• Tidak ada hasil yang ditemukan

330587947 Analisis Perbandingan Kinerja Obligasi Syariah Dan Obligasi Konvensional Di Bursa Efek Indonesia BEI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "330587947 Analisis Perbandingan Kinerja Obligasi Syariah Dan Obligasi Konvensional Di Bursa Efek Indonesia BEI"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

i Tugas Pasar dan Lembaga Keuangan

Analisis Perbandingan Kinerja Obligasi Syariah dan Obligasi

Konvensional di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Disusun oleh :

1.

Fathurrohmah

H24140011

2.

Nur Anisa

H24140015

3.

Nitya T.W.H

H24140053

4.

Maulida Afifah

H24140068

5.

Rani Agustin

H24140073

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

(2)

i KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT hanya karena izin-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa kami panjatkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, dan seluruh insan yang dikehendaki-Nya.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pasar dan Lembaga Keuangan yang kami beri judul Analisis Perbandingan Kinerja Obligasi Syariah dan Obligasi Konvensional di Bursa Efek Indonesia

Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari berbagai ihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kami mengucapkan terima kasih kepada dosen, orang tua, dan semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan makalah mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan berbagai pihak. Amin

Bogor, 2 Oktober 2016

(3)

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB IPENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 2

1.3. Tujuan Penulisan ... 2

BAB II PEMBAHASAN ... 3

2.1. Pengertian dan Peran Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 3

2.2. Mekanisme Perdagangan di Bursa Efek Indonesia ... 6

Pelaksanaan Perdagangan ... 6

Jam Perdagangan ... 6

Satuan Perdagangan ... 9

Penyelesaian Transaksi Bursa ... 12

Biaya Transaksi ... 13

2.3. Pengertian dan Jenis-jenis Obligasi ... 14

2.4. Berinvestasi dalam Obligasi ... 16

2.5. Sudi Kasus : Obligasi Syariah ... 18

BAB III PENUTUP ... 29

3.1. Kesimpulan ... 29

3.2. Saran ... 30

(4)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara

dimana pasar modal dapat menunjang perekonomian suatu negara. Pasar modal

memeiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal

menjalankan dua fungsi yang salah satunya menurut Suad Husnan, 2004 adalah

sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk

mendapatkan dana dari masyarakat pemodal atau investor. pasar modal juga

menjadi sarana bagi masyarakat untuk investasi pada instrumen keuangan seperti

saham, obligasi, reksa dana dan lainnya. Melalui pasar modal para investor dapat

memilih obyek investasi yang beragam dengan tingkat pengembalian dan tingkat

resiko yang beragam pula.

Obligasi adalah surat hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh

perusahaan atau pemerintah dengan nilai nominal (par value) dan jatuh tempo

tertentu. Obligasi merupakan jenis investasi jangka panjang. Penerbitan obligasi

dilakukan oleh perusahaan yang membutuhkan dana. Modal yang harus

dikeluarkan untuk investasi obligasi relatif cukup besar untuk investor individu.

Jatuh tempo atau masa berlaku obligasi tergantung kepada lembaga atau badan

yang menerbitkannya, umumnya antara 5 sampai 10 tahun. Jika semakin pendek

durasi obligasi berarti semakin kecil pengaruh terhadap tingkat suku bunga dan

sebaliknya.

Investasi obligasi merupakan jenis investasi yang banyak diminati oleh

para investor (pemilik modal) karena obligasi memiliki pendapatan yang bersifat

tetap. Namun dalam dunia investasi obligasi memiliki resiko yang perlu

diperhatikan para investor antara lain yakni resiki gagal bayar. Obligasi dianalisis

dengan menggunakan peringkat obligasi (bond rating) yang menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajibannya di masa mendatang.

Dalam kegiatan tersebut peranan bursa efek menjadi sangatlah penting yang salah

(5)

2 1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian dan peranan bursa efek Indonesia terhadap

kegiatan perekonomian khususnya pada pasar obligasi?

2. Bagaimana mekanisme perdagangan yang terjadi di bursa efek

Indonesia?

3. Pengertian dan jenis obligasi pada instrumen keuangan pasar modal?

4. Bagaimana cara atau langkah dalam berinvestasi obligasi?

5. Bagaimana pemecahan masalah yang terjadi pada studi kasus obligasi

syariah?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan paper ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian dan peranan dari Bursa Efek Indonesia.

2. Mengetahui mekanisme perdagangan pada Bursa Efek Indonesia.

3. Mengetahui pengertian dan jenis obligasi.

4. Memahami dan mengetahui cara atau langkah dalam berinvestasi

obligasi.

5. Menyusun dan merekomendasikan strategi mengurangi risiko investasi

(6)

3 BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Peran Bursa Efek Indonesia (BEI)

Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX))

merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa

Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah

memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan

Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif. Bursa hasil

penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007. BEI menggunakan

sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System baru yang akan

disediakan OMX. Bursa Efek Indonesia berpusat di Kawasan Niaga Sudirman, Jl.

Jend. Sudirman 52-53, Semanggi, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Bursa efek memegang peranan penting sebagai pelaku pasar modal di

Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa pasar modal berfungsi sebagai

intermediaries antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang

membutuhkan dana. Bentuk fisik dari pasar modal itulah yang dinamakan Bursa

Efek. Dengan demikian, di Bursa efeklah terjadi perdagangan saham, sekuritas,

obligasi, dan derivatif. Bursa efek Indonesia memiliki kewenangan tertentu yang

bertujuan untuk menghindari praktik perdagangan dengan harga yang tidak wajar,

penipuan terhadap penanam modal, dsb. Dengan demikian Bursa efek juga

memberi perlindungan kepada investor dan emiten.

Kewenangan BEI berdasarkan pendapat Harianto (1988) antara lain:

1. Mengadakan Pemeriksaan terhadap Aktivitas Perdagangan Sekuritas.

Contoh : dengan menggunakan Indeks Harga Saham (IHSG) agar investor

dan emiten mengetahui harga saham pada hari itu dan terhindar dari

penipuan atas harga yang tidak wajar.

2. Membuat Persyaratan bagi Perusahaan Publik untuk Mengungkapkan

(7)

4 Contoh: informasi keuangan yang harus disajikan oleh perusahaan antara

lain telah diaudit minimal satu tahun terakhir yang mencakup dua belas

bulan dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

3. Mengadakan Pengawasan, Menindak, dan Mencatat Anggota Bursa

Penjelasan: Siapa yang memiliki informasi dialah yang memperoleh

keuntungan. Dengan demikian, posisi insider (pihak-pihak yang

memegang informasi strategis dalam perusahaan. Dalam UU No 8 tahun

1995 adalah orang yang bekerja di emiten atau perusahaan publik) dilarang

untuk melakukan perdagangan atas sahamnya dengan tujuan mengeruk

keuntungan pribadi. Istilahnya disebut dengan insider trading. Misalnya

seorang manajer yang sebelumnya telah mengetahui dari Laporan

Keuangan bahwa sebuah perusahaan memperoleh laba tinggi. Oleh karena

itu, sebelum harga saham naik, manajer tersebut membeli sebagian saham

lalu menjualnya kembali saat harga benar-benar naik. Penindakan yang

dilakukan oleh BEI antara lain dengan melakukan pelaporan kepada

Bapepam sehingga pihak yang terlibat dapat dikenai denda. Untuk

kedepannya, penyidikan terhadap pihak-pihak seperti ini dilakukan oleh

Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

4. Membuat Penyelesaian Transaksi yang Tepat Waktu dan Efektif

Contoh: penyelesaian transaksi dilakukan pada T+3 atau tiga hari sejak

transaksi. Pada T+1 perusahaan efek memperoleh daftar hak dan

kewajiban dari PT Kliring dan KPEI. Pada T+2 terjadi persiapan instruksi

serah terima, dan T+3 terjadi kewajiban serah bayar efek/dana. Pada T+3

terjadi dua kali penyelesaian bursa yaitu morning run (07.00-08.00 WIB)

dan afternoon run (12.00-13.00 WIB).

5. Mengatur Pencatatan dan Pengeluaran Sekuritas di Dalam Bursa.

Penjelasan: Sebagaimana halnya dengan perdagangan barang harus ada

pembukuan dan pencatatan untuk mengetahui peredaran saham serta

(8)

5

6. Menguatkan Praktik Bisnis Anggota Bursa Termasuk Praktek-Praktek

Pendukungnya dan Akunting.

Penjelasan: dengan aturan pemerintah, hak dan kewajiban anggota, maka

praktik bisnis pelaku pasar modal akan terarah dan terkendali sehingga

tidak saling merugikan.

7. Membuat Persyaratan Standar Bagi Keanggotaan

Contoh: susunan komisaris dan direksi harus memperoleh persetujuan

Bapepam.

Selain itu Bursa Efek Indonesia juga memiliki peranan dan kewajiban sebagai

berikut:

1. Peran Bursa Efek Indonesia

a. Menyediakan semua sarana perdagangan efek (fasilitator)

b. Membuat peraturan yang berkaitan dengan kegiatan bursa

c. Mengupayakan likuiditas instrument

d. Mencegah praktek-praktek yang dilarang bursa (kolusi, pembentukan

harga yang tidak wajar, insider trading, dsb)

e. Menyebarluaskan informasi bursa (transparansi)

f. Menciptakan instrumen dan jasa baru

2. Kewajiban Bursa Efek Indonesia

a. Menyerahkan laporan kegiatan kepada BAPEPAM.

b. Menetapkan peraturan mengenai keanggotaan, pencatatan,

perdagangan, kesepadanan efek, kliring dan penyelesaian transaksi

bursa, dan hal-hal lain yang berkaitan dengankegiatan bursa.

(9)

6 2.2. Mekanisme Perdagangan di Bursa Efek Indonesia

Pelaksanaan Perdagangan

Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan dengan

menggunakan fasilitas JATS. Perdagangan Efek di Bursa hanya dapat

dilakukan oleh Anggota Bursa (AB) yang juga menjadi Anggota Kliring

KPEI. Anggota Bursa Efek bertanggungjawab terhadap seluruh transaksi

yang dilakukan di Bursa baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

kepentingan nasabah. Dalam hal ini, segmentasi pasarnya ialah pasar

reguler, tunai, dan negosiasi. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu

(HMETD) hanya dapat diperdagangkan di Pasar Tunai dan Pasar

Negosiasi pada sesi I.

Penyelesaian Transaksi

Segmen Pasar Waktu Penyelesaian Transaksi

Pasar Reguler Hari Bursa ke-3 setelah terjadinya Transaksi Bursa (T+3)

Pasar Tunai Hari Bursa yang sama dengan terjadinya Transaksi Bursa (T+0)

Pasar

Negoisasi

Berdasarkan kesepakatan antara Anggota Bursa jual dengan

Anggota Bursa Beli

Jam Perdagangan

Perdagangan Efek di Pasar Reguler, Pasar Tunai dan Pasar

Negosiasi dilakukan selama jam perdagangan setiap Hari Bursa dengan

(10)

7

 Jam Perdagangan Pasar Reguler:

Hari Sesi I Sesi II

Senin - Kamis Pukul 09:00:00 s/d 12:00:00 Pukul 13:30:00 s/d

15:49:59

Jumat Pukul 09:00:00 s/d 11:30:00 Pukul 14:00:00 s/d

15:49:59

Untuk Pasar Reguler menggunakan sesi Pra-pembukaan, Pra-penutupan dan Pasca

Penutupan yang dilakukan setiap hari Bursa dengan jadwal sebagai berikut:

Pra Pembukaan :

Waktu Agenda

08:45:00 - 08:55:00

WIB

Anggota Bursa Efek memasukan penawaran Jual dan

atau permintaan beli

08:55:01 - 08:59:59

WIB

JATS melakukan proses pembentukan Harga

Pembukaan dan memperjumpakan penawaran jual

dengan permintaan beli pada Harga Pembukaan

berdasarkan price dan time priority

Pra-Penutupan dan Pasca Penutupan:

Sesi Waktu Aktivitas

Pra-penutupan 15:50:00 s.d.

16:00:00

Anggota Bursa Efek memasukan

(11)

8

jual dengan permintaan beli pada

Harga Penutupan berdasarkan

price dan time priority

Pasca Penutupan 16:05:00 s.d.

16:15:00

Anggota Bursa Efek untuk

memasukkan penawaran jual dan

atau permintaan beli pada Harga

Penutupan, dan JATS

memperjumpakan secara

berkelanjutan (continuous auction)

atas penawaran jual dengan

permintaan beli untuk Efek yang

sama secara keseluruhan maupun

sebagian pada Harga Penutupan

berdasarkan time priority

 Jam Perdagangan Pasar Tunai:

Hari Waktu

Senin - Kamis Pukul 09:00:00 s/d 12:00:00

Jumat Pukul 09:00:00 s/d 11:30:00

 Jam Perdagangan Pasar Negoisasi:

(12)

9

Senin - Kamis Pukul 09:00:00 s/d 12:00:00 Pukul 13:30:00 s/d

16:15:00

Jumat Pukul 09:00:00 s/d 11:30:00 Pukul 14:00:00 s/d

16:15:00

Pesanan Nasabah

Pesanan yang dapat dilaksanakan di Bursa oleh Anggota Bursa adalah

pesanan terbatas (limit order), yaitu pesanan yang dilaksanakan oleh Anggota

Bursa sampai dengan batas harga yang ditetapkan oleh nasabahnya.Penawaran

jual dan atau permintaan beli nasabah atas Efek selain HMETD hanya boleh

ditransaksikan oleh Anggota Bursa di Pasar Reguler, kecuali nasabah

menginstruksikan atau menyetujui secara tertulis bahwa penawaran jual atau

permintaan belinya ditransaksikan di Pasar Tunai atau Pasar Negosiasi.

Satuan Perdagangan

Perdagangan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai harus dalam satuan

perdagangan (round lot) Efek atau kelipatannya, yaitu 100 (seratus) Efek.

Perdagangan di Pasar Negosiasi tidak menggunakan satuan perdagangan

(tidak round lot). Satuan Perubahan Harga (Fraksi) sesuai Peraturan II-A

Kep-00023/BEI/04-2016 :

Kelompok Harga Fraksi Harga Maksimum

Perubahan

< Rp200,- Rp 1,- Rp 10,-

Rp 200 s.d. < Rp 500,- Rp 2,- Rp 20,-

Rp 500 s.d. < Rp 2.000,- Rp 5,- Rp 50,-

(13)

10

>= Rp5.000,- Rp 25,- Rp 250,-

Fraksi dan jenjang maksimum perubahan harga di atas berlaku untuk satu

Hari Bursa penuh dan disesuaikan pada Hari Bursa berikutnya jika Harga

Penutupan berada pada rentang harga yang berbeda. Jenjang maksimum

perubahan harga dapat dilakukan sepanjang tidak melampaui batasan

persentase auto rejection.

Auto Rejection

Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam

JATS adalah harga penawaran yang masih berada di dalam rentang harga tertentu.

Bila Anggota Bursa memasukkan harga diluar rentang harga tersebut maka secara

otomatis akan ditolak oleh JATS (auto rejection).

Batasan auto rejection yang berlaku saat ini sesuai SK Direksi Nomor

Kep-00096/BEI/08-2015 :

1. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 50,-

(lima puluh rupiah);

2. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 35% (tiga

puluh lima perseratus) di atas atau 10% (sepuluh perseratus) di bawah

Acuan Harga untuk Saham dengan rentang harga Rp 50,- (lima puluh

rupiah) sampai dengan dari Rp 200,- (dua ratus rupiah);

3. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 25% (dua

puluh lima perseratus) di atas atau 10% (sepuluh perseratus) di bawah

Acuan Harga untuk Saham dengan rentang harga Rp 200,- (dua ratus

rupiah) sampai dengan dari Rp 5.000,- (lima ribu rupiah;

4. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 20% (dua

(14)

11 Harga untuk Saham dengan rentang harga di atas Rp 5.000,- (lima ribu

rupiah).

Penerapan Auto Rejection terhadap harga di atas untuk perdagangan saham

hasil penawaran umum yang pertama kalinya diperdagangkan di bursa

(perdagangan perdana), ditetapkan sebesar 2 (dua) kali dari persentase batasan

auto rejection harga sebagaimana dimaksud dalam butir di atas. Acuan Harga

yang digunakan untuk pembatasan harga penawaran tertinggi atau terendah atas

saham yang dimasukkan ke JATS dalam perdagangan saham di Pasar Reguler dan

Pasar Tunai ditentukan sebagai berikut:

 Menggunakan harga pembukaan (Opening Price) yang terbentuk pada sesi

Pra-Pembukaan; atau

 Menggunakan harga penutupan (Closing Price) di Pasar Reguler pada

Hari Bursa sebelumnya (Previous Price) apabila Opening Price tidak

terbentuk.

 Dalam hal Perusahaan Tercatat melakukan tindakan korporasi maka

selama 3 (tiga) Hari Bursa berturut-turut setelah berakhirnya perdagangan

saham yang memuat hak (periode cum) di Pasar Reguler, Acuan Harga di

atas menggunakan Previous Price dari masing-masing Pasar (Reguler atau

Tunai).

Pra-pembukaan

Pelaksanaan perdagangan di Pasar Reguler dimulai dengan

Pra-pembukaan. Anggota Bursa dapat memasukkan penawaran jual dan atau

permintaan beli sesuai dengan ketentuan satuan perdagangan, satuan perubahan

harga (fraksi) dan ketentuan auto rejection. Harga Pembukaan terbentuk

berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan permintaan beli terbanyak

yang dapat dialokasikan oleh JATS pada harga tertentu pada periode

Pra-pembukaan. Seluruh penawaran jual dan atau permintaan beli yang tidak

(15)

12 kembali penawaran jual dan atau permintaan beli) pada sesi I perdagangan,

kecuali Harga penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut melampaui

batasan auto rejection.

Penyelesaian Transaksi Bursa

 Pasar Reguler dan Pasar Tunai

Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Reguler dan Pasar Tunai antara

Anggota Bursa jual dan Anggota Bursa beli dijamin oleh KPEI.

1. Transaksi Bursa Pasar Reguler wajib diselesaikan pada Hari Bursa

ke-3 (T+ke-3).

2. Transaksi Bursa Pasar Tunai wajib diselesaikan pada Hari Bursa yang

sama (T+0).

Penyelesaiain Transaksi Bursa yang dilakukannya di Pasar Reguler dan

Pasar Tunai akan ditentukan oleh KPEI melalui proses Netting dan dilakukan

melalui pemindahbukuan Efek dan atau dana ke rekening Efek Anggota Bursa

yang berhak yang berada pada KSEI.

Dalam hal kewajiban Anggota Bursa untuk menyerahkan Efek tidak dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan maka Anggota Bursa tersebut wajib untuk menyelesaikan

kewajibannya dengan uang pengganti (ACS= Alternate Cash Settlement) yang

besarnya ditetapkan sebesar 125% (seratus dua puluh lima perseratus) dari harga

tertinggi atas Efek yang sama yang terjadi di:

1. Pasar Reguler dan Pasar Tunai yang penyelesaiannya jatuh tempo pada

tanggal yang sama; dan

2. Pasar Reguler pada Sesi I pada hari penyelesaian transaksi yang jatuh

temponya sebagaimana di atas.

Dalam hal Anggota Bursa tidak memenuhi kewajibannya untuk membayar

(16)

13 maka kewajiban Anggota Bursa tersebut wajib diselesaikan sesuai dengan

Peraturan KPEI.

Anggota Bursa yang tidak memenuhi kewajibannya dalam penyelesaian

Transaksi Bursa dilarang melakukan kegiatan perdagangan Efek di Bursa sampai

dengan KPEI melaporkan kepada Bursa bahwa semua kewajiban Anggota Bursa

tersebut telah terpenuhi dan Anggota Bursa dapat dikenakan sanksi sesuai dengan

Peraturan Bursa.

 Penyelesaian Transaksi Bursa Pasar Negosiasi

Waktu penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi ditetapkan

berdasarkan kesepakatan antara AB jual dan AB beli dan diselesaikan secara per

transaksi (tidak Netting). Bila tidak ditetapkan, penyelesaian Transaksi Bursa

dilakukan selambat-lambatnya pada Hari Bursa ke-3 setelah terjadinya transaksi

(T+3) atau Hari Bursa yang sama dengan terjadinya transaksi (T+0) khusus untuk

Hari Bursa terakhir perdagangan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

Penyelesaian Transaksi Bursa di Pasar Negosiasi dilakukan dengan

pemindahbukuan secara langsung oleh Anggota Bursa jual dan Anggota Bursa

beli dan tidak dijamin KPEI.

Biaya Transaksi

Anggota Bursa wajib membayar biaya transaksi kepada Bursa, KPEI dan

KSEI yang dihitung berdasarkan nilai per transaksi Anggota Bursa sebagai berikut

:

Jenis Transaksi Biaya Transaksi Dana Jaminan Pajak *

Pasar Reguler dan

(17)

14 Bursa

Obligasi 0,005%

* Dibayarkan ke Bursa sebagai Wajib Pungut, sesuai ketentuan yang berlaku.

Minimum biaya transaksi yang harus dibayar AB adalah Rp 2.000.000,-

(dua juta rupiah) per bulan termasuk untuk AB dalam keadaan suspensi atau

SPAB-nya dibekukan. Pembayaran harus sudah efektif dalam rekening Bursa

setiap bulan selambat-lambatnya pada hari kalender ke-12 bulan berikutnya.

Dalam hal hari kalender ke-12 (dua belas) di atas jatuh pada hari Sabtu atau hari

Minggu atau hari libur, kewajiban dimaksud efektif pada hari kerja berikutnya.

Keterlambatan pembayaran dikenakan denda sebesar 1% (satu per seratus) setiap

hari kalender keterlambatan.

Anggota Bursa yang tidak memenuhi kewajibannya selambat-lambatnya 5

Hari Bursa setelah lampaunya batas waktu pembayaran maka Anggota Bursa

tersebut disamping dikenakan denda juga dikenakan suspensi sampai dengan

diselesaikannya seluruh kewajiban pembayaran biaya transaksi dan dendanya.

Sumber : www.post.co.id

(18)

15 Obligasi (Bonds) adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak

antara pemberi pinjaman (dalam hal ini adalah pemodal) dengan yang diberi

pinjaman (emiten). Jadi surat obligasi adalah selembar kertas yang menyatakan

bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pinjaman kepada perusahaan yang

menerbitkan surat obligasi. Surat berharga obligasi merupakan instrumen utang

bagi perusahaan yang hendak memperoleh modal. Keuntungan dari membeli

obligasi diwujudkan dalam bentuk kupon. Berbeda dengan saham, maka

obligasi tidak mempunyai hak terhadap manajemen dan kekayaan perusahaan.

Artinya perusahaan yang mengeluarkan obligasi hanya mengakui mempunyai

utang kepada si pemegang obligasi sebesar obligasi yang dimilikinya. Oleh

karena itu, dalam struktur modal perusahaan yang terlihat dalam neraca,

obligasi dimasukkan dalam modal asing atau utang jangka panjang. Utang ini

akan dilunasi apabila telah sampai waktunya.

Jenis – jenis obligasi adalah sebagai berikut : 1. Ditinjau dari segi peralihan

a. Obligasi atas unjuk (bearer bonds) : Obligasi jenis ini tidak memiliki

nama dalam obligasinya dan mudah untuk dialihkan kepada pihak

lain.

b. Obligasi atas nama (registered bonds) : Obligasi yang memiliki nama

pemilik obligasi dalam obligasi dan untuk pengalihan memerlukan

berbagi persyaratan dan prosedur.

2. Ditinjau dari segi jaminan yang diberikan atau hak klaim.

a. Obligasi dengan jaminan (secured bonds) : Obligasi yang dijamin

dengan jaminan tertentu jenis obligasi ini antara lain, obligasi

dengan garansi (guaranteed bonds), obligasi dengan jaminan harta

(mortgage bonds), obligasi dengan jaminan efek (collateral trust

bonds) dan obligasi dengan jaminan peralatan (equipment bonds).

b. Obligasi tanpa jaminan (unsecured bonds) : Obligasi yang

(19)

16 debenture bonds, yang merupakan obligasi yang diterbitkan

pemerintah dan subordinate bonds.

3. Ditinjau dari segi cara penetapan dan pembayaran bunga dan pokok

a. Obligasi dengan bunga tetap : Obligasi yang memberikan bunga

secara tetap setiap periode tertentu, misalnya 16 % per tahun.

b. Obligasi dengan bunga tidak tetap : Obligasi yang memberikan

bunga tidak tetap dan biasanya dikaitkan dengan suku bunga bank

yang berlaku untuk periode tertentu.

c. Obligasi tanpa bunga : Obligasi yang tidak memberikan bunga

kepada pemegangya. Keuntungan dari obligasi ini diharapkan

selisih nilai antara nilai pembelian dengan nilai pada saat jatuh

tempo.

4. Ditinjau dari segi penerbit

a. Obligasi oleh pemerintah : Obligasi yang diterbitkan oleh

pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah atau perusahaan

pemerintah.

b. Obligasi oleh swasta : Obligasi yang diterbitkan oleh pihak swasta.

5. Ditinjau dari segi jatuh tempo

a. Obligasi jangka pendek : Obligasi yang berjangka waktu tidak

lebih dari 1 tahun.

b. Obligasi jangka menengah : Obligasi yang memiliki jangka waktu

antara 1 tahun sampai dengan 5 tahun.

c. Obligasi jangka panjang : Obligasi yang memiliki jangka waktu

lebih dari 5 tahun.

2.4. Berinvestasi dalam Obligasi

Cara paling umum dikalangan perusahaan atau usaha yang

(20)

17 Untuk mendapatkan keuntungan dalam berinvestasi obligasi adalah dengan

memantau suku bunga sebagai referensi. Formulanya sederhana yaitu jika

tingkat suku bunga turun, maka harga obligasi akan mengalami kenaikan dan

berlaku sebaliknya. Harga obligasi terkait dengan fluktuasi suku bunga dan

untuk itu kita dapat memperoleh keuntungan maupun kerugian dari

naik-turunya suku bunga.

Meskipun demikian, obligasi milik pemerintah biasanya memberikan

bungan yang relatif kecil dibandingkan dengan obligasi milik korporasi. Untuk

lebih amannya, investasi dilakukan dengan diversifikasi dengan cara tidak

hanya membeli satu jenis obligasi, namun mengambil dua jenis obligasi yang

ada yaitu obligasi milik pemerintah dan obligasi milik korporasi. Ada enam hal

yang perlu diperhatikan dalam memilih obligasi untuk memberikan hasil yang

maksimal, yaitu :

1. Tingkat kemajuan

Tingkat kemajuan ini yakni memperhatikan posisi penerbit obligasi

dimana menganalisis tingkat pertumbuhan yang prospektif.

2. Jumlah obligasi

Jumlah obligasi menjadi suatu tumpuan karena jumlah obligasi

yang semakin banyak biasanya menunjukkan bahwa kapitalisasinya

semakin besar dan memiliki peluang yang tinggi untuk ditransaksikan

di pasar sekunder.

3. Hasil yang diperoleh

Memperhatikan hasil yang diperoleh dari obligasi yang dibeli.

Semakin tinggi hasil, maka artinya keuntungan yang didapatkan akan

semakin besar. Namun, dalam dunia investasi terdapat hukum abadi

yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat penghasilan, maka

semakin tinggi resiko yang menyertainya.

4. Waktu pelunasan

Memperhatikan jatuh tempo pada obligasi pemerintah maupun

korporasi. Jika semakin lama jatuh tempo dari obligasi pemerinta atau

korporasi maka semakin tinggi tingkat resiko faktor ketidakpastian.

(21)

18 Memperhatikan atau memilih obligasi yang memiliki tingkat

jual-beli yang tinggi atau frekuensi perdagangan yang sering. Obligasi yang

sering diperdagangkan dalam jual-beli biasanya mudah dalam pencairan

keuntungan.

6. Pilihan mata uang

Pada pemilihan mata uang, pertama-tama kita memastikan kemana

hasil penjualan obligasi digunakan oleh perusahaan penerbit obligasi.

Misal obligasi dolar lebih menarik dan prospektif hanya digunakan

untuk membayar hutang perusahaan maka hal ini bukan merupakan

pilihan yang baik. Pemilihan mata uang obligasi didasarkan atas

prospektif kedepannya untuk suatu perusahaan.

2.5. Studi Kasus : Obligasi Syariah

1. Obligasi

Obligasi merupakan suatu surat berharga yang dijual kepada

publik, dimana disana dicantumkan berbagai ketentuan yang menjelaskan

berbagai hal seperti nilai nominal, tingkat suku bunga, jangka waktu, nama

penerbit, dan beberapa ketentuan lainnya yang terjelaskan dalam

undang-undang yang disahkan oleh lembaga terkait. Di bawah ini terdapat

beberapa pengertian tentang obligasi antara lain (Fahmi 2012):

a. Obligasi merupakan janji tertulis dari sebuah perusahaan, pemerintah,

atau lembaga keuangan lainnya untuk membayar nilai nominal pada

waktu jatuh tempo.

b. Obligasi adalah sekuritas hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh

sebuah perusahaan atau pemerintah, yang memiliki suku bunga dan

jangka waktu jatuh tempo yang tetap.

c. A dictionary of economics, business & finance, memberikan definisi

obligasi sebagai berikut :

1) persetujuan atau perjanjian tertulis yang telah ditetapkan

(22)

19 perusahaan mesti membayar sejumlah harta dan bunga dan tanggal

yang telah ditetapkan.

2) Perjanjian antara 2 orang atau lebih, bertujuan agar salah satu

pihak mesti mempunyai kewajiban yang akan membayar hutang

kepada pihak lain.

Menurut Rusdin (2006), obligasi diterbitkan oleh pihak-pihak yang

memiliki legalitas dari segi hukum, karena ini menyangkut dengan

pertanggung jawaban di kemudian hari seperti persoalan ketidakmampuan

menyelesaikannya dan sebagainya. Ada beberapa pihak yang menerbitkan

obligasi, yaitu ;

a. Perusahaan

b. Pemerintah

c. Pemerintah negara bagian (Pemda)

d. Pemerintah asing, dan

e. Perusahaan asing

2. Obligasi Syariah (SUKUK)

a. Pengertian SUKUK

Menurut tim studi minat emiten di pasar modal Bapepam-LK (2009), pada

dasarnya definisi sukuk yang berasal dari berbagai sumber literatur dapat

dibagi menjadi dua, yaitu definisi secara etimologi dan definisi secara

terminologi. Secara etimologi (bahasa), sukuk berasal dari bentuk jamak

bahasa Arab dari kata “sakk” yang berarti sertifikat, perjanjian, atau

instrumen hukum. Secara terminologi, sukuk dapat didefinisikan sebagai

suatu sertifikat kepercayaan atas kepemilikan atau sertifikat investasi atas

kepemilikan sesuatu, dengan masing-masing sakk menunjukkan kepentingan

kepemilikan yang proporsional dan tidak dapat dipisahkan dalam suatu aset

atau kumpulan aset. Berikut ini akan dijelaskan definisi sukuk secara

terminologi menurut AAOIFI (The Accounting and Auditing Organisation for

(23)

20 Ulama Indonesia), dan Bapepam-LK. AAOIFI dalam Shari‟a Standard No.17

mendefinisikan sukuk sebagai berikut :

Investment Sukuk are certificates of equal value representing undivided share in ownership of tangible assets, usufructs and services, or (in the

ownership of) the assets of particular projects or special investment

activity, however, this is true after receipt of the value of the sukuk, the

closing of subscription and the employment of funds received for the

purpose for which the sukuk were issued”.

Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa sukuk merupakan sertifikat

bernilai sama yang merupakan bukti kepemilikan yang tidak dibagikan atas

suatu aset, hak manfaat, dan jasa-jasa atau kepemilikan atas proyek atau

kegiatan investasi tertentu. DSN-MUI dalam Fatwa DSN-MUI Nomor

32/DN-MUI/IX/2002, mendefinisikan obligasi syariah (sukuk) sebagai

berikut

“….suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang

dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan

emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah

berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada

saat jatuh tempo.”

Selanjutnya, menurut Bapepam-LK dalam Peraturan Nomor IX.A.13

tentang Penerbitan Efek Syariah, Sukuk didefinisikan sebagai berikut :

“Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak tertentu (tidak terpisahkan atau tidak

terbagi (syuyu’/undivided share) atas:

1) Aset berwujud tertentu (a’yan maujudat);

2) Nilai manfaat atas aset berwujud (manafiul a’yan) tertentu baik yang

sudah ada maupun yang akan ada;

3) Jasa (al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan ada;

4) Aset proyek tertentu (maujudat masyru’ mu’ayyan); dan/atau

5) Kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath ististmarin

(24)

21

b. Karakteristik SUKUK

Menurut Direktorat Pengelolaan Utang Departemen Keuangan, sukuk

pada prinsipnya mirip seperti obligasi konvensional, dengan perbedaan pokok

antara lain berupa penggunaan konsep imbalan dan bagi hasil sebagai

pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung (underlying transaction)

berupa sejumlah tertentu aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk, dan

adanya aqad atau penjanjian antara para pihak yang disusun berdasarkan

prinsip-prinsip syariah. Selain itu, sukuk juga harus distruktur secara syariah

agar instrumen keuangan ini aman dan terbebas dari riba, gharar dan maysir.

Berikut akan dijabarkan secara rinci karakteristik sukuk:

1) Merupakan bukti kepemilikan suatu aset berwujud atau hak manfaat

(beneficial title).

2) Pendapatan berupa imbalan (kupon), marjin, dan bagi hasil, sesuai

jenis akad yang digunakan.

3) Terbebas dari unsur riba, gharar dan maysir.

4) Penerbitannya melalui special purpose vehicle (SPV).

5) Memerlukan underlying asset.

6) Penggunaan proceeds harus sesuai prinsip syariah.

7) Perbedaan sukuk dengan obligasi konvensional akan ditunjukkan

(25)

22

c. Jenis SUKUK

Menurut Direktorat Pengelolaan Utang Departemen Keuangan, jenis-jenis

Sukuk yang telah mendapatkan endorsement dari AAOIFI yaitu:

1) Sukuk Ijarah, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau

akad Ijarah di mana satu pihak bertindak sendiri atau melalui wakilnya

menjual atau menyewakan hak manfaat atas suatu aset kepada pihak lain

berdasarkan harga dan periode yang disepakati, tanpa diikuti dengan

pemindahan kepemilikan aset itu sendiri. Sukuk Ijarah dibedakan menjadi

Ijarah Al Muntahiya Bittamliek (Sale and Lease Back) dan Ijarah

Headlease and Sublease. Gambar 2.1 berikut menunjukkan ringkasan

(26)

23 Keterangan :

1. SPV dan Obligor melakukan transaksi jual-beli aset, disertai dengan Purchase

and Sale Undertaking di mana obligor menjamin untuk membeli kembali aset

dari SPV, dan SPV wajib menjual kembali aset kepada obligor, pada saat sukuk

jatuh tempo atau dalam hal terjadi default.

2. SPV mendistribusikan penerbitan sukuk kepada investor untuk membiayai

pembelian aset.

3. Pemerintah menyewa kembali aset dengan melakukan perjanjian sewa (Ijara

Agreement) dengan SPV untuk periode yang sama dengan tenor sukuk yang

diterbitkan. Berdasarkan servicing agency agreement, Obligor ditunjuk sebagai

agen yang bertanggung jawab atas perawatan aset

4. Obligor membayar sewa (Imbalan) secara periodik kepada SPV selama masa

sewa.

5. SPV melalui agen yang ditunjuk akan mendistribusikan imbalan kepada para

(27)

24 6. Pada saat jatuh tempo, SPV melakukan penjualan kembali aset kepada obligor

senilai nominal sukuk. Kemudian hasil penjualan aset tersebut digunakan SPV

untuk melunasi sukuk kepada investor.

2) Sukuk Musyarakah, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian

atau akad Musyarakah di mana dua pihak atau lebih bekerjasama

menggabungkan modal untuk membangun proyek baru, mengembangkan

proyek yang telah ada, atau membiayai kegiatan usaha. Keuntungan

maupun kerugian yang timbul ditanggung bersama sesuai dengan jumlah

partisipasi modal masing-masing pihak.

3) Sukuk Mudharabah, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian

atau akad Mudharabah di mana satu pihak menyediakan modal (rab

al-maal) dan pihak lain menyediakan tenaga dan keahlian (mudharib),

keuntungan dari kerjasama tersebut akan dibagi berdasarkan perbandingan

yang telah disetujui sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung

sepenuhnya oleh pihak yang menjadi penyedia modal. Gambar 2.2

(28)

25 Keterangan :

1. Investor menyerahkan modal untuk kegiatan usaha

2. Emiten menyerahkan keterampilan melakukan operasional dalam kegiatan

usaha

3. Keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usaha tersebut akan dibagi sesuai

nisbah masing-masing yang telah disepakati sebelumnya. Kerugian yang terjadi

sepenuhnya ditanggung oleh pihak pemilik modal, dalam hal ini investor.

4. Pada saat jatuh tempo, modal pokok akan dikembalikan ke para investor.

4) Istisna’, yaitu sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atau akad

Istisna‟ di mana para pihak menyepakati jual-beli dalam rangka pembiayaan suatu proyek/barang sehingga barang yang akan diproduksi

tersebut menjadi milik pemegang sukuk. Adapun harga, waktu

penyerahan, dan spesifikasi barang/proyek ditentukan terlebih dahulu

berdasarkan kesepakatan.

Dari awal penerbitannya pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2010, jenis

akad sukuk yang diterbitkan di Indonesia hanya terdiri dari sukuk mudharabah

dan sukuk ijarah (sale and lease back) dengan presentase masing-masing 2 persen

dan 98 persen. Dalam penelitian ini juga hanya terbatas pada analisis mengenai

sukuk mudharabah dan sukuk ijarah karena disesuaikan oleh data yang tersedia.

Analisis :

PT Salim Ivomas Pratama

Tbk

PT Pupuk Kalimantan

Timur Tk

Perhitungan Return dan

Risiko Obligasi

Obligasi Syariah :

YMT : 10,07%

Obligasi Syariah :

(29)

26

Berdasarkan perhitungan YTM dapat disimpulkan bahwa untuk obligasi

Pupuk Kaltim, obligasi konvensional memiliki kinerja lebih baik dalam hal

tingkat pengembalian atau return jika dibandingkan dengan obligasi syariah.

Sedangkan untuk obligasi Salim Ivomas Pratama obligasi syariah memiliki

kinerja lebih baik hal ini dilihat dari tingkat pengembalian yang lebih besar

dibandingkan dengan obligasi konvensional.

Risiko obligasi yang dihitung dengan menggunakan standar deviasi

memberikan hasil bahwa risiko untuk obligasi Pupuk Kaltim, risiko obligasi

konvensional lebih tinggi sedangkan untuk obligasi syariah, obligasi Salim

Ivomas Pratama memiliki risiko lebih besar. Pada dasarnya tingkat return dan

risiko berbanding lurus sesuai dengan teori high risk high return.

Pada dasarnya kinerja obligasi selalu berubah dari tahun ke tahun dilihat

dari perkembangan ekonomi di Indonesia. Pada periode 2010-2013 return obligasi

cukup fluktuatif. Akan tetapi pada tahun ini instrumen obligasi diprediksi

berpotensi memberikan return tinggi meskipun dihadapkan pada tantangan yang

cukup berat. Ketersediaan likuiditas yang masih cukup besar dan kondisi makro

ekonomi Indonesia yang membaik menjadi pemicu aliran dana investor ke pasar

obligasi.

Ada dua faktor yang mempengaruhi pergerakan harga dan naik turunnya

yield obligasi yaitu inflasi dan pemilu. Beberapa pakar berpendapat bahwa pemilu

2014 tidak akan terlalu berpengaruh terhadap prospek pasar obligasi nasional. Hal

ini karena kebutuhan ekspansi akan membuat sejumlah perusahaan tetap akan

mengeluarkan obligasi. Jika BI rate dan inflasi stabil di tahun depan serta kondisi

ekonomi global sesuai ekspektasi maka pasar obligasi di dalam negeri tetap

(30)

27 menimbulkan ketidakpastian, sehingga mengakibatkan keraguan para pemodal

untuk menanamkan modalnya di obligasi.

Seperti halnya penerbitan obligasi korporasi yang pasokannya relatif lebih

sedikit dibandingkan dengan tahun lalu. Banyak emiten yang menunda

menerbitkan obligasi karena isu seperti tren suku bunga yang cukup tinggi yang

nantinya mengakibatkan pembayaran kupon pun tinggi. Hal tersebut

membuktikan bahwa kondisi politik dan ekonomi Indonesia yang belum stabil

memberikan dampak negatif bagi pasar obligasi korporasi. Akan tetapi, di tahun

mendatang diperkirakan beberapa emiten akan kembali menerbitkan obligasi.

Segala bentuk investasi sudah pasti akan dihadapkan pada risiko dan

return begitu pun dengan obligasi. Obligasi konvensional dan obligasi syariah

masing-masing memiliki risiko dan return yang sebanding yakni semakin tinggi

risiko semakin tinggi pula return yang akan didapatkan. Meskipun obligasi

tergolong memiliki tingkat risiko lebih rendah dibandingkan dengan portofolio

lainnya seperti saham, namun setiap investor harus siap dalam menghadapi risiko

pada obligasi tersebut. Pada saat ini banyak investor yang tidak melirik obligasi

syariah sebagai alat investasinya, padahal pada kenyataannya tingkat

pengembalian antara obligasi konvensional dan obligasi syariah tidak jauh

berbeda. Calon investor yang tergolong kurang suka risiko (risk averter) dapat

memilih obligasi syariah sebagai pilihan investasi yang cukup baik.

Namun, dapat kita ketahui juga bahwa investasi syariah akan memberikan

keuntungan kepada investor berupa persentase bagi hasil (nisbah) dari keuntungan

Bank atau Lembaga Keuangan dari hasil pengelolaan dana nasabah. Dalam sistem

ini, meski nisbah disepakati sejak awal, kita tidak bisa mengetahui hasil pasti yang

akan diterima, sebelum keuntungan hasil usaha tersebut diketahui di akhir periode

yang telah ditentukan.

Lantas, bagaimana perbandingan keuntungan imbal hasi (return) dari

investasi syariah dan konvensional, khususnya di saham?

Bareksa membandingkan pergerakan indeks saham syariah (Jakarta Islamic

Index/JII) dengan IHSG selama tiga tahun terakhir. JII berisikan saham-saham

syariah dan tidak memasukkan saham-saham perbankan ataupun barang - barang

(31)

28 Menariknya indeks syariah mendapatkan keuntungan yang lebih besar

terutama disaat kondisi saham – saham yang berbasis riba seperti perbankan ataupun mengalami penurunan harga saham, seperti pada awal tahun ini hingga

bulan Mei kemarin. Dalam periode itu, saham - saham perbankan mengalami

(32)

29 BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX))

merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa

Efek Surabaya (BES). Bursa efek memegang peranan penting sebagai pelaku

pasar modal di Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa pasar modal berfungsi

sebagai intermediaries antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak

yang membutuhkan dana. Bentuk fisik dari pasar modal itulah yang dinamakan

Bursa Efek. Dengan demikian, di Bursa efeklah terjadi perdagangan saham,

sekuritas, obligasi, dan derivatif. Bursa efek Indonesia memiliki kewenangan

tertentu yang bertujuan untuk menghindari praktik perdagangan dengan harga

yang tidak wajar, penipuan terhadap penanam modal, dsb. Dengan demikian

Bursa efek juga memberi perlindungan kepada investor dan emiten.

Obligasi (Bonds) adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak

antara pemberi pinjaman (dalam hal ini adalah pemodal) dengan yang diberi

pinjaman (emiten). Jenis – jenis obligasi ditinjau dari segi peralihan yaitu Obligasi atas unjuk (bearer bonds) dan Obligasi atas nama (registered bonds). Ditinjau dari

segi jaminan yang diberikan atau hak klaim yaitu Obligasi jaminan dan Obligasi

tanpa jaminan. Ditinjau dari segi cara penetapan dan pembayaran bunga dan

pokok yaitu obligasi bunga tidak tetap, obligasi bunga tetap, obligasi tanpa bunga.

Ditinjau dari segi penerbit yaitu obligasi oleh pemerintah, obligasi oleh swasta.

Ditinjau dari segi jatuh tempo yaitu obligasi jangka pendek, obligasi jangka

menengah, obligasi jangka panjang.

Segala bentuk investasi sudah pasti akan dihadapkan pada risiko dan return

begitu pun dengan obligasi. Obligasi konvensional dan obligasi syariah

masing-masing memiliki risiko dan return yang sebanding yakni semakin tinggi risiko

(33)

30 3.2. Saran

(34)

31 DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Panduan Menjalankan Investasi Obligasi [internet]. [diunduh 2016 Okt 1]. Tersedia pada : http://www.bibliotika.com/2015/04/panduan-menjalankan-investasi-obligasi.html.

Kusmayanti R. 2014. Analisis Perbandingan Kinerja Obligasi Syariah dan Obligasi Konvensional di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013 [Skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor

Rini M. 2012. Obligasi Syariah (Sukuk) dan Indikator Makroekonomi Indonesia [Skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/52522/5/Chapter%20I.pdf. [diunduh pada : 1 Oktober 2016]

http://www.bibliotika.com/2015/04/panduan-menjalankan-investasi-obligasi.html. [diunduh pada : 1 Oktober 2016]

Referensi

Dokumen terkait

Untuk penentuan model isoterm adsorpsi logam Fe (II) pada karbon aktif dari ampas tebu, data yang diperoleh pada percobaan 2.1.3 diolah dengan ketentuan

Modal Anggota Modal anggota berbentuk simpanan pokok dan simpanan wajib yang diukur sesuai dengan jumlah uang yang menjadi kewajiban anggota untuk disetorkan kepada koperasi

Hasil penelitian yang saya peroleh dapat membantu guru BK di sekolah untuk melihat kegiatan anak didik di sekolah yaitu melalui pelayanan bimbingan kelas, akademik dan sosial,

Begitu juga, setelah belajar Psikologi Pendidikan dia menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi perubahan perilaku, dengan memperoleh sejumlah pengetahuan, sikap

‘’ Telah Nampak kerusaka di darat dan di laut di sebabkan karena perbuatan tangan manusia’’. Oleh karana itu apabila kita dalam menata kehidupan perekonomian,

Hal tersebut menarik dan menjadi peluang penelitian untuk melihat resiliensi akademik peserta didik yang berasal dari sekolah yang sama dengan sarana prasarana sekolah

Selain itu, diberitakan bahwa Musyârakah Mutanâqishah menjadi produk yang paling banyak diminati dalam pembiayaan kepemilikan rumah dari pada akad yang lainnya,

Belum terdapat pengaturan mengenai berapa besar jumlah saham yang akan diinvestasikan supaya kepemilikan saham BUMN di sektor strategis dan menguasai hajat hidup orang banyak