• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN ISTRUMEN EVALUASI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN ISTRUMEN EVALUASI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGEMBANGAN ISTRUMEN EVALUASI LAYANAN KONSELING KELOMPOK “PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING”

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd

Oleh:

DESY WISMASARI 16713251012

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2017

(2)

2

PEDOMAN OBSERVASI TEMA : “Evaluasi Layanan Konseling Kelompok”

Tujuan :

1. Mengamati proses layanan konseling kelompok yang dilakukan oleh guru Bimbingan dan Konseling kepada siswa yang menjadi anggota konseling kelompok.

2. Mengamati apakah layanan konseling kelompok dapat membantu menyelasikan permasalahan yang dialami siswa.

Jenis Observasi : Observasi Sistematik Alat Observasi : Rating Scale

Target Person : Seorang guru Bimbingan Konseling yang melakukan konseling kelompok dengan anggota kelompok dengan jumlah 8-10 orang.

Waktunya : Disaat siang hari dan guru Bimbingan dan Konseling melakukan konseling kelompok dengan anggota kelompok 8-10 oang.

A. Tinjauan Teori

Menurut Latipun (2011:118), berpendapat bahwa layanan konseling kelompok (group counseling) merupakan salah satu bentuk konseling dengan memanfaatkan kelompok untuk membantu, memberi, umpan balik (feedback) dan pengalaman belajar. Konseling kelompok dalam prosesnya menggunakan prinsip-prinsip dinamika kelompok. Prinsip ini menuntut siswa untuk aktif mengemukakan pendapatnya sesuai dengan norma yang berlaku dan permaslahan yang dibahas.

Menurut Rochman Natawidjaja (2009 : 4) menyatakan bahwa layanan konseling kelompok adalah suatu layanan untuk membantu individu yang dilaksanakan dalam suasana kelompok, terutama untuk membantu individu dalam menangani permasalahan sosial, yaitu permasalahan hubungan anatara individu dengan individu lainya. Layanan konseling kelompok menggunakan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan pribadi dan pemecahan masalah siswa baik pribadi, sosial, belajar, dan karir.Masalah yang dibahas merupakan masalah yang dialami masing-masing anggota

(3)

3

kelompok yang di pimpin oleh pemimpin kelompok atau konselor dan diikuti semua anggota kelompok.

Sedangkan menurut Prayitno (2012:149) menjelaskan bahwa definisi layanan konseling kelompok adalah membahas masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok, baik topik umum maupun masalah pribadi itu dibahas melalui suasana dinamika kelompok yang intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota di bawah bimbingan pemimpim kelompok (konselor). Melalui layanan yang intensif individu dapat memecahkan permasalahnya dan indivudu mampu berkembang secara optimal sesuai dengan tugas perkembanganya.

B. Tahap-tahap Konseling Kelompok

Menurut Wibowo (2005 : 85) menyatakan bahwa konseling kelompok dilaksanakan secara bertahap. Terdapat empat tahap dalam proses konseling kelompok, yaitu tahap permulaan, tahap transisi, tahap kegiatan dan tahap pengakhiran. Adapun tahap-tahap konseling kelompok dijelaskan secara singkat sebagai berikut:

a. Tahap Permulaan

Pada tahap permulaan ini konselor perlu mempersiapkan terbentuknya kelompok yang meliputi pemberian penjelasan tentang adanya layanan konseling kelompok para siswa, penjelasan pengertian, tujuan dan kegunaan konseling kelompok, ajakan untuk memasuki dan mengikuti kegiatan, serta kemungkinan adanya kesempatan dan kemudahan bagi penyelenggaraan konseling kelompok.

b. Tahap transisi (Transition Stage)

Tahap transisi merupakan masa dari tahap permulaan ke tahap berikutnya yang dilakukan oleh anggota kelompok dengan pemimpin kelompok, perjuangan untuk mendapatkan kekuasaan atau kekuatan terjadi setelah anggota kelompok mengorientasi dirinya ke dalam formasi kelompok. Pada tahap ini konselor menggunakan proses peningkatan dimana anggota diminta berinteraksi secara bebas dan mantap, meminta anggota mengetahui apa yang sedang terjadi, mendapatkan umpan balik dari anggota tentang bagaimana mereka melakukan sesuatu dan apa yang menurut mereka perlu.

(4)

4

Pada tahap ini anggota memusatkan perhatian terhadap tujuan yang akan dicapai, mempelajari materi-materi baru, mendiskusikan berbagai topik, menyelesaikan tugas, memperaktekkan perilaku-perilaku baru dan membahas permasalahan secara tuntas. d. Tahap Pengakhiran (Termination Stage)

Penghentian terjadi pada dua tingkatan dalam kelompok, yaitu pada akhir masing-masing sesi, dan pada akhir dari keseluruhan sesi kelompok. Dalam mempertimbangkan penghentian, konselor harus membuat rencana terlebih dahulu. Proses penghentian meliputi langkah-langkah: (1) orientasi, (2) ringkasan, (3) pembahasan tujuan, dan tindak lanjut.

Menurut Prayitno (2012:170-171), berpendapat bahwa tahap kegiatan layanan konseling kelompok diselenggarakan melalui lima tahap, antara lain sebagai berikut :

a. Tahap pembentukan

Tahapan pembentukan yaitu tahapan untuk membentuk kerumunan sejumlah siswa menjadi suatu kelompok yang siap mengembangkan dinamika kelompok dalam mencapai tujuan bersama. Dalam tahap pembentukan siswa memahami pengertian dan kegiatan kelompok agar menumbuhkan suasana kelompok.

b. Kegiatan peralihan

Tahap peralihan merupakan, tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal kelompok hingga kegiatan berikutnya yang lebih terarah pada pencapaian tujuan kelompok.

c. Tahap kegiatan

Tahap kegiatan yaitu tahapan kegiatan inti untuk mengentaskan masalah pribadi anggota kelompok.Tahap kegiatan kelompok ini siswa secara aktif dan dinamis dalam membahas dan mengentaskan perasalahan.

d. Tahap Penyimpulan

Tahap penyimpulan, yaitu tahapan kegiatan untuk melihat kembali apa yang sudah dilakukan dan dicapai oleh kelompok. Peserta kelompok diminta melakukan refleksi berkenaan dengan kegiatan pembahasan yang baru saja mereka ikuti.

e. Tahap Penutupan

Tahap penutupan yaitu merupakan tahap akhir dari seluruh kegiatan. Kelompok merencanakan kegiatan konseling kelompok selanjutnya, dan salam hangat perpisahan.

(5)

5

Menurut Latipun (2011:124-126), menyebutkan bahwa ada enam tahap layanan konseling kelompok yaitu:

a. Tahap Pembentukan kelompok

Tahap ini merupakan tahap persiapan pelaksanaan konseling kelompok. Pada tahap ini terutama pembentukan kelompok, yang dilakukan dengan seleksi anggota dan menawarkan program kepada calon peserta konseling sekaligus membangun harapan kepada calon peserta.Dalam konseling kelompok yang dipandang penting adalah adanya seleksi anggota. Klien yang dimasukkan sebagai anggota dalam konseling kelompok itu diseleksi terlebih dahulu.

b. Tahap Permulaan (Orientasi dan Eksplorasi)

Tahap permulaan merupakan tahapmulai menentukan struktur kelompok, mengeksplorasi harapan anggota, anggota mulai belajar fungsi kelompok, sekaligus mulai menegaskan tujuan kelompok.

c. Tahap Transisi

Tahap transisi merupakan tahap membahas masalah yang dihadapi masing-masing klien dirumuskan dan diketahui apa sebab-sebabnya. Anggota kelompok mulai terbuka, tetapi sering terjadi pada fase ini justru terjadi kecemasan, resistensi, konflik dan bahkan ambivalnsi tentang keanggotaannya dalam kelompok, atau enggan jika harus membuka diri, merasa malu untuk mengemukakan permasalahan yang dialaminya. Tugas pemimpin kelompok adalah mempersiapkan mereka bekerja untuk dapat merasa memiliki kelompoknya.

d. Tahap Kerja-Kohesi dan Produktivitas

Jika masalah yang dihadapi oleh masing-masing anggota kelompok diketahui, langkah berikutnya adalah menyusun rencana-rencana tindakan. Penyusunan tindakan ini disebut pula produktivitas. Kohesivitas mulai terbentuk, mulai belajar bertanggung jawab, tidak lagi mengalami kebingungan. Anggota merasa berada dalam kelompok, mendengar yang lain dan terpuaskan dengan kegiatan kelompok.

(6)

6 C. Definisi Operasional

1. Definisi Konseling Kelompok

Layanan konseling kelompok merupakan salah satu layanan konseling yang membahas masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok yang beranggotakan 8-10 orang, dan dibahas melalui suasana dinamika kelompok yang intens dan konstruktif, di bawah bimbingan pemimpin kelompok (konselor).

2. Tahap-tahap Konseling Kelompok a. Pembentukan

1) Mengawali dengan salam

2) Menerima kehadiran secara terbuka dan mengucapkan terimakasih 3) Memimpin Doa

4) Menjelaskan pengertian dan tujuan konseling kelompok 5) Menjelaskan cara pelaksanaan konseling kelompok

6) Menjelaskan asas-asas konseling kelompok (secara tersirat) 7) Ikrar Janji

8) Kesepakatan waktu

9) Perkenalan dilanjutkan permainan (untuk menetralkan suasana) b. Peralihan

1) Menjelaskan kembali kegiatan konseling kelompok

2) Tanya jawab tentang kesiapan anggota kelompok untuk kegiatan lebih lanjut 3) Menjelaskan permasalahan yang bisa dikemukakan dan dibahas dalam kelompok c. Kegiatan

1) Memberikan contoh permasalahan pribadi (peneliti mengungkapkan contoh permasalahan, yang berkaitan dengan permasalahan yang telah ditentukan oleh pemimpin kelompok)

2) Mempersilahkan anggota kelompok mengemukakan masalah secara sukarela (bergantian)

3) Menyepakati permasalahan yang akan dibahas terlebih dahulu. 4) Pembahasan masalah secara tuntas

5) Selingan 6) Penyimpulan

(7)

7 d. Pengakhiran

1) Menjelaskan bahwa kegiatan akan berakhir 2) Penilaian segera (UCA) :

a) Understanding : pemimpin kelompok menanyakan kepada anggota kelompok tentang pemahaman terhadap permasalahan yang telah di bahas)

b) Comport : pemimpin kelompok menanyakan kepada anggota kelompok terhadap perasaan anggota kelompok setelah mengikuti kegiatan KKP

c) Action : pemimpin kelompok menanyakan rencana tindakan apa yang akan dilakukan oleh anggota kelompok setelah mengikuti kegiatan KKP

3) Mempersilahkan anggota kelompok untuk mengungkapkan pesan dan kesan 4) Pembahasan kegiatan lanjutan

5) Ucapan terima kasih 6) Berdoa

7) Perpisahan

DAFTAR PUSTAKA

Kurnanto, Edi. 2013. Konseling Kelompok.Bandung: Alfabeta. Latipun. 2011. Psikologi Konseling. Malang: UMM Press.

Natawidjaja, Rochman. 2009. Konseling Kelompok Konsep Dasar & pendekatan. Bandung: Rizqi Press.

Prayitno. 2012. Seri Panduan Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: UNP.

Wibowo, Eddy Mungin.2005.Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang: UPT UNNES Press.

(8)

8

INSTRUMEN OBSERVASI PROSES LAYANAN KONSELING KELOMPOK PEDOMAN OBSERVASI

Identitas : Nama Peserta Didik :

Kelas :

Petunjuk :

Beri tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan hasil penilaian Anda.

NO PERNYATAAN SKOR

1 2 3 4

TAHAP PEMBENTUKAN 1. Peserta didik aktif menjawab salam

2. Peserta didik antusias dalam mengikuti layanan konseling kelompok

3. Peserta didik aktif memulai Doa sebelum melakukan konseling kelompok.

4. Peserta didik memahami pengertian dan tujuan konseling kelompok.

5. Peserta didik memahami cara pelaksanaan konseling kelompok.

6. Peserta didik memhami asas-asas konseling kelompok yang harus dilakukan.

7. Peserta didik antusias melakukan ikrar janji bersama-sama dalam kelompok.

8. Peserta didik membuat kesepakatan waktu untuk menentukan kegiatan konseling kelompok.

9. Peserta didik antusias melakukan perkenalan di dalam anggota kelompok.

(9)

9

10. Peserta didik aktif menyimpulkan tentang pelaksanaan konseling kelompok.

11. Peserta didik antusias untuk melanjutkan konseling kelompok.

12. Peserta didik mengemukakan permasalahan dan dibahas dalam kelompok.

TAHAP KEGIATAN 13. Peserta didik memahami contoh permasalahan pribadi

yang disampaikn oleh pemimpin kelompok.

14. Peserta didik antusias mengemukakan masalah secara sukarela (bergantian).

15. Peserta didik menyepakati permasalahan yang akan dibahas terlebih dahulu.

16. Permasalahan yang dialami peserta didik dibahas secara tuntas.

17. Peserta didik melakukan selingan( Ice Breaking)

18. Peserta didik mampu menyimpulkan proses pelaksanaan konseling kelompok.

TAHAP PENGAKHIRAN 19. Peserta didik memahami bahwa kegiatan konseling

kelompok akan berakhir. 20. Penilaian segera (UCA) :

d) Understanding : Peserta didik mengungkapakan tentang pemahaman permasalahan yang telah di bahas di dalam konseling kelompok.

e) Comport : Peserta didik mengungkapkan perasaan anggota kelompok selama mengikuti kegiatan konseling kelompok.

f) Action : Peserta didik mengungkapkan rencana tindakan yang akan dilakukan setelah mengikuti

(10)

10 kegiatan konseling kelompok.

21. Peserta didik antusias mengungkapkan pesan dan kesan selama melakukan konseling kelompok.

22. Peserta didik membuat kesepakatan untk melakukan pembahasan kegiatan lanjutan kegiatan konseling kelompok.

23. Peserta didik mengungkapkan ucapan terima kasih 24. Peserta didik bersama-sama melakukan D’oa 25. Peserta didik melakukan perpisahan.

Referensi

Dokumen terkait

7 Desain Poster Desain Poster Putra Terbaik Ilham Faisal Rahman SMAN 1 Talun Blitar Jawa Timur 8 Desain Poster Desain Poster Putri Terbaik Jessica Cecilia SMAK 5 Penabur

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak didapatkan perbedaan bermakna antara pendapatan rumah tangga dengan pemberian ASI eksklusif pada responden.. Hal ini sama

Prosentase (%) skor dari kuesioner tersebut adalah 90% yang diperoleh dari total skor yang diperoleh (9) yaitu 9 jawaban ya dan 1 jawaban tidak, dibagi skor maksimum yang bisa

Hong Kong, dengan nama resmi Hong Kong Special Administrative Region (Hong Kong SAR) Republik Rakyat China , memiliki ekonomi pasar bebas, dan sangat tergantung pada

Sebagaimana dijelaskan pada pendahuluan bahwa Kartu Kredit Pemerintah (Corporate Credit Card) adalah alat pembayaran non tunai dengan menggunakan kartu yang dapat

Bahan baku bakso harus menggunakan ikan segar, agar diperoleh produk yang mempunyai flavor dan tekstur yang baik?. Enam ciri-ciri ikan segar adalah

anggota masyarakat setempat serta pendeta Jemaat GPM Negeri Soya. Sumber data sekunder yang dipakai dalam penelitian ini adalah. sejumlah dokumen-dokumen negri atau desa

Subjek juga tidak dapat mengerjakan jenis soal relational dengan benar, pada subjek kategori metakognisi rendah hanya mampu menggunakan satu aspek saja