• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan sejarah Naskah Drama Rengasde

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pendidikan sejarah Naskah Drama Rengasde"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Pendidikan sejarah

Naskah Drama Rengasdegklok

PERISTIWA RENGASDENGKLOK

16 AGUSTUS 1945

Akhirnya, pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Peristiwa penyerahan tanggal 14 Agustus 1945 itu dirahasiakan oleh Jepang. Hal itu dimaksudkan agar orang-orang di daerah pendudukan termasuk Indonesia tidak mengetahui peristiwa tersebut. Sekalipun dirahasiakan ternyata para pejuang kita terutama para pemuda dengan cepat mengetahuinya. Mereka yang mengetahui berita tersebut adalah para pemuda yang berjuang dan bergerak di bawah tanah. Salah satu tokohnya adalah Sutan Syahrir. Mereka sering mendengarkan berita-berita dari siaran radio luar Negeri. Oleh karena itu, dengan cepat mereka mengetahui berita penyerahan Jepang tersebut. Sutan Syahrir sedang mendengarkan siaran radio BBC London

Pada tanggal 15 Agustus 1945 pukul 21.00 , para pemuda mengdakan rapat di Jakarta yang hadir dalam rapat itu antara lain Chairul saleh, sutan sahrir, sukarni, singgih, suhud dan lain sebagainya.

Sutan Syahrir : (Membuka pembicaraan ) ‘assalamu’alaikum’ Semuanya yg hadir : ‘Waalaikum Salam’

Sutan sahrir : (Membuka rapat itu dengan menyampaikan berita yang ia ketahui tentang Jepang )

Saudara-saudara ku saya mendengar berita yang mengembirakan bagi kita semua yaitu menyerahnya Jepang terhadap sekutu saya mendengar berita tersebut dari radio Lua Negeri itu berarti terjadi klekosongan kekuasaan di Indonesia ( sutan syahrir menjelaskan dengan penuh semangat )

Sukarni : ‘Itu merupakan kabar yang sangat menggembirakan bagi kita semua, tapi yang saya bingungkan maksud tuan tadi berbicara terjadi kekosongan kekuasaan itu apa ?’

(Sukarni dengan penuh keheranan saat menanyakan hal tersebut pada sutan syahrir)

Sutan Syahrir : ‘Maksud saya, Jepang tidak lagi berkuasa terhadap negeri kita karena menyerah kepada sekutu, sedang sekutu belum

(2)

Sukarni : ‘Oh, Ya mengerti maksud tuan, terima kasih atas penjelasannya tuan’ (sat sutan syahrir menjelaskan sukarni hanya mengangguk –ngangguk dan tersenyum) Sutan Sahrir : (membalas dengan senyuman )

Chairul Saleh : ‘Lalu sekarang apa yang harus kita lakukan untuk mengisi kekosongan kekuasaan ini?’

Darwis : “Maka dari itu, mari kita sepakat untuk menolak segala bentuk

‘hadiah’ kemerdekaan dari Jepang karena kita akan menyusun

kemerdekaan sendiri.”

Wikana : “Bung Darwis benar, Kemerdakaan itu adalah hak dan persoalan

rakyat yang harus segera diproklamasikan. Mari kita semua

meminta kepada Ir. Soekarno dan Bung Hatta untuk

memutuskan segala hubungan dengan Jepang.” Subianto : ‘Saya setuju dengan usul mu itu Wikana , Sebaiknya

mulai sekarang kita harus meminta kepada Ir.Soekarno dan Moch Hatta. Lebih cepat lebih baik bukan?’

(dengan anda bicara penuh kecemasan)

Sutan syahrir : ‘Bagaimana kalau kita mengajukan kepada soekarno dan Moh. Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya.’

Chairul Saleh : ‘Saya setuju usul anda tuan, karena waktu itu inilah yang tepat bagi kita semua untuk segera memproklamasikan

kemerdekaan Indonesia.’

Samsi : ‘Tapi bagaimana jika Bung Karno dan Bung Hatta tidak setuju dengan itu semua?’

Mendengar yang dibicarakan Chairul saleh para pemuda ricuh, mereka begitu gembiranya mendengar Indonesia akan memproklamasikan kemerdekaannya Sepertinya mereka tidak sabar untuk membicarakan keinginan rakyat ini bersama Soekarno dan Moch Hatta, Chairul Saleh yang melihat sikap para pemuda tersebut kemudian mencoba untuk menenangkan mereka.

Chaerul Saleh : ‘Tenang, tenang semua tenang, saya mohon duduk kalian di kursi masing-masing’

(3)

sampai disini saja. Kalian semua, bisa pulang ke kediaman

masing dan menunggu Soekarno dan Bung Hatta angkat suara.”

(dengan suara lantang ia menengakan para pemuda) Para pemuda duduk dan dan susasana tenang

kembali’

Subianto : ‘Baiklah kalau begitu, Bung. Sampai jumpa besok pagi. Kami pergi dulu. Terimakasih atas informasinya.” (menjabat tangan Sukarni dan Chairul Shaleh)’

Chairul Saleh : ‘ Kalau kalian sudah setuju, besok kita akan mendatangi rumah Soekarno dan kita bicarakan maksud keinginan kita semua , bagaimana kalau rapat ini kita cukupkan sekian lebih baik kita pulang kerumah masing-masing.’

Samsi :’Kalau begitu saya pulang dulu ya, Assalamuálaikum’

Rapatpun akhirnya selesai, para pemuda kembali pulang dan kembali kerumah masing-masing

Keesokan harinya pada tanggal 15 Agustus 1945 para pemuda mendatangi rumah soekarno dengan maksud memberitahukan Soekarno tentan keinginan para pemuda itu.

Sutan Syahrir : ‘Tok-tok, assalamu’alaikum?’ Fatmawati : (Fatmawati membukan pintu) ‘waalaikumSalam!’

Sutan syahrir : ‘maaf bu, apakah Bung karnonya ada , kami ingin bertemu

Dengannya’

Fatmawati : ’Iya kang mas ada didalam, memang ada apa yah mencari

kang mas’

Chairul Saleh : ’Begini Bu ada hal yang penting yang harus kami bicarakan

dengan nya.’

Fatmawati : ‘Oh kalau begitu ya sudah ayo silahkan masuk, silahkan

Duduk’

Chairul saleh : ‘Terima kasih Bu, maaf bu saya buat ibu repot’ Fatmawati : ‘Sama-sama (sambil tersenyum ) kalau begitu saya

(4)

Fatmawati akhirnya pergi meninggalkan para pemuda di ruang tamu dan kemudian ia menemui Soekarno

Soekarno : ‘Saat fatmawati menghampiri Soekarno di ruang baca.’

(Soekarno pun bertanya kepada ibu fatmawati) siapa Bu yang datang

Fatmawati : ‘Itu para pemuda datang mereka ingin berbicara penting

katanya pak’

Soekarno : (Soekarno kemudian beranjak dari kursi dan pergi untuk

menghampiri para pemuda)

Akhirnya Soekarno datang bersama fatmawati kemudian para pemuda berjabat tangan dengan Soekarno. Dan menceritakan maksud kedatangan mereka. Fatmawati pun pergi meninggalkan Soekarno dan para pemuda.

Fatmawati : ‘Ya sudah kang mas saya kembali ke belakang dulu. Masih

banyak pekerjaan yang belum saya kerjakan. Oh ya tuan-tuan ini mau minum apa, biar saya ambilkan dulu!’

Soekarno : ‘Saya dengar dari istri saya katanya ada yang ingin kalian

bicarakan memang apa yang ingin kalian bicarakan?’

Chairul saleh : ‘Kami ingin membicarakan tentang keinginan kami untuk

secepatnya Indonesia memperoklamsikan kemerdekaannya’

Soekarno : ‘Maksud kalian apa saya tidak mengerti?’

Chairul saleh : ‘Maksud kami adalah menginginkan agar secepatnya Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya’

Soekarno : ’Lalu kenapa kalian ingin memproklamasikan kemerdekaan Indonesia’

(5)

Soekarno : ’Apa kalian tidak memikirkan bahaya apa saja apabila bila kita tetap nekad memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Apa lagi kekuatan militer Jepang yang masih berada di Indonesia mampu menggagalkan rencana untuk memperoklamasikan Indonesia’

Muwardi : ’Yang jelas kami menginginkan kemerdekaan Indonesia secepatnya!’

Soekarno : ’Apa ini tidak terlalu tergesa-gesa ! sedangkan kebenaran berita menyerahkan Jepang kepada sekutu masih di ragukan, lebih baik kita cek dahulu dari sumber yang resmi’

Sutan sahir : ’Jadi usulan kami belum dapat di setujui tapi saya yakin berita tersebut benar adanya’

Soekarno : ’Nanti saja kita bicarakan lagi lebih lanjut dengan anggota PPKI lainnya karena saya sendiri tidak bisa mengambil keputusan sendiri’

Sutan sahir : ’Ya sudah kalau memang keputusan Bung Karno seperti itu apa boleh buat’

Chairul saleh : ’Mungkin pembicaraan ini kita cukupkan sekian saja karena sudah terlalu malam. Sebelumnya kami meminta maaf mungkin kedatangan kami menganggu waktu istirahat Bung’

Soekarno : ’Tidak apa-apa, silahkan!’

(Merekapun berjabat tangan dan berpamitan pulang)

malam harinya para pemuda mengadakan rapat lagi tepatnya jam 20.00 WIB untuk membahas mengenai sikap Soekarno yang kurang mendukung keinginan para pemuda.

Chairul saleh : ’Bagaimana kalau apa yang kita bicarakan ini kita rundingkan kembali dengan Soekarno dan Moch Hatta’

Semua yang hadir : ’Setuju, supaya tidak ada kesalah pahaman’

Akhirnya mereka berangkat ke rumah Soekarno, tak lama kemudian mereka sampai di rumah Soekarno

Chairul saleh : ’Asalamu’alaikum !’

Fatmawati : ’Oh mancari Kang Mas ada didalam, ayo masuk wah kebetulan sekali ya, tokoh-tokoh tua juga sedang berkumpul disini’

(6)

(Sukarni bertanya dengan penuh rasa kaget)

Fatmawari : ’Ya ada, seperti Moch Hatta, Dr Samsi, Buntaran, dan yang lainnya, maaf saya keasyikan ngobrol, mari masuk, silahkan duduk, saya penggilkan dulu Kang Mas’ Sukarni : ’Silahkan Bu!’

Tidak lama kemudian Soekarno datang bersama anggota yang lain nya Chairul saleh : ’Maaf Bung, lagi-lagi kami menganggu waktu anda’ Soekarno : ’Ah tak apa-apa, lalu apa yang ingin kalian bicarakan’ Chairul saleh : ’Begini, Bung sendiri sudah tehukah bahwa kami

menginginkan Indonesia segera memproklamasikan kemerdekaannya’

Soekarno : ’Yah saya tahu, kalian begitu menginginkan Indonesia segera memperoklamasikan kemerdekaan, sama saya juga menginginkan’

Latif : ’Lalu kenapa Bung tidak menyetujui, kalau Bung menginginkan kemerdekaan Indonesia

Soekarno : ’Saya tidak bisa seenaknya menyetujui usul anda, tanpa mengadakan rapat dahulu dengan anggota PPKI’ Sutan sahir : ’Saya berharap Bung tidak akan mengadakan rapat

dengan anggota PPKI, karena yang saya takutkan nanti Jepang malah mengetahui rencana ini Bung, kita tahukan PPKI memang di bentuk oleh Jepang’

Soekarno : ’Yah saya tahu itu bahwa memang PPKI itu dibentuk oleh Jepang, tapi itu merupakan satu-satunya jembatan bagi kita untuk memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia’

Chairul saleh : ’Tetapi kami tidak ingin Jepang ikut campur tangan dalam rencana ini Bung!’

Ahmad Soebarjo : ’Jadi maksudnya kita memutuskan segala ikatan dengan Jepang, begitu bukan’

Sutan sahir : ’Ya tepat sekali tuan’

Soekarno : ’Tetapi saya tidak menyetujuinya, lebih baik kita bicarakan masalah ini dengan anggota PPKI agar nantinya saat memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia kita tidak mengalami banyak masalah’

Sutan sahir : ’Tapi tuan saya rasa itu tidak .... ’

(7)

Semakin ancur perundingan, para pemuda dan Soekarno ber isi tegang keadaan semakin panas. Tiba-tiba Moch Hatta datang

Hatta : ’Assalamu’alaikum!’ Soekarno : ’Waalaikum salam!’

Hatta : ’Ada apa ini para pemuda dan tokoh Bung datang berkumpul di sini’

Soekarno : ’Ah tidak apa-apa saya senang sekjali Bung datang kemari. Kami sedang membicarakan keinginan para pemuda ini’

Hatta :’Memang apa keinginan para pemuda itu, yang saya dengar kalau tidak salah mereka ingin memproklamasikan kemerdekaan Indonesia’

Soekarno : ’Yah benar sekali itu yang mereka inginkan, tepi yang saya tidak setujui karena saya tidak bisa mengambil keputusan ini sendiri’

Hatta : ’Bagaimana kalau kita rundingkan dulu masalah ini tanpa para pemuda, kita renungkan bersama para tokoh tua’

Soekarno : ’Baiklah saya setuju!’

Hatta : ’Tapi bagaimana dengan para pemuda ini?’

Soekarno : ’Biarkan para pemuda itu duduk di serambi belakang’

(Pemuda keluar dari rumah Soekarno dan menunggu tokoh tua yang berunding. Mereka menunggu di serambi belakang)

(Bung Karno dan Bung Hatta serta para tokoh nasionalis tua berunding) Ketika pertemuan para golongan tua di rumah Ir. Soekarno..

Moh. Hatta :”Bagaimana ini? Para pemuda menuntut untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.”

Ir. Soekarno :”Tapi kita tidak boleh gegabah, Bung. Kita butuh waktu untuk mempersiapkan semuanya dengan matang agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.”

Ahmad Soebarjo :”Saya setuju. Menurut saya, yang terpenting sekarang adalah menghadapi Sekutu yang hendak berniat kembali berkuasa di negeri ini. Selain itu, masalah kemerdekaan sebaiknya dibicarakan lagi dalam sidang PPKI 18 Agustus mendatang.”

Moh. Hatta :”Lalu bagaimana dengan pendapat golongan muda? Apa kita abaikan saja?”

(8)

dengan matang. Jika tidak, bagaimana nanti jika semuanya berantakan?”

Ahmad Soebarjo :”Baiklah, Bung. Berarti kita semua sudah sepakat.” Rapat antara golongan tua berakhir.

Hatta : ’Lalu apa yang sekarang kita lakukan sedangkan para pemuda terus mendesak agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.’

Soekarno : ’Tapi kita tidak tahu kebenaran berita tersebut, lagi pula kalau memang Berita tersebut benar tentu saja seharusnya kitalah dahulu yang mengetahuinya.’

Hatta : ’Jadi maksud anda kita tidak akan mengikuti keinginan para pemuda itu?’

Soekarno : ’Benar, karena yang saya takutkan nantinya malah terjadi prtumpahan darah, mengingat kekuatan militer masih siap siaga dan kuat disini.’

Buntaran : ’Ya sudah bagaimana kalau keputusan anda dan bung Hatta ntuk tidak menyetujui keinginan para pemuda ini kita sampaikan kepada para pemuda’

Hatta : ‘Ya sudah ayo kita hampiri mereka!’

(kemudian para tokoh nasionalis tua itu beranjak keluar dan menemui para pemuda yang sejak tadi menunggu di serambi belakang.)

Suhud : ’Bagaimana keputusan anda bung.?’

Soekarno :’Saya tetap pada pendirian saya, bahwa kami (sambil menunjuk Bung Hatta) tetap tidak ingin memproklamasikan kemerdekaan Indonesia sekarang ini, jika memang kalian tetap pada pendirian kalian maka saya persilahkan anda untuk mencari tokoh yang lain.’

Sutan Syahrir :’Baiklah kalau pendirian anda seperti itu kami tidak bisa melakukan apa-apa ,tapi yang jelas kami akan berusaha memproklamasikan kemedekaan Indonesia secepatnya!’

Wikana : ’Kita harus memproklamirkan kemerdekaan sekarang, Bung!’

Soekarno : ’Tidak bisa seperti itu. Jepang sudah mengambil keputusan untuk memerdekakan Indonesia dan esok pagi tanggal 16 Agustus PPKI akan bersidang membicarakan kemerdekaan.’

(9)

Ir. Soekarno :”Anda fkir, memproklamirkan kemerdekaan semudah membalikkan telapak tangan anda sendiri? Tidak! Semua ini membutuhkan proses, Bung! Kita tidak bisa seenaknya saja bertindak tanpa dibicarakan kepada seluruh anggota PPKI.”

Wikana :”Tuh kan, apa ku bilang Wis.”

Darwis :”Diam kau. Apa kau tidak ingin kita merdeka secepatnya? Apa kau lupa dengan apa yang telah kita bicarakan pada rapat?”

Wikana :”Betul juga apa kata kau.”

Wikana :” Tapi ini saat yang tepat, Bung. Jepang sudah kalah oleh Sekutu dan tak ada kuasa lagi di negeri ini. Mengapa harus menunggu? Rakyat sudah banyak menderita akibat penjajahan yang sangat menyayatkan raga dan jiwa kami ini.”

Moh, Hatta :” Jepang adalah masa yang silam. Belum lagi kita harus menghadapi Belanda yang hendak kembali berkuasa di negeri ini. Jika Saudara tidak setuju dengan apa yang saya katakan, dan mengira diri Saudara telah sanggup menopang kekuatan sendiri, Mengapa datang pada Soekarno dan memintanya untuk memproklamirkan kemerdekaan?”

Darwis :”Apakah kita harus menunggu janji Jepang untuk memerdekakan bangsa ini? Kita bisa, Bung . Kita harus bangkit dan memproklamirkan kemerdekaan sendiri. Mengapa harus menunggu janji manis itu? Jepang sendiri bahkan telah kalah dalam “Perang Suci” nya!”

Ir, Soekarno :”Kekuatan segelintir ini takkan mampu mengalahkan armada perang milik Jepang! Coba kau perlihatkan padaku, mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu? Apa tindakanmu untuk menyelamatkan wanita dan anak-anak jika ternyata terjadi pertumpahan darah? Bagaimana cara kita nanti untuk mempertahankan kemerdekaan? Coba bayangkan, bagaimana kita akan tegak di atas kekuatan sendiri.”

Chairul Saleh : ’Jika Bung Karno tidak mengumumkan malam ini juga, akan berakibat terjadinya pertumpahan darah dan pembunuhan secara besar-besaran besok.’

(10)

Moh. Hatta : ’Jepang adalah masa silam. Belum lagi kita harus menghadapi Belanda yang hendak kembali berkuasa di negeri ini. Jika Saudara tidak setuju dengan apa yang saya katakan, dan mengira diri Saudara telah sanggup menopang kekuatan sendiri, mengapa datang pada Soekarno dan memintanya untuk memproklamirkan kemerdekaan?’

Wikana : ’Tapi semakin cepat kita memproklamasikan kemerdekaan akan semakin cepat pula kita mengakhiri penderitaan rakyat yang sudah ditanggung selama ini. Inilah yang sudah ditunggu-tunggu bangsa kita, Bung.’

Pukul 24.00 menjelang tanggal 16 Agustus 1945 para pemuda mengadakan rapat di Cikini.

Chaerul Saleh :’Sekarang apa yang harus kita lakukan Soekarno dan Moh. Hatta tetap bersikeras tidak menyetujuinya usul kita apalagi mereka berdua tetap tidak percaya dengan berita itu.’

Sutan syahrir :’Begini saja saya mengusulkan agar Bung Karno dan Moh. Hatta kita aasingkan saja keluar Jakarta untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang, apakalian setuju usul saya!’

Rapat antara golongan muda berlangsung..

Chaerul Saleh :”Bagaimana pendapat para golongan tua, Bung?”

Wikana :”Mereka masih kekeuh untuk tidak terburu-buru dalam memproklamirkan kemerdekaan ini.”

Sukarni :”Lantas kapan waktu yang tepat? Justru inilah kesempatan emas kita!”

Darwis :”Mereka bersikukuh untuk mengadakan rapat terlebih dahulu dengan para anggota PPKI.”

Wikana :”Dan Bung Hatta mengatakan kepada saya bahwa Jika saya tidak setuju dengan apa yang mereka katakan, dan mengira diri saya telah sanggup menopang kekuatan sendiri, Mengapa datang pada Soekarno dan memintanya untuk memproklamirkan kemerdekaan?”

Sutan Syahrir :”Apa kita harus memproklamirkan kemerdekaan kita tanpa mereka?”

(11)

Chaerul Saleh :”Saya setuju dengan apa yang Bung Karni katakan. Dengan pendapat kita yang bertolak belakang dengan pendapat mereka, bagaimana jika kita mengadakan pertemuan yang tertutup dengan mereka?”

Sutan Syahrir :”Semacam penculikan, gitu?” Chaerul Saleh :”Tepat sekali.”

Sukarni, Yusup Kamto, Muwardi berkata : ’ Setuju ’

Sutan syahrir : ’Tapi yang saya bingungkan kita akan membawa kedua tokoh Nasionalis itu kemana ya?’

Sukarni : ‘Kemana saja yang peting Bung Hatta dan Bung Karno aman!’

Muwardi : ’Kita serahkan saja tugas ini kepada Singgih dan Latif Hendraningrat karena mereka berdua adalah anggota peta’

Wilopo :’Ide yang bagus’

Buntaran :’ Saya setuju mungkin bisa diserahkan kepada anggota PETA’

Subianto :’ Bagaimana latif?’

Sudiano :’ Apakah anda keberatan atau tidak?’ Latif : ’Baiklah akan saya pikirkan dahulu’ (sekitar 15 menit mereka berpikir)

Latif : ’Bagaimana kalau kita bawa mereka dua ke rengas dengklok dekat Karawang, karena disana dekat dengan tempat salah satu pemusatan tentara peta yang keamanannya terjamin’

Singgih : ’Benar, Saya setuju’

Suhud : ’Bagus, kami setuju dengan rencana tersebut’

Pukul 04.00 wib Bung Karno dan Bung Hatta diculik oleh golongan pemuda

Singgih : ’Toktoktok …. Assalamualaikum?’

Fatmawati : ‘Walaiku’salam (Fatmawati membuka pintu)

Ada apa ya malam-malam begitu bertamu kemari?’ Latif : ‘Maaf Bu, kami tidak bermaksud mengganggu

waktu istirahat ibu, tapi ada hal penting yang harus kami bicarakan dengan Bung Karno, sekali lagi kami minta maaf!

(12)

Latif : ‘Terima kasih bu’

Fatmawati : ‘Sama-sama, kalau begitu tunggu sebentar ya saya panggilkan dulu Bung Karno nya. Oh ya hampir lupa kebetulan Bung Hatta juga menginap di sini katanya mereka ingin membahas keinginan para pemuda, apa Bung Hatta juga perlu saya panggilkan?’

Latif : ‘Ya, Bu silahkan’

Fatmawati meninggalkan mereka berdua, ia menemui suaminya dan Bung Hatta untuk memberitahukan kedatangan para pemuda. Tak lama kemudian Bung Karno datang ia di temani oleh Moch Hatta dan Fatmawati

Singgih dan Latif : ’ Asalamu’alaikum’

(Mereka berdiri saat Soekarno dan Moch Hatta datang)

Soekarno : ’Waalaikum salam ayo silahkan duduk’ Singgih : ’Terima kasih’

Soekarno : ’Sama-sama. Bu kok tamunya tidak di tawarin minum dulu’

Fatmawati : ’Maaf Kang Mas Ibu lupa. Oh ya tuan-tuan ini mau minum apa?’

Latif : ’Ah ngerepotin Bu, enggak usah saja Bu, terima kasih’

Fatmawati : ’Biasa saja, jadi tuan ini mau minum apa?’ Singgih : ’Apa saja Bu yang penting halal’

Fatmawati : ’Ya sudah saya kebelakang dulu’ (Fatmawati pergi ke dapur untuk membuat air minum)

Soekarno : ’Katanya kalian ingin membicarakan hal yang penting dengan saya, memang hal yang penting hal apa. Apa berkaitan dengan yang tadi siang’

Singgih : ’Sebelumnya kamu meminta maaf lagi-lagi kami mengganggu waktu istirahat Bung, memang kedatangan kamu kemari memang berkaitan dengan kejadian tadi siang’

Soekarno : ’Begini Bung, kami sebenarnya di utus kemari karena mendapat tugas untuk membawa Bung Karno dan Bung Hatta keluar kota’

Hatta : ’Kemana?’ Latif :’Kekerawang!’

(13)

Hatta : ’Tapi kami tidak mau! Apa apaan kalian ini!’

Latif : ’Sekarang tuan bukan waktunya untuk berdebat cepat ikut kami’

Bung Karno : ’Apakah ini semua penting?’

Latif : ’Sangat penting Tuan, Cepatlah ikut kami!’

Bung Karno : ’Baiklah kami akan ikut tapi saya berpamitan dulu dengan Fatmawati’

(Soekarno pergi dan menemui Fatmawati di dapur)

Soekarno : ‘Bu, Kang Mas pamit dulu, Kang Mas akan pergi dengan para pemuda itu’

Fatmawati : ’Kemana?’ Soekarno : ’Ke Karawang!’

Fatmawati : ’Bolehkah saya ikut. Saya merasa akhir-akhir ini perasaan saya tidak enak tentang Kang Mas!’

Soekarno : ’Baiklah ayo cepat!

(Akhirnya Soekarno dan Fatmawatipun kembali)

Singgih : ’Maaf Bung, apakah sudah selesai bicaranya kalau begitu bagaimana kalau sekarang kita berangkat agar lebih cepat’

Bung Karno : ’Ya sudah kita berangkat’

Akhirnya mereka meninggalkan rumah Soekarno dan langsung menuju Renggas dengklok di Karawang disana para pemuda sudah berkumpul menunggu kedatangan Soekarno dan Moch Hatta. Setelah lama di perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah rumah. Di sana Soekarno dan Moch. Hatta terus di desak oleh pemuda. Namun ternyata sungguh besar wibawa mereka berdua hingga para pemuda menjadi naik pitam.

Latif : ’Bung Karno, tunggu apa lagi waktu inilah yang tepat bagi kita semua memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia’

Singgih : ’Iya, sebaiknya Bung setuju usul kami ini Soekarno dan Muhammad Hatta, Terdiam ketika para pemuda terus mendesak Soekarno dan Moh Hatta agar menyetujui keinginan para pemuda. Namun Soekarno tetap saja bersikeras dengan pendirinnya’

Soekarno : ’Maaf tapi saya tidak bisa’

(14)

Singgih : (Sambil menodongkan pistol kepada Soekarno)

’Proklamasikan Kemerdekaan Indonesia secepatnya kalau tidak kubunuh kau, apa kau mau seperti ini door door door’

(Peluru pistol keluar dari pistol)

Fatmawati yang melihat kejadian ini kemudian ia menghampiri dan merangkul Soekarno dan bertanya kepada para pemuda

Fatmawati : ’Apa-apaan kalian ini!!’

(Ia bertanya dengan penuh emosi yang meluap-luap)

sutan sahrir : ’Tidak bu, kami cuma ingin memproklamasikan Indonesia secepatnya. Namun Bung Karno menolak’

Fatmawati : ‘Ya saya tahu itu. Tapi jalannya tidak seperti ini. Lagi pula kalau Kang Mas menolak untuk memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia saat ini. Pasti ia mempunyai alasan tersendiri’

Sukarni : ‘Lalu dengan jalan bagaimana padahal keputusan ada di tangan kedua pemimpin tersebut’

Fatmawati : ‘Ya sudah bagaimana kalau masalah kalian ini kita bicarakan lagi dengan kepala yang dingin tidak dengan emosi’

Akhirnya Fatmawatipun berhasil meyakinkan para pemuda agar kembali berunding dengan Soekarno dan Moh Hatta.

Hilangnya Soekarno dan Moh. Hatta secara misterius pagi itu, menimbulkan kepanikan di kalangan para pemimpin di Jakarta. Peristiwa ini baru diketahui oleh Mr. Ahmad Soebardjo pukul 08.00 pagi.

Ahmad Soebarjo :’Apakah Saudara tahu keberadaan Soekarno dan Bung Hatta?’

Wikana :’Maaf. Saya tidak tahu, Bung.’

Ahmad Soebarjo :’Katakanlah kepadaku dimana mereka sekarang. Dan aku akan menjamin keselamatan mereka ketika kembali ke Jakarta. Dan aku akan menjamin kemerdekaan untuk kalian esok harinya.’

Yusuf Kunto :’Apa anda berjanji dengan ucapan anda?’

(15)

1945. Jika proklamasi tidak dikumandangkan hingga pukul 12 siang, nyawa saya akan menjadi jaminan.’

Wikana :’Bagaimana?’

Yusuf Kunto :’Janjinya sangat meyakinkan.’ Wikana :’Bawalah ia sekarang juga.’

Kemudian mereka berangkat ke Renggas dengklok tepatnya sampai di Renggas dengkok dan bertemu dengan Soekarno dan Moch Hatta. Setelah sampai mereka langsung berangkat legi menuju. Hotel Den Hendels tepatnya di Jakarta. Akhirnya mereka sampai di Hotel Hendels. Kemudian Sayuti melik menghampiri pelayan restoran

Pelayan Hotel :’Ada yang bisa saya bantu Tuan?’

Sayuti melik : ‘Maaf tuan apakah ada kamar Hotel yang masih kosong untuk kami!’

Pelayan Hotel : ‘Maaf tuan semua kamar hotel di sini sudah penuh!’ Sayuti melik : ’Jika begitu, terima kasih tuan’

Pelayan Hotel :’Mungkin jika tuan mau bersabar menunggu besok ada kamar yang kosong tuan mau?’

Sayuti melik :’Tidak usah, mungin saya akan menginap dirumah teman saya’

Pelayan Hotel :’Baiklah jika itu yang tuan mau’ Sayuti melik :’Saya pergi dulu’

Pelayan Hotel :’Silahkan tuan’

Kemudian Sayuti melik kembali menemui Ahmad subarjo dan yang lainnya.

Sayuti melik : ’Kamarnya penuh, bagaimana ini’

Ahmad subarjo : ’Bagaimana kalau kita kerumah Laksamana maeda, ia adalah teman karib saya dia juga orang yang mendukung mekerdekaan Indonesia’

Sayuti melik : ’Kalau tidak salah juga dia merupakan salah satu perwira tinggi angkatan darat, jadi pasti keamanannya terjamin’

Suhud : ’Saya setuju, karena seperti yang dikatakan sayuti melik keamanannya terjamin’

Soekarno : ’Ya sudah kalau begitu kita berangkat ke rumah laksamana maeda’

Mereka berangkat ke rumah Laksamana maeda tidak lama kemudian mereka sampai di rumah laksamana maeda

(16)

Orang Jepang : ’Baiklah silahkan masuk tuan ada di dalam’ Hatta : ’Terima kasih’

(Sesaat kemudian Soekarno dan Moch Hatta bertemu dengan laksamana maeda)

soekarno : ’Selamat malam tuan?’

laksamana maeda : (membalas sapaan dengan senyuman) ’Ada apa, kenapa tuan-tuan ini mendatangi kediaman saya. Apakah ada masalah yang serius’

Soekarno : ’Maaf mungkin kedatangan kami menganggu waktu istirahat tuan’

Ahmad soebarjo : ’Kami bermaksud untu menanyakan apakah benar berita menyerahnya Jepang terhadap sekutu itu?’

Laksamana maeda : ’Dari mana tuan mendengar berita tersebut

Soekarno : ’Kami mendengar berita tersebut dari salah satu pemuda. Katanya dia mendengar berita tersebut dari radio luar negeri’

Laksamana maeda : ’Memang benar berita tersebut tapi kami masih me-rahasiahkannya agar tidak timbul kekacauan karena kami masih bertanggung jawab terhadap keamanan Indonesia’ Moch Hatta : ’Sekarang tuan yang kami bingubngkan para pemuda

terus mendesak agar memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia secepatnya’

Laksamana maeda : ’Wah itu merupakan gagasan yang bagus mengingat inilah waktu yang tepat untuk memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia’

Moch Hatta : ’Berarti tuan menyetujuinya’

Laksaman maeda : (Membalas dengan senyuman) Iya saya menyetujuinya’

Ahmad soebrjo : ’Begini, kalau maeda mengizinka bolehkah kami menginap di rumah anda?’

Laksamana maeda : ’Boleh memangnya untuk apa?’

Hatta : ’Kami telah sepakat apabila berita itu kami akan secepatnya memproklamasikan kemerdekaan Indonesia rencananya kami akan memperoklamasikan kemerdekaan Indonesia besok pagi jadi apakah tuan keberatan’

Laksamana maeda : ’Tidak tidak sama sekali lalu persiapan apa yang akan kita siapkan!’

(17)

Laksamana maeda : ’Ya sudah ayo sekarang kita buat bersama naskahnya di ruang makan. Kita tidak boleh membuang waktu percuma kan!’

Kemudian pukul 21.30 WIB Soekarno-Hatta berangkat ke rumah Mayor Jenderal Nishimura disertai Maeda.

Soekarno : "Kami ingin meneruskan rapat pagi tadi yang sempat tidak terlaksana mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia."

Nishimura : "Sekarang sudah lain keadaannya. Mulai pukul satu siang tadi kami tidak boleh lagi mengubah status quo. Dari mulai tengah hari tadi tentara Jepang di Jawa tidak mempunyai kebebasan bergerak lagi. Mereka semata-mata alat Sekutu dan harus menurut perintah Sekutu." Soekarno : "Pemerintah Tokyo sudah mengakui

kemerdekaan Indonesia melalui perantaraan Jenderal Terauchi dan pelaksanaannya diserahkan kepada PPKI yang pada pukul 24.00 nanti akan memulai rapat di rumah Laksamana Maeda."

Nishimura : "Apabila rapat itu berlangsung tadi pagi akan dibantu. Tetapi setelah tengah hari kami harus tunduk kepada pemerintah Sekutu dan tiap-tiap perubahan status quo tidak diperbolehkan. Jadi sekarang rapat PPKI terpaksa kami larang."

Perundingan dengan Nishimura menemui jalan buntu, akhirnya Soekarno-Hatta kembali kerumah Maeda.

Perumusan teks proklamasi dilakukan di ruang makan Maeda. Sukarni, Sayuti Melik menyaksikan Soekarno, Moh Hatta, dan Mr. Ahmad Soebardjo membahas perumusan naskah proklamasi.

Setelah menyusun ketiga tokoh itu menuju serambi depan untuk menemui para hadirin yang ada. Saat itu waktu sudah menunjukan pukul 04.00 pagi. Lalu ia membacakan hasil rumusan teks proklamasi yang saat itu masih berupa konsep.

Soekarno : ’Rasanya terlalu banyak orang kalau kita mengerjakan naskah ini bila bersama bagaimana kalau anda, Bung Hatta, ahmad subarjo serta saya mengerjakan naskah ini bersama’

Suhud : ’Benar, sebaliknya memang merekalah yang harus menuju ruang makan’

(18)

Laksamana maeda : ’Biarkan mereka disini menunggu kita, ayo Soekarno. Moch Hatta, Ahmad subarjo dan laksamana maeda bersama beberapa pemuda pergi ke ruang makan untuk menyusun naskah proklamasi’

Soekarno : ’Biarkan saya yang mencatat’ Ahmad subarjo : ’Baiklah, Jika itu mau mu Bung’

Soekarno : ’Bagaimana denan kalimat pertama?’

Hatta : ’Bagaimana untuk pembukaannya kata ”proklamasi” sepertinya kata itu cocok untuk naskah ini’

Soekarno :’Tentu bagus (Kemudian ia menulisnya dalam secarik kertas) lalu untuk isinya apa?

Ahmad subarjo : ’Tunggu sebentar biarkan saya berpikir dulu’ (sekitar 5 menit ahmad subarjo berpikir)

Yah saya tahu bagaimana kalau begini “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia’’

Hatta : ’Itu bagus, karena kan naskah ini menyatakan kemerdekaan bangsa kita (kemudian ia menulisnya dalam secarik kertas)

Soekarno : ’Itukan bagian dari pembukaan lalu sekarang bagaimana dengan isinya?’

Hatta : ’Saya sudah berpikir bagaimana jika begini “Hal-hal yang mengenai pemindahan dan kekuasaan dll, di selenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya’’

Soekarno : ’Ya bagus semua sudah selesai, jadinya seperti ini’ Ahmad soebarjo : ’Bagaimana kalau sekarang kita menghampiri para

pemuda apakah mereka menyetujuinya isi naskah ini?’ Soekarno : ‘Ya sudah ayo kita menghampiri para pemuda’

(Tidak lama kemudian mereka sampai di serambi belakang di tempat para pemuda menunggu)

sutan sahrir :’Bagaimana naskahnya sudah selesai Bung’ soekarno : ’Sudah akan saya bacakan’

PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan dan kekuasaan dll.

(19)

Djakarta, 17 – 8- 05 Wakil Bangsa Indonesia

Soekarno : ’Mungkin ada yang ingin menambahkan’

Sukarni : ’Ada, kata-kata ada sedikit yang janggal jadi perlu di beri perubahan sedikit’

Ahmad Soebarjo :”Apa yang harus diubah?”

Buntaran :”Dalam konsep yang telah saudara sampaikan, terdapat beberapa keganjilan. Menurut saya, kata tempoh bisa kita ganti dengan tempo.”

Ir. Soekarno :”Baik, saya terima. Lalu?”

Wilopo :”Begitu pula dalam tulisan Djakarta, 17-08-05 sepertinya akan menjadi lebih jelas jika diubah menjadi Djakarta, 17 boelan 8 tahun ’05.”

Moh. Hatta :”Ide yang bagus. Ada lagi?”

Muwardi :”Satu lagi. Kalimat “wakil-wakil bangsa Indonesia” baiknya diganti menjadi “Atas nama bangsa Indonesia.”

Soekarno : ’Baiklah kita akan memperbaikinya sekali lagi!’ Sukarni : ’Itu lebih baik!’

Akhirnya mereka merundingkan kembali naskah tersebut bersama para pemuda. Kemudian mereka melakukan sedikit perubahan pada naskah proklamasi itu. Setelah selesai melakukan sedikit perubahan kemudian Soekarno menyuruh sayuti melik mengetik naskah proklamasi

Soekarno : ’Maaf, apakah sayuti melik bisa mengetik naskah ini dengan perubahan-perubahannya?’

Sayuti melik : ’Dengan senang hati saya bisa, Bung’

Soekarno : ’Ya sudah tolong ketik naskah ini dengan cepat’ Sayuti melik : ’Baiklah’

Sayuti melikpun mengetik naskah proklamasi, kemudian setelah selesai. Naskah itu di berikan pada Soekarno

Sayuti melik : ’Ini Bung naskahnya sudah selesai sekarang tinggal siapa yang akan menandatanganinya naskah ini’

Soekarni : ’Terima kasih, bagaimana kalau naskah ini yang menandatangi adalah kita semua yang hadir disini’

(20)

Chairul saleh : ’Saya tidak setuju lebih baik anda dan Bung Hatta yang menandatangi naskah tersebut atas nama bangsa Indonesia’

Subianto :”Saya tidak setuju. Menurut saya, kami dari golongan pemudalah yang mewakili rakyat sehingga berhak menandatangani naskah ini, sedangkan PPKI hanya wakil pihak Jepang. Saya tidak setuju!”

Sudiano : ‘Saya lebih setuju Bung Hatta dan Bung Karno yang menandatanganginnya’

Semua yang hadir : ’Setuju, itu lebih baik!’

Soekarno : ’Sekarang naskah sudah selesai’

Wilopo : “Sekarang yang harus kita pikirkan, di mana naskah ini akan dibacakan?”

Sukarni : ’Kami sudah menyiapkan tempat kita akan membacakan teks proklamasi ini’

Hatta :’ Dimana?’

Sukarni : ’Dilapangan Ikada’ Soekarno : ’ Saya menolak’

Sukarni : ’Kenapa anda menolak?’

Soekarno : ’Karena kalau kita membacakan naskah proklamasi ini di lapangan Ikada pasti akan timbul bentrokan dengan tentara Jepang’

Subianto : ’Bagaimana jika tuan sutan syahrir pergi kesana untuk mengetahui aman atau tidak?’

Sudiano : ’Saya setuju dengan usul tuan subianto’ Sutan Sahir : ’Baiklah’

Sutan Syahrir tiba di lapangan Ikada. Tentara Jepang 1:”Bagaimana? Amankah?”

Tentara Jepang 2:”Untuk saat ini bisa kita katakan aman, para masyarakat Indonesia belum datang kemari.”

Sutan Syahrir kembali ke rumah Ir. Soekarno. Sutan Syahrir :”Bung, gawat sekali!”

Ir. Soekarno :”Ada apa?”

Sutan Syahrir :”Para tentara Jepang sudah siaga di lapangan Ikada. Saya khawatir akan terjadinya pertumpahan darah jika kita masih nekat melaksanakan proklamasi disana.”

Ahmad Soebardjo : ’Mungkin lebih aman Proklamasi diganti lokasi Bung maksud saya lebih baik kita laksanakan di rumah Bung Karno saja, Bagaimana?’

(21)

Para Pemuda : ’ Setuju!!!’

Darwis dan Wikana : ’Bagaimana Tuan Chaerul?’ Chaerul shaleh : ’Ide yang bagus saya setuju!’

Ir. Soekarno :”Baik, hubungi semuanya. Beritahu semuanya bahwa lokasi proklamasi berpindah ke depan rumah saya.”

Sutan Syahrir :”Baik!”

Buntaran :”Para tentara Jepang sudah siaga di lapangan Ikada. Saya khawatir akan terjadinya pertumpahan darah jika kita masih nekat melaksanakan proklamasi disana.”

Sukarni : ’Iya juga ya ! Kenapa saya tidak berpikir sampai kesana?’

Sutan Syahrir :”Bung, gawat sekali!” Ir. Soekarno :”Ada apa?”

Sutan Syahrir :”Para tentara Jepang sudah siaga di lapangan Ikada. Saya khawatir akan terjadinya pertumpahan darah jika kita masih nekat melaksanakan proklamasi disana.”

Ir. Soekarno :”Baik, hubungi semuanya. Beritahu semuanya bahwa lokasi proklamasi berpindah ke depan rumah saya.”

Sutan Syahrir :”Baik!”

Soekarno : ’Bagaimana kalau kita membacakan teks proklamasi ini di rumah saya’

Hatta : ’Saya setuju, mungkin dengan itu tentara Jepang tidak akan mengacaukan proklamasi kemerdekaan Indonesia’

Semua yang hadir : ’setuju’

Laksamana maeda : ’Ya sudah naskah sudah selesai disusun bagaimana kalau kalian pulang ke rumah masing-masing dan istirahat saja lihat kalian begitu lelah. Pagi harinya kita berkumpul di rumah Soekarno’

Soekarno : ’Yah kami semua sudah lelah, sebaiknya kami semua pulang saja, sebelumnya kami ingin mengucapkan terima kasih atas izin tuan’

Laksamana maeda : ’Tidak apa-apa,Tuan’

Ahmad Soebardjo : ’Ya sudah tuan kami pamit dulu’

Akhirnya dini harinya tanggal 17 semua pulang ke rumah masing-masing, tetapi para pemuda tidak pulang ke rumahnya, tetapi mereka menghimpun rekan-rekannya untuk menyebar luaskan berita itu kesegenap masyarakat Jakarta.

(22)

Pagi harinya pemuda-pemuda dan penduduk sekitar berkumpul di Jakarta yaitu di rumah Ir. Soekarno.

Muwardi : “Bung karno para pemuda telah berkumpul mereka sudah tidak lagi untuk mendengarkan anda membacakan naskah proklamasi

Soekarno : “Tunggulah sebentar Bung Hatta belum datang saya akan menunggu Bung Hatta dulu

Muwardi : “Ya sudah silahkan, tapi jangan terlalu lama. Kami sudah tidak sabar untuk menunggu sebentar lagi kan sudah pukul 10.00

Soekarno : “Baiklah

Suhud,Muwardi,Buntaran,Subianto,Wilopo dan Sudiano (Tiba-tiba datang) Buntaran :“Maaf Bung Karno apakah kita akan melakukan

pengibaran bendera merah putih’’

soekarno : ’Sangat wajib, simbol kalau kita telah merdeka’ Sudiano : ’Lantas bagaimana dengan benderannya Bung?’ Soekarno : Ya sudah biar saya yang mengurus benderanya,

saya akan menyuruh Fatmawati menjahitkannya sekarang juga

Suhud : Ya sudah Bung biar saya yang mencari tiang bambunya, saya permisi dulu

Wilopo : ’Oh iya Bung apakah proklamasi sudah bisa dibacakan?’

Soekarno : ’Sudah kalian tenang saja’

Subianto : ’Berarti kita sudah bisa dibilang merdeka bung?’ Soekarno : ’Ya bisa dibilang begitu’

Wilopo dan Subianto : ’Kalau begitu saya pamit Bung’

Soekarno : Ya silahkan, Muwardi tolong panggilkan Fatmawati kemari”

Muwardi : “Baik Bung Karno” Sesaat kemudian Fatmawati datang

Fatmawati : “Iya pak, Alhamdulillah. Oh iya pak, apakah kalian sudah merencanakan bagaimana proklamasi besok akan berlangsung?”

Soekarno : “Sudah, kita akan melaksanakan upacara bendera, yang nanti akan di iringi lagu Indonesia Raya karya Bung Supratman.”

Fatmawati : “Bukankah kita belum punya bendera? Lantas bagaimana?”

(23)

Fatmawati : “Tapi Ibu tidak punya kain, Pak. Kain yang ada hanya kain merah dan putih. Apa tidak apa-apa?”

Soekarno : “Tentu saja. Buatlah bendera yang sederhana. Yang penting kita sudah berusaha untuk menyediakannya.”

Fatmawati : “Baiklah, Pak.”

Kemudian Fatmawati menjahit bendera tersebut dengan tangannya dan, Tidak lama kemudian

Moch Hatta datang tepat pukul 19.45

Hatta : Maaf terlalu lama menunggu saya

Soekarno : Ah tidak apa-apa, kebetulan persiapannya juga beleum selesai

Hatta : Memang persiapan apa

Soekarno : Persiapan untuk pengibaran bendera sedang menjahit benderanya sebentar lagi juga sudah beres

Akhirnya segala persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia selesai benera sudah dijahit, begitu pula dengan tiang bambu suhud sudah mencarinya. Kemudian latif menjemput kedua tokoh nasionalis itu di kamar Soekarno

Latif : Maaf Bung bisakah proklamasi ini segera di mulai Soekarno : “Bisa, ayo silahkan kita menuju halaman depan

(Saat Soekarno dan Moch Hatta keluar dari rumahnya dan naik ke panggung mereka di sambut dengan antusiasme yang penuh oleh para penduduk yang sudah berkumpul)

tak lama kemudain Soekarno membacakan pidatonya

Assalamu’alaikum Wr. Wb

(24)

bertahun-tahun yang lalu sampai beratus-ratus bertahun-tahun yang lalu kita memperjuangkan kemerdekaan kita agar bebas dari penjajahan.

Hari ini kita mengibarkan kemerdekaan kita dengan harapan dapat menjadi tombak agar kehidupan kitaa bisa berubah menjadi lebih baik labih layak dari sebelumnya.

Terima kasih kepada para pejuang yang kokoh dan teguh memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita dengan segenap jiwa dan raganya dari mulai penjajahan Bangsa Portugis, Inggris, Jepang dan Belanda. Kita selama ini seolah seperti orang yang selalu tunduk di hadapan penjajah. Kita seolah mengabdi kepada mereka. Namun di dalam hati kita, kita tetap menjungjung tinggi keinginan dan impian kita untuk kemerdekaan bangsa kita.

Kini semua harapan kita itu bukanlah sebuah angan-angan belaka, melainkan sebuah perjuangan yang hasilnya dapat kita saksikan saat ini, prolkamasi kemerdekaan Bangsa Indonesia, dengan di tandai pembacaan Naskah proklamasi.

PROKLAMASI

Kami bangsa Indonesia dengan ini kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan dan kekuasaan dll.

Di laksanakan dengan djara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Djakarta,hari, 17 Boelan 8 tahoen 1945 Atas nama bangsa Indonesia

Soekarno Hatta

Demikianlah naskah Proklamasi ini sebagai tanda bahwa bangsa kita bangsa indonesia yang telah merdeka. Kemudian sebagai simbol

kebebasan dan kemerdekaan kita, kita kibarkan bendera merah putih. Sesaat sebelum upacara dimulai…

Soekarno :”Trimurti, tolong Anda kibarkan bendera Merah Putih ini sebagai tanda awal kejayaan bangsa ini.”

(25)

Sudiano :”Siap, Bung. Saya akan menyuruh Suhud dan Latif untuk mengibarkannya”. Suhud! Latif! Hei, kalian!

Jaga baik-baik bendera ini. Kalian mendapat

kehormatan untuk mengibarkan bendera ini untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia.”

Suhud dan latif kemudian mengibarkan bendera merah putih. Latif dan suhud kemudian mengibarkan bendera merahputih Latif dan Suhud maju kedepan

Latif : Siap Grak, jalan ditempat grak, maju jalan Setelah itu ia mengibarkan bendera merah putih

Latif : Hormat Grak (seluruh yang hadir disana memberi hormat kepada sang saka merah putih)

Latif : Tegak grak

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Winkel (2004 : 470) “sosiodrama merupakan salah satu teknik dalam bimbingan kelompok yaitu role playing atau teknik bermain, sosiodrama merupakan dramatisasi dari

(1) Badan Pelaksana, BU, dan BUT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a dan huruf b yang telah mendapat persetujuan ekspor, serta BU dan Pengguna Langsung

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data yaitu: (1) mentranskripsikan data hasil rekaman dalam bahasa tulis, (2) mengklasifikasikan berdasarkan jenis tindak

Dalam melaksanakan tugas sebagai pejabat gerejawi yang berasaskan sistem presbiterial sinodal tidaklah mengenal sistem hirarki yang menggolongkap presbiter dalam

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak sekolah di daerah endemik GAKI mengalami anemia yang cukup tinggi sebesar 29,6% yang memerlukan perhatian khusus mengingat usia sekolah

Penelitian ini dilakukan dengan melihat dan mengeksplor tanggapan mengenai praktik kartu kredit syariah dalam hal ini aplikasi iB Hasanah Card dari berbagai sudut

Layanan konseling kelompok merupakan salah satu layanan konseling yang membahas masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok yang

Data sekunder yaitu data untuk memperkuat data primer dalam melengkapi penulisan dengan melakukan penelitian lapangan dengan cara mencatat dan menganalisa