• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN DI PERGURUAN SWASTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENDIDIKAN DI PERGURUAN SWASTA"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

SINERGI

ESA HILANG

REFERENSI TEBING TINGI DELI

SEKOLAH SWASTA,

MASIH PERLUKAH

BEASISWA PADA

HARDIKNAS

PENDIDIKAN SWASTA

ANTARA HARAPAN DAN REALITAS

REFERENSI TEBING TINGGI DELI

PENDIDIKAN

(2)

KETUA PENGARAH :

Ir.Umar Zunaidi Hasibuan, MM ( WaliKota Tebing Tinggi )

WAKIL KETUA PENGARAH :

H. Irham Taufik, SH, M.AP (Wakil WaliKota Tebing Tinggi )

PENGENDALI :

H. Johan Samose Harahap, SH, MSP (Sekdako Tebing Tinggi Deli )

PENANGGUNG JAWAB :

Ir. H. Zainul Halim (Asisten Administrasi Umum )

PIMPINAN REDAKSI :

Ahdi Sucipto, SH (Kabag Adm. Humas PP)

REDAKSI :

Rizal Syam, Khairul Hakim, Juanda

BENDAHARA :

Jafet Candra Saragih

KOORDINATOR LIPUTAN :

Drs Abdul Khalik, MAP

SEKRETARIS REDAKSI :

Dian Astuti

LAYOUT DESAIN GRAFIS

Edi Suardi, S.Sos Aswin Nasution, ST

FOTOGRAFER :

Sulaiman Tejo Chairul Fadhli

KOORDINATOR DISTRIBUSI

RIDUAN

LIPUTAN DAN REPORTER :

Wartawan Unit Pemko Tebing Tinggi

Redaksi menerima tulis,photo juga surat berisi saran penyempurnaan dari pembaca dengan melampirkan tanda pengenal (KTP, SIM, Paspor) dan Redaksi berhak

mengubah tulisan sepanjang tidak mengubah isi dan maknanya. Tulisan dikirim ke alamat redaksi :

Bagian Administrasi Humasy Pimpinan dan Protokol Sekreariat Daerah Kota Tebing Tinggi

Jl,Dr Sutomo No : 14 Kota Tebing Tinggi Deli Deli Eimail : sinergi@tebingtinggikota.go.id Facebook : majalah_sinergi@yahoo.co.id

SALAM REDAKSI

embaca budiman. Pada edisi Mei 2013 kali ini di majalah SINERGI Halaman SKPD juga kami nilai baru, kali ini men-coba mengetengahkan salah satu lembaga yang mengurusi persoalan Pendidikan, yakni Dinas Pendidikan Kota Tebing Tinggi. Rubrik ini, kami sajikan agar pembaca tahu bagaimana struktur kerja SKPD yang ada di lingkungan Pemko Tebing Tinggi.

Pada edisi ini juga kami mengetengahkan topik yang kami nilai penting bagi masyarakat, khususnya dunia pendidikan di Kota Tebing Tinggi. Kami menempatkannya dalam liputan utama kali ini degan Rubriki Sekolah Swasta Masih Perlukah, Pendidikan Swasta Antara Harapan dan Realitas, Kasus Kurikulum 2013, Beasiswa Pada Hardiknas. Selain rubrik itu itu, Kami juga menyajikan sejumlah lapo-ran dalam berbagai rubrik, misalnya olapo-rang tua dan tahun aja-ran baru, 5 Tips Menurunkan kolestrol.

Pada halaman wanita, reporter tamu kami, menco-ba mengisahkan PKK Tebing Tinggi Raih 4 Penghargaan BBGRM Sumatera Utara, Kisah Inspiratif: Cinta Kasih dan Perjuangan Seorang Ibu. Pada halaman agama, Kami mencoba untuk menyelu-suri Peletakan Batu Pertama Gedung FUI Dan Sholat Centre

Untuk halaman hukum, kami coba mengetengahkan Mantan Deputi Pengendalian Dukungan Bisnis SKK Migas Juga Diperiksa KPK ,sehingga wajar untuk diketahui bagaimana hukum yang diteg-akkan untuk para pelaku kejahatan. Sedangkan halaman par-lementaria, akan mengupas fungsi salah satu lembaga di DPRD, yakni DPRD Tebing Tinggi Serahkan Rekomendasi LKPJ TA 2012 dan DPRD Dan KTNA Tolak Pemindahan Pasar Gurami.

Dan Pada edisi kali ini kami juga menambahkan tentang informasi teknologi untuk menuju pemerintahan elektronik di Kota Tebing Tinggi.

Tak lupa kami selipkan pula sejumlah tulisan berba-gai kalangan dalam rubric seni/budaya. Ada sejumlah puisi dan cerita pendek yang akan menghiasi halaman ini. Sebagai obat penawar kebosanan dan mengasah ketajaman jiwa, hala-man seni/budaya sengaja kami sediakan dalam halahala-man yang cukup. Akhirnya, kami berharap edisi ini semakin baik dan men-dapat apresiasi dari pembaca kami. Salam dari meja dari redaksi Wassalam

P

REFERENSI TEBING TINGGI DELI

TERBIT SEJAK 16 Juli 2002 SK WALIKOTA TEBING TINGGI

NO.480.05/286 TAHUN 2002

(3)

DAFTAR ISI

SINERGI EDISI 125 MEI 2013

4. MOMENTUM

8. SINERGITAS

™

Sekolah Swasta, Masih Perlukah

9. UTAMA

™

Pendidikan Swasta Antara Harapan dan

™

Realitas

™

Kasus Kurikulum 2013

™

Beasiswa Pada Hardiknas

16. EKONOMI

™

Orang Tua Dan Tahun Ajaran Baru

17. KESEHATAN

™

5 Tips Turunkan Kolesterol

18. LINGKUNGAN HIDUP

™

Parlindungan Purba Tinjau Dam Bajayu

Pemerintah Pusat Alokasikan Rp 250 Miliar

Atasi Banjir Di Tebing Tinggi

™

Kementerian Pu Prioritaskan Tiga Masalah Di

Tebing Tinggi

20. WANITA

™

PKK Tebing Tinggi Raih 4 Penghargaan

BBGRM Sumatera Utara

™

Kisah Inspiratif: Cinta Kasih dan Perjuangan

Seorang Ibu

22.LENSA PEMKO

™

Peringatan Hardiknas 2013

™

Peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20

Mei 2013 Di Lapangan Merdeka Kota Tebing

Tinggi

™

Pelantikan Pengurus Dewan Pimpinan Cabang

Himpunan Masyarakat Nias Indonesia

(Him-ni) Kota Tebing Tinggi Periode 2013-2018

™

Peletakan Batu Pertama Gedung Fui Dan

Shalat Centre

™

Jumling Kelurahan Pelita, 03 Mei 2013

™

Kunjungan Kerja Dprd Kalimantan

™

Jumling Di Kelurahan Tambangan Hulu

37. PEMKO KITA

™

Warga RTM Tebing Tinggi Terima Bantuan

Aladin

™

Walikota Tebing Tinggi :

Tanamkan Hal Positive Kepada Anak Sejak

Dini

™

HARKITNAS DI TEBING TINGGI KHIDMAT

™

TANTANGAN ABAD 21 BERUPA ARUS

GLOBALISASI

41. PARLEMENTARIA

™

DPRD Tebing Tinggi Serahkan Rekomendasi

Lkpj Ta 2012

™

DPRD Dan Ktna Tolak Pemindahan Pasar

Gurami

43. AGAMA

™

Peletakan Batu Pertama Gedung FUI Dan

Sholat Centre

44. INFO NASIONAL

™

Wapres Boediono Minta 2 Menteri Segera

Atasi Krisis Listrik di Sumut

45. HUKUM

™

Mantan Deputi Pengendalian Dukungan

Bis-nis SKK Migas Juga Diperiksa KPK

46. SASTRA

™

Menyampaikan Pesan Dan Tujuan

™

Surat Untuk Ibu

48. PUISI

™

Cinta Kadang Tak Indah

49. SOSIAL

™

Becak Dayung Nasibnya Kini

53. RAGAM/PLURALIS

™

Danau Toba

55 . INFORMASI TEKNOLOGI

™

Pemerintahan Elektronik

57.

IKLAN GRATIS OVOP

59. TEPIAN

™

Pablo Freire

Redaksi JAFET CHANDRA SARAGIH

Redaksi RIZAL SYAM Koordinator Liputan

Drs.ABDUL KHALIK.MAP

Distributor Foto Grafer Sinergi Layout Desain Grafis

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

SINERGITAS

SEKOLAH SWASTA,

MASIH PERLUKAH

Saat ini dalam benak

stiap orang, masih melekat

pemikiran bahwa pendidikan

mampu memperbaiki masa

depan anak-anak mereka kelak.

Bahkan mungkin bisa merubah

status sosial sekaligus nasib

ke-luarganya. Fenomena ini sangat

wajar dan cukup beralasan.

Ka-rena itu, siapa saja orang tua di

dunia ini tentu menginginkan

anaknya mendapatkan

pendidi-kan yang baik dan bermutu.

Se-muanya tidak terlepas dengan

kebutuhan dan tingkat

perkem-bangan anak-anaknya,

ditam-bah lagi tuntutan kebutuhan

lokal dan global. Pada

dasarn-ya, pendidikan bisa dilakukan

dalam keluarga, di masyarakat

dan bisa juga melalui

pendidi-kan di sekolah, baik sekolah

negeri atau swasta. Setiap

tahun ajaran baru,

berbon-dong-bondong orangtua

men-datangi institusi pendidikan.

Orang tua yang meletakkan pili-hannyadengan meletakkan anak-anaknya pada sekolah negeri, maka anak tersebut mengikuti pendidikan dengan tatacara pengelolaan dan kurikulum diatur sede-mikian rupa berdasarkan Undang-Un-dang Sistem Pendidikan Nasional dan wajib mengikuti aturan tersebut, walau-pun otonomi pendidikan tetap diberi-kan kepada sekolah tersebut. Sedangdiberi-kan di sekolah swasta dalam pengelolaan dan kurikulum yang dipakai di samp-ing memakai aturan yang diatur oleh pemerintah, sekolah swasta juga mel-akukan kebijakan sendiri dan pemaka-ian kurikulum berdasarkan visi, misi dan tujuan pendidikan sekolah swasta

tersebut. Sedangkan pemerintah hanya sebagai pengawas terhadap operasional sekolah tanpa bisa intervensi begitu mendalam terhadap kebijakan sekolah.

Dalam pembangunan dunia pen-didikan, tentunya sekolah swasta mem-punyai peranan yang cukup besar dalam peningkatan mutu dan kualitas pendidi-kan. Karena secara tidak langsung se-kolah swasta membantu tugas pemerin-tah untuk menuntaskan program wajib belajar 12 tahun dan turut serta men-gurangi angka buta aksara di negeri ini. Tetapi fakta dilapangan, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan di republik ini, terlalu bersikap otoriter dan menganaktirikan sekolah-sekolah swasta sehingga perkembangan mutu serta kualitas sekolah swasta menjadi lamban. Selain itu dari segi infrastruktur, kondisi bangunan pada sekolah swasta juga sudah tidak memadai dan seper-tinya pemerintah tidak tahu atau bahkan tidak mau tahu akan kondisi ini. Meski diakui ada juga sekolah swasta memiliki pendidikan dan fasilitas yang bermutu.

Seluruh wakil rakyat di gedung senayan pun selalu berkoar-koar ten-tang peningkatan pendidikan dengan cara mengalokasikan dana pendidikan sebesar 20 persen dari total anggaran negara, tetapi lagi-lagi dana sebesar itu hanya sebagian kecil yang bisa dirasakan dan dimanfaatkan oleh sekolah-sekolah swasta, sehingga berimbas yayasan mau tidak mau harus menarik iuran yang lebih tinggi pada para siswa agar sekolah tersebut bisa terus bertahan.

Menurut Peraturan Menteri Pen-didikan dan Kebudayaan (Permendik-bud) nomor 60 tahun 2011 tentang larangan pungutan biaya pada sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. Permendikbud ini bertujuan untuk mengurangi beban orang tua/wali mu-rid dalam menyekolahkan putra-putri

mereka. Dalam pasal 3 juga disebutkan bahwa sekolah pelaksana program wa-jib belajar dilarang memungut biaya in-vestasi dan biaya operasi dari peserta didik, orang tua atau walinya. Tetapi peraturan-peraturan tersebut

sayangn-ya hansayangn-ya sebatas kamuflase pemerin -tah untuk mendapatkan penghargaan dari dinas pendidikan. Memang kalau sekolah negeri masih bisa memanfaat-kan anggaran dari pemerintah, tetapi kalau sekolah swasta darimana dananya? Bagaimana pendidikan bisa maju kalau masih saja ada diskriminasi antara se-kolah negeri dan sese-kolah swasta? Lalu, pertanyaan selanjutnya, masih penting-kah sekolah swasta bagi pemerintah???

Namun yang pasti dan tidak bisa dipungkiri, bahwa jikalau tanpa adanya sekolah-sekolah swasta maka pemerintah tidak akan sanggup untuk meningkatkan mutu dan kualitas pen-didikan. Dengan adanya sekolah swasta akan membantu pemerataan pendidi-kan di berbagai jenjang pendidipendidi-kan di seluruh wilayah Indonesia. Maka dari itu, pemerintah mestinya sadar dan su-dah seharusnya tidak ada diskriminasi lagi baik sekolah negeri maupun swasta. Pemerintah juga harus lebih peka dalam kaitannya dengan kondisi infrastruktur sekolah dengan memberikan dana yang cukup guna meningkatkan sarana dan prasarana sekolah yang kondisinya juga sebagian besar sangat memprihatinkan.

(9)

UTAMA

Secara historis,

kemun-culan pendidikan swasta sudah ada se-belum Indonesia merdeka. Format awal lembaga -lembaga pendidikan swasta pada waktu itu lebih bersifat. Pesantren atau yang semisal dengannya (surau, ke-dah dan lainya) bisa dikatakan sebagai bentuk awal lembaga pedidikan swasta yang bersifat keagamaan, di mana may-oritas penduduk Indonesia yang beraga-ma Is¬lam banyak meberaga-manfaatkan lemba-ga ini sebalemba-gai sentra pendidikan (alemba-gama). Walau mengambil bentuknya yang tidak formal, keberadaan Pesantren ini sebagai lembaga pendidikan dianggap berhasil dalam menciptakan pribadi¬ pribadi yang sadar secara agama dan berhasil membentuk watak masyarakat Indonesia.

Namun pada saat itu, pondok pesantren hanya diangap sebagai lembaga pendidi-kan jalur luar sekolah, sehingga out-put pesantren tidak diakui keberadaannya

Selanjutnya, selain pesantren, lahir pula lembaga pendidikan bernu-ansakan agama, seperti dari golongan Islam di antara sekolah yang muncul ada-lah sekoada-lah pendidikan Muhammadiyah dan Ma’arif. Di lain pihak, juga muncul sekolah-sekolah yang tidak mendasar-kan pada asas keagamaan, yaitu antara lain sekolah Kartini dan Taman Siswa. Sekolah-sekolah swasta ini, atas dasar kebijakan Jenderal Van Heutz seorang gu-bernur pemerintahan penjajah Belanda, kemudian mendapat subsidi dari pemer-intah Belanda dengan syarat mematuhi

peraturan dan tidak mengganggu ket-ertiban umum. Sekolah-sekolah swasta (khususnya sekolah/ madrasah berasas Islam yang mendapat restu dari penjajah) pada masa ini mengalami transformasi dan bebas mengekspresikan diri untuk berkembang pada arah yang lebih maju.

Pada masa awal kemerdekaan (tahun 1946-1950), secara umum kondi-si dan pokondi-sikondi-si pendidikan swasta dalam pendidikan nasional tidak jauh berbeda dengan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Menurut laporan Pani-tia Penyelidik Pengajaran pada waktu itu (1946), pendidikan swasta diperlakukan secara wajar, bahkan dalam hal-hal tert-entu disebutkan tanpa ada diskriminasi.

Pendidikan Swasta

(10)

UTAMA

Di antara,isi laporan tersebut yang tidak diskriminatif adalah tentang adanya per-samaan dalam hal ijazah, di mana ijazah negeri dan swasta tidak dibedakan. Juga, dibolehkannya murid-murid sekolah swasta untuk berpindah atau melan-jutkan pelajarannya di sekolah negeri. Sekolah Negeri Vs Sekolah Swasta Dewasa ini, sekolah-sekolah swasta kian menjamur. Kualitasnya tidak kalah dari sekolah negeri favorit. Namun de-mikian, banyak perbedaan diantara se-kolah negeri dan swasta. Inilah yang membuat beberapa orangtua memper-timbangkan hal tersebut sebelum me-milihkan sekolah untuk anaknya. Apa sajakah perbedaan diantara keduanya?

Pertama . BIAYA

Perbedaan yang pertama, tak lain dan tak bukan, adalah soal biaya. Seperti yang sudah kita ketahui, untuk SD dan SMP negeri biayanya adalah gra-tis, Sedangkan untuk SMA negeri, bi-ayanya standar dan tidak terlalu mahal, Sedangkan sekolah swasta (SD, SMP, maupun SMA) biasanya biayanya lebih mahal dan diatas rata-rata. Hal ini dika-renakan sekolah swasta memiliki visi dan misi tersendiri. Sekolah swasta memiliki standar pendidikan yang berbeda-beda bagi murid-muridnya. Misalnya sekolah swasta yang dikhususkan untuk agama tertentu.Sekolah swasta yang berkualitas tentu mematok harga yang cukup tinggi.

Kedua . PERGAULAN

Siswa-siswi yang bersekolah di sekolah negeri memiliki lebih banyak perbedaan. Dalam hal Agama misalnya, keragaman keyakinan bisa ditemukan di sekolah negeri. Tidak seperti di sekolah swasta yang dikhususkan untuk keyaki-nan tertentu, siswa-siswinya sehari-hari hanya bergaul dengan teman-teman dari kalangan keyakinan yang sama sehing-ga mereka kurang memahami orang-orang dengan keyakinan yang berbeda.

Selain itu, latar belakang bela-kang keluarga siswa-siswi sekolah neg-eri juga lebih beragam. Berbeda dengan siswa-siswi sekolah swasta yang rata-rata

berasal dari keluarga berada karena biaya masuk sekolah swasta tergolong tinggi. Sekolah negeri lebih unggul dalam hal mengajarkan anak tentang bagaimana me-nerima banyaknya perbedaan dalam hal agama dan kehidupan sosial masyarakat. Tidak bisa dipungkiri bahwa di be-berapa sekolah swasta, ada yang may-oritas diisi oleh siswa-siswa dengan ras tertentu. Hal itu membuat siswa-siswa di sekolah lain yang tidak berasal dari ras yang sama menjadi enggan untuk bergaul dengan mereka, karena men-ganggap bahwa mereka tidak mau ber-gaul dengan orang-orang dari ras yang berbeda. Sementara siswa-siswa ras tersebut juga enggan bergaul dengan siswa-siswa sekolah lain yang berbeda ras karena mereka takut akan dikucil-kan dengan adanya perbedaan sehingga mereka lebih memilih untuk bergaul dengan sesamanya saja. Hal inilah yang menimbulkan kesalahpahaman sehingga sekolah swasta terkesan eksklusif dan enggan membaur dengan masyarakat.

Ketiga FASILITAS

Jika menyinggung soal fasili-tas, sekolah negeri dan swasta tentu juga berbeda. Dengan biaya yang ter-golong standar dari pemerintah, se-kolah negeri masih kalah jika diband-ingkan dengan sekolah swasta yang biayanya tidaklah murah. Biaya se-kolah berpengaruh cukup besar dalam pemberian fasilitas pembelajaran. Fasilitas kelas yang menunjang seperti air conditioner, LCD projector, laptop dan lainnya tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sekolah negeri tidak bisa secara penuh memberikan fasilitas ini kepada seluruh siswanya. Sedangkan untuk meminta bantuan dari orangtua murid dilarang pemerintah karena di-anggap memberatkan masyarakat. Ke-cuali bagi sekolah RSBI dengan ala-san yang sudah saya sebutkan diatas. Berbeda dengan sekolah swasta yang me-miliki cukup biaya untuk memberikan fasilitas yang berkualitas bagi seluruh siswa-siswinya. Tidak hanya fasilitas di dalam kelas, melainkan juga fasilitas luar kelas seperti lapangan olahraga, stadion basket milik pribadi, serta bus sekolah.

Keempat. PENGAJAR

Tenaga pengajar atau guru pada sekolah negeri maupun sekolah swasta bisa dibilang sebelas-duabe-las atau kurang lebih sama. Rata-rata tenaga pengajar sama-sama memiliki latar belakang pendidikan minimal S1, beberapa ada yang sudah S2. Yang membedakan adalah perhatian para pengajar terhadap anak didiknya.

Tidak bisa dipungkiri, jum-lah siswa yang belajar di sekojum-lah neg-eri jauh lebih banyak jika dibanding-kan dengan jumlah siswa yang belajar di sekolah swasta. Jika dalam satu ke-las sekolah negeri memiliki 40 siswa, maka sekolah swasta hanya 20-30 siswa. Belum lagi jumlah kelas di se-kolah negeri yang juga lebih banyak daripada jumlah kelas di sekolah swasta. Jumlah siswa berpengaruh signifi-kan terhadap perhatian guru. Di se-kolah negeri,guru-guru cenderung hanya memperhatikan siswa-siswa yang menonjol. Misalnya siswa yang sangat cerdas dan siswa yang san-gat nakal. Sementara siswa-siswa yang lainnya kurang mendapat perhatian.

(11)

UTAMA

Kasus Kurikulum 2013

PENGANTAR

Dialog mengenai pergantian kurikulum dewasa ini dari Kuriku-lum KTSP menjadi KurikuKuriku-lum 2013 menimbulkan berbagai pertanyaan mengenai profesionalisme guru. Pe-rubahan kurikulum sejak Indonesia merdeka yang ke-11 kali mengikuti pola yang sama yaitu mengalir dari atas ke bawah.[1] Dari konsep menga-lir ke bawah dan harus dilaksanakan di sekolah oleh para guru. Perubahan tersebut ternyata bertentangan den-gan hakikat ilmu pendidikan yaitu

suatu ilmu yang teoretiko praktis. Artinya pendidikan merupakan suatu proses[2] yang diimplementasikan ke lapangan atau ke ruang kelas dan dari proses tersebut itu akan mem-berikan input kepada perubahan konsep. Oleh sebab itu kegagal-an suatu konsep kurikulum terletak ke-pada implementasi guru di lapangan. Tidak mengherankan apabila ber-bagai kegagalan di dalam penyem-purnaan kurikulum dipersalahkan atau terletak pada tanggung jawab para guru. Suksesnya Kurikulum 2013 akan terletak pada para guru dan bukan kepada siapapun juga.

I. KEKUASAAN DAN

PROFESIONALISME DALAM ABAD-21 Abad ke-21 ditandai oleh abad ilmu pengetahuan, knowledge-based society. Hal ini berarti peruba-han-perubahan yang besar di dalam kehidupan manusia abad ke-21 di-dasarkan kepada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian masyarakat bukan hanya diarahkan dan dibimbing oleh kekuasaan tetapi oleh profesion-alisme. Masyarakat yang dipimpin oleh profesionalisme adalah pem-bangunan masyarakat yang didasar-kan kemajuan ilmu dan teknologi.

Kekuasaan, Profesionalisme dan Kebijakan Pendidikan

(12)

UTAMA

Perkem-bangan masyarakat ditentukan oleh tingkat profesionalisme dari para pemimpinnya. Dalam berbagai aspek ke-hidupan manusia, keke-hidupan ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan dipimpin oleh para profesio-nal. Berbeda dengan era sebelumnya kehidupan masyarakat dip-impin oleh kekuasaan seperti kekuasaan politik, kekuasaan ekonomi, kekuasaan teokratis dan sebagainya.[3] Dapat digam-barkan bagaimana antara lain pendidikan yang dipimpin oleh kekuasaan seperti di dalam era Nazisme Jerman atau Facisme Italia-Jepang dalam masa Perang Dunia II. Profesionalisme hanya dapat hidup dalam suatu masyarakat demokratis dan bukan dalam masyarakat kekuasaan.[4] Di dalam bidang hukum, masyarakat di bawah pem-impin para profesional dalam bidang hu-kum, dalam bidang kesehatan oleh para profesional kesehatan, dan di dalam bidang pendidikan di bawah pemimpin para pro-fesional yang menguasai bidang pendidi-kan. Dapat dibayangkan bagaimana mis-alnya dalam bidang kesehatan dikuasai oleh para profesional dalam bidang pendidikan. Dan sebaliknya pula dalam bidang pen-didikan dikuasai oleh para profesional di dalam bidang pertanian atau industri. Yang diperlukan adalah kerjasama antar-profe-sional yang menguasai bidangnya sendiri sehingga terjadi sinergi yang efektif dan produktif. Perkem-bangan masyarakat di-tentukan oleh tingkat profesionalisme dari para pemimpinnya. Dalam berbagai aspek kehidupan manusia, kehidupan ekonomi, sosial, budaya, dan pendidikan dipimpin oleh para profesio-nal. Berbeda dengan era sebelumnya kehidupan masyarakat dip-impin oleh kekuasaan seperti kekuasaan politik, kekuasaan ekonomi, kekuasaan teokratis dan sebagainya.[3] Dapat digam-barkan bagaimana antara lain pendidikan yang dipimpin oleh kekuasaan seperti di dalam era Nazisme Jerman atau Facisme Italia-Jepang dalam masa Perang Dunia II. Profesionalisme hanya dapat hidup dalam suatu masyarakat demokratis dan bukan dalam masyarakat kekuasaan.[4] Di dalam bidang hukum, masyarakat di bawah pem-impin para profesional dalam bidang hu-kum, dalam bidang kesehatan oleh para profesional kesehatan, dan di dalam bidang pendidikan di bawah pemimpin para profe-sional yang menguasai bidang pendidikan. Dapat dibayangkan bagaimana misalnya dalam bidang kesehatan dikuasai oleh para profesional dalam bidang pendidikan. Dan sebaliknya pula dalam bidang pendidikan

dikuasai oleh para profesional di dalam bi-dang pertanian atau industri. Yang diper-lukan adalah kerjasama antar-profesional yang menguasai bidangnya sendiri sehingga terjadi sinergi yang efektif dan produktif.

II. PROFESIONALISME PENDIDIKAN

Dalam era globalisasi abad ke-21 dewasa ini pendidikan haruslah dip-impin dan dibina oleh para profesional. Siapakah para profesional dalam bidang pendidikan? Dasar dari suatu profesi modern adalah ilmu yang mendasarinya serta praktek di dalam implementasinya.

Ilmu Pendidikan Sebagai Dasar Profesi Pendidikan

Apakah ilmu pendidikan itu? Se-mula ilmu pendidikan berasal dari filsafat serta kemudian merupakan bagian dari ilmu psikologi. Sejak permulaan abad ke-20 mulai lahir ilmu pendidikan sebagai ilmu yang berdiri sendiri karena dianggap mempunyai obyek dan metodologi yang spesifik. Obyek ilmu pendidikan adalah su-byek peserta-didik yang ber-beda dengan obyek ilmu-ilmu yang lain. Peserta-didik adalah makhluk hidup yang bertanggung jawab yang khas yang memiliki kepribadian sendiri yang perlu dikembangkan mela-lui proses pendidikan. Dalam pengemban-gan peserta-didik sebagai pribadi terdapat banyak konsep yang telah dikembangkan. Konsep-konsep tersebut harus diimplemen-tasikan di dalam proses pendidikan. Proses pendidikan tidaklah sama dengan proses produksi di dalam industri. Proses pen-didikan merupa-kan suatu dialog antara pendidik dan peserta-didik.[5] Dari proses pen-didikan inilah dapat dituai efek-efek yang bermakna untuk penyempur-naan konsep. Inilah yang disebut hakikat ilmu pendidikan sebagai ilmu teoretiko-praktis. [6] Dengan demikian ilmu pendidikan bu-kanlah suatu ilmu yang abstrak tetapi suatu ilmu yang kongkret dan berkenaan den-gan subyek yang semakin berdiri sendiri. Berdasarkan pada hakikat ilmu pen-didikan sebagai ilmu teoretiko prak-tis, maka peranan guru sebagai pelaksana proses pendidikan sangat me-nentukan di dalam keberhasilan serta pe-nyempurnaan suatu konsep pendidikan.

Arti Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

Proses pendidikan mengimplikasikan adanya praksis pendidikan dan evalu-asi. Berdasarkan hasil evaluasi inilah

da-pat dilaksanakan bukan hanya dalam implementasi tetapi juga di dalam kon-sep oleh guru. Di dalam kaitan inilah ter-letak pentingnya penelitian pendidikan. Penelitian dan evaluasi pendidikan bu-kan hanya abu-kan mening-katbu-kan mutu dari praksis pendidikan juga akan merupakan sumbangan bagi perkem-bangan ilmu pen-didikan. Evaluasi pendidikan yang dilak-sanakan di Indonesia dewasa ini berupa Uji-an Nasional merupakUji-an evaluasi sesaat dUji-an bukan merupakan evaluasi longitudinal. Proses pendidikan mengasumsikan suatu periode yang panjang, meliputi periode un-tuk sekolah dasar, pendidikan menengah dan seterusnya bahkan sepanjang hayat. Di dalam periode inilah dibutuhkan penelitian dan evaluasi pendidikan untuk lebih men-ingkatkan kualitas proses pendidikan itu.

III. PENGERTIAN DASAR TENTANG KURIKULUM

Etimologis

Secara etimologis, kurikulum be-rasal dari kata currere yang berarti arena pacuan.[7] Dalam gambaran tersebut tentu-nya adatentu-nya kuda, joki, dan jarak yang akan ditempuh. Secara etimologis kurikulum berarti sarana pacuan untuk mencapai tu-juan tertentu. Dalam dunia modern kuri-kulum berarti sebagai serangkaian program (mata pelajaran) untuk mencapai tujuan pendidikan. Apa yang sering dilupakan di dalam diskusi kurikulum ialah kurikulum bukan semata-mata hanya berkenaan den-gan lapanden-gan pacu dan jarak tetapi juga yang tidak murang pentingnya adalah kuda dan jokinya (pendidik dan peserta-didik).

Kurikulum Tidak Statis Tapi Dinamis

(13)

UTAMA

menetapkan pencapaian tujuan per-lombaannya lebih cepat dari negara-negara industri maju. Dengan kata lain masalah kurikulum dalam negara-negara berkembang seperti Indonesia mem-inta perhatian yang serius yang relatif lebih kompleks dari negara-negara maju tetapi juga harus berhati-hati karena sumber daya dan sumber dana negara-negara berkembang masih terbatas.

Kurikulum dalam Menghadapi Peru-bahan

[Ilmu Pendidikan sebagai Ilmu Teoretiko-Praktis]

Pendidikan berbeda dengan in-dustri. Pendidikan berhadapan dengan manusia dalam upaya lebih meningkat-kan taraf hidupnya atau kesejahteraaan-nya dan kecerdasankesejahteraaan-nya. Hal ini berbeda dengan industri yang memproduksikan hasil industri atau produk industri yang semakin lama semakin berkualitas. Pendidikan bertujuan menghasilkan peserta-didik yang berkualitas dalam arti lebih merdeka, lebih bertanggung jawab, lebih bermoral. Inilah yang dis-ebut proses pemanusiaan dalam proses pendidikan. Dalam proses pemanusiaan tersebut obyeknya adalah subyek yang unik dan bertanggung jawab yang pada akhirnya menjadi manusia yang berdiri sendiri. Manusia yang berdiri sendiri tersebut adalah manusia yang dapat menata kehidupannya sendiri bersama-sama dengan kelompoknya dalam dunia yang terus-menerus berubah. Inilah kon-sep teoritis dari proses pendidikan, pen-didikan sebagai proses pemerdekaan.[8]

Konsep tersebut harus diwujud-kan dalam praksis pendididiwujud-kan. Bagaima-na caranya agar supaya proses pendidikan diarahkan kepada pemerdekaan peserta-didik yang berarti bertanggung jawab dan kreatif di dalam kehidupannya. Kon-sep pendidikan yang hanya berada pada

yang benar oleh sebab hanya pada tata-ran abstrak. Proses pendidikan yang se-benarnya terletak dalam tataran praksis. Selanjutnya dari hasil praksis pendidikan dapat diperoleh masukan untuk pemur-nian teori pendidikan yang lebih mantap.

Siklus Perencanaan Kurikulum

Kurikulum sebagai bagian dari proses pendidikan haruslah pula bersifat teor-etiko-praktis. Hal ini berarti suatu kon-sep kurikulum perlu dievaluasi di dalam tataran praktek atau dalam kata lain uji-coba. Dari hasil ujicoba dapat diperoleh masukan-masukan untuk penyempur-naan konsep kurikulum. Evaluasi suatu kurikulum dapat berwujud evaluasi ter-hadap kurikulum yang sedang berjalan ataupun suatu proses ujicoba terhadap suatu kurikulum yang baru. Dalam siklus perencanaan kurikulum demikian ten-tunya memerlukan waktu yang cukup lama. Harus kita ingat bahwa proses pendidikan yang berkenaan dengan peserta-didik berbedan dengan proses penyempurnaan kualitas produk indus-tri. Bahan baku pendidikan dan bahan baku suatu industri berbeda. Pendidikan berkenaan dengan subyek yang mempu-nyai jiwa sedangkan yang kedua tanpa jiwa. Maka proses penyempurnaan atau perubahan suatu kurikulum haruslah di-laksanakan dengan hati-hati karena kita berhadapan dengan subyek yang berjiwa.

IV. KURIKULUM 2013

Pada tahun 2012 yang lalu du-nia pendidikan di Indonesia digegerkan dengan beberapa kebijakan pemerintah dalam pendidikan nasional. Antara lain mengenai pendidikan karakter bangsa yang sampai dewasa ini belum diketahui juntrungannya. Belum selesai dengan pelaksanaan masalah tersebut pemer-intah melancarkan konsep Kurikulum 2013. Yang menyebabkan kegalauan dalam masyarakat baik masyarakat umum maupun masyarakat intelektual ialah sangat singkatnya persiapan untuk melaksanakan Kurikulum 2013 terse-but. Dibutuhkan kurang dari setahun dalam persiapannya dan pemerintah bertekad untuk melaksanakan mulai tahun ajaran 2013. Rencana tersebut dirasakan terlalu tergesa-gesa melihat kepada kondisi lapangan pacu di

Indone-kualitasnya yang beragam antara lain disebabkan kualitas tenaga gurunya yang

belum tuntas dengan program sertifikasi.

Belajar dari Pengalaman

Sejak kemerdekaan Indonesia, kurikulum pendidikan dasar dan menen-gah telah mengenal sepuluh kali peru-bahan. Yang terakhir adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dilancarkan sejak tahun 2006. Pengala-man apakah yang dapat kita petik dari perubahan-perubahan kurikulum di ne-gara kita ini? Ternyata pergantian kuri-kulum yang silih berganti belum dapat menaikkan tingkat kualitas pendidikan di Indonesia. Penelitian-penelitian inter-nasional menunjukkan rendahnya mutu pendidikan nasional kita dibandingkan dengan negara-negara lain termasuk negara-negara tetangga. Pemeo yang mengatakan bahwa ganti menteri ganti kebijakan, ganti menteri ganti kuriku-lum memang benar adanya. Apa yang dikemukakan dalam konsep Kurikulum 2013 antara lain telah diluncurkan mela-lui Kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Mengapa Kurikulum CBSA yang cukup modern tersebut tidak dilanjut-kan atau gagal sebelum dilaksanadilanjut-kan? Di sini kita lihat secara konseptual CBSA dapat kita golongkan sebagai kurikulum super bahkan relevan sampai abad 21. Namun nasib yang diderita oleh CBSA ternyata kurikulum super tersebut han-ya terbatas diujicobakan di Kabupaten Cianjur. Kemudian tanpa evaluasi diganti oleh kurikulum yang baru lagi. Pengala-man buruk ini mengajarkan kepada kita bahwa untuk perubahan Kurikulum Na-sional memerlukan jangka waktu yang cukup untuk mempersiapkan segala sesuatu di dalam pelaksanaannya. Ternyata kurikulum seperti CBSA bu-kan hanya berkenaan dengan lapangan pacu atau mata pelajaran tetapi lebih-lebih lagi berkaitan dengan metodologi dalam proses pendidikan yang mene-kankan kepada peserta-didik yang aktif di bawah bimbingan guru yang kreatif. Kebijakan pemerintah telah mulai di-laksanakan sejak tahun 1998 untuk meningkatkan mutu pendidikan antara

lain melalui sertifikasi guru. Namun

(14)

pro-UTAMA

[9] Apakah yang menjadi kekurangan dari

program sertifikasi yang telah menghabis -kan dana milyaran rupiah tersebut? Tern-yata bukan hanya program peningkatan mutu guru yang terlalu singkat sehingga tidak relevan dengan tujuan peningkatan kemampuan profesional guru tetapi juga proses belajar yang hanya menekankan pada menghafal dan bukan kepada membangkit-kan kreativitas peserta-didik. Hal ini dis-ebabkan karena kebijakan yang kontrover-sial pemerintah yaitu tetap melaksanakan Ujian Nasional yang nyata-nyata memati-kan kreativitas peserta-didik maupun guru.

Pengalaman Finlandia[10]

Mengapa kita perlu melihat Fin-landia? Ada beberapa kritik yang keberatan mengambil Finlandia sebagai contoh. Namun Amerika Serikat sendiri sebagai super-power dunia mengakui kehebatan Finlandia yang berpenduduk sekitar 5,5 juta manusia dalam pendidikan nasionalnya yang telah mengang-kat taraf hidup rakyat Finlandia yang luar bia-sa. Dari mana mereka mulai? Ternyata Finlan-dia telah mulai merekonstruksi pendidikan nasionalnya sejak 40 tahun yang lalu dimu-lai dari pendidikan gurunya (LPTK). Mereka tidak mengenal ujian nasional, juga tidak

mengenal perubahan kurikulum yang signifi -kan tetapi yang menjadi pokok pembaharuan-nya ialah mempersiapkan guru-gurupembaharuan-nya yang andal sejak periode pre-service. Hal ini berar-ti mengubah sistem pendidikan terletak per-tama-tama bukan dalam mengubah kurikul-umnya tetapi di dalam mengubah prosesnya yang dimiliki oleh para guru (skill) di dalam mengembangkan kreativitas peserta-didik.

Keadaan Indonesia

Dewasa ini pendidikan di Indonesia sedang mengalami tantangan besar dan men-dapat sorotan dunia. Amerika Serikat oleh lembaga American Academy of Sciences di dalam Jurnal Science bulan November 2012 yang lalu memuat artikel mengenai peruba-han kurikulum di Indonesia antara lain dalam menyatukan ilmu-ilmu alam dan sosial sejak tingkat sekolah dasar dengan menerapkan prinsip tematik-integratif.[11] Mereka mem-pertanyakan bagaimana mungkin mengem-bangkan minat peserta-didik dalam ilmu-ilmu tersebut sejak dini dengan hanya merupakan bagian dari pengajaran bahasa Indonesia. Se-lain daripada itu tampaknya pemerintah ber-dasarkan kekuasaannya tetap akan menera-pkan Kurikulum 2013 mulai tahun 2013 ini dengan antara lain mempersiapkan guru-gu-ru pelaksananya dengan menatarnya di dalam tempo 5 hari. Suatu optimisme yang luar bia-sa yang akan diletakkan di pundak guru untuk melaksanakan suatu konsep yang baru tanpa si pembuat konsep itu sendiri pernah mel-aksanakannya di dalam praktek. Para guru beserta dengan lembaga-lembaga LTPK

tam-paknya tidak diikutsertakan secara aktif di dalam pelaksanaan konsep Kurikulum 2013 ini. Hasil dari uji coba yang tanpa dasar yang kokoh pada akhirnya akan terletak di pundak para guru, para profesional pendidikan. Negara kecil Finlandia dalam penelitian-pe-nelitian internasional seperti TIMMS selalu menempati ranking yang paling atas. Hal ini menarik perhatian negara-negara maju sep-erti Amerika Serikat. Apa yang terjadi di Fin-landia ternyata bukan perubahan kurikulum yang menjadi pokok tetapi berbagai kebijakan yang bisa kita contoh sebagai berikut: “Forty years ago, Finland was a comparatively poor country with an agrarian economy and under performing education system. Their leaders knew that their economic survival required them to radically transform their entire edu-cation system and develop the capacity ot their young people to be innovators and en-trepreneurs. Today, Finis students start school one year later, do less home work and have a shorter school and year than student in most dveloped countries, and the country does not administer any test for accountability.[12] Kebijakan pendidikan yang dilaksanakan: 1. Mereka mengadakan transformasi

pendidikan gurunya dengan mengubah program pendidikan guru secara radikal. 2. Mereka mengubah kurikulumnya

berlawanan dengan kurikulum yang menekankan pada fakta dan ujian yang ternyata hanya menambah beban peserta-didik.

3. Pada tingkat sekolah menengah dit kankan pada pengembangan karya dan pendidikan teknis.

4. Menekankan pada belajar secara bebas. Peserta-didik diberi kebebasan memilih program studinya nanti di universitas. 5. Mereka menerapkan inovasi-inovasi

dalam mengajar dan pelajaran pada setiap tingkat pendidikan.

Apa yang terjadi dalam perubahan-peru-bahan kurikulum di Indonesia? Ternyata perubahan-perubahan tersebut hanya men-gutak-atik mata pelajaran, jam pelajaran, dan bukan mengenai proses belajar itu sendiri. Proses belajar yang ditekankan adalah:

• Kolaborasi

• Multidisipliner

• Belajar mengambil resiko, trial and error

• Kreativitas

• Motivasi intrinsik melalui permainan, pas-sion, tujuan yang jelas.

Masalah Perencanaan

Kurikulum 2013 yang mempun-yai dampak yang sangat luas dalam sistem pendidikan nasional sudah sewajarnyalah tercantum dalam RENSTRA DIKNAS 2009-2014 apalagi RENSTRA DIKNAS tersebut merupakan penjabaran dari Undang-Undang Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2009-2014. Namun demikian Kurikulum

2013 tidak secuilpun dikemukakan dalam RENSTRA DIKNAS 2009-2014. Apabila Kuri-kulum 2013 tersebut toh dipaksakan tentu-nya rencana tersebut akan mengambil dana dari program-program lainnya yang telah disepakati sebagai program-program priori-tas di dalam pembangunan nasional 2009-2014. Pemerintah berdalih bahwa konsep Kurikulum 2013 telah mulai muncul pada tahun 2010. Namun demikian karena pe-rubahan kurikulum bukan hanya mempu-nyai pengaruh yang luas pada masyarakat sehingga meminta dana yang cukup besar di dalam perencanaan dan pelaksanaannya. Oleh sebab itu sewajarnyalah apabila konsep Kurikulum 2013 lebih dimatangkan dan diu-jicobakan terbatas pada beberapa sekolah/ daerah tertentu agar dapat direncana-kan pelaksanaannya secara matang dan terarah. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Belajar dari pengalaman

Fin-landia, reformasi pendidikan dimulai dari revitalisasi LPTK. 2. Perubahan kurikulum dalam

siklus ilmu pendidikan kritis. 3. Implementasi Kurikulum 2013 diujico-bakan dan dievaluasi ter-lebih dahulu. 4. Sukses Kurikulum 2013

terle-tak pada kemampuan guru dan proses pembelajaran kreatif. 5. Kurikulum 2013 bukan semata-mata un-tuk menambah atau mengurangi mata pelajaran ataupun mengurangi maupun me-nambah jam pelajaran akan tetapi yang lebih penting perubahan di dalam proses pendidikan itu sendiri yang menekankan pada kreativitas peserta-didik dan penpeserta-didik sehingga melahir-kan proses belajar yang aktif-kreatif.

(15)

PENDIDIKAN

Dari ribuan

peserta upacara peringa-tan Hardiknas di Kota Tebingtinggi, tercat-at sebanyak 30 pelajar berprestasi tingktercat-at SD,SMP, SMA dan SMK Negeri dan Swasta di Kota Tebingtinggi mendapat bantuan beasiswa yang dilakukan oleh PT Inalum dan PT Jamsostek Medan pada Peringa-tan Hari Pendidikan Nasional (Hardik-nas) di Lapangan Kota Bayu Jalan Gatot Subroto Kota Tebingtinggi, Kamis (2/5). “Kami mewakili masyarakat Kota Tebingtinggi mengucapkan terimah kasih kepada pihak-pihak atapun perusahaan yang masih peduli dengan dunia pendidi-kan di Kota Tebingtinggi, hendaknya keg-iatan ini menjadi momentum ke depan untuk meningkatkan prestasi pelajar dan gurunya,” terang Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan disela-sela acara peringatan Hardiknas tersebut. Membacakan pidato dari Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan, Umar Zu-naidi meminta maaf setulus-tulusnya atas persoalan penyelenggaraan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA sederajat ta-hun pelajaran 2012/2013. “Hal ini harus kita jadikan sebagai pelajaran yang san-gat berharga dalam memberikan layanan pendidikan kepada masyarakat,” jelasnya. Lanjut Umar, dalam perfektif sosial ke-masyaakatan ada tiga penyakit sosial yang sangat besar dampak negatifnya, yaitu kemiskinan, ketidaktahuan dan keterbelakangan, jadi untuk terhindar ketiga macam penyakit tersebut adalah pendidikan. “Jadikan Hardiknas men-ingkatkan kualitas dan akses berkeadi-lan dalam dunia pendidikan,” cetusya.

Salah seorang pelajar juara Olimpia-de Sains Nasional (OSN) dari SD Neg-eri 167644, M Farhan Hanif, mengaku

bangga karena masih ada kepedulian usahawan untuk memperhatikan na-sib dunia pendidikan khususnya di Kota Tebingtinggi. “Saya punya cita-cita menjadi guru dan selalu berdoa untuk meminta kemudahan dalam mencapai prestasi gemilang,” ujarnya.

Tampak hadir dalam Hardiknas itu, Wakil

Walikota H Irham Taufik, Sekdako Johan

Samose Harahap, Kapolres Tebingtinggi AKBP Andi Rian Djajadi, Ketua DPRD Syarial Malik, Kadis Pendidikan Drs H Pardamean Siregar, unsure Muspida dan SKPD, serta tokoh masyarakat, tokoh aga-ma dan tokoh pendidikan serta ribuan pelajar se Kota Tebingtinggi. (Juanda)

Beasiswa Pada Hardiknas

(16)

EKONOMI

Banyak ibu

rumah tang-ga menjadi setentang-gah darah tinggi, mengungat berapa duit yang diper-lukan untuk keperluan anak-anak bersekolah dalam tahun ajaran. Kalau dimulai dari anak yang terke-cil masuk Taman Kanak-kanak, sampai dengan yang masuk pergu-ruan tinggi.Apa tak pusing kepala ibu rumah tangga menghadapinya. Apalagi kalau sang bapak dengan peng-hasilan yang sangat kecil.Sementara anak memerlukan pendidikan.Bisa-bisa hal ini menjadikan penyakit baru bagi sang ibu. Yang jelas sakit kepala memikirkannya.

Bagaimana membagi uang yang diterima dari sang bapak.Kalau tidak ada tambahan, bisa-bisa salah seorang anak tidak jadi masuk sekolah.Betapa kece-wanya sang anak.Dan hal ini akan menja-di tuntutan bagi orang tua menja-di masa datang. Kalau si kecil karena sudah dikatakan sang ibu, tahun ini akan masuk sekolah TK, ia sudah bercerita kepada teman-temannya.Bahkan kepada orang orang tua yang dikenalnya.”wak, aku masuk TK yahun ini ,kata mamakku.”Matanya bercahaya saking gembiranya ia men-dapat penjelasan dari ibunya ten-tang ia akan masuk sekolah tahun ini.

Di fikirannya, ia akan menda -pat kawan bari di sekolah dengan me-makai seragam.Ia akan bernyanyi ber-sama kawan-kawannya dan berbagai kegiatan lainnya.Sungguh ia akan men-jadi seorang siswi yang berprestasi kelak. Kegembiraan memasuki dunia baru bagi anak, akan membawanya ke dunia yang lain baginya.Dunia sekolah Taman Kanak kanak, akan membentuk jiwanya dalam bermasyarakat di masa depannya. Banyak orang berhasil dalam hidup ini karena melalui pendidikan Taman Kanak Kanak.

Contohnya seorang ibu guru se-kolah Taman Kanak Kanak pernah ber-cerita kepada kami.Betapa ia takut ka-rena terkejut didtangi seorang perwira TNI berseragam,menanyakan nama ibu

guru yang pernah menajar di sekolahnya. Setelah berbasa basi diketahuinya bahwa orang berseragam itu adalah bekas murid ketika ia bersekolah di TK yang dipimpin ibu itu.Betapa leganya perasaan ibu itu. Ia masih mengingat masa kecil dididik di sekolah TK dan ia sangat bersyukur telah mendapat pendidikan yang sangat dasar untuk menghadapi masa depannya.Be-gitulah salah satu contoh hasil pendidi-kan yang sangat bermanfaat bagi yang telah menerimanya pendidikan.Segalan-ya akan menjadi lebih mudah kalau kita mendapat pendidikan, ketimbang bagi mereka yang tidak menerimanya. Itulah hasil pendidikan yang telah dikecam seorang perwira tadi dan ia sangat berterima kasih kepada ibu gurunya itu.Terima kasih ibu guru. Itu baru kisah seorang anak seorang Taman Kanak Kanak yang berhas-il.Bagaimana pula dengan mereka yang melalui sekolah lanjutannya.

Melihat anak-anak berseragam sekolah setiap pagi, yang hamper dari semua tingkat sekolah.Dari mulai Taman Kanak Kanak,Sekolah dasar,SMP dan SMA memberikan semangat kita untuk meli-hat anak kita juga ada dianatara mereka. Dengan memakai seragam sekolah kita bisa mengetahui sekolah apa dia. Baik darin warna pakaiannya atau atribut yang terpasang di bajunya. Hal inilah yang memicu si ibu meng-inginkan anaknya juga turut seperti itu.Rasa banggga melihat anak pergi sekolah dengan memakai seragam yang dipakainya dan sekolah apa ia sekarang.Dan akan menjadi apa kelak anak anaknya.Semuanya itu telah tergambar dalam pikiran sang ibu. Namun ketika ia akan berhadapan dengan berapa biaya yang akan di-tanggungnya dalam memenuhi anak-anaknya.Baik dalam ukuran untuk pa-kaian seragamnya.Belum lagi untuk jajan kesehariannya selama di sekolah. Berapa biaya yang harus

dikeluarkan-nya perbulan.Mending kalau ia berasal dari pegawai negeri.Ia bisa mengkalku-lasinya untuk setiap bulan.Bagaimana dengan orang tua di luar pegawai den-gan penghasilan sebagai pedaden-gang kecil. Inilah tantangan bagi hampir semua orang tua yang sepadan den-gan mereka yang berpenghasilan seba-gai pedagang kecil.Sanggupkah mereka menyekolahkan anak-anak mereka.

Mengingat masa kini, pemer-intah juga turut meringankan untuk biaya sekolah dengan menghapus ke-wajiban membayar uang sekolah.Tapi belum untuk semua tingkatan.Namun cukup meringankan bagi orang tua siswa dalam menghadapi masalah pendidikan.

Berapa biaya yang sangat perlu disediakan orang tua murid untuk tahun pertama.Mulai dari pakaian seragam sam-pai dengan buku, tas dan lainnya.Pening kepala kita untuk menghitungnya.Mend-ing kalau baru satu dua orang, kalau lebih apa tak pening kepala orang tua murid itu.

Pemerintah dengan program sekolah wajib Sembilan tahun pada awalnya akan menjadi dua belas ta-hun.Dengan demikian tak ada lagi anak anak yang tidak berseklah kelak. Sementara bagi mereka yang gagal di tengah jalan disediakan pendidi-kan yang setara.Dengan system pa-ket.Dengan demikian semuanya akan mengenyam pendidikan dan tak satu-pun yang akan menjadi buta huruf. Jadi soal biaya, jangan ter-lalu menjadi kendala bagi anak-anak untuk tidak mengenyam pendidikan. Memang biaya itu diperlukan, demi masa depan anak anak kita.Tapi jangan men-jadi kendala.Dimana ada kesulitan,pasti ada kemudahan.Tidak selamanya kesuli-tan itu, ia akan berakhir juga dan berubah menjadi kemudahan.Tuhan menjanjikan untuk memperbaiki kehidupan,dengan berusaha.Dan pasti Tuhan

meli-hatnya.Oraet labora. RIZAL SYAM

(17)

KESEHATAN

K o l e s t e r o l y a n g t a k

t e r k o n t r o l m e r u p a k a n

f a k t o r r i s i k o u t a m a p e n

-y a k i t j a n t u n g k o r o n e r.

Menurut Kepala divisi

En-dokrinologi & Metabolik

De-partemen Penyakit Dalam

RSCM, dr. Em Yunir, SpPD,

K-EMD, tidak ada yang lebih

menentukan risiko seseorang

akan mengalami serangan

jantung daripada kolesterol.

"Kolesterol yang berlebihan dalam aliran darah, mengendap lalu membentuk plak endapan yang mengakibatkan pen-ebalan, penyempitan dinding pembuluh darah dan meningkatkan risiko kemung-kinan serangan jantung," tambahnya. Namun, tidak berarti bahwa kolesterol adalah segalanya untuk penyakit jan-tung. Dalam jumlah tertentu, lanjut Em Yunir, tubuh memerlukannya agar tetap sehat. Hanya bila jumlahnya berlebihan akan timbul masalah. "Penurunan

koles-terol 1 persen saja dapat mengurangi risiko serangan jantung 2 -3 persen," jelasnya.

Lantas, bagaimana menja-ga kadar kolesterol amenja-gar tidak meng-ganggu kesehatan? Berikut beberapa tips yang diberikan oleh Em Yunir:

1. Kurangi Konsumsi Lemak Jenuh

Lemak jenuh, biasanya mengacu pada lemak yang berasal dari hewan, terutama didapatkan pada daging merah. Sebai-knya konsumsi makanan yang mengand-ung jenis lemak ini dibatasi, karena dapat meningkatkan kolesterol jahat (LDL). Em Yunir menyarankan untuk mengonsumsi lemak jenuh tidak lebih dari 30 persen dari total kalori yang dibutuhkan tubuh.

2. Lakukan Diet Sehat

Perubahan gaya hidup diperlukan untuk mempertahankan berat badan normal atau menurunkan berat badan agar kadar koles-terol bisa menurun. Em Yunir menyaran-kan untuk memperbanyak konsumsi buah dan sayur yang memiliki zat antioksidan.

3. Lakukan Aktivitas Fisik 30 Menit

per Hari

Aktivitas fisik yang cukup dan berkelan-jutan, sekitar 30 menit setiap hari, atau minimal 150 menit seminggu, seperti ja-lan, jogging, bersepeda, berenang ada-lah pilihan yang sangat baik untuk mem-peroleh kadar kolesterol yang normal.

4. Berhenti Merokok

Disamping sebagai faktor risiko terkena penyakit jantung, merokok juga dapat men-gakibatkan penurunan kadar kolesterol baik (High Density Low). Berhenti merokok dapat menaikkan kolesterol baik hingga 10 persen.

5. Konsultasi ke Dokter

Bila gaya hidup Anda ternyata belum mem-bantu menurunkan kadar kolesterol, solusi terakhir adalah segera konsultasi ke dokter agar bisa memberikan penanganan lanjut pada keluhan Anda.

Penulis: Firsta Putri Nodia/RIN Aswin Nasution

(18)

LINGKUNGAN HIDUP

Pemerintah pusat

melalui anggaran APBN akan mengalokasikan dana sebe-sar Rp 250 miliar untuk mengatasi banjir di Kota Tebingtinggi. Proyek multi years untuk membangun Bendungan Buka Tu-tup Elektrik di perbatasan Tebingtinggi - Sergai di Desa Paya Pasir Kabupaten Sergai itu akan dimulai tahun 2013 ini dan direncanakan selesai selama 3 tahun.

Demikian disampaikan Kepala Balai Sun-gai Wilayah II Sumut Ir Pardomuan Gultom saat meninjau beronjong Payalombang dan lokasi pembangunan Bendungan (Dam) Buka Tutup Bajayu di Desa Paya Pasir (per-batasan Tebingtinggi - Sergai) bersama Wa-likota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Ha-sibuan MM, anggota DPD RI Parlindungan Purba SH MH dan mewakili Kementerian PU Ir Zunaidi serta mewakili Pemkab Sergai A Damanaik dan Kepala Bappeda Tebingting-gi, Gul Bakhri Siregar SIP MSi, Senin (27/5).

Menurut Gultom, proyek multi years yang saat ini dalam proses tender tersebut merupakan upaya kegigihan Walikota Umar Zunaidi Hasibuan dalam melaku-kan lobby ke pusat. “Ini hasil perjuangan Walikota sehingga proyek pengendalian banjir Sungai Padang sudah ditampung sebesar Rp 250 miliar”, sebut Pardomuan sembari mengatakan proyek itu dapat ce-pat selesai, tergantung keseriusan Pemko Tebingtinggi membebaskan lahannnya. Disebutkannya, salah satu faktor penyebab

banjir di Kota Tebingtinggi diakibatkan po-sisi beronjong Payalombang yang diban-gun untuk mengairi lebih kurang 13 ribu Hektar persawahan di Kabupaten Sergai tidak bisa buka tutup. “Beronjong tersebut dibangun untuk sementara saja, namun hingga saat ini tetap dibiarkan”, sebutnya.

Untuk mengatasi banjir di Kota Tebingting-gi, pemerintah katanya, akan memban-gun bendungan buka tutup yang diger-akkan secara otomatis di hilir Sungai Padang atau 2,5 Km dari jarak beron-jong Payalombang yang ada saat ini. “Setelah bendungan buka tutup selesai dibuat, maka beronjong Payalombang akan dibongkar”, jelas Kepala Balai Sun-gai Wilayah II Sumut Pardomuan Gultom.

Sedangkan Walikota Tebingtinggi menga-takan, banjir di Kota Tebingtinggi diakibat-kan kondisi dan letak Sungai Padang serta Bahilang yang membelah Kota Tebingting-gi. “Jika Sungai Padang banjir otomatis air Sungai Bahilang akan naik dan air me-luap sehingga membuat Kota Tebingtinggi banjir”, ungkap Umar Zunaidi. Untuk itu, Pemko Tebingtinggi 100 persen siap mem-bantu dan segera membebaskan lahannya. Kita bekerjasama dengan Pemkab Sergai akan mendukung program pembangunan bendungan dan pembebasan lahan. Dengan terwujudnya pembangunan bendungan itu, masalah banjir di Kota Tebingtinggi teratasi dan pengairan sawah di wilayah Kabupat-en Sergai bisa lancer”, sebut Umar Zunaidi.

Walikota juga meminta agar anggota DPR RI Parlindungan Purba mendukung dan tetap mengawal proyek tersebut jangan sampai gantung. “Ini proyek multi years yang setiap tahun membutuhkan ang-garan. Untuk itu kami sangat berharap Pak Parlindungan Purba selaku ang-gota DPD RI dapat mendukung program yang di inginkan baik melalui kebija-kan politik maupun anggaran”, pintanya.

Anggota DPD RI Parlindungan Purba (wak-il Ketua Komite II) mengatakan, banjir yang selalu menimpa Kota Tebingtinggi menjadi masalah serius dan ia akan menyampai-kan masalah tersebut pada sidang DPD pada bulan Agustus yang diikuti Presiden. “DPD RI asal Sumut akan mengundang pihak terkait dan menteri untuk memba-has masalah penanganan banjir di Kota Tebingtinggi. Program mengatasi banjir Sungai Padang harus tuntas sebelum tu-gas saya berakhir”, tetu-gas Parlindungan.

Sedangkan mewakili Kementerian PU, Ir Zunaidi juga mengakui pemerintah pusat akan membangun bendungan buka tu-tup guna mengatasi masalah banjir di Kota Tebingtinggi. Bendungan tersebut juga berfungsi untuk mengairi ribuan hektar persawahan di Kabupaten Sergai. (Juanda)

TINJAU “Anggota DPD RI Parlindungan Purba SH MH, Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM, Kepala Balai Sungai Wilayah II Sumut Ir Pardomuan Gultom dan rombongan meninjau beronjong Payalombang dan lokasi pembangunan bendungan

buka tutup di Paya Pasir Sergai berbiaya Rp 250 miliar”

Parlindungan Purba Tinjau Dam Bajayu

(19)

Wakil Menteri Departemen Pekerjaan Umum Dr Ir Hermanto Dardak Msc yang melakukan kun-jungan kerja ke beberapa daerah kabu-paten/kota di Sumatera Utara menyem-patkan mengunjungi Kota Tebingtinggi, Selasa sore (21/5). Kunjungan itu dis-ambut Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM di rumah Dinas Walikota Jalan Sutomo kota setempat. Dalam agenda kunjungan Wamen PU ke Kota Tebingtinggi itu terkait sejumlah masalah pembangunan di daerah sep-erti melihat kondisi beberapa ruas jalan yang masuk dalam wilayah Kabupaten Serdang Bedagai, mulai dari Perbaungan sampai menuju Kota Tebingtinggi. Her-manto menilai, jalan menuju Medan dari Kota Tebingtinggi bisa memakan waktu antara 3 hingga 4 jam, sehingga perlu ada pelebaran jalan untuk memperkecil waktu jarak tempuh menuju Kota Medan. Selain itu, wamen juga memberitahu-kan tentang pembangunan jalan tol yang pada saat ini sudah masuk dalam tahap lelang, serta proses pembebasan lahan di sepanjang jalan untuk pem-bangunan tol sudah tidak ada masalah bagi masyarakat pengguna jalan tol.

“Untuk Pembangunan jalan tol ini sedang dilakukan

pemancangan-pemancangan artinya fisiknya sudah

mulai, nah jalan tol akses ke

Kuala-namu sebetulnya bagian dari jalan tol Medan - Tebingtinggi, jadi nanti pemerintah memberikan dukungan ja-lan dari Medan ke Kuaja-lanamo. Jaja-lan tol Medan - Tebingtinggi ini sekarang se-dang proses tender, jadi kita berharap bahwa pembangunan jalan tol ini bisa segera dimulai karena pembebasan tan-ah sudtan-ah berjalan”, terang Hermanto.

Terkait masalah ruas jalan yang sangat sempit, hal ini memang menjadi beban berat lalu lintas kenderaan dari Tebingtinggi menuju Medan, terutama di beberapa daerah di Kabupaten Serdang Bedagai yang dilalui, “Kita juga merasa-kan bahwa kapasitas jalan perlu diting-katkan dengan berbagai cara dan itu da-pat dilakukan menjadi dua hal”, paparnya. “Untuk yang pertama tentunya jalan na-sional yang ada perlu di ukur reservas-inya agar dapat berfungsi dengan baik, lalu yang kedua memang kapasitas di berbagai tempat perlu ditingkatkan, un-tuk melihat daerah mana saja yang kri-sis untuk perluasan. Ini juga bisa kita kaitkan dengan akan dikembangkannya kawasan Sei Mangkei, sebab daerah ini tidak jauh dari Kota Tebingtinggi dan Kuala Tanjung yaitu pelabuhan Outlet Internasional, sehingga sangat penting adanya jalan tol yang bisa melayani peng-guna jalan nantinya”, ucap Wamen lagi.

Sedangkan untuk Bendungan Bajayu yang disebut-sebut penyebab

banjir di Kota Tebingtinggi diharapkan segera dapat terselesaikan yakni dengan memindahkan bendungan beberapa kilo-meter ke arah hilir. “Kita berupaya untuk mengurangi genanggan air, untuk itu kita mencoba melihat kondisi lapangan den-gan memindahan 2,5 kilometer kea rah hilir, sebab menurut pandangan kami, kalau sudah dipindahkan maka beban air yang menggenangi Kota Tebingting-gi dapat berkurang, hal ini juga sudah dalam proses tender dan ini proyek Mul-tiyears, artinya bukan selesai dalam ta-hun ini tetapi berkelanjutan, dan dalam tahun ini juga terlaksananya proyek tersebut”, terang Hermanto kembali. Menurutnya, masalah banjir juga ber-sumber dari Sungai Bahilang yang masuk ke Sungai Padang, dan hal ini sudah direncanakan untuk melakukan By Pass sehingga dapat langsung mas-uk ke aliran Sungai Padang dan tidak menggumpul pada aliran Sei Bahilang yang melintasi inti Kota Tebingtinggi. Pada kesempatan itu, Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Ha-sibuan menyampaikan terima kasih atas kunjungan Wamen Pekerjaan Umum RI ke kota itu, dia berharap dengan kun-jungan tersebut, semua masalah pem-bangunan yang selama ini terkendala di kota itu dapat segera teratasi.(Juanda)

PLAKAT “Walikota Tebingtinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM menyerahkan plakat cenderamata dari Pemerintah Kota kepada Wakil Menteri PU Dr Ir Hermanto Dardak Msc”.

Kementerian PU Prioritaskan Tiga Masalah

Di Tebing Tinggi

(20)

WANITA

Tim Penggerak PKK Kota Tebingtinggi meraih 4 (empat) penghargaan dari 5 (lima) kategori perlombaan dalam rangka Hari Kesatuan Gerak PKK dan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) Provinsi Simatera Utara.

“Hadiah diserahkan oleh Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujonugroho ST dan Ketua PKK Provinsi Sumatera Utara Ny Hj Sutias Handayani Gatot Pujonugroho di Desa Lalang Kecamatan Medang Deras Ka-bupaten Batubara pada 1 Mei 2013 disaksi-kan para walikota dan bupati se Sumatera Ut-ara”, demikian disampaikan Kabag Humasy Pemko Tebingtinggi Ahdi Sucipto kepada wartawan, Kamis (2/5) diruang kerjanya.

Lima kategori yang diperlombakan dalam kegiatan Hari Kesatuan Gerak PKK dan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) Provinsi Simatera Utara antara lain, Lomba Tertib Administrasi, Penghapu-san KekeraPenghapu-san Dalam Rumah Tangga (PK-DRT), Usaha Peningkatan pendapatan Ke-luarga (UP2K), Halaman Asri Teratur Indah Nyaman (HATINYA PKK) dan pemanfaatan hasil TOGA (Tanaman Obat Keluarga). “Dari lima kategori lomba terse-but, PKK Kota Tebingtinggi berhasil me-raih juara I kategori Kota Pelaksana Ter-baik Kelompok PKDRT Sumut, juara I kategori Kota Pelaksana Terbaik Kelom-pok UP2K PKK Sumut, juara2 Pelaksana

Terbaik Tertib Administrasi PKK Sumut dan juara 2 kategori Kota Pelaksana Ter-baik Pemanfaatan Hasil TOGA”, ung-kap Kabag Humasy Pemko Tebingtinggi. Dengan prestasi yang diraih PKK Kota Tebingtinggi itu, diharapkan selu-ruh kader PKK mulai dari tingkat kota, kecamatan hingga kelurahan menjadi ter-motivasi dan lebih giat lagi menjalankan seluruh program pokok PKK khususnya dalam membantu pemerintah mense-jahterakan keluarga, harapnya.(Dian)

PKK TEBING TINGGI RAIH 4

PENGHARGAAN BBGRM

SUMATERA UTARA

JUARA PKK “Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujonugroho ST didampingi Ketua PKK Provsu Ny Hj Sutias Handayani Gatot Pujonugroho menyerahkan penghargaan kepada PKK Kota Tebingtinggi yang berhasil memboyong lima

(21)

WANITA

Kisah Renungan: Cinta Kasih dan Perjuan-gan Seorang Ibu - "Ibu, masakin air bu. Aku mau mandi pakai air hangat," seorang anak meminta ibunya menyiapkan air hangat untuk mandinya.

Sang ibu dengan ikhlas melaksanakan apa yang diperintah oleh sang anak. Den-gan suara lembut ibunya menyahut, "Iya, tunggu sebentar ya sayang!"

"Jangan terlalu lama ya Bu! Soalnya saya ada janji sama teman." ujar sang anak.

Tidak lama kemudian sang ibu telah usai menyiapkan air hangat untuk buah hatinya. "Nak, air hangatnya sudah siap." ibu itu memberi tahu.

"Lama sekali sih Bu..." sang anak sedikit membentak.

Setelah selesai mandi dan berpakaian rapi, sang anak berpamitan kepada ibunya, "Bu, saya keluar dulu ya, mau jalan-jalan sama teman."

"Mau kemana nak?" tanya sang ibu.

"Kan sudah aku bilang, aku mau keluar jalan-jalan sama teman" kata sang anak sambil mengerutkan dahi.

Malam harinya, sang anak pulang dari jalan-jalan, sesampainya di rumah ia merasa kesal karena ibunya tidak ada di rumah. Padahal perutnya sangat lapar, di meja makan tidak ada makanan apa pun.

Beberapa saat kemudian, ibunya da-tang sambil mengucapkan salam "Assalamu'alaikum.. Nak, kamu sudah pulang? Sudah dari tadi?"

"Hah, ibu dari mana saja. Saya ini lapar, mau makan tidak ada makanan di meja makan. Seharusnya kalau ibu mau keluar itu masak dulu..." kata si anak dengan suara sangat lantang.

Sang ibu mencoba menjelaskan sambil memegang tangan anaknya, "Begini sayang, kamu jangan marah dulu. ibu tadi keluar bukan untuk urusan yang tidak penting, kamu belum tahukan kalau istrinya Pak Rahman meninggal?"

"Meninggal? Padahal tidak sakit apa-apakan Bu?" sang anak sedikit kaget, nada suaranya juga tidak tinggi lagi.

"Dia meninggal waktu Maghrib tadi. Dia meninggal saat melahirkan anaknya. Kamu juga harus tahu nak, seorang ibu itu ber-taruh nyawa saat melahirkan anaknya," ibu

Hati sang anak mulai terketuk, dengan suara lirih ia bertanya pada ibunya, "Itu artinya, ibu saat melahirkanku juga begitu? Ibu juga merasakan sakit yang luar biasa juga?"

"Iya anakku. Saat itu ibu harus berjuang menahan rasa sakit yang luar biasa. Namun, ada yang lebih sakit dari sekedar melahirkanmu nak." sang ibu menjawab.

"Apa itu Bu?" sang anak ingin mengerti apa yang melebihi rasa sakit ibunya saat melahirkan dia.

Sang ibu tak mampu menahan air mata yang mengalir dari setiap sudut matanya seraya berkata, "Rasa sakit saat ibu melahir-kanmu itu tak seberapa, bila di bandingkan dengan rasa sakit yang ibu rasakan saat di-rimu membentak ibu dengan suara lantang, saat kau menyakiti hati ibu nak."

Si anak langsung menangis dan memo-hon ampun atas apa yang telah diperbuat selama ini pada ibunya...

Sahabat, Sekali saja kita membentak orang tua. Hal itu telah membuat hatinya berg-etar. Jika hati orang tua kita bergetar karena ucapan kita yang kasar, tanpa kita sadari hal itu telah menyebabkan umur beliau lebih pendek. (Fahrur Rozi Sinaga)

(22)

P E R I N G ATA N H A R D I K N A S 2 0 1 3

(23)

P E R I N G ATA N H A R D I K N A S 2 0 1 3

(24)

PERINGATAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL 20 MEI 2013

DI LAPANGAN MERDEKA KOTA TEBING TINGGI

(25)
(26)
(27)

KOMISI VIII DPR-RI BAPAK Drs. ASRUL AZWAR, MM DAN KAKANWIL KEMENAG PROVSU

BAPAK Drs. H. ABDUL RAHIM, M. Hum HADIR PADA ACARA RAMAH TAMAH PEMERINTAH

KOTA TEBING TINGGI DENGAN ALIM ULAMA, BADAN KENAZIRAN

MESJID DAN GURU MENGAJI SE-KOTA TEBING TINGGI

(28)
(29)

PELANTIKAN PENGURUS DEWAN PIMPINAN CABANG HIMPUNAN MASYARAKAT NIAS

INDONESIA (HIMNI) KOTA TEBING TINGGI PERIODE 2013-2018

(30)

PELETAKAN BATU PERTAMA GEDUNG FUI DAN SHALAT CENTRE

(31)

LENSA PEMKO

(32)
(33)

KUNJUNGAN KERJA DPRD KALIMANTAN

(34)
(35)

JUMLING DI KELURAHAN TAMBANGAN HULU

(36)

ESA HILANG DUA TERBILANG

PEMKO KITA

Sebanyak 75 warga

ru-mah tangga miskin (RTM) di

Kota Tebingtinggi menerima

bantuan rehabilitasi rumah

tidak layak huni (RTLH)

mela-lui program ‘Aladin’ (atap,

lan-tai dinding) masing-masing

bernilai Rp 12 juta berupa

bahan bangunan ditambah

Rp 3 juta untuk upah tukang.

Penyerahan bantuan yang dirangkai dengan Sosialisasi Bantuan ‘Ala-din’ yang digelar Dinas Sosial dan Tenaga Kerja setempat di Aula TC Sosial Jalan RSU Kota Tebingtinggi, Selasa (28/5) itu turut di hadiri Walikota Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM, Kakan Kemenag Drs H Hasful Huznain SH, Kadis Sos-naker Drs H Hasanuddin Siregar, Camat Padang Hulu Drs Bambang Sudaryono dan Camat Rambutan M Wahyudi S.STP Kadisosnaker Drs H Hasanuddin Sire-gar melaporkan, hingga 2012 rumah

tangga miskin (RTM) yang berhasil di-rehabilitasi sebanyak 1.725 unit terse-bar di lima wilayah kecamatan. “Artinya, sejak program Aladin terlaksana, re-habilitasi rumah tangga miskin men-capai 20 persen dari total RTM yang ada mencapai 8.292 unit”, jelasnya.

Disampaikan bahwa reha-bilitasi melalui pendanaan APBD 2009 hingga 2012 sebanyak 1.438 unit ditam-bah bantuan Kementerian Sosial RI 100 unit. Kemudian bantuan dari Di-nas Tarukim Provsu sebanyak 187 unit. “Pada 2013 bantuan yang diberikan mencapai 75 unit, yang dilaksanakan dalam dua tahap, yakni 45 unit tahap I dan 30 unit tahap II,” terang Hasanuddin.

Walikota Ir H Umar Zunaidi Hasibuan MM, dalam arahannya gatakan, Pemko Tebingtinggi men-jadikan program Aladin sebagai pro-gram utama dalam mengentaskan kemiskinan di Kota Tebingtinggi. “Kita sedang melakukan kontak dengan

Menteri Perumahan Rakyat untuk men-dapatkan bantuan 1.000 RTM. Tahun ini Insyaallah terkabul”, ujar Walikota.

Kepada penerima bantuan re-habilitasi rumah tak layak huni, walikota berpesan, bantuan sebesar Rp15 juta itu tidaklah cukup untuk perbaikan total. Dana itu hanya stimulus, agar warga beru-paya membangun rumah mereka mela-lui upaya mandiri. “Pemko Tebingtinggi hanya membantu, penerima harus mel-anjutkannya,” himbau Umar Hasibuan. Salah seorang penerima bantuan Ala-din, Darwin, warga Kelurahan Tanjung Marulak Hilir Kecamatan Rambutan, mengaku gembira dengan bantuan Aladin itu. Namun dia mengaku tidak mampu menambah dana dari yang ada. “Kita cukup-cukupkan dulu lah apa yang diberikan saat ini”, katanya.(Ali)

75 Warga RTM Tebing Tinggi Terima

Bantuan Aladin

Walikota Tebing Tinggi Ir H Umar Zunaidi

Hasibuan Mm Bersama Gubernur Sumatera

Utara Menyerahkan Dan Meninjau Langsung

(37)

ESA HILANG DUA TERBILANG

PEMKO KITA

“Dalam masa-masa kritis terse-but, anak harus diperkenalkan dan di-tanamkan segala hal yang bersifat positif (baik) agar berguna bagi perkembangan mereka dimasa selanjutnya”, hal itu dika-takan walikota pada acara HUT ke 63 Ika-tan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) Kota Tebingtinggi, Jumat (24/5) di gedung Dharma Wanita Hj Sawiyah Nasution Jalan Sutomo Kota Tebingtinggi.

Lebih lanjut kata walikota, rentang usia taman kanak-kanak seki-tar 4-6 tahun disebut dengan usia dini yang merupakan masa keemasan bagi seseorang. “Karena masa tersebutlah seluruh informasi dapat diserap den-gan mudah dan cepat oleh anak mela-lui seluruh panca indranya. Dengan pesatnya perkembangan pada seluruh aspek yang disebabkan oleh perkem-bangan otaknya yang dapat mencapai 90 persen dari orang dewasa”, paparnya.

Menurut Umar Zunaidi, karakter anak usia TK adalah senang bermain dan dengan bermain itu mereka belajar. Oleh karena itu, tugas utama sekolah adalah menyediakan berbagai pengalaman be-lajar yang menantang anak untuk terus bereksplorasi, dan peran seorang guru sangat penting sebagai perencana dan pelaksana serta sekaligus evaluator. ”Un-tuk itulah para guru dituntut harus me-miliki banyak kemampuan semata-mata adalah untuk kebaikan dan peningkatan mutu pendidikan”, pesan Umar Zunaidi.

Sebelumnya, Ketua umum IGTKI Pusat dalam amanat tertulis dibacakan Ketua IGTKI Kota Tebingtinggi, Yusnani Tambunan M.Pd mengatakan, salah satu bentuk konkret pengabdian IGTKI saat ini adalah, secara langsung berkontri-busi dalam upaya penyelenggaraan Gu-gus Paud yang kompeten dan pengem-bangan Paud Terpadu yang holistic dan

”Saya sangat optimis bahwa dalam masalah ini IGTKI bisa tampil didepan, karena kita sadari bersama bahwa se-mua upaya tersebut dicanangkan untuk satu tujuan, yakni mewujudkan generasi penerus calon pemimpin bangsa yang cerdas, sehat, bermartabat dan bera-khak mulia dari anak-anak didik kita, anak usia dini”, sebut Ketua IGTKI Pusat.

Sedangkan Ketua Panitia, Supar-tik menyampaikan, sebelumnya IGTKI Kota Tebing Tinggi menggelar berba-gai kegiatan perlombaan yakni, lomba senam ceria dan tari kreasi baru yang diikuti oleh Gugus KKG dan TK se Kota Tebing Ttinggi. Sedangkan kegiatan yang di ikuti sekolah yakni lomba MTQ, Lomba Cipta dan Baca Puisi, Lomba

finier Painting, Lomba menyanyi, lomba

mendongeng dan lomba pembuatan APP (alat peraga pendidikan). (Dian).

Walikota Tebing Tinggi Ir H Umar Zunaidi Hasibuan Mengingatkan Bahwa Anak

Diibaratkan Spons (Karet Busa) Yang Mampu Menyerap Air Tanpa Peduli Apakah Air

Itu Bersih Atau Kotor, Masa-Masa Itu Sering Disebut Dengan Masa Kritis Bagi Anak.

Walikota Tebing Tinggi :

(38)

ESA HILANG DUA TERBILANG

PEMKO KITA

Peringatan Hari

Kebangki-tan Nasional ke 105 di Kota Tebing

Tinggi dilakukan dengan cukup

se-derhana melalui upacara bendera

dipimpin Kapolres Tebing Tinggi

AKBP Andi Rian Djayadi, Senin

(20/5) di Lapangan Merdeka

Ja-lan Sutomo Kota Tebing Tinggi.

Turut hadir dalam kegiatan

terse-but Walikota Tebing Tinggi Ir H Umar Zu -naidi Hasibuan MM, Sekdako H Johan Samose Harahap, Ketua DPRD H Syahrial Malik, unsure muspida, pimpinan partai

politik, organisasi kepemudaan dan ormas serta tokoh masyarakat Kota Tebingtinggi.

Menteri Kominfo RI dalam samb-utan tertulis dibacakan Kapolres Tebing Tinggi mengatakan, perjuangan bangsa

Indonesia untuk menuju masyarakat yang maju dan modern, berkeadilan, sejahtera, berdemokrasi dan bermartabat hingga kini

belum berakhir. “Tantangan yang dihadapi

pada abad ke 21 ini bukan lagi dalam ben-tuk penjajahan, tetapi berupa arus glo-balisasi yang akan menguji daya saing dan keunggulan bangsa ini ditengah-tengah

ajang kompetensi antar bangsa”, cetusnya.

Disebutkan juga bahwa generasi muda Indonesia harus mampu menjadi pejuang dan petarung yang tangguh bagi

kejayaan bangsa. “Momentum Harkitnas

ini harus mampu melecut kembali nilai-nilai kebersamaan sebagai bangsa dalam meng-hadapi globalisasi dengan menggelorakan rasa bangga dan cinta tanah air”, sebut

Menkominfo melalui Kapolres Tebingtinggi.

Diakui oleh Kominfo bahwa tidak

ada bangsa yang bisa maju tanpa

per-juangan keras dan tidak ada bangsa yang akan maju tanpa pengorbanan. “Tuhan tidak akan merubah nasib suatu bang -sa kecuali mereka beru-saha merubah

diri mereka masing-masing”, pesannya.

Pada kesempatan itu, Menteri

Kominfo berharap agar setiap elemen me

-letakkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan kelompok sehingga ke

-bahagiaan bersama dapat diraih. “Semoga

dengan nilai-nilai Harkitnas mampu dirakit menjadi perahu kokoh untuk mendekatkan bangsa Indonesia menjadi maju dan lebih modern dalam bingkai Negara Kesatuan

Republik Indonesia”, harapnya.(Sulaiman)

HARKITNAS DI TEBING TINGGI KHIDMAT

TANTANGAN ABAD 21 BERUPA ARUS GLOBALISASI

HARKITNAS “Peringatan Harkitnas ke 105 di Kota Tebing Tinggi dilakukan dengan cukup sederhana melalui upacara bendera dipimpin Kapolres Tebing Tinggi AKBP Andi Rian Djayadi, Senin (20/5) di Lapangan Merdeka

Referensi

Dokumen terkait

Surya Madistrindo mempunyai beberapa karakter yang bisa membuat pegawai tetap merasa nyaman walaupun berada dalam tekanan target-target penjualan yaitu sifat

oieh dan dilaporkan kepada Bapepam. Sebagai institusi yang berbentuk hukum PT, SRO mempunyai beberapa karakteristik yang tidak dimiliki oleh PT pada umumnya. Karakteristik itu

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu citra spekel tetesan air dapat dihasilkan menggunakan metode LSI, nilai intensitas

2015 PADA BAGIAN KESRA SETDA KABUPATEN MUSI

Dari perhitungan penerimaan dan pengeluaran negara akan diperoleh surplus atau defisit APBN.Dimana apabila hasil yang diperoleh surplus dalam APBN, maka

Biaya Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) bagi Mahasiswa Universitas Fajar Tahun 2017 disediakan secara mandiri oleh mahasiswa. meliputi 3

Setelah di potong sesuai dengan pola potong langkah selanjutnya diseset dengan mesin seset. Mesin seset adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyeset atau mengurangi

[r]