• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENYAKIT DIABETES MELLITUS (DM) 2.1.1 Definisi DM - Pengaruh Puasa Ramadhan Terhadap Profil Lipid Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENYAKIT DIABETES MELLITUS (DM) 2.1.1 Definisi DM - Pengaruh Puasa Ramadhan Terhadap Profil Lipid Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1PENYAKIT DIABETES MELLITUS (DM)

2.1.1 Definisi DM

Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,

kerja insulin atau kedua-duanya.

2.1.2. Klasifikasi Penyakit DM

Secara klinik DM dibagi dalam 4 kelompok 15,16

16

a. DM tipe1 ( adanya kerusakan dari sel beta pankreas, menyebabkan

defisiensi insulin )

:

b. DM tipe 2 ( pengaruh dari progresif sekresi insulin yang menyebabkan

resistensi insulin )

c. Tipe lain ( berhubungan dengan beberapa hal: defek genetik fungsi sel beta,

defek genetik kerja insulin, penyakit eksokrin pankreas, karena obat atau

zat kimia, infeksi.

d. Gestational diabetes mellitus (GDM) (diabetes yang di diagnosa selama

kehamilan )

2.1.3. Patofisiologi DM tipe 2

Gangguan sekresi insulin dan resistensi insulin berkontribusi secara sendiri

atau bersama-sama dalam hal terjadinya kelainan fisiologi dari Diabetes Melitus

(2)

a. Gangguan Sekresi insulin

Sekresi insulin terganggu adalah penurunan respon glukosa, yang diamati

sebelum onset klinis penyakit. Lebih khusus, gangguan toleransi glukosa

(IGT) yang disebabkan oleh penurunan sekresi insulin awal fase

responsif-glukosa, dan penurunan sekresi insulin tambahan setelah makan

menyebabkan hiperglikemia postprandial. Sebuah tes toleransi glukosa oral

(OGTT) dalam kasus IGT umumnya menunjukkan respon atas individu

Barat dan Hispanik , yang memiliki resistensi insulin nyata tinggi. Penurunan

sekresi awal-fase merupakan bagian penting dari penyakit ini, dan sangat

penting karena perubahan patofisiologi dasar selama timbulnya penyakit

pada semua kelompok etnis. Sekresi insulin terganggu umumnya progresif,

dan perkembangannya melibatkan toksisitas glukosa dan lipo-toksisitas. Bila

tidak diobati, ini diketahui menyebabkan penurunan massa sel pankreas pada

hewan percobaan. Perkembangan penurunan fungsi sel pankreas sangat

mempengaruhi kontrol jangka panjang dari glukosa darah. Sementara pasien

dalam tahap awal setelah onset penyakit terutama menunjukkan peningkatan

glukosa darah postprandial sebagai akibat dari peningkatan resistensi insulin

dan penurunan sekresi awal-fase, perkembangan memburuknya fungsi sel

pankreas selanjutnya menyebabkan peningkatan permanen

b.

glukosa darah

Resistensi Insulin

Resistensi insulin adalah suatu kondisi di mana insulin dalam tubuh tidak

bekerja proporsional cukup untuk konsentrasi darah. Kerugian aksi insulin

(3)

insulin telah menjelaskan bagaimana resistensi insulin berhubungan dengan

faktor genetik dan faktor lingkungan (hiperglikemia, asam lemak bebas,

mekanisme inflamasi, dll). Faktor genetik yang dikenal, termasuk tidak

hanya reseptor insulin dan insulin substrat reseptor (IRS) -1 polimorfisme

gen yang secara langsung mempengaruhi sinyal insulin, tetapi juga

polimorfisme gen hemat seperti gen reseptor adrenergik 3 dan protein

uncoupling (UCP) gen, yang berhubungan dengan visceral obesitas dan

mempromosikan resistensi insulin. Glucolipotoxicity dan mediator inflamasi

juga penting sebagai mekanisme untuk gangguan sekresi insulin dan insulin

signaling penurunan nilai. Perhatian ini difokuskan pada keterlibatan zat

adiposit diturunkan bioaktif (adipokinesis) dan resistensi insulin. Sementara

TNF-, leptin, resistin, dan asam lemak bebas bertindak untuk meningkatkan

ketahanan, adiponektin meningkatkan resistensi

- Keluhan klasik DM berupa ; poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan

berat badan yang tidak data dijelaskan sebabnya. .

2.1.4. Gejala Klinis dan Diagnosis DM

Berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang diabetes. Kecurigaan

adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat keluhan klasik DM seperti :

- Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan, gata-gatal, mata kabur,

dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita.

Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui:

(4)

b. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu

>200mg/dL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM.

c. Pemeriksaan glukosa Plasma puasa ≥ 126mg/dL dengan adanya keluhan

klasik

d. Tes toeransi glukosa ora (TTGO), meskipun TTGO dengan beban 75g

glukosa lebih sensitive dan spesifik disbanding dengan pemeriksaan glukosa

puasa, namun pemeriksaan ini memiliki keterbatasan sendiri. TTGO sulit

untuk dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan

karena membutuhkan persiapan khusus.

i. TGT: Diagnosis TGT ditegakkan bila setelah pemeriksaan TTGO didapat

glukosa plasma 2 jam setelah beban antara 140-199mg/dL

(7.8-11.0mmol/L)

ii. GDPT: diagnosis GDPT ditegakkan bila setelah pemeriksaan glukosa

plasma puasa didapat antara 100-125 mg/dL (5.6-6.9mmol/L) dan

pemeriksaan TTGO gula darah 2 jam <140 mg/dL.

2.1.5 Pemeriksaan penunjang DM tipe 2

Pemeriksaan penunjang untuk diagnosis diabetes dilakukan jika terdapat gejala

klasik dan adanya paktor resiko terdapat DM. pemeriksaan tersebut dilakukan

pada ; usia>45 tahun, berat badan lebih :BBR>110% idaman atau BMI >23

kg/mm2, hipertensi (≥140/90mmHg, riwayat DM d alam garis keturunan,

riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat atau BB lahir > 400gram,

(5)

tersebut meliputi: Gula puasa, Gula 2 jam puasa, HbA1C, dan juga bisa

dilakukan dengan TTGO.

2.1.6. Penatalaksanaan DM tipe 2

Pengelolaan DM tipe 2 secara umum ditujukan untuk meningkatkan kualitas

hidup pasien DM. Jangka pendek adalah untuk menghilangkan keluhan dan

tanda DM, mempertahankan rasa nyaman dan mencapai target pengendalian

glukosa darah. Jangka Panjang untuk mencegah dan menghambat progresivitas

penyakit mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati. Terdapat empat cara

penatalaksanaan DM tersebut yaitu 15

a. Edukasi: Edukasi ini diperlukan untuk keberhasilan perubahan perilaku hidup

sehingga tercapai partisipasi aktif dari pasien DM tersebut. :

b. Terapi nutrisi medis (TNM) : Merupakan bagian dari penatalaksanaan DM

secara total. TNM harus diterapkan seuai dengan kebutuhan pasien sehingga

mencapai sasaran terapi. Pada penyandang DM perlu ditekankan pentingnya

keteraturan makan dalam hal jadwal, jenis dan jumlah kalori makanan,

terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau

insulin.

c. Latihan Jasmani: Latihan jasmani seharusnya dilakukan secara teratur 3-4 kali

dalam satu minggu selama kuarng lebih 30 menit. Selain untuk kebugaran

tubuh, latihan jasmani juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki

sensitivitas insulin, sehingga memperbaiki kendali glukosa darah.

d. Terapi Farmakologi: Terapi farmakologi ini diberikan bersama dengan ketiga

hal diatas. Terapi ini terdiri dari oral dan obat suntik.

(6)

i. Pemicu sekresi insulin

ii. Peningkatan sensivitas terhadap insulin

iii. Penghambat Glukoneogensis

iv. Penghambat absorbs glukosa

v. DPP-IV inhibitor.

b. Bentuk suntikan:

i. Insulin

ii.Agonis GLP-1/incretin mimetic

2.2. PUASA RAMADAN

Bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah bagi umat muslim diseluruh

dunia. Pada setiap bulan Ramadan setiap umat muslim diwajibkan untuk

menjalankan ibadah puasa yang dimulai dari subuh sampai datangnya waktu

magrib. Saat menjalankan ibadah puasa umat muslim tidak dibiolehkan untuk

makan dan minum. Selain hal tersebut umat muslim pada bulan ramadan juga

melakukan banyak aktivitas yang berhubungan dengan agama, seperti sholat

tarawih dimalam hari dan juga tadarusan atau membaca alqur’an. Kegiatan

tersebut terutama puasa dapat menyebakan perubahan-perubahan dalam tubuh

manusia yang meliputi1,2,3

a. Metabolisme karbohidrat: :

Penurunan KGD pada puasa terjadi setelah beberapa jam yang dapat mencapai

60-70mg/dL. Kejadian penurunan KGD tersebut akan menyebabkan

(7)

insulin dan peningkatan sekresi glucagon dan aktivitas simpatetik. Hal ini akan

mulai terjadi sejak 8-16 jam penyerapan karbohidrat dari saluran cerna.

b. Berat badan

1

Penurunan berat badan pada individu normal yang berpuasa dapat berkisar dari

1- 4 kg selama Ramadan, tetapi ada juga menyatakan tidak ada penurunan berat

badan. Pada individu yang mengalami DM pada beberapa penelitian masih

kontroversi dimana sebagian peneliti menyatakan adanya penurunan tetapi

peneliti yang lainnya menyatakan tidak adanya penurunan berat badan.

c. Kadar Glukoda darah bervariasi pada DM

KGD saat puasa pada DM dalam beberapa penelitian juga memberikan hasil

yang kontroversi dinama sebagian menyatakan adanya penurunan kGD tetapi

sebagain menyatakan tidak signifikan, hal ini dimungkinkan dari jenis makan

dan juga dari jenis aktivitas yang dilakukan.

d. Parameter lain

Parameter lain pada DM yang menjalankan ibadah puasa tidak menunjukkan

adanya perubahan yang signifikan seperti pada nilai HbA1C, Fructosamin,

insulin, C-Peptide. kadar pada serum creatinine, uric acid, blood urea nitrogen,

protein, albumin, alanine amino-transferase, aspartate amino-transferase juga

(8)

e. Pemasukan energi dan serum lipid pada DM

Pemasukan energi pada saat puasa dilaporkan sangat berkurang yang

disebabkan karena tidak bolehnya makan dan minum di siang hari. Nilai dari

lipid serum baik total kolesterol, HDL, LDL selama menjalankan ibadah puasa

walaupun masih belum jelas, tetapi pada berbagai penelitian menunjukkan

adanya penurunan sintesis kolesterol dan juga triacylglycerol.8

2.3. PROFIL LIPID

Terdapat tiga jenis lipid dalam darah yaitu: kolesterol, trigiserida dan fosfolipid.

Lipid tersebut bersifat tidak larut dalam air, sehinga sukar diserap dalam

pencernaan, untuk mempermudah hal tersebut perlu dibuat lemak tersebut larut

dalam air yaitu dengan adanya zat pelarut berupa apolipoprotein. Senyawa lipid

dan apoprotein tersebut dikenal dengan nama lipoprotein. Setiap lipoprotein

berbeda dalam ukuran, densitas, komposisi lemak, dan kombinasi apoprotein.

Dengan menggunakan ultrasentrifuse, pada manusia dapat dibedakan enam jenis

lipoprotein yaitu l-high-density lipoprotein (HDL), low density lipoprotein (LDL),

intermediate-density lipoprotein (IDL), very low-density lipoprotein (VLDL),

kilomikron dan lipoprotein a (Lp(a)). Metabolisme lipoprotein dapat dibagi atas

tiga jalur yaitu jalur metabolism eksogen, jalur metabolism endogen dan jalur

reverse cholesterol transport. Kedua jalur pertama berhubungan dengan

metabolisme koesterol-LDL dan trigliserida, sedangkan jalur ketiga berhubungan

(9)

2.4. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN

Jamil-ul-Rehman dkk 2000,melakukan penelitian pada 24 orang dan

mendapatkan hasil adanya penurunan nilai kolesterol total, Trigliserida dan LDL-C,

dan adanya peingkatan HDL-C pada akhir bulan puasa.8

Khaled dk 2002 dalam penelitiannya di Ptit-Vichy Diabetology Center,

Sidi-bel-Abbes Algeria dari Oktober 2003 sampai Maret 2004 dengan mengobservasi 60

orang wanita gemuk dan menderita DM tipe 2 mendapatkan hasil adanya penurunan

nilai Total kolesterol, Trigliserida dan HDl-C, serta peningkatan nilai LDL-C.9

Saada dkk 2008 dalam peneltiannya terhadap 84 orang penderita DM umur

45-55 tahun yang sudah mendapatkan obat Biguanid dan sulfonamide, dan

mengikutinya selama 5 bulan, menyatakan adanya peningkatan nilai total koesterol

dan LDL-C, serta penurunan nilai Trigliserid dan HDL-C.10

Al-Kirwi melakukan penelitian pada oktober 2006 di National Diabetes

Center, sebelum dan selama Puasa Ramadhan mendapatkan adanya peningkatan

nilai HDL-C, Trigliserida meningkat tapi tidak signifikan, dan penurunan nilai total

kolesterol dan LDL-C.11

Shehab dkk 2012 dalam penelitiannya terhadap 102 subjek di Al-Ain united

arab Emirates (UAE) menyatakan adanya penurunan nilai HDL-C, LDL-C pada

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode bermain terhadap kemampuan teknik dasar passing atas, jika diberikan dalam bentuk bermain pada siswa

Berdasarkan pada permasalahan yang telah dijelaskan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan merumuskan judul “ Meningkatkan

Berdasarkan temuan tersebut saran yang dapat disampaikan untuk mengurangi ketimpangan pendapatan antar kecamatan di Kabupaten Sukoharjo adalah menerapkan kebijakan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi BPK terkait kepuasan relasional bagi pegawai yang terpisah secara geografis dengan suami/istri,

Di Indonesia setelah kemerdekaan, tidak pernah disebut secara jelas Sistem Ekonomi Pancasila, namun semua hal itu dapat terlihat dalam Pasal 33 UUD 1945, dicantumkan pasal-pasal

Pendaftaran Jaminan Fidusia Secara Elektronik (Online) dapat mempermudah dan mempercepat Pendaftaran Jaminan Fidusia sehingga memberikan kepastian hukum bagi para

aktivitas masyarakat yang melakukan ziarah dengan motivasi sebagai. peluang untuk mendapatkan

aksesnya cepat, Aspek Ergonomi dari sisi Pengguna OPAC tergolong Baik sehingga pemustaka merasa nyaman berada dalam ruangan perpustakaan, dan Peran Pustakawan dalam