• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN TERHADAP IKATAN JUAL BELI TANAHBANGUNAN MENURUT SISTEM BURGELIJK WETBOEK DAN MENURUT HUKUM ADAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TINJAUAN TERHADAP IKATAN JUAL BELI TANAHBANGUNAN MENURUT SISTEM BURGELIJK WETBOEK DAN MENURUT HUKUM ADAT"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

D O N N Y

TINJAUAN TERHADAP IKATAN JUAL BELI

TANAH/ BANGUNAN MENURUT SISTEM BURGELIJK WETBOEK

DAN MENURUT HUKUM ADAT

FAKULTAS HUKUM UN1VERSITAS AIRLANGGA

(2)

TINJAUAN TERHADAP IKATAN JUAL BELI

TANA.H/BANGUNAN MENURUT SISTEM BURGELIJK WETBOEK DAN MENURUT HUKUM ADAT

SKRIPSI

DIAJUKAN UNTUK MELENGKA.pl TUGAS DAN MEMENUHI SYARAT-SYARAT UNTUK MENCAPAI GELAR SARJANA HUKUM

OLEH D 0 N N V 038712558

DOSEN DAN PENGUJI

V

\

MARTHALENA POHAN, S.H

FAICULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIHLANGGA S U R A B A Y A

(3)

KETUA :

Prof Dr R. Soetojo Prawirohamidjojo, S.H.

SEKRETARIS : Lisman, S.H.

ANGGOTA :

1. Marthalena Pohan, S*H.

2. Abdoel Mutholib, S*H*

(4)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... iv

Da ftar Isi ... ... vi

Daftar Lampiran ... viii

Bab I. Pendahuluan ... 1

1. Permasalahan: Latar Belakang dan Rumusannya ... 1

2. Penjelasan Judul ... ... 2

3. Alasan Pemilihan Judul ... 3

k* Tujuan Penulisan ... 3

5. Metodologi ... k a. Pendekatan masalah ... if b. Sumber data ... ... k c. Prosedur pengumpulan dan pengolahan data ... if d. Analisa data ... k 6. Pertanggungjawaban cistematika ... 5

Bab XI. Ikatan Jual Beli Tanah/Bangunan burdasarkan B.W. 7 1. Perjanjian Obligatoir ... 8

2. Benda dalam Jual-beli ... 11

3. Harga dalam Jual-beli ... 20

if. Analisa menurut B.W... 22

Bab III. Ikatan Jual Beli Tanah/Bangunan menurut Hukum Adat ... 2£f 1. Hak Pengelolaan ... 24

2. Sertifikat Hak Guna Bangunan bagi Real Estate ... 29

(5)

k. Analisa menurut Hukum Adat ... i+0

Bab IV. Penutup ... 1. Kesimpulan ...

2. Saran ... if6

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur 6aya panjatkan kepada Tuhan yang Maha-

esa karena tanpa restu-Nya, tidak mungkin skripsi ini dapat saya selesaikan dengan baik, guna melengkspi tugas dan me- menuhi syarat untuk mencapai gelar sarjana hukum di ling­ kungan Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya.

Saya menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal ini karena keterbatasan pengetahuan yang saya

t

miliki. Walaupun demikian, saya berharap mudah-mudahan tu- lisan ini dapat memberikan sumbangan serte manfaat bagi Al­ ma Mater saya.

Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan peng- hargaan yang setinggi-tingginya serta ucapan terima kasih kepada yang‘terhormat Ibu Marthalena Pohan, S.H., selaku dosen pembimbing saya, yang telah bersedia meluangkan wak-

tunya serta dengan penuh kesabaran dalam membimbing saya selama penulisan skripsi ini,

Pada kesempatan ini pula, ungkapan rasa terima kasih saya sampaikan juga kepada yang terhormat Bapak Prof Dr R. Soetojo Prawirohamidjojo, S.H., Bapak Lisman, S.H., Bapak Abdoel Mutholib, S.H., Bapak Soedalhar, S.H* selaku tim pe-

nguji yang telah bersedia menguji saya dalam rangka memper- tahankan skripsi ini. Juga kepada Bapak pimpinan Darmo Per­ mai yang telah mengijinkan saya untuk mengadakan penelitian di Darmo Permai dalam rangka penyelesaian skripsi ini.

(7)

Terima kasih tak terhingga saya snmpaikan pula kepada rekan-rekan saya seangkatan, Tatai Pangestu, Heru Purnomo, Mari Wahyudi, sahabat-sahabat saya tercinta, Guna- wan Wijaya dan Denies serta rekan-rekan lain yang tidak da­ pat saya sebutkan namanya di sini, atas dorongan yang dibe­ rikan hingga semangat saya untuk menyeles^ikan skripsi ini .terus menyala.

'Akhirnya, skripsi ini saya persembahkan kepada 'ke­ dua orang tua saya, yang kasihnya senanti.’isa raenerangi ja- lan saya, serta kepada kakak dan adik-adik saya, yang telah memberikan kehangatan dalam keluarga kami.

Saya berharap semoga skripsi yang amat sederhana ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu hukum.

Surabaya, Desember '91 Penulis:

Donny 036712558

(8)

DAFTAR LAMPIRAW

Surat Pesanan Pembelian Bangunan di Proyek Kota Satelit Surabaya dan Surat Persetujuan Cara Pembayaran Pembelian Rumah di Proyek Kota Satelit PT Darmo Permai.

Akta Ikatan Jual Beli Tanah/Bangunan, tanggal 3-10-1960, di hadapan Notaris R. Soebiono Danoesastro.

Putusan No. 305/Pdt. G/19tf5/PN.,SBY.

(9)

B A B I

P E N D A H U L U A N

Permasalahan: Latar Belakang dan Kumusannva

Pada umumnya, suatu perusahaan pembangun perumahan dalam melaltukan penjualan rumah/tanah tidak memberikan pin-

jaman secara langsung pada pembeli, melainkan pembeli diper- silakan untuk mencari suatu Bank/lembaga keuangan non Bank yang bersedia untuk memberikan kredit bagi pembelian rumah/ tanah tersebut dengan rumah/tanah itu sebagai jaminannya,

Darmo Permai sebagai salah satu perusahaan pembangun perumahan ternyata memberikan pinjaman secara langsung kepa­ da pembeli rumah/tanah yang membutuhkannya. Dan untuk raelin- dungi perusahaan dan menjamin pembayaran angsuran, maka di- buatlah perjanjian-perjanjian tertulis yang dituangkan dalam bentuk perjanjian baku yang berdasarkan sistem Burgelijk Wetboek ( untuk selanjutnya akan disingkat menjadi B.W. ). Tetapi ternyata di dalam perjanjian baku tersebut terdapat juga unsur-unsur perjanjian yang mencerminkan adanya suatu sistem jual-beli menurut hukum adat, yang mempunyai sifat- sifat yang berbeda dengan sistem hukum B.W..

Oleh karena itu, saya tertarik untuk membahas kasus ini dalam suatu bentuk skripsi yang permasalahannya akan saya tuangkan dalam dua buah rumusan permasalahan, yaitu:

(10)

1. Bagairaanakah bila Ikatan Jual Beli Tanah/Bangunan tersebut ditinjau dari sudut sistem B.W. ?

2. Bagaimanakah bila Ikatan Jual Beli Tanah/Bangunan tersebut ditinjau menurut sistem hukum adat ?

2. Pen.ielasan Judul

Dalam penulisan ekripsi ini, saya mengambil judul "Tinjauan terhadap Ikatan Jual Beli Tanah/Bangunan menurut Sistem Burgelijk Wetboek dan menurut Hukum Adat."

Tinjauan berarti pendapatan meninjau; pandangan; pendapat (sesudah menyelidiki, mempelajari dsb) atau suatu perbuatan meninjau.*^ *

2

Ikatan berarti yang telah diikat; cara mengikat. Sedangkan .jual-beli sesuai dengan pasal li+57 B.W. mempunyai pengertian suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu me- ngikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pi­ hak yang lain untuk merabayar harga yang telah dijanjikan.

Tanah berarti bumi dalam arti permukaan bumi atau lapisan bumi yang di atas sekali.^ Sedangkan bangunan ber­ arti yang didirikan (seperti rumah, gedung dsb),^

2

• J .S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia . cet. V, Balai Pustaka, Jakarta, 1976, h. 1078.

2Ibid. ,h. 371. 3Ibid. ,h. 1006.

(11)

Sistem berarti sekelorapok dari pendapat, peristiwa, kepercayaan dsb yang disusun dan diatur baik-baik.^ Sedang- kan Burgelijk Wetboek raerupakan nama Kita.b Undang-undang Hukura Perdgta untuk Indonesia yang mulai berlaku sejak ta- hun 18if8. Hukum adat ialah suatu kompleks norma-norma yang bersumber pada perasaan keadilan rakyat yang selalu berkem- bang serta meliputi peraturan-peraturan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, sebagian besar tidak tertulis, senantiasa ditaati dan dihormati rakyat, karena mempunyai akibat hukum (sanksi).^

3• Alasan Pemilihan Judul

Judul ini saya pilih karena Ikatan Jual Beli Tanah/ Bangunan di Darmo Permai tersebut mengandung persoalan-per- soalan hukum yang saya anggap cukup menarik untuk dibahas dalam suatu skripsi.

4* Tu.iuan Penulisan

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melengkapi tu- gas dan memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar sarjana hukum. Disamping i,tu, juga untuk memberikan sumbangan pemi- kiran bagi perusahaan pembangun perumahan khususnya Darmo Permai.

5Xbid., h. 955.

(12)

5. Metodologi

a. Pendekatan masalah.

Pendekatan yang saya gunakan dalam membahas perma- salahan dalam skripsi ini ialah pendekatan yuridis sosiolo- gis, yaitu pendekatan melalui peraturan perundang-undangan, serta melalui kenyataan-kenyataan yang terjadi dalam masya- rakat. Sedangkan metoda berpikir saya, dalam menarik suatu kesimpulan, ialah metode analitiko-sintetik, yaitu menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari data yang berupa penelitian berkas perjanjian, setelah diuji dengan teori hukum yang terdapat dalam literatur.

b. Sumber data.

•'Data primer berupa data lapangan, yaitu hasil pene­ litian di Darmo Permai, sedangkan data sekunder berupa data kepustakaan, yang sebagian besar terdiri atas literatur hu- kum perdata dan hukum agraria.

c. Prosedur pengumpulan dan pengolahan data.

Data lapangan dikumpulkan dengan menginVentarisasi berkas-berkas perjanjian jual beli di Darmo Permai, sedang­ kan data kepustakaan diperoleh melalui berbagai bahan bacaan yang berkaitan dengan permasalahan dalam skripsi ini, yang sebagian besar berupa bacaan hukum perdata dan agraria.

Pengolahan data dilakukan dengan mengklasifikasikan data yang sejenis, serta mencatat bagian-bagian yang rele- van untuk dikutip dari bahan bacaan.

(13)

Analisis data dilakukan dengan membandingkan data lapangan dengan teori, serta peraturan perundang-undangan. Disamping itu, juga dilakukan pengamatan terhadap kenyataan- ketiyataan yang berlaku di masyarakat, yang berkaitan dengan

permasalahan dalam skripsi ini, untuk menarik kesimpulan dari permasalahan yang dibahas.

6• PertanKgung.iawaban Sistematika

Bab I merupakan Pendahuluan karena berisikan pemba- hasan hal-hal yang bersifat umum, seperti latar belakang dan rumusan permasalahan, penjelasan judul, alasan pemilih- an judul, tujuan penulisan, metodologi, dan pertanggungja- waban sistematika. Dengan membaca Bab I ini, pembaca diharap- kan dapat mengetahui secara ringkas isi skripsi ini sehingga akan memperoleh gambaran tentang isinya. Penempatan Penda­

huluan dalam Bab I ini sesuai pula dengan pedoman penyusunan skripsi yang terdapat dalam Buku Pedoman Fakultas Hukum Air- langga.

Permasalahan pertama dalam skripsi ini saya letakan dalam Bab II karena berdasarkan pedoman penyusunan skripsi mengenai bentuk, ukuran, dan format skripsi yang terdapat dalam Buku Pedoman Fakultas Hukum Airlangga, Pendahuluan di- jadikan Bab I, dan disamping itu alasan lainnya ialah karena Burgelijk Wetboek sebagai hukum yang tertulis dan terkodifi- kasi mempunyai kepastian hukum yang lebih besar apabila di-

(14)

mudah mencari sumbernya. Dalam Bab IX ini nantinya akan di- kemukakan unsur-unsur jual-beli seperti yang terdapat dalam sistem B.W. dengan tujuan untuk memberikan alasan mengapa saya beranggapan bahwa Ikatan Jual Beli Tanah/Bangunan ini secara formil disusun menurut sistem B.W.

Sedangkan untuk permasalahan yang kedua, saya letak- an dalam Bab III dengan alasan karena hukum adat dibanding- kan dengan B.W. lebih bersifat tidak pasti karena sebagian besar belum tertulis. Disamping itu, juga karena permasalah­ an yang kedua ini merupakan peninjauan yang lebih mendalam terhadap unsur-unsur yang terdapat dalam ikatan jual-beli tersebut, sehingga-pembaca diharapkan untuk terlebih dahulu memahami apa yang dikemukakan dalam Bab II. Dalam Bab III ini juga akan disinggung mengenai beberapa hak-hak atas ta- nah yang berlaku bagi perusahaan pembangun perumahan karena ikatan jual-beli ini disamping mengenai bangunan juga menge­ nai tanah yang pada dasarnya juga diliputi oleh prinsip- prinsip yang ada dalam sistem hukum adat.

Dari Bab II dan Bab III tersebut akan ditarik suatu kesimpulan yang akan saya tempatkan dalam Bab IV yang meru­

(15)

B A B II

Ikatan Jual Beli Tanah/Bangunan Berdasarkan B.W.

Skripsi ini sesungguhnya menarik untuk diikuti. Mu- la-mula saya ingin mencoba untuk mengupasnya menurut sis- tirn B.W.. Hal ini saya lakukan, karena judul dari Ikatan Jual Beli Tanah/Bangunan mengikuti cistim B.W., padahal da­ ri fakta-fakta yang terjadi, seharusnya hukum adatlah yang berlaku. Dengan demikian lalu timbul akibat yang berbeda, ' yaitu hak milik menurut B.W. belum beralih, sedangkan me­

nurut hukum adat hak miliknya sudah beralih.

Dari akta Ikatan Jual Eeli di Darmo Permai ini akan dapat disusun unsur-unsur sebagai berikut:

1. penjual adalah Darmo Permai dan pembeli adalah Ra- den Engus Hariono, tinggal di JaLan Raya nomor 61 Surabaya;

2. bangunan dan tanah adalah kav. 268; type. X-2B; stage V; Blok V; Tahap IV dengan luas tanah 90 M2; harga seluruh bangunan dan tanah ialah Rp 4.900,000,00

3 . dari tanggal 18-1- 19 8 0 s/d 18-6-19 8 0, pembeli telah

membayar uang sebesar Rp 2.400.000,00

4. pada tanggal 3-10-19 8 0, penjual dan pembeli telah

(16)

ti-ga puluh bulan dimulai denti-gan bulan penyerahan

kun-7

ci rumah tersebut oleh penjual kepada pembeli. Menurut pasal 11+5? B.W. perjanjian jual-beli ialah

suatu persetujuan, dengan mang pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan. Dari defi- nisi ini maka dapat dibedakan tiga unsur, yaitu:

1. suatu perjanjian; 2 . bendanya;

3 * harganya,

1. Perjanjian Obliaatoir

Menurut pasal 1313 B.W*, perjanjian adalah suatu perbuatan dimana seorang atau lebih mengikatkan dirinya dengan seorang atau lebih lainnya,

Menurut istilah kebiasaan dalam hukum, maka yang dimaksud dengan perbuatan ialah tiap perbuatan yang dike- hendaki, tanpa raemperhatikan apakah akibat hukum yang

tim-g

bul dari perbuatan itu diharapkan atau tidak*

Tetapi pengertian istilah perbuatan semacam itu adalah terlalu luas, sehingga meliputi juga zaakwaarneming dan onrechtmatige daad. Pembentuk undang-undang sendiri ti­ dak menempatkan peraturan zaakwaarneming (pasal 135*f B.W.)

^Lampiran akta Ikatan Jual'iBeli Tanah/Bangunan No.31*

o

(17)

dan onrechtmatige daad (pasal 1365 B.W.) dalam titel ke-2 tetapi dalam titel ke- 3 yaitu suatu titel yang mengatur tentang perikatan yang dilahirkan dari undang-undang.9

Disamping itu untuk adanya suatu perjanjian, tidak cukup hanya persetujuan dari debitur saja tetapi harus ada persetujuan dari seraua pihak (pasal 1320 ayat 1 B.W.). Oleh karena itu perjanjian dalam pasal 1313 B.W. haruslah d'iar- tikan suatu perbuatan hukum antara dua orang atau lebih un» tuk mengikatkan diri dengan tujuan untuk menciptakan suatu perikatan. Tujuannya di sini adalah untuk menciptakan per­ ikatan, tanpa perlu memperhatikan apakah perikatan itu un­ tuk sementara saja atau untuk selama hidup. Sehingga kerap kali terjadi perikatan yang diciptakan oleh perjanjian itu seketika pada saat lahirnya lalu hapus, karena prestasi

pa-10

da waktu itu sudah dipenuhi.

Menurut kebiasaan, perjanjian adalah semua perse­ tujuan yang menimbulkan suatu akibat hukum, tanpa menghi-raukan apakah akibat hukum tersebut merupakan terlaksananya

11 perikatan atau tidak.

Perjanjian menurut pasal 1313 B.W. adalah suatu obligatoire overeenkomsten, sedangkan perjanjian-perjanjian lain yang tidak disebut dalam titel ke-2 ini dinamakan

per-^ Ibid., 10

Ibid., h.85-Ibid.

(18)

janjian saja.^

Pasal-pasal 1313 s/d 1351 B.W, tidak berlaku bagi

perjanjian-perjanjian yang tidak obligatoir, namun demikian

pasal-pasal 1313 s/d 1351 B.W. tersebut seringkali dipergu-

nakan secara analogis untuk menyelesaikan perjanjian-per­

janjian yang tidak obligatoir.^

Hal ini disebabkan oleh karena pembentuk undang-un-

dang pada umumnya kurang memperhatikan perjanjian-perjanji-

an yang tidak obligatoir dan disamping itu kebanyakan per-

aturan-peraturan dalam pasal 1313 s/d 1351 B.W. adalah ha-

sil dari azas-azas yang menjadi dasar dari tiap-tiap per­

janjian pada umumnya.

Perjanjian-perjanjian yang tidak obligatoir dapat

kita jumpai dalam berbagai daerah hukum. Dengan demikian

dalam daerah hukum benda kita jumpai zakelijk overeenkomst

dan dalam daerah hukum acara kita jumpai procesrechtelijke

overeenkomst, misalnya perjanjian pembuktian (bewijsovereen-

k o mst)

Zakelijke overeenkomsten adalah suatu persetujuan

pemindahan hak dari satu pihak ke pihak lain. Misalnya per­

(19)

yang lain, cessie, hypotheekverlening

Bewijsovereenkomst ialah suatu perjanjian yang ber- maksud agar hakim dalam proses antara pihak-pihak atau da­ lam proses yang dapat timbul antara pihak-pihak, akan

mem-17 pergunakan suatu peraturan pemakaian bukti.

Jadi yang dimaksud dengan perjanjian obligatoir ialah perjanjian untuk menciptakan perikatan diantara para pihak, tanpa memperhatikan apakah perikatan itu*untuk se- mentara saja atau untuk selama hidup.

2. Benda dalam Jual-beli

Jual-beli adalah merupakan suatu perjanjian timbal balik, yaitu penjual mempunyai kewajiban untuk menyerahkan bendanya sedangkan pembeli mempunyai kewajiban terhadap pembayaran harganya*

Bagi pihak penjual ada dua kewajiban utama yaitu* Adalah sebagai berikut :

a. menyerahkan hak milik atas barang yang diperjual- belikan;

b. menanggung terhadap hak seorang ketiga dan menang- gung terhadap cacat tersembunyi dari barang. ° a. Kewajiban menyerahkan hak milik atas benda•

Kewajiban menyerahkan hak milik meliputi segala

Ibid.

Ibid.. h. 8 6.

^Subekti, Aneka Per.1an.iian, Alumni, Bandung, 1985,

h . 8 .

(20)

perbuatan yang menurut hukum diperlukan untuk mengalihkan hak milik atas barang yang diperjualbelikan itu dari si

19 penjual k.epada si pembeli. ^

Oleh karena B.W. mengenal tiga macam benda, yaitu: benda . bergerak, benda tidak bergerak, dan benda tak bertu- buh (yang dimaksud yaitu piutang, penagihan, atau claim), maka menurut B.W. juga ada tiga macam penyerahan hak milik yang masing-masing berlaku untuk masing-masing benda itu.^°

Untuk benda bergerak cukup dengan penyerahan kekua- sa»n atas benda itu; lihat pasal 612 B.W. yang berbunyi se- bagai berikut:

"Penyerahan kebendaan bergerak, terkecuali yang tak bertubuh dilakukan dengan penyerahan nyata akan kebendaan itu oleh atau atas riama pemilik, atau dengan penyerahan kunci-kunci dari bangunan dalam mana kebendaan itu berada.

Penyerahan tak perlu dilakukan, apabila kebendaan yang harus diserahkan telah dikuasai oleh orang yang hen- dak menerimanya."

Dari ketentuan tersebut di atas dapat kita lihat adanya kemungkinan menyerahkan kunci saja kalau yang

diju-#

al adalah barang-barang yang berada dalam gudang, hal mana merupakan suatu penyerahan secara simbolis, sedangkan apa­ bila barang sudah berada dalam kekuasaan si pembeli,

penye-19 Ibid.. h. 9. 20 Ibid.

I "l/MVLA-.iAi ... .

(21)

rahan cukup dilakukan dengan suatu pernyataan saja. Cara yang terakhir ini terkenal dengan nama "traditio brevi manu"

21

atau penyerahan dengan tangan pendek.

Untuk benda tetap (tak bergerak) dengan perbuatan yang dinaraakan balik nama di muka pegawai kadaster yang juga dinamakan pegawai balik nama atau pegawai penyimpan hipotik, yaitu menurut pasal 616 B.W. dihubungkan dengan pasal 620 B.W., pasal-pasal mana berbunyi sebagai berikut:

Pasal 616 B.W.: "Penyerahan atau penunjukan akan keben- daan tak bergerak dilakukan dengan pengumuman akan akta yang bersangkutan dengan cara seperti ditentukan dalam pasal 620 B.W. ;

Pasal 620 B.W*: "Dengan mengindahkan ketentuan-keten- tuan termuat dalam tiga pasal yang lalu, pengumuman termak- sud di atas dilakukan dengan memindahkan sebuah salinan oten- tik yang lengkap dari akta otentik atau keputusan yang ber­ sangkutan ke kantor penyimpanan hipotik, yang mana dalam lingkungannya barang-barang tak bergerak yang harus diserah- kan berada, dengan membukukannya dalam register."

Bersama-sama dengan pemindahan tersebut, pihak yang berkepentingan harus menyampaikan juga kepada penyimpan hi­ potik sebuah salinan otentik yang kedua atau sebuah petikan dari akta atau keputusan itu, agar penyimpan mencatat di da-lamnya hari pemindahan beserta bagian dan nomor dari

(22)

ter yang bersangkutan.

Dalam pada itu segala sesuatu yang mengenai tanah, dengan mencabut semua ketentuan yang termuat dalam Buku II B.W. tersebut, sudah diatur dalam Undang-undang Pokok Agra- ria ( UU. No. 5 Tahun I960 ).23

Benda tak bertubuh dengan perbuatan yang dinamakan "cessie" sebagai diatur dalam pasal 613 B.W. yang berbunyi: "Penyerahan akan piutang-piutang atas naraa dan kebendaan tak bertubuh lainnya dilakukan dengan membuat sebuah akta otentik atau di bawah tangan, dengan mnna hak-hak atas ke­ bendaan itu dilimpahkan kepada orang lain.

Penyerahan yang demikian bagi si berutang tiada akibat- nya melainkan setelah penyerahan itu diberitahukan kepada- nya secara tertulis, disetujui dan diakuinya.

Penyerahan tiap-tiap piutang karena surat bawa dilaku­ kan dengan penyerahan surat disertai dengan endosemen."

^Dengan perkataan lain, perjanjian jual-beli menurut B.W. itu belum raemindahkan hak milik. Adapun hak .milik baru berpindah dengan dilakukannya "levering" atau penyerahan, Dengan demikian maka dalam sistim B.W. tersebut "levering1' merupakan suatu perbuatan yuridis guna memindahkan hak mi­ lik yang caranya ada tiga macam, tergantung dari macamnya barang, seperti yang telah diterangkan di atas. Oleh para

22

22 Ibid. 23

(23)

sarjanavBelanda malahan "levering' 1 itu dikonstruksikan se­

bagai suatu "zakelijk overeenkomst", ialah suatu persetuju­ an antara penjual dan pembeli yang khusus bertujuan memini-'r dahkan hak milik dari penjual kepada pembeli.^

Apa yang dikemukakan di atas mengenai sifat jual- beli menurut B.W. sebagai perjanjian obligatoir saja nam- pak jelas sekali dari pasal 1459 B.W. yang menerangkan bah- wa hak milik atas barang yang dijual tidaklah berpindah ke­

pada pembeli selama penyerahannya belum dilakukan menurut 25

ketentuan-ketentuan yang berlaku. ^

b. Kewajiban menanggung terhadap hak seorang ketiga dan menanggung terhadap cacat tersembunyi dari barang.

Kewajiban untuk menanggung terhadap hak seorang ke­ tiga merupakan koneekuensi dari jaminan yang oleh penjual diberikan kepada pembeli bahwa barang yang dijual dan

di-lever itu adalah sungguh-sungguh miliknya sendiri yang be-P £ bas dari sesuatu beban atau tuntutan dari sesuatu pihak.

Oleh karena hukum perjanjian itu, seperti yang su- dah kita lihat di atas, pada asasnya merupakan hukum peleng- kap, kedua belah pihak diperbolehkan dengan janji-janji khu­ sus memperluas atau mengurangi kewajiban-kewajiban yang di- tetapkan oleh undang-undang seperti disebutkan di atas,

bah-^ Ibid.. h. 1 1.

25

Ibid.

26

(24)

jkan mereka diperbolehkan mengadakan perjanjian bahwa si penjual tidak akan diwajibkan menanggung sesuatu apapun. Namun ini ada pembatasannya, yaitu sebagai berikut:

a. meskipun telah diperjanjikan bahwa si penjual tidak

akan menanggung sesuatu apapun, namun ia tetap ber-

tanggung jawab tentang apa yang berupa akibat dari

suatu perbuatan yang telah dilakukan olehnya, semua

persetujuan yang bertentangan dengan ini adalah ba-

tal (pasal 1 4 9 4 ’B.W.) ;

b. si penjual dalam hal adanya janji yang sama, jika terjadi suatu penghukuman terhadap si pembeli untuk

menyerahkan barangnya kepada orang lain, diwajibkan

mengembalikan harga pembelian, kecuali apabila si

pembeli pada waktu pembelian dilakukan, mengetahui

tentang adanya putusan hakim untuk menyerahkan

ba-rang-barang yang dibelinya itu atau jika ia telah

membeli barang itu dengan pernyataan tegas akan me-27 mikul sendiri untung ruginya (pasal 1459 B.W.)

Jika dijanjikan penanggungan, atau jika tentang itu tidak ada suatu perjanjian, si pembeli berhak, dalam halnya suatu penghukuman untuk menyerahkan barang yang di­ belinya kepada orang lain, menuntut kembali dari penjual;

a. pengembalian uang harga pembelian;

b. pengembalian hasil-hasil jika ia diwajibkan

(25)

rahkan hasil-hasil itu kepada pemilik sejati yang melakukan tuntutan penyerahan;

c. biaya yang dikeluarkan berhubung dengan gugatan si pembeli untuk ditanggung, begitu pula biaya yang tfelah dikeluarkan oleh si penggugat asal;

d. penggantian kerugian beserta biaya perkara mengenai pembelian dan penyerahannya, sekedar itu telah di- bayar oleh pembeli

Jika pada waktu dijatuhkannya hukuman untuk menye­ rahkan barangnya kepada seorang lain, barang itu telah me- rosot harganya, maka si penjual tetap diwajibkan mengemba- likan uang harga seutuhnya. Sebaliknya jika barangnya pada waktu dijatuhkannya putusan untuk menyerahkan kepada seorang lain, telah bertambah harganya meskipun tanpa sesuatu perbu­ atan dari si pembeli, si penjual diwajibkan membayar kepada

29 si pembeli apa yang melebihi harga pembolian itu juga.

Selanjutnya si penjual diwajibkan mengembalikan ke­ pada si pembeli segala biaya yang telah dikeluarkan untuk

30 pembetulan dan perbaikan yang perlu pada barangnya.

(26)

terhadap penghukuman menyerahkan barangnya kepada seorang lain, berhenti jika si pembeli telah membiarkan dirinya di- hukum menurut suatu putusan hakim yang telah memperoleh ke- kuatan mutlak, dengan tidak memanggil penjual, sedangkan pihak ini membuktikan bahwa ada alasan yang cukup untuk me- nolak gugatan."

i Sedangkan mengenai kewajiban untuk menanggung cacat

tersembunyi dapat diterangkan bahwa si penjual diwajibkan menanggung terhadap cacat-cacat tersembunyi pada barang yang dijualnya yang membuat barang tersebut tak dapat dipa- kai untuk, keperluan yang dimaksudkan atau yang mengurangi pemakaian itu, sehingga seandainya si pembeli mengetahui cacat-cacat tersebut, ia sama sekali tidak akan membeli ba­ rang itu atau tidak akan membelinya selain dengan harga yang kurang. Si penjual tidak diwajibkan untuk menanggung terhadap cacat-cacat yang kelihatan dan ini memang sudah sepantasnya. Kalau cacat-cacat itu kelihatan, dapat diang- gap bahwa pembeli menerima adanya cacat-cacat itu. Dan juga sudah barang tentu harga sudah disesuaikan dengan adanya cacat tersebut. Perkataan tersembunyi harus diartikan demi­ kian bahwa cacat tidak mudah dapat dilihat oleh seorang pembeli yang normal, bukannya seorang pembeli yang terlam-pau teliti, sebab adalah mungkin sekali bahwa orang yang

31 sangat teliti akan menemukan cacat itu.

(27)

Si penjual diwajibkan menanggung terhadap cacat-ca- cat yang tersembunyi meskipun ia sendiri tidak mengetahui adanya cacat-cacat itu, kecuali jika ia, dalam hal demikian telah minta diperjanjikan bahwa ia tidak diwajibkan menang­ gung sesuatu a papun

Dalam hal-hal yang disebutkan di atas, si pembeli dapat memilih apakah ia akan mengembalikan barangnya sam- bil menuntut kembali harga pembelian, atau apakah ia akan tetap memiliki barangnya sambil menuntut pengembalian se­ bagian dari harga, sebagaimana akan ditetapkan oleh hakim, setelah mendengar ahli-ahli tentang itu.

JJika si penjual sudah mengetahui cacat-cacatnya ba­ rang, maka selain ia diwajibkan mengembalikan harga pembe­ lian yang telah diterimanya, ia juga diwajibkan mengganti semua kerugian yang diderita oleh pembeli sebagai akibat bercacatnya barang yang dibelinya. Apakah penjual sudah me­ ngetahui adanya cacat-cacat, tentunya adalah suatu hal yang harus dibuktikan oleh si pembeli. Jika si penjual tidak te­ lah mengetahui cacat-cacat itu ia hanya diwajibkan mengem­ balikan harga pembelian dan mengganti kepada si pembeli bia­ ya yang telah dikeluarkan untuk penyelenggaraan pembelian dan penyerahan, sekedar itu telah dibayar oleh pembeli (li- hat pasal 1508 dan pasal 1509 B.W. ) 33

(28)

Obyek ikatan jual-beli ini adalah tanah/bangunan, oleh. karena itu, hak miliknya belumlah berpindah sebelum dibalik nama, sehingga hak miliknya tetap merupakan kepu- nyaan Darmo Permai sebagai penjual.

3* Harga dalam Jual-beli

Kewajiban utama si pembeli ialah membayar harga- pembelian pada waktu dan di tempat sebagaimana ditetapkan menurut perjanjian.

Harga tersebut harus berupa sejumlah uang. Meski- pun mengenai hal ini tidak ditetapkan dalam sesuatu pasa.l undang-undang, namun dengan sendirinya sudah termaktub di dalam pengertian jual-beli, oleh karena bila tidak, umpama- nya harga itu berupa barang, maka itu akan mengubah perjan- jiannya menjadi tukar menukar, atau kalau harga itu berupa suatu jasa, perjanjiannya akan menjadi suatu perjanjian kerja, dan begitu seterusnya. Dalam pengertian junl-beli sudah termaktub pengertian bahwa disatu pihak ada barang dan dilain pihak ada uang. Tentang macamnya uang, dapat di- terangkan bahwa, mes,kipun jual-beli itu terjadi di Indone­ sia, tidak harus bahwa harga itu ditetapkan dalam mata uang rupiah, namun diperbolehkan kepada para pihak untuk

menetap-34 kannya dalam mata uang apa saja.

Harga itu harus ditetapkan oleh kedua belah pihak, namun adalah diperkenankan untuk menyerahkan kepada

(29)

raan atau penentuan seorang pihak ketiga. Dalam hal yang demikian maka jika pihak ketiga ini tidak suka atau tidak mampu membuat perkiraan tersebut atau menentukannya, maka tidaklah terjadi suatu pembelian (lihat pasal l k % B.W.).

Hal ini berarti bahwa perjanjian jual-beli yang harganya harus ditetapkan oleh pihak ketiga itu pada hakekatnya ada­ lah suatu perjanjian dengan suatu syarat tangguh, karena perjanjiannya baru akan jadi kalau harga itu sudah ditetap­ kan oleh orang ketiga tersebut.'3^

Jika pada waktu membuat perjanjian tidak ditetapkan tentang tempat dan waktu pembayaran, maka si pembeli harus membayar di tempat dan pada waktu dimana penyerahan barang­ nya harus dilakukan (pasal 15 14

Si pembeli, biarpun tidak ada suatu janji yang te- gas, diwajibkan membayar bunga dari harga pembelian jika barang yang dijual dan diserahkan memberi hasil atau lain pendapatan. ^

Jika si pembeli, dalam penguasaannya atas barang yang dibelinya, diganggu oleh suatu tuntutan hukum yang berdasarkan hipotik atau tuntutan untuk meminta kembali ba­ rangnya, atau jika si pembeli mempunyai alasan yang patut

untuk berkhawatir bahwa ia akan diganggu, maka dapatlah ia

3 5[bid.

3 Vbid.

(30)

menangguhkan pembayaran harga pembelian sehingga penjual telah menghentikan gangguan tersebut kecuali jika si penju­ al memilih memberikan jaminan, atau jika telah diperjanji-* kan bahwa si pembeli diwajibkan membayar biarpun segala

gangguan.

Jika si pembeli tidak membayar harga pembelian, ma- ka itu merupakan suatu wanprestasi yang memberikan alasan kepada si penjual untuk menuntut ganti rugi atau pembatalan pembelian menurut ketentuan-ketentuan pasal 1266 dan 1267 B.W.. Dalam halnya penjualan barang-barang dagangan dan ba­ rang-barang perabot rumah, pembatalan pembelian untuk ke- pentingan si penjual akan terjadi karena hukum dan tanpa peringatan, setelah lewat waktu yang ditentukan untuk me- ngambil barang yang dijual (pasal 1517 dan pasal 1518 B.W.).

Dalam Ikatan Jual Beli Tanah/Bangunan tersebut, ke- wajiban R. Bagus Hariono adalah membayar harga sebagaimana yang telah ditetapkan menurut nonior 3 jo nomor 5 dalam pe-

ngantar Bab II ini. Kalau sampai pada saat yang ditentukan ( yaitu selama tiga puluh bulan dimulai dengan penyerahan oleh Darmo Permai kepada pembeli) ternyata angsuran tidak dilunasi, maka harganya batal,

4* Analisa menurut sistem B.W.

Setelah membahas Ikatan Jual Beli Tanah/Bangunan menurut sistem B.W., saya berkesimpulan bahwa:

(31)

b. unsur tanah/bangunan batal derai hukum;

c. unsur harganya juga batal,

Jadi oleh karena unsur-unsurnya dari barang dan harganya batal, maka jual-beli tanah/bangunan ini batal juga.

Berdasarkan sejarahnya, Burgelijk Wetboek Eropah berlaku di Hindia Belanda berdasarkan asas konkordasi, yang pada pokoknya adalah turunan dari Burgelijk Wetboek yang berlaku di negara Belanda. Dan Burgelijk Wetboek Belanda tersebut pada pokoknya meniru Kitab hukum perdata Perancis

(code civil).

Asas-asas yang menguasai Code Civil, umumnya dima- sukkan dalam sistem Burgelijk Wetboek Belanda. Bagian yang terpenting ialah:

1. anggapan individualistis terhadap hak eigendom; 2 . kebebasan berkontrak;

3 . sifat keduniawian dari hukum perdata, dengan perka-■z u taan lain agama bukanlah suatu unsur dari hukum. Sesuai dengan siste.m B.W. dalam hal Real Estate ini, maka tanah/bangunan akan habis seluruhnya, bahkan debitur masih harus melunasi hutangnya.

(32)

B A B III

Ikatan Jual Beli Tanah/Bangunan menurut Hukum Adat

1, Hak Pengelolaan

Hak Pengelolaan adalah suatu hak atas tanah yang samasekali tidak ada istilahnya dalam Undang Undang Pokok Agraria, dan-khusus hak ini demikian pula luasnya terdapat

39 di luar ketentuan dari UUPA.

Secara tidak langsung pasal 2 ayat 4 UUPA menyata- kan bahwa dari hak menguasai dari negara tersebut di atas pelaksanaanya dapat dikuasakan kepada daerah-daerah swa- tantra dan masyarakat-masyarakat hukum adat, sekedar di- perlukan dan tidak bertentangan dengan kepentingan nasio- nal, menurut ketentuan-ketentuan peraturan pemerintah. Da­ ri uraian ayat 4 tersebut ternyata ada kemungkinan dibuka

untuk menerbitkan suatu hak baru yang namanya ketika itu belum ada tetapi merupakan suatu delegasi pelaksanaan kepa­ da daerah-daerah otonom dan masyarakat hukum adat.’

Untuk delegasi wewenang pelaksanaan hak menguasai dari negara itu disebutkan oleh peraturan yang ada sebagai Hak Pengelolaan, sedangkan untuk delegasi pelaksanaan wewe­ nang hak menguasai negara kepada masyarakat hukum adat

be-Parli.ndungan, A.P., Hak Pengelolaan menurut Sistem UUPA, cet. I, Mandar Maju, Bandung, 1989* 1*

(33)

gara.-^

Pengertian yang meluas ini, sebagai suatu sikap yang jelas bahwa ketiga pengertian itu merupakan suatu ke- terpaduan dan seharusnya juga pengaturan dan penyelesaion- nya secara terpadu.'

Bahv/a pengertian bumi ialah di atas bumi ( hak atas tanah ), kemudian yang ditanam di bumi ( seperti kehutanan, tanaman-tanaman ). Sedangkan yang diartikan dengan air ada­ lah pengertian perairan pedalaman, perairan lautan dan bu­ mi di bawah perairan. Sehingga dengan demikian seluruh ke- kayaan alam yang terdapat di air, ataupun yang dapat ditam-bang dari air, termasuk yang ada di bumi di bawah perairan

43' merupakan pengertian dari air tersebut. b. Luasnya hak menguasai negara.

Luasnya hak menguasai dari negara itu tercantum da­ lam pasal 2 ayat 2 UUPA, yaitu:

a. mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, pengguna- an, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa tersebut;

b. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum an­ tara orang-orang dengan bumi, air dan ruang angka­ sa ;

Ibid.. h.3- ^2Ibid.

41

43

(34)

c. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum

yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.

Semakin jelas lagi pasal k UUPA telah menggariskan

tentang adanya bermacam-macam hak atas permukaan bumi, yang disebut tanah yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang, baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang- orang lain, serta badan-badan hukum. Dengan demikian peme­ rintah dalam menjalankan hak menguasai dari negara tersebut akan berusaha membuat beberapa lembaga-lembaga hukum untuk memenuhi ketentuan pasal k ini dalam pelaksanaan tugasnya,

baik itu bersifat keperdataan, maupun kenegaraan, ataupun yang bukan keperdataan maupun kenegaraan, yang memberikan kemudahan seseorang atau badan memperoleh manfaat dari sua­ tu bidang tanah, tetapi bukan sebagai pemiliknya. «

Oleh karena sudah dinyatakan bahwa istilah agraria itu dalam. artian yang luas, maka pada pasal 4 ayat 2 menye- butkan tentang penggunaan ruang angkasa dan tubuh bumi da­ lam kaitannya dengan kepentingan yang langsung berhubungan dengan penggunaan tanah itu dalam batas-batas yang diatur oleh perundangan yang ada. Demikian juga penggunaan air dan ruang angkasa yang sepatutnya sudah harus diatur oleh per- undang-undangan di masa-masa yang akan datang baik penggu- naannya oleh warga negara Indonesia maupun bukan warga ne­ gara Indonesia .

(35)

de-partemen, lembaga maupun perusahaan pemerintah

pusat/dae-'■kk " >'

rah. *

Sesuai dengan PMDN 1/1977 yo PMDN 6/1972, maka ha­ rus dibuatkan suatu perjanjian antara pemegang Hak Penge- lolaan dengan yang bersangkutan, dan dalam perjanjian ter­ sebut dibuatkanlah hak apa yang akan diberikan oleh peme­ gang Hak Pengelolaan, yaitu apakah Hak Milik, Hak Guna

Ba-45 ngunan atau Hak Pakai.

Kalau pemegang Hak Pengelolaan langsung membuat akta PPAT dengan yang bersangkutan, hal ini adalah tidak lazim, sama saja tidak lazimnya bila pemerintah pusat se­ bagai organisasi kekuasaan yang diberikan wewenang hak me­ nguasai dari negara membuat akta PPAT untuk menyerahkan hak tanah kepada yang bersangkutan, Dan Hak Pengelolaan adalah pelimpahan wewenang hak menguasai dari negara kepa­ da lembaga pemerintahan, departemen, daerah otonom dan

per-/ 4-6

usahaan-perusahaaii pemerintah pusat/daerah.

•Ataukah ditempuh konstruksi oleh pemegang Hak Pe­ ngelolaan diadakan suatu perjanjian pemberian Hak Guna Ba- ngunan kepada suatu usaha dan usaha inilah kelak membuat akta PPAT, sehingga usaha yang tentunya berbentuk badan hu­ kum diberikan Hak Guna Bangunan Induk dan kemudian dia

me-•^Tbid., h.35* 45

Ibid., 46

(36)

mecahnya menjadi Hak Guna Bangunan yang luasnya sesuai dengan setiap kapling yang tertentu itu.^

2. S ertifikat Hak Guna Bangunan untuk Real Estate

Tanah merupakan salah satu modal pokok bagi Bangsa Indonesia dan suatu unsur yang utama dalam pembangunan me- nuju terbentuknya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945*

Oleh karena itu pemerintah snngat memperhatikan se- gala kemungkinan yang akan timbul apabila pengendalian da­ lam perolehan hak dan penggunaan tanah tersebut terdapat beberapa kelemahan. Dan dalam rangka pengendalian perolehan hak atas tanah dan pendayagunaannya:bagi kepentingan ber-

bagai usaha dan kepentingan nasional, pemerintah antara la­ in telah mengeluarkan dua buah peraturan perundang-undangan yang penting, yaitu :

a. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1974 tentang Ketentuan-ketentuan Mengenai Penyediaan dan Pemberian Tanah untuk Keperluan Perusahaan;

b. Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 1976 tentang Sinkronisasi Pelaksanaan Tugas Bidang Keagrariaan dengan Bidang Kehutanan, Pertambangan, Transmigrasi dan Pekerjaan Umum.

Kalau kita perhatikan isi dari Bab I Pasal I Per­ aturan Menteri -Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1974* yang memuat

(37)

tentang sasaran, landasan pelaksanaan kebijaksanaan peme­ rintah dalam penyediaan dan atau pemberian tanah untuk ke-

perluan perusahaan, maka terdapat anjuran supaya pihak yang berwenang dalam penyediaan dan pemberian tanah itu serta perusahaan yang bersangkutan hendaknya:

a. memperhatikan segi-segi ekonomis dan yuridis dari perusahaan yang bersangkutan dan disamping itu yang sangat perlu diperhatikan juga;

b. segi-segi yang menyangkut aspek-aspek sosial, poli- tis, psikologi dan kamtibmasA^

Dalam Instruksi Presiden PI Nomor 1 Tahun 1976 yang menginstruksikan kepada para pejabat yang berwenang dalam hal penyediaan, pemberian hak-hak serta pendayagunaan tanah sehubungan dengan pelaksanaan pembangunan, presiden mene- kankan agar memperhatikan segi-segi ekonomis, yuridis mau-

pun segi-segi yang menyangkut aspek-aspek sosial, politik, psikologis dan kamtibmas untuk dapat terwujud dengan seba- ik-baiknya sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu diperlukan adanya peningkatan sinkronisasi pelaksanaan bi- dang keagrariaan dengan bidang kehutanan, pe£tambangan, transmigrasi serta bidang pekerjaan umum. Dengan

ditingkat-i

kannya sinkronisasi ini, maka dalam penyediaan pemberian hak-hak dan pendayagunaan tanah tidak akan menimbulkan

dam-48

Kartasapoetra, G., R.G. Kartasapoetra dan A.G.

(38)

pak-dampak negatif yang dapat menimbulkan gangguan terha­ dap: kelestarian alam, lingkungan hidup, keamanan dan

keter-49'*! tiban masyarakat.

Perusahaan Pembangun Perumahan atau Real Estate mempunyai pengertian suatu perusahaan yang bidang usahanya pembangunan perumahan dari berbagai jenis dalam jumlah yang besar, di atas suatu areal tanah yang akan merupakan suatu kesatuan lingkungan pemukiman, yang dilengkapi dengan

ber-bagai prasarana lingkungan dan fasilitas-fasilitas sosial '50

yang diperlukan oleh masyarakat yang menghunmya.

Tanah untuk usaha di bidang pembangunan perumahan dapat diberikan kepada badan-badan hukum yang didirikan me­ nurut Hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia, dengan ketentuan bahwa jika badan itu bermodal asing, maka harus

berbentuk joint enterprise atau perusahaan campuran dengan modal nasional yang memenuhi syarat sesuai dengan kebijak- sanaan penanaman modal asing yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu dengan ketentuan sebagaj. berikut:

1. kepada perusahaan pembangun perumahan yang seluruh modalnya berasal dari pemerintah dan atau pemerin­ tah daerah dapat diberikan oleh pemerintah tanah negara dengan hak pengelolaan, hak guna bangunan, atau hak pakai menurut kebutuhan, sesuai dengan

per-^9 Ibid,

(39)

aturan perundangan yang berlaku;

2. kepada perusahaan pembangun periynahan yang didiri- kan dengan modal swnstn dapai diberikan tanah ne­ gara oleh pemerintah dengan hak guna bangunan atau hak pakai.

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Ta- hun 19 74 pasal 5 point usaha-usaha pembangunan perumahan tersebut tidak boleh diselenggarakan dengan menggunakan ta­ nah pihak lain. Karena itu perusahaan pembangun perumahan dipersilahkan oleh pemerintah untuk memenuhi kewajiban^ke- wajiban sebagai berikut:

1. mengajukan kepada pemerintah dengan perantaraan Gu- bernur kepala daerah yang bersangkutan rencana pro- yek yang akan dibangunnya, yang antara lain meli- puti pembiayaannya, areal tanah yang diperlukan, jenis-jenis rumah dan bangunan serta prasarana-pra- sarana lingkungan dan fasilitas-fasilitas sosial yang dibangun, jangka waktu aiselesaikannya pemba- ngunan ini dan rencana penjualan rumah-rumah yang sudah celesai dibangun;

2. mematangkan tanah yang diberikan kepadanya dan mem- bangun di atasnya jenis-jenis rumah sebagai yang disebutkan di dalam rencana proyek yang sudah dise- tujui pemerintah, yang haru6 meliputi pula

(40)

rumah murah menurut imbangan yang ditetapkan di da­ lam rencana proyek tersebut;

3. membangun dan memelihara selama waktu yang ditentu­ kan prasarana-prasarana lingkungan dan fasilitas-

fasilitas sosial yang diperlukan oleh masyarakat penghuni lingkungan yang dibangun itu, seperti ja- lan-jalan lingkungan, saluran-saluran pembangunan air, persediaan air minum, listrik, telepon, tempa' perib^datan, tempat-tempat rekreasi/olah raga, pa- ear, pertokoan, sekolah, dan lain sebagainya;

4. menyerahkan prasarana-prasarana lingkungan dan fa-

silitas-fasilitas sosial yang telah dibangun itu kepada pemerintah/pemerintah daerah, setelah dipe-

lihara oleh perusahaan selama jangka waktu yang te lah ditentukan;

5.* menyimpan sebagian modal kerjanya di bank yang di- tunjuk oleh gubernur kepala daerah yang bersangkut an sebagai jaminan, bahwa perusahaan akan benar-be nar melaksanakan proyeknya sebagaimana tercantum d dalam rencana yang telah mendapatkan persetujuan dari pemerintah, sepanjang perusahaan tersebut di~ dirikan dengan modal swasta.52

Atas dasar peruntukan dan penggunaan tanah yang su

(41)

dah ditetapkan, maka:

1. tanah-tanah yang dikuasai perusahaan-perusahaan pembangun perumahan dengan Hak Pengelolaan, atas usul perusahaan yang bersangkutan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan ketentuan bahwa tanah-tanah tersebut dapat dipindahtangankan kepada pihak keti­ ga (dalam hal ini para penghuni rumah) dapat dibe­ rikan kepada pihak-pihak yang memerlukannya dengan Hak Milik, Hak Guna Bangunan, atau Hak Pakai beri- kut rumah/bangunan yang ada di atasnya menurut ke­ tentuan dan persyaratan peraturan perundang-undangan agraria yang berlaku;

2. tanah-tanah yang dikuasai oleh perusahaan pembangun perumahan dengan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai, dapat dipindahkan haknya berikut rumah/bangunan yang berada di atasnya kepada pihak l-ain yang memerlukan­ nya, menurut ketentuan persyaratan dan peraturan perundang-undangan agraria yang berlaku, kecuali apabila perusahaan tersebut bermodal swasta, maka

53 pemindahan hak itu mer.upakan suatu kewajiban.

Pemerintah dapat memberikan tanah negara kepada per­ usahaan pembangun perumahan yang didirikan dengan modal swasta dengan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai menurut ke- butuhan , sesuai dengan peraturan perundang-undangan

(42)

ria yang berlaku.

Sesuai dengan kebutuhan perusahaan pembangun peru­ mahan atau Real Estate, maka dibuatlah Hak Guna Bangunan Induk. Hak Guna Bangunan ini tidak mengenai tanah pertani- an, karena itu Hak Guna Bangunan selain atas tanah yang di- kuaeai oleh negara dapat pula diberikan atas tanah milik seseorang, Arti sesungguhnya dari Hak Guna Bangunan yaitu hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri, dengan jangka waktu pa­ ling lama tiga puluh tahun.

Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang dengan waktu paling lama dua puluh tahun atas permintaan pemegang hak dan dengan mengingat keperluan serta keadaan bangunan- bangunannya.

Hak Guna Bangunan ini terjadi karena penetapan pe- merintah/negara kalau tanahnya itu memang dikuasai langsung oleh negara, kalau tanahnya itu milik perseorangan tentunya sesuai dengan perjanjian yang sah antara pemiliknya dengan pihak pengusaha yang perlu mendirikan bangunan di atas ta­ nah milik tersebut. Para pihak juga harus memperhatikan bu- nyi pasal 38 UUPA, yaitu:

(43)

b. pendaftaran sebagai yang dimaksud di atas merupakan alat pembuktian yang kuat mengenai hapusnya Hak Guna Bangunan dan sahnya peralihannya, kecuali dalam hal haki itu hapus karena jangka waktunya berakhir.

3• Obvek Ikatan Jual-beli Tanah/Bangunan

Bila kita periksa akta Ikatan Jual-beli Tanah/Ba- ngunan seperti'yang dituangkan dalam akta Ikatan Jual-beli Tanah/Bangunan Nomor 31 tanggal 3-10-1980 yang dibuat oleh Notaris R# Soebiono Danoesastro, maka akan dapat kita temui hal-hal sebagai berikut:

1. penjual adalah Darmo Permai dan pembeli adalah R. Bagus Hariono yang bertempat tinggal di Jalan Raya Arjuna Nomor 61 Surabaya;

2. rumah dan bangunan adalah kav. 268; type X-2B; stage V; Blok V; tahap IV dengan luas tanah 90 M2; 3. pembeli telah membayar uang sebesar Rp 2.1+00,000,00

dari tanggal 18-1-1980 s/d 18-6-1980;

k. pada tanggal 3-10-1980, penjual dan pembeli telah

membuat Ikatan Jual Beli Tanah/Bangunan di depan Notaris R. Soebiono Danoesastro dengan akta nomor 31;

3- sisanya sebesar Rp 2.400.000,00 diangsur selama ti- ga puluh bulan dimulai dengan bulan penyerahan kun- ci rumah tersebut oleh penjual kepada pembeli.

(44)

a. angsuran bulanan tersebut dalam pasal 1 huruf c tersebut di atas masih harus dltambah dua persen bunga, dihitung dari sisa harga yang belum terba- yar;

b. pihak pembeli menyetujui sepenuhnya, apabila semua surat-surat bukti mengenai tanah dan bangunan yang bersangkutan, sebelum harga tersebut dalam pasal 1 terbayar lunas seluruhnya kepada penjual, tetap di- simpan oleh penjual atau dititipkan pada suatu bank/ lembaga keuangan non ba.nk dengan pemindahan hutang- hutang yang disebut dalam pasal 1 sub c kepada bank/ lembaga keuangan non bank tadi, yang apabila hal

ini terjadi mengambil alih hutang-hutang itu sehingga pembeli diwajibkan melunasi kepada bank/lembaga ke- uangan non bank itu tetap menurut jadwal waktu ter­ sebut dalam pasal 1 sub c di atas. Penjual bersedia dan sanggup untuk menyerahkan surat-surat bukti tadi kepada•pembeli pada hari pelunasan harga tersebut dalam pasal 1 oleh pembeli;

c. apabila pembeli menunggak angsuran bulanan tersebut dalam pasal 1 sub c, maka pembeli dikenakan denda dua kali bunga yang seharusnya dibayar olehnya kepada penjual;

(45)

olehnya, maka perjanjian ini menjadi batal juga, dengan kewajiban dari pembeli untuk dalam waktu dun minggu setelah menerima pemberitahuan secara tertu- lis dari penjual, mengosongkan dan menyerahkan ba- ngunan/rumah yang bersangkutan dalam keadaan seper­ ti waktu diterimanya semula dari penjual, sedangkan semua jumlah uang yang pernah dibayar oleh pembeli kepada penjual yang ada hubungannya dengan perjan­

jian ini tetap menjadi hak dan milik penjual, dengan . ketentuan bahwa penjual dengan leluasa dapat dan

berhak mempergunakan "Surat Kuasa untuk Menjual" yang telah ditandatangani oleh pembeli;

e. apabila pembeli dalam waktu yang ditentukan dalam pasal 9 di atas belum juga menyerahkan kembali ba­ ngunan tersebut kepada penjual, maka penjual diberi kuasa dan hak untuk mengosongkan bangunan tadi, bi- lamana perlu dengan bantuan pihak yang berwajib,

54 semua tadi atas biaya/resiko pembeli sendiri.

Perusahaan pembangun perumahan ialah perusahaan yang bidang usahanya pembangunan perumahan dari berbagai jenis dalam jumlah yang besar, di atas suatu areal tanah yang me­ rupakan suatu kesatuan pemukiman, yang dilengkapi dengan ber­ bagai prasarana lingkungan dan fasilitas-fasilitas sosial

(46)

yang diperlukan oleh masyarakat yang menghuninya.

^ Dari definisi mengenai perusahaan pembangun peru­ mahan di atas, maka dapat kita pisahkan unsur-unsurnya se- bagai berikut :

a. areal tanah;

b. pembangunan perumahan;

c. kesatuari lingkungan pemukiman;

d. dengan berbagai prasarana lingkungan dan fasilitas- fasilitas sosial.

Jadi apa yang dijual oleh perusahaan pembangunan adalah baik tanah maupun bangunannya. Karena itu menjual tanahnya saja tidak diperbolehkan, dan sebaliknya menjual

bangunannya saja juga tidak diperbolehkan. Hal tersebut se­ suai dengan apa yang dikenal dengan pembangunan perumahan.

Berdasarkan apa yang telah dibahas dalam bab III, maka tanah yang ada di Real Estate adalah diberikan oleh pemerintah/pemerintah daerah dengan Hak Guna Bangunan. Te­ tapi apabila kita perhatikan fakta yang ada pada akta no­ mor 31 tanggal 3-IO-I98O tersebut, maka tidak nampak dise-

butkan sertifikat Hak Guna Bangunan. Pada akta tersebut ha~ nya disebutkan:

a. rumah dan bangunan adalah kav. 268; type X-2B; stage V; Blok V; Tahap IV dengan luas tanah 90 M2; b. surat-surat bukti mengenai tanah dan bangunan

te-55

(47)

tap disimpan oleh penjual atau dititipkan pada sua- tu bank atau lembaga keuangan non bank.

Namun demikian sesuai dengan a pa yang telah dibahas di atas, Darmo Permai sebagai perusahaan Real Estate telah mempunyai

scrtifikat Hak Guna Bangunan Induk, oleh karena itu peralih- annya harus sosuai dengan peraturan yang ada.

4. Analisa menurut Hukum Adat

Ikatan Jual-beli Tanah/Bangunan ini dituangkan da­ lam perjanjian jual-beli berdasarkan B.W., atau dengan ka- ta lain secara formi1 akta tersebut merupakan perjanjian

jual-beli yang berdasarkan B.W,, dan apabila kita analisa Ikatan Jual-beli Tanah/Bangunan tersebut, maka akan kita dapati hal sebagai berikut:

a. lima puluh persen harga rumah sudah dilunasi, dan rumah dan kuncinya sudah diserahkan;

b. lima puluh persen yang lain diangsur selama tiga puluh bulan dimulai dengan bulan penyerahan kunci rumah tersebut kepada pembeli.

Disamping itu, Darmo Permai juga sudah mempersiap-< •kan diri untuk menghadapi kemungkinan tidak mampunya pem­

beli untuk memenuhi angsuran, yaitu dalam pasal-pasal se­ bagai berikut:

(48)

diba-yar olehnya kepada pihak kesatu (penjual)."

b. pasal 9 yang berbunyi:"Apabila pihak kedua (pembe­ li) sampai menunggak tiga bulan angsuran dari bagi- an harga tersebut dalam pasal 1 sub c di atas, se- dang rumah yang bersangkutan telah ditempati oleh­

nya, maka perjanjian ini menjadi batal (garis bawah dari penulis) juga, dengan kewajiban dari pihak ke­ dua (pembeli) untuk dalam jangka waktu dua minggu setelah menerima pemberitahuan tertulis dari pen­ jual, mengosongkan dan menyerahkan bangunan/rumah yang bersangkutan dalam keadaan seperti waktu di- terimanya semula dari pihak kesatu, sedang semua

jumlah uang yang pernah dibayar oleh pihak kedua (pembeli) kepada pihak kesatu (penjual) yang ada hubungannya dengan perjanjian ini tetap menjadi hak dan milik penjual, dengan ketentuan bahwa penjual dengan leluasa dapat dan berhak mempergunakan "Su­ rat Kuasa untuk Menjual" yang telah ditandatangan.i oleh xiembeli.M ^

Apabila ternyata debitur tidak dapat lagi mengang- sur harga rurnah yang disebutkan dalam pasal 1 sub c terse­

but yang besarnya adalah lima puluh persen dari keseluruhan harga rumah, maka perjanjian tersebut menjadi batal. Dan

J Lihat lampiran Akta Ikatan Jual-beli Tanah/Bangun-

(49)

yang dimaksud dengan batalnya perjanjian ialah:

a. hak milik atas barang adalah tetap menjadi kepunya- an investor dan rumah beserta tanah harus dikosong- kan;

57 b. seluruh uang yang telah dibayar menjadi hilang*

Tetapi bagaimana kalau Ikatan Jual-beli Tanah/Bangun-an ini dipTanah/Bangun-andTanah/Bangun-ang dari sudut hukum adat?

Menurut hukum adat, jual-beli adalah -penyerahan ba- rang oleh penjual kepada pembeli dengan raaksud memindahkan hak milik atas barang itu dan dengan syarat pembayaran

har-58 ga tertentu berupa u<?ng oleh pembeli kepada penjual.

Dalam Ikatan Jual-beli tanah/bangunan ini, ternyata rumah dan tanah sudah diserahkan kepada pembeli, dan juga harganya sudah dibayar (raeskipun hanya 50 %)• Oleh karena

penyerahan barang sudah terjadi, demikian pula separuh uang harga pembelian rumah sudah dibayar, maka menurut hukum adat sebenarnya sudah terjadi suatu jual-beli, dan oleh karenanya hak milik atas barang tersebut sudah berpindah kepada pembeli dan sisa lima puluh persen yang lain adalah merupakan suatu pinjaman.

Dengan demikian saya dapat menyimpulkan bahwa Ikatan Jual-beli Tanah/Bangunan ini dituangkan dalam bentuk

per-Lihat lampiran keputusan No.308/Pdt.G/1985/PN.SBY. Wirjono Prodjodikoro , R., Hukum Perdata tentang Persetu.iuan-rcersetu.'iuan Tertentu, cet.V, Sumur Bandung, 1965, h. 13.

(50)

janjian menurut 15.V/., tetapj. secorn materiil terjadi jual- beli berdasarkan hukum adat. Setelah membahas Ikatan Jual- beli Tanah/Bangunan tersebut menurut sistem hukum adat, sa­ ya juga berkesimpuian sebagai berikut:

-Obyeknya ialah tanah/bangunan.

-Menurut hukum adat: a. tanah/bangunan sudah diserah-kan;

b. sebagian harga su

Jadi sekalipun belum dibuatkan akta PPAT, namun secara ma~ teriil dapat disimpulkan bahwa jual beli sudah sah. Hak mi­ lik atas tanah/bangunan menjadi milik R. Bagus Hariono.

Seperti apa yang telah diketahui, sistem hukum adat mempunyai asas~a6as sebagai berikut:

1. mempunyai sifat kebersamaan yang kuat, artinya ma- nusia menurut hukum adat merupakan mahluk dalam ikatan kemasyarakatan yang erat, rasa kebersamaan meliputi seluruh lapangan hukum adat;

2. mempunyai corak "magis-religius" yang berhubungan dengan pandangan hidup alam Indonesia;

3. sistem hukum itu diliputi oleh pikiran penataan ser- bn konkrit, artinya hukum adat sangat memperhatikan banyaknya dan berulang-ulangn.ya perhuburjgan-perhu- bungan liidup yang konkrit. Sistem hukum adat mctn- pergunakan jenis bentuk perhubungan hukum yang serba konkrit;

(51)

arti-nya perhubungan-perhubungan hukum dianggap haarti-nya terjadi oleh karena ditetapkan dengan suatu ikatan

■30

yang dapat dilihat.

Sesuni dengan sistem hukum adat, maka tanah/bangunan ini telah dijual kepada R. Bagus Hariono, sedangkan hutang- nya akan diangsur sesuai dengan keadilan dari masyarakat setempat•

(52)

B A B IV

P E N U T O P

1. Kesimpulan

a. Ikatan Jual Beli Tanah/Bangunan menurut sistem B.W. se- benarnya tidak akan merugikan pembeli karena dalam B.W* untuk sahnya suatu perjanjian disyaratkan adanya kesepa- katan diantara kedua belah pihak.

b. Ikatan Jual Beli Tanah/Bangunan di Darmo Permai ini akan merugikan pembeli bila terjadi eengketa nantinya karena Ikatan Jual Beli tersebut merupakan suatu perjanjian ba- ku dengan syarat-syarat yang seluruhnya ditetapkan secara sepihak oleh Darmo Permai.

2. Saran

(53)

DAFIAR BAOAAN

Kartasapoetra, G., W.(i. Kartasapoetra dan A.G. Kartasapoetra, Masalah Pertanahan di Indonesia. cet. I, Bina Aksara, Jakarta, 1986.

Parlindungan, A.P., Hak Pengelolaan menurut Sistem UUPA, cet. I, Mandar Maju, Bandung, 1989.

Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, cet. V, Balai Pustaka, Jakarta,1976.

Soetojo Prav/irohamid jo jo, R. dan Harthalena Pohan, Hukum Perikatan, cet. II, Bina Ilmu, Surabaya, 1984*

Soerojo Wignjodipoero, Penaantar dan Asas-asas Hukum Adat, cet. VIII, C.V. Haji Masagung, Jakarta, 1989, h. 16. Subekti, Aneka Per.ian.iian, cet. VII, Alumni, Bandung, 1989-Supomo, R., Sistlm Hukum di Indonesia, cet. Ill, Hoordhoff-

Kolff N.V., Jakarta, 1957.

(54)
(55)

A 1 a m a t Pekerjaan/Jabatan

Bangunan

l/akil Dirut A.JLI.

Denman ini mongajukan permintaan untuk membcli+ :

Kavoling No.

Kami bnrcodia men c-rim a dan menyotujui syarat-syarat dan <■* kotontuan yang torcobut dibawah ini dari P*T. ..ARMO PERMAI :

1. Harga bangunan dan tanah tersebut diatas adalah Rp. 900.000» — ________

( vnnat ‘hiLa I'cmbi'lnn rntua ribu rupiah s==____ ________ ___________ )

2.. Pembayaran dengan cara tunai^^'-dit, yesuai dengan ketentuan dari P.T, -

atas dengan tunai sejumlah Rp- 100.000,— ( Seratu;

_________________________________________________ ) dan Ricanya - % da ri pembayaran harga bangw.an dan tanah tersebut sejumlah ftp.

4.1)00.000t*--( ICninat .jots. dolro n n ratu.? rihu rnnj.ah =-~ ) akan dilunaoi dengan cara tunai/kreriit sesuai dongan Jc'tcntuanketcntuan pembayaran -terlampir.

Bersama ini kami nohon untuk 50____% sejumlah Rp. 2,/i-00.000>-~______ ( Dua jnl’A Pinna t l-atus ribn rupiah ==-________ _______________________ ) sebaga:i. kredit dari harga pembelian bangunan :i. • rih tersebut diutfia -dengan memenuhi syarat-syarat yang ditontukan oleh P.T.. DARMO PERMAI. Apabila l5.T. DAPMO PERMAI monolak atas kredit yang kami ajukan, maka : a) Kami borsedia mcnjalankan pclunasan .^ccara tunai sesuai dengan ke

-tentuan dari P.?. DAPMO PERMAI*

b ) • Atau apabila kami tidak dapat menjalankan pclunasan sccara tunai yang ditontukan maka kami borsodia mencrinia kembali Viang posanan -sojumlah To. 10 0. QQQ,'— ( Alar.-itu.: ribn rupJab ~~=_______________ _____________ ■ Jdonf.an catatan uikurangi ongkos administrasi oe besar Rp. iQ.Opft,— ( Sonuluh ribn runiah g=__________ )•

Kami nonyet'.jui r.ntul: inonanda tnngani akt'o ikatan jual boli dihndapan -Notaris P. floobiono di Jalan fjumatora 6?., Surabaya dengan sogcra

-(celambat-lambatnya dalam waktu satu bulan) t.otslr.h ponanda tanganan eu rat posanan dan melaksanakan pcir.baycran ko II socuai dengan tahap yang-tolah ditontukan 'I eh P.T, n ^ K A I .

Apahila aalah catn dari hoi terr.c’.'^t diatao tidak torlaksnna, maka kami bcrsedia*mcnerim."i sar.lxci atas i:calpaa>i,/kolen~ahan kami yaitu poncabutan posanan secara nepihalc dari P.T. DaEMO PSIWAI sehingga kami mongakui bah wa posanan ini batal donjon sendirinya, rodangl'.&n uang muka ponanan itu menjadi hak P.T. DAPMO PEPKAl.

Apabila kami oampai tid.uk mcmanulii ponbayaran-pombayaran borikutnya (bg telah) pombaycran kn II cosuai dongan tahap porab^yaran yang telah diten tukan oloh P.T. DARMO PERMAI ooporti terlampir dan atau bilamana kami ~ meminta pembutalan atac pcsanan pembelian bangunan tersebut, maka kani-menyetujui apabila ^cwuanya pembayaran yang telah kami lakukan itu men­

jadi hak P.T. DARKO PERKAT tanpa porkocualian apapun

juga-Son''.a’.r.ura^. b v '.J:?:a.;' r, -ui: L"."'j.~'.'ja” - rV.r, 'J'^ntsr"P.T*« DARMO PERMAI sarnpai kamin raolxmasi pembayaran coluruhnya dari harga yang tersebut da­ lam sub 1 diatas.

Kami sctujui bahwa solama kami, belnm melunasi harga tanah dan bangunan -r yang bersangkutan, .uaka kami tidak borhak untuk raemindah tangankan ban

(56)
(57)

bijon rotu:5 clalapan puluh ( 3 - 10 - 1980),

---•— - mc iij' hathip p ad a s ay a, I’ a d o i S 0 K i > I 0 J\ 0 D A N O K SA ST K O

N o t a r i s di S u r a b a y a , d e n g a n d i h a d i r i o k-.h p a r a s a k s

y a n i i a k a n d i s e b u t p a d a b a n i a n a k h i r a k t a i n i d a n y a n i

d i k e n a l o l e h s a y a , n o t a r i s ^ _ ... _________________________ — — ~

] . I n an M O R S T A I l i D A S T A R I d :u F R A N K I E S U K JA T N O SA N JC

T O . k e d u a • d u a n y a I H r e k l u r d a r i d a n k a r e n a il.u h e r

L i n d a k u n t u k d a n a t a s n a i u a P e r s e i o a n T e r h a l . a : ; I*'

” D A R M O P E R M A I ” , b c r t c m p n t k c c l u c l u k a n d i S u r a b ly a

d a n b i ’. r k a n l o r di Ja l a n S u m a t r a n o n i o r U M L _____

--- ” p i h a k k e s a t u - p e n j u a l ” ; ______________ _

tuan Itaden BAjUo 'flAUIOWO, partlkelir, bertenipat Lii

ijnl dl £ urnb o ya , Jalan H n y n.Jrjuno nowor 61, _____ ____________ H p i h a k k e d u a - p e m b e l i ” . ________________ _

P a r a p e n g h a d a p d i k e n a l o l e h s a y a , n o t a r i s . ___________

P a r a p e n s h a d a p , m a s i n j j - m a s i n ^ d a l a m k e d u d i : k a n n >

s e p e r t i l e r s e b u t d i a t a s a t a u u n t u k d i r i s e n d i r i , m>

n e r a n ^ k a n b a h w a d e n g a n i n i p i h a k k e s a t u m e n y e r a h k a

d ene;an m e n ju a l ke p ad a p i hi .k k e d u a y a n K m e n e r i m a d e n ^ a

nu u nb el i d ari p i h ak k e s atu , te rhad ap : ---.---_

s e b i d a n g t a n a h k a v e l i n g , t e r l e t a k d i d a l a m w i - —

l a y a h K o t a m a d y a S u r a b a y a , d i d a l a m P r o y e k K o !

S a t c l i t P T ’ ’ D A R M O P E R M A I ” , y a i t u k e v e l i n g n-

m o r : 2 8 6, a e l u a s : + 9 0 m2 ( a c i a b i l n n p u l u h m j-

t e r p e r s e e i ) , ' d e n g a n b a n g u m n d i atasnya, stasc

(58)

Rp >+.900.000,00 ( empgt juta sewbilan ratus ribu rupiah)

yang disanggupkan oleh pihak kedua untuk dibayar lu*

nas menurut perincian sebagai berikut : ___________ _

a. pada tanfigal delapanbelas Jnnuari tahun ini

(13-1-|

1

980

) sebesar Hj;

100

*

000,00

( seratus ribu rupiah);

b. setiap tanggal delapanbelas (

18

) untuk bulan

Pebru-nri sampai dengan Juni tahun ini (

1

980

), m

sing-uia-sing sebesar R; 480.000,00 ( empat ratus delapan pu­ luh ribu rupiah), atau semuanya lima (

5

) kali j

uin-lah itu ; *--- — ---- -— --- --- -— •

c. sicanya sebesar Ifr 2.400.000,00 ( dua juta empat

ra-»

tus rjbu rupiah), dian^sur selama tigapuluh (

30

) bu* lan dimulai dongan bulan penyerahan kunci runiah tor*

Angsuran bulanan tersebut dalam pasal 1 huruf c

-tersebut di atas masih harus ditambah dengan dua per­ sen (

2

% ) bunga, di hitung dari sisa harga yang

be-l u i n t e r b a y a r . _ ________ ____ _________ —— — —

---Untuk tiap-tiap pembayaran yang dilakukan oleh pihak kedua, pihak kcsatu diwajibkan menyerahkan kui-tansi saperlunya kepada pihak

kedua..---Pasal 2 : Pihak kesatu diwajibkan dan mengikat diri untuk menyerahkan bangunan yang bersangkutan kepada

(59)

* \

i t

I K A T A N JU A L BEL I T A N A H / BA N G U N A N

Pada hati ini, Jrnnat, tang"al ti^T Cktober serlbu sem

bilan ratus dolapan puluh ( 3 ~ 13 19o0),

-— - m e n g h ad ap p ad a say a. I^ad<n SO L I H O M ) U A N O K SA ST R O .

N o t a r i s d i S u r a b a y a , d e n g a n d i h a d i r i o ! c h p a r a s a k s i

y a n g ' a k a n d i s e b u t p a d a b a g i a n a k h i r a k t a i n i d a n y a n g

d i k e n a l o l e h s a y a , n o t a r i s - : - _ _____________ _____________ _—

1. tuan M Q E S T A I l i n A S T A E J d :» K l i A N K IK S L K I A T N O SA N JO -

T O . k e d u a - d u a n v a l > i r e k t u r d a r i d a n k a r m a i tu b e r -

l i n d a k u n t u k d a n a t a s n a m a P e r s e r o u n ' I V r h a t a s P T

" • D A K M O P E R M A I ’ *. b u r t e m p a t k e d u d u k a n d i S u r a b i y a ,

d a n b e r k a n t o r di Ja l a p S u m a l T a no mTTT Mttrr

.___________ ‘ p i h a k k e s a t u * p e n j u a l ” ; ,_________

2. tuan Raden I’A'jUo I’ARIOjC, partifcelir, bcrtecrpat

tir'g-15^1 di jur-’i'aya t Jalcn .Haya Arjuno not.or 61,

---________ s p i h a k k e d u a - p e m b e l i * . ___________ _ ______

P a r a p e n ^ h a d a p d i k e n a l » >leh s a y a . n o t a r i s . ___________

I P a r a p e n g h a d a p . m a s i n V m a s i n g d a l a m k e d i ; d i : k a n n y a

s e p e r t i t e r s e b u t d i a l a s a t a u u n t u k d i r i s e n d i r i .

me-n e r a me-n g k a me-n b a h w a d e n g a n i n i p i h a k k e s a t u i n e i i y c r a h k a n

d eng - m m e nju al kep ad a p ih;.k k e d u a y a n g m e r . i - r i m a d e n g a n

m e m b e l i d:iri p i hak ke satu . terhad ap : --- --

---s e b i d a n g t a n a h R a v e l i n g , t e r l e t a k di d a l a m \vi*

---l a y a h K o t a m a d y a S u r a b a y a , d i d a l a m P r o y e k K o t a

S a t e l i t P T " D A R M O P K K . V A I " . y a i t u k e v e l i n g n o ­

m o r : c . ; 6 , a e l u a s : + 9 3 m\< ( j c : . . b i l ~ n p o l u b n e -

(60)

lah disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu sebesar :

K;

4

.9 0 0 .

003,00

( ju t s sGi-.cij^n rlb u rt ipin’t:-) J ’ y --- —--- ---yang disanggnpkan oleh pihak kedua untuk dibayar lu- !

nas menurut pciiuciun sebagai bcrikut : _____________ _ j

a. ptda t anggal dcls.Jcnbel^ F • Tnru^ri t?hun i n i (18-1- j

|

19qr0

cebessr 100.000,00 ( r ib a r u p iah ); 1

c^ t ipj. t an g ^ l :irl *»; rn b elas ( 1 . 8 untuk bulan r o b n - '

a r i

52

Hja p! donjnn.. J -r»i tahun i n i ( i

960

) , up sin^ -w a-

sin* ; sebesar M'O. 00.0,00. ( eiiipnt .rat us del^ pcn p^.-

luh r ib u r u p iah ', ?tr. j sec:«;-»r>^a l i m { *) k a l i j

urn-lc h i t u ; •---

---c. ric^r>3’n s.?bcs2r F; 2-V)0. "'00,00 ( dua j utn ernpa t r a-

tuG vjbM ru p in h ), dian^ sur selama t i£apul*

3

h (30) bu-

Inr? dinuilai dcr.gan bulan pen^ernhnn k unci rumah t cr

-j Angsuran bulanan - tersebut dalam pasal I hurul c

tersebut di atas mawli harus ditambah dengan dua per*

sen (2/£) bunga, di “hitung dari sisa harga yang

be-luin' terbayar___________■- ■ ■ . ■

---__ Untuk tiap-tiap pembayaran yang dilakukan oleh

pihak kedua. pih:ik kesatu diwajibkan menyerahkan

kui-tansi ssperlunya kepada pihak kedua.--- — -— :—

Pasal 2 : Pihak kesatu diwajibknn dan mengikat diri

• j

untuk -menyerahkan bangunan yang bersangkutan kepada

Referensi

Dokumen terkait

Pada pantun bajawek di atas penutur pantun berusaha mengkonkretkan kata-katanya mamukek urang di Tiagan, rami dek anak Simpang Tigo. Dengan kata-kata yang

Ibu merencanakan melahirkan di Puskesmas Manumean, penolong yang diinginkan adalah bidan, pendamping yang diinginkan ibu saat melahirkan adalah suami dan kader

Sumber data primer adalah pengusaha kerajinan tempurung kelapa dengan tujuan agar peneliti dapat memperoleh informasi mengenai berapa besar pendapatan dan kelayakan usaha

Hasil perhitungan pergeseran bersih menyatakan bahwa perumbuhan komoditas pertanian Kabupaten Mamuju pada periode 2011-2015 telah mengalami perubahan struktur

macam produk yang ditawarkan perusahaan dengan presenstase 12.0%.. Mina Wisata Islami Surabaya) yang menjawab sangat tinggi Kelebihan paket dibanding paket travel lain sejumlah

Berdasarkan paparan di atas, peneliti tertarik untuk mengambil judul “Integrasi Pendidikan Islam Humanistik dan Misi Profetik Kiai Ahmad Dahlan dalam Novel Sang

Statuta FIFA dengan demikian dapat menjadi salah satu dari sumber hukum organisasi internasional dengan kedudukannya sebagai persetujuan atau perjanjian resmi yang dapat

Di SMPN 7 Kotabumi merupakan salah satu sekolah yang diunggulkan, namun nilai luhur (karakter) belum tertanam dengan baik pada diri dan prilaku peserta didik