• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESA TERTINGGAL DAN PENANGGULANGANNYA DI JABAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DESA TERTINGGAL DAN PENANGGULANGANNYA DI JABAR"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

DESA TERTINGGAL DAN

PENANGGULANGANNYA DI JABAR

Ekspose Penanggulangan Kemiskinan di Desa

(2)

Penanggulangan

:

Adalah suatu gerakan semesta dari, oleh dan untuk

masyarakat dengan dorongan pemerintah yang

merambat dan tumbuh dari hasrat masyarakat yang

dengan penuh kesabaran dan ketawakalan

mengusahakan dirinya agar lebih baik.

(3)

Program Penanggulangan Kemiskinan di

Desa Tertinggal

Kemiskinan :

Adalah penduduk yang berpendapatan per bulan

sama dan di bawah garis kemiskinan.

Di Kota = Rp. 800.000,00

Di Desa = Rp. 500.000,00

Desa Tertinggal :

Adalah desa yang menurut hasil penelitian BPS/KS

(4)
(5)
(6)

Indikator Desa Tertinggal

Variabel

Klasifikasi

Skor

Intervensi

I. POTENSI DESA

1. Tipe LKMD/LMD

Tipe 3

Pembinaan oleh Ditbangdesa/PMD

2. Jalan Utama Desa

Aspal

Peningkatan/Pembangunan

oleh

masyarakat, Kabupaten dan Kota

3. Sebagian besar

penduduk

bergantung pada

potensi

Perdagangan,

jasa, dll

Pembinaan/penyuluhan oleh Dinas Teknis

Lingkup Pertanian dan Industri

(7)

Indikator Desa Tertinggal

Variabel

Klasifikasi

Skor

Intervensi

6. Fasilitas Pendidikan

S.d SMU keatas

S.d SLTP keatas

S.d SD

3

2

1

Pembangunan filial SMP/SMA di

Desa dan SMP terbuka oleh

Depdiknas

7. Fasilitas Kesehatan

Poliklinik ke atas

Puskesmas

Puskesmas Pembantu

Tidak ada fasilitas

3

2

1

0

Posyandu oleh Kabupaten dan

masyarakat

Dukun bayi

Tidak ada fasilitas

3

2

1

0

Penempatan tenaga medis dan

paramedis

oleh

Dinas

Kesehatan

9. Sarana Komunikasi

Pemasangan

telepon

umum

Kantor pos

Tidak ada sarana

4

2

0

Pembangunan

kantor

Pos

Pembantu oleh Deparpostel

10. Pasar

Bangunan permanen/

setengah permanen

Kios/pertokoan

Tanpa bangunan

3

2

1

(8)

Indikator Desa Tertinggal

Variabel

Klasifikasi

Skor

Intervensi

II. PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN

11. Kepadatan PEnduduk

0 – 200 jiwa/Km

2

Urbanisasi/tranformasi

ke

sektor

non

pertanian di kota

12. Sumber Air Minum

PAM, pompa listrik

Sumur pompa atau

mata air

Air hujan, sungai

3

2

1

Pembnagunan sarana air bersih pedesaan oleh

Dinas Kesehatan propinsi, kabupaten dan

masyarakat

13. Wabah penyakit selama

satu tahun terakhir

Tidak ada wabah

Selain muntaber atau

demam

berdarah

paling sedikit satu kali

Muntaber

atau

demam

berdarah

sedikit satu kali

5

2

0

Pembangunan fasilitas kesehatan

Penyediaan sarana air bersih dan perbaikan

lingkungan

Penempatan tenaga medis/non medis

14. Bahan Bakar

Listrik atau gas

Minyak tanah

Kayu bakar

3

2

1

Listrik masuk desa oleh PLN dan kabupaten serta

memasyarakatkan briket batu bara

15. Pembuangan sampah

Tempat sampah dan

diangkut

Kedalam lubang

Ke sungai, dll

3

2

1

(9)

Indikator Desa Tertinggal

Variabel

Klasifikasi

Sko

r

Intervensi

Listrik non PLN

Lainnya/tidak ada

3

2

1

Pembangunan listrik masuk desa oleh PLN dan

kabupaten

18. Ratio banyaknya tempat

ibadah/1.000 penduduk

III. KEADAAN PENDUDUK

19. Tingkat kelahiran

kasar/1.000 penduduk

BKKBN dan Dinas KEsehatan

(10)

Indikator Desa Tertinggal

Variabel

Klasifikasi

Skor

Intervensi

21. Enrollment Ratio

Pembangunan SD dan SLTP

Penyuluhan Wajar (Wajib Belajar) Dinas

Pendidikan 9 tahun

22. Rata-Rata jumlah ternak/

rumah tangga ternak

Penyaluran ternak milik pemerintah/swasta

Penanaman hijauan makanan ternak

23. Persentase rumah tangga

Meningkatkan pendapatan masyarakat

24. Persentase rumah tangga

Meningkatkan pendapatan masyarakat

25. Sosial budaya penduduk

Salah satu dari :

B, C, dan D

Pembinaan seni budaya dan olahraga

Pengembangan kelompok

26. Persentase rumah tangga

pertanian

(khusus

pedesaan)

Transformasi pertanian ke non pertanian

27.

Angkutan

penduduk

(khusus pedesaan)

Perbaikan atau peningkatan jalan

(11)

Orang Miskin

Garis kemiskinan

Jumlah dari batas kecukupan

pangan dan batas kecukupan non

pangan.

Batas

Kota

Desa

Batas Kecukupan Pangan

Nilai

rupiah

dari

52

komoditi pangan yang

mewakili pola konsumsi

penduduk

25.519

17.499

Batas

Kecukupan

Non

Pangan

Nilai

rupiah

dari

45

komoditi non pangan

5.040

2.998

Jumlah

30.559

20.497

Penduduk Miskin di Jawa Barat

Tahun 2003

Keterangan

Desa

Kota

Kota + Desa

1. Batas Miskin (Rp/Kapita/Bulan)

100.000

150.000

-2. Jumlah Penduduk Miskin

3.459.129

3.125.079

6.584.208

3. Persentase Penduduk Miskin

15,55 %

10,00 %

4. Jumlah Penduduk Total

22.245.203

31.250.790

53.495.993

(12)
(13)
(14)

Hubungan Antara Pendekatan Keluarga dengan Pendekatan Spatial

Masyarakat Desa

Perubahan status Desa Miskin Menjadi Desa

Tidak Miskin Kepala

Keluarga

Istri

(15)

Hubungan Antara Pendekatan Keluarga dengan Pendekatan Spatial

Kepala Rumah

Tangga

Nafkah Pokok

Peningkatan

Pendapatan

Pertanian

Kanwil Koperasi

Koperasi

Dinas Teknis

BUMN

Manajemen Usaha

dan Wiraswasta

PEMDA

BUMN

(16)

Hubungan Antara Pendekatan Keluarga dengan Pendekatan Spatial

DInas Kesehatan

Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan

Dinas Teknis

PKK

(17)

Hubungan Antara Pendekatan Keluarga dengan Pendekatan Spatial

Hubungan Antara Pendekatan Keluarga dengan Pendekatan Spatial

Anak

Membantu Mencari

Nafkah

Tambahan

Pendapatan

Mental

Pendidikan Agama

Organisasi

Pesantren/

Madrasah

Kesehatan

Asuransi

Kesehatan

Puskesmas

Pembantu

Puskesmas

Pendidikan

Kursus

Keterampilan

Kejar Paket B

(18)

BAHAN PELATIHAN PJM

PELATIHAN BAGI TENAGA

PELATIH (PJM)

(19)

Tujuan Modul

Tujuan Modul

Membantu aparat desa dalam

Membantu aparat desa dalam

menyiapkan penyusunan Program

menyiapkan penyusunan Program

Jangka Menengah untuk sektor jalan

Jangka Menengah untuk sektor jalan

desa.

desa.

Penjelasan cara pengumpulan data

Penjelasan cara pengumpulan data

kondisi jalan desa yang diperlukan

kondisi jalan desa yang diperlukan

agar didapat data yang akurat untuk

agar didapat data yang akurat untuk

penyusunan program.

(20)

Isi Modul

1.

Kondisi jalan perdesaan dilengkapi dengan table kondisi peta.

2.

Metodologi survai untuk pengumpulan dan pengisian data dan pembahasan kondisi

eksisting mengenai :

3.

Status jalan dan kaitan antara hirarki jalan dengan system jaringan jalan menurut

wewenang pembinaan.

4.

Fungsional jalan desa yang ada dan penentuan klarifikasi fungsi jalan di wilayah

pedesaan yang dilengkapi dengan peta klasifikasi fungsi jalan.

5.

Identifikasi permasalahan jalan

6.

Penentuan jenis konstruksi perkerasan dan penentuan aksesibillitas lalu lintas

7.

Survai kondisi permukaan jalan untuk mengetahui tingkat kerusakan seperti :

Kekasaran permukaan (

surface texsture)

Lubang – lubang (

pot holes)

Tambalan (patching)

Retak-retak (

cracking

)

Alur (

ruting

)

(21)

Isi Modul

1.

Analisa kebutuhan dan rencana perbaikan serta pengembangan jalan

ditentukan berdasarkan pada :

2.

Pembahasan tentang kesatuan sistem jalan secara regional dan sistem

jaringan jalan yang terjalin dalam hubungan hirarki.

3.

Konfirmasi klasifikasi fungsi jalan.

4.

Pemecahan masalah yang terdiri dari beberapa alternatif, yaitu :

Pembenahan perkerasan berdasarkan tingkat kerusakan, dan pemilihan

jenis serta tebal perkerasan yang akan dioakai.

Sumber pendanaan pemeliharaan jalan desa

Penentuan kriteria dan prioritas

(22)

Pendekatan Teknis dan Pembangunan Sistem

Jalan Desa

Langkah Pertama

MENINGKATKAN KUALITAS BERKENDARAAN

- Pemeliharaan rutin (sepanjang tahun)

Langkah Kedua

MENINGKATKAN KEMAMPUAN STRUKTURAL

-Pemeliharaan Berkala (Pada waktu-waktu

tertentu)

Langkah Ketiga

MEMPERBAIKI PELAYANAN JALAN

-Pemeliharaan konstruksi atau geometrik (Pada

waktu-waktu tertentu)

Langkah Keempat

PENGEMBANGAN WILAYAH

-Pengembangan jalan baru (pada waktu-waktu

tertentu)

(23)

Data Dasar Minimal yang Dipakai

1. Status desa sekarang dan akhir PJM

2. Peta batas wilayah administrasi desa

3. Peta lokasi wilayah terbangun sekarang dan akhir PJM

4. Jumlah penduduk wilayah adminsitrasi sekarang dan di

akhir PJM

5. Peta fungsi dan status jalan yang ada

6. Peta fasilitas umum di perdesaan

(24)

Metode Penyajian

Questionare berupa pengisian data-data

Diskusi berupa :

Analisa kebutuhan untuk tahun perencanaan

Analisa pembiayaan

(25)

Formulir isian Pelatihan PJM-Perdesaan

Sektor

: Jalan Desa

Desa

:

Kecamatan

:

Kabupaten

:

(26)
(27)
(28)
(29)

Sumber pembiayaan untuk jalan desa/lingkungan,

pembiayaan dapat melalui swadaya masyarakat dan

pemerintahan kabupaten, jalan desa yang berfunsgi

sebagai penghubung antar desa atau penghubung

ke jalan negara, propinsi dan kabupaten bisa

mendapat bantuan dari pemerintah.

Sesuai dengan strategi dalam pembangunan dan

pembiayaan pelaksanaan program P2LDT maka

ditetapkan :

Pemerintah pusat dan pemerintah propinsi

membantu pembiayaan berupa stimulasi dalam

bentuk bantuan teknis, bahan dan bimbingan teknis.

Pembiayaan operasi dan pemeliharaan merupakan

(30)

Analisa Kebutuhan Jalan Perdesaan

1. Mengingat kemajuan dalam pembangunan dan informasi memberi

dampak meningkatnya volume lalu lintas sampai 5 tahun

mendatang, maka jalan desa yang ada Semarang perlu

ditingkatkan dengan perawata, pengaspalan atau peningkatan,

pengembangan jeringan jalan baru, dan lain-lain.

2. Kriteria dan prioritas lokasi dalam pelasanaan program perdesaan

lebih dititik beratkan pada peningkatan dan pemantapan kondisi

konstruksi disamping segi fungsinya seperti :

- Jalan desa yang merupakan penghubung, ke jalan negara,

propinsi dan kabupaten.

(31)

Panjang jalan berdasarkan jumlah

Panjang jalan berdasarkan jumlah

penduduk

(32)

Pemeliharaan dan peningkatan berdasarkan

kondisi yang ada

Pemilihan jenis peningkatan dan

pemeliharaan berdasarkan kondisi yang ada

dengan jenis konstruksi yang dianggap

cocok untuk kondisi desa adalah :

Pemadatan kapur batu

Aspal penetrasi/madacam

Burda

(33)

Peningkatan dan pemeliharaan jalan perdesaan

disesuaikan dengan fungsi ruas yaitu :

1.

Jalan perdesaan yang merupakan penghubung dengan jalan negara,

jalan propinsi dan jalan kabupaten diusulkan menggunakan perkerasan

penetrasi Madacam atau jalan aspal dengan lebar badan jalan minimal

5 meter dan bahu jalan dipadatkan di lengkapi dengan saluran

samping.

2.

Jalan penghubung ke daerah industri, perkebunan dan pertanian

menggunakan penetrasi Madacam dengan lebar jalan + 5 meter dan

bahu jalan dipadatkan dilengkapi dengan saluran samping.

(34)

Sasaran kebutuhan program tersebut dianggap

mendesak karena :

Untuk meningkatkan arus pengangkutan

dan perhubungan desa.

(35)
(36)

PERENCANAAN

(37)

Tujuan

Tujuan modul ini adalah untuk

memberikan arahan dan contoh kepada

Tim Teknis Kabupaten dan Aparat Desa

dalam Penyusunan Program Jangka

Mengenah Pambangunan Sarana

(38)

Isi Modul

Isi modul ini adalah penjelasan dalam

pendataan kondisi perumahan desa yang

(39)

Penyiapan Program Perumahan Pedesaan

Dasar-Dasar Penyusunan Program

Untuk dapat menyiapkan usulan program, maka perlu

dilaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

(40)

2. Data yang Dibutuhkan

2. Data yang Dibutuhkan

A.

Kependudukan

- Pola pengelompokkan penduduk

- Jumlah dan kepadatan penduduk pada setiap satuan permukiman

B. Perumahan dan Lingkungan

- Inventarisasi jumlah rumah menurut kondisi, tingkat hunian dan kualitas rumah secara

lingkungan yang benar-benar tidak memenuhi kriteria sebagai ”rumah layak huni”.

- Kondisi prasarana dan sarana lingkungan permukiman

C. Permasalahan Spesifik

- bencana alam

- rawan penyakit, rawan bencana alam

- masalah-masalah yang menyebabkan desa tersebut termasuk dalam kategori desa kritis

d. Potensi yang dapat dikembangkan

- Inventarisasi ketersediaan bahan bangunan lokal yang dapat dimanfaatkan untuk

perbaikan atau pemugaran rumah dan lingkungan.

- Inventarisasi tenaga kerja yang dapat dilatih untuk menjadi tenaga terampil atau motivator

yang dipilih dari penduduk desa yang ada, dan memenuhi beberapa kriteria yang

mendukung pelaksanaan tugas-tugasnya.

(41)

Prioritas Lokasi Perbaikan Perumahan

Prioritas Lokasi Perbaikan Perumahan

1.

1.

Sejalan dengan arahan kebijakan dalam Pelita V, prioritas

Sejalan dengan arahan kebijakan dalam Pelita V, prioritas

pembangunan permukiman di daerah pedesaan mempunyai

pembangunan permukiman di daerah pedesaan mempunyai

beberapa sasaran prioritas yang disesuaikan dengan kondisi daerah

beberapa sasaran prioritas yang disesuaikan dengan kondisi daerah

setempat dan telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, antara lain :

setempat dan telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat, antara lain :

2.

2.

Penataan lingkungan desa yang lebiih menyeluruh dengan prioritas

Penataan lingkungan desa yang lebiih menyeluruh dengan prioritas

bagi ”satu unit satuan wilayah” yang belum termasuk kota maupun

bagi ”satu unit satuan wilayah” yang belum termasuk kota maupun

berpenduduk cukup padat serta mempunyai potensi untuk tumbuh

berpenduduk cukup padat serta mempunyai potensi untuk tumbuh

sebagai ”Desa Pusat/Pemimpin” bagi desa-desa di sekitarnya.

sebagai ”Desa Pusat/Pemimpin” bagi desa-desa di sekitarnya.

3.

3.

Penangangan untuk desa-desa dengan kondisi belum atau sedang

Penangangan untuk desa-desa dengan kondisi belum atau sedang

berkembang yang mempunyai potensi untuk dapat dikembangkan.

berkembang yang mempunyai potensi untuk dapat dikembangkan.

4.

4.

Memberikan perhatian khusus pada desa-desa yang dikategorikan

Memberikan perhatian khusus pada desa-desa yang dikategorikan

sebagai ”Desa Miskin”, desa-desa yang terkena bencana alam atau

sebagai ”Desa Miskin”, desa-desa yang terkena bencana alam atau

kejadian khusus lainnya.

kejadian khusus lainnya.

5.

5.

Pembinaan desa-desa ”maju” melalui peningkatan motivator dan

Pembinaan desa-desa ”maju” melalui peningkatan motivator dan

tenaga terampil dibidang perumahan yang akan diupayakan lewat

tenaga terampil dibidang perumahan yang akan diupayakan lewat

program OKK-P2LDT, yang akan lebih ditingkatkan bagi propinsi

program OKK-P2LDT, yang akan lebih ditingkatkan bagi propinsi

atau daerah yang lebih maju

(42)

Desa

Desa

Proyeksi kebutuhan perumaha sampai akhir tahun perencanaan

Perumahan di suatu desa jumlahnya ditentukan oleh besar kecilnya jumlah

penduduk desa yang bersangkutan. Secara ideal rumah sebaiknya sama

dengan jumlah KK (kepala Keluarga) yang ada dengan anggapan 1 KK = 5

jiwa. Dalam memperkirakan kebutuhan pengadaan perumahan desa, perlu

diketahui perkiraan proyeksi jumlah penduduk desa, berdasarkan data yang

diperoleh dilakukan analisis sebagi berikut :

Jumlah rumah ideal tahun 1994 = jumlah penduduk tahun 1994 : 5

Maka kebutuhan jumlah rumah pada tahun 1994 =

Jumlah rumah ideal 1994 – jumlah rumah yang ada pada tahun 1994

Contoh :

Jumlah penduduk desa A tahun 1994 adalah 4.000 jiwa, 800 KK dan jumlah

rumah 600 unit, tingkat hunian 8,7 jiwa/unit.

Jumlah rumah ideal pada tahun 1994 = 4.000 : 5

= 800 unit

Jumlah kebutuhan rumah pada tahun 1994

= 800 – 600

= 200 unit

(43)

Kebutuhan lingkungan perumahan untuk

mendapat perbaikan

Perbaikan lingkungan pemukiman di desa

diarahkan untuk menangani lingkungan

pemukiman yang kumuh di kampung-kampung

yang masyarakatnya berpenghasilan rendah, dari

(44)

Kebutuhan Program Perumahan Pedesaan

Pembangunan rumah

Pembangunan rumah baru di desa umumnya dilaksanakan secara individu

yang tersebar dalam satu desa, sesuai dengan kepemilikan kapling

maisng-masing. Dengan mengethaui jumlah rumah pada tahun-tahun mendatang,

maka dapat direncanakan pembangunan lingkungan perumahan yang baru.

Selanjutnya menentukan kebutuhan luas kapling dari masing-masing rumah

tergantung pada kondisi rumah yang ada. Batasannya adalah :

- Kapling kecil

= 125 m2

- Kapling sedang = 250 m2

- Kapling besar

= 500 m2

Luas dan jumlah kapling perumahan yang akan diabngun ditentukan dengan

mempertimbangkan :

Lokasi dan tata letak rumah-rumah yan akan dibangun.

Kemampuan biaya.

(45)

Program Perbaikan

Program perbaikan perumahan dari :

1.

Pemugaran perumahan adalah serangkaian kegiatan untuk

mencipatakan kondisi rumah yang lebih layak serta memenuhi

persyaratan-persyaratan yang dikehendaki tersebut dengan cara

memperbaiki, mengganti bagian-bagian yang dianggap perlu, menata

kembali ruang-ruang, menambah ruang atau prasarana yang sangat

diperlukan dan sebagainya, sepanjang masih dalam batas-batas

tertentu seperti serasi dengan lingkungan dan sesuai dengan

adat-istiadat.

2.

Rumah yang akan dipugar adalah rumah yang kondisinya kurang

memenuhi persyaratan teknis, kesehatan, kesusilaan, sosial dan

keamanan serta belum berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak.

3.

Lingkungan yang dipugar adalah lingkungan yang belum memiliki

sarana lingkungan yang memadai, misalnya persediaan air berish,

jalan lingkungan, pembuangan kotoran dan sebagainya.

4.

Relokasi, dapat dilaksanakan untuk lingkungan perumahan yang

kondisi fisk alamnya tidak dapat menjamin kehidupan masyarakat

yang tinggal seperti lokasi rawan bencana alam, banjir, dsb. Relokasi

dapat dilaksanakan di desa itu sendiri ke lokasi yang aman atau desa

lainnya, atau transmigrasi.

(46)

Program Perbaikan

Program Perbaikan

Prasarana terdiri dari :

Prasarana terdiri dari :

Penyediaan air bersih

Penyediaan air bersih

Perbaikan drainase

Perbaikan drainase

Penyediaan MCK

Penyediaan MCK

Perbaikan jalan desa dan lingkunganj

Perbaikan jalan desa dan lingkunganj

Penanganan persampahan

Penanganan persampahan

Sarana terdiri dari :

Sarana terdiri dari :

Pasar desa beserta kelengkapannya

Pasar desa beserta kelengkapannya

Sub terminal lokal

Sub terminal lokal

(47)

Lingkup program dan pelaksanaannya

Tribina

1.

Bina Manusia : dilaksanakan melalui

program Bangdes, Departemen Sosial

2.

Bina Lingkungan : dilaksanakan melalui

program-program Direktorat Perumahan

dengan paket-paket kegiatan P2DLT murni,

OKK P2DLT, P2DN, P2DPP

(48)

Ruang Lingkup Kebijaksanaan Program

Pembangunan Pemukiman Desa

1.

Bina Manusia, sasarannya antara lain :

- Rohani melalui bidang pembinaan P4 dan kesadaran bernegara, kesehatan dan kesejahteraan.

- Jasmani melalui bidang pembinaan kesehatan lingkungan dan masyarakat dengan cara

pendidikan/pelatihan/kursus.

2. Bina Lingkungan, sasarannya antara lain :

- Rumah, melalui bidang pembinaan peningkatan mutu rumah dengan cara bimbingan teknis dan

percontohan.

- Pekarangan, melalui nidang pembinaan pemanfaatan pekarangan dengan cara penyuluhan.

- Prasarana Utilitas Umum, melalui bidang pembinaan jalan penghubung dan lingkungan

terminal, sarana air berish, MCK, sarana air limbah, listrik/telepon (diberikan dalam paket

stimulasi).

- Pelayanan Umum, melalui bidang pembinaan SD, SMP, pasar, toko, terminal,

Puskesma/Posyandu, Balai Pengobatan.

- Rencana Tata Lingkungan, melalui bidang pembinaan penentuan lokasi, rembug desa,

penyusunan rencana teknis, penyusunan detail dan pelaksanaan.

3. Bina Usaha, sasarannya adalah pengembangan kegiatan usahan ekonomimelalui bidang

pembinaan peningkatan lembaga pembangunan dan sarana desa, industi kecil dan

(49)

Pembiayaan

Dana pembangunan dan perbaikan ruamh serta lingkungan permukiman

bersumber dari :

• Swadaya masyarakat

• Desa/APBD

• Bantuan Pemerintah Pusat

• Bantuan Pemerintah Propinsi

• Bantuan Pemerintah Kabupaten

• Pinjaman

Dana pengelolaan dan pemeliharaan bersumber dari :

• Swadaya masyarakat

• Desa/APBD

(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian deskriptif dilakukan terutama untuk mendeskripsikan atau menggambarkan pengaruh lingkungan tempat tinggal terhadap tingginya angka anak putus sekolah di

Membantu mereduksi munculnya sikap anti sosial melalui konseling Behavioristik dengan teknik Aversi pada siswa dalam bergaul SMP 1 Undaan Kudus Tahun Pelajaran

[r]

[r]

Table 7 Numbers of Times and Percentage of Negotiation Strategies Used

Dari hasil pengujian dengan penambahan serat jerami padi diperoleh kuat tekan beton dengan variasi 5% serat pendek memiliki harga kekuatan tekan yang lebih tinggi

APLIKASI PENGELOLAAN PRESENSI MAHASISWA MAGANG DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MURIA KUDUS1. Oleh :

Sebelum tim PPL diterjunkan kelapangan, tim PPL terlebih dahulu melakukan observasi ke sekolah, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui hal yang di perlu diperbaiki