Dia Tusuk Perutnya Sendiri"
Kamis, 11 Juni 2015 13:34
Kaporan Tribunnews Batam, Wahib Wafa
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM-
Tragedi
penusukan
suami terhadap istri dan mertuanya di
Pengadilan Agama (PA) Batam, di Sekupang, Kamis (11/6/2015), bermula saat pria tersebut mendatangi
istri dan mertuanya.
Ketiganya terlihat bertengkar.
Ketua Pengadilan Agama Nuheri yang ditemui Tribun Batam di lokasi kejadian mengatakan, laki-laki
yang mendatangi istri dan mertuanya memang diketahui telah membawa sangkur.
Setelah terjadi cekcok, sangkur dikeluarkan dan langsung dilayangkan ke bahu mertuanya.
Setelah itu, pria itu membabi buta dan menusuk perut istrinya.
Istri dan Kakak Ipar Dihujami Sangkur Saat
Daftarkan Cerai di PA Batam
Kamis, 11 Juni 2015 13:47
Kaporan Tribunnews Batam, Wahib Wafa
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM-
Pelaku
penusukan
terhadap istri dan kakak iparnya ((bukan
mertua seperti yang diberikan sebelumnya) di Pengadilan Agama (PA) Batam di Sekupang, Kamis
(11/6/2015) diketahui bernama Rahman.
Sementara istrinya adalah Sri Astuti dan kakak ipar pelaku, Umi Khoriah.
Sri Astuti bersama kakaknya mendatangi PA Batam karena ingin mendaftarkan gugatan cerai di terhadap
suamnya.
Namun, Sri dan Umi menjadi korban
penusukan
Rahman saat berada di depan meja informasi PA
Batam.
Setelah menghujamkan sangkur berkali-kali ke kedua wanita itu, Rahman mencoba bunuh diri dengan
menusuk perutnya sendiri.
Terkini: Istri Masih Kritis di RS Awal Bros,
Suami Sudah Siuman Di RSBP
Kamis, 11 Juni 2015 14:51
Kaporan Tribunnews Batam, Wahib Wafa
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM-
Pascatragedi
penusukan
yang dilakukan seorang suami,
Rahman, kepada istrinya Sri Astuti dan kakak iparnya, Umi Khoirah, ketiga orang tersebut kini dirawat
di rumah sakit yang berbeda.
Ketiganya diangkut ambulance dari tempat kejadian perkara (TKP) sekitar pukul 12.00 WIB, Kamis
(11/6/2015).
Sri Astuti yang menjadi korban kebrutalan suaminya dalam keadaan kritis di
RS Awal Bros
, Baloi,
Batam.
Ia dirawat di ruang emergency dengan pengawalan ketat anggota Reskrim Polsek Sekupang beserta
Buser Polresta Barelang.
Sementara pelaku, Rahman, yang tidak lain adalah suami Sri Astuti, dirawat di
RSBP
, Sekupang.
Saat ini kondisi pelaku sudah sadar dan masih dalam penanganan serius.
Inilah Bambang, Warga yang Sempat Melerai Aksi
Jumat, 12 Juni 2015 07:48Bambang, warga yang sempat melerai aksi kesetanan Rahman, terduduk lemas usai mengantarkan pelaku dan korban ke RSBP, Sekupang, Batam, Kamis (11/6/2015)
Kaporan Tribunnews Batam, Wahib Wafa
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM- Seorang saksi mata tragedi penusukan di Pengadilan Agama (PA) Batam, Bambang, menceritakan, saat kejadian dirinya sempat berusaha melerai tindakan Rahman yang menghujami istrinya, Sri Astuti, dan kakak iparnya, Umi Khoirah, Kamis (11/6/2015).
Dia bahkan sempat memegangi tangan Rahman yang kala itu telah menusuk kedua korban dan melukai dirinya sendiri.
"Saya sempat pegang tangan dia usai tusuk dua korbanya dan melukai dirinya sendiri. Saya pegang kencang tangannya sampai sangkurnya itu jatuh," ungkapnya saat ditemui di RSBP, Sekupang, Batam, usai mengantarkan pelaku dan korban tewas Umi Khoirah.
Ia khawatir, jika upaya yang dilakukan pelaku dengan membawa sangkur tak dihentikan bisa memakan korban lainya.
langsung mendekatinya. Akibat melerai aksi Rahman, Bambang mengalami luka di tangannya.
"Kasus Penusukan di Pengadilan Agama Bentuk
Kelemahan Pengamanan"
Jumat, 12 Juni 2015 12:59
Laporan Tribunnews Batam, Anne Maria
TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM-
Kasus penikaman yang terjadi di Pengadilan Agama (PA),
Kamis (11/6) kemarin ikut mengejutkan anggota Dewan Batam.
Pasalnya, peristiwa tragis dan sadis itu harus disaksikan oleh sejumlah warga yang sedang berada di
kantor pemerintahan tersebut.
Anggota Dewan pun menyayangkan tindakan tersebut gagal diantisipasi oleh pihak pengaman yang
bertugas menjaga salah satu aset negara itu.
Anggota Dewan Udin P Sihaloho mengatakan, peristiwa penikaman yang menewaskan salah satu wanita
bernama Umi Khoirah itu merupakan dampak lemahnya penjagaan di Pengadilan Agama.
Menurutnya, sistem keamanan di
pengadilan
, baik PA, Pengadilan Negeri (PN), ataupun Pengadilan Tata
Usaha Negara (PTUN) seharusnya memiliki standar khusus.
NEWS COMMENT
Pada tugas kali ini saya mengambil isu yang belum lama terjadi, yaitu kejadian penusukan di PA Batam menyangkut perceraian pasangan suami istri. Sumber yang saya ambil adalah http://batam.tribunnews.com, dimana berita ini menjadi topik tersendiri di website tribun. Saya pikir ini merupakan hal yang bagus, jadi kalau ada yang ingin tahu perkembangan mengenai kasus ini, tinggal klik saja topics nya untuk langsung melihat berita berdasarkan waktu terbitnya, sehingga tidak perlu mencari satu per satu diantara berita-berita yang lain. Misalnya dari pertama waktu kejadian pada Kamis, 11 Juni berita terus di update sampai hari ini, berita mengenai kasus ini masih terus diliput.
Namun yang saya sayangkan, banyak penulisan dan pengejaan yang salah. Misalnya, yang seharusnya Laporan menjadi Kaporan, dan tidak hanya pada satu atau dua berita. Dari 5 berita yang saya sorot, hanya 1 berita terakhir laporan dari wartawan Anne Maria yang benar penulisannya.
Banyak paragraf yang tidak lengkap, yang hanya terdiri dari satu atau dua kalimat saja. Banyak kalimat yang rancu atau tidak baik strukturnya, seperti di berita kedua;
Sementara istrinya adalah Sri Astuti dan kakak ipar pelaku, Umi Khoriah. Sementara istrinya adalah Sri Astuti dan kakak ipar perlaku adalah Umi Khoriah.
Sri Astuti bersama kakaknya mendatangi PA Batam karena ingin mendaftarkan gugatan cerai di terhadap suamnya. Sri Astuti bersama kakaknya mendatangi PA Batam untuk mendaftarkan gugatan cerai terhadap suaminya.
Ada pula dua judul berita yang berbeda namun isinya sama persis. Berita dengan judul “Ini Dia Suami yang Menusuk Istri dan Kakak Iparnya di PA Batam” yang terbit ada Kamis, 11 Juni 2015 pukul 13:50, memiliki isi yang sama persis dengan berita kedua sorotan saya yang berjudul “Istri dan Kakak Ipar Dihujami Sangkur Saat Daftarkan Cerai di PA Batam”.
Kemudian saya merasa aneh dengan judul berita keempat “Inilah Bambang, Warga yang Melerai Aksi”. Judulnya seperti menggantung, kalau saya tidak menyoroti kasus ini, tentu saya akan bingung, aksi apa yang dimaksud?
Banyak berita yang isinya sama, namun dikemas dalam kalimat dan judul yang berbeda. Ada juga berita baru yang hanya menambahkan satu informasi dari berita sebelumnya. Saya lebih suka membaca satu berita yang merangkum semua informasi ketimbang banyak berita yang isinya diulang-ulang dan hanya menambahkan informasi alamat korban, atau komentar saksi, atau hal-hal lain.