived-body feels the significance in the placial quality of sounds, words, and music and interprets it through forms of behavior that organize the body

Puji dan syukur tiada terkira penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunianya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat