• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pengujian Hipotesis

2. Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui apakah hasil

estimasi benar-benar yang bebas dari adanya gejala heterokedastisitas,

gejala multikolinieritas, dan autokorelasi.

a. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu

pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah

yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau

tidaknya heteroskedastisitas, digunakan uji dengan metode korelasi

Spearman Rank. Jika signifikansi antara variabel independen

dengan residual > 0,05 maka tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas, tetapi jika nilai signifikansi < 0,05 maka terjadi

Tabel IV.11 Hasil Heterokedastisitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 50148426.507 11837888.012 4.236 .000 Besarnya Modal Sendiri (ribuan) -.229 .300 -.122 -.764 .449 Besarnya Pinjaman (rupiah) -.372 .719 -.077 -.517 .608 Biaya Operasionl Usaha (ribuan)/tahun .056 .099 .089 .562 .577

a. Dependent Variable: AbsResi

Sumber: data primer,diolah 2014

Hasil analisis pertama, antara Besarnya modal sendiri dengan

keuntungan usaha yang menghasilkan angka 0,449. Angka tersebut

menunjukan kuatnya korelasi antara Besarnya modal sendiri

dengan keuntungan usaha (di atas 0,05), dengan demikian dapat

disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas pada variabel Besarnya

modal sendiri.

Hasil analisis kedua, antara Besarnya Pinjaman dengan

keuntungan usaha yang menghasilkan angka 0,608. Angka tersebut

menunjukan kuatnya korelasi antara Besarnya Pinjaman dengan

disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas pada variabel Besarnya

Pinjaman.

Hasil analisis ketiga, antara Biaya Operasional Usaha dengan

keuntungan usaha yang menghasilkan angka 0,557. Angka tersebut

menunjukan kuatnya korelasi antara Biaya Operasional Usaha

dengan keuntungan usaha (di atas 0,05), dengan demikian dapat

disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas pada variabel Biaya

Operasional Usaha

b. Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai hubungan (korelasi)

antara anggota observasi yang diurutkan menurut waktu (time

series) atau ruang (cross section). Uji autokorelasi bertujuan

menguji apakah dalam model regresi liniear ada korelasi antar

kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu

pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi autokorelasi, maka di

namakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena

observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama

lainnya (Ghozali, 2005). Dalam penelitian ini uji autokolerasi

menggunakan metode Durbin Watson. Cara mendeteksi masalah

Tabel IV.12 Durbin Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dl < d < 4 Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak Du - < d < d - du

Dari hasil data yang telah diolah melalui program SPSS 16.00 windows,

diperoleh output sebagai berikut :

Tabel IV.13 Hasil Uji Autokolerasi

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .803a .645 .623 77642727.71839 1.708

a. Predictors: (Constant), Biaya Operasionl Usaha (ribuan)/tahun, Besarnya Pinjaman (rupiah), Besarnya Modal Sendiri (ribuan)

b. Dependent Variable: Keuntungan (ribuan)/tahun

Sumber: data primer,diolah 2014

Dari hasil output diatas dapat diketahui bahwa nilai DW

sebesar 1,708. Dengan melihat tabel Durbin Watson pada

signifikansi 0,05, dengan n = 52 (jumlah data) dan k = 4 (jumlah

variabel), didapat dL = 1,421 dU = 1,674 Jadi didapat hasil dU <

DW < 4-dU (1,674 < 1,708 < 2,326). Artinya tidak terdapat

autokolerasi pada model regresi.

c. Uji Multikolinearitas

Multikolinieritas adalah hubungan variabel-variabel bebas

untuk menguji apakah dengan model regresi ditemukan adanya

korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik tidak terjadi

multikolinieritas (Firdaus, 2004). Multikolinieritas adalah situasi

adanya hubungan variabel variabel bebas diantara satu dengan yang

lainnya. Dalam hal ini disebut variabel-variabel bebas tidak

ortogonal. Variabel yang bersifat ortogonal adalah variabel bebas

yang nilai korelasinya sama dengan nol. Apabila terdapat korelasi

yang sempurna di antara sesama variabel-variabel bebas ini sama

dengan satu, maka koefisien regresinya tidak dapat ditaksir dan

nilai standard error setiap koefisien menjadi tidak terhingga.

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dilakukan

dengan melihat nilai (Tolerance) tolerance dan (inflation Factor)

VIF. Dasar analisis yang digunakan yaitu jika tolerance lebih dari

0,1 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi masalah

Tabel IV.14

Hasil Uji Multikolonearitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -34654932.653 14864072.40 7 -2.331 .024 Besarnya Modal Sendiri (ribuan) .278 .382 .069 .727 .471 .814 1.228 Besarnya Pinjaman (rupiah) 3.774 .913 .369 4.134 .000 .928 1.077 Biaya Operasion l Usaha (ribuan)/ta hun .817 .126 .610 6.480 .000 .835 1.198

a. Dependent Variable: Keuntungan (ribuan)/tahun

Sumber: data primer,diolah 2014

Berdasarkan output diatas, dapat diketahui bahwa nilai

tolerance dari variabel yaitu : Besarnya Modal Sendiri (0,814)

Sedangkan nilai VIF untuk variabel Besarnya Modal Sendiri

(1,228), dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai toleransi

lebih besar dari 0,01 dan nilai VIF lebih kecil dari 10, maka dapat

disimpulkan bahwa variabel Besarnya Modal Sendiri tidak terjadi

Multikolinieritas.

Kedua, Berdasarkan output diatas, dapat diketahui bahwa

nilai tolerance variabel yaitu : Besarnya Pinjaman (0,928)

dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai toleransi lebih

besar dari 0,01 dan nilai VIF lebih kecil dari 10, maka dapat

disimpulkan bahwa variabel Besarnya Pinjaman tidak terjadi

Multikolinieritas.

Ketiga, Berdasarkan output diatas, dapat diketahui bahwa

nilai tolerance variabel yaitu : Biaya Operasional Usaha (0,835)

Sedangkan nilai VIF untuk variabel Biaya Operasional Usaha

(1,198), dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai toleransi

lebih besar dari 0,01 dan nilai VIF lebih kecil dari 10, maka dapat

disimpulkan bahwa variabel Biaya Operasional Usaha tidak terjadi

Multikolinieritas.

d. Rangkuman Dari Hasil Uji Asumsi Klasik

Dari hasil uji asumsi klasik di atas maka dapat di rangkum

dalam bentuk tabel seperti di bawah ini:

Tabel IV.15

Rangkuman Hasil Uji Asumsi Klasik Uji Asumsi Klasik Kesimpulan

Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Uji Autokolerasi Tidak Terjadi Tidak Terjadi Tidak Terjadi

Sumber : data primer, diolah 2014

Dari rangkuman hasil uji asumsi klasik yaitu uji

Multikolinearitas, tidak terjadi multikolinearitas. Dari uji

Heteroskedastisitas hasilnya tidak terjadi Heteroskedastisitas. Dan

3. Regresi Berganda

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh antara besarnya modal sendiri, besarnya pinjaman, dan biaya

operasional usaha secara bersama-sama terhadap keuntungan usaha.

Hasil Uji Regresi Berganda dengan menggunakan SPSS 16.0, dapat

dilihat pada tabel berikut :

Tabel IV.16 Hasil Regresi Berganda

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -34654932.653 14864072.407 -2.331 .024 Besarnya Modal Sendiri (ribuan) .278 .382 .069 .727 .471 Besarnya Pinjaman (rupiah) 3.774 .913 .369 4.134 .000 Biaya Operasionl Usaha (ribuan)/tahun .817 .126 .610 6.480 .000

a. Dependent Variable: Keuntungan (ribuan)/tahun

Sumber: data primer, diolah 2014

Y=-34654932,653+0,287X1+3,774X2+0,817X3

Dimana:

Y = Keuntungan Usaha

X1= Besarnya Modal Sendiri

X2= Besarnya Pinjaman

a. Besarnya Modal Sendiri (XI)

Rumusan hipotesis:

Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan besarnya modal sendiri

terhadap keuntungan usaha.

Ho = Terdapat pengaruh yang signifikan besarnya modal sendiri

terhadap keuntungan usaha.

Kolom Unstandardized Coefficients menunjukan nilai Beta

pada variabel Besarnya Modal Sendiri (XI) sebesar 0,278 yang

berarti bahwa besarnya modal sendiri tidak berpengaruh karena

nilai dari Besarnya modal sendiri sebesar 0,471 lebih besar dari

pada 0,05. Koefisien regresi Besarnya modal sendiri (X1)

mengukur bertambah dan berkurangnya tingkat keuntungan usaha

sehubungan dengan perubahan variabel besarnya modal sendiri

dengan asumsi besarnya pinjaman dan biaya operasional adalah

tetap/konstan.

b. Besarnya Pinjaman

Rumusan hipotesis:

Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan Besarnya Pinjaman

terhadap keuntungan usaha.

Ho = Terdapat pengaruh yang signifikan Besarnya Pinjaman

terhadap keuntungan usaha.

Kolom Unstandardized Coefficients menunjukan nilai Beta

bahwa besarnya pinjaman berpengaruh signifikan terhadap

keuntungan usaha. Artinya, penambahan besarnya pinjaman Rp

1.000, menyebabkan keuntungan usaha akan bertambah sebesar Rp

3.774.

Koefisien regresi besarnya pinjaman (X2) mengukur

bertambah dan berkurangnya tingkat keuntungan usaha sehubungan

dengan perubahan variabel besarnya pinjaman dengan asumsi

besarnya modal sendiri dan biaya operasional usaha adalah

tetap/konstan.

c. Biaya Operasional Usaha

Rumusan hipotesis:

Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan Biaya Operasional Usaha

terhadap keuntungan usaha.

Ho = Terdapat pengaruh yang signifikan Biaya Operasional Usaha

terhadap keuntungan usaha.

Kolom Unstandardized Coefficients menunjukan nilai Beta

pada variabel Biaya Operasional usaha (X3) sebesar 0,817 yang

berarti bahwa biaya operasioanal usaha berpengaruh signifikan

terhadap keuntungan usaha, Artinya, penambahan biaya

operasional usaha Rp 1.000, menyebabkan keuntungan usaha akan

bertambah sebesar Rp 817.

Koefisien regresi biaya operasional usaha (X3) mengukur

dengan perubahan variabel besarnya biaya operasioanl dengan

asumsi besarnya modal sendiri dan besarnya pinjaman adalah

tetap/konstan.

d. Besarnya Modal Sendiri, Besarnya Pinjaman, dan Biaya Operasional Usaha secara bersama-sama

Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan Besarnya Modal Sendiri,

Besarnya Pinjaman, dan Biaya Operasional Usaha terhadap

keuntungan usaha.

Ho = Terdapat pengaruh yang signifikan Besarnya Modal Sendiri,

Besarnya Pinjaman, dan Biaya Operasional Usaha terhadap

keuntungan usaha.

Tabel IV.17

Koevisien determinasi (R2) Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .803a .645 .623 77642727.71839 a. Predictors: (Constant), Biaya Operasionl Usaha (ribuan)/tahun, Besarnya Pinjaman (rupiah), Besarnya Modal Sendiri (ribuan)

Sumber: data primer, diolah 2014

Hasil perhitungan yang dilakukan dengan program SPSS

menunjukkan bahwa Angka Rsquare (R2) adalah 0,645. Hal ini

berarti 64,5 % keuntungan usaha anggota CU Satu Hati bisa

dijelaskan oleh variabel besarnya modal sendiri, besarnya pinjaman

35,5 %) disebabkan oleh seba-sebab lain seperti Lokasi, jumlah

konsumen, besarnya produksi, dan pangsa pasar.

Tabel IV.18 Hasil Uji F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 5.262E17 3 1.754E17 29.098 .000a

Residual 2.894E17 48 6.028E15 Total 8.156E17 51

a. Predictors: (Constant), Biaya Operasionl Usaha (ribuan)/tahun, Besarnya Pinjaman (rupiah), Besarnya Modal Sendiri (ribuan)

b. Dependent Variable: Keuntungan (ribuan)/tahun

Sumber: data primer, diolah 2014

Berdasarkan dari hasil perhitungan variabel dependen

diperoleh nilai Fhitung sebesar 29,098, sementara Ftabel df (3;48)

sebesar 2,80 sehingga kriteria pengujian hipotesisnya (Fhitung

Ftabel) yaitu Ho ditolak Ha diterima, dengan demikian hipotesis

keempat yang menyatakan besarnya modal sendiri, besarnya

pinjaman, dan biaya operasional berpengaruh secara signifikan

terhadap keuntungan usaha anggota KSP CU Satu Hati.

Sedangkan untuk menguji signifikansinya dapat dilihat dari

kolom sig. Probabilitas ditunjukan dengan nilai 0,000 yang berarti

nilai ini berada di bawah taraf signifikan 5% (0,05), oleh karena sig

≤0,05(0,000≤0,05) maka dapat dikatakan Ho ditolak dan Ha

diterima yang artinya besarnya modal sendiri, besarnya pinjaman,

secara signifikan terhadap keuntungan usaha anggota KSP CU Satu

Hati.

Dari hasil analisi diatas dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak

dan Ha diterima yang menyatakan besarnya modal sendiri (X1),

besarnya pinjaman (X2), dan biaya operasional usaha (X3) secara

bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap keuntungan

usaha (Y) anggota KSP CU Satu Hati.

Dokumen terkait