BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perbankan Indonesia sekarang ini semakin berkembang terutama dalam
pemberian fasilitas jasa-jasa perbankan, baik yang dilakukan oleh bank-bank
konvensional, bank syariah maupun bank-bank lain guna untuk mendapatkan
nasabah dan memperoleh keuntungan. Bank dikenal sebagai suatu badan usaha
yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang-Undang
No. 10 Tahun 1998).
Kegiatan bank dalam memberikan jasa-jasa perbankan mencakup
penghimpunan dana dan pemberian kredit. Dalam menghimpun dana dari
masyarakat, perbankan memperoleh dana dari giro, tabungan dan deposito yang
merupakan sumber-sumber dana bank (Dana Pihak Ketiga). Kemudian dana
tersebut dikelola oleh bank dan disalurkan kepada individu atau badan usaha yang
membutuhkannya sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang diberikan oleh
pihak bank.
Sumber dana bank yang dikelola oleh pihak bank merupakan jasa atau
produk perbankan, tidak hanya dapat ditawarkan kepada orang dewasa tetapi juga
kepada siswa-siswa sekolah, salah satu diantaranya adalah produk atau jasa
tabungan. Dari segi ekonomi makro, tabungan adalah bagian dari pendapatan
lain, tabungan merupakan selisih antara pendapatan dengan konsumsi. John
Maynard Keynes, seorang ahli ekonomi Inggris juga mengasumsikan bahwa
tabungan sama besarnya dengan investasi (Bakti, Sumanjaya dan Nasution, 2011 :
27). Dengan grafik dapat terlihat seperti dibawah ini :
S,I
S
I
0 Y
Gambar 1.1. Kurva Tabungan, Investasi, dan Pendapatan
Sumber : Bakti, Sumanjaya dan Nasution, 2011 : 27
Dalam pengumpulan pendapatan nasional yang dilakukan melalui dua
sektor antara lain rumah tangga dan perusahaan (bisnis), ternyata terdapat
sejumlah pendapatan yang tidak seluruhnya dikonsumsi rumah tangga sebagai
pengeluaran konsumsi yang disebut dengan tabungan (Ibid, 2011 : 27). Tabungan
dapat dimanfaatkan untuk membeli saham atau obligasi di pasar modal yang
berfungsi sebagai investasi sehingga tabungan sama dengan investasi. Bagi
ekonomi. Semakin banyak rumah tangga yang menabung maka hal itu merupakan
satu indikator, semakin tinggi pendapatan nasional yang diperoleh.
Dalam perekonomian sekarang ini, banyak bank di Indonesia bersaing
mengeluarkan produk tabungan untuk siswa-siswa sekolah mulai dari siswa
Sekolah Dasar (SD) hingga mahasiswa. Banyak strategi dan cara yang dilakukan
oleh pihak perbankan untuk menarik minat mereka, mulai dari promosi,
pemberian hadiah, kartu ATM yang didesain unik, asuransi jiwa, promosi iklan
yang menarik, publisitas atau peningkatan citra perusahaan, dan lain-lain.
Orang dewasa maupun siswa-siswa sekolah menyalurkan dananya dalam
bentuk tabungan ke bank-bank yang dipercaya. Agar masyarakat menyimpan
dananya di bank, maka pihak perbankan memberikan balas jasa berupa bunga,
bagi hasil, atau balas jasa lainnya. Karena konsumsi saat ini dihargai lebih tinggi
daripada konsumsi di masa yang akan datang, rumah tangga (nasabah) harus
diberi imbalan untuk penundaan konsumsinya (Eachern, 2001 : 246).
Konsep menabung dari dulu sudah ada, baik dilakukan di rumah atau di
bank. Konsep-konsep menabung tergantung oleh masing-masing individu.
Banyak cara yang dilakukan individu untuk dapat menabung di bank baik dengan
menyisihkan sebagian pendapatan, mengurangi pengeluaran, maupun menunda
konsumsi. Bagi siswa sekolah, tindakan menabung sebagian diatur oleh orang tua.
Orang tua dapat memotivasi untuk menyisihkan uang jajan, memberikan hadiah
buat siswa jika tabungan meningkat, membatasi jajan siswa agar uang jajan dapat
ditabung, dan lain-lain. Kebijakan ini bertujuan untuk mendapatkan manfaat dari
hanya untuk mempunyai uang sendiri, tetapi terbiasa dengan manajemen diri yang
kokoh agar dapat menjadi orang yang bijak mengatur keuangannya, tidak hidup
berlebihan atau boros, berpikir antisiatif terhadap keadaan yang tidak terduga serta
mampu mengelola keuangan di masa yang akan datang.
Perbankan menawarkan jasa tabungan kepada siswa-siswa sekolah
tentunya berguna untuk menjamin masa depan mereka. Oleh sebab itu, minat
menabung seharusnya dimiliki dan ditanamkan pada setiap diri siswa. Tetapi
kenyataannya, masih sedikit siswa-siswa sekolah yang menyadari pentingnya arti
menabung (Rosman, Roswadi, Nazif, dan Nori, 1998 : 1).
Perbankan perlu melakukan beberapa kegiatan untuk menarik para siswa
Sekolah Menengah Atas (SMA) khususnya untuk menabung. Aktivitas menabung
akan menciptakan minat siswa-siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) untuk
gemar menabung. Gemar menabung akan menimbulkan suatu kebiasaan
siswa-siswa untuk berhemat. Kebiasaan ini dimulai dari kesadaran yang timbul akibat
berminatnya siswa-siswa sekolah terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
pihak perbankan.
Kesadaran akan pentingnya minat menabung di kalangan para siswa
sekolah khususnya Sekolah Menengah Atas (SMA) masih perlu digalakkan.
Diharapkan keikutsertaan Kementerian Pendidikan dalam membantu pihak
perbankan untuk meningkatkan minat menabung seperti halnya melakukan
penyuluhan tentang manfaat menabung dan mempromosikan program perbankan
secara merata ke sekolah-sekolah. Selain itu, diharapkan juga peran serta dari
tentang manfaat menabung sehingga dapat menciptakan kesadaran menabung
pada siswa-siswa. Orang tua dapat berperan aktif dalam mengajarkan siswa untuk
menabung dengan memberikan pengertian bahwa uang itu sangat bernilai. Orang
tua dapat juga menanamkan konsep prioritas pembelian kebutuhan bagi siswa.
Banyak manfaat yang diperoleh dalam menabung baik bagi perbankan,
negara, maupun individu. Bagi perusahaan perbankan, jika para siswa sekolah
menabung di bank maka akan memberikan keuntungan bagi pihak perbankan.
Selain berpengaruh besar terhadap perusahaan perbankan, menabung juga
berpengaruh terhadap negara itu sendiri karena menabung dapat meningkatkan
investasi nasional sehingga menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta
meluasnya perkembangan ekonomi negara. Disamping keuntungan bagi
perbankan dan negara, menabung juga memberikan keuntungan yang banyak bagi
individu, yaitu adanya dana untuk berjaga-jaga, memperoleh keuntungan dari
bunga, dan sebagainya.
Permasalahan sekarang ini adalah minat menabung masyarakat Indonesia
masih kalah dengan negara lain (Republika.co.id, 2011). Oleh karena itu, program
menabung yang dijalankan oleh pihak perbankan demi menunjang masa depan
siswa-siswa sekolah penting untuk diteliti seperti di Kota Medan sebagai kota
ketiga terbesar di Indonesia. Penulis memilih siswa Sekolah Menengah Atas
(SMA) untuk diteliti sebab penulis berpendapat bahwa prosedur menabung sudah
dapat diterapkan kepada siswa SMA. Mereka relatif dewasa untuk memahami
Jumlah siswa SMA, MA, dan SMK di Kota Medan mencapai 139.737 jiwa
menurut Badan Pusat Satistik Sumatera Utara Medan tahun 2012 dimana terdapat
352 sekolah. Namun, penulis hanya memilih Sekolah Menengah Atas Negeri
(SMAN) untuk diteliti, dengan dasar pemikiran bahwa siswa-siswa berasal dari
berbagai latar belakang yang berbeda. Ada 21 sekolah SMAN di Kota Medan
dengan jumlah siswa sekolah tahun 2014 berkisar 20.167 jiwa. Jumlah siswa
sekolah di Kota Medan ini khususnya Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)
mungkin masih banyak yang menabung atau tidak menabung untuk kebutuhan
masa yang akan datang. Oleh sebab itu, penulis ingin mengetahui sejauh mana
minat menabung siswa-siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) terhadap
produk tabungan yang ditawarkan oleh bank-bank yang saat ini semakin
bervariasi dan kompetitif. Jenis-jenis produk tabungan yang ditawarkan
perbankan khususnya bagi kalangan siswa dapat dilihat di bawah ini.
Tabel 1.1. Beberapa Jenis Tabungan Siswa
2009 Mencapai lebih dari 70.000 nasabah yang
2009 Telah berhasil meraih Top Brand Award 2011
Panin dari Bank Panin yang didesain khusus untuk anak atau siswa.
5 Permata Bintang
Permata Bank 2009 Produk tabungan unggulan bagi anak
OCBC NISP 2009 3 (tiga) pilihan matauang: Rupiah (IDR), Dollar
diberikan bank-bank di Indonesia sejak Tabanas Pemuda, Pelajar dan Pramuka
(Tappelpram) tidak diberlakukan lagi. Bank-bank bersaing mengeluarkan
siswa merupakan pangsa pasar yang dapat memberikan keuntungan bagi pihak
perbankan. Oleh karena itu, penulis juga ingin mengetahui sejauh mana
pengetahuan siswa-siswa SMAN mengenai produk-produk tabungan yang
dipasarkan pihak perbankan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam
penelitian ini antara lain:
a. Bagaimana minat menabung siswa Sekolah Menengah Atas Negeri
(SMAN) di Kota Medan?
b. Bagaimana siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) mengetahui
produk-produk atau jasa-jasa tabungan yang dipasarkan pihak perbankan?
c. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap minat menabung siswa
SMAN di kota Medan?
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai perumusan masalah diatas maka penelitian ini setidaknya
mempunyai 3 tujuan, yakni :
a. Mengetahui sejauh mana minat menabung siswa Sekolah Menengah Atas
Negeri (SMAN) di Kota Medan.
b. Mengetahui sejauh mana siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)
mengetahui produk-produk atau jasa-jasa tabungan yang dipasarkan pihak
perbankan.
c. Mengetahui faktor yang berpengaruh kepada minat menabung siswa
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan baik bagi pemerintah, pihak
perbankan, maupun pihak-pihak lain dapat dilihat dibawah ini :
a) Bagi pihak perbankan, bermanfaat sebagai masukan untuk dapat terus
mengembangkan dan menarik nasabah khususnya siswa Sekolah
Menengah Atas Negeri (SMAN) untuk menabung.
b) Bagi pemerintah, bermanfaat sebagai masukan untuk dapat berkerja sama
dengan pihak perbankan dalam meningkatkan kesadaran siswa-siswa
sekolah untuk menabung agar pertumbuhan ekonomi negara ini, dapat
ditingkatkan, serta perkembangan ekonomi makin meluas.
c) Bagi pihak lain, bermanfaat sebagai referensi untuk penelitian berikutnya
dan memberikan tambahan ilmu pengetahuan serta dapat dijadikan