SKRIPSI
ANALISIS MINAT MENABUNG MASYARAKAT PADA BANK MUAMALAT DI KOTA KISARAN
OLEH:
DITA PERTIWI 080501008
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana faktor pelayanan baik pelayanan sarana maupun transaksi, faktor keyakinan serta lokasi yang mendorong masyarakat untuk menabung pada Bank Muamalat di Kota Kisaran serta faktor yang lebih dominan mendorong masyarakat untuk menjadi nasabah.
Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan dari responden yang terpilih yaitu masyarakat Kisaran yang menabung di Bank Muamalat Kota Kisaran dengan cara memberikan daftar pertanyaan (kuesioner) yang dijawab oleh 100 responden yang diambil secara acak. Data sekunder didapat dari pihak Bank Muamalat Indonesia, buku, internet dan media lainnya. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan bentuk analisis seperti grafik, tabulasi silang, tabel, dan frekuensi.
Hasil yang diperoleh bahwa faktor keyakinan merupakan faktor yang lebih dominan mendorong masyarakat untuk menabung di Bank Muamalat Indonesia Kisaran.
ABSTRACT
The purpose of this research is to know how far service in medium and transaction. As well as the factor of trust and location that influence the people to save their money in Bank Muamalat Kisaran. The second purpose is to know what factor is dominant to push the people to become customers.
The data used is primary data and secondary data. The primary data is collected from the chosen respondent in Kisaran who save their money at Bank Muamalat in Kisaran. The questionnaire is answered by 100 respondents that chosen randomly. The secondary one are obtained from Bank Muamalat Indonesia documents, website and other media. The analysis method is descriptive supported using grafic, crossing tabulation, table and frequency.
The result indicates customers decide to save because of trust factors relatively dominant in Bank Muamalat Indonesia Kisaran.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Analisis Minat
Menabung Masyarakat Pada Bank Muamalat di Kota Kisaran”.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu tanggung jawab penulis untuk
melengkapi sebagian persyaratan untuk menyelesaikan perkuliahan di jenjang studi
strata-1 dalam rangka meraih gelar Sarjana Ekonomi (SE) Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil dalam penyusunan
skripsi ini, yaitu kepada :
1. Orang tua tercinta penulis, Ayahanda Ramli SP.d dan Ibunda Ratnawati yang
senantiasa memberikan kasih sayang, doa, dukungan moril maupun materil,
kepada Adik saya Muhamad Adika Nugraha, yang telah memberikan doa dan
dukungan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec dan Bapak Drs. Syahrir Hakim
Nasution, M.Si selaku Ketua Departemen dan Sekretaris Departemen
4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si
selaku Ketua Program Studi dan sekretaris Program Studi S1 Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Haroni Doli Hamoraon, SE, M.Si selaku dosen pembimbing penulis
yang telah membimbing penulis, memberikan saran, pengarahan,
petunjuk-petunjuk, dan masukan yang sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku dosen pembaca penilai yang
telah memberikan kritik, saran dan masukan bagi penulis dalam penyusunan
skripsi ini.
7. Ibu Dra. Raina Linda Sari, M.Si selaku Dosen Wali yang telah memberikan
saran dan masukan selama perkuliahan.
8. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar Departemen Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu
yang bermanfaat bagi penulis.
9. Seluruh Staff dan Karyawan Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis dalam
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna karena
keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu penulis mohon kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan skripsi ini. Penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat semua pembaca.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Medan, Agustus 2012
Penulis
DAFTAR ISI
2.3. Perbedaan Bank Konvensional dengan Bank Syariah …….. 20
2.4. Proses Keputusan Pembelian ………. 21
2.5. Minat ……….. 24
2.6. Nasabah ……….. 24
2.7. Kerangka Konseptual ………. 24
2.8. Penelitian Terdahulu ……….. 25
2.9. Hipotesis ………. 26
BAB III METODE PENELITIAN ………. 27
3.1. Jenis Penelitian ………... 27
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ………. 27
3.3. Batasan Operasional ……… 27
3.4 . Defenisi Operasional ……….. 27
3.5. Populasi dan Sampel Penelitian ……….. 28
3.6. Jenis Data ……… 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……… 31
4.1. Gambaran Umum Bank Muamalat Indonesia ……….. 31
4.1.1. Sejarah Bank Muamalat Indonesia ………. 31
4.1.6.Struktur Organisasi Bank Muamalat di Kota Kisaran………. 41
4.2. Profil Responden ……… 41
4.2.1. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………. 42
4.2.2. Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan … 43 4.2.3. Data Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ……... 44
4.2.4. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pekkerjaan……… 45
4.2.5. Data Responden Berdasarkan Lama Menjadi Nasabah di Bank Muamalat ……… 47
4.3. Penyajian Data dan Analisis Deskriptif Data ………. 48
4.3.1. Keputusan Menabung ……….. 49
4.3.2. Pelayanan ………. 50
4.3.2.1 Pelayanan (sarana,alat, dan kelengkapan dalam bertransaksi) ………. 51
4.3.2.2. Pelayanan (bertransaksi) ………... 52
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Hal
2.1 Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil ……… 19 2.2 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional………. 20 4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……… 42 4.2 Data Responden Berdasarkkan Tingkat Pendidikan …………. 43 4.3 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pekerjaan ………. 44 4.4 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pekerjaan … 46 4.5 Data Responden Berdasarkan Lama Menjadi Nasabah ……… 47 4.6 Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Menabung ……. 49 4.7 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pelayanan
(sarana, alat dan kelengkapan dalam bertransaksi) …………... 51 4.8 Tanggapan Responden terhadap Pelayanan di Bank
Muamalat Kisaran………... 53
DAFTAR GAMBAR
No.Gambar Judul Hal.
2.1 Kerangka Konseptual faktor- faktor yang mempengaruhi
minat menabung………. 25 4.1 Struktur organisasi Bank Muamalat Cabang Kisaran ………….. 41 4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……….. 43 4.2 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan……….. 44 4.3 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ……….. 45 4.4 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pekerjaan …. 47 4.5 Data Responden Berdasarkan Lama Menjadi Nasabah………... 48 4.6 tanggapan Responden Terhadap Keputusan Menabung ………. 50 4.7 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pelayanan
(sarana, alat dan kelengkapan dalam bertransaksi……… 52 4.8 Tanggapan Responden terhadap Pelayanan di Bank
DAFTAR SINGKATAN
TNI = Tentara Nasional Indonesia TS = Tidak Setuju
USD = United State Dollar US = United State
UU = Undang- Undang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana faktor pelayanan baik pelayanan sarana maupun transaksi, faktor keyakinan serta lokasi yang mendorong masyarakat untuk menabung pada Bank Muamalat di Kota Kisaran serta faktor yang lebih dominan mendorong masyarakat untuk menjadi nasabah.
Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer dikumpulkan dari responden yang terpilih yaitu masyarakat Kisaran yang menabung di Bank Muamalat Kota Kisaran dengan cara memberikan daftar pertanyaan (kuesioner) yang dijawab oleh 100 responden yang diambil secara acak. Data sekunder didapat dari pihak Bank Muamalat Indonesia, buku, internet dan media lainnya. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan bentuk analisis seperti grafik, tabulasi silang, tabel, dan frekuensi.
Hasil yang diperoleh bahwa faktor keyakinan merupakan faktor yang lebih dominan mendorong masyarakat untuk menabung di Bank Muamalat Indonesia Kisaran.
ABSTRACT
The purpose of this research is to know how far service in medium and transaction. As well as the factor of trust and location that influence the people to save their money in Bank Muamalat Kisaran. The second purpose is to know what factor is dominant to push the people to become customers.
The data used is primary data and secondary data. The primary data is collected from the chosen respondent in Kisaran who save their money at Bank Muamalat in Kisaran. The questionnaire is answered by 100 respondents that chosen randomly. The secondary one are obtained from Bank Muamalat Indonesia documents, website and other media. The analysis method is descriptive supported using grafic, crossing tabulation, table and frequency.
The result indicates customers decide to save because of trust factors relatively dominant in Bank Muamalat Indonesia Kisaran.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Kegiatan perekonomian suatu negara selalu berkaitan dengan lalu
lintas pembayaran uang, dimana industri perbankan mempunyai peranan
yang sangat strategis, yakni sebagai urat nadi sistem perekonomian.
Kegiatan pokok bank yaitu menghimppun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentu modal usaha atau
jenis pinjaman lainnya. Dengan kata lain, baik perbankan konvensional
maupun perbankan syariah mempunyai fungsi sebagai intermediary service,
dimana peran tersebut hanya dilaksanakan jika perbankan beroperasi dalam
keadaan sehat dan dalam lingkungan bisnis yang kondusif.
Perbankan syariah menunjukkan kinerja dan kontribusi yang
signifikan untuk industri perbankan, kinerja ini semakin nyata ketika krisis
ekonomi melanda Indonesia. Ketika perbankan konvensional banyak yang
terpuruk, perbankan syariah relatif menunjukkan perkembangan. Pelaksanaan
likuiditas terhadap 16 Bank swasta nasional pada bulan Oktober 1997
menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat terhadap industri perbankan
nasional.
Perbankan konvensional dengan sistem bunganya dalam beberapa hal
terbukti gagal dalam membawa perekonomian Indonesia kea rah yang lebih
oleh sistem bunga yang diterapkan pada bank konvensional terhadapp inflasi,
investasi, produksi, pengangguran, dan kemiskinan hingga memporak-
porandakan hampir semua aspek sendi kehidupan ekonomi dan sosial politik,
sedangkan pada bank syariah sistem bagi hasil pada akhir tahun (bukan sistem
bunga seperti yang dilakukan pada bank konvensional). Return yang diberikan
kepada nasabah pemilik dana ternyata lebih tinggi dari pada bunga yang
diberikan oleh bank konvensional. Itulah alasan yang menjadikan bank
syariah tetap kokoh dan tidak terpengaruh oleh krisis yang terjadi (Amir
Rukmana, 2010 : 6)
Bank syariah di Indonesia didirikan karena keinginan masyarakat terutama
masyarakat yang beragama islam yang berpandangan bunga merupakan hal yang
haram, hal ini lebih diperkuat lagi dengan pendapat para ulama yang ada di Indonesia
yang diwakili oleh fatwa MUI nomor 1 tahun 2004 tentang bunga yang intinya
mengharamkan bunga bank yang didalamnya terdapat unsur – unsur riba.
Eksistensi perkembangan perbankan syariah telah menimbulkan berbagai
perbedaan yang signifikan terutama dalam hal penentuan harga dan imbalan atas
penggunaan dana. Perbankan syariah merupakan suatu lembaga intermediasi yang
menyediakan jasa keuangan bagi masyarakat dimana seluruh aktivitasnya dijalankan
berdasarkan etika dan prinsip- prinsip Islam sehingga bebas dari unsur riba (bunga),
bebas dari kegiatan spekulatif non- produktif seperti perjudian (maysir), bebas dari
hanya membiayai usaha- usaha yang halal. Dalam operasinya, bank syariah
memberikan dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah jual-beli dan bagi
hasil sehingga bank ini sering juga dipersamakan dengan bank tanpa bunga
(Lubis,2010 : 101)
Meskipun mayoritas penduduk Indonesia adalah kaum muslim, tetapi
pengembangan produk syariah berjalan lambat dan belum berkembang sebagaimana
halnya bank konvensional. Keberadaan bank syariah maupun bank konvensional
secara umum memiliki fungsi strategis sebagai lembaga intermediasi dan
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran namun karakteristik dari kedua bank
tersebut dapat mempengaruhi calon nasabah dalam menentukan pilihan mereka
terhadap kedua bank tersebut.
Dari kondisi inilah Bank Syariah mulai dikembangkan sejak diberlakukannya
Undang – Undang No.10 tahun 1998 tentang perbankan yang mengatur bank syariah
secara cukup jelas dan kuat dari segi kelembagaan dan operasionalnya, yang
kemudian diperbaharui dengan UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia dan
UU No. 3 Tahun 2004. Dengan demikian, perkembangan lembaga keuangan yang
menggunakan prisip syariah dimulai tahun 1992, yang diawali dengan berdirinya
Bank Muamalat Indonesia (BMI) sebagai bank yang menggunakan prinsip syariah
pertama di Indonesia. Bank syariah adalah salah satu alternatif bank yang dianggap
aman oleh masyarakat untuk menyimpan dananya. Hal ini ditunjukkan dengan hasil
180 juta umat islam tidak mau menabung di bank konvensional. Dengan perincian 60
juta orang tidak mempermasalahkan, 60 juta orang ragu – ragu, 60 juta orang tidak
mau sama sekali (Media Indonesia,29 Juli 1999).
Kota Kisaran merupakan ibukota kabupaten (IKAB) dari kabupaten Asahan
propinsi Sumatera Utara. Batas – batas administrasi Kisaran yaitu
1. Sebelah Utara : Kecamatan Air Joman
2. Sebelah Selatan : Kecamatan Air Batu
3. Sebelah Timur : Kecamatan Simpangempat
4. Sebelah Barat : Kabupaten Simalungun
Penduduk merupakan aset daerah, karena merupakan subyek sekaligus
obyek dari pembangunan. Oleh karenanya faktor penduduk berkompetensi
untuk ditinjau sehubungan dengan pembangunan suatu daerah, demi
terwujudnya pembangunannya. Jumlah penduduk Kota Kisaran adalah
sebesar 118.750 jiwa. (sumber: Data Prasarana dan Sarana Kota).
Kota Kisaran merupakan salah satu kota yang strategis dan berpotensi
untuk pengembangan bisnis perbankan. Pada tahun 2010 Bank Muamalat
mulai tumbuh di Kota Kisaran perkembangan perbankan syariah semakin
berkembang hingga sekarang tahun 2012.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah yang dapat diambil
sebagai dasar dalam penelitian ini adalah :
1. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi minat nasabah dalam
memutuskan menabung di Bank Muamalat cabang Kisaran ?
2. Faktor – faktor minat manakah yang dominan pengaruhnya dalam
memutuskan menabung di Bank Muamalat cabang Kisaran ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh minat masyarakat dalam memutuskan
menabung pada Bank Muamalat di Kota Kisaran
2. Untuk mengetahui faktor – faktor apa yang dominan pengaruhnya untuk
memutuskan menabung pada Bank Muamalat di Kota Kisaran.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang penulis harapkan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan menjadi masukan pemikiran dan input yang
2. Bagi mahasiswa
Sebagai referensi dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan
perbankan syariah di masa yang akan datang.
3. Bagi penulis
Penelitian ini merupakan kesempatan untuk menambah wawasan dan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ruang Lingkup Bank
2.1.1. Defenisi Bank
Bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan
yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa
bank lainnya ( Kasmir, 2003;11)
Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan perusahaan
yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha perbankan selalu
berkaitan masalah bidang keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha
perbankan meliputi tiga kegiatan utama yaitu :
1. Menghimpun dana
2. Menyalurkan dana
3. Memberikan jasa bank lainnya
Kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana merupakan kegiatan
pokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa – jasa bank lainnya
hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan diatas.
Menghimpun dana adalah mengumpulkan atau mencari dana (uang)
dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro,
tabungan dan deposito. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh
menanamkan dananya. Sedangkan menyalurkan dana adalah melemparkan
kembali dana yang diperoleh lewat simpanan giro, tabungan dan deposito ke
masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit) bagi bank yang berdasarkan
prinsip konvensional atau pembiayaan bagi bank yang berdasarkan prinsip
syariah ( Kasmir, 2003;13)
2.1.2 Jenis – jenis Bank
1. Jenis Bank Menurut Kepemilikannya
Kepemilikan bank dapat dilihat dari penguasaan saham dan juga akta
pendirian bank tersebut. Dalam hal ini bank – bank yang ada dibedakan
menjadi:
a. Bank Milik Pemerintah
Bank Milik Pemerintah adalah jenis bank dimana akta pendirian
dan modal bank tersebut adalah milik pemerintah sehingga semua
keuntungan yang diperoleh dari operasinya akan menjadi milik
pemerintah, misalnya Bank Negara Indonesia 46 (BNI 46)
b. Bank Milik Pemerintah Daerah
Bank Milik Pemerintah Daerah adalah jenis bank dimana
pemiliknya adalah pemerintah daerah tertentu, misalnya BPD Sumatera
Utara
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta
nasional serta akta pendiriannya pun didirikan oleh pihak swasta,
begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.
Contoh bank milik swasta nasional adalah Bank Muamalat.
d. Bank Milik Asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri,
baik milik swasta asing maupun milik pemerintah asing,
kepemilikannya pun dimiliki oleh pihak luar negeri. Contoh bank asing
adalah American Express Bank.
e. Bank Milik Koperasi
Bank Milik Koperasi adalah jenis bank yang dimana saham-
sahamnya dimiliki perusahaan yang berbadan hokum koperasi,
misalnya Bank Umum Koperasi Indonesia.
f. Bank Milik Campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan
pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas
dippegang oleh warga negara Indonesia. Contoh bank milik campuran
adalah Sumitomo Niaga Bank.
2. Jenis Bank Menurut Kegiatannya
Jenis bank menurut kegiatannya dapat dibedakan menjadi dua jenis
a. Bank Umum
Bank umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan
usahanya baik secara konvensional maupun berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatan usahanya memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran
b. Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
3. Jenis Bank Menurut Target Pasar
Salah satu pelayanan bank dapat ditinjau berdasarkan target pasar
yang menjadi sasaran. Bedasarkan target pasar, bank – bank yang ada
dibagi kepada:
a. Retail Bank
Retail Bank Merupakan bank yang kegiatannya memberikan
pelayanan dan transaksi kepada nasabah – nasabah yang berskala
kecil. Retail Bank memberikan jasa pinjaman kredit tidak lebih dari
Rp.20 Milyar.
Corporate bank adalah bank yang memberikan pelayanan dan
transaksi kepada nasabah yang berskala besar, biasanya berbentuk
korporasi. Namun, dalam hal ini tidak berarti semua nasabah wajib
berbentuk perusahaan.
c. Retail Corporate Bank
Retail Corporate Bank adalah bank yang memberikan pelayanan
kepada kelompok retail dan juga perusahaan- perusahaan besar. Jenis
bank ini memberikan pelayanan kepada semua jenis nasabah baik
nasabah besar maupun nasabah kecil.
4. Jenis Bank Menurut Prinsip Operasinya
Jenis bank menurut prinsip operasinya dapat dibedakan menjadi :
a. Bank Berdasarkan Prinsip Konvensional
Bank berdasarkan prinsip konvensional merupakan bank- bank
yang beroperasi dengan menggunakan sistem bunga dan fee based
untuk mendapatkan keuntungan yang diharapkan. Dalam hal ini pihak
bank akan membebankan sejumlah bunga atau fee kepada para
nasabah sebagai harga terhadap produk atau jasa yang digunakan.
Demikian juga sebaiknya, pihak perbankan akan memberikan
sejumlah imbalan bunga terhadap berbagai jenis simpanan yang
b. Bank Berdasarkan Prinsip syariah
Bank berdasarkan prinsip syariah merupakan suatu lembaga
intermediasi yang menyediakan jasa keuangan bagi masyarakat
dimana seluruh aktivitasnya dijalankan berdasarkan prinsip- prinsip
Islam sehingga bebas dari unsur riba (bunga), bebas dari kegiatan
spekulatif non produktif (maysir), bebas dari kegiatan yang
meragukan (gharar), bebas dari perkara yang tidak sah (bathil), dan
hanya membiayai usaha- usaha yang halal.
2.2. Bank Syariah
2.2.1. Pengertian Bank Syariah
Menurut UU No 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, Bank
Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip – prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri dari Bank Umum
Syariah, Unit Usaha Syariah, dan Bank Pembiayaan Syariah (Andri
Soemitra, 2009;61). Sigit Triandu dan Totok Budisantoso (2006)
mendefenisikan bank syariah bank yang dalam aktivitasnya, baik
menghimpun dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan
dan mengenakan imbalan atas dasar prinsip syariah yaitu jual beli dan bagi
hasil. Sedangkan Mudrajad Kuncoro (2002) mendefenisikan Bank Syariah
adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip – prinsip syariah Islam
Al-Hadist. Dengan mengacu kepada Al-Quran dan Al-hadist, maka bank
syariah diharapkan dapat menghindari kegiatan- kegiatan yang mengandung
unsur – unsur riba dan bertentangan dengan syariat islam.
2.2.2. Karakteristik Bank Syariah
Bank syariah bukan sekedar bank bebas bunga, tetapi juga memiliki
orientasi pencapaian keseahteraan. Secara fundamental terdapat beberapa
karakteristik bank syariah (Andri Soemitra:2009;67 ) sebagai berikut:
1. Penghapusan riba
2. Pelayanan kepentingan publik dan merealisasikan sasaran sosio-ekonomi
Islam
3. Bank syariah bersifat universal yang merupakan gabungan dari bank
komersil dan bank investasi
4. Bank syariah akan melakukan evaluasi yang lebih berhati- hati terhadap
permohonan pembiayaan yang berorientasi kepada penyertaan modal,
karena bank komersil syariah menerapkan profit and loss sharing dalam
konsinyasi, ventura, bisnis atau industri
5. Bagi hasil cendrung mempererat hubungan antara bank syariah dan
pengusaha
6. Kerangka yang dibangun dalam membantu bank mengatasi
kesulitanlikuiditasnya dengan memanfaatkan instrumen bank pasar uang
2.2.3. Tujuan Bank Syariah
Menurut Gus Irawan Direktur Utama PT. Bank Sumut, tujuan bank
syariah, sama seperti bank konvensional yaitu bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan dari kegiatan/bisnis yang dilakukan, namun bank syariah
menghindari riba dan berlandaskan syariah dari setiap aktivitas dan
produknya. Perbankan syariah tidak hanya dituntut untuk menghasilkan profit
secara komersial, namun dituntut untuk menghasilkan profit secara
komersial, namun dituntut untuk secara sungguh – sungguh menampilkan
realisasi nilai – nilai syariah.
2.2.4. Produk – Produk Bank Syariah
Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah dapat
dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu produk Penyaluran Dana (financing),
produk Penghimpunan Dana (funding), produk Jasa (service)
1. Penyalur Dana
Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar produk
pembiayaan syariah terbagi ke dalam empat kategori yang dibedakan
berdasarkan tujuan penggunaanya, yaitu :
a. Pembiayaan dengan prinsip jual beli (ba`i)
Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya
Tingkat keuntungan bank ditentukan didepan dan menjadi bagian
harga atas barang yang dijual.
• Pembiayaan Murabahah
Murabahah adalah transaksi jual beli dimana bank
menyebutkan keuntungannya. Bank bertindak sebagi penjual,
sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli
bank dari pemasok ditambah keuntuntungan (margin) • Pembiayaan Salam
Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang
diperjualbelikan belum ada. barang diserahkan secara tangguh
sementara pembayaran dilakukan tunai.
• Pembiayaan Istishna`
Produk istishna` menyerupai produk salam, tapi dalam
istishna` pembayaran dapat dilakuka oleh bank dalam beberapa kali
pembayaran.
b. Pembiayaan dengan prinsip sewa (ijarah)
Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat. Jadi pada
dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tapi
perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek
transaksinya adalah barang, pada ijarah objek transaksinya adalah jasa.
Produk pembiayaan syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil
adalah :
1. Pembiayaan Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing- masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan
dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan
2. Pembiayaan Mudharabah adalah akad kerjasama anatara dua pihak
dimana pihak pertama (shahibul mal) menyediakan seluruh modal,
sedangkan pihak lainnya menjadi peengelola.
d. Pembiayaan dengan akad pelengkap
Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, biasanya diperlukan
juga akad pelengkap. Akad pelengkap ini tidak ditujukan untuk mencari
keuntungan, tapi ditujukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan.
1. Alih Utang Piutang (Hiwalah)
Tujuan fasilitas hiwalah adalah untuk membantu supplier
mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya. Bank
mendapatkan ganti biaya atau jasa pemindahan piutang.
2. Gadai (rahn)
Tujuan akad rahn adalah untuk memberikan jaminan pembayaran
kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan
Qardh adalah pinjaman uang. Aplikasi qardh dalam perbankan
biasanya dalam empat hal, yaitu :
• Sebagai pinjaman talangan haji
• Sebagai pinjaman tunai
• Sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil
• Sebagai pinjaman kepada pengurus bank.
4. Perwakilan (Wakalah)
Wakalah adalah aplikasi perbankan terjadi apabila nasabah
memberikan kuasa kepada bank untuk mewwakili dirinya melakukan
pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan L/C, inkaso dan transfer
uang.
5. Garansi Bank (Kafalah)
Garansi bank dapat diberikan dengan tujuan untuk menjamin
pembayaran suatu kewajiban pembayaran.
2. Produk Penghimpun Dana
Perbankan syariah menghimpun dananya dalam bentuk tabungan,
deposito, dan giro. Penghimpun dana pada bank syariah dilakukan
berdasarkan prinsip Wadiah dan Mudharabah. Pada produk rekening
giro, prinsip yang diterapkan adalah prinsip wadiah, sedangkan prinsip
Wadiah dapat diartikan sebagai titipan murni dari satu pihak kepada
pihak lain, baik individu maupun badan hukum, yang harus dijaga dan
dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki (Huda-Heykal, 2010 :
87). Secara umum ada 2 macam wadiah yakni Wadiah Yad Al Amanah
dan Wadiah Yad Adh Dhamanah. Pada Wadiah Yad Al Amanah,
penerimaan titipan tidak boleh memanfaatkan harta ataupun barang yang
dititipkan oleh penitip, sedangkan pada Wadiah Yad Adh Dhamanah
penerima titipan boleh memanfaatkan harta ataupun barang yang
dititipkan oleh si penitip.
Pada prinsip wadiah, keuntungan dan kerugian dari kegiatan
penyaluran dana yang dilakukan oleh bank merupakan hak milik dan
tanggung jawab pihak bank, sedangkan pemilik dana tidak dijanjikan
imbalan dan tidak ikut menanggung resiko yang terjadi. Pihak bank dapat
memberikan bonus kepada pemilik dana sebagai suatu insentif untuk
menarik minat masyarakat dalam menyimpan dananya pada pebankan
syariah tetapi hal tersebut tidak boleh diperjanjikan dari awal.
Lain halnya dengan prinsip mudharabah. Dalam hal ini pemilik dana
dianggap sebagai shabibul maal, sementara pihak perbankan sebagai
pihak yang mengelola dana atau mudharib. Pada prinsip ini, pihak bank
dengan memberitahukan margin keuntungan tertentu (murabahah) atau
untuk kegiatan sewa (ijarah) (Lubis,2010 : 111).
3. Produk jasa
1. Sharf (jual beli valuta asing)
Produk jasa perbankan syariah lainnya adalah sharf yaitu
kegiatan pertukaran mata uang suatu negara dengan negara lain. Mata
uang yang diperjualbelikan meruppakan mata uang yang berbeda dan
harus dilakukan pada waktu yang sama (spot). Jasa ini hanya ada pada
bank yang tergolong sebagai bank devisa.
2. Ijarah (sewa)
Salah satu bentuk produk jasa yang diberikan oleh perbankan
syariah yang tergolong sebagai ijarah atau sewa adalah penyewaan
kotak simpanan (safe deposit box) yang dapat dimanfaatkan nasabah
untuk menyimpan barang- barang berharga tertentu seperti perhiasaan,
2.2.5. Perbedaan Bunga dengan Bagi Hasil Table 2.1
Perbedaan bunga dengan bagi hasil
Bunga Bagi Hasil
Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu untung
Penentuan besarnya rasio/ nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad dengan pedoman pada
kemungkinan untung rugi Besarnya persentase
berdasarkan pada jumlah uang (modal)yang dipinjamkan
Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah
Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang dijalankan. Bial usaha merugi maka kerugiaan ditanggumng bersama anatara kedua belah pihak.
Eksistenssi bunga diragukan (kalau tidak dikecam ) oleh semua agama termasuk islam
2.3. Perbedaan Bank Syariah dan Konvensional Tabel 2.2
Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Karekteristik Bank Syariah Bank Konvensional Hubungan dengan
nasabah
Kemitraan Kreditur dan Debitur
Dewan Pengawas Memiliki Dewan
Syariah Nasional
kegiatan social Pengumpul dana mendistribusikan (finance the goods and services) : Murabahah
Memberikan peluang yang sangat besar untuk sight streaming
(penyalahgunaan dana pinjaman)
Business Framework Seluruh aktivitas comply dengan syariah
Secular principles dan tidak didasarkan pada hukum agama islam Larangan riba dalam
kredit pembiayaan
Larangan riba dalam simpanan
Sistem profit and loss sharing atau revenue sharing. Bank
terhindar dari nagetive spread Sumber : Seminar Nasional Ekonomi Syariah(25 Maret 2012)
2.4. Proses Keputusan Pembelian
Menurut Setiadi (2003:16) menyatakan bahwa keputusan pembeli
terdiri dari lima, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternative, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Jelasnya
proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian actual berlangsung.
Pemasaran perlu memusatkan perhatian pada proses pembelian dan bukan
pada keputusan pembelian saja.
Lima proses keputusan pembelian dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian diawali dengan pengenalan kebutuhan. Kebutuhan
dapat dipicu oleh rangsangan internal ketika salah satu kebutuhan normal
seseorang seperti rasa lapar, rasa haus, seks, muncul pada tingkat yang
cukup tinggi untuk menjadi dorongan. Kebutuhan juga dapat dipicu oleh
rangsangan eksternal. Pada tahap ini, pemasaran harus meneliti konsumen
untuk menemukan jenis kebutuhan atau masalah yang akan muncul, dan
bagaimana kebutuhan atau masalah mengarah pada konsumen.
Konsumen yang tertarik akan mencari lebih banyak informasi. Jika
dorongan konsumen begitu kuat dan produk yang memuaskan berada
dalam jangkauan, konsumen kemungkinan besar akan membelinya. Jika
tidak, konsumen mungkin menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau
melakukan pencarian informasi yang berkaitan dengan kebutuhan. Pada
satu tingkat konsumen hanya mengalami perhatian yang meningkatkan
jumlan pencarian yang dilakukan tergantung pada dorongan kuatnya
jumlah pencarian yang dimilikinya pada saat memulai, kemudahan
memperoleh informasi yang banyak, nilai yang diberikannya pada
tambahan informasi dan kepuasaan yang dapatkan melakukan pencarian.
Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber.
Sumber- sumber itu meliputi :
a. Sumber pribadi, keluarga, teman, tetangga, kenalan.
b. Sumber komersia, wiraniaga, dealer, kemasan, pajangan.
c. Sumber publik, media massa, organisasi penilai pelanggan.
d. Sumber pengalaman, mengenali, memeriksa, menggunakan produk.
Pengaruh relatif dari sumber – sumber infarmasi ini bervariasi
menurut produk dan pembeli. Biasanya, konsumen menerima hamper
semua informasi mengenai produk dari sumber komersial yang
cendrung pada sumber pribadi. Sumber pribadi tampaknyalebih penting
dalam mempengaruhi pembelian suatu jasa.
3. Evaluasi berbagai alternatif
Pemasaran telah mengetahui bagaimana konsumen menggunakan
informasi untuk mencapai satu set pilihan merek akhir. Pemasaran perlu
mengetahui bagaimana konsumen mengevaluasi berbagai alternatif.
Konsep – konsep dasar yang membantu pemasar menjelaskan proses
evaluasi konsumen yaitu, pertama, berasumsi bahwa setiap konsumen
melihat suatu produk sebagai satu paket atribut produk. Kedua, konsumen
akan memberikan tingkat kepentingan yang berbeda pada atribut – atribut
yang berbeda menurut kebutuhan dan keinginan yang unik.
4. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian konsumen adalah membeli merek yang paling
disukai. Ada dua faktor yang depat mempengaruhi keputusan pembelian
yaitu faktor pertama adalah sikap lain, sejauh mana sikap orang lain
tersebut terhadap alternatif pilihan seseorang. Pilihan kedua adalah situasi
yang tidak diharapkan. Konsumen mungkin membentuk niat membeli
berdasarkan faktor – faktor seperti pendapatan yang diperkirakan harga
yang diharapkan.
Tugas seorang pemasar tidak berakhir ketika produknya dibeli.
Setelah membeli produk, konsumen bias puas atau tidak akan terlihat
dalam perilaku pasca pembelian yang tetap menarik bagi pemasar.
Penentu apakah pembeli puas atau tidak puasada paa hubungan antara
harapan konsumen dengan kinerja yang dirasakan dari produk. Jika
produk gagal memenuhi harapan, konsumen kecewa, jika harapan
terpenuhi, konsumen puas, jika harapan terlampaui, konsumen amat
puas.
2.5. Pengertian Minat
Minat adalah kecendrungan yang menetapdan subyek untuk merasa
tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecambung dalam
hal atau hal itu. Perasaan senang akan menimbulkan pula minat yang
diperkuat lagi oleh sikap positif yang sama diantaranya hal – hal tersebut
timbul terlebih dahulu, sukar ditentukan secara pasti (Winkel,1993:30).
Sedangakan menurut (Hendi irawan:2009) minat adalah daya tarik
yang ditimbulkan oleh obyek tertentu yang membuat seseorang merasa
senang dan mempunyai keinginan yang berkecimpung atau berhubungan
dengan obyek tersebut sehingga timbul keinginan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:683) nasabah adalah
orang yang biasa berhubungan dengan atau menjadi pelanggan Bank (dalam
hal keuangan ).
2.7. Kerangka Konseptual
Berdasarkan batasan penilitan dan beberapa variabel yang mendorong
masyarakat untuk menabung di Bank Muamalat. Maka kerangka konseptual
skripsi ini adalah :
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Minat Menabung
2.8. Penelitian Terdahulu
Anisa pulungan pada tahun 2009 didalam penelitiannya berjudul
“analisis faktor – faktor yang mempengaruhi nasabah untuk menggunakan
produk jasa PT. Bank Negara Indonesia (PERSERO),TBK CABANG
SARIAH MEDAN” menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan yang terdiri dari
faktor syariah (X1), faktor pelayanan (X2), faktor produk (X3) dan faktor
promosi (X4) secara bersama- sama berpengaruh positif dan signifikan
KEPUTUSAN MENABUNG (Y) 1. Lokasi ( X1)
2. Keyakinan (X2)
terhadap keputusan nasabah pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Cabang Syariah Medan dimana nilai Fhitung adalah 24,704. Pada tingkat
kesalahan α = 5 % nilai Fhitung tersebut signifikan, maka H0 ditolak dan Ha
diterima.
Zia Muhammad pada tahun 2011 didalam penelitiannya berjudul
“anlisis faktor – faktor yang mempengaruhi minat menabung di Bank Syariah
Kota Lhokseumawe” menyimpulkan bahwa faktor keyakinan (agama) dan
bagi hasil merupakan faktor dominan sebagai faktor pendorong untuk
pengambilan keputusan menabung, diikuti variabel pelayanan dan lokasi
(jarak).
2.9. Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan atau jawaban sementara tentang
hubungan antar variabel-variabel dalam penelitian, dan merupakan pernyataan
paling spesifik (Kuncoro, 2009:59). Berdasarkan perumusan masalah dan
kerangka konseptual maka peneliti menetapkan hipotesis didalam penelitian
ini adalah lokasi, pelayanan, keyakinan mempunyai pengaruh yang signifikan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analisis deskriptif.
Penelitian deskriptif merupakan suatu jenis metode penelitian yang
menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai dengan apa adanya.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Kota Kisaran dan subjek penelitian
adalah masyarakat Kisaran yang menjadi nasabah Bank Muamalat cabang
Kisaran. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu selama 1 bulan di mulai
dari tanggal 5 Juni 2012 sampai 2 Juli 2012.
3.3. Batasan Operasional
Penelitian ini dilakukan berdasarkan batasan yang akan diteliti yaitu
mencakup keputusan menabung di Bank Muamlat Indonesia, dalam hal ini
faktor yang mendorong keputusan menabung adalah pelayanan, keyakinan
dan lokasi.
3.4. Defenisi Operasional
1. Menabung adalah Keinginan masyarakat menyimpan dananya pada bank
2. Pelayanan adalah tindakan yang diterima nasabah di Bank Muamalat
cabang Kisaran.
3. Keyakinan adalah pengetahuan yang dimiliki dan diyakini nasabah untuk
menggunakan jasa bank syariah.
4. Lokasi (jarak) adalah jarak tempat tinggal responden ke Bank tempat
menabung.
3.5. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2008:133). Populasi dalam penelitian ini adalah nasabah Bank Muamalat
cabang Kisaran dimana jumlah populasinya adalah 1700 nasabah.
Sampel merupakan bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang
diambil dari suatu populasi dan diteliti secara rinci (Muhamad, 2008:162).
Sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin
dengan rumus :
n = �
(1+���2)
dimana :
n = ukuran sampel
E = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang dapat ditolerir atau diinginkan.
Maka jumlah sampel yang diperoleh adalah :
n = 1700 (1+1700�0,12)
n = 99,97
n = 100 orang
Teknik pengambilan sampel dilakukan melalui simple random
sampling yang artinya cara penerikan sampel anggota dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada. Metode pengumpulan data
menggunakan self administrated survey, yaitu responden diminta untuk
mengisi sendiri kuesioner yang diberikan.
3.6. Jenis Data 1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung oleh
penulis dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer
diperoleh dengan cara memberikan daftar pertanyaan (questionnaire) dan
melakukan wawancara.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data atau informasi yang diperoleh melalui
jurnal, skripsi, majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian ini.
a. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden terpilih yaitu
masyarakat yang menabung pada Bank Muamalat di Kota Kisaran.
b.Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan
tanya jawab langsung dengan masyarakat yang terpilih yang menabung pada
bank Muamalat di kota Kisaran.
c. Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek
yang diteliti, Dalam hal ini masyarakat yang menabung pada Bank
Muamalat di Kota Kisaran.
3.8. Teknik Analisis
Dalam penelitian ini penulis menggunakan program komputer SPSS
(Statistic Product and Service Solution) versi 16,0 dan Microsoft Excel 2007.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode
deskriptif, dimana data yang diperoleh dianalisis sehingga diperoleh berbagai
gambaran yang menunjukkan minat menabung di Bank Muamalat. Disamping
itu dilakukan pula dengan bentuk analisis lain seperti : grafik tabulasi silang
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Bank Muamalat Indonesia 4.1.1. Sejarah Singkat Bank Muamalat Indonesia
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani
1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia
(MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27
Syawal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan Ikatan Cendekiawan
Muslim se-Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian
Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen
pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan
akta pendirian Perseroan.
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan,
Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa.
Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah
pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk
yang terus dikembangkan (http://muamalatbank.com)
Sebagai pelopor bank syariah di Indonesia, Bank Muamalat telah
menetapkan misinya untuk mengambil sebagian katalisator dalam
pengenmbangan institusi keuangan syariah di Indonesia. Bank Muamalat
No.10/1998, yang menerapkan prinsip- prinsip syariah sabagai salah satu
sistem perbankan Indonesia. Seiring dengan dikeluarkannya peraturan ini,
bank- bank syariah baru lahir dan cendrung bertambah walaupun hanya
sebagai cabang syariah (Dendawijaya, 2004 : 210)
Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari
pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic
Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada
RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang
saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 - 2002
merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank
Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil
membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap
Kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi
pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan
perbankan syariah secara murni.
Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 2,5 juta nasabah
melalui 275 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan Bank Muamalat
Indonesia didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online di
seluruh Indonesia, 32.000 ATM, serta 95.000 merchant debet. Bank Muamlat juga
merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar negeri, yaitu
di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia,
sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia
4.1.2. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia 4.1.2.1. Visi Bank Muamalat Indonesia
Bank Muamalat Indonesia mempunyai visi untuk menjadi bank syariah utama
di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional
4.1.2.2. Misi Bank Muamalat Indonesia
Misi Bank Muamalat Indonesia yaitu menjadi ROLE MODEL lembaga
keuuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan,
keunggulan manajemem dan orientasi investasi yang inovatif untuk
memaksimumkan nilai bagi stakeholder.
4.1.3. Tujuan Bank Muamalat Indonesia
Tujuan dari Bank Muamalat Indonesia antara lain sebagai berikut :
1. Meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat terbanyak
bangsa Indonesia, sehingga semakin berkurang kesenjangan sosial
ekonomi dan demikian akan melestarikan pembangunan nasional.
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan,
terutama dalam bidang ekonomi keuangan, yang selama ini diketahui
cukup banyak masyarakat yang enggan berhubungan dengan bank,
3. Mengembangkan lembaga bank dan sistem perbankan yang sehat
berdasarkan efisiensi dan keadilan, maupun meningkatkan partisipasi
masyarakat banyak sehingga menggalakkan usaha- usaha ekonomi
rakyat.
4. Ikhtisar ini akan sekaligus mendidik dan membimbing masyarakat
untuk berpikir secara ekonomis, berprilaku bisnis dan meningkatkan
kualitas hidup mereka.
4.1.4. `Profil Bank Muamalat Indonesia di Kota Kisaran
Bank Muamalat Indonesia Cabang Kisaran merupakan Bank Muamalat
cabang pembantu yang melakukan usahanya di Jalan Imam Bonjol No.189 Kisaran.
Bank ini mulai berdiri pada tanggal 5 Mei 2010, perkembangan perbankan syariah
semakin berkembang hingga sekarang dan memliki sekitar 1700 nasabah.
4.1.5. Jenis Kegiatan dan Usaha Bank Muamalat Indonesia di Kota Kisaran 4.1.5.1. Produk Pendanaan
1. Tabungan
a. Tabungan Muamalat
Tabungan Muamlat merupakan tabungan syariah dalam mata uang
Rupiah. Jenis tabungan ini dimaksudkan untuk meringankan transaksi
keuangan nasabah, memberikan akses yang mudah serta member
manfaat yang besar. Jenis Tabungan Muamalat ini didasarkan pada
b. Tabungan Muamalat Umrah
Tabungan Muamalat Umrah didasarkan pada prinsip syariah
dengan akad mudharabah muthlaqah (bagi hasil). tabungan ini
merupakan tabuungan yang ditujukan pada nasabah yang berencana
menunaikan ibadah umroh.
c. Tabunganku
Tabunganku merupakan jenis simpanan yang didasarkan pada
prinsip syariah berdasarkan akad wadiah (titipan)
d. Tabungan Haji Arafah
Tabungan haji arafah merupakan jenis simpanan untuk pelaksanaan
haji. Jenis tabungan ini dalam mata uang Rupiah yang dikhususkan bagi
nasabah muslim yang berencana untuk menunaikan ibadah haji.
Tabungan Haji Arafah ini didasarkan pada prinsip syariah dengan akad
wadiah (titipan)
e. Tabungan Haji Arafah
Tabungan Haji Arafah Plus merupakan simpanan dalam mata uang
Rupiah yang dikhususkan bagi nasabah muslim Indonesia yang ingin
menunaikan ibadah haji secara regular maupun plus. Jenis tabungan ini
didasarkan pada prinsip syariah berdasarkan akad mudharabah
f. Tabungan Muamalat Pos
Tabungan Muamlat Pos merupakan tabungan syariah dalam mata
uang Rupiah. Tabungan Muamalat Pos dikhususkan bagi nasabah yang
melakukan kegiatan transaksinya di kantor pos. tabungan ini didasarkan
pada prinsip syariah dengan akad Mudharabah Muthlaqah (bagi hasil).
g. Tabungan Muamalat Dollar
Tabungan Muamalat Dollar merupakan tabungan syariah dalam
denominasi valuta asing US Dollar (USD) dan Singapore Dollar (SGD)
yang ditujuakan untuk malayani kebutuhan transaksi dan investasi yang
lebih beragam, khususnya yang melibatkan mata uang USD dan SGD.
Tabungan ini didasarkan pada prinsip syariah dengan akad wadiah
(titipan).
h. Banccaassurance
Produk ini mempunyai berbagai macam pilihan diantaranya
fulPROTEK, Syariah Mega Covers, Ta`awun Card, Fitrah Card.
2. Deposito
a. Deposito Mudharabah
Deposito Mudharabah merupakan deposito syariah yang fleksible
dan memberikan hasil investasi yang optimal bagi nasabah. Deposito
jenis ini diperuntukkan bagi perorangan dan institusi yang memiliki
legalitas badan. Deposito Mudharabah didasarkan pada prinsip
b. Deposito Funlinves
Deposito unlives merupakan deposito syariah dalam mata uang
Rupiah dan US Dollar yang ffleksibel dan memberikan hasil investasi
yang optimal serta perlindungan asuransi jiwa gratis bagi nasabahnya.
Deposito ini didasarkan pada prinsip syariah dengan akad mudharabah
muthlaqah (bagi hasil).
3. Giro
a. Giro Muamalat (Perorangan)
Giro Muamalat ini merupakan giro syariah dalam mata uang
rupiah dan US dollar. Produk jenis inidapat memudahkan segala jenis
kebutuhan transaksi bisnis maupun transaksi keuangan yang dilakukan
oleh nasabah seccara perorangan. Giro Muamalat ini didasarkan pada
prinsip syariah dengan akad wadiah (titipan).
b. Giro Muamalat (institusi)
Giro Muamalat (institusi) merupakan giro syariah dalam mata
uang Ruppiah dan US Dollar. Produk ini digunakan untuk pendanaan
kebutuhan transaksi bisnis perusahaan. Sama halnya dengan Giro
Muamalat Perorangan, Giro Muamalat Institusi juga didasarkan pada
4.1.5.2. Produk Pembiayaan 1. Pembiayan Konsumen
a. Pembiayaan Hunian Syariah
Pembiayaan Hunian Syariah merupakan produk pembiayaan yang
membantu nasabahnya untuk memliki rumah (ready stock/bekas),
apartemen, ruko, rukan, kios maupun pengalihan take-over KPR dari
bank lain. Pembiayaan Hunian Syariah ini melaksanakan kegiatannya
berdasarkan prinsip syariah dengan dua pilihan akad murabahah
(jual-beli) atau musyarakah mutanaqishah (kerjasama sewa).
b. AutoMuamalat
AutoMuamalat merupakan produk pembiayaan untuk memiliki
kendaraan bermotor. Pelaksanaan AutoMuamalat menggunakan
prinsip syariah dengan akad murabahah (jual beli).
c. Dana Talangan Porsi Haji
Dana Talangan Porsi Haji merupakan pinjaman yang ditujukan
untuk membantu nasabah mendapatkan porsi keberangkatan haji lebih
awal, meskipun saldo tabungan Haji nasabah tersebut belum mencapai
syarat pendaftaran porsi. Pembiayaan ini didasarkan pada prinsip
d. Pembiayaan Muamalat Umroh
Pembiayaan Muamalat Umroh meupakan produk pembiayaan untuk
pelaksanaan ibadah umroh. Pembiayaan ini didasarkan pada prinsip
syariah dengan akad ijarah (sewa jasa).
e. Pembiayaan Anggota Koperasi
Pembiayaan Anggota Koperasi merupakan pembiayaan konsumtif
yang diperuntukkan bagi beragam jenis pembelian konsumtif kepada
karyawan/guru//PNS (selaku end user) melalui koperasi. Pembiayaan
ini didasarkan pada prinsip syariah dengan akad mudhrabah (bagi
hasil) antara Bank dengan koperasi atas pendapatan marjin pembiayaan
murabahah (jual beli) dari yang disalurkan kepada anggota.
2. Pembiayaan Modal Kerja
a. Pembiayaan Modal Kerja
Pembiayaan Modal kerja merupakan pembiayaan untuk kebutuhan
modal kerja usaha nasabah sehingga kelancaran operasional dan
pengembangan usaha terjamin. Pembiayaan modal kerja ini didasarkan
pada prinsip syariah dengan pilihan akad musyarakah, mudharabah,
ataupun murabahah sesuai dengan spesifikasi kebutuhan modal kerja.
b. Pembiayaan Modal Kerja LKM Syariah
Pembiayaan Modal Kerja Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Syariah
(BPRS/BMT/Koperasi) yang ingin meningkatkan pendapatan dengan
mempperbesar portofolio pembiayaannya kepada nasabah atau
anggotanya. Pembiayyaan jenis ini didasarkan pada prinsip syriah
dengan akad mudharabah atau musyarakah.
c. Pembiayaan Rekening Koran
Pembiayaan Rekening Koran Syariah merupakan pembiayaan
khusus modal kerja yang dapat meringankan usaha nasabah dalam
mencairkan dan melunasi pembiayaan sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan. Pembiayaan ini didasarkan pada prisnip syariah dengan
akad musyarakah dan skema revolving.
3. Pembiayaan Investasi
a. Pembiayaan Investasi
Pembiayaan Investasi merupakan pembiayaan untuk membantu
kebutuhan investasi usaha. Pembiayaan Investasi ini didasarkan pada
prinsip syariah dengan akad Mudharabah atau ijarah sesuai dengan
spesifikasi kebutuhan inestasi.
b. Pembiayaan Hunian Syariah Bisnis
Pembiayaan Hunian Syariah Bisnis merupakan produk pembiayaan
yang akan mmembantu usaha anda untu membeli, membangun ataupun
merenovasi properti maupun pengalihan take-over pembiayaan property
didasarkan pada prinsip syariah dengan dua pilihan yaitu akad
murabahah (jual-beli) atau musyarakah mutanaqishah (kerja sama
sewa).
4.1.6. Struktur Organisasi Bank Muamalat Cabang Kisaran
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Bank Muamalat Cabang Kisaran
4.2. Profil Responden
Yang dimaksud dengan profil responden disini adalah keterangan –
keterangan pribadi mengenai responden. Responden dalam penelitian ini
merupakan nasabah Muamalat di Kota Kisaran. Penulis memperoleh profil
responden dengan cara melakukan observasi langsung ke masyarakat kota
Kisaran yang menabung di Bank Muamalat kisaran, kemudian penulis
memberikan beberapa pertanyaan delam bentuk kuesioner kepada nasabah Sub Branch Manager
Customer seffvice Marketing
Operational staf
yang dijadikan responden. Jawaban dari pertanyaan tersebut akan disajikan
dalam bentuk tabel, grafik, frekuensi, dan tabulasi silang (cross tab).
4.2.1. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Perbandingan jenis kelamin nasabah dapat dilihat dari hasil kuesioner
yang telah disebar. Perbandingan jenis kelamin ini dappat digunakan untuk
mengetahui minat menabung masyarakat di Bank Muamalat Kisaran. Dari
jumlah responden yang telah ditentukan sebagai sampel penelitian, yaitu
sebanyak 100 orang, maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Tebel 4.1
Data responden berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki- laki 39 39,0
Perempuan 61 61,0
Total 100 10,0
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa dari hasil penelitian
yang dilakukan terhadap 100 responden, dapat diketahui bahwa jumlah
masyarakat yang menabung di Bank Muamalat perempuan lebih banyak
daripada laki- laki. Dilihat dari frekuensi dan persentasenya, maka jumlah
61 orang dari total jumlah responden yang ada. Sedangkan untuk laki- laki
sebnayak 39 orang dengan dari total jumlah responden yang ada.
Gambar 4.1
Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
4.2.2. Data Responden Berdasarkan Pendidikan
Setiap masyarakat yang ditentukan sebagai responden pasti memiliki
tingkat pendidikan yang berbeda- beda. Pada tabel 4.2 akan disajikan dan di
uraikan data responden berdasarkan tingkat pendidikannya.
Tabel 4.2
Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat
Pendidikan
Frekuensi Persentase
SMA 41 41,0
Diploma 23 23,0
Sarjana 36 36,0
Total 100 100,0
0 20 40 60 80
laki-laki perempuan
Dari tabel 4.2 tersebut dapat diketehui bahwa masyarakat yang
menabung di Bank Mauamalat Kisaran didominasi oleh masyarakat yang
pendidikannya SMA yaitu sebanyak 41 orang dari total jumlah responden.
Kemudian tingkat pendidikan Sarjana sebanayk 36 orang sedangkan untuk
tingkat Diploma sebanyak 23 orang dari total responden.
Gambar 4.2
Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
4.2.3. Data Responden berdasarkan pekerjaan
Karakteristik berdasarkan tingkat pekerjaan dapat dilihat dari tabel
berikut ini :
0 10 20 30 40 50
SMA Diploma Sarjana
Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Persentase
PNS 17 17,0
Pegawai Swasta 29 29,0
Wiraswasta 25 25,0
Mahasiswa 28 28,0
TNI/POLRI 1 1,0
Total 100 100,0
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa masyarakat yang
menabung di Bank Muamalat Kisaran yang mempunyai jumlah terbanyak
yaitu Pegawai swasta sebanyak 29 orang dari keseluruhan responden,
responden yang memiliki pekerjaan mahasiswa sebanyak 28 orang, responden
yang memiliki pekerjaan wiraswasta sebanyak 25 orang, responden yang
memiliki pekerjaan PNS sebanayak 17 orang sedangkan responden yang
memiliki pekerjaan TNI/POLRI sebanyak 1 orang dari keseluruhan jumlah
responden.
0 10 20 30
Gambar 4.3
Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 4.2.4. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pekejaan
Dalam penelitian ini penulis menggabungkan antara jenis kelamin
dengan jenis pekerjaan. Berikut ini adalah hasil pengamatan mengenai jenis
kelamin dengan pekerjaan yang disajikan dalam tabel 4.4
Tabel 4.4
Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pekerjaan Pekerjaan Jenis kelamin Total Keterangan
Laki- laki Perempuan
PNS 9 8 17 Jumlah
Pegawai Swasta
12 17 29 Jumlah
Wiraswasta 10 15 25 Jumlah
Mahasiswa 7 21 28 Jumlah
TNI/POLRI 1 0 1 Jumlah
Total 39 61 100 Jumlah
Berdasarkan data antara jenis kelamin dan pekerjaan dapat dilihat
bahwa responden perempuan lebih banyak bila dibandingkan dengan
responden laki- laki. Total jumlah responden perempuan sebesar 61 orang,
sedangakan jumlah responden laki- laki sebesar 39 orang dari total responden.
Dapat dilihat bahwa mayoritas responden didominasi oleh masyarakat yang
responden, responden yang memiliki pekerjaan mahasiswa sebanyak 28
orang, responden yang memiliki pekerjaan wiraswasta sebanyak 25 orang,
responden yang memiliki pekerjaan PNS sebanayak 17 orang sedangkan
responden yang memiliki pekerjaan TNI/POLRI sebanyak 1 orang dari total
keseluruhan responden.
Gambar 4.4
Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pekerjaan
4.2.5. Data Responden berdasarkan berdasarkan lama menjadi nasabah di Bank Muamalat
Kepercayaan nasabah pada suatu bank dapat dilihat dari berapa lama
menjadi nasabah di bank tersebut. Pada tabel 4.5 akan dijelskan mengenai
data responden berdasarkan lama menjadi nasabah.
Tabel 4.5
Data Responden Berdasarkan Lama Menjadi Nasabah di Bank Muamalat
Lama menjadi nasabah Frekuensi
< 1 bulan 19
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bahwa masyarakat yang lama menjadi
nasabah di Bank Muamalat adalah 7-12 bulan dengan total responden 38
orang, responden yang menjadi nasabah 1-6 bulan sebanyak 28 orang,
responden yang menjadi nasabah <6 bulan sebanyak 19 orang , responden
yang menjadi nasabah 1-2 tahun sebanyak 12 orang dan responden yang
menjadi nasabah >2 tahun sebanyak 3 orang dari total responden.
0
Gambar 4.5
Data Responden Berdasarkan Lama Menjadi Nasabah
4.3. Penyajian Data dan Analisis Deskriptif Data
Dalam penelitian ini pendorong keputusan masyarakat untuk
menabung di Bank Muamalat Kisaran yaitu faktor Pelayanan, keyakinan, dan
juga faktor lokasi. Untuk menjelaskan hal- hal tersebut data kuesioner akan
diolah dengan menggunakan program computer SPSS 16,0 dan Microsoft
Excel dengan descriptive analyze yang akan disajikan dalam bentuk tabel,
frekuensi, tabulasi silang (cross tab) dan gambar.
4.3.1. Keputusan Menabung
Tabel 4.6
Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Menabung
Keterangan Kategori Total
responden
SS S KS TS STS
Memperoleh informasi
13 78 9 - - 100
Membandingkan 22 52 21 5 - 100
Berkonsultasi 17 66 14 2 1 100
Bertanya 28 62 10 - - 100
Berdasarkan data yang diperoleh dan selanjutnya dilakukan
responden menjawab setuju dan 9 responden menjawab kurang setuju dari
total responden. Pada poin membandingkan 22 responden menjawab sangat
setuju , 52 responden menjawab setuju, 21 responden menjawab kurang
setuju dan 5 responden menjawab tidak setuju dari total responden. Pada poin
berkonsultasi , 17 responden menjawab sangat setuju , 66 responden
menjawab setuju, 14 responden menjawab kurang setuju , 2 responden
menjawab tidak setuju dan 1 responden menjawab sangat tidak sejutu dari
total responden. Dan pada poin bertanya, 29 responden menjawab sangat
setuju , 61 responden menjawab setuju dan 10 responden menjawab kurang
setuju dari total responden.
Dapat disimpulkan dengan informasi yang baik mengenai Bank
Muamalat, akan membuat masyarakat berkeyakinan untuk menabung di Bank
Gambar 4.6
Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Menabung 4.3.2. Pelayanan
Pelayanan adalah tindakan yang diterima konsumen sebagai nasabah
di Bank Muamalat di Kisaran. Berdsarkan hasil pengolahan, tanggapan
responden tentang pelayanan dapat dilihat pada tabel berikut :
4.3.2.1. Pelayanan (sarana, alat dan kelengkapan dalam bertransaksi) Tabel 4.7
Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pelayanan (sarana, alat dan kelengkapan dalam bertransaksi)
Dari tabel diatas diperoleh keseluruhan variabel pelayanan bahwa
untuk kebersihan gedung responden yang menjawab sangat baik sebanyak 31
responden, yang menjawab baik sebanyak 48 responden, yang menjawab
cukup baik 19 responden, yang menjawab kurang baik 1 responden,
menyatakan baik , 16 responden menyatakan cukup baik, 6 responden
menyatakan kurang baik dengan frekuensi 6% dari total responden. Untuk
keindahan ruangan banyaknya responden yang menyatakan sangat baik 29
responden , yang menyatakan baik 50 responden, sedangkan yang
menyatakan cukup baik sebanyak 16 responden dan 5 responden yang
menyatakan kurang baik dari total responden. Dilihat dari cara berpakaian
karyawan, 31 responden menyatakan sangat baik, yang menyatakan baik
sebanyak 60 responden 9 responden yang manyatakan cukup baik dari total
responden. Sedangkan tanggapan masyarakat yang menjadi nasabah bank
muamalat Kisaran, 18 responden menyatakan sangat baik, yang menyatakan
baik 52 responden, 27 responden menyatakan cukup baik sedangkan yang
menyatakan kurang baik sebanyak 3 responden dari total responden.
Gambar 4.7
4.3.2.2. Pelayanan (bertransaksi)
Pelayanan bertransaksi juga sangat mempengaruhi masyarakat kisaran
untuk menjadi nasabah di Bank Muamalat Kisaran. Pada tabel 4.8 akan
dijelaskan tanggapan responden atas pelayanan pada saat bertransaksi di Bank
Muamalat Kisaran.
Tabel 4.8
Tanggapan Responden Terhadap Pelayanan di Bank Muamalat Kisaran
Keterangan Kategori Total
Responden
Dari tabel dapat dilihat bahwa pelayanan yang di berikan Bank
Muamalat kepada nasabah mempunyai tingkat kepuasan yang sangat
beragam. Pada poin pemberian perhatian jumlah responden sebanyak 60
menyatakan puas terhadap kecepatan pembukaan rekening yang dilakukan
Bank Muamalat dari total responden, 39 responden menyatakan cukup
memuaskan pada kecepatan penyetoran dan penarikan, sedangkan tindakan
tanggap yang dilakukan oleh pelayanan di Bank Muamalat sebanyak 54
responden yang menyatakan puas dari total responden.
Gambar 4.8
Tanggapan Responden Terhadap Pelayanan di Bank Muamalat Kisaran
4.3.3. Keyakinan
Berdasarkan hasil pengolahan, tanggapan responden atas pernyataan
keyakinan dapat dilihat pada tabel berikut ini :