• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN DI INDONESIA MASA KINI MAKALA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDIDIKAN DI INDONESIA MASA KINI MAKALA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENDIDIKAN DI INDONESIA MASA KINI

MAKALAH

Diajukan memenuhi tugas UAS mata kuliah TPKI/Bahasa Indonesia

Disusun oleh :

Siti Nurul Khoiriyah

(D01211031)

Dosen Pembimbing: Drs. M. Nadlir

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

FAKULTAS TARBIYAH SURABAYA

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH SWT Tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada baginda tercinta Rosuluulah SAW. Penulis bersyukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang baku dan hendaknya dipergunakan dengan sebaik-baiknya dalam setiap percakapan sehari-hari. Makalah ini dibuat oleh penulis dengan tujuan untuk mengetahui kondisi pendidikan di Indonesia masa kini.

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak-pihak yang membantu dalam penyelesaian makalah ini, khususnya kepada :

1. Bapak Drs. M. Nadlir, selaku dosen pembimbing

2. Para bapak dan ibu dosen yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan pengajaran dan pengarahan kepada kita

3. Serta saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan bisa memberikan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Surabaya, 05 Januari 2012

(3)

DAFTAR ISI

Halaman SAMPUL DALAM ……… KATA PENGANTAR ………... DAFTAR ISI ……….. BAB I PENDAHULUAN ………..1

A. Latar belakang masalah ……… B. Rumusan masalah ……… ……… C. Tujuan ……… D. Manfaat ………. BAB III PEMBAHASAN ………... A. Definisi pendidikan ………… ……….. B. Dasar dan tujuan pendidikan ……… ………... C. Prinsip penyelenggaraan pendidikan ……….. D. Fungsi pendidikan ………. E. Ciri pendidikan di Indonesia ……… F. Kualitas pendidikan di Indonesia ……… G. Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia……... H. Solusi yang dapat diberikan……….. I. Upaya pemerintah meminimalisir permasalahan

pendidik-an di Indonesia ……….. J. Demokrasi dan desentralisasi pendidikan ………... BAB IV PENUTUP ………

(4)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999).

Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.

(5)

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi pendidikan?

2. Apa dasar dan tujuan pendidikan?

3. Apa prinsip penyelenggaraan pendidikan? 4. Apa fungsi pendidikan?

5. Bagaimana ciri-ciri pendidikan di Indonesia? 6. Bagaimana kualitas pendidikan di Indonesia?

7. Apa yang menjadi factor penyebab rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia? 8. Bagaimana solusi yang dapat diberikan dari permasalahan-permasalahan

pendidikan di Indonesia?

9. Apa upaya pemerintah dalam meminimalisir permasalahan pendidikan di Indonesia?

10. Bagaimana demokrasi dan desentralisasi dalam pendidikan? C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui definisi pendidikan.

2. Mengetahui dasar dan tujuan pendidikan.

3. Mengetahui prinsip penyelenggaraan pendidikan. 4. Mengetahui fungsi pendidikan.

5. Mendeskripsikan ciri-ciri pendidikan di Indonesia.

6. Mendeskripsikan kualitas pendidikan di Indonesia saat ini.

7. Mendeskripsikan hal-hal yang menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.

8. Mendeskripsikan solusi yang dapat diberikan dari permasalahan-permasalahan pendidikan di Indonesia.

9. Mendeskripsikan upaya-upaya pemerintah dalam meminimalisir masalah pendidikan di Indonesia.

(6)

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Pemerintah

Bisa dijadikan sebagai sumbangsih dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

2. Bagi Guru

Bisa dijadikan sebagai acuan dalam mengajar agar para peserta didiknya dapat berprestasi lebih baik dimasa yang akan datang.

3. Bagi Mahasiswa

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN A. Pengertian Pendidikan

Dalam kajian khazanah pemikiran pendidikan, terlebih dahulu perlu diketahui tentang dua istilah penting yang hampir sama bentuknya dan sering digunakan dalamdunia pendidikan. Dua istilah penting tersebut adalah “pedagogi” dan “pedagogik”. Pedagogi berarti pendidikan, sedangkan pedagogik berarti ilmu pendidikan.1

Para pemikir pendidikan berbeda pendapat tentang definisi pndidikan. Meski demikian, ini bukan berarti bahwa definisi pendidikan tidak jelas. Definisi pendidikan yang beragam dan berbeda-beda tersebut justru menjadi kekayaan intelektual dalam khazanah pemikiran pendidikan kontemporer yang sangat berharga.

Beberapa definisi tentang pendidikan dari para pakar pendidikan tersebut diantaranya adalah definisi yang disampaikan oleh Prof. Langeveld. Pakar pendidikan dari Belanda ini mengemukakan, bahwa pendidikan ialah suatu bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai tujuan, yaitu kedewasaan.2

Dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN) pada tahun 1973, dikemukakan tentang pengertian pendidikan, bahwa pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu usaha yang disadari untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia yang dilaksanakan di dalam maupun di luar sekolah, dan berlangsung seumur hidup.

Dalam Dictionary of Education dikemukakan, bahwa definisi pendidikan adalah proses di mana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat di mana ia hidup proses sosial di mana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol sehingga ia dapat

1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hal. 1

2 Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogik; Dasar-Dasar Ilmu Mendidik, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997).,

(8)

memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum (maksimal).

Adapun Islam memandang pendidikan sebagai proses yang terkait dengan upaya mempersiapkan manusia untuk mampu memikul taklif (tugas hidup) sebagai khalifah Allah di muka bumi. Sehingga, manusia diciptakan lengkap dengan potensinya berupa akal dan kemampuan belajar. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqarah: 30-32.3

B. Dasar dan Tujuan Pendidikan

Hingga kini, dasar dan tujuan pendidikan masih sama, belum berubah. Hal itu ditetapkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003, bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945. 4

Sedangkan tujuan pendidikan nasional menurut UU No.20 Tahun 2003 adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 5

C. Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan

Prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional tersebut secara jelas diuraikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) pasal 4, bahwa:

1. Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai cultural dan kemajemukan bangsa.

2. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan system terbuka dan multimakna.

3. Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

4. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran.

3 Hery Nur Aly dan Munzier S, Watak Pendidikan Islam, (Jakarta: Friska Agung Insani, 2003)., hlm. 11 4 Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural, (Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2006)., hlm. 44

(9)

5. Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.

6. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.6

D. Fungsi Pendidikan

Pendidikan memiliki banyak fungsi yang tidak hanya mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi juga berfungsi sebagai pencerdasan diri, sosial, negara bangsa, bahkan dunia. Lebih khusus di Indonesia, fungsi pendidikan sedikit disinggung pada bab II pasal 3 dalam UU Sisdiknas 2003, bahwa fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.7

E. Ciri-ciri Pendidikan di Indonesia

Cara melaksanakan pendidikan di Indonesia sudah tentu tidak terlepas dari tujuan pendidikan di Indonesia, sebab pendidikan Indonesia yang dimaksud di sini ialah pendidikan yang dilakukan di bumi Indonesia untuk kepentingan bangsa Indonesia.

Mengenai situasi pengajaran di Indonesia, tidak dapat menutupi kenyataan di mana sekolah-sekolah masih mengutamakan penguasaan mata pelajaran-mata pelajaran. Pendidikan di Indonesia sekarang belum banyak memperhatikan minat dan kebutuhan anak didik. Pendidikan kita masih banyak digumuli dengan masalah-masalah kompetensi lembaga pendidikan serta pemenuhan kebutuhan dunia kerja akan tenaga kerja.8

Pengembangan pikiran sebagian besar dilakukan di sekolah-sekolah atau perguruan-perguruan tinggi melalui bidang studi-bidang studi yang mereka pelajari. Pikiran para siswa/mahasiswa diasah melalui pemecahan soal-soal, pemecahan berbagai masalah, menganalisis sesuatu serta menyimpulkannya.

6 Amir Daien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Malang: fakultas Ilmu Pendidikan IKIP, 1973).,

hlm. 8

7 Choirul Mahfud, Ibid., 48

(10)

Berdasarkan studi psikologi belajar yang baru serta sosiologi pendidikan, maka masyarakat pendidikan menghendaki agar pengajaran memperhatikan minat, kebutuhan, dan kesiapan anak didik untuk belajar, serta untuk mencapai tujuan sosial sekolah. Dalam hubungan ini dikemukakan gagasan John Dewey mengenai “pendidikan progresif” yang menggambarkan adanya situasi kebalikan dari kenyataan mula di mana guru sebagai penguasa, sekarang murid memegang tampuk kepemimpinan.9

F. Kualitas Pendidikan di Indonesia

Seperti yang telah kita ketahui, kualitas pendidikan di Indonesia semakin memburuk. Hal ini terbukti dari kualitas guru, sarana belajar, dan murid-muridnya. Keadaan guru di Indonesia sangat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya.10 Sebagaimana disebut

dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat. Selain itu, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Kualitas guru dan pengajar yang rendah juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru.11

Para pendidik harus mampu menjadi inspirasi untuk membebaskan negara ini dari segala bentuk kebodohan. Dan memotivasi para pelajar untuk terus berkarya dan mempersembahkan yang terbaik bagi Indonesia.12

G. Factor-Faktor Penyebab Rendahnya Kualitas Pendidikan di Indonesia

Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah

9 Wasty Soemanto….hlm.3-4

10 Ace Suryadi dan Tilaar, Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1994)., hlm.117

11Ibid., 112

12 Dhofir Catur Bashori, “Belajar dari Bangsa Jepang,” Arrisalah 53.(Surabaya: LPM Arrisalah, 2011).,

(11)

pendidikan di Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:

1. Rendahnya sarana fisik, 2. Rendahnya kualitas guru, 3. Rendahnya kesejahteraan guru, 4. Rendahnya prestasi siswa,

5. Rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, 6. Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, 7. Mahalnya biaya pendidikan.13

H. Solusi yang Dapat Diberikan dari Masalah Pendidikan di Indonesia

Untuk mengatasi masalah-masalah cabang (khusus) dalam pendidikan tersebut di atas, secara garis besar ada dua solusi yaitu:

Pertama, solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme (mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.

Maka, solusi untuk masalah-masalah cabang yang ada, khususnya yang menyangkut perihal pembiayaan seperti rendahnya sarana fisik, kesejahteraan guru, dan mahalnya biaya pendidikan– berarti menuntut juga perubahan sistem ekonomi yang ada. Akan sangat kurang efektif jika menerapkan sistem pendidikan Islam dalam atmosfer sistem ekonomi kapitalis yang kejam. Maka sistem kapitalisme saat ini wajib dihentikan dan diganti dengan sistem ekonomi Islam yang menggariskan bahwa pemerintah-lah yang akan menanggung segala pembiayaan pendidikan negara.

13 http://kumzcute.blogspot.com/2010/01/sistem-pendidikan-indonesia.html / , diakses tanggal 01 Januari

(12)

Kedua, solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah kualitas guru dan prestasi siswa.

Maka, solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.14

Selain itu, untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia alangkah baiknya jika menggunakan program pendidikan karakter dalam dunia pendidikan. Dalam pendidikan karakter ini, minimal ada empat hal yang perlu diperhatikan. Pertama, sekolah memiliki budaya yang mulia. Budaya sekolah ini dilakukan oleh semua warga sekolah. Budaya yang mulia ini diikuti dengan budaya di rumah. Kedua, sekolah mengintegrasikan pendidikan karakter dalam semua mata pelajaran. Semua guru ikut bertanggung jawab di dalam pembentukan perilaku yang baik pada anak. Ketiga, pembentukan karakter melalui kegiatan ekstra kurikuler. Keempat, selalu ada pesan moral dari semua warga sekolah.

Dengan kepedulian dan kesungguhan semua pemangku kepentingan, mulai dari pengambil kebijakan hingga anak dan orang tua, semua akan mampu meminimalisir persoalan yang mendera bangsa. 15

Pembentukan karakter siswa yang merupakan bagian terpenting dari proses pendidikan, akan tetapi justru kurang tergarap secara serius. Agama ditempatkan sekadar sebagai salah satu aspek yang perannya sangat minimal, bukan menjadi landasan dari seluruh aspek kehidupan.

14 Ace Suryadi dan Tilaar, Ibid., 111-119

(13)

Hal ini juga tampak pada BAB X pasal 37 UU Sisdiknas tentang ketentuan kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang mewajibkan memuat sepuluh bidang mata pelajaran dengan pendidikan agama yang tidak proposional dan tidak dijadikan landasan bagi bidang pelajaran yang lainnya.

Ini jelas tidak akan mampu mewujudkan anak didik yang sesuai dengan tujuan dari pendidikan nasional sendiri, yaitu mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhla mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.16

Pendidikan moral, karakter dan pendidikan agama juga perlu saling berintegrasi, dalam kaitan ini pendidikan agama jangan hanya diberikan sebagai pengetahuan saja, melainkan dikaitkan dengan kehidupan sosial kemasyarakatan.

Tegasnya, pendidikan agama berusaha meningkatkan kemampuan bangsa untuk melihat pembangunan dalam perspektif trasedental, untuk melihat iman dan sebagian sumber motivasi pembangunan dan menyertakan iman dalam menyelami kehidupan dan pengetahuan modern. Sehingga, agama mempunyai relevansi terhadap perubahan masyarakat.17

I. Upaya-Upaya Pemerintah

Untuk mengatasi berbagai kekurangan ini, pemerintah pun mengupayakan berbagai hal agar kualitas pendidikan di Indonesia bisa berkembang dan maju. Misalnya, dengan memberikan bantuan-bantuan dalam pos pendidikan untuk meringankan biaya sekolah. Dalam hal ini, pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar 20 persen untuk bidang pendidikan. Tak hanya itu saja, kualitas guru pun ditingkatkan dengan berbagai pelatihan untuk menambah kemampuan guru dalam menyampaikan mata pelajaran ke siswa-siswanya.

16 Hery Noer, Ibid.,192

(14)

Selain itu, pemerintah juga melakukan pemetaan kondisi pendidikan di setiap provinsi di Indonesia. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kondisi pendidikan di setiap wilayah agar standar pelayanan dan standar nasional pendidikan tercapai. Dengan tercapainya kedua hal ini, tentunya mutu pendidikan secara nasional pun dapat dicapai.18

Presiden memaparkan beberapa langkah yang akan dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, antara lain yaitu:

1. Meningkatkan akses terhadap masyarakat untuk bisa menikmati pendidikan di Indonesia.

2. Menghilangkan ketidakmerataan dalam akses pendidikan.

3. Meningkatkan mutu pendidikan dengan meningkatkan kualifikasi guru dan dosen 4. Pemerintah akan menambah jumlah jenis pendidikan di bidang kompetensi atau

profesi sekolah kejuruan. Untuk menyiapkan tenaga siap pakai yang dibutuhkan. 5. Pemerintah berencana membangun infrastruktur seperti menambah jumlah

komputer dan perpustakaan di sekolah-sekolah. 6. Pemerinta juga meningkatkan anggaran pendidikan.

7. Penggunaan teknologi informasi dalam aplikasi pendidikan.

8. Pembiayaan bagi masyarakat miskin untuk bisa menikmati fasilitas pendidikan. J. Demokrasi dan Desentralisasi Pendidikan

1) Demokrasi Pendidikan di Indonesia

Akhir-akhir ini demokrasi sering dipahami dalam konteks yang salah, sehingga kebebasan berdemokrasi sering diartikan dengan kebebasan berdemonstrasi, sehingga yang terjadi adalah pemaksaan kehendak dengan tekanan kekerasan dari kelompok tertentu terhadap seseorang atau kelompok lain. Padahal demokrasi yang sejati memerlukan warga negara yang baik. Untuk mendidik warga negara yang baik, pendidikan demokratis mutlak dibutuhkan. Pendidikan demokratis bertujuan mempersiapkan warga masyarakat agar mampu berpikir kritis dan bertindak demokrasi.

Demokrasi dalam pendidikan adalah suatu ide yang lebih luas yang didasarkan atas kepercayaan bahwa di dalam diri manusia dari segala strata social terdapat berbagai

18 http:// aadesanjaya .blogspot.com/2010/01/ masalah -pendidikan-indonesia -dan-solusinya .html / , diakses

(15)

potensi yang siap untuk dikembangkan. Melaksanakan demokrasi pendidikan berarti melibatkan usaha yang lebih luas untuk mencapai dan mengerti perbedaan-perbedaan individual ataupun kelompok untuk mendapatkan system pendidikan dan kecakapan dalam memilih sesuai dengan kepribadian mereka sendiri.

Demokrasi pendidikan pada dasarnya dapat dilihat dalam dua sudut pandang, pertama, demokrasi secara horizontal, bahwa setiap anak harus mendapat kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan di sekolah. Di Indonesia hal ini jelas sekali tercermin pada UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yaitu “tiap-tiap warga negara mendapat pengajaran”. Kedua, demokrasi secara vertical, bahwa setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama untuk mencapai tingkat pendidikan sekolah setinggi-tingginya, sesuai dengan kemampuannya.19

Terlaksananya demokrasi dalam pendidikan, guru dan murid merupakan subjek utama bagi proses demokratisasi pendidikan di sekolah. Karena sekolah sebagai sarana dalam mengembangkan sikap demokrasi, maka kebebasan berbicara, kebebasan mengungkapkan gagasan, kemampuan hidup bersama, dan keterlibatan siswa dalam berbagai kegiatan perlu diperhatikan oleh sekolah.

Penerapan pendidikan demokratis sangat penting bagi bangsa Indonesia karena pendidikan demokrasi akan menumbuhkan semangat kebersamaan di sekolah. Dengan demikian, pemaksaan dalam proses pembelajaran (learning proces) tidak boleh ditoleransi. Berkaitan dengan proses pembelajaran, sekolah demokratis harus dapat memberikan keseimbangan antara kewajiban belajar dan hak belajar kepada siswa, meskipun dalam banyak hal harus menerapkan berbagai metode untuk menggali kemampuan siswa. Dengan demikian, pendidikan demokratis akan melahirkan generasi masa depan yang cerdas.

2) Desentralisasi Pendidikan di Indonesia

Pengaturan perimbangan kewenangan antara pusat dan daerah merupakan konsekuesi logis dari UU No. 25 tahun 1999. Keluarnya undang-undang tersebut yang disesuaikan dengan PP No. 25 tahun 2000 mencerminkan adanya kemauan politik pemerintah pusat untuk mengurangi sentralisasi kekuasaan yang berlebihan di masa lalu.

(16)

Kelahiran kembali sistem pendidikan nasional hendaknya menjadi titik pencerahan, keberdayaan, dan kejayaan pendidikan Indonesia, dan bukan malah sebaliknya yaitu menjadi titik penghancuran yang lebih dahsyat karena tidak semua daerah di Indonesia siap untuk melakukannya.

Upaya pemerintah untuk mereformasi sistem pendidikan nasional menuju prinsip-prinsip desentralisasi harus didukung oleh semua pihak, karena desentralisasi adalah memberikan kewenangan penuh kepada sekolah untuk mengelola pendidikan, dan memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan mengangkat guru sesuai dengan kebutuhan sekolah. Pemerintah pusat hanya menjadi pengarah dan pengontrol hal-hal yang dianggap pokok saja.20

Berkaitan dengan sistem penyelenggaraan pendidikan, maka revisi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional tentang perlunya asas desentralisasi dan otonomi pendidikan merupakan babak baru menguatnya iklim demokratisasi dalam pendidikan nasional.

Peralihan kewenangan dari pusat ke daerah ini bertujuan agar setiap daerah mampu memberikan kontribusi positif bagi pengembangan pendidikan nasional yang disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan daerah untuk mampu dihadapkan pada wacana global. Dengan demikian, melalui revisi UU Sisdiknas No. 2/1989 diharapkan pengembangan pendidikan nasional mengarah pada kemampuan dan partisipasi aktif masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di daerah.

Peralihan kewenangan secara penuh ini mencitrakan sebuah demokrasi pendidikan. Artinya, masyarakat dan sekolah berkepentingan dan bertanggung jawab secara optimal atas kemajuan sebuah penyelenggaraan pendidikan. Melalui desentralisasi pendidikan, maka komponen kurikulum dan pengangkatan guru misalnya akan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan masyarakat sesuai dengan kapasitas sumber daya alam dan sumber daya manusia. Dalam konteks inilah demokrasi pendidikan dapat diwujudkan.21

BAB III PENUTUP

20 Tilaar H.A.R, Manajemen Pendidikan Nasional, (Bandung: Rosdakarya, 1992)., hlm. 71

(17)

A. Kesimpulan

Berkaitan dengan pengertian pendidikan: proses di mana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat di mana ia hidup proses sosial di mana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum (maksimal).

Sedangkan kualitas pendidikan di Indonesia seperti yang telah kita ketahui, bahwa kualitas pendidikan di Indonesia saat ini semakin memburuk. Hal ini terbukti dari kualitas guru, sarana belajar, dan murid-muridnya. Keadaan guru di Indonesia sangat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya. Sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20/2003 yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat. Selain itu, sebagian guru di Indonesia bahkan dinyatakan tidak layak mengajar. Kualitas guru dan pengajar yang rendah juga dipengaruhi oleh masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru.

Dari ringkasan di atas, kita bisa mendapatkan gambaran secara umum tentang sistem pendidikan di Indonesia. Maka, selanjutnya kita dapat menyimpulkan, rendahnya kualitas guru seperti uraian di atas dapat diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Sedangkan rendahnya prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.

Adapun, pendidikan moral dan pendidikan agama juga perlu saling berintegrasi, dalam kaitan ini pendidikan agama jangan hanya diberikan sebagai pengetahuan saja, melainkan dikaitkan dengan kehidupan sosial kemasyarakatan.

B. Saran

(18)

ini. Dan semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Dalam makalah ini, akan dikemukakan beberapa masukan dan saran kepada berbagai pihak, utamanya para praktisi dan pemerhati masalah pendidikan di Indonesia, sebagai berikut:

Kepada pemerintah khususnya, supaya memberikan respons yang lebih terhadap globalisasi yang secara langsung berdampak pada pendidikan nasional di Indonesia.

Kepada praktisi pendidikan, hendaknya menanamkan nilai-nilai moral dalam proses belajar-mengajar dengan memberikan pemahaman serta mempraktikan dalam kehidupan nyata, sehingga peserta didik memiliki kompetensi nilai-nilai moral.

Dan kami sarankan semoga dengan membaca makalah ini pembaca bisa ikut serta dalam mewujudkan pendidikan nasional yang berkualitas umumnya dan bermoral khususnya.

C. Kritik

Penulis menyadari, bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Maka, penulis dengan tangan terbuka, mengharap para pembaca yang budiman untuk memberikan kritik dan saran demik penyempurnaan makalah kami ini.

Atas kritik, sran, pertisipasi, dan perhatian serta bantuan dari berbagai pihak di dalam penulisan makalah ini, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga amalanya diterima di sisi-Nya.

(19)

Aly, Hery Nur dan Munzier S. 2003. Watak Pendidikan Islam. Jakarta: Friska Agung Insani.

Bashori, Dhofir Catur. 2011. “Belajar dari Bangsa Jepang”. Arrisalah 53. (Juni, III), Surabaya.

Hasbullah. 2001. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada.

http://aadesanjaya.blogspot.com/2010/01/masalah-pendidikan-indonesia-dan-solusinya.html/

http://kumzcute.blogspot.com/2010/01/sistem-pendidikan-indonesia.html/

Ihsan, Fuad. 2001. Dasar-dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Indrakusuma, Amir Daien. 1973. Pengantar Ilmu Pendidikan. Malang: fakultas Ilmu Pendidikan IKIP.

Mahfud, Choirul. 2006. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mujiran, Paulus. 2002, Pernik-Pernik Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset. Salam, Burhanuddin. 1997. Pengantar Pedagogik; Dasar-Dasar Ilmu Mendidik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Soemanto, Wasty. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sulhan, Najib. 2011. “Ruh dalam Pendidikan”. Mayara 105. (Mei, IX). Surabaya.

Suryadi, Ace dan Tilaar H.A.R,. 1994. Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tilaar H.A.R. 1992. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Rosdakarya.

(20)

Referensi

Dokumen terkait

Metode Multifactors High Order Fuzzy Time Series yang dioptimasi dengan K-Means Clustering untuk menentukan subinterval yang digunakan dapat membantu dalam melakukan peramalan

Pada saat rumput vetiver masih memerlukan pemeliharaan yang intensif, sehingga belum dapat berfungsi sebagai penahan lereng, maka bahan geotextile akan menahan

Realitas Tanggapan Siswa Terhadap Strategi Active Learning Tipe Crossword Puzzle Hubungannya dengan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Konsep Perkembangan

Trayek operasional angkutan umum di Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur melayani enam trayek secara tetap setiap harinya, di dalam penelitian ini mengevaluasi

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat bahwa keterampilan sosial emosional anak sudah lebih baik dikarenakan guru dapat

Pemeliharaan alat pelindung diri yang dilakukan oleh masing-masing tenaga kerja selain penyimpanan alat pelindung diri di loker yang telah disediakan perusahaan

yang dibuat untuk melengkapi sebagian persyaratan untuk menjadi Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Mesin Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia,

dilakukan oleh para remaja yang berada di tempat wisata pantai Dalegan. Perilaku yang ditujukan kepada orang lain bukan perilakuyang