DESA TERTINGGAL DAN
PENANGGULANGANNYA DI JABAR
Ekspose Penanggulangan Kemiskinan di Desa
Penanggulangan
:
Adalah suatu gerakan semesta dari, oleh dan untuk
masyarakat dengan dorongan pemerintah yang
merambat dan tumbuh dari hasrat masyarakat yang
dengan penuh kesabaran dan ketawakalan
mengusahakan dirinya agar lebih baik.
Program Penanggulangan Kemiskinan di
Desa Tertinggal
Kemiskinan :
Adalah penduduk yang berpendapatan per bulan
sama dan di bawah garis kemiskinan.
Di Kota = Rp. 800.000,00
Di Desa = Rp. 500.000,00
Desa Tertinggal :
Adalah desa yang menurut hasil penelitian BPS/KS
Indikator Desa Tertinggal
Variabel
Klasifikasi
Skor
Intervensi
I. POTENSI DESA
1. Tipe LKMD/LMD
Tipe 3
Pembinaan oleh Ditbangdesa/PMD
2. Jalan Utama Desa
Aspal
Peningkatan/Pembangunan
oleh
masyarakat, Kabupaten dan Kota
3. Sebagian besar
penduduk
bergantung pada
potensi
Perdagangan,
jasa, dll
Pembinaan/penyuluhan oleh Dinas Teknis
Lingkup Pertanian dan Industri
Indikator Desa Tertinggal
Variabel
Klasifikasi
Skor
Intervensi
6. Fasilitas Pendidikan
S.d SMU keatas
S.d SLTP keatas
S.d SD
3
2
1
Pembangunan filial SMP/SMA di
Desa dan SMP terbuka oleh
Depdiknas
7. Fasilitas Kesehatan
Poliklinik ke atas
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Tidak ada fasilitas
3
2
1
0
Posyandu oleh Kabupaten dan
masyarakat
Dukun bayi
Tidak ada fasilitas
3
2
1
0
Penempatan tenaga medis dan
paramedis
oleh
Dinas
Kesehatan
9. Sarana Komunikasi
Pemasangan
telepon
umum
Kantor pos
Tidak ada sarana
4
2
0
Pembangunan
kantor
Pos
Pembantu oleh Deparpostel
10. Pasar
Bangunan permanen/
setengah permanen
Kios/pertokoan
Tanpa bangunan
3
2
1
Indikator Desa Tertinggal
Variabel
Klasifikasi
Skor
Intervensi
II. PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN
11. Kepadatan PEnduduk
0 – 200 jiwa/Km
2
Urbanisasi/tranformasi
ke
sektor
non
pertanian di kota
12. Sumber Air Minum
PAM, pompa listrik
Sumur pompa atau
mata air
Air hujan, sungai
3
2
1
Pembnagunan sarana air bersih pedesaan oleh
Dinas Kesehatan propinsi, kabupaten dan
masyarakat
13. Wabah penyakit selama
satu tahun terakhir
Tidak ada wabah
Selain muntaber atau
demam
berdarah
paling sedikit satu kali
Muntaber
atau
demam
berdarah
sedikit satu kali
5
2
0
Pembangunan fasilitas kesehatan
Penyediaan sarana air bersih dan perbaikan
lingkungan
Penempatan tenaga medis/non medis
14. Bahan Bakar
Listrik atau gas
Minyak tanah
Kayu bakar
3
2
1
Listrik masuk desa oleh PLN dan kabupaten serta
memasyarakatkan briket batu bara
15. Pembuangan sampah
Tempat sampah dan
diangkut
Kedalam lubang
Ke sungai, dll
3
2
1
Indikator Desa Tertinggal
Variabel
Klasifikasi
Sko
r
Intervensi
Listrik non PLN
Lainnya/tidak ada
3
2
1
Pembangunan listrik masuk desa oleh PLN dan
kabupaten
18. Ratio banyaknya tempat
ibadah/1.000 penduduk
III. KEADAAN PENDUDUK
19. Tingkat kelahiran
kasar/1.000 penduduk
BKKBN dan Dinas KEsehatan
Indikator Desa Tertinggal
Variabel
Klasifikasi
Skor
Intervensi
21. Enrollment Ratio
Pembangunan SD dan SLTP
Penyuluhan Wajar (Wajib Belajar) Dinas
Pendidikan 9 tahun
22. Rata-Rata jumlah ternak/
rumah tangga ternak
Penyaluran ternak milik pemerintah/swasta
Penanaman hijauan makanan ternak
23. Persentase rumah tangga
Meningkatkan pendapatan masyarakat
24. Persentase rumah tangga
Meningkatkan pendapatan masyarakat
25. Sosial budaya penduduk
Salah satu dari :
B, C, dan D
Pembinaan seni budaya dan olahraga
Pengembangan kelompok
26. Persentase rumah tangga
pertanian
(khusus
pedesaan)
Transformasi pertanian ke non pertanian
27.
Angkutan
penduduk
(khusus pedesaan)
Perbaikan atau peningkatan jalan
Orang Miskin
Garis kemiskinan
Jumlah dari batas kecukupan
pangan dan batas kecukupan non
pangan.
Batas
Kota
Desa
Batas Kecukupan Pangan
Nilai
rupiah
dari
52
komoditi pangan yang
mewakili pola konsumsi
penduduk
25.519
17.499
Batas
Kecukupan
Non
Pangan
Nilai
rupiah
dari
45
komoditi non pangan
5.040
2.998
Jumlah
30.559
20.497
Penduduk Miskin di Jawa Barat
Tahun 2003
Keterangan
Desa
Kota
Kota + Desa
1. Batas Miskin (Rp/Kapita/Bulan)
100.000
150.000
-2. Jumlah Penduduk Miskin
3.459.129
3.125.079
6.584.208
3. Persentase Penduduk Miskin
15,55 %
10,00 %
4. Jumlah Penduduk Total
22.245.203
31.250.790
53.495.993
Hubungan Antara Pendekatan Keluarga dengan Pendekatan Spatial
Masyarakat DesaPerubahan status Desa Miskin Menjadi Desa
Tidak Miskin Kepala
Keluarga
Istri
Hubungan Antara Pendekatan Keluarga dengan Pendekatan Spatial
Kepala Rumah
Tangga
Nafkah Pokok
Peningkatan
Pendapatan
Pertanian
Kanwil Koperasi
Koperasi
Dinas Teknis
BUMN
Manajemen Usaha
dan Wiraswasta
PEMDA
BUMN
Hubungan Antara Pendekatan Keluarga dengan Pendekatan Spatial
DInas Kesehatan
Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan
Dinas Teknis
PKK
Hubungan Antara Pendekatan Keluarga dengan Pendekatan Spatial
Hubungan Antara Pendekatan Keluarga dengan Pendekatan Spatial
Anak
Membantu Mencari
Nafkah
Tambahan
Pendapatan
Mental
Pendidikan Agama
Organisasi
Pesantren/
Madrasah
Kesehatan
Asuransi
Kesehatan
Puskesmas
Pembantu
Puskesmas
Pendidikan
Kursus
Keterampilan
Kejar Paket B
BAHAN PELATIHAN PJM
PELATIHAN BAGI TENAGA
PELATIH (PJM)
Tujuan Modul
Tujuan Modul
Membantu aparat desa dalam
Membantu aparat desa dalam
menyiapkan penyusunan Program
menyiapkan penyusunan Program
Jangka Menengah untuk sektor jalan
Jangka Menengah untuk sektor jalan
desa.
desa.
Penjelasan cara pengumpulan data
Penjelasan cara pengumpulan data
kondisi jalan desa yang diperlukan
kondisi jalan desa yang diperlukan
agar didapat data yang akurat untuk
agar didapat data yang akurat untuk
penyusunan program.
Isi Modul
1.
Kondisi jalan perdesaan dilengkapi dengan table kondisi peta.
2.
Metodologi survai untuk pengumpulan dan pengisian data dan pembahasan kondisi
eksisting mengenai :
3.
Status jalan dan kaitan antara hirarki jalan dengan system jaringan jalan menurut
wewenang pembinaan.
4.
Fungsional jalan desa yang ada dan penentuan klarifikasi fungsi jalan di wilayah
pedesaan yang dilengkapi dengan peta klasifikasi fungsi jalan.
5.
Identifikasi permasalahan jalan
6.
Penentuan jenis konstruksi perkerasan dan penentuan aksesibillitas lalu lintas
7.
Survai kondisi permukaan jalan untuk mengetahui tingkat kerusakan seperti :
•
Kekasaran permukaan (
surface texsture)
•
Lubang – lubang (
pot holes)
•
Tambalan (patching)
•
Retak-retak (
cracking
)
•
Alur (
ruting
)
Isi Modul
1.
Analisa kebutuhan dan rencana perbaikan serta pengembangan jalan
ditentukan berdasarkan pada :
2.
Pembahasan tentang kesatuan sistem jalan secara regional dan sistem
jaringan jalan yang terjalin dalam hubungan hirarki.
3.
Konfirmasi klasifikasi fungsi jalan.
4.
Pemecahan masalah yang terdiri dari beberapa alternatif, yaitu :
Pembenahan perkerasan berdasarkan tingkat kerusakan, dan pemilihan
jenis serta tebal perkerasan yang akan dioakai.
Sumber pendanaan pemeliharaan jalan desa
Penentuan kriteria dan prioritas
Pendekatan Teknis dan Pembangunan Sistem
Jalan Desa
Langkah Pertama
MENINGKATKAN KUALITAS BERKENDARAAN
- Pemeliharaan rutin (sepanjang tahun)
Langkah Kedua
MENINGKATKAN KEMAMPUAN STRUKTURAL
-Pemeliharaan Berkala (Pada waktu-waktu
tertentu)
Langkah Ketiga
MEMPERBAIKI PELAYANAN JALAN
-Pemeliharaan konstruksi atau geometrik (Pada
waktu-waktu tertentu)
Langkah Keempat
PENGEMBANGAN WILAYAH
-Pengembangan jalan baru (pada waktu-waktu
tertentu)
Data Dasar Minimal yang Dipakai
1. Status desa sekarang dan akhir PJM
2. Peta batas wilayah administrasi desa
3. Peta lokasi wilayah terbangun sekarang dan akhir PJM
4. Jumlah penduduk wilayah adminsitrasi sekarang dan di
akhir PJM
5. Peta fungsi dan status jalan yang ada
6. Peta fasilitas umum di perdesaan
Metode Penyajian
Questionare berupa pengisian data-data
Diskusi berupa :
•
Analisa kebutuhan untuk tahun perencanaan
•
Analisa pembiayaan
Formulir isian Pelatihan PJM-Perdesaan
•
Sektor
: Jalan Desa
•
Desa
:
•
Kecamatan
:
•
Kabupaten
:
Sumber pembiayaan untuk jalan desa/lingkungan,
pembiayaan dapat melalui swadaya masyarakat dan
pemerintahan kabupaten, jalan desa yang berfunsgi
sebagai penghubung antar desa atau penghubung
ke jalan negara, propinsi dan kabupaten bisa
mendapat bantuan dari pemerintah.
Sesuai dengan strategi dalam pembangunan dan
pembiayaan pelaksanaan program P2LDT maka
ditetapkan :
Pemerintah pusat dan pemerintah propinsi
membantu pembiayaan berupa stimulasi dalam
bentuk bantuan teknis, bahan dan bimbingan teknis.
Pembiayaan operasi dan pemeliharaan merupakan
Analisa Kebutuhan Jalan Perdesaan
1. Mengingat kemajuan dalam pembangunan dan informasi memberi
dampak meningkatnya volume lalu lintas sampai 5 tahun
mendatang, maka jalan desa yang ada Semarang perlu
ditingkatkan dengan perawata, pengaspalan atau peningkatan,
pengembangan jeringan jalan baru, dan lain-lain.
2. Kriteria dan prioritas lokasi dalam pelasanaan program perdesaan
lebih dititik beratkan pada peningkatan dan pemantapan kondisi
konstruksi disamping segi fungsinya seperti :
- Jalan desa yang merupakan penghubung, ke jalan negara,
propinsi dan kabupaten.
Panjang jalan berdasarkan jumlah
Panjang jalan berdasarkan jumlah
penduduk
Pemeliharaan dan peningkatan berdasarkan
kondisi yang ada
Pemilihan jenis peningkatan dan
pemeliharaan berdasarkan kondisi yang ada
dengan jenis konstruksi yang dianggap
cocok untuk kondisi desa adalah :
–
Pemadatan kapur batu
–
Aspal penetrasi/madacam
–
Burda
Peningkatan dan pemeliharaan jalan perdesaan
disesuaikan dengan fungsi ruas yaitu :
1.
Jalan perdesaan yang merupakan penghubung dengan jalan negara,
jalan propinsi dan jalan kabupaten diusulkan menggunakan perkerasan
penetrasi Madacam atau jalan aspal dengan lebar badan jalan minimal
5 meter dan bahu jalan dipadatkan di lengkapi dengan saluran
samping.
2.
Jalan penghubung ke daerah industri, perkebunan dan pertanian
menggunakan penetrasi Madacam dengan lebar jalan + 5 meter dan
bahu jalan dipadatkan dilengkapi dengan saluran samping.
Sasaran kebutuhan program tersebut dianggap
mendesak karena :
Untuk meningkatkan arus pengangkutan
dan perhubungan desa.
PERENCANAAN
Tujuan
Tujuan modul ini adalah untuk
memberikan arahan dan contoh kepada
Tim Teknis Kabupaten dan Aparat Desa
dalam Penyusunan Program Jangka
Mengenah Pambangunan Sarana
Isi Modul
Isi modul ini adalah penjelasan dalam
pendataan kondisi perumahan desa yang
Penyiapan Program Perumahan Pedesaan
Dasar-Dasar Penyusunan Program
Untuk dapat menyiapkan usulan program, maka perlu
dilaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
2. Data yang Dibutuhkan
2. Data yang Dibutuhkan
A.