• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil magang kuliah kerja lapang (KKL)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Hasil magang kuliah kerja lapang (KKL)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kuliah kerja lapang (KKL) merupakan bagian dari kurikulum yang harus dilaksanakan mahasiswa khususnya bagi yang mengambil sarjana yang kegiatannya merupakan pengabdian mahasiswa terhadap nasyarakat. KKL adalah penerapan dari seluruh mata kuliah yang telah di dapat dalam perkuliahan terhadap aktifitas kegiatan yang nyata. Dalam kegiatan penelitian, mahasiswa diajak untuk menyesuaikan antara teori, penerapan serta menelaah potensi dari kelemahan yang ditemui dalam instansi serta merumuskannya sebagai kegiatan pengabdian.

Melalui KKL mahasiswa dapat menerapkan ilmu, teknologi, dan seni dalam memecahkan dan menanggulangi masalah-masalah yang terjadi. Saat ini perkembangan dan teknologi semakin maju, hal tersebut menuntut adanya sumber daya manusia yang memiliki kualitas, kecakapan, dan kemampuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang dimilikinya untuk mampu bersaing, khusunya memasuki era globalisasi.

(2)

Dengan demikian Kuliah Kerja Lapang (KKL) adalah langkah awal bagi mahasiswa untuk mengembangkan dan mengaplikasikan mata kuliah yang telah diperoleh dibangku perkuliahan.,agar kegitan tersebut dapat menjadi sarana guna membandingkan teori dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Dunia kerja kini semakin kompetitif, sistem rekruitmen makin ketat dan menuntut untuk memenuhi kebutuhan akan Sumber

Daya Manusia (SDM) yang berkompeten.

Kuliah Kerja Lapang (KKL) merupakan suatu wadah untuk memberikan pengalaman kepada kepada mahasiswa(i) dapat berpartisipasi langsung dalam pelaksanaan pembangunan yang memiliki relevansi dengan bidang pendidikan yang dimilikinya.

Kegiatan ini diharapkan dapat mengembangkan berbagai potensi dari berbagai macam sumber daya manusia yang tersedia sebagai langkah awal untuk memperoleh pengalaman kerja di suatu instansi.

Berdasarkan hal tersebut diatas penulis memilih melaksanakan kegiatan magang pada Kementerian Kehutanan Balai Pemantauan dan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XV Makassar yang terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan Km 9 Ujung Pandang . Di mana kegiatan magang berlangsung dari tanggal 03 November s.d. 31 Desember 2014.

B. Temuan

(3)

standarisasi pekerjaan, sebaiknya dikualifikasikan untuk tingkat sarjana sederajat serta yang memiliki dedikasi yang tinggi. Dalam hal ini sangat mempengaruhi kualitas pekerjaan pegawai.

C. Tujuan dan Kegunaan Magang 1. Tujuan Pelaksanaan Magang

a. Untuk memperkenalkan mahasiswa pada lingkungan kerja sesungguhnya sehingga mahasiswa dapat dikatakan memperoleh pengalaman kerja seperti yang telah penulis lakukan pada kantor Kementerian Kehutanan Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XV Makassar

b. Untuk memperoleh tambahan pengetahuan serta wawasan yang luas yang tidak didapatkan atau tidak diberikan pada saat perkuliahan sehingga dapat dijadikan sebagai pengetahuan tambahan.

c. Untuk membentuk kepribadian mahasiswa yang kokoh sehingga sadar akan tugas, tanggungjawab, dan kewajibannya. d. Untuk memperoleh pengetahuan melalui keterlibatannya secara

langsung dalam melakukan pekerjaan pada instansi/perusahaan.

(4)

f. Untuk memperlihatkan secara langsung kepada mahasiswa tentang perilaku karyawan/pegawai,kemungkinan kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam dunia kerja, guna mempersiapkan strategi dan langkah- langkah yang ditempuh untuk menghadapinya.

g. untuk menyiapkan sumber daya manusia sesuai tuntutan zaman dalam era abad informasi dan teknologi

2. Kegunaan Pelaksanaan Magang a. Bagi Perusahaan

1) Membantu ikut serta dalam kegiatan di Balai Pemantauan dan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XV Makassar. 2) Membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang

dihadapi oleh di Balai Pemantauan dan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XV Makassar.

3) Membantu pekerjaan pegawai Balai Pemantauan dan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XV Makassar dalam menjalankan tugasnya.

b. Bagi Penulis

1) Menambah bekal ilmu pengetahuan dan wawasan serta kemampuan untuk menghadapi dunia kerja nantinya.

(5)

3) Perguruan tinggi dapat memberikan manfaat pada institusi mitra dengan menjadi jembatan dengan institusi lainnya, misalnya antara UMKM dengan bank atau pemerinta.: 4) Menambah bekal ilmu pengetahuan dan wawasan

mengenai penerapan administrasi serta menambah kemampuan penulis dalam memahami keberadaan dunia kerja.

5) Mendapat pengalaman mengenai cara berinteraksi di lingkungan kerja.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Balai Pemantauan dan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XV Makassar

1. Riwayat Pendirian

Balai Pemantauan dan Pemanfaatan Hutan Produksi dibentuk pada tahun 1984 oleh Menteri Kehutanan Republik Indonesia yang mengeluarkan Keputusan Nomor 101/Kpts-II/1984 tanggal 12 Mei 1984 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Informasi dan Sertifikasi Hasil Hutan yang kemudian disingkat BISHH.

Diseluruh Indonesia BISHH dibagi atas sepuluh (10) wilayah yang letaknya tersebar dibeberapa daerah.Balai Informasi dan Sertifikasi Hasil Hutan (BISHH) adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan.

Kemudian berdasar Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 147/Kpts-II/1991 tanggal 13 Maret 1991, maka Balai Informasi dan Sertifikasi Hasil Hutan (BISHH) berubah menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kantor Wilayah Departemen Kehutanan dimana BISHH tersebut berkedudukan.

(7)

Kepala Kantor Wilayah Departemen Kehutanan dimana Balai Informasi dan Sertifikasi Hasil Hutan (BISHH) berkedudukan. Balai Informasi dan Sertifikasi Hasil Hutan (BISHH) mempunyai tugas memberikan informasi dan bimbingan teknis serta melakukan pengujian, pengawasan dan sertifikasi hasil hutan.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut BISHH mempunyai fungsi yaitu memberikan informasi dan bimbingan teknis pengujian, melakukan sertifikasi hasil hutan, melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas penguji dan menilai hasil pengujian serta melakukan pengujian hasil hutan.

Selanjutnya,Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 149/Kpts-II/99 tanggal 22 Maret 1999, Unit Pelaksana Teknis Kantor Wilayah Departemen Kehutanan berubah menjadi Balai Eksploitasi Hutan dan Penhujian Hasil Hutan (BEHPHH) serta Loka Eksploitasi Hutan dan Pengujian Hasil Hutan (LEHPHH).

BEHPHH ini diharapkan dapat meningkatkan pengelolaan dan mengakomodasi kegiatan di bidang pengusahaan hutan. Kemudian berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 6341/Kpts-II/2002 tanggal 17 Agustus 2002, Balai Eksploitasi Hutan dan Pengujian Hasil Hutan dan Loka Eksploitasi Hutan dan Pengujian Hasil Hutan berubah lagi menjadi Balai Sertifikasi Penguji Hasil Hutan (BSPHH).

(8)

Organisasi dan Tata Kerja Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi, Balai Sertifikasi Penguji Hasil Hutan berubah menjadi Balai Pemantauan dan Pemanfaatan Hutan Produksi yang dibagi menjadi beberapa wilayah. Salah satunya adalah BPPHP Wilayaj XV Makassar dengan wilayah kerjanya di Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara.

2. Tugas Pokok dan Fungsi a. Tugas BPPHP

Melaksanakan sertifikasi tenaga teknis bidang Bina Produksi Kehutanan, penilaian sarana dan metode pemanfaatan hutan produksi serta pengembangan informasi, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pemanfaatan hutan produksi lestari

b. Fungsi BPPHP

1) Penyusunan rencana, program dan evaluasi pelaksanaan tugas pokok Balai,

2) Penilaian kerja dan pengembangan profesi tenaga teknis bidang Bina Produksi Kehutanan.

3) Penyiapan tenaga teknis bidang Bina Produksi Kehutanan dan penyiapan rekomemdasi pemberian izin operasional teknis fungsional.

(9)

5) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja usaha pemanfaatan hutan produksi jangka panjang, dan dokumen peredaran hasil hutan.

6) Pelaksanaan pengembangan informasi pemanfaatan hutan produksi lestari.

7) pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga 3. Visi dan Misi

a. Visi

Terwujudnya personil yang berkualifikasi dalam jumlah yang dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kualitas pengukuran dan pengujian hasil hutan serta optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan hasil hutan serta iuran kehutanan guna tercapainya pengelolaan hutan produksi lestari.

b. Misi

Untuk mewujudkan visi tersebug, Balai Pemantauan dan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayaj XV Makassar menetapkan misi sebagai berikut :

1) Tercapainya personil yang berkualitas.

2) Meningkatkan profesionalisme tenaga teknis bidang Bina Produksi Kehutananm

(10)

4) Mengembangkan metode pengujian hasil hutan dan sistem pengelolaan hutan produksi lestari.

5) Mewujudkan sistem informasi pengujian hasil hutan dan pengelolaan hutan produksi lestari

B. Struktur Organisasi

1. Struktur Organisasi Kantor Kementerian Balai Pemantauan dan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XV Makassar.

(11)

Gambar I. Struktur Oranisasi BPPHP Wilayah XV Makassar Seksi Pemantauan dan

Evaluasi Hutan Produksi

Subbagian Tata Usaha Kepala Balai

Seksi Sertifikasi Tenaga

Teknis

(12)

a. Kepala Balai

Pemimpin langsung dalam Kantor Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XV Makassar

b. Subbagian Tata Usaha

1) Membantu kepala balai dalam memimpin pelaksanaan tugas.

2) Mewakili Kepala Balai apabila berhalangan hadir

3) Melakukan penyusunan rencana dan program, urusan kepegawaian, keuangan, tata persuratan, perlengkapan, dan rumah tangga serta penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Balai.

c. Seksi Sertifikasi Tenaga Teknis

1) Melakukan pengembangan profesi tenaga teknis bidang bina produksi kehutanan

2) Penyiapan tenaga teknis bidang bina produksi kehutanan dan rekomendasi pemberian ijin operasional teknis fungsional

3) Memberikan perpanjangan atau usul pencabutan izin operasional teknis fungsional

d. Seksi Pemantauan dan Evaluasi Hutan Produksi

(13)

2) Menyiapkan bahan penilaian kinerja

3) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja usaha pemanfaatan hutan produksi jangka panjang

4) Membuat rencana pemenuhan bahan baku industri. e. Kelompok Jabatan Fungsional

1) Terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagai dalam berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya

2) Masing-masing kelompok jabatan fungsional dikoordinir oleh seoranh tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh kepala balai. Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan tenaga kerja

C. Pembahasan Temuan dan Solusi

D. Masalah di Instansi Tempat KKL

Adapun masalah yang dihadapi selama mengikuti Kuliah Kerja Lapang (KKL) pada kantor Balai Pemantauan dan Pemanfaatan Hutan Produksi Wilayah XV Makassar, antara lain : a. Tidak digunakannya fasilitas komputer secara maksimal, dimana masih banyak pekerjaan yang dikerjakan secara manual dan berulang-ulang.

(14)

Makassar,sehingga kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh peserta KKN merupakan kegiatan rutin di Ballai Pemantauan dan Pemanfaatan Hutan Produksi wilayaj XV Makassar. d. Pembagian kerja yang tidak merata pada pegawai e. Penyelesaian pekerjaan yang butuh waktu lama.

2. Solusi Pemecahan Masalah

a.dari permasalahan pada point pertama,

BAB III KESIMPULAN

A. Kesimpulan

1. Peran PT Askrindo, yaitu memberikan jaminan kepada pemilik proyek/Obligee/Bouwheer atau Bank terhadap kerugian yang timbul akibat tidak terselesaikannya kewajiban pelaksana proyek/ principal atas suatu proyek dalam batas waktu yang telah

ditentukan.

2. Askrindo akan melakukan pembayaran klaim bilamana Principal cidera janji (wanprestasi/Default) atas pekerjaan yang harus diselesaikan sebagaimana batas waktu yang telah disepakati/ diperjanjikan dengan pemilik Proyek/Obligee/Bouwheer.

(15)

1. Bertindak tegas pada setiap principal dan menetapkan jangka waktu dan batas waktu pengambilan sertifikat jaminan yang telah dipesan, agar tidak terjadi penumpukan polis jaminan dan kwitansi yang belum diambil dan belum dibayar.

Referensi

Dokumen terkait

Usia tiga tahun awal kehidupan adalah masa paling penting bagi perkembangan kognitif adaptif bayi. Menurut Piaget perkembangan kognitif terutama sensorimotor terjadi

Judul Tugas Akhir: PEMBANGUNAN CHARACTER BACKGROUND PADA KARAKTER UTAMA DALAM PENULISAN SCRIPT FILM PANJANG AARON dengan ini menyatakan bahwa, laporan dan karya Tugas Akhir ini

Sebagain standar pemanfaatan alat bantu untuk layanan disabilitas fisik di Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BRSPDF) Wirajaya belum sesuai dengan

Bisa, dengan memilih metode pembayaran 'ATM' Anda dapat melakukan transfer pembayaran melalui mesin ATM dari sekitar 100 Bank di seluruh Indonesia yang tergabung dalam jaringan

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan rasio Si/Al yang berkaitan dengan dealuminasi dalam proses pengasaman dengan menggunakan konsentrasi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan estimasi kesalahan metode estimasi waktu perjalanan antara linear model dan instantaneous model

121 masyarakat yang optimal maka sasaran utama IbM di lakukan pada dua kelompok tani sebagai Mitra-IbM yaitu Kelompok Tani Ikan Batang Kandis Jaya dan Kelompok Tani Sawah Laweh yang

Dengan mengaitkan sifat asli si pembicara dan percobaan mengurangi rasa sakitnya dengan biografi Kurt Cobain, dapat disimpulkan bahwa lirik “ Smells Like Teen Spirit ”