• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMAHAMAN DASAR TEKNIK ANALISIS JALUR PA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PEMAHAMAN DASAR TEKNIK ANALISIS JALUR PA"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PEMAHAMAN DASAR

TEKNIK ANALISIS JALUR / PATH ANALYSIS

UNTUK PENELITIAN KUANTITATIF

EKO HERTANTO

Kata Pengantar

Teknik analisis jalur (path analysis) adalah salah satu teknik analisis statistik yang digunakan di dalam penelitian kuantitatif. Analisis jalur (path analysis) biasanya menggunakan istilah pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung, dikarenakan ada variabel perantara / interverning / variabel mediasi.

A. Analisis Jalur

Menurut Kuncoro dan Riduan, analisis jalur (path analysis) dikembangkan berdasarkan serangkaian tulisan antara tahun 1920-an hingga 1960-an oleh seorang ahli genetika yang sangat brilian Sewall Wright1. Analisis jalur merupakan bentuk terapan dari

analisis multiregresi yang membantu memudahkan pengujian hipotesis dari hubungan-hubungan antar

1 Engkos Achmad Kuncoro dan Riduan, 2007. Cara Menggunakan

(2)

variabel yang cukup rumit. Dalam analisis jalur, korelasi antar variabel dihubungkan dengan parameter dari model yang dinyatakan dengan diagram jalur atau path diagram.

Menurut Sarwono, teknik analisis jalur yang dikembangkan oleh Sewal Wright sebenarnya merupakan pengembangan teknik korelasi yang diurai menjadi beberapa interpretasi akibat yang ditimbulkannya2. Analisis jalur memiliki kedekatan

dengan regresi berganda, sehingga regresi berganda adalah bentuk khusus analisis jalur. Teknik ini dikenal sebagai model sebab-akibat (causing modeling).

Menurut Sarwono terdapat beberapa definisi analisis jalur, diantaranya3:

1. Analisis jalur adalah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel terikat tidak hanya secara langsung, tetapi secara tidak langsung. (Robert D. Rutherford, 1993). 2. Analisis jalur adalah pengembangan langsung

bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan 2Jonathan Sarwono, 2007, Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan

SPSS, Penerbit: Andy, Yogyakarta, hlm. 1.

(3)

(magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variabel (Paul Webley, 1997).

3. Analisis jalur adalah model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan matrik korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti (David Garson, 2003).

Dari beberapa definisi diatas, path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung seperangkat variabel bebas (exogen) terhadap variabel terikat (endogen).

Menurut Abdurahman dan Muhidin, model path analysis digunakan apabila secara teori peneliti yakin menganalisis memiliki pola hubungan sebab akibat (causal effect)4.

Oleh karena itu rumusan masalah dalam kerangka path analysis adalah:

4 Maman Abdurahman dan Sambas Ali Muhidin, 2007, Analisis

(4)

1. Apakah variabel eksogen berpengaruh terhadap variabel endogen..? (pengaruh secara parsial)

2. Berapa besar pengaruh kausal langsung, tidak langsung, total dan,

3. Berapa besar pengaruh simultan seperangkat variabel eksogen terhadap endogen.

Asumsi yang mendasari path analysis, diantaranya:

1. Hubungan antar variabel bersifat linear dan normal 2. Aliran kausal hanya satu arah (rekursif) artinya tidak

ada arah kausalitas terbalik non-rekursif (reciprocal) 3. Untuk memperoleh hasil maksimal sebaiknya

digunakan sampel di atas 100.

4. Model yang dikaji atau diuji yang dibangun berdasarkan kerangka teoritis harus mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel.

Model umum path analysis menurut Schumaker dan Lumox dalam Kuncoro dan Riduan terdiri dari:5

1. Correlated path model (Model korelasi) 2. Mediated path model (Model mediasi)

3. Independent path model (Model independen)

(5)

Contoh: Correlated Path Model (Model korelasi)

X1: Kompensasi

X2 : Kepuasan Kerja

Y : Kinerja Karyawan

p

:

Koefisien jalur

Judul:

Pengaruh Kompensasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Guten Morgen Indonesia.

Gambar 1. Correlated Path Model

Contoh: Mediated Path Model (Model Mediasi)

X

1

X

2

Y

pYX1

pYX2

r21

e1

Disebut “Residu” Pengaruh Langsung

Pengaruh Langsung Disebut

(6)

X1: Gaya Kepemimpinan

X2 : Disiplin Kerja

Y : Kinerja Karyawan

p

:

Koefisien jalur

Judul:

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Guten Morgen

Indonesia.

Gambar 2. Mediated Path Model

Contoh: Independent Path Model (Model Independen)

X

1

X

2

Y

pYX1

pYX2

r21

e2

e1

Disebut “Residu” Pengaruh Langsung

Pengaruh Langsung

Disebut “Residu” Disebut

(7)

X1: Budaya Organisasi

X2 : Disiplin Kerja

Y : Kinerja Karyawan

Judul:

Pengaruh Budaya Organisasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Guten Morgen

Indonesia.

Gambar 3. Independent Path Model

B. Analisis Jalur (Path Analysis) Model Korelasi

X

1

X

2

Y

pYX1

pYX2

e1

Disebut “Residu”

Pengaruh Parsial

(8)

Menurut Widarjono, selain analisis regresi, analisis korelasi merupakan dasar dalam membentuk analisis jalur (path analysis)6.

Korelasi adalah teknik mengukur derajat asosiasi antar dua variabel. Kekuatan hubungan antara dua variabel dalam suatu populasi biasanya diukur oleh

koefisien korelasi, yang dinotasikan dengan (p)

,

yang memiliki nilai -1 untuk korelasi negatif sempurna (negative perfect correlation) sampai dengan +1 untuk korelasi positif sempurna (positive perfect correlation). Sedangkan koefisien korelasi 0 adalah tidak ada korelasi.

Model korelasi terdiri dari korelasi sederhana (simple correlation) dan korelasi ganda (multiple correlation). Kedua jenis korelasi tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut ini:

Gambar 4. Model Korelasi Sederhana (Simple Correlation)

Judul:

6 Agus Widarjono, 2010, Analisis Statistika Multivariate Terapan,

Penerbit: UPP STIM YKPN, Yogyakarta, hlm. 261.

X

1

Y

(9)

Pengaruh Budaya Organisasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Guten Morgen

Indonesia

X1 : Budaya Organisasi

X2: Disiplin Kerja

Y : Kinerja Karyawan

Gambar 5. Model Korelasi Berganda (Multiple Correlation)

Kegunaan analisis korelasi ini untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas (independen / eksogen) dengan variabel terikat (dependen / endogen). Analisis korelasi digunakan untuk mengukur kekuatan asosiasi antar variabel.

X

1

X

2

Y

r

YX1

r

X2X1

e1

R

YX2X1

(10)

C. Model Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur adalah bentuk terapan dari analisis multi-regresi. Disini digunakan diagram jalur untuk membantu konseptualisasi masalah atau menguji hipotesis yang kompleks. Meskipun model regresi dan path analysis sama-sama merupakan bentuk analisis regresi, tetapi penggunaan kedua model tersebut berbeda.

Catatan:

a. Untuk keperluan prediksi atau peramalan dan pendugaan nilai variabel endogen (Y) atas dasar nilai-nilai variabel eksogen (X1, X2, .., Xn) pola

hubungan yang tepat adalah pola hubungan yang mengikuti model regresi.

b. Sedangkan untuk tujuan hubungan sebab akibat pola yang tepat adalah model struktural. Secara matematik, analisis jalur mengikuti pola model struktural.

(11)

regresi berganda dan bivariat7. Analisis jalur ingin

menguji persamaan regresi yang melibatkan beberapa variabel exogen dan endogen sekaligus sehingga memungkinkan pengujian terhadap variabel mediating / interverning atau variabel antara. Disamping itu analisis jalur bisa mengukur hubungan langsung dan tidak langsung antar variabel dalam model.

D. Menyusun Model Analisis Jalur (Path Analysis)

Dalam analisis jalur, menurut Sarwono terdapat beberapa konsep dan istilah dasar. Konsep-konsep dan istilah-istilah dasar dalam analisis jalur sebagai berikut:

a. Model jalur

Model jalur ialah suatu diagram yang menghubungkan antara variabel bebas, perantara dan tergantung. Pola hubungan ditunjukkan dengan menggunakan anak panah. Anak panah-anak panah tunggal menunjukkan hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel exogenous atau perantara dengan satu variabel tergantung atau lebih. Anak panah juga menghubungkan kesalahan (variabel residu) dengan

7 Imam Ghozali, 2008, Model Persamaan Struktural, Konsep dan

(12)

semua variabel endogenus masing-masing. Anak panah ganda menunjukkan korelasi antara pasangan variabel-variabel exogenous.

b. Variabel exogenus

Variabel-variabel exogenous dalam suatu model jalur ialah semua variabel yang tidak ada penyebab-penyebab eksplisitnya atau dalam diagram tidak ada anak-anak panah yang menuju ke arahnya, selain pada bagian kesalah pengukuran. Jika antara variabel exogenous dikorelasikan maka korelasi tersebut ditunjukkan dengan anak panah berkepala dua yan menghubungkan variabel tersebut.

c. Variabel endogenus

Ialah variabel yang mempunyai anak panah-anak panah menuju kearah variabel tersebut. Variabel yang termasuk di dalamnya mencakup semua variabel perantara dan tergantung. Variabel perantara endogenus mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya dan dari arah variabel tersebut dalam suatu model diagram jalur. Adapun variabel tergantung hanya mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya.

(13)

Adalah koefisien regresi standar atau disebut “beta” yang menunjukkan pengaruh langsung dari suatu variabel bebas terhadap variabel tergantung dalam suatu model jalur tertentu. Oleh karena itu, jika suau model mempunyai dua atau lebih variabel-variabel penyebab maka koefisien-koefisien jalurnya merupakan koefisien-koefisien regresi parsial yang mengukur besarnya pengurus suatu variabel terhadap variabel lain dalam suatu model jalur tertentu yang mengontrol dua variabel lain sebelumnya dengan menggunakan data yang sudah distandarkan.

e. Variabel-variabel exogenous yang dikorelasikan

Jika semua variabel exogenous dikorelasikan maka sebagai penanda hubungannya ialah anak panah dengan dua kepala yang dihubungkan diantara variabel-variabel dengan koefisien korelasinya.

f. Istilah gangguan

Istilah kesalahan residual yang secara teknis disebut “gangguan” atau “residu” mencerminkan adanya varian yang dapat diterangkan atau pengaruh dari semua variabel yang tidak terukur ditambah dengan kesalahan pengukuran.

(14)

Dalam analisis jalur tidak digunakan istilah variabel bebas atau tergantung. Sebagai gantinya, kita menggunakan istilah variabel exogenous dan endogenus.

h. Model Recursive

Model penyebab yang mempunyai satu arah. Tidak ada arah membalik (feed back loop) dan tidak ada pengaruh sebab akibat (reciprocal). Dalam model ini satu variabel tidak dapat berfungsi sebagai penyebab dan akibat dalam waktu yang bersamaan.

i. Model Non-recursive

Model penyebab dengan disertai arah yang membalik (feed back loop) atau adanya pengaruh sebab akibat (reciprocal).

j. Direct Effect (Pengaruh langsung)

Pengaruh langsung yang dapat dilihat dari koefisien jalur dari satu variabel ke variabel lainnya.

k. Indirect Effect (Pengaruh tidak langsung)

Urutan jalur melalui satu atau lebih variabel perantara.

(15)

Jika ingin menggambarkan penyebab maka kita menggunakan anak panah dengan satu kepala yang menunjukkan satu arah.

Contoh:

m. Anak panah dengan dua kepala

Adapun untuk menggambarkan korelasi, kita menggunakan anak panah yang melengkung dengan dua kepala yang menunjukkan dua arah. contoh:

n. Signifikansi

Untuk melakukan pengujian koefisien-koefisien jalur secara individual (parsial), kita dapat menggunakan Uji t standar atau Uji F dari angka-angka keluaran regresi.

Sekarang kita coba masuk ke contoh penerapan / penyusunan model analisis jalur (path analysis).

1. Model Analisis Jalur Regresi Berganda

Model pertama ini sebenarnya merupakan pengembangan regresi berganda dengan menggunakan dua variabel exogenous, yaitu: X1, X2

(16)

X1 : Kompensasi

X2 : Kepuasan Kerja

Y : Kinerja

Perlu diingat dalam terminologi analisis jalur, variabel Kompensasi (X1) dan Kepuasan Kerja (X2)

adalah variabel exogenous dan variabel Kinerja (Y) adalah variabel endogenus.

Contoh:

Gambar 6.

Analisis Jalur Model Regresi Berganda

2. Model Mediasi

X

1

X

2

Y

p

YX1

r

21

e1

(17)

Model kedua adalah model mediasi atau perantara dimana variabel X2 memodifikasi pengaruh variabel

X1terhadap variabel Y.

X1 : Gaya Kepemimpinan

X2 : Disiplin Kerja

Y : Kinerja Karyawan

Variabel Gaya Kepemimpinan (X1) mempengaruhi

variabel Kinerja Karyawan (Y) melalui variabel Disiplin Kerja (X2).

Contoh:

Gambar 7.

Analisis Jalur Model Mediasi

3. Model Kombinasi Regresi Berganda dan Mediasi

Model ketiga ini merupakan kombinasi antara model pertama (regresi berganda) dan model kedua (mediasi). Variabel X1 berpengaruh terhadap

variabel Y melalui variabel X2.

X

1

X

2

(18)

X1 : Kompensasi

X2 : Motivasi Kerja

Y : Kinerja Karyawan

Kompensasi (X1) secara langsung mempengaruhi

Kinerja Karyawan (Y), demikian pula Kompensasi (X1) akan mempengaruhi Motivasi Kerja (X2) yang

kemudian akan berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan (Y).

X1: Kompensasi

X2: Motivasi Kerja

Y : Kinerja Karyawan

Gambar 8.

Analisis Jalur Model Kombinasi Regresi Berganda dan Mediasi

4. Model Kompleks

X

1

X

2

Y

p

YX1

p

YX2

(19)

Model keempat ini merupakan model yang lebih kompleks, yaitu variabel X1 secara langsung

mempengaruhi Y2 dan melalui variabel X2 secara

tidak langsung mempengaruhi Y2, sementara

variabel Y2 juga dipengaruhi oleh variabel Y1.

X1 : Kompensasi

X2 : Motivasi Kerja

Y1 : Kepuasan Kerja

Y2 : Kinerja Karyawan

Kompensasi (X1) secara langsung mempengaruhi

Kinerja Karyawan (Y2), dan variabel Motivasi Kerja (X2)

secara tidak langsung mempengaruhi Kinerja Karyawan (Y2). Selanjutnya variabel Kinerja Karyawan (Y2)

dipengaruhi oleh variabel Kepuasan Kerja (Y1),

Gambar 9.

Analisis Jalur Model Kompleks

X

1

Y

1

X

2

(20)

Panah Hitam : Pengaruh langsung

Panah Merah : Pengaruh tidak langsung

5. Model Rekursif dan Non Rekursif

Dari sisi pandang arah sebab akibat, ada dua tipe model jalur, yaitu rekursif dan non rekursif. Model rekursif ialah jika semua anak panah menuju satu arah.

Gambar 10.

Analisis Jalur Model Rekursif

X

1

X

2

X

3

X

4

r

21

p

41

p43

p

42

p

32

p

31

p

21

e2

e3

(21)

Model tersebut dijelaskan sebagai berikut:

X1 : Gaya Kepemimpinan

X2 : Motivasi Kerja

X3 : Disiplin Kerja

X4: Kinerja Karyawan

 Anak panah menuju satu arah, yaitu dari X1 ke X2,

X3, dan X4. Selanjutnya dari X2 ke X3 dan dari X3

menuju ke X4.

Tidak ada arah yang terbalik, misalnya dari X4ke X1.

 Hanya terdapat satu variabel exogenus, yaitu X1dan

tiga variabel endogenus, yaitu X2, X3, X4.

Masing-masing variabel endogenus diterangkan oleh variabel X1 dan error (e2, e3, e4).

 Satu variabel endogenus dapat menjadi penyebab variabel endogenus lainnya, tetapi bukan ke variabel exogenous.

Model non recursif terjadi jika arah anak panah tidak searah atau terjadi arah yang terbalik (looping), misalnya dari X4 ke X3atau dari X3 ke X1 dan X2, atau

bersifat sebab akibat (reciprocal cause).

(22)

Setelah membahas beberapa jenis analisis jalur (path analysis), maka kita sekarang akan menjelaskan analisis jalur dengan menggunakan contoh hipotesis analisis jalur. Ada empat variabel yaitu tiga variabel independen (exogenous) yaitu:

X1 : Gaya Kepemimpinan

X2 : Motivasi Kerja

X3 : Disiplin Kerja

Y : Kinerja Karyawan

Kinerja karyawan (Y) dipengaruhi oleh Gaya Kepemimpinan (X1), Motivasi Kerja (X2), dan Disiplin

Kerja (X3).

Gaya Kepemimpinan (X1) dan Disiplin Kerja (X3)

berpengaruh langsung terhadap Kinerja Karyawan (Y). Selain itu, Gaya Kepemimpinan (X1) dan Disiplin Kerja

(X3) juga mempengaruhi secara tidak langsung melalui

Motivasi Kerja (X2). Begitu pula terdapat korelasi antara

Gaya kepemimpinan (X1) dan Disiplin Kerja (X3).

(23)

persamaan regresi tersebut diperoleh dari tanda anak panah garis lurus satu arah.

Regresi pertama, yaitu regresi dari variabel X1 ke

variabel X2,dan dari variabel X3 ke variabel X2.

Regresi pertama:

 Gaya Kepemimpinan (X1) ke Motivasi Kerja (X2)

 Disiplin Kerja(X3) ke Motivasi Kerja (X2)

Regresi kedua, yaitu regresi dari variabel X1 ke Y,

dan dari variabel X2 ke variabel Y, dan dari variabel X3

ke variabel Y. Regresi kedua:

 Gaya Kepemimpinan (X1) ke Kinerja Karyawan (Y)

 Motivasi Kerja (X2) ke Kinerja Karyawan (Y)

 Disiplin Kerja (X3) ke Kinerja Karyawan (Y)

Sedangkan satu koefisien korelasi diperoleh dari koefisien korelasi hubungan antara X1 dan X3 yang

ditujukkan oleh tanda anak panah melengkung dua arah (berwarna merah).

Dari dua persamaan regresi dan korelasi, dapat ditulis dalam bentuk persamaan sebagai berikut:

(24)

X

2

= β

0

+ β

1

X

1i

+ β

2

X

3i

+ ɛ

1

PX1X3

=

rX1X3

Gambar 11.

Model Hipotesis Analisis Jalur

Setelah kita mengetahui analisis jalur keempat variabel tersebut, selanjutnya kita bisa mendapatkan koefisien analisis jalur.

Misalnya: persamaan regresi pertama menghasilkan nilai koefisien analisis jalur dari variabel Gaya Kepemimpinan (X1) ke variabel Motivasi Kerja (X2)

sebesar 0,673, dan dari variabel Disiplin Kerja (X3) ke

variabel Motivasi Kerja (X2) menghasilkan koefisien

analisis jalur 0,081.

Koefisien Jalur (p) :

X

1

X

3

X

2

Y

(25)

Gaya Kepemimpinan (X1) ke Motivasi Kerja (X2) = 0,673

Disiplin Kerja (X3) ke Motivasi Kerja (X2) = 0,081

Dari hasil regresi ini menghasilkan koefisien determinasi R2sebesar 0,36. Dengan demikian koefisien

analisis jalur yang menunjukkan error yang diberi simbol/notasi (ɛ1) dapat dicari sebagai berikut:

ɛ1 =

1

-

R2X3.12 =

1

0,36 =

0,64 = 0,8

Cara praktis mencari akar dari

0,64 adalah:

 Buka Program Microsoft Excel

 Klik Formulas

 Klik Math & Trig

 Klik SQRT – Masukkan 0,64 dikolom – klik Ok = 0,8

Selanjutnya, misalnya persamaan regresi kedua menghitung koefisien jalur dari variabel Gaya Kepemimpinan (X1) ke variabel Kinerja Karyawan (Y)

sebesar 0,443, dari variabel Motivasi Kerja (X2) ke

variabel Kinerja Karyawan (Y) sebesar 0,038 dan dari variabel Disiplin Kerja (X3) ke variabel Kinerja Karyawan

(Y) sebesar 0,462.

(26)

Gaya Kepemimpinan (X1) ke Kinerja Karyawan (Y) =

0,443

Motivasi Kerja (X2) ke Kinerja Karyawan (Y) = 0,038

Disiplin Kerja (X3) ke Kinerja Karyawan (Y) = 0,462

Dari hasil regresi ini menghasilkan koefisien determinasi R2 sebesar 0,40. Koefisien jalur yang

menunjukkan error yaitu (ɛ2) dari hasil regresi ini bisa

dicari sebagai berikut:

ɛ2=

1

-

R2Y.123 =

1

0,51 =

0,49 = 0,7

Cara praktis mencari akar dari

0,49 adalah:

 Buka Program Microsoft Excel

 Klik Formulas

 Klik Math & Trig

 Klik SQRT – Masukkan 0,49 dikolom – klik Ok = 0,7

(27)

Dari analisis jalur gambar 12 tersebut kita bisa membagi hubungan antara variabel independen dan dependen menjadi efek langsung (direct effect), dan efek tidak langsung (indirect effect) dan korelasi (correlation).

Efek langsung ditandai dengan tanda anak panah langsung dari variabel independen (X) ke variabel dependen (Y). Misalnya: efek langsung dari X1 ke Y

(lihat panah warna biru), yaitu sebesar = 0,443.

Sedangkan efek tidak langsung ditandai dengan adanya pengaruh melalui jalur mediasi. Misalnya dari X1

ke Y melalui jalur mediasi X2.

X

1

X

3

X

2

Y

ɛ1 ɛ2

0,443

0,081

0,673

0,462 0,038 0,214

0,8

(28)

Sedangkan hubungan korelasi ditandai dengan anak panah dua arah (lihat panah warna merah). Di dalam gambar 12 tersebut hanya ada satu korelasi yaitu antara Gaya Kepemimpinan (X1) dan Disiplin Kerja (X3), yaitu

sebesar = 0,214.

F. Model Struktural

Persamaan struktural atau disebut juga model struktural atau lebih dikenal dengan Structural Equation Modeling (SEM) yaitu apabila setiap variabel terikat (endogen = Y) secara unik keadaannya ditentukan oleh seperangkat variabel bebas (exogen = X).

Pada gambar 13, menjelaskan pola hubungan kausal antar variabel yang disebut diagram jalur (path diagram). Pada persamaan ini, Y = Fungsi (X1, X2, dan

X3) dan Z = fungsi (X1, X3, dan Y) merupakan

persamaan struktural karena setiap persamaan menjelaskan pola hubungan kausal yaitu variabel X1, X2

dan X3terhadap variabel endogen Y dan Z.

(29)

eksogen X1, X2 dan X3 (lihat gambar 14). Sedangkan sub

struktur dua memiliki variabel endogen Z dan eksogen

X1, X3, dan Y (lihat gambar 15).

Gambar 13.

Diagram Jalur Hubungan kausal X1, X2, X3, ke

Y dan Z

Selanjutnya dapat dilihat Gambar 14, yang merupakan skematik diagram sub strukur satu dengan formulasi persamaan:

Y = Pyx1X1 + Pyx2X2 + Pyx3X3 +

ɛ

1

Gambar 14.

X

1

X

2

X

3

Y

Z

Pzx3

Pzx1

Pyz

Pyx3

Pyx2

Pyx1

r12

r23 r13

(30)

Gambar Sub Struktur Satu

Sedangkan Gambar 15, merupakan skematik diagram sub struktur dua dengan formulasi persamaan:

(31)

Keterangan:

p

merupakan notasi / lambing dari koefisien jalur (path coefficient) untuk setiap variabel eksogen8.

Koefisien jalur menunjukkan pengaruh langsung variabel eksogen terhadap variabel variabel endogen. Sedangkan ɛ1 menunjukkan faktor residual yang

fungsinya menjelaskan pengaruh variabel lain yang telah teridentifikasi oleh teori, tetapi tidak diteliti atau variabel lainnya yang belum teridentifikasi oleh teori, atau muncul sebagai akibat dari kekeliruan pengukuran variabel.

Sebuah diagram jalur, tanda panah yang berujung ganda ( ) menunjukkan hubungan korelasional dan tanda panah satu arah ( ) menunjukkan hubungan kausal atau pengaruh langsung dari variabel eksogen (X) terhadap variabel endogen (Y).

Jadi secara sistematik path analysis mengikuti pola model struktural, sehingga langkah awal untuk mengerjakan atau penerapan model path analysis yaitu

8 Siswono Haryono, Parwoto Wardoyo, 2012, Structural Equation

(32)

dengan merumuskan persamaan struktural dan diagram jalur yang berdasarkan kajian teori tertentu yang telah diuraikan diatas.

Menurut Haryono dan Wardoyo, informasi diberikan apabila tujuan penelitian ingin mendapatkan model untuk kepentingan prediksi, maka yang tepat digunakan adalah model struktural. Model ini mirip dengan path analysis, yang membedakan adalah kalau di dalam path analysis data yang dianalisis adalah data baku (standardize), sedangkan di dalam model struktural menggunakan data mentah (raw data). Dengan demikian hasil analisis model struktural kurang tepat jika disajikan dalam bentuk diagram path dan lebih cocok disajikan dalam sistem persamaan.

Path analysis telah menjadi model analisis para ilmuwan sosial. Bahkan pada tahun 1970-an Karl G. Joreskog dan Dag Sorbom dari Departemen Statistika Universitas Uppsala Swedia, telah mengembangkan model path analysis menjadi model yang sekarang dikenal sebagai LISREL (LI-near S-tructural Rel -ationship) atau sering disebut SEM (Structural Equation Modeling).

(33)

Model analisis satu jalur sebenarnya sama dengan model regresi berganda, hanya pada variabel bebas saling berkorelasi9.

Gambar 16.

Model (Path Analisis) Diagram Satu Jalur

H. Model (Path analysis) Persamaan Dua Jalur

Misalkan peneliti ingin meneliti dua variabel bebas yang terdiri dari Kompensasi (X1) dan Motivasi Kerja

(X2). Dua variabel tergantung yaitu Kepuasan Kerja (X3)

dan Kinerja (X4).

Gambar 17.

Model (Path Analisis) Diagram Dua Jalur

9V. Wiratna Sujarweni, 2008, Belajar Mudah SPSS Untuk Penelitian

Skripsi, Tesis, Disertasi & Umum, Penerbit: Global Media Informasi, Yogyakarta, hlm. 339.

X

1

X

2

Y

p

YX1

p

YX2

r21

(34)

DAFTAR PUSTAKA Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur (Path Analysis), Penerbit: Alfabeta, Bandung.

Sarwono, Jonathan, 2007, Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS, Penerbit: Andy, Yogyakarta.

(35)

Sujarweni, V. Wiratna, 2008, Belajar Mudah SPSS Untuk Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi & Umum, Penerbit: Global Media Informasi, Yogyakarta.

Gambar

Gambar 1. Correlated Path Model
Gambar 2. Mediated Path Model
Gambar 3. Independent Path Model
Gambar 5. Model Korelasi Berganda(Multiple Correlation)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menyatakan bahwa skripsi saya yang berju dul “ PENERAPAN METODE EKSPERIME DENGAN MEDIA KONKRET UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA PADA SISWA KELAS IV SDN 4

Program bantuan pemagangan siswa MA di Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI) tahun anggaran 2011 merupakan kelanjutan dari program bantuan serupa yang telah mulai dilaksanakan pada

[r]

Sedangkan penyebab tidak sustaibalelnya kondisi fiskal pada periode 1998-1999 dapat dilihat bahwa depresiasi nilai tukar rupiah masih jauh lebih besar daripada pertumbuhan

Dari perspektif hukum Indonesia, kita mengetahui bahwa penanggulangan sengketa pertanahan telah diatur dengan baik dalam sistem perundangan indonesia, namun karena

Sesuai hasil penelitian, beberapa komitmen kepala sekolah yang telah dilaksanakan dengan baik di sekolah diantaranya adalah membuat bekerja serius untuk membangun karakter

Faktor-faktor yang dapat memengaruhi ekspor alas kaki Indonesia ke Amerika Latin dianalisis dengan menggunakan gravity model dengan variabel independen berupa variabel nilai

Untuk pembuatan kipas, pada body pesawat menggunakan CV Curve 1 maka pada kipas menggunakan CV Curve 2 caranya adalah pilih pada Command Panel sebelah kanan