• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SISTEM S K N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH SISTEM S K N "

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG

(2)

upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah.

Dewasa ini, pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan masih menghadapi berbagai masalah yang belum sepenuhnya dapat diatasi. Sehingga diperlukan pemantapan dan percepatan melalui SKN sebagai pengelolaan kesehatan yang disertai berbagai terobosan penting, antara lain program pengembangan Desa Siaga, Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) yang dapat diwujudkan melalui Jampersal

Terjadinya perubahan lingkungan strategis seperti adanya regulasi penyelenggaraan kepemerintahan dan di tingkat global telah terjadi perubahan iklim serta dan upaya percepatan pencapaian Millenium Development Goals (MDG), sehingga diperlukan penyempurnaan dalam pengelolaan kesehatan. 1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan makalah ini penlis mengambil rurmusan masalah sebagai berikut: 1. Apa definisi system kesehatan nasional?

2. Bagaimana karakteristik system kesehatan nasional? 3. Bagaimana klasifiksai system kesehatan nasional? 4. Bagaimana asas system kesehatan nasional?

5. Bagaimana bentuk pokok system kesehatan nasional?

(3)

1.3 TUJUAN MAKALAH

Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui definisi system kesehatan nasional 2. Untuk mengetahui karakteristik system kesehatan nasional 3. Untuk mengetahui klasifiksai system kesehatan nasional 4. Untuk mengetahui asas system kesehatan nasional

5. Untuk mengetahui bentuk pokok system kesehatan nasional

6. Untuk mengetahui cara penyelenggaraan system kesehatan nasional 7. Untuk mengetahui dukungan penyelenggaraan system kesehatan nasional

1.4 MANFAAT MAKALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka manfaat yang diharapkan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Sebagai bahan tambahan ilmu pendidikan dan promosi kesehatan

(4)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 A.PENGERTIAN

(5)

2.2 KARAKTERIST

SistemSuatu sistem menpunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen (components), batas (boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (process), dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal). a.Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerjasama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

b. Batas syste

Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipasang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

c.Lingkungan luar siste

Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

d. Penghubung syst

(6)

e. Masukan system

Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem. Masukan dapat berupa masukan peralatan (maintenence input) dan masukan sinyal (signal input). Mantenance input adalah energi yang diproses agar didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang

digunakan untuk mengoperasikan komputernya sedangkan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

f. Keluaran system

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.

g. Sasaran system

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objektif). Kalau sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali, masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

(7)

2.3 KLASIFIKASI SISTEM

Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, diantaranya sebagai berikut ini :

a) Sistem abstrak dan sistem fisik.

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Misalnya sistem teologia, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan tuhan. Sistem fisik

merupan sistem yang ada secara fisik misalnya sistem komputer, sistem akuntansi dan sistem produksi.

b) Sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system).

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin disebut dengan human machine system atau ada yang menyebut dengan man machine system, karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia.

c) Sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system).

(8)

program-program yang dijalankan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi.

d) Sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system).

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan

menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya, karena sistem sifatnya terbuka dan tepengaruh oleh lingkungan luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai sistem pengendalian yang baik.

SKN adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

(9)

SKN perlu dilaksanakan dalam konteks pembangunan kesehatan secara keseluruhan dengan mempertimbangkan determinan sosial, antara lain kondisi kehidupan sehari-hari, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, distribusi kewenangan, keamanan, sumber daya, kesadaran masyarakat, serta kemampuan tenaga kesehatan dalam mengatasi masalah-masalah tersebut. SKN disusun dengan memperhatikan pendekatan revitalisasi pelayanan kesehatan dasar (primary health care) yang meliputi cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan merata, pemberian pelayanan kesehatan berkualitas yang berpihak kepada kepentingan dan harapan rakyat, kebijakan kesehatan masyarakat untuk meningkatkan dan melindungi kesehatan masyarakat, kepemimpinan, serta profesionalisme dalam pembangunan kesehatan. SKN juga disusun dengan memperhatikan inovasi atau terobosan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan secara luas, termasuk penguatan diakui sebagai pendekatan yang tepat dalam mencapai kesehatan bagi semua dengan mempertimbangkan kebijakan kesehatan yang responsif gender.

B. Perkembangan dan Masalah Sistem Kesehatan Nasional

(10)

100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007). Sejalan dengan penurunan angka kematian bayi, Umur Harapan Hidup (UHH) meningkat dari 68,6 tahun pada tahun 2004 menjadi 70,5 tahun pada tahun 2007. Demikian pula telah terjadi penurunan prevalensi kekurangan gizi pada balita dari 29,5% pada akhir tahun 1997 menjadi sebesar 18,4% pada tahun 2007 (Riskesdas, 2007). 1. Upaya Kesehatan

2. Pembiayaan Kesehatan

3. Sumber Daya Manusia Kesehatan

4. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan 5. Manajemen dan Informasi Kesehatan

6. Pemberdayaan Masyarakat a. Perubahan Lingkungan Strategis

Perkembangan global, regional, dan nasional yang dinamis akan mempengaruhi pembangunan suatu negara, termasuk pembangunan kesehatannya. Hal ini merupakan faktor eksternal utama yang mempengaruhi proses pembangunan kesehatan.

Faktor lingkungan strategis dapat dibedakan atas tatanan global, regional, nasional, dan lokal, serta dapat dijadikan peluang atau kendala bagi sistem kesehatan di Indonesia.

(11)

2. 4. ASAS SISTEM KESEHATAN NASIONAL 1.Dasar Pembangunan Kesehatan

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Jangka Panjang Pembangunan Nasional (RPJP-N) Tahun 2005-2025, pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dapat terwujud.

Dalam Undang-undang tersebut, dinyatakan bahwa pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan mendasarkan pada:

1. Perikemanusian

2. Pemberdayaan dan Kemandirian 3. Adil dan Merata

4. Pengutamaan dan Manfaat

2. Dasar Sistem Kesehatan Nasional

Dalam penyelenggaraan, SKN perlu mengacu pada dasar-dasar sebagai berikut: a. perikemanusiaan

b. keseimbangan c. manfaat d. perlindungan e. keadilan

f. penghormatan hak asasi manusia

g. sinergisme dan kemitraan yang dinamis

(12)

i. legalitas

j. antisipatif dan proaktif

k. gender dan nondiskriminatif dan l. kearifan lokal.

2.5. BENTUK POKOK SKN A. Tujuan SKN

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah,dan/atau masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna,

sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya. B. Kedudukan SKN

1. Suprasistem SKN

2. Kedudukan SKN dan Sistem nasional lainya C. Subsistem SKN

1. subsistem upaya kesehatan

2. subsistem penelitian dan pengembangan kesehatan 3. subsistem pembiayaan kesehatan;

4. subsistem sumber daya manusia kesehatan;

5. subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan; 6. subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan; 7. subsistem pemberdayaan masyarakat

(13)

a. Subsistem upaya kesehatan diselenggarakan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

b. Subsistem penelitian dan pengembangan kesehatan diselenggarakan untuk memberikan data dan informasi di bidang kesehatan yang berbasis bukti. c. Subsistem pembiayaan kesehatan diselenggarakan guna menghasilkan

ketersediaan pembiayaan kesehatan dengan jumla yang mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk terselenggaranya upaya kesehatan secara merata, terjangkau, dan bermutu bagi selu masyarakat.

d. Subsiste sumber daya manusia kesehatan diselenggarakan gunamenghasilkan tenaga kesehatan yang bermutu dalam jumlah dan jenis yang mencukupi, terdistribusi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna serta dikembangkan, sehingga upaya kesehatan dapat diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan seluruh lapisan masyarakat.

e. Subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan diselenggarakan guna menjamin keamanan, khasiat, manfaat, dan mutu semua produk sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan yang beredar; menjamin ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat, terutama obat esensial, perlindungan F.Subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan diselenggarakan

(14)

menunjang penyelenggaraan upaya kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna.

g. Subsistem pemberdayaan masyarakat diselenggarakan guna menghasilkan individu, kelompok, dan masyarakat umum yang mampu berperan aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan.

2.6 CARA PENYELENGGARAAN SKN

Pengelolaan dan penyelenggaraan pembangunan kesehatan dilakukan : 1. Masyarak

2. Pemerintah 3. Badan legislatif 4. Badan yudikatif

dengan memperhatikan nilai-nilai: a. prorakyat;

b. inklusif; c. responsif; d. efektif; e. bersih.

Penyelenggaraan SKN mempertimbangkan komitmen global dan komponennya yang relevan dan berpengaruh secara mendasar dan bermakna terha peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

1.subsistem upaya kesehatan

(15)

4. Subsistem sumber daya manusia kesehatan

5.subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan 6.subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan 7.subsistem pemberdayaan masyarakat

2.7. DUKUNGAN PENYELENGGARAAN SKN

SKN diupayakan agar mampu menyesuaikan dengan perkembang dan dinamika pembangunan kesehatan yang dihadapi dalam penyelenggaraannya yang dilaksanakan secara berkesinambungan.

Bila terjadi perubahan paradigma dan lingkungan strategis, SKN dapat disesuaikan dan disempurnakan dengan kondisi dan situasi

yang berkembang

1. Proses penyelengaraan SKN 2. Tata Penyelegaraan SKN 3. Penyelengaan SKN

4. Sumber daya penyelengaran SKN

2.8 .RINGKASAN SISTEM KESEHATAN NASIONAL

(16)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan carapenyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945.

Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua komponen bangsa, baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat termasuk badan hukum, badan usaha, dan lembaga swasta secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

(17)

3.2 Saran

· Perlu adanya peningkatan Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Sinergisme (KISS) baik antar pelaku maupun subsistem SKN agar tercapainya tujuan SKN itu sendiri.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2004. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta Indrajit, 2001, Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Object.

Bandung, Informatika.Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya PKM ini maka kebutuhan akan gizi melalui pemberian sembako di Kecamatan Sedati dapat terpenuhi, kesejahteraan dan kesehatan masyarakat yang terdampak tersebut dapat

Tuberkulosis  adalah  penyakit  yang  disebabkan  oleh  infeksi  Mycobacterium  tuberculosis  complex.  Menurut  World 

Demikian proposal penyelenggaraan Latsar CPNS Kabupaten Boyolali Pola Kerjasama Formasi Tahun 2019 dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah Provinsi

Apabila sebuah kendaraan air dengan sukarela berada dalam pelabuhan atau pada suatu terminal lepas pantai Negara itu, Negara tersebut dapat, sesuai dengan bagian 7,

Center for Data & Information Pusat Litbangtek Minerba Secretariat R & D Agency Pusat Litbangtek Migas “Lemigas” Direktorat Pembinaan Usaha Hilir Migas Direktorat Teknik

Perbedaan dari penggolongan atau klasifikasi pelayanan makan banyak/masal ini dapat diidentifikasi dari tujuan penyediaan makanan serta cara pengelolaan yang

tertentu terhadap keluarga pasien bah#a pasien memiliki hak untuk menentukan informasi apa saja yang dapat disampaikan pada keluarga dan  pihak lain. Semua staf memperoleh edukasi

Angina Ludwig merupakan suatu selulitis dari ruang sublingual dan submandibular akibat infeksi dari polimikroba yang berkembang dengan cepat dan dapat menyebabkan