• Tidak ada hasil yang ditemukan

TREND PENDIDIKAN BERBASIS DIVERSIVIKASI BIOLOGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TREND PENDIDIKAN BERBASIS DIVERSIVIKASI BIOLOGI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TREND PENDIDIKAN BERBASIS DIVERSIVIKASI BIOLOGI

Suharsimi Arikunto

Universitas Ahmad Dahlan

I. PENDAHULUAN

Biologi mengandung makna yang sangat luas cakupannya, termasuk manusia yang aktif

sebagai objek maupun subjek pelaku. Sebagai objek, diversifikasi biologi bukan hanya yang

tersaji di dunia seperti apa adanya yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, tetapi juga

hasil olahan yamg untuk saat ini sudah beraneka ragam. Dapat diprediksi bahwa diversifikasi

hasil tersebut akan bertambah di masa yang akan datang. Cepat dan lambatnya penambahan

diversifikasi tersebut tergantung dari bagaimana pendidik memotivasi dan memberi arahan

pada peserta didiknya. Peran pendidik dalam bidang biologi, sangat besar dan menentukan

perkembangan diversivikasi, baik yang terdapat di lingkungannya maupun yang dapat diraih

melalui sumber fisik dan sumber dunia maya sekalipun.

Mengagumi Ciptaan Allah

Ketika kita memandang sekeliling sejak pagi hari sampai malam hari, kita tidak akan

melihat apa-apa apabila jiwa kita kosong. Semuanya nampak tidak ada yang istimewa.

Namun ketika kita lebih memusatkan perhatian barang sebentar sambil berpikir tentang

keindahan, seketika akan terasa bahwa dunia ini indah. Coba kita memperhatikan daun-daun

yang ada di tumbuhan di depan kita, segera terasa bahwa dalam satu pohon saja ada berbagai

ukuran dan bentuk daun, ada yang lurus saja, ada yang sebagian helai daunnya melengkung

atau terlipat sedikit. Jadi diversifikasi tentang daun saja sudah dapat diketemukan dalam satu

batang tanaman. Kita masih terpaku pada satu tanaman di kebun kita. Mata kita segera kita

alihkan ke bunga tanaman itu. Helai daun bunga itupun sudah terdapat perbedaan antara yang

satu dengan yang lain. Ada yang lebar lurus, ada yang berkerut sedikit, berkerut banyak

dengan berbagai jenis likunya.

Kita sadari bahwa keanekaragaman atau diversivikasi tersebut menimbulkan hati kita

yang berbunga-bunga karena menyaksikan keindahan hanya satu tanaman bunga. Apalagi

kalau kita pergi ke dan menyaksikan taman bunga. Di situ akan kita saksikan beraneka warna

bunga, bentuk dan corak daun dan batangnya. Melalui inovasi, daun bunga tersebut kini dapat

(2)

pink seperti kue yang lezat rasanya, bahkan ada yang sepucuk bunga berwarna-warni. Hal

seperti itu dapat kita lihat di tempat resepsi... meskipun semua itu bukan termasuk

diversivikasi biologi.

Kita tidak dapat berhenti mengagumi bunga tanaman tersebut setelah mata kita

merangkak ke bawah, tertuju pada dahan dan ranting-ranting pohon itu. Kita dapat

mendeskripsikan dengan kata-kata dan kalimat yang indah ketika kita melihat bahwa

ranting-ranting tersebut tidak sama arah tumbuhnya, meskipun kita tahu bahwa arah bergeraknya

julur tanaman adalah fotosintesis, mencari sinar matahari, akan tetapi kita bertanya, mengapa

tidak semua ranting itu menuju ke sinar, ada yang ke kanan, ke kiri, bahkan ada yang menuju

ke arah lawan matahari. Belum lagi kita memperhatikan guratan kulit batang dari pohon itu,

rasanya tidak ada kata-kata yang dapat digunakan untuk menceriterakan bagaimana variasi

model, warna, dan bentuk guratan kulit batang dan rantingnya.

Apa yang digambarkan di atas merupakan satu bentuk pendidikan yang dapat kita

sampaikan kepada anak didik untuk mendidik kekaguman kepada Yang Maha Pencipta.

Kebiasaan untuk mencermati lingkungan kita sendiri merupakan satu bentuk pendidikan

akhlak yang paling sederhana. Kita sendiri mungkin tidak sempat memandang sekeliling kita

secara lebih cermat. Mungkin ketika ada orang yang datang ke tempat kita dan mengatakan

bahwa tanaman di depan rumah kita bagus, kita baru sadar bahwa kita mempunyai tanaman

yang bagus. Kita tidak merasakan bahwa tanaman tersebut bagus karena kita tidak pernah

memikirkan tanaman itu, karena kita tidak mempunyai perhatian terhadap tanaman itu,

apalagi merawatnya.

Mudah dan Indahnya Pendidikan Biologi

Ketika saya kecil dan masih duduk di Sekolah Rakyat (sekarang SD), guru saya tidak

jemu-jemunya meminta kami murid-muridnya mengajak dan menyuruh mengenali tanaman

yang ada di sekitar sekolah dan di sekitar rumah kami. Setiap pagi ketika kami baru datang di

kelas, langsung meletakkan daun atau bunga yang dapat kami dapati di sekolah atau di

rumah. Kebiasaan tersebut itu kami peroleh dari guru ketika kami duduk di kelas III.

Pekerjaan guru tersebut tidak sukar. Dia hanya menyuruh murid-murid untuk aktif melakukan

agar murid-murid tersebut bertindak dengan cermat mencari bagian tumbuhan yang

bermacam-macam. Jika seorang murid menemukan jenis yang aneh, yang tidak biasa, guru

(3)

nama murid yang dapat menemukan sesuatu yang aneh dan menyertakan penemuannya di

depan kelas. Itulah bentuk reward yang dapat dilakukan oleh guru yang kreatif. Dari peristiwa

itu murid-murid merasa tertantang dalam kompetisi mengamati tanaman yang dijumpai.

Hanya dengan suruhan yang mengarahkan oleh guru tersebut siswa akan terlatih menjadi

cermat dan peduli terhadap lingkungannya.

Ketika kami sudah duduk di kelas IV, lain lagi apa yang diperintahkan guru kepada kami.

Guru kelas IV mempunyai wawasan yang lebih luas dan lebih menarik. Perintahnya sulit

sekaligus menyenangkan. Kami diminta mengambil beberapa macam daun yang bentuk

tulang daunnya berbeda-beda. Disuruhnya kami untuk merendam berbagai daun itu beberapa

hari. Setelah hijau daunnya menyibak dari tulang-tulang daun.... wow, kami lihat dengan jelas

bahwa tulang-tulang daun tersebut berbeda dari jenis daun yang satu dengan yang lain.

Dengan tekunnya kami berusaha melanjutkan kegiatan tersebut, dan tidak tahunya kami telah

membuat herbarium yang menarik. Selanjutnya bukan karena disuruh oleh guru, atas

kehendak kami sendiri kami mengumpulkan juga hewan-hewan yang cantik dan menarik,

yaitu kupu-kupu dan capung kami kumpulkan, kami keringkan menjadi herbarium lain dari

kumpulan serangga. Dengan tambahnya herbarium tersebut, kami menjadi penasaran, ingin

mencoba dan mencoba lagi dengan adanya diversifikasi tumbuhan dan hewan tersebut dan

hewan heksapoda, karena herbarium dengan hewan juga tidak kalah menarik dibandingkan

dengan herbarium tumbuhan.

Diversivikasi Multi Dimensi

Pandangan yang diceriterakan di atas masih terbatas pada keanekaragaman tanaman saja,

belum membicarakan ciptaan Tuhan yang lain yaitu hewan, baik yang hidup di darat, air dan

udara – misalnya burung (hidup di udara, sebenarnya tidak seutuhnya seperti itu ya, karena

sesudah terbang ke arah yang sangat jauh, akhirnya hewan tersebut pasti hinggap di darat

juga). Binatang yang bisa terbang, yaitu burung dan kupu-kupu, ditakdirkan oleh Allah

sebagai binatang yang keragamannya luar biasa banyak. Taman kupu-kupu di air terjun

Batimurung, merupakan tempat dengan kupu-kupu yang beraneka ragam, baik dilihat dari

indahnya warna sayap, bentuk tubuh, dan ukuran keseluruhan badannya. Memang tempat itu

terkenal dengan ragam kupu-kupunya. Jika kita sempat melihat kebun binatang di Ambon

dan Papua, indahnya warna burung yang dilarang dibawa ke tempat lain sungguh

(4)

terbang. Jika kita pergi ke Papua, akan kita jumpai burung cenderawasih yang bulunya sangat

menakjubkan, burung merak yang kemilai bulu sayapnya, dan masih banyak lagi

burung-burung yang lain dengan bentuk dan warna kepala yang lucu dan menakutkan karena

bengkok-bengkok, tetapi sekaligus kita terheran-heran dengan kemampuan Tuhan yang

menciptakan keanekaragaman tersebut.

Untuk binatang yang hidup di laut, hanya ikan saja, dapat kita nikmati

keanekaragamannya menurut ukuran besarnya, warna sisik, bentuk mata, bentuk mulut dan

lain-lain. Di aquariun Ancol saja, kita sudah dapat menikmati indahnya ikan-ikan yang

ditempatkan di tempat yang dapat kita katakan sangat terbatas. Ikan pari yang lebarnya

melebihi tinggi manusia, berbagai nama ikan yang warna dan bentuknya beranekaragam. Jika

kita lihat ikan yang ditempatkan di lodong besar, gerak dan perilaku ikan-ikan itu membuat

kita yang datang seperti tidak mau beranjak pergi meniggalkan.

Ketika kita datang di laut Bunaken Manado, kita bukan hanya menikmati

keanekaragaman ikan saja, tetapi juga tempat tinggal dari ikan-ikan tersebut yaitu karang

yang juga indah permai dengan bermacam-macam bentuk dan warnanya. Jika kita naik

perahu dari kota Menado ke pulau Bunaken, ketika melalui laut lepas, akan kita lihat di

kejauhan ikan lumba-lumba yang berderet-deret meloncat seolah-olah berlomba mencapai

ketinggian. Kita tidak boleh berpikir bahwa taman laut itu hanya terdapat di Bunaken saja,

tetapi ternyata hampir di semua laut yang kepulauan Indonesia ini bisa didapati taman laut.

Jika kita menyesali terjadinya pencurian dan perubakan terumbu karang laut tersebut,

mahasiswa Universitas Tadulako Palu Sulawesi Tengah, telah melakukan penyemaian

terumbu karang di teluk Gorontalo sebagai usaha menyelamatkan berkurangnya terumbu

karang karena ulah dan perilaku orang yang tidak merasa bertanggungjawab atas

keberlangsungan biota laut kita. Pertumbuhan terumbu karang tersebut sangat lamban, tidak

akan dapat mengejar rusaknya terumbu karang yang diburu manusia. Jika orang-orang yang

tidak bertang- gungjawab melihat betapa susahnya mengembalikan tumbuhnya terumbu

karang itu, barangkali akan mengubah perilakunya merusak secara terus-menerus.

Di pulau Alor Nusa Tenggara Timur, terdapat keanehan yang terjadi di salah satu teluk di

sebelah timur. Menurut ceritera penduduk yang tinggal di dekat teluk tersebut mengatakan

bahwa di teluk tersebut setiap bulan September terjadi ribuan ikan yang mengambang sudah

mati karena kedinginan. Konon pada bulan tersebut terjadi aliran air es, katanya dari kutub

(5)

meliputi hamparan air teluk tersebut. Oleh karena ikan-ikan sudah mati mengambang, maka

penduduk setempat tinggal dengan enaknya memungut ikan-ikan itu langsung dimasukkan ke

karung-karung. Peristiwa seperti itu hanya terjadi dua hari saja, ikannya sudah habis terambil,

dan airnya sudah menjadi normal kembali temperaturnya. Di laut Alor juga dapat kita

saksikan taman laut yang indah, meskipun tidak seindah taman laut di Bunaken. Meskipun

demikian penduduk setempat sangat membanggakan dengan taman laut tersebut.

Untuk binatang darat, hampir semua yang dapat kita jumpai di sekitar kita cukup banyak

dan bervariasi. Bagi orang yang tidak peduli terhadap keberadaan binatang-binatang di

sekitarnya, tidak dapat merasakan keanekaragaman binatang-binatang itu. Akan tetapi jika

kita peduli sedikit saja, akan dapat kita lihat bahwa binatang-binatang itu lucu-lucu dan dan

indah. Contoh sederhana adalah hewan yang banyak sekali kita dapati di sekitar kita adalah

kucing. Bukan hanya bentuk dan warna bulunya saja yang indah dan lucu, tetapi juga

perilakunya yang ternyata mirip manusia. Dari satu pengalaman saja, ketika kita memberi

makan seekor kucing, dia kelihatan menghindari makanan itu, tetapi kita akan terkejut ketika

melihat kucing tersebut datang lagi bersama temannya. Rupanya kucing itu juga mempunyai

rasa sosial yang besar, dengan bukti memberi tahu temannya bahwa di tempat itu ada

makanan, dan dia mengajak temannya untuk ikut menikmati. Warna bulu kucing ada yang

kuning kembang asem, hitam, putih, belang, dan sebagainya. Pernah melihat kucing yang

dikebiri? Manusia yang tidak ingin melihat kucing beranak terus-menerus, pergi ke dokter

untuk mengebiri kucingnya. Kucing yang dikebiri akan tumbuh menjadi kucing yang sangat

gendut menggelikan. Ketika melihat hasil kebiri itu mugkin ada manusia yang senang karena

menjadi gendut, enak dipandang dan enak dipeluk, tetapi sebetulnya kita juga harus merasa

kasihan karena peristiwa kebiri sudah melampaui harkat kebinatangan.

Jika kita pergi mengunjungi kebun binatang, kita akan menjumpai berbagai ragam jenis

binatang yang terdapat di kurungan: badak laut, singa laut, beruang, anekaragam jenis

monyet, unta, gajah, jerapah, dan lain-lain. Terhadap binatang-binatang tersebut kita tidak

hanya melihat luar sambila lalu saja, tetapi mencoba mencermati bentuk dan proporsi

keseluruhannya, bagian-bagian tubuhnya, bulunya, gerak-geriknya, dan sebagainya. Jika kita

merenung sejenak, akan kita akui bahwa Allah betul-betul Maha Hebat, karena sanggup

menciptakan aneka ragam makhluk seperti itu. Kita lanjutkan menekuni berbagai binatang di

kebun binatang itu. Sampailah kita ke kandang ular. Secara selintas, ular itu menjijikkan dan

(6)

selintas biasa dan menakutkan tersebut, ternyata kulitnya sangat indah, dengan motif

selongsong yang mungkin juga berwarna-warni.

Yang beranekaragam dari hewan-hewan itu bukan hanya bentuk tubuh dan warna

bulunya, tetapi juga suaranya. Waktu kita ada di dalam kebun binatnag, di kejauhan terdengar

suara monyet, burung berkicau, singa mengaum, dan lain-lain. Barangkali di dekat rumah kita

ada penduduk yang mempunyai kegemaran memelihara burung, pada waktu pagi hari kita

mendengar suara nyaring. Apalagi waktu burung-burung itu dimandikan, suaranya

bermacam-macam, ramai sekali. Bagi orang yang tidak suka akan hewan, mungkin merasa

risih mendengar suara teriakan burung-burung yang sedang dimandikan itu, tetapi bagi orang

yang cinta binatang, suara ramai tersebut dinikmati sebagaimana menikmati sebuah konsert.

Pada waktu senja hari, waktu mulai terdengar adzan Maghrib, mulailah suara jenngkerik

dan orong-orong bersahusahutan. Bagi orang yang tidak suka, tempat suara orong-orong

segera diinjak agar suaranya berhenti. Namun bagi orang yang suka menikmati alam,

dibiarkan saja suara jengkerik bersama orong-orong itu ramai bersahut-sahutan dan dapat

dianggap sebagai selingan ragam hidup segar. Yah, enak mendengarkan suara berbagai

mahkluk Allah sersebut selagi masih hidup dan bisa menikmati. Jika malaikat penjabut

nyawa sudah datang mendekati dan mencabut nyawa kita, tentu kita tidak dapat lagi

menikmati semua ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa, sebagaimana disebutkan dalam

Al-Quranul Karim. Alhamdulillah.

Pendidikan Biologi Masa Kini

Masih dapatkah kita jumpai herbarium di sekolah-sekolah kita sekarang? Di Sekolah

Dasar atau di Sekolah Menengah Pertama? Kalau di Sekolah Menengah Atas kegiatan

membuat herbarium seperti ketika saya di SD mungkin sudah jamannya lagi, karena

penglihatan tentang diversifikasi biologinya sudah berbeda. Para mahasiswa yang sekarang

ini, yang sudah terbiasa dengan kerja lapangan dan melihat aneka ragam tumbuhan dan

hewan, tentu kelak telah menjadi guru akan dapat menjadi pelopor perubahan bagi guru-guru

yang sekarang sudah aktif sebagai guru, tetapi tidak dapat (atau tidak mau) mengaktifkan

siswa memandang dan mempelajari keanekaragaman biologi sebagai sesuatu yang

mengasyikkan.

Mengapa guru-guru yang ada tidak mau menyuruh siswanya untuk membuat herbarium

tumtuhan dan hewan? Apakah mereka tidak dapat menikmati ragamnya biologi? Mungkin

(7)

menyelesaikan materi yang harus diajarkan. Para mahasiswa yang akan menjadi guru ini

kelak sudah akan menyadari bahwa membuat suiswa aktif memperlakukan biologi yang

beranekaragam tersebut tidak susah karena hanya menyuruh, tidak akan kehilangan waktu.

Dampak dari rajinnya guru menyuruh atau mengarahkan siswanya akan dapat dilihat seberapa

baik siswa-siswa itu beraktivitas, berlomba menghasilkan hal-hal aneh dan munkin belum

pernah dilihat oleh siswa itu sebelumnya. Dengan beraktivitas arahan dari guru, siswa akan

berlomba-loimba menghasilkan hal-hal aneh dan mungkin membanggakan bagi siswa.

Sumber Belajar untuk Pendidikan Diversivikasi Biologi

Pada awal tulisan ini sudah disinggung sedikit bahwa keanekaragaman biologi tidak

hanya yang ada di luar diri manusia saja tetapi manusia itu sendiri termasuk di dalam

keragaman. Tidak ada dua orang yang sama persis, baik bentuk tubuh, tinggi badan, lingkar

mata, letak telinga, lebar bibir, moncongnya dahi, dan lain-lain yang secara keseluruhan

membantuk figur yang berbeda. Dari dua atau tiga anak kembar telur saja, pasti ada bagian

tubuh yang berbeda, apalagi dari beberapa orang manusia. Beberapa hal yang dapat dijadikan

sumber belajar bagi guru untuk membelajarkan siswa ada bermacam-macam:

1. Lingkungan sekolah, yaitu lingkungan yang paling dekat dengan siswa. Tugas-tugas yang

dapat kita berikan adalah seperti yang tadi sudah disebutkan, antara lain membuat

herbarium dari tanaman di sekitar sekolah itu. Mungkin di kebun sekolah dapat ditangkap

binatang-binatang kecil, dapat juga dikumpulkan untuk dibuat herbarium. Hasil kumpulan

siswa tersebut akan merupakan kebanggaan bagi siswa yang membuat, tetapi dapat juga

dijadikan sumber belajar bagi siswa lain, dengan cara tukar-menukar membahas dan

menilai.

2. Lingkungan rumah siswa. Dengan memberi perintah, guru menugaskan mencari tum

buhan atau hewan yang tidak dapat ditemui di sekolah tetapi terdapat di rumah siswa.

Dengan demikian penugasan untuk mencermati hal-hal yang tidak ada di sekolah tetapi

ada di aneka lingkungan rumah semua siswa, akan bisa terkumpul, didaftar sebagai

tambahan hasil kerja siswa. Hasil tersebut dapat beruma berbagai bentuk herbarium atau

jenis koleksi yang lain.

3. Inventaris sekolah berupa kumpulan biologi yang beranekaragam seperti organ tubuh

beberapa hewan misalnya ampela, hati, empedu, jantung, paru-paru dan organ lain dari

kucing, burung, ikan, kambing, sapi, dan sebagainya yang disimpan di kulkas sekolah,

(8)

peredaran darah, pernafasan, dan lain-lain. Di sebuah sekolah dasar (Elementary School)

di Australia saya menyaksikan peragaan yang mendalam untuk benda-benda tersebut.

Dari hasil pengamatan yang mendalam tersebut siswa akan lebih faham tentang

berjenis-jenis penyakit bagi dirinya, khususnya berbagai berjenis-jenis penyakit bagi manusia umumnya.

4. Berbagai jenis bumbu yang ada di dapur, perlu juga diketahui oleh anak-anak apa

namanya dan seperti apa. Untuk cabai, bawang merah dan bawang puti8h, mungkin

mereka sudah mengetahui karena sering mereka jumpai di masakan yang sudah matang

seperti bakmi, lotek dan sebagai. Untuk jenis bumbu yang lain apakah anak dapat

membedakan antara merica dan ketumbar? Apakah siswa dapat membedakan juga antara

kencur, jahe, lengkuas dan sereh, dan apakah tahu apa manfaat masing-masing? Apakah

siswa perlu tahu yang namanya keluwek dan gunanya? Meskipun anak laki-laki, mungkin

perlu juga nama bumbu-bumbu tersebut sebagai keragaman hasil pemberian Allah swt.

5. Berbagai ragam logam yang terdapat di sekitar kehidupan kita. Apakiah siswa tahu apa

perbedaan dan kegunaan emas, perak, tembagam, aluminium dan lain-lain? Meskipun

semua itu tidak termasuk dalam diversivikasi biologi, akan tetapi siswa juga perlu

mengetahui berjenis-jenis logam tersebut. Mungkin juga batubara yang menurut

riwayatnya terjadi dari plankton, yang tidak lain juga termasuh ke dalam diversivikasi

biologi.

6. Tayangan televisi. Banyak sekali sumber belajar yang dapat kita saksikan dari tayangan

televisi. Sebagai contoh kita dapat menyaksikan aneka pengetahuan yang disirkan oleh

Trans 7, misalnya ”Jalan-jalan Pagi”, sebuah acara menjelajah daerah Indonesia, akan sangat menambah wawasan dan kekaguman kita pada ke- Agungan Allah swt karena

keindahan dan keistimewaan daerah-daerah yang menjadi tujuan acara tersebut. Acara

On The Spot”, Jika siswa diberi tugas untuk menyaksikan acara tersebut, tentu mereka akan mengetahui banyak peristiwa yang kadang-kadang menyangkut diversivikasi

biologi. Dalam acara tersebut, misalnya dibahas tentang ular, maka siswa akan

mengetahui berbagai jenis dan ukuran, serta keunikan kulitnya yang kadang-kadang

menghasilkan decak kagum terhadap tayangan tersebut. Tayangan lain misalnya ”Jelajah”

, akan memberikan wawasan yang luas, bukan hanya ragam keadaan daerah dengan

keunikannya, tetapi juga aneka ragam biologi yang terdapat di daerah itu.

7. Diri siswa. Sebetulnya diri siswa juga dapt digunakan sebagai sumber belajar. Dalam hal

ini guru dapat meminta siswa untuk mendeskrisikan dirinya secara lengkap. Deskripsi

(9)

dari masing-masing bagian tubunya, kemudian apa yang pernah terjadi dengan

bagian-bagian atau organ tubuh itu, apa sebabnya, dan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah

terulangnya peristiwa yang merugikan (jika penyakit atau kecelakaan). Barangkali saja

hanya karena suatu peristiwa dari diri siswa itu pernah mengalami kesuksesan, bagaimana

peristiwanya dan secara rinci apa saja yang dapat dilakukan olehnya. Kegiatan seperti ini

adalah bagian dari penilaian diri. Manfaat dari deskripsi diri ini siswa adalah sebagai

ungkapan terimakasih pada Allah swt yang telah melahirkan dirinya ke dunia ini dengan

kelebihan dan kekurangannya, kemudian selanjutnya untuk pengembangan dirinya secara

lebih baik.

II.PENUTUP

Pendidikan diversivikasi biologi kepada siswa dapat dilakukan oleh guru yang mana saja,

bukan hanya guru khusus biologi. Namun demikian apabila guru tersebut lulusan dari

pendidikan biologi, diharapkan tentu penyampaian, media dan teknik mengajarnya berlainan

dengan guru yang bukan lulusan pendidikan biologi. Aneka pengetahuan yang diperoleh dan

praktek yang telah dilakukan tentu akan mewarnai kegiatan ketika di dalam kelas.

Semua pengajar dan pendidik biologi dipersyaratkan adanya modal besar, yaitu karakter

dan kepedulian terhadap lingkungan. Apa sebab dua hal itu perlu dimiliki oleh pendidik

diversivikasi biologi? Jika pendidik tidak mempunyai dua hal itu, maka apa yang di

sekitarnya adalah hanya benda-benda mati tanpa makna. Apabila dua hal tersebut ada, maka

akan ada olah rasa dan olah pikir yang sinkron. Pandangan mereka terhadap sekitar akan

menjadi jelas beragam nan indah, suatu dasar kekaguman kepada Allah Yang Maha Agung.

Kepada pendidik diversivikasi biologi bukan hanya diharapkan dapat berceritera tentang

benda-benda alami itu semata, tetapi yang dapat menggugah rasa kekaguman kepada Sang

Pencipta. Insya Allah.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini adalah Air Terjun Kembang Soka merupakan salah satu obyek wisata alam di Kulon Progo yang belum dikelola oleh pemerintah dan Dinas Pariwisata Kulon

Sedangkan menurut Suharsimi (2013:272) menyatakan bahwa metode observasi adalah format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan

Hasil penelitian di Desa Wukirsari, Imo- giri, Bantul, dari total jumlah 40 responden diperoleh hasil bahwa, dari 12 responden dengan kedekatan orang tua tinggi,

Dari hasil beberapa pengertian rekam medis diatas peneliti menyimpulkan bahwa rekam medis adalah berkas atau catatan yang berisi tentang identitas pasien, hasil

Sedangkan simulasi lintasan berkas pada bentuk inti H dengan bentuk kutub magnet segi empat dan arah berkas seperti ditunjukkan pada Gambar 10, partikel akan mengalami pembelokan 60 

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh insentif, motivasi dan prestasi kerja terhadap produktivitas kinerja karyawan di Laznas Yatim Mandiri

Keutuhan narendra dan kraton bukan saja dapat dilihat sebagai refleksi dari keutuhan kekuasaan, tetapi juga mengungkapkan ada kesatuan dan keteraturan tata kosmos

Pesantren binaan adalah lembaga pondok pesantren yang secara khusus dipilih atau ditetapkan oleh LP2M UIN Walisongo sebagai lokasi mitra pelaksanaan program binaan.. 1) Terdaftar