PENGARUH BESARNYA MODAL SENDIRI, BESARNYA
PINJAMAN DAN BIAYA OPERASIONAL USAHA
TERHADAP KEUNTUNGAN USAHA ANGGOTA KOPERASI
SIMPAN PINJAM CREDIT UNION SATU HATI KLEPU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh
NATALIA DWI SUSANTI NIM: 101324009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENGARUH BESARNYA MODAL SENDIRI, BESARNYA
PINJAMAN DAN BIAYA OPERASIONAL USAHA
TERHADAP KEUNTUNGAN USAHA ANGGOTA KOPERASI
SIMPAN PINJAM CREDIT UNION SATU HATI KLEPU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Oleh
NATALIA DWI SUSANTI NIM: 101324009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ix ABSTRAK
PENGARUH BESARNYA MODAL SENDIRI, BESARNYA
PINJAMAN DAN BIAYA OPERASIONAL USAHA
TERHADAP KEUNTUNGAN USAHA ANGGOTA KOPERASI
SIMPAN PINJAM CREDIT UNION SATU HATI KLEPU
Natalia Dwi Susanti Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh besarnya modal sendiri, besarnya pinjaman dan biaya operasional usaha terhadap keuntungan usaha anggota KSP CU Satu Hati Klepu di Kecamatan Minggir Sleman Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanatif yang dilakukan pada bulan Mei 2014 sampai dengan Juni 2014. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling dengan populasi sebesar 110 pengusaha dan sampel penelitian ini berjumlah 52 pengusaha dari anggota KSP CU Satu Hati. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Sebelum melakukan pengujian hipotesis dilakukan pengujian prasyarat terlebih dahulu, yaitu uji normalitas, uji linieritas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, uji multikolinieritas. Selanjutnya melakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda.
Hasil Pengujian ini menunjukkan bahwa: (1) Besarnya Modal Sendiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan usaha anggota KSP CU Satu Hati (sig 0,471>0,05 α). (2) Besarnya Pinjaman berpengaruh positif terhadap keuntungan usaha anggota KSP CU Satu Hati (Sig 0,000 < 0,05 α). (3) sedangkan variabel Biaya Operasional Usaha memberikan pengaruh positif terhadap
keuntungan usaha Anggota CU Satu Hati (Sig 0,000<0,05 α). Variabel yang paling berpengaruh adalah variabel besarnya pinjaman. R2 sebesar 0,645 artinya 64,5 % keuntungan usaha anggota KSP CU Satu Hati bisa dijelaskan oleh variabel Besarnya Modal sendiri, Besarnya Pinjaman, dan Biaya Operasional Usaha sedangkan 35,5 % dijelaskan oleh variabel di luar model penelitian.
x
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF THE AMOUNT OF THEIR OWN
CAPITAL, THE AMOUNT OF LOAN AND THE BUSINESS
OPERATING COST TO THE BUSINESS PROFITS OF
CREDIT UNION MEMBERS “SATU HATI”
KLEPU
Natalia Dwi Susanti Sanata Dharma University
Yogyakarta 2014
The research aims to determine the influence of the amount of their own capital, the amount loan and the business operating cost to the business operating cost to the business profits of credit union members “Satu Hati” Klepu, Minggir district, Sleman, Yogyakarta.
The research is an explanatory research which was conducted from May 2014 to June 2014. The technique of taking samples was purposive sampling technique with 110 entrepreneurs as the populations. The samples were 52
employers of the members of the credit union “SatuHati”. The techniques of data collection were interviews and documentation. Before testing, the hypothesis was tested first as prerequisite, then followed by the test for normality, linearity test, heterogeous test, autocorrelation test, multicorrelation test. The hypothesis was testied by using double linear regression analysis.
These tests indicate that: (1) The amount of equity does not influence significantly to wards the business profits KSP members of the Credit Union
“SatuHati” (sig 0,471 > 0,05 α). (2) The amount of loan has a positive effect KSP
members of the Credit Union “Satu Hati” (sig 0,000 < 0,05 α). (3) While the variable of operating expenses give a positive impact on business profits Credit
Union members, “Satu Hati” (sig 0,000 < 0,05 α). Most influential variable is a variable amount of the loan. R2 of 0,645 means that 64,5% of business profits
KSP members of the Credit Union “Satu Hati” can be explained by the variable
amount of loan, and operating expenses while 35,5 % are explained by the outside variables of the research model.
xi
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kasih
berkat karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Besarnya Modal Sendiri, Besarnya Pinjaman dan Biaya
Operasional Usaha terhadap Keuntungan Usaha Anggota Koperasi Simpan Pinjam Credit Union Satu Hati” ini dengan baik.
Skripsi ini tersusun berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang senantiasa selalu menyertai,
membimbing, memberikan semangat, kesehatan dan menuntun langkah
penulis serta memberikan kekuatan kepada penulis.
2. Bapak Rohandi, Ph.D selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si.Selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc. dan Bapak Dr. C. Teguh Dalyono,
M.S. selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan tenaga, waktu, dan
pikiran untuk memberikan bimbingan kepada penulis dengan sabar. Terima
kasih atas motivasi, saran, kritik selama penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Drs. A. Joko Wicoyo, M. Si., yang telah bersedia memberikan
xii
6. Dosen-dosen Pendidikan Ekonomi (Miss Nia, Pak Rubiyanto, Pak Indra, Pak
Teguh, Pak Yoni, dan yang lainnya) yang telah membimbing dan membekali
penulis dengan ilmu-ilmu selama perkuliahan.
7. Mbak Titin dan staf sekretariat Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang telah banyak membantu penulis dalam
mengurus administrasi selama perkuliahan terlebih dalam penyusunan skripsi.
8. Bapak Y. Sunaryo, BA selaku Manajer KSP CU Satu Hati dan Bapak Drs. A.
Salim selaku Ketua KSP CU Satu Hati yang telah memberikan ijin
pelaksanaan penelitian di KSP CU Satu Hati Klepu.
9. Ibu Anastasia Giyanti, Bapak F. Sumadi, Bapak M. Setyasmiardi dan Seluruh
karyawan KSP CU Satu Hati Klepu yang telah membantu peneliti sehingga
penelitian dapat berjalan dengan lancar.
10. Seluruh Nasabah KSP CU Satu Hati Klepu, yang telah mendukung penelitian,
dan mau memberikan data yang penulis inginkan serta menjawab pertanyaan
wawancara dengan serius sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan.
11. Bapak, Ibu, Kakak, Simbah, Pakde, Bude, Om, Bulek, adek dan
saudara-saudara terkasih yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan, doa, dan
cinta kasih selama proses penyusunan skripsi ini. “ Bos Babe & Mamil impian kita akhirnya tercapai, aku bisaaa...”
12. Viandita Pipit Ardyanata, S.Pd yang selalu memotivasi, memberikan
semangat, doa serta kasih sayang sehingga penulis mampu menyelesaikan
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... viii
ABSTRAK ... ix
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 4
1. Landasan Teori Keuntungan usaha ... 8
2. Landasan Teori Besarnya Modal Sendiri ... 14
3. Landasan Teori Besarnya Pinjaman ... 20
4. Landasan Teori Biaya Operasional Usaha ... 29
B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 32
C. Kerangka Berpikir ... 33
D. Hipotesis ... 34
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 36
B. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian ... 36
C. Populasidan Sampel ... 37
1. Populasi ………..……. 37
2. Sampel Penelitian ………...……. 37
3. Teknik pengambilan Sampel ………...…. 38
D. Subjek dan Objek Penelitian ... 38
E. Variabel Penelitian ... 39
F. Teknik Pengumpulan Data ... 40
xv
1. Uji Prasyarat ... 41
a. Uji Normalitas ... 41
b. Uji Linieritas ... 42
2. UjiAsumsiklasik ... 43
a. Uji Heteroskedastisitas ... 43
b. Uji Autokorelasi ... 44
c. Uji Multikolinieritas ………...… 48
3. UjiHipotesis ... 48
a. Analisis Regresi Linier Berganda ... 48
b. Uji F (Uji Model) ... 49
c. Uji t (Uji Hipotesis) ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum KSP CU Satu Hati ... 53
c. Data Responden Tingkat Pendidikan ... 68
d. Data Responden Lama Berusaha ... 70
1.Pengujian Analisis Prasyarat ... 76
a. Uji Normalitas ... 76
b. Uji Linieritas ... 78
2. Pengujian Asumsi Klasik ... 82
a. Uji Heteroskedastisitas ... 82
b. Uji Autokorelasi ... 84
c. Uji Multikolinieritas ... 85
d. Rangkuman Hasil Asumsi Klasik ... 89
3. Pengujian Hipotesis ... 89
a. Regresi Berganda Besarnya Modal Sendiri ... 90
b. Regresi Berganda Besarnya Pinjaman ... 90
c. Regresi Berganda BesarnyaBiaya Operasional ... 91
d. Regresi Berganda Besarnya Modal Sendiri, Besarnya Pinjaman, dan Biaya Operasional Secara Bersama-sama ... 92
xvi
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 103
B. Keterbatasan Penelitian ... 106
C. Saran ... 106
DAFTAR PUSTAKA ... 109
xvii
DAFTAR GAMBAR
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 UjiStatistic Durbin – Waston d ... 45
Tabel IV.1 Prosentase Jumlah Responden ... 67
Tabel IV.2 Data Responden Usia ………...……...…………. 68
Tabel IV.3 Data Responden Tingkat Pendidikan ……...…………. 70
Tabel IV.4 Data Responden Lama Berusaha ..……...…………. 71
Tabel IV.5 Data Responden lama menjadi anggota CU……..………… 72
Tabel IV.6 Hasil Uji Normalitas …………...………...…………. 77
Tabel IV.7 Kesimpulan Uji Normalitas ………...…...…………. 77
Tabel IV.8 Hasil Uji Linieritas Besarnya Modal Sendiri ..………... 79
Tabel IV.9 Hasil Uji Linieritas Besarnya Pinjaman ……...………. 80
Tabel IV.10 Hasil Uji Linieritas Besarnya Biaya Operasional …....……. 81
Tabel IV.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 83
Tabel IV.12 Durbin Watson ... 85
Tabel IV.13 Hasil Uji Autokorelasi ... 85
Tabel IV.14 Hasil Uji Multikolonieritas ... 87
Tabel IV.15 Rangkuman Hasil Uji Asumsi Klasik ... 88
Tabel IV.16 Hasil Uji Regresi Berganda ... 89
Tabel IV.17 Hasil Uji R Secara Bersama-sama ... 92
xix
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Surat Keterangan Penelitian
1) Surat ijin dari kampus Universitas Sanata Dharma kepada Koperasi Simpan Pinjam: KSP CU Satu Hati Klepu.
2) Surat ijin Konfirmasi Dari KSP CU Satu Hati kepada Ketua Jurusan Pendidikan IPS Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3) Surat Tugas dari Manager KSP CU Satu Hati untuk melakukan
penelitian.
Lampiran 2: Pedoman Wawancara Lampiran 3: Lampiran Data Penelitian
1) Data Responden
2) Hasil Wawancara Dari Responden
Lampiran 4: Hasil Uji
1) Hasil Uji Normalitas
2) Hasil Uji Multikolinearitas- Autokorelasi 3) Hasil Uji Normalitas Grafik
4) Hasil Uji Heteroskedastisitas 5) Hasil Uji Linearitas
6) Hasil Uji Analisis Regresi Liniar Berganda
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam
maupun sumber daya manusia. Bagi masyarakat indonesia semua modal yang
dimiliki tersebut bisa dijadikan sebagai langkah awal untuk membangun
negara untuk lebih maju lagi sehingga perekonomian bisa lebih meningkat
serta keadilan dan kemakmuran bangsa indonesia bisa tercapai. Oleh sebab
itu, pembangunan pedesaan perlu dilakukan karena masih banyak penduduk
indonesia yang tinggal di daerah pedesaan. Masih banyak kondisi sosial
ekonomi penduduk di pedesaan yang masih tertinggal jauh dari masyarakat
yang tinggal diperkotaan. Salah satu ciri umum yang melekat dalam
masyarakat pedesaan Indonesia adalah permodalan yang lemah. Hal ini
disebabkan oleh sebagian masyarakat desa yang pendapatan ekonomi
keluarga berasal dari sektor pertanian yang pendapatannya tidak menentu.
Sehingga pendapatan mereka hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari, oleh karena itu tidak banyak masyarakat pedesaan yang
melakukan usaha karena kurangnya modal. Padahal, permodalan merupakan
unsur yang utama dalam mendukung peningkatan produksi dan taraf hidup
pengusaha itu sendiri. Kekurangan modal ini sangat membatasi ruang gerak
aktifitas para pengusaha, yang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan
yang biasa membantu mengatasi kekurangan modal ini yaitu dengan cara
kredit modal.
Kredit merupakan pembelian barang dengan cara mencicil atau
mengangsur pembayaran, dengan ketentuan-ketentuan yang di buat oleh
lembaga yang dituju. Contoh lembaga yang menyediakan sistem kredit yaitu
bank, pegadaian, lembaga bukan bank, dan koperasi. Di saat inilah lembaga
kredit formal, baik yang berasal dari perusahaan keuangan (BANK) maupun
lembaga non formal seperti Leasing, Credit Union dan koperasi-kopersi yang
ada dipedesaan memberikan kredit modal yang digunakan untuk
mengembangkan atau meningkatkan usaha-usaha kecil yang sudah ada di
pedesaan baik usaha-usaha yang sebelumnya pernah dibantu dengan
pemberian kredit maupun usaha-usaha dari calon nasabah baru.
Walaupun sudah banyak jenis kredit formal yang berdiri, dan dapat
membantu usaha-usaha kecil di masyarakat, tapi banyak juga
lembaga-lembaga non formal yang berdiri untuk membantu meringankan para pelaku
usaha kecil dalam memperoleh modal usaha. Biasanya lembaga non formal
hanya melayani dalam satu wilayah tertentu, dan di awasi demi kemajuan
perekonomian. Salah satu contoh lembaga non formal di indonesia yaitu
Credit Union. “Credit union berasal dari dua kata, yaitu credit dan union.
Credit dalam bahasa latin adalah credere artinya saling percaya, sedangkan
union (unio) berarti kumpulan. Jadi kredit union artinya kumpulan
orang-orang yang saling percaya” (Munaldus, 2012). Lembaga ini biasanya
sehingga tidak memerlukan proses administrasi yang rumit. Dengan semakin
berkembang pesatnya Credit Union, tentu mempengaruhi kehidupan dalam
masyarakat. Hal ini yang menjadi ketertarikan tersendiri bagi penulis untuk
mengetahui masalah-masalah tersebut.
Masalah pertama yang hendak diteliti oleh peneliti, yaitu bagaimana
pengaruh besarnya modal sendiri dari anggota KSP CU Satu Hati terhadap
keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dimilikinya. Disini peneliti akan
melihat apakah besarnya modal sendiri bisa menyebabkan tinggi rendahnya
tingkat keuntungan. Jika modal yang dimiliki berjumlah besar, maka akan
memperlancar kegiatan produksi dan operasional perusahaan. Terpenuhinya
kebutuhan modal akan memberikan keleluasaan bagi pengusaha dalam
meningkatkan hasil produksi baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Dengan volume penjualan yang semakin meningkat tentu akan memperbesar
tingkat keuntungan yang akan diperoleh pengusaha.
Masalah kedua yang dianalisis yaitu mengenai besarnya pinjaman
yang dipinjam anggota dari KSP CU Satu Hati yaitu apakah keuntungan
selalu di pengaruhi oleh besarnya pinjaman. Demikian dalam penelitian ini
apakah peminjam modal yang selalu tertuju pada apabila modal besar maka
keuntungan juga ikut besar, jadi apakah para anggota yang meminjam modal
di KSP CU Satu Hati harus meminjam besar agar mendapatkan keuntungan
yang besar pula.
Masalah yang ketiga yaitu mengenai biaya operasional yang di
kenaikan keuntungan yang didapat akan mempengaruhi besarnya biaya
operasional yang di keluarkan. Sedangkan apabila memiliki biaya operasional
yang cukup, maka akan mendapatakan hasil yang maksimal, biaya
operasional merupakan biaya yang di keluarkan untuk keperluan berjalannya
usaha. Walaupun Peran biaya operasional di dalam perusahaan sangatlah
penting, sebisa mungkin para pengusaha untuk menekan biaya operasional.
Melihat dari masalah di atas maka peneliti mengambil judul ”Pengaruh
Besarnya Modal Sendiri, Besarnya Pinjaman, dan Biaya Operasional usaha
Terhadap Keuntungan usaha anggota Koperasi Simpan Pinjam Credit Union
Satu Hati Klepu”.
B. Identifikasi masalah
Supaya tidak terlalu luas, maka peneliti memberikan batasan yaitu:
anggota yang diteliti adalah anggota KSP CU Satu Hati yang mempunyai
usaha dan meminjam uang kepada KSP CU Satu Hati untuk menjalankan
usahanya dengan ditambah Modal sendiri.
C. Rumusan masalah
1. Apakah ada Pengaruh besarnya Modal Sendiri terhadap Keuntungan
Usaha Anggota KSP CU Satu Hati?
2. Apakah ada Pengaruh besarnya Pinjaman di KSP CU Satu Hati terhadap
3. Apakah ada Pengaruh Biaya Operasional Usaha terhadap Keuntungan
Usaha Anggota KSP CU Satu Hati?
D. Definisi Operasional
1. Besarnya Modal Sendiri
Besarnya Modal Sendiri adalah keseluruhan kekayaan dalam
bentuk uang dan barang yang disertakan oleh anggota KSP CU Satu Hati
yang mempunyai usaha dan meminjam kredit untuk menjalankan
usahanya yang dinyatakan dalam rupiah. Indikator besarnya Modal
Sendiri adalah jumlah modal yang disertakan dalam rupiah.
2. Besarnya Pinjaman di KSP CU Satu Hati
Besarnya Pinjaman adalah jumlah uang yang dipinjam oleh
Anggota KSP CU Satu Hati yang mempunyai usaha dan meminjam
kredit untuk menjalankan usaha. Indikator besarnya Pinjaman adalah
jumlah uang yang dipinjam, masa pinjaman dan bunga pinjaman.
3. Biaya Operasional Usaha
Biaya Operasional Usaha adalah semua jenis-jenis biaya yang
secara langsung berhubungan atau terkait dengan kegiatan operasional
sehari-hari yang dikeluarkan anggota KSP CU Satu Hati yang
mempunyai usaha dan meminjam kredit untuk menjalankan usaha.
Indikator dari variabel Biaya Operasional Usaha adalah biaya pembelian
4. Keuntungan
Keuntungan adalah hasil bersih yang diperoleh pengusaha selama
berjualan yang di hitung selama satu tahun. Dalam penelitian ini berarti
bahwa hasil penjualan dalam 1 tahun setelah dikurangi oleh biaya
operasional dan modal selama periode 2013 - 2014.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui :
1. Pengaruh besarnya Modal Sendiri terhadap keuntungan usaha Anggota
KSP CU Satu Hati.
2. Pengaruh besarnya Pinjaman terhadap keuntungan Usaha Anggota KSP
CU Satu Hati.
3. Pengaruh Biaya Operasional Usaha terhadap keuntungan Usaha Anggota
KSP CU Satu Hati.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam kegiatan penelitian ini adalah :
1. Bagi masyarakat
Dengan hasil penelitian ini maka diharapkan dapat membantu bagi
masyarakat yang akan membuka usaha dan tidak memiliki modal dapat
2. Bagi pengusaha
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
para pengusaha mengenai hubungan besarnya modal sendiri, besarnya
pinjaman dan biaya operasional usaha yang dapat mempengaruhi
keuntungan dalam berwirausaha.
3. Bagi mahasiswa
Dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman tentang KSP
CU dan Dunia Usaha, agar dapat memperbaiki dan mengembagkan
sistem perkreditan dalam dunia usaha.
4. Bagi Universitas
Sebagai sumbangan pengetahuan dan informasi untuk melatih
mahasiswanya dalam membuka sebuah usaha saat melangkah ke dunia
8 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori
1. Keuntungan
Setiap manusia memiliki dorongan yang berupa keinginan untuk
memenuhi kebutuhan hidup, yaitu bisa dengan cara membuka usaha,
bertani, berdagang, berternak, dan berkebun. Untuk melakukan usaha
kita harus memikirkan keuntungan yang maksimal dengan modal
tertentu. Karena keuntungan merupakan hal terpenting dalam melakukan
usaha. Keuntungan bisa di artikan sebagai laba. Untuk mendorong
kegiatan ekonomi tetap berjalan maka dibutuhkan keuntungan yang
diperoleh maksimal. Keuntungan merupakan tujuan dari kegiatan
ekonomi/ berdagang. Laba atau keuntungan adalah salah satu hal yang
paling penting dalam sebuah perusahaan, laba terdiri atas beberapa jenis.
Menurut Suwardjono (2008), mengemukakan jenis-jenis laba dalam
hubungannya dengan perhitungan laba dan Fungsi laba yaitu :
a. Jenis-jenis Laba
1) Laba kotor
Laba kotor yaitu selisih dari hasil penjualan dengan harga
pokok penjualan atau perbedaan antara pendapatan bersih dan
2) Laba operasional
Laba operasional merupakan hasil dari aktivitas-aktivitas yang
termasuk rencana perusahaan kecuali ada perubahan-perubahan
beras dalam perekonomiannya, dapat diharapkan akan dicapai
setiap tahun atau bisa di sebut juga selisih antara laba kotor
dengan total beban biaya.
3) Laba sebelum dikurangi pajak atau EBIT (Earning Before Tax)
Laba sebelum dikurangi pajak merupakan laba operasi
ditambah hasil dan biaya diluar operasi biasa. Bagi pihak-pihak
tertentu terutama dalam hal pajak, angka ini adalah yang
terpenting karena jumlah ini menyatkan laba yang pada akhirnya
dicapai perusahaan.
4) Laba Bersih
Laba bersih yaitu angka terakhir dalam perhitungan laba
rugi dimana untuk mencarinya laba operasi bertambah
pendapatan lain-lain dikurangi oleh beban lain-lain.
b. Fungsi laba yaitu:
1) Laba yang tinggi adalah pertanda bahwa konsumen
menginginkan output yang lebih dari industri/perusahaan.
Sebaiknya, laba yang rendah atau rugi adalah pertanda bahwa
konsumen menginginkan kurang dari produk/ komoditi yang
2) Ditinjau dari konsep koperasi, fungsi laba bagi koperasi
tergantung pada besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi
anggota dengan koperasinya. Semakin tinggi partisipasi
anggota, maka idealnya semakin tinggi manfaat yang diterima
oleh anggota.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya keuntungan adalah:
1) Modal sendiri
Salah satu faktor produksi yang tidak kalah pentingnya
adalah modal, sebab didalam suatu usaha masalah modal
mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan berhasil
tidaknya suatu usaha yang telah didirikan. Modal adalah semua
bentuk kekayaan yang dapat digunakan secara langsung atau
tidak langsung, dalam kaitannya untuk menambah output, lebih
khusus dikatakan bahwa kapital terdiri dari barang-barang yang
dibuat untuk penggunaan produk pada masa yang akan datang.
(Irawan dan Suparmoko, 1992).
2) Besarnya pinjaman
Menurut Kasmir (2008), setiap orang yang menjalankan
bisnis atau usaha selalu ingin mengembangkan bidang usaha
yang dimiliki, namun adakalanya dibatasi oleh kemampuan di
bidang permodalan. Bantuan kredit yang diberikan oleh bank
akan dapat mengatasi kekurangmampuan para pengusaha di
sehingga para pengusaha akan dapat meningkatkan usahanya
dengan begitu keuntungan pengusaha akan bertambah.
3) Biaya operasional
Penekanan biaya produksi merupakan cara yang biasa di
lakukan oleh pengusaha untuk menambah keuntungan. Karena
keuntungan bersih berasal dari keuntungan kotor di kurangi
biaya-biaya, salah satunya biaya produksi. Jadi semakin rendah
biaya produksi maka semakin bertambah keuntungan yang di
peroleh, dengan ketentuan harga tetap, dan tanpa mengurangi
kualitas barang (Mulyadi, 2005).
Laba merupakan selisih antara penerimaan total dan biaya-biaya
produksi untuk tenaga kerja, bahan-bahan, penyusutan dan sebagainya.
Sedangkan laba usaha (operasi) perusahaan perdagangan adalah laba
kotor dikurangi dengan beban usaha (operasi), laba kotor adalah
penjualan dikurangi dengan harga pokok penjualan,dan untuk laba bersih
mencerminkan hak pemilik setelah semua kewajiban yang terkait dengan
beban (biaya) dan pajak terselesaikan. Ada aspek yang mendasari
pentingnya laba usaha menurut Prihadi (2010), yaitu: laba usaha
mengambarkan hanya laba yang diperoleh dari aktivitas operasi, laba
usaha memfokuskan kepada laba keseluruhan tidak hanya pemegang
saham dan laba usaha hanya melaporkan bisnis yang sedang berjalan
terus. Laba merupakan faktor pendorong dalam kegiatan ekonomi.
berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian
dari penghasilan atau penghasilan operasi. Terlihat bahwa laba adalah hal
penting yang harus di dapat dalam usaha. Beberapa kemungkinan yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan keuntungan menurut Mulyadi
(2005) yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatkan Volume Penjualan
Penerimaan dari penjualan sangat di perlukan, karena sangat
berpengaruh terhadap keuntungan. Jika semakin banyak barang yang
terjual maka akan bertambah pula keuntungan yang di dapat. Begitu
sebaliknya jika barang yang di jual menurun maka keuntungan yang
diperoleh juga menurun. Untuk meningkatkan penjualan barang
dagangan juga ditentukan oleh beberapa faktor.
2. Menaikan Harga Penjualan
Dengan cara meningkatkan harga jual maka akan meningkat
pula keuntungan yang didapat. Hasil dari meningkatkan atau
kelipatan dari keuntungan harga jual produksi akan menambah
keuntungan yang di peroleh.
3. Mengurangi atau menekan biaya.
Penekanan biaya produksi merupakan cara yang biasa di
lakukan oleh pengusaha untuk menambah keuntungan. Karena
keuntungan bersih berasal dari keuntungan kotor di kurangi
biaya-biaya, salah satunya biaya produksi. Jadi semakin rendah biaya
dengan ketentuan harga tetap, dan tanpa mengurangi kualitas barang.
Sedangkan menurut Suwardjono (2008), laba dimaknai sebagai
imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti
laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya (biaya total yang
melekat dalam kegiatan produksi dan penyerahan barang/jasa). Laba
merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka
laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan
secara keseluruhan.
Dari sudut pandang perekayasa akuntansi, konsep laba
dikembangkan untuk memenuhi tujuan menyediakan informasi tentang
kinerja perusahaan secara luas. Sementara itu, pemakai informasi
mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Teori akuntansi laba menghadapi
dua pendekatan: satu laba untuk berbagai tujuan atau beda tujuan beda
laba. Teori akuntansi diarahkan untuk memformulasi laba dengan
pendekatan pertama. Konsep dalam tataran semantik meliputi pemaknaan
laba sebagai pengukur kinerja, pengkonfirmasi harapan investor, dan
estimator laba ekonomik. Meskipun akuntansi tidak harus dapat
mengukur dan menyajikan laba ekonomik, akuntansi paling tidak harus
menyediakan informasi laba yang dapat digunakan pemakai untuk
mengukur laba ekonomik yang gilirannya untuk menentukan nilai
2. Besarnya Modal sendiri
Faktor permodalan merupakan hal terpenting dalam sebuah
perusahaan atau suatu usaha. Modal menjadi hal penting karena
merupakan Inti dasar dari suatu perusahaan dapat menjalankan kegiatan
usahanya adalah dengan adanya modal. Modal merupakan faktor
produksi terpenting. Bagi perusahaan yang baru berdiri modal digunakan
untuk menjalankan kegiatan usaha sedangkan bagi perusahaan yang
sudah berdiri lama modal digunakan untuk mengembangkan usaha dan
memperluas pangsa pasar. Besarnya modal yang dimiliki oleh suatu
perusahaan baik dalam bentuk modal sendiri ataupun yang berbentuk
hutang, dapat mencerminkan keadaan yang sesungguhnya tentang
kondisi pengelolaan suatu perusahaan.
Pengertian modal ditinjau dari beberapa aspek dalam buku Tohar
(2006), dari segi ekonomi adalah kekayaan yang di masukkan dalam
proses produksi untuk memperoleh kekayaan yang tergabung secara
bersama-sama dan saling melengkapi, agar dapat menghasilkan suatu
barang dalam suatu proses produksi harus ada hubungan satu dengan
yang lain, dari segi pengusaha modal adalah totalitas assets
(barang-barang modal) pada suatu perusahaan untuk menjalankan usahanya.
Sedangkan menurut Prof. Bakker pengertian modal diartikan baik berupa
barang-barang konkrit yang masih ada dalam rumah tangga perusahaan
yang terdapat dineraca sebelah debet, maupun berupa daya beli atau nilai
tercatat di sebelah debet dari neraca disebut “ Modal konkrit” dan yang
tercatat disebelah kredit disebut “modal abstrak”.
a. Macam-macam Modal
1) Modal Sendiri
Menurut Kwartono (2009) mengatakan modal sendiri
umumnya berasal dari sisa gaji dan hasil penjualan aset (barang
berharga, kendaraan, tanah, rumah). Dari sisa gaji dan penjualan
aset, sebagaian atau seluruhnya untuk membiayai usaha yang
akan dimulai. Sedangkan menurut Tohar (2006) modal sendiri
adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan yang
ditanam dalam perusahan untuk jangka waktu tidak tertentu.
Modal sendiri terdiri dari tabungan, sumbangan, hibah, saudara,
dan lain sebagainya. Kelebihan modal sendiri adalah:
a) Tidak ada biaya seperti biaya bunga atau biaya administrasi
sehingga tidak menjadi beban perusahaan
b) Tidak tergantung pada pihak lain, artinya perolehan dana
diperoleh dari setoran pemilik modal.
c) Tidak memerlukan persyaratan yang rumit dan memakan
waktu yang relatif lama.
d) Tidak ada keharusan pengembalian modal, artinya modal
masalah seandainya pemilik modal mau mengalihkan ke
pihak lain.
Kekurangan modal sendiri adalah:
a) Jumlahnya terbatas, artinya untuk memperoleh dalam
jumlah tertentu sangat tergantung dari pemilik dan
jumlahnya relatif terbatas.
b) Perolehan modal sendiri dalam jumlah tertentu dari calon
pemilik baru (calon pemegang saham baru) sulit karena
mereka akan mempertimbangkan kinerja dan prospek
usahanya.
c) Kurang motivasi pemilik, artinya pemilik usaha yang
menggunakan modal sendiri motivasi usahanya lebih
rendah dibandingkan dengan menggunakan modal asing.
2) Modal Asing (Pinjaman)
Modal asing atau modal pinjaman adalah modal yang
bersifat sementara, yang diperoleh dari luar perusahaan. Bagi
perusahaan modal tersebut merupakan hutang yang pada suatu
saat harus dibayar kembali. Keuntungan modal pinjaman adalah
jumlahnya yang tidak terbatas, artinya tersedia dalam jumlah
banyak. Di samping itu, dengan menggunakan modal pinjaman
biasanya timbul motivasi dari pihak manajemen untuk
mengerjakan usaha dengan sungguh-sungguh. Sumber dana dari
a) Pinjaman dari dunia perbankan, baik dari perbankan
swasta maupun pemerintah atau perbankan asing.
b) Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan
pegadaian, modal ventura, asuransi leasing, dana pensiun,
koperasi atau lembaga pembiayaan lainnya.
c) Pinjaman dari perusahaan non keuangan.
Kelebihan modal pinjaman adalah:
a) Jumlahnya tidak terbatas, artinya perusahaan dapat
mengajukan modal pinjaman ke berbagai sumber. Selama
dana yang diajukan perusahaan layak, perolehan dana
tidak terlalu sulit. Banyak pihak berusaha menawarkan
dananya keperusahaan yang dinilai memiliki prospek
cerah.
b) Motivasi usaha tinggi. Hal ini merupakan kebalikan dari
menggunakan modal sendiri. Jika menggunakan modal
asing, motivasi pemilik untuk memajukan usaha tinggi, ini
disebabkan adanya beban bagi perusahaan untuk
mengembalikan pinjaman. Selain itu, perusahaan juga
berusaha menjaga image dan kepercayaan perusahaan
yang memberi pinjaman agar tidak tercemar.
Kekurangan modal pinjaman adalah:
a) Dikenakan berbagai biaya seperti bunga dan biaya
sudah pasti disertai berbagai kewajiban untuk membayar
jasa seperti: bunga, biaya administrasi, biaya provisi dan
komisi, materai dan asuransi.
b) Harus dikembalikan. Modal asing wajib dikembalikan
dalam jangka waktu yang telah disepakati. Hal ini bagi
perusahaan yang sedang mengalami likuiditas merupakan
beban yang harus ditanggung.
c) Beban moral. Perusahaan yang mengalami kegagalan atau
masalah yang mengakibatkan kerugian akan berdampak
terhadap pinjaman sehingga akan menjadi beban moral
atas utang yang belum atau akan dibayar (Kasmir, 2007).
3) Modal Patungan
Selain modal sendiri atau pinjaman, juga bisa
menggunakan modal usaha dengan cara berbagai kepemilikan
usaha dengan orang lain. Caranya dengan menggabungkan
antara modal sendiri dengan modal satu orang teman atau
beberapa orang (yang berperan sebagai mitra usaha). Dari segi
asalnya, menurut Tohar (2006), sumber modal dibedakan
menjadi sumber modal intern dan sumber modal ekstern
a) Sumber intern adalah modal atau dana yang diperoleh dari
dalam perusahaan itu sendiri. Komponen - komponen
i) Laba yang ditahan
Laba yang ditahan diperoleh dari keuntungan
suatu perusahaan yang tidak dibagikan pada akhir
tahun. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk modal
cadangan agar perusahaan tersebut dapat menjalankan
usahanya dengan baik dan lancar.
ii) Cadangan penyusutan
Cadangan penyusutan diperoleh dari hasil
penyusutan alat-alat produksi tahan lama yang
disusutkan tiap tahun berdasarkan peraturan yang
berlaku pada perusahaan. Maksud diadakannya
cadangan penyusutan adalah untuk menjaga modal
yang telah ditetapkan dan untuk menjamin kebutuhan
modal agar dapat meningkatkan kegiatan usahanya
sewaktu akan mengganti mesin tersebut karena telah
habis umur teknisnya.
b) Sumber ekstern
Sumber ekstern adalah modal yang diperoleh dari
luar perusahaan baik diambil dari pemilik maupun dari
para kreditur. Hutang yang diperoleh dari pihak kreditur
merupakan hutang bagi perusahaan yang dikenal sebagai
modal asing. Dengan demikian sumber ekstern terdiri dari
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa modal usaha
adalah harta yang dimiliki untuk digunakan dalam menjalankan kegiatan
usaha dengan tujuan memperoleh laba yang optimal sehingga diharapkan
bisa meningkatkan pendapatan pengusaha dari anggota CU Satu Hati.
Modal merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan
industri karena modal digunakan sebagai sarana untuk memperoleh
bahan baku dan membayar biaya-biaya yang diperlukan dalam kegiatan
industri. Modal dalam jumlah besar akan memberikan keleluasaan bagi
pengusaha dalam usaha meningkatkan hasil produksinya baik dari segi
kualitas maupun kuantitas. Kesempatan untuk memupuk lebih banyak
modal lebih besar sehingga mudah bagi pengusaha untuk
mengembangkan usaha dan meningkatkan pendapatannya.
3. Besarnya Pinjaman
Saat ini setiap orang terus menerus mencari kesempatan untuk
memulai suatu usaha, baik usaha yang berskala besar maupun usaha yang
berskala kecil, tetapi kebanyakan dari mereka yang terbentur oleh
masalah kesulitan modal. Sehingga banyak lembaga yang memberikan
pinjaman kepada para pengusaha untuk menutupi kekurangan modalnya.
Pinjam meminjam modal sangatlah berperan dalam dunia usaha. Sebagai
upaya membangun sektor keuangan yang tangguh, efisien, dan mampu
mendukung kebutuhan pembangunan di masa mendatang, maka
khususnya yang mengatur tentang perkreditan dan selanjutnya dikenal
dengan Pakjan 29, yang mengatur tentang penyempurnaan sistem
perkreditan, diantaranya program perkreditan untuk usaha kecil.
Pinjaman merupakan sesuatu yang dipinjamkan bisa berupa barang,
uang, dan jasa. Meminjamkan adalah memberikan atau mengizinkan
barang-barang dan sebagainya untuk dipinjamkan. Pinjaman adalah
orang yang meminjam sedangkan peminjaman adalah proses, cara atau
pembuatan pinjaman. Pinjaman angsuran merupakan pinjaman yang
dibayar secara berkala sedangkan pinjaman bersyarat adalah pinjaman
yang diberikan kepada perusahaan untuk jangka waktu tertentu biasanya
antara 1-10 tahun dan pembeliannya dapat dicicil.
Mengapa Seseorang memerlukan kredit? Karena manusia adalah
homo economic dan setiap manusia selalu berusaha untuk memenuhi
kebutuhannya. Kebutuhan manusia yang beraneka ragam selalu
meningkat, sedangkan kemampuan untuk mencapai sesuatu yang
diinginkan terbatas. Hal ini menyebabkan manusia memerlukan bantuan
untuk memenuhi keinginan dan cita-citanya. Dalam hal ini, ia berusaha,
maka untuk meningkatkan usahanya atau untuk meningkatkan daya guna
sesuatu barang, ia memerlukan bantuan dalam bentuk permodalan.
Dengan adanya bantuan pinjaman dari lembaga- lembaga perkreditan
seperti pegadaian, leasing, koperasi, maupun dari bank dalam bentuk
Kata kredit berasal dari bahasa latin yaitu Credere, yang
diterjemahkan sebagai kepercayaan atau credo yang berarti saya percaya.
Menurut Fahmi (2010), Kredit dan kepercayaan (trust) adalah ibarat
sekeping mata uang logam yang tidak dapat dipisahkan. Karena tidak
akan mungkin adanya pemberian pinjaman tanpa adannya bangunan
kepercayaan. Pihak yang terkait dalam hal kredit ada dua macam, yaitu
pihak pemberi kredit (kreditor) dan pihak penerima kredit (debitur).
Kredit menurut UU No. 10 1998 tentang perubahan UU No. 7
tahun 1992 yaitu penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
meminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga. Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan
tertentu. Sedangkan menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia
(PAPI) 2011, kredit sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam–meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
Menurut Kasmir (2008) tujuan utama pemberian kredit antara lain:
a. Mencari keuntungan, yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari
bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya
administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.
b. Membantu usaha nasabah, bertujuan untuk membantu nasabah
yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk
modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan
mengembangkan dan meningkatkan usahanya.
c. Membantu pemerintah, semakin banyak kredit yang disalurkan
oleh pihak perbankan, maka semakin baik mengingat banyaknya
kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.
Keuntungan (profitability) merupakan tujuan dari pemberian kredit
yang terjelma dalam bentuk bunga yang diterima. Dan karena pancasila
adalah sebagai dasar dan falsafah negara kita, maka tujuan kredit tidak
semata-mata mencari keuntungan, melainkan disesuaikan dengan tujuan
negara yaitu untuk mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan
pancasila. Dengan demikian maka tujuan kredit yang diberikan oleh
suatu bank, khususnya bank pemerintah yang akan mengembangkan
tugas sebagai agent of development adalah untuk turut menyukseskan
program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan, meningkatkan
aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin
terpenuhinya kebutuhan masyarakat dan memperoleh laba agar
kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan dapat memperluas
Adapun unsur-unsur kredit, jenis-jenis kredit dan fungsi kredit
menurut Fahmi (2010) adalah sebagai berikut:
a. Unsur-unsur kredit
1) Kepercayaan (trust) adalah sesuatu yang paling utama dari
unsur kredit yang harus ada karena tanpa ada rasa saling
percaya antara kreditur dan debitur maka sangat sulit
terwujud suatu sinergi kerja yang baik. Karena dalam konsep
sekarang ini kreditur dan debitur adalah mitra bisnis.
2) Waktu (time) adalah bagian yang paling sering dijadikan
kajian oleh pihak analisis finance khususnya oleh analisis
kredit. Hal ini dapat dimengerti karena bagi pihak kreditur
saat ia menyerahkan uang kepada debitur maka juga harus
diperhitungkan juga saat pembayaran kembali yang akan
dilakukan oleh debitur itu sendiri, yaitu limit waktu yang
tersepakati dalam perjanjian yang telah ditandatangani kedua
belah pihak.
3) Resiko, Resiko disini menyangkut persoalan seperti degree of
risk. Pada keadan yang terburuk yaitu pada saat kredit
tersebut tidak kembali atau kredit macet. Ini menyangkut
dengan persoalan seperti lamanya waktu pemberian kredit
yang menyebabkan naiknya tingkat resiko yang timbul,
karena para pebisnis menginginkan adanya ketepatan waktu
pemberian kredit ini tidak terlepas dari berbagai masalah
seperti menyangkut dengan kajian dan analisis apakah kredit
tersebut layak diberikan dan ukuran kelayakannya sejauh
mana untuk pantas dicairkan. Semakin lama kredit diberikan,
maka semakin tinggi pula risikonya, karena sejauh
kemampuan manusia untuk menerobos hari depan itu, maka
masih selalu terdapat unsur ketidaktentuan yang tidak dapat
diperhitungkan. Inilah yang menyebabkan timbulnya unsur
risiko. Dengan adanya unsur risiko inilah maka timbullah
jaminan dalam pemberian kredit.
4) Prestasi, yang dimaksud disini adalah prestasi yang dimiliki
oleh kreditur untuk diberikan kepada debitur. Pada dasarnya
bentuk dari kredit itu sendiri adalah tidak selalu dalam bentuk
uang tetapi juga dalam bentuk barang dan jasa.
5) Kreditur adalah pihak yang memiliki uang, barang dan jasa
untuk dipinjamkan kepada pihak lain, dengan harapan dari
hasil pinjaman itu akan diperoleh keuntungan dalam bentuk
bunga sebagai balas jasa.
6) Debitur adalah pihak yang memerlukan uang, barang dan jasa
dan berkomitmen untuk mampu mengembalikannya tepat
sesuai dengan waktu yang disepakati serta bersedia
sesuai dengan ketentuan administrasi dalam kesepakatan
perjanjian yang tertera.
b. Jenis – jenis kredit
1) Kredit konsumtif (consumtive credit) adalah pinjaman yang
diajukan oleh seorang debitur kepada seorang kreditur guna
memenuhi kebutuhan pribadinya. Seperti sepeda motor, mobil,
perabotan rumah dan perhiasan.
2) Kredit produktif (produktive credit) adalah pinjaman yang
umumnya dipakai atau diajukan oleh mereka yang bergerak
dalam dunia usaha atau mereka yang mempunyai bisnis dan
membutuhkan dana dalam usahanya. Seperti kredit investasi
dan kredit modal kerja.
3) Kredit perdagangan, kredit ini pada umumnya dana yang
dipergunakan untuk keperluan perdagangan. Seperti kredit
perdagangan dalam negeri dan kredit perdagangan luar negeri
yang bisa disebut dengan kredit ekspor dan impor.
c. Fungsi Kredit
Menurut Suyatno (2007), fungsi kredit ada 7 yaitu:
1) Dapat meningkatkan daya guna uanag.
Para pemilik uang/modal dapat secara langsung
meminjamkan uangnya kepada para pengusaha yang
memerlukan untuk meningkatkan produksi atau untuk
menyimpan uangnya pada lembaga-lembaga keuangan, uang
tersebut diberikan sebagai pinjaman kepada
perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan usahanya.
2) Dapat meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
Kredit yang disalurkan melalui rekening giro dapat
menciptakan pembayaran baru seperti cek, giro bilyet, dan
wesel, sehingga apabila pembayaran-pembayaran dilakukan
dengan cek, bilyat giro, dan wesel maka akan meningktkan
peredaran uang giral. Disamping itu, kredit perbankan yang
ditarik secara tunai dapat pula meningkatkan peredaran uang
kartal, sehingga lalu lintas uang akan berkembang pula.
3) Dapat meningkatkan daya guna dan peredaran barang.
Dengan mendapat kredit, para pengusaha dapat
memproses bahan baku menjadi barang jadi, sehingga daya
guna barang tersebut menjadi meningkat. Kredit dapat pula
meningkatkan peredaran barang, baik melaui penjualan kredit
maupun dengan membeli barang-barang dari suatu tempat dan
menjualnya ke tempat lain. Pembelian tersebut uangnya
berasal dari kredit.
4) Sebagai salah satu stabilitas ekonomi.
Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, kebijakan
diarahkan kepada usaha-usaha seperti pengendalian inflasi,
Untuk menekan laju inflasi pada tahun 1996, yang lebih
kurang berkisar 650 %, pemerintah melaksanakan kebijakan
uang ketat (tigh money policy) melalui pemberian kredit yang
selektif dan terarah untuk melindungi usaha-usaha yang
bersifat non spekulatif. Yang bertujuan untuk meningkatkan
produksi dan memenuhi kebutuhan dalam negeri agar bisa
diekspor.
5) Dapat meningkatkan kegairahan berusaha.
Setiap orang yang berusaha selalu ingin meningkatkan
usahanya, namun ada kalanya dibatasi oleh kemampuan
dibidang permodalan, sehingga bantuan kredit yang diberikan
oleh bank akan dapat mengatasi kekurangan mampuan para
pengusaha dibidang permodalan tersebut, sehingga para
pengusaha akan dapat meningkatkan usahanya.
6) Dapat meningkatkan pemerataan pendapatan.
Dengan bantuan kedit dari bank, para pengusaha dapat
memperluas usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru.
Peningkatan usaha dan pendirian proyek baru akan
membutuhkan tenaga kerja untuk melaksanakaan proyek
tersebut, dengan demikian mereka akan memperoleh
pendapatan, dengan tertampungnya tenaga-tenaga kerja
7) Sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional.
Bank-bank besar diluar negeri yang mempunyai
jaringan usaha, dapat memberikan batuan dalam bentuk
kredit, baik secara langsung maupun tidak langsung kepada
perusahaan-perusahaan di dalam negeri. Bantuan dalam
bentuk kredit ini dapat mempererat hubungan ekonomi antar
negara yang bersangkutan tetapi juga dapat meningkatkan
hubungan internasional.
Sedangkan besarnya pinjaman sendiri merupakan jumlah nominal
uang yang dipinjamkan kepada anggota masyarakat yang menjadi
anggota CU Satu Hati. Besarnya ini tergantung pada permintaan anggota
kelompok yang membutuhkan dengan beberapa pertimbangan khususnya
dari para pengelola. Dalam perkreditan bank, maupun lembaga
perkreditan yang lain kadang besarnya pinjaman dilihat dari penghasilan
yang didapat dan jaminan yang diberikan.
4. Biaya Operasional Usaha
Dalam dunia usaha sudah tidak asing lagi dengan istilah biaya
operasional. Biaya operasional selalu ada di setiap kegiatan produksi
suatu perusahaan. perusahaan harus mengeluarkan biaya ini agar tidak
menghambat kelancaran produksi. Karena terhambatnya produksi akan
mempengaruhi semua sektor dalam perusahaan. Biaya operasional terdiri
merupakan nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh
manfaat. Menurut Carter(2004), Sering kali istilah biaya (cost) digunakan
sebagai sinonim dari beban (expense) tetapi beban dapat didefinisikan
sebagai aliran kas keluar terukur dari barang atau jasa, yang kemudian
ditandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba. Sedangkan
menurut Khomi (2004) biaya adalah pengorbanan sumber daya atau nilai
ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa
yang diharapkan memberi manfaat di saat sekarang atau di masa yang
akan datang bagi perusahaan.
Biaya operasi ini dikelompokkan menjadi :
a. Biaya tetap (fixed) yaitu biaya yang jumlahnya tetap tidak berubah
secara total selama periode waktu tertentu. Seperti biaya gaji
karyawan yang jumlahya senantiasa tetap berapapun berubahnya
volume kegiatan, (Foster, 2005).
b. Biaya semi tetap (semi fixed), yaitu biaya yang tetap untuk tingkat
volume kegiatan tertentu dan perubahan dengan jumlah yang
konstan pada volume produksi tertentu, (Mulyadi, 2005).
c. Biaya variabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya
variabel adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
d. Biaya semi variabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah
tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contohnya
biaya listrik yang di gunakan, (Mulyadi, 2005).
Menurut Foster (2005), biaya operasi dikelompokan menjadi 2
golongan dan dapat diartikan sebagai berikut:
a. Biaya langsung (direct cost) adalah suatu objek yang terkait dengan
suatu objek biaya yang dapat dilacak ke objek biaya tertentu
dengan cara yang layak secara ekonomis (biaya efektifitas) atau
merupakan biaya yang dapat dibebankan secara langsung pada
kegiatan operasional.
b. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah suatu objek biaya
berkaitan dengan suatu objek biaya namun tidak dapat dilacak ke
objek biaya tertentu dengan cara yang layak secara ekonomis atau
biaya yang tidak secara langsung dibebankan pada kegiatan
operasional.
Sehingga biaya operasional (operating expenses) menurut Jopie
Yusuf (2006) adalah biaya-biaya yang tidak berhubungan langsung
dengan produk perusahaan tetapi berkaitan dengan aktivitas operasi
perusahaan sehari-hari.
Dari uraian materi di atas peneliti menyimpulkan bahwa biaya
operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk menunjang suatu
Misalnya biaya transportasi, biaya konsumsi, biaya listrik+air, biaya
pemeliharaan gedung, biaya transport, biaya gaji karyawan.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Marta Midi Kaha pada tahun 2013
dengan judul “Hubungan besarnya Pinjaman, Status Status sosial ekonomi
dan Efektifitas Penggunaan Pinjaman dengan Lama Menunggak Angsuran
Pinjaman Dana PNPM ” Studi kasus pada masyarakat Peminjam dana PNPM di Kecamatan Solor barat. Penelitian ini menguji dan menganalisis hubungan
besarnya pinjaman, status sosial ekonomi, efektifitas penggunaan pinjaman
dengan lama menunggak angsuran pinjaman dana PNPN. Populasi dalam
penelitian ini adalah anggota masyarakat yang bermasalah pada lama
menunggak angsuran pinjaman dana PNPM berjumlah 35 anggota. Penentuan
sampel adalah metode sampling jenuh. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah kuesioner, yang terlebih dahulu dilakukan pengujian
Validitas dan reliabilitas. Analisis data dengan menggunakan korelasi
Spearman Rank.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan besarnya pinjaman dan Status sosial ekonomi dengan lama
menungak angsuran pinjaman dana PNPM, sedangkan ada hubungan yang
positif dan signifikan efektivitas penggunaan pinjaman dengan lama
C. Kerangka Berpikir
Hampir semua orang dalam menjalani hidup pasti membutuhkan
pemasukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah satu sumber
pendapatan bisa berasal dari membuka sebuah usaha, seperti anggota CU Satu
Hati yang mendirikan sebuah usaha. Dengan mendirikan usaha maka akan
menambah penghasilan. Seiring berkembangnya CU Satu Hati maka banyak
orang yang mengkredit modal untuk mendirikan usaha. CU Satu Hati
melayani banyak anggota yang meminjam kredit untuk mendirikan usaha.
Banyak dari anggota CU Satu Hati yang meminjam modal untuk mendirikan
usaha.
Dalam menjalankan bisnis pasti kita kenal dengan istilah Modal,
Besarnya pinjaman, Biaya operasional, dan Keuntungan. Keuntungan
merupakan bagian penting dari usaha yang di lakukan. Tidak melihat
besarnya usaha yang dijalankan, pasti setiap pengusaha akan mementingkan
keuntungan yang harus di dapat.
Dari penelitian ini akan melihat bahwa besarnya modal sendiri dapat
mempengaruhi besarnya keuntungan yang di dapat para anggota CU Satu
Hati yang mendirikan usaha. Apakah dari modal sendiri yang besar akan
mempengaruhi besarnya keuntungan walaupun kita tahu bahwa modal juga
dapat mempengaruhi besarnya produksi yang dijalankan.
Selanjutnya akan mengetahui bahwa Besarnya pinjaman yang di
pinjam anggota CU Satu Hati untuk mendirikan usaha mempengaruhi
tidak semata-mata harus menggunakan modal sendiri, tetapi juga dapat
meminjam dari mana pun yang dapat menyediakan modal yang kita
butuhkan. Oleh karena itu peneliti akan melihat besarnya pinjaman dapat
mempengaruhi besar kecilnya keuntungan.
Sedangkan yang terakhir akan melihat bagaimana biaya operasional
akan mempengaruhi besarnya keuntungan yang akan di dapat para anggota
CU Satu Hati yang mendirikan usaha. Kita ketahui bahwa biaya operasional
merupakan salah satu bagian perjalanan usaha. Maka demi kelancaran
perencanaan usaha, proses produksi, dan sampai pemasaran output
dibutuhkan biaya operasional. Oleh karena itu peneliti akan melihat bagaiman
biaya operasional akan mempengaruhi besarnya keuntungan yang di dapat
tiap tahun nya.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
D. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka diatas maka dapat dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
1. Ada Pengaruh yang Signifikan Besarnya Modal Sendiri terhadap
Keuntungan Usaha Anggota KSP CU Satu Hati. X1: Besarnya Modal sendiri
X2: Besarnya Pinjaman
X3: Biaya operasional Usaha
2. Ada Pengaruh yang signifikan Besarnya Pinjaman terhadap Keuntungan
Usaha Anggota KSP CU Satu Hati.
3. Ada Pengaruh yang signifikan Biaya Operasional Usaha terhadap
Keuntungan Usaha Anggota KSP CU Satu Hati.
4. Ada Pengaruh yang signifikan Besarnya Modal Sendiri, Besarnya
Pinjaman, Biaya Operasional Usaha terhadap Keuntungan Usaha
36 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksplanatif. Jenis
penelitian eksplanatif digunakan untuk menguji hubungan antara variabel
yang dihipotesiskan. Penelitian eksplanatif bertujuan untuk menjelaskan sifat
hubungan antara dua variabel atau lebih (Mantra, 2004).
Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti hubungannya
adalah Besarnya modal sendiri, Besarnya pinjaman dan Biaya operasional
usaha terhadap Keuntungan usaha Anggota KSP CU Satu Hati.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian di lakukan pada lokasi usaha Anggota CU Satu
Hati yang meminjam kredit kepada CU Satu Hati untuk membuka usaha.
Pemilihan daerah penelitian ini berdasarkan pertimbangan bahwa di
daerah kecamatan Minggir dan Moyudan banyak para pengusaha baru
yang mendirikan sebuah usaha berkat pinjaman dari KSP CU Satu Hati
dan untuk melihat perkembangan usaha anggota KSP CU Satu Hati yang
berada di sekitar Kantor KSP CU Satu Hati.
2. Waktu Penelitian
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian ini
yang menjadi populasi adalah 3.859 orang anggota, tetapi peneliti
menentukan populasi sebesar 110 orang anggota KSP CU Satu Hati yang
meminjam Modal Pada KSP CU Satu Hati untuk membuka usaha yang
berada di sekitar KSP CU yaitu di Kecamatan Minggir dan Moyudan.
2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan sekumpulan objek atau unsur dalam populasi
untuk digunakan sebagai sampel yang akan diteliti sifat-sifatnya. Sampel
yang diambil merupakan bagian dari populasi yang harus dapat mewakili
populasinya sehingga dapat menggambarkan karakteristik atau sifat-sifat
populasi yang bersangkutan (Sugiyono, 2008).
Sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan rumus
Slovin
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
E = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan pada penelitian
Berdasarkan rumus di atas banyaknya sampel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
atau dibulatkan menjadi 52 responden
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah sampel purposive sampling
Sugiyono (2005), yaitu pengumpulan data dari anggota populasi yang
bersedia memberikan datanya. Dalam teknik ini, pengambilan sampel
kuota dapat dianggap sebagai sebuah bentuk pengambilan sample
berstrata proposional, dimana proporsi orang yang telah ditetapkan
sebelumnya di dalam sampel dari kelompok berbeda tetapi berdasarkan
kemudahan dan dengan pertimbangan tertentu.
D. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Anggota KSP CU Satu Hati yang
meminjam uang untuk membuka sebuah usaha.
Objek penelitian ini adalah Besarnya modal sendiri, Besarnya
pinjaman, Biaya operasional usaha dan keuntungan usaha anggota KSP CU
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat adalah himpunan seluruh gejala yang memiliki
berbagai aspek atau unsur didalamnya yang berfungsi untuk
menyesuaikan diri dengan kondisi lain atau variabel bebasnya. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah keuntungan usaha (Y). Keuntungan
adalah hasil bersih yang diperoleh pengusaha selama menjalankan
usahanya yang di hitung selama satu tahun. Dalam penelitian ini berarti
bahwa hasil usaha dalam 1 tahun setelah dikurangi oleh biaya
operasional dan modal selama periode 2013 - 2014.
2. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas adalah himpunan seluruh gejala yang memiliki
berbagai aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau
menentukan munculnya variabel lain yang disebut variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Besarnya modal sendiri (X1)
Besarnya Modal Sendiri adalah keseluruhan kekayaan dalam
bentuk uang dan barang yang disertakan oleh anggota KSP CU
untuk menjalankan usahanya, yang dinyatakan dalam rupiah.
Indikator besarnya Modal Sendiri adalah jumlah modal yang
b. Besarnya pinjaman (X2)
Besarnya Pinjaman adalah jumlah uang yang dipinjam oleh
Anggota KSP CU Satu Hati untuk menjalankan usaha. Indikator
besarnya Pinjaman adalah jumlah uang yang dipinjam, masa
pinjaman dan bunga pinjaman.
c. Biaya operasional usaha (X3)
Biaya Operasional Usaha adalah semua jenis-jenis biaya yang
secara langsung berhubungan atau terkait dengan kegiatan
operasional sehari-hari yang dikeluarkan anggota KSP CU Satu Hati
dalam menjalankan usaha. Indikator dari variabel Biaya Operasional
Usaha adalah biaya pembelian bahan baku, Biaya Listrik, biaya
Transportasi, dan Air.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Metode wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan melakukan tanya
jawab langsung kepada para anggota KSP CU yang mempunyai usaha.
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai besarnya modal
sendiri, besarnya pinjaman modal di KSP CU Satu Hati, besarnya biaya
operasional usaha dan besarnya keuntungan yang didapat selama satu
b. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data dari
dokumen usaha yang didirikan oleh anggota KSP CU yang meminjam
modal kepada KSP CU Satu Hati. Data-data yang bersumber dari catatan
besarnya pinjaman kepada KSP CU Satu Hati, besarnya modal sendiri
dan biaya operasional usaha.
G. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data
yang terjaring berdistribusi normal atau tidak. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan uji satu sampel dari Kolmogrov-Smirnov, yaitu
tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel (skor yang
diobservasi) dengan distribusi teoritis tertentu. Dengan rumus
sebagai berikut (Sugiyono, 2004):
Keterangan:
D : Deviasi atau penyimpangan
Sn1 (X) : Distribusi frekuensi kumulatif teoritis
Kriteria penerimaan:
1) Jika nilai Kolmogorov- Smirnov lebih besar dari nilai
probabilitas (ρ = 0,05) maka H0 diterima.
2) Jika nilai Kolmogorov- Smirnov lebih kecil dari nilai
probabilitas (ρ = 0,05) maka H0 ditolak.
Hipotesis:
H0 : berdistribusi normal
Ha : berdistribusi tidak normal
Kriteria pengujian hipotesis:
1) Jika prob ( ) ≥ α maka H0 diterima
2) Jika prob ( ) ≤ α maka H0 ditolak
Dengan kata lain bila probabilitas ( ) yang diperoleh
melalui perhitungan lebih besar dari taraf signifikan 5%, berarti
sebaran data variabel normal. Apabila probabilitas ( ) yang
diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari taraf 5% berarti
sebaran data variabel tidak normal.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah
masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan
variabel terikatnya. Uji linieritas ini digunakan dengan analisis
varians dengan menggunakan rumus F. Rumus yang digunakan
S
S
G TG
F 2
2
Keterangan:
F : Bilangan untuk linieritas
S2TG : Varian tuna cocok
S2G : Varian kekeliruan
Kriteria pengujian linieritasnya yaitu:
1) Jika nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabel pada taraf signifikasi 5%
dengan derajat kebebasan (dk) = (k-2) dan (n-k) maka hubungan
variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linear.
2) Jika nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel pada taraf signifikasi 5%
dengan derajat kebebasan (dk) = (k-2) dan (n-k) maka hubungan
variabel bebas dengan variabel terikat tidak bersifat linear.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varians dari
kesalahan pengganggu tidak konstan untuk suatu variabel bebas
(Supranto, 2004). Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah
heteroskedastisitas digunakan uji korelasi rank dari spearman.