• Tidak ada hasil yang ditemukan

Legal Opinion dari Suara Bising dan Asap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Legal Opinion dari Suara Bising dan Asap"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Legal Opinion dari Suara Bising dan Asap yang di Timbulkan PLTU di Tambaklorok, Semarang Utara

Nikmatul Kasana

PENDAHULUAN

Di zaman era globalisasi yang semaikn pesat perkembangannya seiring dengan perkembangan zaman menjadi semakin modern, kesadaran masyarakat akan pentingnya keberadaan lingkungan semakin mernurun. Masyarakat mengenyampingkan keadaan lingkungan yang mereka tinggali demi kepuasan batin individu maupun kelompok. Mereka tidak menyadari akan akibat yang timbulkan dari aktivitas mereka sehari-hari terhadap lingkungan. Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas ataupun ulah tangan manusia yang tidak bertanggungjawab semakin merajalela. Hampir semua kerusakan lingkungan disebabkan oleh faktor ulah tangan manusia. Mulai dari kerusakan lingkungan yang ringan sampai berat.

Salah satu contoh dari kerusakan lingkungan akibat oleh ulah tangan manusia adalah pencemaran udara. Seperti pencemaran udara yang terjadi di kota-kota besar akibat adanya industri. Contoh nyatanya adalah pencemaran udara yang diakibatkan oleh asap pabrik yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di daerah Tambaklorok, Semarang Utara ini dapat mengganggu kestabilan ekosistem maupun kehidupan yang berada disekitarnya. Seperti terganggunya aktivitas sehari-hari warga disekitar pabrik, yang disebabkan oleh asap yang dikeluarkan dari pabrik, menyebabkan gangguan kesehatan warga seperti saluran pernapasan dan batuk-batuk.

Dalam kasus PLTU yang berada di Tambaklorok, Semarang Utara ini fakta dari kasusnya adalah:

1. Udara merupakan suatu komponen yang penting dalam sumber kehidupan dimana udara merupakan penyumbang oksigen terbesar, setelah itu tumbuhan. Udara merupakan kebutuhan yang paling utama bagi manusia, yaitu untuk bernapas. Dimana bernapas merupakan proses menghirup O2 atau oksigen dan proses menghembuskan CO2 atau karbondioksida. Selain itu udara dalam arti oksigen juga dapat dihasilkan dari proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan. Akibat dari asap yang dikeluarkan dari industri PLTU tersebut mengganggu kesehatan manusia seperti gangguan saluran pernafasan dan batuk-batuk, karena udara yang mereka hirup mengandung racun yang berbahaya yang dihasilkan dari industri tersebut yang dikeluarkan melalui asap pabrik.

2. Dalam proses pembangunan industri PLTU tersebut pasti menggunakan alat-alat berat yang dimana alat-lat berat yang digunakan selama proses pembangunan industri PLTUyang berada di Tambaklorok tersebut mengakibatkan goncangan dan getaran. Akibat goncangan dan getaran tersebut mengakibatkan rusaknya kaca rumah warga yang berada disekitar industri PLTU

3. Selam operasi industi PLTU tersebut berlangsung juga mengakibatkan suara bising dari alat-alat yang berada di industri tersebut, yang berdampak pada terganggunya istirahat warga setempat.

(2)

disekitar kawasan industri tersebut, seperti layunya tanaman yang ada disekitar industri

5. Penyebab pencemaran udara yang terjadi akibat asap yang ditimbulkan oleh PLTU di Tambaklorok tersebut merupakan pencemaran udara antropogenik yaitu yang disebabkan oleh ulah tangan manusia. Contohnya adalah, pencemaran udara akibat asap tersebut dihasilkan dari kegiatan industri PLTU Tambaklorok, Semarang Utara tersebut.

6. Pencemaran udara akibat asap pabrik PLTU merupakan campuran dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan, atau gas yang masuk terdispersi ke udara kemudian menyebar ke lingkungan yang ada disekitar, dan menyebabkan terganggunya ekosistem disekitar PLTU Tambak lorok tersebut.

Dari uraian fakta tentang kasus pencemaran udara yang disebabkan oleh industri PLTU yang terdapat di Tambaklorok, Semarang Utara tersebut sudah terlihat jelas bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dan kelestarian lingkungan sangat rendah. Apalagi bagi oknum oknum yang mendirikan pabrik maupun industri sangat terlihat acuh tak acuh akan akibat yang ditimbulkan dari industri yang mereka dirikan terhadap masyarakat.

ISU HUKUM

Daerah atau kawasan yang berada disekitar industri tidak asing lagi dengan pencemaran, baik pencemaran udara, tanah, air dan lain-lain. Seperti pencemaran udara yang diakibatkan oleh asap dari industri Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Tambaklorok, Semarang Utara ini. Tak hanya udara yang terkena dampak dari industri PLTU tersebut, warga masyarakat yang ada disekitarnya juga terkena dampak dari adanya industri tersebut, seperti terganggunya istirahat karena kebisingan dari industri tersebut, rusaknya kaca rumah diakibatkan pembangunan dari industri tersebut, dan juga terganggunya saluran pernapasan sampai batuk-batuk akibat asap yang ditimbulkan dari pabrik tersebut. Ekosistem yang ada dilingkungan juga terganggu seperti layunya tanaman yang ada disekitar kawasan industri.

Kasus tersebut melanggar hukum pengendalian pencemaran udarayaitu: 1. Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 1999 tentang Pengendalian

Pencemaran Udara

2. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup:

a) Keputusan No.12/MenLH/3/1996 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak

b) Keputusan No.48/MenLH/11/1996 tentang Baku Tigkat Kebisingan c) Keputusan No.49/MenLH/1996 tentang Baku Tingkat Getaran

d) Keputusan No.45/MenLH/1997 tentang Indeks Standar Pencemaran Udara

3. Keputusan Kepala BAPEDAL No.205/BAPEDAL/07/1996 tentang Pedoman Teknik Pencemaran Udara Tidak Bergerak

Selain itu juga kasus tersebut melanggar UU No.32 Tahun 2009 tentang upaya hukum dalam kassus pencemaran oleh lingkungan industri. Penegakannya dapat diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu, upaya penegakan hukum dalam kaitannya dengan Hukum Administrasi, Hukum Pidana, dan Hukum Perdata. Dalam Ketentuan Administrasi sanksinya dapat diberikan kepada pelaku pencemaran lingkungan yang tertuang dalam pasal 76 ayat (2) bahwa sanksi administratif terdiri atas:

(3)

c. Pembekuan izin lingkungan d. Pencabutan izin lingkungan

ANALISIS ATURAN HUKUM

Pengaturan lingkungan hidup yang ada pada awalnya dimuat dlam UU dan kemudian “diangkat dalam UUD merupakan suatu upaya serius yang dilakukan pemerintah untuk menjamin keberlangsungan fungsi lingkungan hidup agar dpat dinikmati oleh generasi yang akan datang. Konsekuensi dari aturan lingkungan hidup kedalam UUD 1945 adalah kebijakan, rencana dan atau program ysng dilaksanakan oleh pemerintah harus melihat aspek keberlanjutan lingkungan hidup. Dengan demikian kebijakan, rencana dan atau program yang tertuang dalam UU, Perpu, PP, Perda tidak boleh bertentangan dengan ketentuan konstitutional yang pro-lingkungan. Apalagi indonesia merupakan negara yang kaya dengan sumberdaya alam yang terkandung didalamnya. Ragam sumberdaya alam yang dimiliki indonesia, meliputi sumber daya alam abiotik dan biotik. Biotik terdiri dari hewan dan tumbuhan, sedangkan abiotik terdiri dari udara, air, tanah dan lainnya.

Sangat kompleks bila udara sebagai salah satu elemen dalam lingkungan mengalami gangguan. Fungsi pokok sebagai penopang kehidupan salah satunya dipegang oleh udara. Udara menjadi sangat penting bagi demikian makhkluk hidup di dunia. Tanpa udara nuansa kehidupan tidak bisa tercipta. Udara adalah sumber utama dari kehidupan karena udara merupakan salah satu komponen dari ciri makhluk hidup, yaitu bernapas. Bernapas adalah proses menghirup Oksigen (O2) dan mengeluarkan Karbondioksida (CO2). Udara merupakan komponen yang bisa mempengaruhi ekosistem lingkungan. Apabila udara tercemar, maka manusia, hewan, tumbuhan seluruh komponen akan merasa tertanggu siklus kehidupannya. Keberadaan udara secara biologis menjadi kebutuhan pokok seperti yang telah dijelaskan, akan sangat terganggu bila suplai udara bersih yang dihasilkan oleh tumbuhan sebagi produsen oksigen terganggu karena pencemaran udara. Secara yuridis kondisi pencemaran yang diakibatkan oleh asap PLTU setidaknya berkaitan dengan ketentuan pasal 28 H ayat (1) UUD 1945: “setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”. Ketentuan tersebut diatas sebagai dasar pokok bahwa setiap manusia dalam memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah dicover dan dilindungi hukum. Ketentuan ini ternyata ditegaskan pula dalam pasal 5 ayat (1) UUPLH. Dimana hak setiap orang salah satunya adalah untuk mendapat lingkungan yang baik dan sehat.

(4)

pencemaran yang diakibatkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang ada di Tambaklorok, Semarang Utara ini.

Kasus tersebut telah melanggar berbagai macam peraturan tentang Pengendalian pencemaran udara yang diatur dalam sejumlah perangkat hukum, yaitu:

1. PP No.41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara (LN Tahun 1999 No.86)

2. PP No. 4 Tahun 2001 tentang Pengendalian Kerusakan Hutan dan/Pencemaran Lingkungan Hidup yang berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan/atau Lahan (LN Tahun 2001 No.10)

3. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup

a. Keputusan No.35/MenLH. 10/1993 tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor

b. Keputusan No.12/MenLH/3/1996 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak

c. Keputusan No.48/MenLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan

d. Keputusan No.49/MenLH/1996 tentang Baku Tingkat Getaran e. Keputusan No.50/MenLH/1996 tentang Baku Tingkat Kebauan f. Keputusan No.45/MenLH/1997 tentang Indeks Standar

Pencemaran Udara

4. Keputusan Kepala BAPEDAL No.107/KaBAPEDAL/11/1997 tentang Pedoman Teknis Perhitungan dan Pelaporan Serta Informasi Indeks Standar Pencemaran Udara.

Pencemaran udara akibat asap pabrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang ada di Tambaklorok, Semarang Utara menyebabkan suara bising sesuai dengan Keputusan No,48/MenLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. Dalam Pasal 6 berbunyi:

1. setiap penanggung jawab usaha atau kegiatan wajib:

a) menaati baku tingkat kebisingan yang telah dipersyaratkan b) memasang alat pencegahan terjadinya kebisingan

c) menyampaikan laporan hasil pemantauan tingkat kebisingan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali pada Gubernur, Menteri Instansi yang bertanggungjawab di bidang pengendalian dampak lingkungan dan Instansi Teknis yang membidangi kegiatan yang bersangkutan derta Instansi yang lain dipandang perlu.

2. Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dicantumkan dalam izin yang relevan untuk mengendalikan tingkat kebisingan dari setiap usaha atau keinginan yang bersangkutan.

Selain kebisingan yang disebabkan oleh suara dari PLTU, pabrik PLTU ini juga menyebabkan goncangan ketika pada saat proses pembangunannya. Pengaturan tingkat getaran atau goncangan diatur di dalam Keputusan No.49/MenLH/1996 tentang Baku Tingkat Getaran terdapat di Pasal 6 berbunyi:

1. Setiap penanggung jawab usaha atau kegiatan wajib:

a) Menaati baku tingkat getaran yang telah dipersiapkan b) Memasang alat pencegah terjadinya getaran

(5)

dampak lingkungan serta instansi teknis yang membidangi kegiatan yang bersangkutan serta instansi yang lain yang di pandang perlu

2. Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dicantumkan dalam izin yang relevan untuk mengendalikan pencemaran dan atau perusakan lingkungan bagi setiap usaha atau kegiatan yang bersangkutan.

5. Undang-Undang No.32 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup debagai penyempurna dari Undang-Undang No.4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Lingkungan Hidup (Hukum Materiil) Akibat lain yang disebabkan oleh pabrik atau industri PLTU yang utama adalah asap hitam yang menjadi permasalahan serius karena menyebabkan gangguan pernapasan dan menyebabkan batuk. Asap merupakan sumber pencemaran tidak bergerak, diatur dalam Keputusan No.12/MenLH/3/1996 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak.

Dalam hal ini kasus tersebut jelas tidak mencegah pencemaran udara yang diakibatkan oleh asap PLTU, padahal pencemaran udara tersebut sangat merugikan masyarakat dan juga ekosistem yang berada disekitarnya. Pencemaran udara tersebut berlangsung secara terus menerus tanpa adanya tanggung jawab dari pihak yang bersangkutan. Keterpurukan ataupun kerusakan lingkungan seperti pencemaran udara yang terjadi di Tambaklorok, Semarang Utara ini akibat aktivitas industri PLTU, tidak serta merta mutlak menjadi tanggung jawab pemerintah dan regulasinya. Akan tetapi perlu adanya daya dukung kesadaran dari masyarakat kan pemulihan pencemaran udara. Secara yuridis, negara sebagai pemegang kendali kebijakan berhak untuk menerapkan kebijakan untuk menata lingkungan. Erat kaitannya dengan itu adalah ketentuan Hukum Administrasi dimana dalam hal pencemaran udara tentu yang menjadi sasaran adalah pencemarannya. Pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk bisa meminimalisir hal ini dengan dengan menerapkan beberapa ketentuan hukum khususnya dibidang administrasi. Sanksi administrasi tersebut berupa:

a) Teguran tertulis b) Paksaan pemerintah

c) Pembekuan izin lingkungan d) Pencabutan izin lingkungan

Sanksi-sanksi hukum administrati tersebut dilakukan oleh pemerintah /pejabat tata usaha negara terhadap para pelanggar hukum lingkungan administrasi. Persoalan akan timbul jika terjadi pelanggaran lingkungan tetapi pejabat tata usaha negara yang berwenang tidak menjalankan kewenangannya dan menjatuhkan sanksi. Dengan kata lain, pejabat tersebut mendiamkan saja terjadinya pelanggaran bahkan secara diam-diam merestui kegiatan yang melanggar tersebut. Misalnya, seperti kasus tersebut pencemaran udara akibat asap yang ditimbulkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tambaklorok, Semarang Utara ini yang seharusnya wajib melakukan Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) , tetapi ternyata kegiatan industri tersebut berdiri atau beroperasi tanpa melalui AMDAL sehingga berdampak tidak baik terhadap lingkungan dan warga disekitar daerah industri. Untuk itu dengan adanya UUPPLH memberikan peluang kepada setiap orang untuk mengajukan gugatan tata usaha negara kepada pejabat pemerintah yang berwenang.

(6)

(negosiasi, mediasi, dan arbitrase) yang dipilih dinyatakan tidak berhasil. Gugatan perdata dilakukan berdasarkan konsep perbuatan melawan hukum yang menimbulkan kerugian pada orang lain atau lingkungan hidup. Bentuk sanksi hukum perdata yang dapat dimintakan dalam gugatan adalah ganti kerugian dan tindakan tertentu. Gugatan perdata sebagai sarana penegakan hukum dqapat diajukan oleh warga masyarakat dan juga pemerintah.

Sesuai dengan uraian diatas maka kasus pencemaran udara yang disebabkan oleh asap Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Tambaklorok, Semarang Utara dapat digugat secara administrasi dan perdata. Secara administrasi bisa saja dicabut izin lingkungannya. Sedangkan secara perdata kasus tersebut merupakan perbuatan melawan hukum, karena menyebabkan kerugian yaitu pecahnya kaca warga akibat pembangunan industri tersebut. Selain itu juga mengakibatkan terganggunya saluran pernapasan dan batuk-batuk warga bisa menuntut untuk ganti rugi pengganti biaya kaca yang rusak, dan juga biaya pengobatan. Dampak lain adalah rusaknya lingkungan hidup, yaitu layunya tumbuhan yang berada di sekitar kawasn industri PLTU.

Selain harus membayar ganti rugi, pencemar atau perusak lingkungan hidup dapat pula dibebani oleh hakim untuk melakukan tindakan tertentu, misalnya perintah untuk:

a. Memasang atau memperbaiki unit pengelolaan limbah sehingga limbah sesuai dengan baku mutu lingkungan hidup

b. Memulihkan fungsi lingkungan hidup

c. Menghilangkan atau memusnahkan penyebab timbulnya pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup

UJI SYARAT

SYARAT KUMULATIF

1. Adanya pencemaran udara yang disebabkan oleh asap pabrik 2. Pabrik harus mempunyai instalasi pengelelohan limbah asap

3. Pencemaran udara yang tidak hanya mencemari udara juga mengganggu aktifitas dan merusak ekosistem lingkungan hidup sekitar kawasan pabrik 4. Adanya kerugian yang ditimbulkan dari industri PLTU tersebut.

SYARAT ALTERNATIF

1. Perlu adanya teguran terhadap pihak pabrik terhadap pencemaran udara 2. Warga sekitar dihimbau menggunakn masker saat melintasi daerah

sekitar pabrik

3. Apabila teguran tidak dihiraukan perlu pencabutan izin usaha

4. Tidak hanya perusahaan melainkan seluruh masyarakat berpartisipasi dalam menanggulangi pencemaran udara tersebut.

KESIMPULAN

(7)

pabrik beruapa asap. Pencemaran udara akibat asap pabrik sangat berbahaya bagi kehidupan manusia, tumbuhan, hewan semua komponen alam di lingkungan sekitar. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pencemaran udara, yaitu faktor alamiah dan faktor ulah tangan manusia. Tetapi dalam kenyataannya banyak pencemaran udara yang terjadi pada saat ini diakibatkan oeh ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab dengan semua perbuatannya tersebut. Tanpa memperhatikan akibat dari perbuatannya terhadap lingkungan beserta komponen yang ada di dalamnya, mereka tidak peduli.

Hal itu disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dan kelestarian lingkungan bagi berlangsungnya kehidupan. Pencemaran udara sangat berbahaya bagi kehidupan komponen yang ada di lingkungan. Dimana udara adalah salah satu sumber kehidupan seluruh makhluk hidup. Ada beberapa cara untuk menanggulangi pencemaran udara oleh asap pabrik salah satunya adalah melakukan penyaringan asap atau limbah yang dikeluarkan langsung oleh pabrik menuju ke lingkungan. Hal itu bertujuan agar zat beracun yang dikeluarkan bersamaan dengan asap tidak akan menuju langsung ke lingkungan, tetapi di saring dulu oleh penyaring tersebut, agar tidak berbahaya bagi lingkungan.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

1. Budiyono,Afif.2001.Pencemran Udara:Dampak Pencemaran Udara Terhadap Lingkungan.Vol.2,No.1:21

2. Ramadi,Takdir.2011.Hukum Lingkungan Indonesia.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.

3. N.H.T Siahaan.2009.Hukum Lingkungan.Jakarta.Pancuran Alam.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kreativitas dan inovasi terhadap minat beli konsumen Lopian Kafe Kopi.. Jenis data yang digunakan dalam

Winarsih, Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca, Menulis dan Berhitung (Calistung)pada peserta didik kelas 1 SD Negeri Jatiroto, Wonoasri, Purwosari, Girimulyo,

Terhadap suatu negara yang akan atau telah menyempurnakan kodifikasi atau undang-undang hukum pidananya, tidak secara mutlak harus mencantumkan lagi hukum

Transparansi Mata Kuliah Transparansi Mata Kuliah. SEJARAH KEBUDAYAAN INDONESIA SEJARAH

Terutama masalah yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti salah satunya di Kecamatan Rangsang Pesisir dalam ketimpangan distribusi sumber daya tenaga pendidik menjadi

sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan dengan masyarakat untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru yang akan mempengaruhi perkembangan kegiatan ekonomi

Kegiatan belajar yang tumbuh dari dorongan dan kebutuhan misalnya, sesorang siswa ingin mendapatkan sebuah pujian maka ia berusaha mendapatkan nilai yang lebih

Pengertian akuntansi menurut Hansen dan Mowen (2012:229) adalah “alat fundamental untuk pengendalian manajemen dan ditentukan melalui empat elemen penting, yaitu